Kamis, 15 September 2016

15-9-1935: Klaim Nazi yang 'Menodai' Arti Simbol Swastika

 
CB, Jakarta - Nuremberg, yang terletak di tepian Sungai Pegnitz di negara bagian Bayern, Jerman menjadi saksi bisu peristiwa masa lalu yang kelam. Di sana lah, pada 15 September 1935, pemerintah Jerman mengambil keputusan penting yang mengubah laku sejarah.

Para pejabat Nazi menetapkan UU Nuremberg, yang mencabut hak dan status kewarganegaraan Jerman bagi komunitas Yahudi serta mengharamkan pernikahan atau hubungan asmara antara kaum tersebut dengan Bangsa Arya yang 'berdarah murni'.
Pada hari yang sama juga disahkan bendera baru, berlatar merah dengan simbol Swastika hitam dalam lingkaran putih.

Sejak saat itu, imej Swastika lekat dengan Nazi -- yang membawa panji-panji yang menyandangnya saat menyebar angkara, melakukan kekejaman dan pembantaian yang dilakukan kelompok itu, juga memicu pertempuran paling merusak di muka Bumi, Perang Dunia II.


Simbol Swastika juga identik dengan orang paling dibenci sepanjang masa: Adolf Hitler, bos Nazi.

Padahal, Swastika adalah lambang kuno yang punya sejarah panjang selama 12 ribu tahun. Sebagai simbol keberuntungan di berbagai budaya di dunia.

Dalam Bahasa Sansekerta, swastika berarti  "keselamatan atau kesejahteraan". Merupakan salah satu simbol yang paling disucikan dalam tradisi Hindu. Juga Buddha dan Jain selama ribuan tahun.

Dan yang tak banyak diketahui orang, Swastika juga berakar di budaya kuno Eropa.

Lambang yang sama digunakan masyarakat kuno Yunani, Celtic, Anglo-Saxon, dan ditemukan di sejumlah artefak dari masa lampau di Eropa Timur, dari Baltik hingga Balkan.

National Museum of the History of Ukraine bahkan memamerkan figur burung betina dari gading mamoth (gajah purba) yang ditemukan pada 1908 di pemukiman Palaeolitikum di Mezin, dekat perbatasan dengan Rusia -- yang menyandang pola rumit gabungan Swastika.

Pada era modern, orang Barat yang bepergian ke Asia, terinspirasi oleh sisi positif dan kaitannya dengan budaya kuno, dan mulai menggunakannya di kampung halaman. Pada awal Abad ke-20, muncul tren menggunakan swastika sebagai simbol keberuntungan.

Dalam bukunya, The Swastika: Symbol Beyond Redemption?, penulis buku tentang desain grafis Steven Heller mengatakan, orang-orang Barat kala itu antusias menggunakannya sebagai motif arsitektural, di iklan-iklan, bahkan desain produk.

"Coca-Cola menggunakannya. Juga Carlsberg pada botol birnya. Pun dengan Boy Scouts (organisasi kepanduan semacam Pramuka), bahkan  Girls' Club of America menamakan majalahnya 'Swastika'. Mereka bahkan mengirimkan lencana swastika kepada para pembaca muda sebagai hadiah," kata Steven Heller, seperti dimuat BBC.

Lambang swastika juga digunakan unit militer AS selama Perang Dunia II. Juga bisa dilihat di pesawat-pesawat Royal Air Force (RAF) hingga tahun 1939. Simbol itu makin jarang digunakan pada tahun 1930-an saat Nazi naik ke tampuk kekuasaan di Jerman.
Padahal, swastika yang digunakan Nazi berbeda dengan yang aslinya -- berputar searah jarum jam.

Asal Usul Kaitan Nazi dan Swastika

Bagaimana ceritanya Swastika terkait Nazi?

Penggunaan simbol ini pertama kali diusulkan oleh seorang penyair berideologi nasionalistik Jerman, Guido von List untuk organisasi atau gerakan anti-Yahudi.
Ketika Adolf Hitler membentuk Partai Sosialis Nasional (Nazi), tahun 1919-1920, simbol rasial Jerman ini diadopsi sebagai lambang partainya, dan kemudian sebagai bendera nasional Jerman pada 15 September 1935.

Penggunaan lambang itu oleh Nazi berakar dari karya penulis Jerman pada Abad ke-19 yang menerjemahkan teks India kuno. Ia menemukan kesamaan antara bahasa yang ia gunakan dengan Sansekerta. Entah bagaimana ceritanya, si penulis menyimpulkan, India dan Jerman pastilah berbagi nenek moyang yang sama: para prajurit berkulit putih dengan figur milik Dewa yang disebut Arya.

Ide tersebut kemudian digunakan kelompok nasionalis anti-Semit sebagai simbol Arya untuk meningkatkan rasa bangga atas asal-usul nenek moyang bangsa Jerman kala itu.

Lambang palang bengkok atau Hakenkreuz dengan latar belakang lingkaran putih di bendera Nazi yang berwarna merah menjadi simbol paling dibenci pada Abad ke-20, karena keterkaitannya dengan kekejaman yang dilakukan di bawah Reich Ketiga.

"Untuk warga Yahudi, swastika adalah simbol ketakutan, penindasan, dan pemusnahan," kata Freddie Knoller, 93 tahun, yang selamat dari tragedi Holocaust.
"Jika mereka menorehkan lambang Swastika pada batu nisan atau sinagog, itu akan membuat kami takut. Semoga itu tak terjadi lagi di masa kini."

Swastika dilarang di Jerman di akhir Perang Dunia II. Negara itu gagal memberlakukan larangan yang sama secara meluas di Uni Eropa pada 2007.
Kini, sejumlah orang bertekad, mengembalikan Swastika -- yang disalahgunakan Hitler dan Nazi -- sebagai simbol yang positif di Eropa.





Credit  Liputan6.com



Taktik Gagal Napoleon Bonaparte Renggut 400.000 Nyawa

 
CB, Jakarta Napoleon Bonaparte adalah ahli strategi perang terbaik sepanjang sejarah. Ia menjadi panutan para jenderal dan panglima di zona pertempuran, bahkan hingga ratusan tahun kemudian.
Karier militernya menanjak pesat setelah dia berhasil menumpas kerusuhan yang dimotori kaum pendukung royalis atau kerajaan dengan cara yang sangat mengejutkan: menembakkan meriam di kota Paris dari atas menara. Peristiwa itu terjadi tahun 1795 saat Napoleon berusia 26 tahun.
Kemudian ia berhasil membawa kemenangan gilang gemilang Prancis atas Austria dan Prusia, bahkan nyaris menguasai seluruh daratan Eropa, dengan jalan mengobarkan perang maupun diplomasi.
Namun, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pria Korsika itu melakukan setidaknya dua kesalahan fatal. Salah satunya ketika ia menggiring pasukannya, Grande Armée menyeberangi Sungai Niemen ke Rusia.
Invasi yang diharapkan berakhir dengan kemenangan besar itu justru berubah jadi malapetaka.

