Senin, 19 Juni 2017

Su-35: Pantaskah Ia Disebut Jet Tempur Generasi Kelima?


Pada akhir 2017, Rusia akan dipersenjatai dengan jet tempur Su-35 berkemampuan manuver bagus, yang merupakan salah satu senjata pertama yang diuji coba di Suriah. Apakah sistem-sistem yang ada di Su-35 cukup untuk membuatnya disebut "jet tempur generasi kelima"?


 Sukhoi Su-35
Sebuah jet tempur Sukhoi Su-35 terbang dalam rangka Pertunjukan Udara Paris ke-50. Sumber: Reuters
Di Barat, jet tempur Sukhoi Su-35 dianggap sebagai jawaban Rusia terhadap jet tempur generasi kelima buatan AS, F-22 Raptor. Namun begitu, ada yang menganggap Su-35 “modernisasi terakhir” untuk evolusi jet tempur terbaik dunia di abad ke-20, Su-27. Atau, bisa saja ia merupakan langkah pertama dalam penciptaan sistem tempur generasi kelima T-50, yang sering disebut sebagai PAK FA.

Model Transisi

Dari bentuk luarnya, Su-35 pada dasarnya merefleksikan jet tempur generasi kelima Rusia di masa depan. Harganya juga setidaknya tiga kali lebih murah dari harga jet tempur Rusia di masa depan. Ini merupakan salah satu alasan mengapa Kementerian Pertahanan Rusia memutuskan untuk menunda peluncuran PAK FA.
Su-35, seperti T-50, memiliki kabin digital. Ia tidak memiliki peralatan navigasi tradisional yang memiliki panah. Sebagai gantinya, ada dua penampil kristal cair (liquid-crystal display atau LCD) guna memberikan semua informasi yang pilot butuhkan dalam format picture-in-picture, demikian menurut Vadim Kozyulin, profesor di Akademi Ilmu Militer.
Engineers check specials vectored thrust jet engines of a Sukhoi Su-35 fighter after a flying display. / Photo: ReutersSeorang teknisi mengecek mesin Su-35. Sumber: Reuters
Juga, aktuator hidrodinamik dari sistem tenaga Su-35 diganti dengan yang bertenaga listrik, yang menurut para pembangunnya tidak hanya mengurangi luas dan berat, tapi juga membantu memperkenalkan sistem panduan jarak jauh paralel dari mesin.
“Secara praktik, ini berarti peran pilot semakin berkurang. Komputerlah yang menentukan pada kecepatan berapa dan cara apa mesin akan menemukan targetnya, dan pada momen apa ia akan membuat senjata dapat digunakan oleh pilot. Selain itu, jet tempur ini dapat melakukan sendiri sebagian manuver rumit, seperti terbang di ketinggian rendah,” tutur Kozyulin.
Sistem elektronik yang ada pada Su-35 memastikan bahwa pilot menggunakan senjata yang aman untuk mesin atau tidak akan membuat pesawat meledak, kata Kozyulin.
Selain itu, jet tempur tersebut memiliki sistem radar canggih dengan Irbis, antena phased array (gelombang radio yang dapat diarahkan secara elektronik tanpa menggerakkan antena) yang memiliki kemampuan unik dalam mendeteksi target di jarak yang sangat jauh.
“Dalam hal karakteristik, radar ini mirip dengan yang di F-22. Irbis dapat mendeteksi target yang mendekat dari jarak 350 – 400 kilometer. Di jarak tersebut, Su-35 juga dapat melihat kapal induk, di jarak 150 – 200 kilometer dapat melihat jembatan kereta api, di jarak 100 – 120 kilometer perahu motor, dan di jarak 60 – 70 kilometer sistem misil taktis yang bergerak atau sejumlah kendaraan lapis baja dan tank,” kata Kozyulin. “Dan ia (Su-35) dapat menyerang mereka semua.”
Su-35 juga akan menggunakan mesin pesawat buatan Rusia, AL-41F-1S, yang tidak hanya memberikan mesin kecepatan dan kemampuan bermanuver hebat, tapi juga kemungkinan untuk menyimpan banyak senjata. Secara khusus, Su-35 dapat terbang dengan delapan ton bom dan misil berpresisi tinggi.
Su-35 memiliki 12 suspension hitches untuk menyimpan misil dan bom udara berpresisi tinggi ini. Ada dua hitches di ujung sayap untuk menampung wadah dengan sistem peperangan elektronik. Jet tempur ini dilengkapi dengan seluruh koleksi misil dan bom udara berpresisi tinggi.

