Jumat, 14 Oktober 2016

Bhumibol Adulyadej Meninggal, Bagaimana Nasib Thailand?

 
Bhumibol Adulyadej Meninggal, Bagaimana Nasib Thailand? 
 Bagaimana nasib Thailand sepeninggal Raja Bhumibol ? (REUTERS/Jorge Silva)
 
Jakarta, CB -- Kepergian Raja Bhumibol Adulyadej, pemimpin monarki terlama di dunia, menyebabkan bangsa yang tengah berduka ini masuk ke dalam sebuah momen ketidakpastian yang besar.

Meski kesehatan raja Bhumibol Adulyadej sudah memburuk selamabertahun-tahun, namun istana tak pernah mengungkap ke muka publik tentang suksesi kerajaan selanjutya.

Akibatnya sedikit yang tahu tentang bagaimana negara akan menghadapi perubahan pertama tahta setelah 70 tahun.

Siapa ahli warisnya?

Ahli waris Raja Bhumibol Adulyadej adalah Putra Mahkota Vajiralongkorn. Vajiralongkorn sendiri saat ini berusia 64 tahun.

Tak lama setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej, Perdana Menteri Prayut pergi ke semua stasiun televisi Thailand untuk mengatakan bahwa parlemen akan diinformasikan kemudian pada malam hari bahwa Bhumibol Adulyadej sudah menunjuk Vajiralongkorn untuk menggantikannya.

Momen Vajiralongkorn naik tahta ini sama seperti saat Bhumibol yang langsung naik tahta setelah kakaknya meninggal. Bhumibol Adulyadej menjadi raja pada 1946 di hari yang sama saat kakaknya ditemukan tewas secara misterius dengan luka tembakan di kepala.

Vajiralongkorn sendiri tak menikmati tingkat kepopuleran Bhumibol. Hal ini membuat para analis sulit memprediksi gaya kepemimpinannya saat menjadi raja.

Vajiralongkorn menghabiskan sebagian besar kehidupannya di Eropa. Meskipun dia sendiri juga banyak mengambil alih tugas kenegaraan di rumah selama masa pemerintahan ayahnya.

Bagaimana efek suksesi bagi rakyat Thailand?

“Dengan meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej, psikologis Thailand akan berubah,” kata David Streckfuss, ahli monarki Thailand kepada AFP.

Banyak warga Thailand yang menyembah Raja Bhumibol sdengan cara yang mendekati gaya keagamaan. Fotonya dipasang di dalam rumah dan di jalan-jalan di seluruh negara. Bahkan penonton di bioskop pun berdiri setiap kali mendengar lagu kebangsaan diputar sebelum mulai menonton film.

Hukum lese majeste atau antipenghasutan kerajaan telah melindungi raja dari kritik terbuka. Di sisi lain Raja Bhumibol sendiri banyak dipuji sebagai pemimpin moral dan kebanggaan kaum miskin. Beberapa mengkreditkan raja dengan pergolakan politik selama tujuh dekade.

“Orang-orang punya kecemasan dan kekhawatiran tentang masa depan karena peran raja di masa lalu sangatlah penting dan diperlukan. Mereka melihat perkembangan Thailand yang meningkat dari sebuah desa terpencil menjadi bangsa yang modern,” kata Thitinan Pongsudhirak, pakar politik di Chualalongkorn University.

Mungkinkah terjadi kerusuhan?

Kemungkinan besar hal ini tidak terjadi karena militer masih ada dalam kontrol kuat kerajaan sejak kudeta tahun 2014.

Paul Chambers, seorang ahli militer Thailand memprediksi terjadinya tindakan keras militer yang intesif dan kemungkinan penundaan untuk kembali ke demokrasi.

“Sebagian besar tanda-tanda menunjukkan suksesi kerajaan yang stabil,” kata perusahaan konsultan risiko Eurasia Group dalam catatannya kepada kliennya di pekan ini.

Bagaimana dengan bisnis?

Mengingat sensitivitas isu tersebut, pejabat pemerintah dan istana tak merilis informasi apapun tentang rencana setelah kepergian raja dan juga status kesehatannya karena dikhawatirkan akan menyebabkan kegelisahan pasar.

Dalam pidato di televisi, Prayut mengungkapkan bahwa pemerintah Thailand dan perusahaan negara akan mengadakan masa berkabung selama satu tahun. Semua warga Thailand diundang untuk melakukan hal yang sama. Sekolahan dan perusahaan akan diliburkan selama beberapa hari mendatang.

Namun pemerintah Thailand menyadari bahwa periode penutupan bisnis dan kementerian yang panjang akan mengganggu stabilitas ekonomi. Khususnya karena puncak musim liburan akan segera dimulai pada Desember.





Credit  CNN Indonesia