Hari itu, 14 September 1812, pasukan Kaisar Prancis itu memasuki Moskow. Hanya sedikit dari 275 ribu warganya yang masih ada, tak ada satupun tentara Rusia yang tertinggal. Nyaris kosong melompong.

Kondisi tersebut jelas di luar dugaan. Napoleon menginvasi Rusia dengan maksud memaksa Tsar Alexander I tetap mengikuti sistem kontinental yang diterapkannya dan memperkecil kemungkinan ancaman Rusia yang akan menginvasi Polandia.

Namun, Alexander I menolak, sebab sistem itu bakal menghancurkan perekonomian Rusia.

Sebelumnya, pada 24 Juni 1812, Napoleon memerintahkan Grande Armée, kekuatan militer terbesar di Eropa pada masanya, untuk menyerbu Rusia.

Pasukan itu terdiri atas lebih dari 500 ribu serdadu. Tak hanya dari Prancis tapi dari Prusia, Australia, dan negara lainnya yang berada di bawah kekuasaan Napoleon.

Rekam jejak keberhasilan militer pria yang lahir pada 1769 itu terletak pada memobilisasi pasukannya dengan cepat dan menyerang seketika. Namun, itu ternyata tak mempan di Rusia.
Padahal Moskow adalah target invasi Prancis kala itu, setelah Rusia kalah dalam Pertempuran Borodino. Napoleon mengira, dengan merebut kota itu, Alexander I akan dipaksa takluk.

Namun nyaris tak ada apapun di kota itu. Para pejabat tsar kabur, tak ada persediaan bahan pangan untuk disantap pasukan yang lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Sang panglima besar pun menempati sebuah rumah di luar Moskow.

Rusia ternyata menerapkan strategi membumihanguskan kota sambil mundur teratur

Dua jam setelah tengah malam, kebakaran melanda Moskow. Napoleon segera menuju Istana Kremlin, di mana pria itu menyaksikan api yang terus berkobar dan membesar.

Laporan-laporan aneh bermunculan, yang mengatakan para patriot Rusia menyulut api. Tiba-tiba kebakaran terjadi di Kremlin, diduga dilakukan oleh polisi militer Rusia yang segera dieksekusi setelah tertangkap.

Dengan kebakaran yang kian hebat, Napoleon dan para pengikutnya dipaksa melarikan diri ke pinggiran Moskow. Mereka nyaris tewas tercekik asap. Tiga hari kemudian, api padam, dua pertiga kota binasa, tinggal abu dan debu gosong.

Buntut dari bencana itu, Napoleon masih berharap Alexander akan menawarkan perdamaian

"Saudaraku yang terhormat. Moskow yang indah dan magis tak bersisa lagi. Bagaimana bisa Anda mengirim kota terindah di dunia itu menuju ke kehancuran, sebuah kota yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk membangunnya?," tulis Napoleon dalam surat untuk Tsar Alexander, seperti dikutip dari situs History, Selasa (13/9/2016).

Api diduga dikobarkan atas perintah Gubernur Jenderal Moskow, Feodor Rostopchin -- meski yang bersangkutan menolak tuduhan itu.

Siapapun yang melakukannya, Alexander mengatakan, bumi hangus atas Moskow justru telah 'menerangi jiwanya'. Ia tak sudi bernegosiasi dengan Napoleon.
Kekalahan Telak

Sebulan penuh menunggu penyerahan kekuasaan Rusia dalam kesia-siaan, Napoleon terpaksa balik kanan. Ia memimpin pasukannya yang lapar dan lelah bertolak dari Moskow yang tinggal puing.

Tak disangka, tentara pimpinan Komandan Rusia, Jenderal Mikhail Kutuzov muncul dan mengobarkan pertempuran pada 19 Oktober 1812 di Maloyaroslavets.

Grande Armée yang kocar-kacir akhirnya mundur dari lokasi yang subur di wilayah selatan. Saat manuver mundur itulah, tentara Napoleon terus-terusan menderita akibat gempuran pasukan Rusia yang tanpa ampun.

Tak berdaya akibat kelaparan, suhu beku di bawah nol derajat Celcius, dan tombak mematikan Cossack, pasukan Napoleon mencapai Sungai Berezina akhir bulan November, dekat perbatasan dengan Prancis yang diduduki Lithuania.

Namun, sungai yang awalnya beku tiba-tiba mencair, air deras menggelegak, sementara pihak Rusia telah menghancurkan jembatan di Borisov.

Para insinyur Napoleon kemudian masih sempat membangun dua jembatan penyeberangan di Studienka. Namun, desakan Rusia memaksa pihak Prancis membakar infrastruktur penghubung itu meninggalkan 10 ribu serdadu yang terjebak di sisi lainnya.

Meski tentara tsar tak sampai menyerang, mereka yang tertinggal mengalami penderitaan tak terkira akibat tak ada makanan, tubuh yang payah, dan udara yang beku. Pada Desember tahun itu, Napoleon meninggalkan pasukannya menuju Paris.


Kabar berembus bahwa sang kaisar tewas dan para jenderalnya melancarkan kudeta yang gagal.

Napoleon ternyata melakukan perjalanan incognito di seluruh Eropa, hanya disertai segelintir pembantunya. Ia mencapai Paris pada 18 Desember 1812.
Enam hari kemudian, Grande Armée akhirnya lolos dari Rusia, setelah babak belur dan kehilangan lebih dari 400 ribu tentara selama invasi yang berujung kekalahan telak.

Mengetahui kekalahan Napoleon Bonaparte, wilayah Eropa lain pun bangkit untuk mengalahkan Napoleon pada tahun 1814.
Buntut dari kekalahannya, Napoleon diasingkan ke Pulau Elba. Namun, ia berhasil melarikan diri ke Prancis pada awal 1815 dan membentuk pasukan baru yang menikmati kesuksesan sekilas sebelum kekalahan yang menyakitkan di Waterloo pada bulan Juni 1815 -- yang konon tak lepas dari campur tangan alam: amuk Gunung Tambora di Sumbawa, Indonesia.
Napoleon kemudian diasingkan ke pulau terpencil Saint Helena, di mana ia meninggal enam tahun kemudian.
Sejarah lain mencatat pada 14 September 2007, Jepang meluncurkan Kaguya, pesawat luar angkasa pertamanya dalam misi ke Bulan.
Dan pada 14 September 1982, Grace Kelly, bintang Hollywood yang menjadi putri kerajaan Monako tutup usia secara tragis.

Perempuan cantik mengalami kecelakaan parah satu hari sebelumnya, 13 September 1982 di kawasan jalan pegunungan.
Mobilnya masuk jurang saat perjalanan menuju kawasan Monte Carlo, Monako. Kendaraannya jatuh dalam kondisi terbalik dan ringsek parah.