Apa Yang Su-35 Tak Punya untuk Menjadi Jet Generasi Kelima

Menurut Wakil Menhan Rusia Yuri Borisov, uji coba mesin yang lebih canggih untuk T-50 sudah hampir selesai.
A Sukhoi Su-35 multirole fighter takes off at the Hmeymim airbase. / Photo: Valery Sharifulin/TASS Jet tempur Su-35 akan lepas landas dari pangkalan udara Hmeimim, Suriah. Sumber: TASS
Su-35, oleh karena itu, harus memiliki mesin canggih yang merupakan prasyarat jet tempur generasi kelima: kemampuan untuk melakukan penerbangan supersonik tanpa pembakaran lanjut (afterburning). Jet tempur modern seperti T-50 hanya membutuhkan sedikit pembakaran lanjut untuk penerbangan supersonik.




Credit  indonesia.rbth.com








Rusia Sukses Uji Coba Misil Khusus Pertahanan Udara Negara


Sistem ini merupakan amunisi milik Pasukan Misil Strategis serta Pasukan Kedirgantaraan Rusia, dan digunakan untuk melindungi Moskow serta wilayah industri pusat dari serangan misil balistik.
A-135 missile
Misil pertahanan antimisil balistik A-135. Sumber: PhotoXPress

Rusia telah sukses mengadakan uji coba sebuah jenis misil penangkal yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan jaringan pertahanan udara negara, demikian menurut Kementerian Pertahanan Rusia.
"Selama uji coba, misil penangkal tersebut berhasil melakukan tugasnya dan menghancurkan target buatan," ujar Kolonel Andrei Prikhodko, seorang komandan pertahanan misil senior di Pasukan Kedirgantaraan Rusia, kepada Sputnik, Jumat (16/6).
Sistem pertahanan misil ini merupakan amunisi milik Pasukan Misil Strategis serta Pasukan Kedirgantaraan Rusia, dan digunakan untuk melindungi Moskow serta wilayah industri pusat dari serangan misil balistik.
Saat ini, Moskow adalah salah satu kota di Rusia yang telah sepenuhnya dilindungi payung antimisil, yaitu sistem pertahanan antimisil balistik A-135.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan sebuah opsi pertahanan udara berupa ‘payung’ antimisil yang akan melindungi seluruh wilayah negara.







Credit  indonesia.rbth.com







Trump: Ada 'Pemburu Penyihir' yang Ganggu Pekerjaan Saya



Trump: Ada Pemburu Penyihir yang Ganggu Pekerjaan Saya
Trump menyatakan, ada sejumlah pihak yang dia sebut sebagai pemburu penyihir, yang menganggu pekerjannya sebagai Presiden AS. Foto/Reuters


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, ada sejumlah pihak yang dia sebut sebagai "pemburu penyihir", yang menganggu pekerjannya sebagai Presiden AS. Dia menyebut, orang-orang inilah yang menciptakan krisis di pemerintah AS saat ini.

"Agenda "Make America Great Again" berjalan dengan sangat baik, meski ada gangguan dari para "pemburu penyihir"." kata Trump melalui akun twitternya, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu (18/6).

"Banyak pekerjaan baru, antusiasme bisnis yang tinggi. Pemeliharaan Infrastruktur, kesehatan dan pajak!" sambungnya.

Tweets terbaru ini mengikuti kicauan pada hari Jumat. Di mana dia mengumumkan bahwa ia sedang diselidiki sehubungan dengan penyelidikan terhadap dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu presiden AS tahun lalu dan dugaan kolusi dengan tim kampanyenya.

"Saya sedang diselidiki karena memecat Direktur FBI oleh orang yang menyuruh saya untuk memecat Direktur FBI! Perburuan penyihir," kicau Trump.

Trump tidak mengidentifikasi "pria itu", namun tampaknya ia mempertanyakan integritas Wakil Jaksa Agung Rod Rosenstein. Rosenstein adalah sosok yang menunjuk Jaksa Khusus Robert Mueller pada 17 Mei lalu dan mengawasi penyelidikan tersebut. Ia juga yang menulis memo kepada Trump yang kritis terhadap Comey, yang berujung pada pemecatannya.

