Jumat, 21 Oktober 2016

Duterte ke Cina, sinyal Filipina 'jauhi Amerika Serikat'

Duterte  
Presiden Duterte bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan juga Perdana Menteri Li Keqiang. 
 
Kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Cina tak hanya untuk menghangatkan hubungan kedua negara, tetapi juga 'menandai pergeseran orientasi' kebijakan luar negeri Manila.
Duterte tiba di Beijing hari Selasa (18/10) dalam lawatan empat hari dan pada Kamis (20/10) ia diterima oleh Presiden Xi Jinping.
Pemimpin Filipina tersebut membahas sejumlah kesepakatan perdagangan dengan Presiden XI, selain menemui Perdana Menteri Li Keqiang dan menghadiri jamuan makan kenegaraan.
Hubungan Filipina-Cina memburuk dalam beberapa bulan terakhir, terutama terkait klaim kepemilikan atas Kepulauan Spratly dan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan.
    Sengketa ini mencapai puncaknya pada Juli ketika Mahkamah Internasional mendukung Manila dan menolak klaim Beijing.
    Memang nada yang dikeluarkan Duterte terhadap Cina selama kampanye pemilihan presiden tergolong keras, tapi begitu berkuasa nadanya melunak.
    Pada saat yang sama Duterte mengatakan akan mengakhiri latihan militer bersama dengan Amerika Serikat, menyerang balik Washington yang mengecam perang melawan narkoba yang ia lancarkan.

    Hapus 'noda hitam'

    Duterte  
     Presiden Duterte dan delegasi pemerintah Filipina membahas kesepakatan perdagangan dengan para pejabat Cina. 
     
    Pemerintah Amerika secara khusus khawatir karena perang melawan narkoba ini 'diikuti dengan eksekusi ribuan orang yang tak didahului dengan proses hukum yang semestinya'.
    Sebelum terbang ke Beijing, dalam wawancara dengan media Cina, Duterte berbicara tentang perlunya memulihkan hubungan baik dengan Cina dan menegaskan bahwa Filipina memerlukan bantuan Cina.
    Ia juga mengatakan tak akan memasukkan masalah Laut Cina Selatan ke agenda pembicaraan dengan pemerintah Cina.
    "Ini momen yang sangat menentukan dalam masa kepresidenan saya untuk membuka persahabatan dan kerja sama," kata Duterte kepada media resmi Cina, CCTV.
    Ia menambahkan ingin 'menghapus secara total noda-noda hitam' dalam persahabatan kedua negara.
    Menanggapi pernyataan Duterte, Cina mengatakan bahwa lawatan Duterte ini adalah 'awal baru hubungan bilateral Cina-Filipina'.
    Cina adalah mitra dagang terbesar kedua bagi Filipina.
    Filipina antara lain mengekspor produk-produk elektronik namun saat ini berupaya juga memasok produk makanan.





    Credit  BBC