Credit  Liputan6.com




Terkuak, Alasan Genghis Khan Batal Menduduki Eropa

 
CB, New York - Jika masih ada yang menganggap remeh pemanasan global, mungkin ada baiknya kita belajar lagi dari sejarah.
Pada 1206, Genghis Khan, seorang pemimpin suku dari kawasan utara Mongolia, mulai menguasai dunia. Dengan taktik yang tiada ampun dan pasukan yang setia, ia merebak ke seantero Asia.
Satu demi satu, wilayah-wilayah jatuh ke bawah kekuasaan kekuatan Kekaisaran Mongol yang kemudian membentang hingga pantai timur Tiongkok. Beberapa serangan yang berhasil di Hungaria dan Polandia seakan menandakan Eropa pun akan takluk.
Namun demikian, seperti dikutip dari Science Alert pada Selasa (31/5/2016), kemenangan-kemenangan di Eropa mendadak terhenti. Begitu pasukan Mongol tiba di Austria, mereka mendadak pulang kembali ke Asia. Ada apa?
Hingga saat ini, para ahli sejarah hanya bisa menebak-nebak karena keterbatasan ketersediaan catatan tertulis. Namun demikian, suatu penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports menggunakan pendekatan lain untuk memecahkan teka-teki hengkangnya pasukan sang penakluk dari Eropa.
Cincin-cincin batang pohon mengungkapkan adanya masa dingin dan basah selama beberapa tahun, sehingga "merusak tanah ladang dan mengurangi pergerakan, serta menurunkan daya guna pasukan militer berkuda Mongolia.".
Betikut ini adalah penjelasan ringkas tentang kebangkitan Mongol dan bagaimana perubahan iklim alamiah telah memaksa mereka membatasi kerugian dan menghentikan perang puputan.
Sebelum Hungaria
Setelah Genghis Khan meninggal pada 1227, ia mewariskan kepada Ogodei, putranya, suatu wilayah sangat luas yang membentang dari Tiongkok timur laut hingga ke Laut Kaspia, tepat di utara Iran sekarang ini. Secara keseluruhan, luas wilayah pendudukan itu sekitar 28 juta km persegi.
"Baik diukur berdasarkan total orang yang dikalahkan, jumlah negara yang diduduki, ataupun luas wilayah yang dikuasai, Genghis Khan menguasai lebih dari dua kali yang pernah dikuasai manusia manapun dalam sejarah," kata ahli sejarah Jack Weatherford dalam bukunya yang berjudul 'Genghis Khan and the Making of the Modern World'--diterjemahkan sebagai 'Genghis Khan dan Pembentukan Dunia Modern'.
Setelah kematian sang ayah, Ogedei Khan meneruskan warisan ayahnya, Kekuasaannya meluas ke timur dan barat, hingga menududuki apa yang tersisa di barat laut Tiongkok dan merangsek ke Rusia, terbantu oleh masa basah yang memungkinkan pasukan Mongol membawa ribuan kuda melintasi gurun Gobi, yang merupakan gurun terbesar di Asia.
Tidak sampai tahun 1240, kota Kiev telah diobrak-abrik dan kumpulan pasukan itu dengan kilat menuju ke barat. Pasukan berkuda dan taktik pendudukan mereka meluluhkan lantakan kota-kota Eropa dan, dengan demikian, membawa serta bubuk mesiu temuan bangsa Tiongkok.
Rentetan kesuksesan kecil itu menghantarkan pasukan Mongolia ke Hungaria pada Maret 1241. Raja Bela IV melarikan diri dari istananya di kota Pest (sekarang Budapest). Pasukan Ogodei membantai sekitar 1 juta warga Hungaria, termasuk tentara, rohaniwan, kaum ningrat, ksatria, maupun rakyat jelata. Kekalahan itu terhitung sebagai salah satu yang paling berdarah di Abad Pertengahan.
Pada Desember 1241, Ogodei Khan meninggal secara mendadak. Sejumlah ahli sejarah berpendapat bahwa Batu, keponakan Ogodei, yang memimpin penyerbuan ke Barat, kemudian berputar kembali ke Karakorum, ibukto Mongolia, guna pemilihan pemimpin baru.
Tapi Batu tidak pernah kembali ke Mongolia dan malah bersemayam di selatan Rusia untuk memerintah bersama Kumpulan Keemasan (Kipchak Khanate), yang mendapatkan namanya berdasarkan kekayaan para penguasanya. Sementara itu, Toregene, istri Ogodei, naik tahta sebagai Khatun Agung.
Akhir yang Mendadak
Pada tahun berikutnya, semua berubah. Pasukan itu mendadak berputar ke selatan, bergerak melalui wilayah yang menjadi Serbia di masa kini, dan kemudian pulang lewat Rusia. Kaum keturunan mereka memang sering melakukan penyerbuan-penyerbuan ke kota-kota Eropa, tapi serangan besarnya sudah usai.
Ada beberapa hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan mengapa pasukan itu meninggalkan serangan ke barat. Tapi, para penulis makalah baru itu berpendapat bahwa tidak ada satupun yang cukup untuk menjelaskan perubahan arah tersebut.
Para penulis mengambil sejumlah contoh kayu dari 5 kawasan Eurasia untuk melacak cuaca pada masa penjelajahan terjauh bangsa Mongol tersebut.
Secara khusus, pepohonan peka terhadap perubahan-perubahan kecil dalam kondisi iklim. Dalam tahun-tahun yang basah, pohon menambahkan lapisan-lapisan tebal inti batangnya. Selama tahun-tahun yang kering, cincin-cincinnya lebih tipis, karena lebih sedikit air yang terserap dalam pohon.
Para mendapati adanya perubahan iklim sehingga Hungaria dan sekitarnya menjadi sangat dingin dan basah selama kira-kira 3 tahun, dari 1238 hingga 1241. Penambahan kelembaban dan lebih awalnya musim semi mengubah dataran Hungaria menjadi rawa-rawa yang tidak bisa dilalui oleh ribuan kuda andalan pasukan Mongolia sebagai alat pengangkutan dan senjata peperangan.
Pada 1242, tahun terakhir penyerbuan di Eropa, para peneliti mengamati adanya keadaan yang sangat lembab. Hal ini mengakibatkan rusaknya panen, sehingga mengurangi pasokan pangan bagi pasukan Khan. Muncullah bala kelaparan yang menewaskan ribuan orang di kawasan itu.
Ada dugaan para pemimpin pasukan Ogodei memilih jalur selatan ketika menjauh dari Eropa karena secara relatif masih lebih kering, demikian menurut para penulis.
Lalu apa yang terjadi pada pasukan Mongolia sesudah itu? Kematian Ogodei Khan mengundang perebutan kekuasaan di antara para putra dan cucu lelaki Genghis Khan sehingga semakin memecah belah Kekaisaran Mongol dan tidak pernah bersatu lagi.
Namun demikian, kaum keturunannya lanjut mendirikan sejumlah dinasti di India, Tiongkok, Persia, dan Siberia. Bangsa Mongol melanjutkan menetap di Kawasan Otonomi Mongolia Dalam di Tiongkok maupun di Mongolia masa kini. Di Mongolia, wajah Genghis Khan dipasang di mata uang, minuman vodka, kotak rokok. Namanya pun diabadikan sebagai nama bandara internasional di Ulaan Baatar, ibukota Mongolia.
Para ilmuwan semakin piawai memeriksa catatan iklim secara lebih rinci sehingga kita sekarang mengungkapkan lebih banyak tentang caranya iklim membentuk sejarah.
Iklim yang tidak biasa diduga telah memungkinkan bangsa Polinesia untuk menyebar ke Pasifik Selatan, meruntuhkan kota-kota metropolis di Meksiko pada masa pra-kolonial, atau bahkan menndorong Attila dari bangsa Hun untuk menjajal teror terhadap Kekaisaran Romawi 800 tahun sebelum Genghis Khan.
Para penulis laporan menyimpulkan bahwa penelitian mereka tentang mundurnya bangsa Mongolia dari Hungaria “menggambarkan kejadian ketika fluktuasi kecil pada iklim berpengaruh pada sejarah.”
Kesimpulannya juga memberikan pelajaran tentang masa depan iklim kita, yaitu bahwa diperlukan hanya beberapa derajat saja untuk mengubah arah sejarah manusia.






