Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag
telah menyimpulkan China tidak memiliki dasar hukum tetap mengklaim hak
bersejarah sebagian besar wilayah LCS. (Reuters/U.S. Navy)
Bertemu di Beijing pada Rabu (13/10) kemarin, Fan mengatakan kepada Pimpinan Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Binskin bahwa China berharap untuk tetap menjaga hubungan baik dan stabil antar militer kedua negara. Untuk itu, Australia patut memperhatikan perilaku militernya terkait sengketa LCS.
Sebelumnya, Australia sebagai salah satu sekutu terdekat AS di kawasan pernah mengutarakan kritik terhadap aksi China yang mengoperasikan kapal pengintai militer di sekitar pulau sengketa di LCS. Australia juga mendukung AS dalam patroli militer sebagai bentuk kebebasan bernavigasi di LCS.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pada September lalu juga sempat berdiskusi dengan Presiden China Xi Jinping tentang pentingnya mematuhi hukum internasional guna meredam tingginya tensi di LCS.
Juli lalu, Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag menyimpulkan China tidak memiliki dasar hukum tetap mengklaim hak bersejarah sebagian besar wilayah LCS. Namun, Xi Jinping tetap menolak dan tidak mengabaikan keputusan internasional itu, dan menegaskan bahwa perairan yang memiliki nilai perdagangan mencapai US$5 triliun itu merupakan wilayah teritorial China.
Klaim LCS tumpang-tindih dengan klaim Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.
China geram dengan tindakan AS yang berpatroli di LCS. Sementara, China pun mereklamasi pulau buatan di sana, termasuk fasilitas landasan udara, yang semakin mempengaruhi stabilitas keamanan di kawasan.
Credit CNN Indonesia