Amerika Serikat
mengatakan pernyataan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, untuk
'berpisah' dari Washinton bertentangan dengan hubungan baik kedua negara
selama ini.
Hal tersebut dinyatakan Presiden Duterte usai bertemu
dengan Presiden Cina, Xi Jinping, di Beijing, Kamis 20 Oktober, dalam
lawatan selama empat harinya."Saya mengumumkan perpisahan dengan Amerika Serikat," katanya, "Amerika tidak mengendalikan hidup kami. Cukup sudah omong kosong."
Bagaimanapun Kementerian Luar Negeri AS menyatakan akan mencari penjelasan tentang hal yang sebenarnya dimaksud Duterte.
"Aliansi AS-Filipina dibangun atas sejarah 70 tahun, kaya dengan hubungan rakyat antar rakyat dan daftar panjang atas keprihatinan keamanan bersama," kata juru bicara gedung Putih, Eric Schultz, kepada para wartawan.
Penjelasan atas pernyataan Duterte itu agaknya menjadi agenda utama dalam kunjungan Daniel Russel -salah seorang diplomat senior untuk Asia Timur dan Pasifik- ke Manila akhir pekan ini.
Bukan pertama kalinya Presiden Duterte mengeluarkan pernyataan keras terkait hubungan dengan Amerika Serikat maupun atas Presiden Barack Obama.
Presiden Duterte bahkan pernah mengumpat Obama sebagai 'anak pelacur' maupun menyuruhnya 'untuk pergi ke neraka'.
Kunjungan Presiden Duterte ke Cina memang tidak hanya dilihat untuk meningkatkan hubungan kedua negara, tapi juga 'menandai pergeseran orientasi' kebijakan luar negeri Manila.
Sebenarnya hubungan Filipina-Cina memburuk terkait sengketa kepemilikan atas Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan.
Bulan Juli, Mahkamah Internasional memutuskan untuk mendukung Manila dan menolak klaim Beijing, yang membuat ketegangan semakin meningkat.
Namun belakangan Duterte memperlihatkan nada bersahabat dengan Cina, dan pada saat bersamaan mengecam AS serta negara-negara Barat, yang mengkritik kebijakannya dalam membunuh pengedar narkotika tanpa proses hukum.
Credit BBC
Presiden Duterte Resmi Nyatakan Filipina Berpisah dengan AS
Deklarasi ini disampaikan Duterte pada saat dia tengah mencoba memperbaiki hubungan diplomatik Filipina dengan China.
"Saya umumkan perpisahan kami dengan Amerika Serikat," ujar Duterte disambut tepuk tangan meriah para pejabat tinggi kedua negara.
Pernyataan Duterte ini disampaikan setelah dia menggelar pertemuan dengan Presiden Xi Jinping dalam kunjungan kerja ke Negeri Tirai Bambu itu.
Sebelumnya, kedua pemimpin sudah menegaskan akan memperkuat kerja sama, persahabatan, dan rasa saling percaya seraya mengesampingkan sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Kunjungan resmi Duterte ini juga dianggap banyak kalangan sebagai sebuah langkah untuk mempertegas niatnya menjauhkan Filipina dari Amerika Serikat.
Tanda-tanda Duterte hendak "menyingkirkan" Amerika Serikat sudah beberapa kali terlihat antara lain dengan membatalkan patroli bersama di Laut China Selatan.
Selain itu, beberapa kali Duterte melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Barack Obama yang mengkritik perang melawan narkoba yang dikobarkan mantan Wali Kota Davao itu.
Credit KOMPAS.com