Credit  Liputan6.com



China Nilai Kerjasama Keamanan dengan Rusia Sangat Penting

 
China Nilai Kerjasama Keamanan dengan Rusia Sangat Penting
(Istimewa)
 
BEIJING - Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa sangat mendesak dan penting untuk melaksanakan kerjasama keamanan dengan Rusia. Hal itu dikatakannya saat bertemu dengan sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev.

Dalam pertemuan itu, Jinping menyerukan agar kedua negara menjalankan secara penuh mekanisme kerjasama yang ada untuk lebih meningkatkan konsultasi keamanan dan pertukaran informasi keamanan. Saat bertemu dengan rekannya asal Rusia, Vladimir Putin, Jinping mengatakan mereka telah mencapai konsensus yang penting untuk meningkatkan kerjasama bilateral.

"Kami berdua sepakat bahwa China dan Rusia harus saling memperkuat, mendukung isu-isu utama dan mengkonsolidasikan saling percaya dalam politik," kata Jinping, merujuk pada pertemuannya dengan Putin seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (15/9/2016).

Lebih lanjut Jinping menyerukan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengintegrasikan China Belt dan Road Initiative dengan Rusia Uni Ekonomi Eurasia. Ia juga menyerukan untuk memperkuat koordinasi dalam urusan internasional dan regional.

"Tidak peduli bagaimana situasi internasional atau perubahan lingkungan eksternal, kedua negara harus bekerja keras untuk mewujudkan tujuan pembangunan dan revitalisasi mereka serta untuk menjaga perdamaian dunia dan stabilitas serta ekuitas internasional dan keadilan," katanya.

Sementara Patrushev mengatakan China dan Rusia merupakan faktor penting untuk menstbilkan urusan internasional. Pasalnya, kedua negara melakukan komunikasi yang erat pada isu-isu keamanan global dan regional utama, serta di organisasi multilateral seperti PBB.

Ia mengatakan Rusia menilai Belt China dan Road Initiative sangat penting. Rusia bersedia bekerjasama dengan China untuk lebih meningkatkan koordinasi strategis dan kerjasama yang saling menguntungkan.


Credit  Sindonews





Presiden Komisi Eropa: Brexit Bukan Akhir dari Uni Eropa

 
Presiden Komisi Eropa Brexit Bukan Akhir dari Uni Eropa
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker | (Reuters)
 
STRASBOURG - Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, berusaha untuk menggalang dukungan bagi Uni Eropa. Ia mengatakan, Uni Eropa telah babak belur oleh referendum Inggris yang dimenangkan kelompok Brexit tetapi tidak akan berakhir meski diterpa krisis eksistensial.

Dalam menetapkan rencana Komisi untuk pertama kalinya sejak Inggris keluar dari Uni Eropa pada 23 Juni lalu, Juncker menyoroti referendum Inggris sebagai peringatan bahwa Uni Eropa menghadapi pertempuran untuk bertahan hidup melawan nasionalisme di Eropa.

"Uni Eropa tidak memiliki cukup ikatan. Ada perpecahan di luar sana dan seringkali fragmentasi tercipta. Itu meninggalkan ruang untuk populisme," katanya kepada Parlemen Eropa di Strasbourg seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/9/2016).

Ia juga mencatat sendiri secara eksekutif terbatasnya respons terhadap masalah yang timbul akibat pembagian antara negara yang buruk yang pernah dilihatnya selama tiga dekade dalam potik Uni Eropa.

Tapi ia lantas menggarisbawahi bahwa ia percaya blok perdagangan terbesar di dunia itu masih merupakan kekuatan penting. "Uni Eropa tidak sedemikian berisiko," katanya.




Credit  Sindonews


Ketua Komisi Eropa Usulkan Markas Militer UE


 
Ketua Komisi Eropa Usulkan Markas Militer UE
(Sindonews/Ian)
 
STRASBOURG - Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) membutuhkan markas militer untuk bekerja menuju kekuatan militer bersama. Hal itu dikatakannya kepada parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis.

Juncker mengatakan bahwa kurangnya struktur permanen mengakibatkan sejumlah uang terbuang percuma untuk sebuah misi. Tapi, Juncker menegaskan bahwa kekuatan militer tersebut harus menjadi pelengkap bagi NATO.

"Menciptakan pertahanan bukan berarti mengurangi kekuatan transatlantik (NATO). Dana pertahanan militer Eropa akan merangsang penelitian militer dan pengembangan," katanya seperti dikutip dari BBC, Kamis (15/9/2016).

Dalam kesempatan itu ia juga menyinggung pengaruh Brexit terhadap bagi pertahanan dan militer Uni Eropa. Menurutnya, Brexit telah memberikan tambahan dorongan untuk rencana kerjasama pertahanan yang lebih besar.

Inggris, kata Juncker, selama ini selalu keberatan akan adanya potensi konflik kepentingan dengan NATO. Karena itu, ia menyatakan bahwa Brexit tidak akan mempengaruhi UE dan mendesak negosiasi Brexit dilakukan secepat mungkin.

Pidati Presiden Komisi dari serikat negara-negara Eropa ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 2010. Pidato ini meniru model pidato tahunan Presiden Amerika Serikat (AS) dan bertujuan untuk melaporkan tentang kondisi UE dan garis agenda legislatif mendatang.



Credit  Sindonews




Aksi Bangkok Salip Jakarta Benahi Transportasi

 
Aksi Bangkok Salip Jakarta Benahi Transportasi Bangkok Skytrain. (AFP PHOTO / PORNCHAI)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belakangan ini memulai membangun infrastruktur transportasi massal cepat alias Mass Rapid Transportation atau MRT. Namun, langkah itu sudah telampau jauh tertinggal oleh pemerintah Bangkok, Thailand.

