Jumat, 21 Oktober 2016

Duterte sampaikan 'berpisah' dari Washinton, AS minta penjelasan


Presiden Rodrigo Duterte dan Presiden Xi Jinping  
Presiden Rodrigo Duterte bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam lawatan empat harinya di Cina. 
 
Amerika Serikat mengatakan pernyataan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk 'berpisah' dari Washinton bertentangan dengan hubungan baik kedua negara selama ini.
Hal tersebut dinyatakan Presiden Duterte usai bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, di Beijing, Kamis 20 Oktober, dalam lawatan selama empat harinya.
"Saya mengumumkan perpisahan dengan Amerika Serikat," katanya, "Amerika tidak mengendalikan hidup kami. Cukup sudah omong kosong."

Presiden Rodrigo Duterte  
Bukan pertama kali, Presiden Duterte mengeluarkan komentar kontroversial terkait AS dan Presiden Obama. 
 
Bagaimanapun Kementerian Luar Negeri AS menyatakan akan mencari penjelasan tentang hal yang sebenarnya dimaksud Duterte.
"Aliansi AS-Filipina dibangun atas sejarah 70 tahun, kaya dengan hubungan rakyat antar rakyat dan daftar panjang atas keprihatinan keamanan bersama," kata juru bicara gedung Putih, Eric Schultz, kepada para wartawan.
Penjelasan atas pernyataan Duterte itu agaknya menjadi agenda utama dalam kunjungan Daniel Russel -salah seorang diplomat senior untuk Asia Timur dan Pasifik- ke Manila akhir pekan ini.

Duterte 
Presiden Duterte bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam lawatan empat hari ke Cina. 
 
Bukan pertama kalinya Presiden Duterte mengeluarkan pernyataan keras terkait hubungan dengan Amerika Serikat maupun atas Presiden Barack Obama.
Presiden Duterte bahkan pernah mengumpat Obama sebagai 'anak pelacur' maupun menyuruhnya 'untuk pergi ke neraka'.
Kunjungan Presiden Duterte ke Cina memang tidak hanya dilihat untuk meningkatkan hubungan kedua negara, tapi juga 'menandai pergeseran orientasi' kebijakan luar negeri Manila.
Sebenarnya hubungan Filipina-Cina memburuk terkait sengketa kepemilikan atas Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan.
Bulan Juli, Mahkamah Internasional memutuskan untuk mendukung Manila dan menolak klaim Beijing, yang membuat ketegangan semakin meningkat.
Namun belakangan Duterte memperlihatkan nada bersahabat dengan Cina, dan pada saat bersamaan mengecam AS serta negara-negara Barat, yang mengkritik kebijakannya dalam membunuh pengedar narkotika tanpa proses hukum.



Credit  BBC



Presiden Duterte Resmi Nyatakan Filipina Berpisah dengan AS

 
 
WU HONG / POOL / AFP Presiden Filipina Rodrigo Duterte berbicara di hadapan forum dagang dan investasi di Beijing, China, Kamis (20/10/2016).
BEIJING, CB — Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Kamis (20/10/2016), secara resmi mendeklarasikan "perpisahan" dengan sekutu lama negeri itu, Amerika Serikat.

Deklarasi ini disampaikan Duterte pada saat dia tengah mencoba memperbaiki hubungan diplomatik Filipina dengan China.

"Saya umumkan perpisahan kami dengan Amerika Serikat," ujar Duterte disambut tepuk tangan meriah para pejabat tinggi kedua negara.

Pernyataan Duterte ini disampaikan setelah dia menggelar pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dalam kunjungan kerja ke Negeri Tirai Bambu itu.

Sebelumnya, kedua pemimpin sudah menegaskan akan memperkuat kerja sama, persahabatan, dan rasa saling percaya seraya mengesampingkan sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Kunjungan resmi Duterte ini juga dianggap banyak kalangan sebagai sebuah langkah untuk mempertegas niatnya menjauhkan Filipina dari Amerika Serikat.

Tanda-tanda Duterte hendak "menyingkirkan" Amerika Serikat sudah beberapa kali terlihat antara lain dengan membatalkan patroli bersama di Laut China Selatan.

Selain itu, beberapa kali Duterte melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Barack Obama yang mengkritik perang melawan narkoba yang dikobarkan mantan Wali Kota Davao itu.


Credit  KOMPAS.com