Tidak lama kemudian seorang sumber yang dekat dengan tim hukum Trump mengatakan, bahwa Trump tidak bermaksud melakukan tweet untuk menjadi konfirmasi penyelidikan, namun bereaksi terhadap sebuah berita Washington Post pada hari Rabu tentang penyelidikan tersebut. Sumber tersebut berbicara tanpa menyebut nama. 





Credit  sindonews.com






Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut


Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menjelaskan kepada parlemen mengapa Pentagon tidak berperang untuk menghentikan Korea Utara (Korut) mengembangkan kemampuan untuk menyerang Washington. Menurutnya, jika perang terjadi Korea Selatan (Korsel) akan menderita karena jadi target serangan besar-besaran oleh Pyongyang.

Pertanyaan mengapa AS tak segera perang melawan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut itu disampaikan anggota parlemen dari Partai Republik Tim Ryan.

”Saya akan menyarankan agar kita menang,” kata Mattis tentang kemungkinan perang dengan Pyongyang. ”Ini akan menjadi perang yang lebih serius dalam hal penderitaan manusia daripada yang pernah kita lihat sejak 1953.”

“Ini akan melibatkan penembakan besar-besaran di ibu kota sekutu, yang merupakan salah satu kota yang paling padat di bumi,” ujar Mattis mengacu pada Seoul, ibu Kota Korsel yang memiliki populasi sebesar 25 juta jiwa.

”Ini akan menjadi perang yang pada dasarnya tidak kami inginkan,” lanjut Mattis. ”Namun kami akan menang dengan biaya tinggi,” imbuh Kepala Pentagon ini, seperti dikutip Business Insider, semalam (17/6/2017).

Mattis menjelaskan bahwa ancaman dari Korut sangat besar dan sebuah konfrontasi militer akan menghancurkan begitu banyak. Dia bersama Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson telah membuat solusi damai sebagai prioritas utama.

Mattis mengatakan bahwa topik krisis Pyongyang telah mendominasi pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Menurutnya, China yang merupakan sekutu utama Korut kini menganggap rezim Kim Jong-un sebagai beban strategis, bukan aset strategis.

Menteri Pertahanan AS ini mengakui bahwa upaya diplomatik untuk mengatasi rezim Pyongyang telah melelahkan.

Korea Utara baru-baru ini mengejek Presiden Trump bahwa mereka mampu menyerang New York dengan sebuah rudal nuklir. Namun Mattis memperjelas bahwa jika perang pecah pada hari ini sebagian besar akan menyakiti sekutu AS di Asia.

”Ini akan menjadi perang yang serius dan serius, terutama bagi orang-orang yang tidak bersalah di beberapa negara sekutu kita, termasuk kemungkinan besar Jepang,” papar Mattis. 




Credit  sindonews.com





Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar



Kuwait menyeru Arab Teluk akhiri krisis diplomatik Qatar
Emir Kuwait Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah. (Official White House Photo by Pete Souza)


Dubai (CB) - Pemimpin Kuwait menyeru negara-negara Arab Teluk untuk mengatasi sengketa diplomatiknya dengan Qatar yang sudah menjadi sengketa regional paling buruk dalam tahun-tahun terakhir ini. Dia menyatakan semua pihak punya tugas menjaga kesatuan kawasan.

Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, yang memimpin upaya mediasi setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dua pekan lalu. Dia mengharapkan krisis ini diatasi lewat dialog.

Sheikh Sabah berharap pada hari-hari terakhir Ramadan ini akan tercipta "atmosfer untuk mengatasi perbedaan yang tak dikehendaki dan pengakhiran sengketa melalui dialog dan komunikasi" di Teluk.

Saudi, UEA dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni yang dituduh mereka telah mendanai kelompok-kelompok militan dan memicu ketidakstabilan. Tudingan ini dibantah Qatar.

Sheikh Sabah, yang juga diplomat veteran, menyatakan negara-negara Teluk punya satu takdir, berkat ikatan historis dan hubungan keluarga lintas-perbatasan. Kepentingan bersama ini telah membuat negara-negara Teluk punya tugas untuk tetap bersatu, kata dia seperti dikutip Rueters.