Bangkok saat ini sudah mempunyai dua rute kereta layang (BTS skytrain), empat rute kereta bawah tanah (MRT subway), dan tiga rute kereta ke Bandara (Airport Rail Link) Suvarnabhumi. Sistem transportasi cepat ini sudah mulai terealisasi pada 1999, menyusul krisis kemacetan lalu-lintas yang melanda di era 90-an.

Kala itu, masalah kemacetan di Bangkok hampir sama dengan di Jakarta. Penelitian menyebut faktor utama penyebab kemacetan di kota ini adalah kurangnya ruas jalan yang tersedia, yakni sekitar 8 persen dari luas kawasan. Angka itu berbeda jauh jika dibandingkan dengan rata-rata 20-30 persen di negara barat.

Selain itu, permasalahan juga timbul karena meningkatnya jumlah kendaraan seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kurangnya fasilitas serta pengelolaan transportasi umum. Sebelum dibuat sistem transportasi cepat, Bangkok bergantung pada kereta listrik, bus, trem, ojek dan kapal-kapal di kanal.

Geliat pembangunan infrastruktur pemerintah Thailand tampak pada data statistik Kementerian Perhubungan setempat yang diperoleh CNNIndonesia.com. Total panjang jalan di negeri tersebut terus bertambah sejak 2006 hingga 2015, mulai dari 64.156 kilometer, meningkat jadi 67,310 kilometer di 2010 dan mencapai 70.077 kilometer di 2015.
Penambahan jalan itu seiring dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat. Pada 2011, ada total 29,205 juta kendaraan secara keseluruhan, bertambah menjadi 33,520 juta pada 2013 hingga menyentuh 35,547 juta di 2015. Dari tahun ke tahun, jenis kendaraan didominasi sepeda motor (57,1-61,7 persen) dan mobil sedan (17,1-21,8 persen).

Jumlah bus pun meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari 137.503 di 2011 hingga mencapai 153,757 di 2015. Sama halnya dengan truk, meningkat dari 852.923 di 2011 menjadi 1,30 juta di 2015.

Bangkok Bus Rapid Transit. (Sry85 via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-3.0))
"Saya tinggal di Thailand selama 40 tahun. Dulu macetnya, macet sekali. Sekarang tidak macet karena infrastruktur ditingkatkan," kata Sarasvati Ellie Kositanont, seorang warga Indonesia yang kini menetap di Bangkok saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang Indonesia-Thailand itu mengatakan masalah transportasi di Bangkok dapat diatasi karena ketersediaan banyak pilihan. Transportasi umum yang nyaman dan jalan tol memadai jadi hal yang dipuji oleh Ellie.

Misalnya, BTS Skytrain. Di sekitar stasiun, kata Ellie, masyarakat bisa memarkirkan mobil pribadinya dan beralih ke kereta menuju pusat kota. Karena itu, kemacetan di daerah perkotaan bisa berkurang berkat keberadaannya.

Kereta layang ini memang belum mencapai daerah-daerah tertentu atau pinggiran perkotaan. Hanya saja, fasilitas untuk mencapai stasiun atau feeder yang menunjang membuat masyarakat masih mau menggunakan angkutan umum.


"Misalnya kalau di sini seperti di Bekasi, kita bisa naik van ke stasiun terdekat dan lanjut ke pusat kota. Walaupun jaraknya agak jauh, tapi ketika mobil sudah penuh dia tidak akan berhenti lagi jadi lebih cepat," kata Ellie.

Selain van atau mobil kecil serupa angkot, ada pula bus-bus lebih murah yang di antaranya menggunakan AC. Hanya saja, lajunya tidak sama kencang.

"(Kendaraan umum) ini nyaman karena frekuensinya banyak, tapi kualitas dijaga. Tidak boleh ugal-ugalan. Publik bisa komplain dan laporkan nomor plat," ujar perempuan bersuami warga Thailand ini.

Selain itu, dari segi harga, semua moda transportasi umum di Thailand, dia nilai cukup terjangkau.

Kendalanya adalah rush hour atau jam sibuk pulang-pergi kerja. Untuk menaiki bus, orang-orang mesti datang sebelum 7.00 waktu setempat. Jika tidak, maka risikonya adalah mesti berebutan dengan komuter lain.

Selain itu, rush hour juga berpengaruh pada kemacetan. Menurut pengalaman Ellie, ada beberapa kawasan yang biasa terkena macet di waktu-waktu ini. Di antaranya ada di pusat kota seperti Rama, Sathorn, dan Petchburi. "Pratunam dan lain-lain juga macet tapi tidak stuck," ujarnya.

Bangkok skytrain (REUTERS/Chaiwat Subprasom)

Jakarta Dicemooh

Sementara itu, warga Thailand yang berkunjung ke Jakarta justru mengalami punya pengalaman yang buruk. Menurut Ellie, ada semacam kelakar di antara warga Thailand yang dia kenal ketika mendatangi kota ini.

"Kadang mereka bercanda, di Jakarta kita harus hati-hati, terutama kalau mau ke bandara. Perjalanan bisa sama 1,5 jam. Saya sendiri pernah hampir ketinggalan pesawat," kata Ellie terkekeh.

Sementara itu, di Thailand ada kereta yang langsung terhubung dengan bandara, yakni Airport Rail Link. Kereta ini menghubungkan pusat kota Bangkok dengan bandara Suvarnabhumi.

Jalur sepanjang 28 kilometer ini mulai beroperasi pada 2010.
Kemacetan di Jakarta, kata Ellie, sudah terlalu parah. Pengalaman terparahnya adalah terjebak macet selama 3,5 jam dari Tomang, Jakarta Barat, ke Thamrin di Jakarta Pusat.

Di Bangkok, kemacetan memang masih sering terjadi. Namun, dia menganggap hambatan di sana tidak separah di Jakarta. "Pada dasarnya masih bisa dikalkulasikan perkiraan waktunya."

Masalahnya, menurut dia, adalah tarif toll yang terlalu murah sehingga terlalu banyak orang yang memilih masuk tol. Di Bangkok, masyarakat mesti merogoh kocek lebih dalam untuk masuk ke jalan bebas hambatan.

Biaya minimum untuk masuk jalan tol, menurutnya, sekitar 44 Baht atau setara Rp16 ribu. Jika jaraknya jauh, bisa mencapai 100 Baht atau Rp37 ribu. "Tapi dalam waktu 45 menit bisa sampai. Kalau jalanan biasa, ampun."

Perluasan pembangunan jaringan Mass Rapid Transit. (AFP PHOTO / CHRISTOPHE ARCHAMBAULT)
Infrastruktur memadai bukan berarti tak ada masalah. Di sisi lain, National Reform Steering Assembly menyebut kemacetan di Bangkok dan kota-kota besar Thailand bisa memakan 97 juta Baht atau Rp36 milyar per hari.

