Rabu, 19 Oktober 2016

Obama: Rusia dengan Militer Besar Harus Jadi Solusi, Bukan Masalah

 
Obama: Rusia dengan Militer Besar Harus Jadi Solusi, Bukan Masalah
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyebut Rusia sebagai negara dengan militer besar harus jadi bagian dari solusi dunia dan bukan dari masalah dunia. Foto/REUTERS/Carlos Barria
 
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan bahwa Rusia adalah negara besar dan penting serta memiliki militer yang besar. Menurut Obama, Rusia harus jadi bagian dari solusi, bukan masalah.

Meski menyanjung Rusia sebagai negara dengan militer besar, Obama juga mengkritik Rusia dengan menganggapnya sebagai negara yang bertindak agresif. Presiden Obama juga mengkritik kandidat presiden Donald Trump soal retorika politik sanjungannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

”Kami berpikir bahwa Rusia adalah negara besar, negara yang penting dengan militer (besar), dan harus menjadi bagian dari solusi di panggung dunia dan bukan bagian dari masalah,” kata Obama saat konferensi pers bersama Perdana Menteri Italia Matteo Renzi di di Gedung Putih, hari Selasa waktu AS, yang dilansir Russia Today, Rabu (19/10/2016).

Soal retorika Donald Trump yang dianggap menyanjung Putin, Obama tak segan menyampaikan kekesalannya.

“Trump terus menyanjung Putin dan sejauh mana dia muncul untuk model kebijakan dan pendekatan politik pada Putin yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik Amerika,” ujar Obama.

“(Trump) keluar dari langkah dengan tidak hanya apa yang dipikirkan (Partai) Demokrat, tapi keluar dari langkah dengan apa yang sampai dalam beberapa bulan terakhir, di mana hampir setiap pikiran dari kubu (Partai) Republik, termasuk beberapa orang yang sekarang mendukung Trump,” lanjut kritik Obama.

Obama melanjutkan dengan mengatakan bahwa presiden AS berikutnya harus menyebut Rusia atas perilakunya yang merusak norma-norma internasional. ”Siapa saja yang menempati kantor (Gedung Putih) harus merasakan hal yang sama,” ujar Obama, mengacu kebijakan AS terhadap Rusia.

Credit  Sindonews