Militan ISIS diduga menggunakan senjata kimia berupa gas mustard untuk menyerang pasukan Irak di Mosul. (Reuters/Stringer)
Diberitakan Reuters, Selasa (19/10), pasukan AS saat ini tengah mengumpulkan pecahan-pecahan amunisi di Mosul untuk mencari bukti-bukti penggunaan senjata kimia. Menurut seorang pejabat pertahanan AS, beberapa bulan sebelum dimulai serangan ke Mosul, ISIS telah menggunakan gas mustard.
|
"Melihat perilaku serangan ISIS dan pengabaian mereka terhadap
standar dan norma internasional, peristiwa ini tidak mengejutkan," kata
pejabat pertahanan AS kepada Reuters.
Gas mustard belerang bisa menyebabkan kulit terbakar jika terpapar atau kerusakan pada paru-paru. Dalam dosis rendah, gas ini tidak menyebabkan kematian. Pejabat pertahanan AS meyakini ISIS belum mampu membuat senjata kimia hingga taraf yang mematikan.
Saat ini ada sekitar 5.000 tentara AS di Irak, lebih dari 100 di antara
mereka berada bersama pasukan setempat dan Kurdi atau Peshmerga. Tugas
tentara AS adalah memberikan nasihat soal strategi dan langkah
penyerangan, selain membantu dengan gempuran pasukan udara.
ISIS yang tinggal berjumlah sekitar 5.000 masih berada di Mosul yang kini dikepung puluhan ribu tentara Irak, Peshmerga dan pasukan suku. Diperkirakan upaya merebut Mosul akan berlangsung hingga dua bulan.
Gas mustard belerang bisa menyebabkan kulit terbakar jika terpapar atau kerusakan pada paru-paru. Dalam dosis rendah, gas ini tidak menyebabkan kematian. Pejabat pertahanan AS meyakini ISIS belum mampu membuat senjata kimia hingga taraf yang mematikan.
|
ISIS yang tinggal berjumlah sekitar 5.000 masih berada di Mosul yang kini dikepung puluhan ribu tentara Irak, Peshmerga dan pasukan suku. Diperkirakan upaya merebut Mosul akan berlangsung hingga dua bulan.
Credit CNN Indonesia