Menurut Seree Suwanpanont, Ketua Sub-Komite bidang Keselamatan Jalanan di Institusi tersebut, angka kerugian itu diakibatkan bahan bakar yang terbuang karena lalu lintas tersendat. Dia menyebut infrastruktur jalan yang ada masih belum bisa mengimbangi jumlah mobil yang terus meningkat.

Tahun lalu, ada sekitar 9 juta kendaraan terdaftar di Bangkok dan provinsi sekitarnya. Namun, jumlah jalan yang ada hanya bisa mengakomodasi 1,5 juta kendaraan, kata Seree dikutip Bangkok Post.

Dia mengatakan pihaknya sudah mengajukan usulan reformasi terkait kemacetat dan keselamatan di jalan untuk dimasukkan ke dalam agenda nasional.

Sementara itu, Menteri pertahanan Prawit Wongsuwon mengatakan dirinya telah menginstruksikan Kepala Kepolisian Metro Bangkok untuk menambah jumlah polisi lalu-lintas di semua kawasan. Prawit juga mengimbau komuter untuk bekerjasama, beralih ke transportasi publik.





Credit  CNN Indonesia




Anggota Dewan Belanda Tolak Jabat Tangan PM Israel

 
Anggota Dewan Belanda Tolak Jabat Tangan PM Israel 
 Anggota dewan Belanda yang anti-rasis Tunahan Kuzu tertangkap kamera menolak menjabat tangan Benjamin Netanyahu. (AFP Photo/ANP/Bart Maat)
 
Jakarta, CB -- Seorang anggota dewan di Belanda menolak berjabat tangan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Peristiwa yang terekam kamera ini ramai dibicarakan di media sosial.

Dikutip AFP, peristiwa ini terjadi di hari kedua kunjungan Netanyahu di Belanda pada Selasa (14/9). Saat itu, Netanyahu menyalami para politisi Belanda di gedung parlemen di Hague.

Seorang politisi, Tunahan Kuzu, tertangkap kamera menolak menjabat tangan Netanyahu. Kuzu meletakkan tangannya di dada lalu menariknya ke belakang, meninggalkan tangan Netanyahu menggantung berharap disambut salaman. Netanyahu terlihat canggung dan terus berjalan.

Kuzu, yang lahir di Turki dan pindah ke Belanda saat kecil, adalah pemimpin gerakan anti-rasis Denk yang diluncurkan pada Februari 2015 untuk mengadvokasi hak-hak imigran.

Pada Kamis (15/9), video Kuzu itu tersebar di sosial media. Pujian dan kritikan bersahutan di media sosial untuk sikap Kuzu tersebut.

"Anda tidak sendiri. Semua orang yang waras di dunia ini bersama Anda," kata seorang pengguna Twitter, Aslanhasimm.

Kuzu yang mengenakan pin bendera Palestina mengatakan dalam akun Facebooknya bahwa dia memperlihatkan foto anak-anak Palestina kepada Netanyahu, aksi ini tidak terekam kamera.

Sehari sebelumnya, Netanyahu dalam konferensi pers di Belanda mengatakan bahwa Israel adalah "satu negara di Timur Tengah yang mempromosikan demokrasi dan teknologi."

Kuzu mengatakan, foto-foto yang dia berikan kepada Netanyahu adalah anak-anak Palestina yang ditangkap tentara Israel. Beberapa foto memperlihatkan tentara Israel menodong senjata ke arah ibu dan dua anaknya.

"Ini yang namanya demokrasi? Ini teknologi?" ujar Kuzu.




Credit  CNN Indonesia


Snowden Meminta Pengampunan Presiden Obama

 
Snowden Meminta Pengampunan Presiden Obama  
Edward Snowden. (REUTERS/Glenn Greenwald/Laura Poitras/Courtesy of The Guardian/Handout via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Pengungkap rahasia intelijen Amerika Serikat (AS), Edward Snowden, meminta Presiden AS, Barack Obama, untuk memberikan pengampunan kepada dirinya, menyebut dalam komentar yang dirilis pada Selasa (13/9), bahwa itu secara moral "perlu" untuk menerangi perkara pengawasan massal.

Mantan kontraktor intelijen itu menghabiskan tiga tahun dalam pengasingan di Rusia, setelah mencetuskan pembocoran data rahasia terbesar dalam sejarah AS, sehingga menyulut kecaman tentang isu pengawasan massal.

"Jika tidak untuk pengungkapan ini, kalau bukan untuk penyingkapan ini, kita mungkin akan lebih buruk," kata Snowden kepada The Guardian, dalam wawancara dengan tautan video dari Moskow, Senin (12/9).

"Ya, ada hukum-hukum dalam buku yang menyatakan satu hal, tapi itu mungkin mengapa kuasa mengampuni ada--untuk pengecualian, untuk hal-hal yang mungkin melanggar hukum dalam tulisan pada satu halaman tapi ketika kita lihat mereka secara moral, ketika kita lihat mereka secara etis, ketika lihat hasilnya, tampaknya itu perlu," katanya, seperti yang dikutip AFP.

Pria berusia 33 tahun itu mengatakan, ia memperoleh dukungan luas, menyebut "publik dan masyarakat luas peduli dengan isu-isu ini jauh dari yang dibayangkannya."

Snowden, yang izin tinggalnya di Rusia habis tahun depan, mengaku siap mendekam di penjara AS, menambahkan bawa dia "bersedia melakukan banyak pengorbanan demi negaranya."

Tahun lalu, Gedung Putih menolak satu petisi yang ditandatangani oleh sekitar 150.000 orang, yang mendesak pemberian pengampunan bagi Snowden, dan menyatakan Snowden harus "diadili oleh juri dari kalangannya."


Credit  CNN Indonesia




Banjir Korut 'Bencana Terburuk' Sejak Perang Dunia II

 
Banjir Korut 'Bencana Terburuk' Sejak Perang Dunia II Korut lewat kantor berita pemerintah menyebut banjir yang terjadi saat ini sebagai "bencana terburuk" sejak Perang Dunia II. (UNICEF Korut via AFPTV)
 
Jakarta, CB -- Korea Utara lewat kantor berita pemerintah menyebut banjir yang terjadi saat ini sebagai “bencana terburuk” sejak Perang Dunia II.

Kantor berita Korut, KCNA, tidak menyebut jumlah pasti korban tewas akibat banjir, namun laporan PBB menyebut sebanyak 138 orang tewas sementara 400 lainnya masih dinyatakan hilang setelah hujan mendera di wilayah utara.

Air bah dari Sungai Tumen yang menandai perbatasan dengan China dan Rusia melewati desa-desa, menghanyutkan bangunan, serta menyebabkan ribuan orang berada dalam kondisi darurat makanan dan tempat perlindungan.

