"Putin setuju pengerahan misi OSCE dalam pembicaraan hari Rabu," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Pembicaraan yang dimaksud Peskov adalah perundingan empat negara yaitu Rusia, Jerman, Perancis dan Ukraina terkait konflik di bekas bagian Uni Soviet itu.
Misi pemantauan khusus OSCE (SMM) terdiri dari 580 personel tak bersenjata yang ditempatkan di zona konflik dan mandat misi ini sudah diperpanjang hingga akhir Maret 2017.
Ide untuk mempersenjatai para pemantau OSCE ini tidak disukai pasukan pemberontak yang memproklamasikan negara merdeka di kawasan industri Luganks dan Donetsk.
Salah satu pemimpin separatis Donetsk, Denis Pushilin mengatakan, pihaknya menentang langkah tersebut karena tak disebut dalam kesepakatan damai 2015 di Minks, Belarusia.
"Fakta bahwa kami menentang pasukan bersenjata OSCE bukan hanya semata karena posisi Republik Rakyat Donestk dan Republik Rakyat Lugansk," ujar Pushilin.
"Penolakan ini sudah dinyatakan ribuan orang dalam unjuk rasa yang dilakukan di wilayah kami," ujar Pushilin.
Pada Juni lalu, sekitar 5.000 orang turun ke jalan di kota Donetsk untuk memprotes kehadiran para pemantau OSCE di kawasan yang diamuk perang tersebut.
Rusia, yang menganeksasi Semenanjung Crimea dari Ukraina pada 2014, mendukung pemberontak pro-Moskwa di wilayah timur Ukraina dalam konflik yang sudah menewaskan 10.000 orang dalam dua tahun.
Credit KOMPAS.com