Dia mendoakan upaya-upaya untuk merukunkan negara-negara Teluk dan rakyatnya, serta menghindarkan semua hal yang bisa mengganggu hubungan erat mereka dan yang mengancam keamanan dan keselamatan mereka.

Dia menyatakan kawasan Teluk dan seluruh penjuru dunia tengah menghadapi fenomena semakin besarnya terorisme. Sheikh menyatakan solidaritas Kuwait untuk masyarakan internasional dalam memerangi terorisme dan membantu akar masalahnya.




Credit  antaranews.com

Turki lakukan pembicaraan "positif" dengan Saudi soal Qatar


Turki lakukan pembicaraan
Warga menyerukan slogan sambil membawa bendera Turki dan Qatar dalam aksi demo mendukung Qatar di pusat kota Istanbul, Turki, Rabu (7/6/2017). (REUTERS/Murad Sezer)


Makkah (CB) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan pembicaraan dengan Raja Salman di Arab Saudi pada Jumat waktu setempat, melanjutkan upaya untuk membantu menyelesaikan krisis diplomatik terbesar di Teluk Arab dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "pertemuan tersebut positif" namun tidak ada yang spesifik.

Riyadh, Uni Emirat Arab, Mesir dan beberapa negara lain memutuskan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar hampir dua pekan lalu, menuduh Doha mendukung kelompok-kelompok, termasuk yang didukung Iran, "yang ingin mengganggu stabilitas kawasan".

Qatar membantah memberikan dukungan semacam itu kepada ekstremis.

Cavusoglu mengunjungi Makkah tempat Raja Salman tinggal selama hari-hari terakhir Ramadan, setelah menemui menteri luar negeri Kuwait pada Kamis. Emir Kuwait, yang tidak memutuskan hubungan dengan Qatar, juga berusaha melakukan mediasi.

Pemimpin diplomat Turki berada di Doha pada Rabu, di mana dia menyeru dialog setelah pertemuan dengan Emir dan menteri luar negeri Qatar menjelang kunjungan ke Arab Saudi.

"Walaupun kerajaan ini adalah pihak yang terlibat krisis, kami tahu bahwa Raja Salman adalah pihak yang ingin menyelesaikannya," kata Covusoglu sebelumnya.

"Kami ingin mendengar pandangan Arab Saudi mengenai kemungkinan solusi dan akan menyampaikan pandangan kami kepada mereka dengan cara transparan... Kami memberikan perhatian besar pada hubungan kami dengan mereka," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Credit  antaranews.com


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan


Turki minta Saudi selesaikan masalah dengan Qatar sebelum akhir Ramadhan
Presiden Turki Tayyip Erdogan (REUTERS/Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via Reuters)



Ankara (CB) - Presiden Turki Tayyip Erdogan meminta Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk menyelesaikan keretakan hubungan dengan Qatar sebelum akhir bulan suci Ramadan, menurut sebuah wawancara dengan media penyiaran Portugis, RTP pada Kamis.

Erdogan juga mengatakan bahwa negara-negara muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi seperti itu kepada sesama negara muslim.

Qatar menghadapi boikot ekonomi dan diplomatik dari Arab Saudi dan sekutunya yang memutus hubungan pekan lalu, dalam peristiwa keretakan hubungan terburuk di antara negara-negara Teluk Arab selama bertahun-tahun.

Mereka menuduh Qatar mendanai terorisme dan terlalu dekat dengan Iran, dan semua tuduhan tersebut dibantah oleh Qatar.

Turki, yang mendukung Qatar, telah berusaha memecahkan masalah ini melalui diplomasi, dengan mengatakan bahwa keretakan hubungan tersebut merugikan umat Islam dunia.

"Kami ingin permasalahan ini dapat diselesaikan melalui diskusi sampai akhir Ramadhan. Saat ini, Raja Arab Saudi dapat mengambil langkah tersebut untuk mengatasi krisis", kata Erdogan kepada RTP seperti dilansir Reuters.

"Seorang muslim seharusnya tidak menjatuhkan sanksi semacam itu terhadap muslim lainnya, terutama di bulan Ramadhan," tambahnya.

Ramadhan akan berakhir pada akhir Juni.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dijadwalkan berkunjung ke Arab Saudi pada Jumat, dalam upaya mereka untuk membantu mengatasi krisis.