“Banjir akibat topan yang menghantam Provinsi Hamgyong Utara sejak 29 Agustus hingga 2 September merupakan bencana terburuk sejak pembebasan dari penjajahan kolonial Jepang pada 1945,” lapor KCNA.


KCNA juga untuk pertama kalinya memberikan dampak kerusakan akibat banjir dan jumlah orang terlantar, yakni sebanyak 68.900 orang. Sedang PBB menyebut sebanyak 107 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena banjir,

Sementara itu, KCNA menyebut setidaknya 29.800 rumah dan 900 bangunan publik hancur, 180 ruas jalan dan lebih dari 60 jembatan rusak parah, ditambah terputusnya aliran listrik dan komunikasi.

Meski begitu, laporan KCNA tetap mengelukan peran Partai Pekerja yang berkuasa dalam merespons banjir, yang mengklaim sedang mengupayakan perbaikan bangunan di wilayah perbatasan timur laut.

Disebut pula bahwa mliter dan warga sipil merespons baik seruan pemerintah untuk berpartisipasi dalam upaya penyelamatan.

Korut rentan akan berbagai bencana alam, terutama banjir, karena laju deforestasi yang cepat, demi kepentingan bahan bakar dan pertanian. Padahal, pemerintah Korut mengeluarkan anggaran besar dalam program nuklir dengan dalih antisipasi serangan dari Amerika Serikat.

Rangkaian bencana banjir dan kekeringan menjadi sebagian penyebab bencana kelaparan yang menewaskan ribuan orang pada 1994-1998, yang diperparah dengan berhentinya dukungan dari Uni Soviet.

Organisasi Makanan dan Pertanian PBB pada April lalu mengatakan bahwa kekurangan makanan yang mendera Korut diperkirakan akan semakin parah, dikarenakan stok makanan yang menipis sejak tahun lalu.

Dewan Keamanan PBB, sementara itu, berencana untuk memberlakukan sanksi baru setelah uji coba nuklir Korut pada Jumat lalu.


Credit  CNN Indonesia


Banjir di Korut Tewaskan 133 Orang


Banjir di Korut Tewaskan 133 Orang 
 Ilustrasi (Reuters/Denis Balibouse)
 
Jakarta, CB -- Banjir akibat hujan deras di Korea Utara dalam beberapa hari terakhir menewaskan 133 orang, sementara 395 lainnya dinyatakan hilang.

Pernyataan dari PBB pada Senin (12/9) itu muncul di tengah kekhawatiran atas uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korut pada Jumat lalu.

Kantor PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA) dalam laporannya mengatakan bahwa lebih dari 35.500 rumah rusak, dua per tiga di antaranya rusak total, dan 107 ribu orang terlantar akibat banjir.

OCHA menyatakan bahwa jumlah orang hilang berdasarkan data dari pemerintah Korut.
Sementara itu, media Korut menyebut bahwa hujan deras pada akhir Agustus dan awal September menyebabkan kerusakan berat di dekat Sungai Tumen. Meski begitu, tidak disebut jumlah korban tewas akibat banjir.

OCHA menyebut bahwa penilaian kerusakan akibat banjir oleh PBB dibuat berdasar kunjungan badan PBB, Palang Merah Internasional, Bulan Sabit Merah, Palang Merah Korut serta beberapa LSM lain ke wilayah terkena banjir di timur laut negara itu pekan lalu.

Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan Ahad kemarin bahwa “fenomena iklim” terburuk dalam 70 tahun mendera wilayah utara Korit dan menyebabkan “kerugian besar”, dan bahwa perbaikan sedang dilakukan oleh pemerintah.
Reuters menyebut laju deforestasi untuk bahan bakar dan pertanian membuat Korut rawan bencana alam, terutama banjir.

Palang Merah, seperti dilansir AFP, menyebut setidaknya 100 ribu orang di Kota Hoeryonh tidak punya akses air minum bersih, dan hingga 600 ribu orang menghadapi gangguan terhadap akses persediaan air mereka.

Bencana ini memperparah situasi kekurangan makanan yang sudah melanda Korut, dengan sekitar 16 ribu hektare lahan pertanian terkena banjir hanya beberapa pekan sebelum waktu panen.

“Kerugian mereka adalah bencana lain yang akan dirasakan pada beberapa pekan atau bulan mendatang,” kata Palang Merah.


Credit  CNN Indonesia


India gelar perundingan nuklir dengan China

 
India gelar perundingan nuklir dengan China
Ilustrasi para ahli bekerja di reaktor nuklir. (powertecrussia.com)
 
New Delhi (CB) - India pada Selasa mengaku telah menggelar perundingan "subtantif" dengan China untuk menjadi anggota penuh Kelompok Penyedia Nuklir (Nuclear Suppliers Group/NSG), organisasi negara-negara yang menjual-belikan teknologi atom untuk kepentingan sipil.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, tengah berupaya bergabung dengan NSG untuk membiayai proyek pembangunan pembangkit tenaga nuklir senilai milyaran dolar Amerika Serikat dengan bantuan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis.

India beralasan bahwa mereka harus berhenti terlalu bergantung pada sumber energi fosil yang tidak ramah lingkungan.

Namun upaya untuk mendapatkan pengakuan di organisasi beranggotakan 48 negara itu selalu gagal karena penolakan dari Beijing. Semua anggota dalam kelompok itu mempunyai hak veto karena menganut asas konsensus.

NSG didirikan pada 1974 sebagai respon atas uji coba senjata nuklir pertama dari India.

Kementerian Luar Negeri India, dalam pernyataan tertulis, mengatakan bahwa kepala negosiator nuklir, Amandeep Singh Gill, telah menyambut kehadiran delegasi China yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Chin, Wang Qun.

Perundingan itu membahas sejumlah persoalan bersama yang terkait dengan pelucutan senjata dan non-proliferasi, serta fokus pada upaya India untuk bergabung dengan NSG.

"Perundingan itu berjalan dengan suasana bersahabat, pragmatis, dan subtantif," kata Kementerian Luar Negeri India.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri China, dalam pernyataan terpisah, menanggapi upaya penggabungan diri negara yang bukan anggota Perjanjian Non-Proliferasi merupakan "persoalan baru" bagi NSG.

China mengaku terbuka untuk berdialog mengenai hal tersebut, namun belum memutuskan sikap terkait keanggotaan neara yang tidak menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi.

Perjanjian tersebut hanya mengakui lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, dan Prancis -- sebagai satu-satunya pemegang hak untuk mengembangkan senjata nuklir.

Negara-negara lain tidak boleh melakukan hal yang sama.

India sendiri menegaskan tidak akan menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi. Mereka mengatakan bahwa catatan sejarah India seharusnya cukup untuk memperoleh hak keanggotaan penuh dalam NSG.

Sejak tahun 2008, India diperblehkan untuk terlibat dalam perdagangan nuklir dengan anggota NSG, namun tidak punya hak suara dalam pengambilan keputusan organisasi tersebut.

