Kamis, 20 Oktober 2016

AS Antisipasi Serangan Senjata Kimia ISIS di Mosul

 
AS Antisipasi Serangan Senjata Kimia ISIS di Mosul  
Militan ISIS diduga menggunakan senjata kimia berupa gas mustard untuk menyerang pasukan Irak di Mosul. (Reuters/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Amerika Serikat mengantisipasi penggunaan senjata kimia oleh ISIS di tengah gempuran puluhan ribu pasukan Irak di kota Mosul.

Diberitakan Reuters, Selasa (19/10), pasukan AS saat ini tengah mengumpulkan pecahan-pecahan amunisi di Mosul untuk mencari bukti-bukti penggunaan senjata kimia. Menurut seorang pejabat pertahanan AS, beberapa bulan sebelum dimulai serangan ke Mosul, ISIS telah menggunakan gas mustard.

Dalam sebuah pecahan amunisi yang ditemukan pada 5 Oktober lalu, pasukan AS menemukan sisa-sisa mustard. Biasanya senjata ini digunakan untuk menyerang pasukan Irak, bukan koalisi AS.

"Melihat perilaku serangan ISIS dan pengabaian mereka terhadap standar dan norma internasional, peristiwa ini tidak mengejutkan," kata pejabat pertahanan AS kepada Reuters.

Gas mustard belerang bisa menyebabkan kulit terbakar jika terpapar atau kerusakan pada paru-paru. Dalam dosis rendah, gas ini tidak menyebabkan kematian. Pejabat pertahanan AS meyakini ISIS belum mampu membuat senjata kimia hingga taraf yang mematikan.
 
 
Saat ini ada sekitar 5.000 tentara AS di Irak, lebih dari 100 di antara mereka berada bersama pasukan setempat dan Kurdi atau Peshmerga. Tugas tentara AS adalah memberikan nasihat soal strategi dan langkah penyerangan, selain membantu dengan gempuran pasukan udara.

ISIS yang tinggal berjumlah sekitar 5.000 masih berada di Mosul yang kini dikepung puluhan ribu tentara Irak, Peshmerga dan pasukan suku. Diperkirakan upaya merebut Mosul akan berlangsung hingga dua bulan.




Credit  CNN Indonesia