WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) mulai mengusik langkah Rusia menyebarkan sistem
rudal pertahanan anti-pesawat S-300 dan S-400 di Suriah yang selesai
Rusia bulan ini. AS menilai keberadaan sistem rudal pertahanan mutakhir
Rusia itu bisa memicu konfrontasi.
Sistem rudal pertahanan S-300,
S-400 Rusia di Suriah memiliki kemampuan untuk menembak jatuh pesawat
dan rudal jelajah dalam jarak hingga 400 km. Sistem itu bisa menjangkau
hampir semua negara di dekat Suriah, seperti Turki, Israel, Yordania dan
kawasan Mediterania timur.
Rusia sebelumnya sudah memperingatkan
akan menembak jatuh pesawat jet tempur AS atau yang lainnya jika berani
menyerang posisi tentara rezim Suriah. Peringatan itu muncul setelah
ada bocoran laporan bahwa AS merencanakan serangan terhadap pasukan
Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Dengan menempatkan rudal
sebagai ancaman terhadap tindakan militer oleh negara-negara lain di
Suriah, Rusia telah mengangkat taruhan konfrontasi,” kata Menteri Luar
Negeri AS; John F. Kerry, pada hari Minggu, seperti dikutip Washington Post, semalam (18/10/2016).
Kekhawatiran
serupa juga diungkap seorang pejabat Pertahanan AS yang berbicara dalam
kondisi anonim.”Kenyataannya adalah kami sangat prihatin kapan mereka
menempatkannya,” ujarnya.
Pejabat Pertahanan AS ini merasa
pesawat jet siluman AS, termasuk F-35 sekalipun sulit untuk melawan
sistem pertahanan rudal Rusia. ”Kami tidak yakin jika ada pesawat kami
yang dapat mengalahkan S-300 itu,” ujarnya.
Langkah nekat Rusia
menyebarkan sistem rudal S-300 dan S-400 di Suriah juga dipicu
penembakan pesawat pengebom Rusia oleh pesawat tempur Turki 2015 lalu
dan tindakan koalisi AS yang menyerang pasukan rezim Suriah pada 17
September 2016.
AS mengklaim serangan yang menewaskan puluhan
tentara Suriah di wilayah Suriah timur itu tidak sengaja. Namun, rezim
Suriah menyebut tindakan koalisi AS sudah sebagai bukti agresi
terang-terangan terhadap Pemerintah Damaskus.
Credit Sindonews