Salah satu pendukung India untuk masuk ke NSG adalah Amerika Serikat.




Credit  ANTARA News




China: hubungan dengan Filipina masuki babak baru

 
Beijing (CB) - Hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru dan Beijing mengharapkan pemerintah Manila mampu menangani masalah antarnegara dengan baik, kata diplomat penting negeri Tirai Bambu itu ke perutusan Filipina, yang tengah berkunjung.

China dan Filipina berselisih memperebutkan wilayah perairan di Laut China Selatan.

Pemerintah di Beijing mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan, yang dilalui kapal dagang senilai lima triliun dolar Amerika Serikat per tahun.

Namun, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam turut mengklaim kepemilikan atas perairan tersebut.

Pengadilan arbitrase di Denhaag membatalkan klaim China atas Laut China Selatan dalam perkara yang didaftarkan Filipina pada Juli.

Akan tetapi, pemerintah di Beijing menolak mengakui keputusan sidang tersebut.

Kedua negara itu tampak berusaha meredakan ketegangan. Perdana Menteri China Li Keqiang berbicara ke Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Ia berharap hubungan dwipihak pulih.

Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin berbicara ke perutus Filipina urusan luar negeri di Beijing bahwa hubungan antarnegara "telah terpuruk ke tingkat terendah akibat alasan yang diketahui tiap orang," kata pihak Kementerian Luar Negeri China pada Selasa.

"Pada saat ini, hubungan China dengan Filipina memasuki babak baru," katanya mengutip ungkapan Liu.

China "berharap Filipina dapat mengatasi isu ini dengan tepat, dan mendorong agar relasi antarnegara kembali mengedepankan jalur dialog, konsultasi, serta kerja sama yang bersahabat", katanya.

Mantan Presiden Fidel Ramos sebagai utusan khusus Filipina dalam kunjungan ke Hong Kong bulan lalu mengatakan, pihak Manila menginginkan perundingan formal dengan China untuk membahas langkah menuju perdamaian dan kerja sama. Demikian laporan Reuters.




Credit  ANTARA News



Jerman kirim 650 tentara untuk hentikan penyelundupan senjata ISIS

 
Berlin (CB) - Kabinet Jerman pada Rabu memberi lampu hijau terhadap kebijakan pengiriman 650 tentara untuk bergabung dengan satuan NATO guna menghentikan penyelundupan senjata oleh ISIS melalui Laut Tengah.

Keterlibatan Jerman dalam operasi NATO bertajuk "Pengawal Samudera" itu akan berlaku sampai hingga akhir 2017. Dalam beberapa keadaan luar biasa, yang mendesak, Jerman akan mengirim pasukan tambahan untuk tugas tersebut.

Pengiriman tentara pada Rabu itu adalah bagian dari perubahan besar Jerman, yang ingin memperluas peran militernya di Eropa dan NATO.

Menteri Pertahanan Ursula von der Leyep berupaya membarui peralatan militer dan merekrut lebih banyak tentara dalam angkatan bersenjata, setelah bertahun-tahun mengalami penurunan.

Negara anggota NATO pada Juli di Polandia sepakat memulai tugas kelautan baru untuk menghentikan penyelundupan senjata ISIS.

Sejumlah kapal Jerman juga ikut dalam tugas militer Uni Eropa bertajuk "Sophia" untuk menghentikan penyelundupan senjata dan perdagangan manusia dari perairan Libya, demikian laporan Reuters.

Credit  ANTARA News

Rabu, 14 September 2016

Presiden Jokowi saksikan latihan tempur di Laut Jawa

 
Presiden Jokowi saksikan latihan tempur di Laut Jawa
Presiden Jokowi berfoto bersama para pimpinan yang terlibat dalam latihan Armada Jaya XXIV/2016, di Laut Jawa Utara Madura, Rabu (14/9/2016). (Foto: Biro Pers Setpres)
 
Laut Jawa (CB) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, menyaksikan latihan tempur dengan nama sandi Armada Jaya XXXIV/2016 di Laut Jawa dari Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592.

Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) sekitar pukul 08.50 WIB, kemudian menuju KRI Banjarmasin-592 menggunakan Helikopter Bell TNI AL dengan waktu tempuh sekitar 36 menit dan mendarat sekitar pukul 09.36 WIB.

Turut mendampingi Presiden yakni Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Sukarwo.

Setibanya di Lounge Room Perwira, Jokowi menerima paparan singkat dari Komandan Satuan Tugas Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat mengenai penembakan senjata strategis.

Setelah itu, Presiden menuju Geladak Isyarat KRI Banjarmasin-592 dengan berjalan kaki untuk menyaksikan demo keterampilan TNI AL, di antaranya latihan penembakan roket kapal selam jenis RBU 6000 oleh empat KRI Kelas Parchim.

Berikutnya, latihan evakuasi medis udara antarkapal menggunakan helikopter, latihan pembekalan di laut untuk melaksanakan transfer logistik maupun personel, dan latihan penembakan senjata antikapal permukaan menggunakan senjata meriam berbagai kaliber dengan sasaran menggunakan Killer Tomatto.

Dalam keterangannya kepada wartawan di Geladak KRI Banjarmasin-592, Presiden menekankan pentingnya latihan rutin tersebut.

"Ya, ini adalah latihan puncak (TNI) Angkatan Laut yang dilakukan setiap dua tahun, dan dalam latihan ini dicoba senjata-senjata strategis yang kita punya, tadi sudah dicoba rudalnya, sudah dicoba juga meriam artilerinya, dan juga roket-roket antikapal selam juga sudah dicoba," kata Jokowi.

Selain untuk menguji coba senjata strategis yang dimiliki TNI AL, latihan itu sekaligus untuk menunjukkan kepada publik bahwa senjata strategis Indonesia tidak kalah dengan negara lain.

Sejumlah senjata strategis yang diuji coba pada kesempatan itu di antaranya rudal C705 jenis SSM buatan China  dengan kemampuan menghancurkan satu corvette berbobot 1.500 kg. Rudal tersebut diluncurkan dari KR Clurit 641.

Dari geladak KRI Banjarmasin-592, Presiden memberikan komando kepada KRI Clurit 641 untuk meluncurkan rudal C705.

Torpedo SUT buatan Jerman yang memiliki jarak efektif 12 km - 28,5 km dan kecepatan 18-34 juga diujicobakan dalam latihan itu. Kapal yang menembakkan artileri di antaranya KRI Diponegoro dan KRI Usman Harun.

Sementara KRI Kujang sedianya meluncurkan rudal C02 yang juga buatan China, namun batal. Rudal tersebut mampu menghancurkan satu destroyer berbobot 3.000 kg.

Latihan tempur itu dilakukan secara rutin setiap dua tahun sekali.

Sementara itu, sekitar pukul 12.40 WIB Presiden menuju Situbondo untuk melanjutkan agenda kunjungan kerja berikutnya di Jatim.




Credit  ANTARA News