Credit  antaranews.com









Catatan peristiwa besar hubungan AS & Kuba



Catatan peristiwa besar hubungan AS & Kuba
Dokumen foto tangan kanan Presiden Kuba Raul Castro secara unik, layaknya wasit tinju ke pemenang pertandingan, memegang tangan kiri Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama dalam pertemuan 22 Maret 2016 di Havana, Ibu Kota Kuba. (Reuters/Carlos Barria)
... maka saya akan menghentikan kesepakatan."

Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Jumat (16/6) menetapkan kebijakan barunya mengenai Kuba, yang sekaligus membatalkan kebijakan Presiden AS sebelumnya Barrack Obama, dengan memperketat peraturan bagi warga AS bepergian ke Kuba.

Trump juga melarang perusahaan dan orang AS melakukan kegiatan komersial dengan lembaga usaha Kuba milik militer di negeri pimpinan Presiden Raul Castro itu.

Kebijakan baru, yang diumumkan Trump selama pidatonya di Miami, tempat masyarakat terbesar AS-Kuba, telah mengeruhkan hubungan bekas dua musuh Perang Dingin tersebut pasca-pemulihan hubungan diplomatik yang dipelopori Barack Obama,

Berikut ini catatan yang disarikan dari kantor berita Xinhua China mengenai kronologi peristiwa besar dalam hubungan AS dan Kuba setelah Revolusi Kuba 1959 yang dipimpin oleh Fidel Castro menggulingkan Presiden Fulgencio Batista, yang bersahabat dengan AS:

3 Januari 1961: Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba dan menutup kedutaan besarnya di Havana.

April 1961: Pemerintah AS mendukung serbuan yang gagal oleh orang Kuba di pengasingan di Teluk Babi di bagian barat-daya Kuba. Castro mengumumkan Kuba sebagai negara Komunis dan mulai bersekutu dengan Uni Sovyet.

Februari 1962: Presiden AS saat itu John F. Kennedy mengeluarkan embargo permanen atas Kuba di berbagai bidang seperti ekonomi, keuangan dan perdagangan.

Oktober 1962: Pesawat mata-mata AS menemukan bukti bahwa Uni Sovyet membangun pangkalan peluru kendali (rudal) di Kuba, yang memicu krisis yang membuat kedua negara adidaya ke ambang perang nuklir.

Krisis Rudal Kuba selanjutnya diselesaikan ketika Uni Sovyet setuju untuk memindahkan rudal sebagai imbalan bagi penarikan rudal nuklir AS dari Turki.

Oktober 1992: Kongres AS mensahkan Cuban Democracy Act, yang melarang cabang perusahaan AS yang bermarkas di luar negeri untuk melakukan perdagangan dengan Kuba, bepergian ke Kuba oleh warga negara AS, dan pengiriman uang ke Kuba.

Rancangan undang-undang yang menetapkan bahwa setiap kapal yang telah mengirim barang ke atau memberi layanan untuk Kuba tak diperkenankan merapat di pelabuhan AS selama 180 hari.

Maret 1996: Setelah Kuba menembak-jatuh dua pesawat sipil AS, Kongres AS mensahkan Helms-Burton Act, yang memperkuat dan melanjutkan embarga AS terhadap Kuba.

Peraturan itu memperpanjang permohonan wilayah embarga awal yang berlaku untuk perusahaan asing yang berdagang dengan Kuba.

Oktober 2003: Presiden AS saat itu George W. Bush mengumumkan tindakan baru yang dirancang untuk mempercepat diakhirinya kekuasaan komunis di Kuba, termasuk memperketat embargo perjalanan ke Kuba, menindak pengiriman uang kontan tidak sah, dan kegiatan penerangan yang lebih aktif yang ditujukan terhadap Kuba. Satu badan baru, Commission for Assistance to a Free Cuba, diciptakan AS sebagai kampanye mengakhiri komunisme ala Castro.

17 Desember 2014: Presiden AS saat itu Barack Obama dan Presiden Kuba Raul Castro mengumumkan awal proses untuk memulihkan hubungan bilateral, setelah percakapan telepon dua hari sebelumnya.

15 Januari 2015: Departemen Keuangan AS mengumumkan Departemen itu akan mengendurkan pembatasan atas eksport, perjalanan dan pertukaran uang dengan Kuba.

11 April 2015: Obama dan Raul Castro secara resmi bertemu untuk pertama kali dalam Summit of the Americas di Panama. Mereka telah bertemu dengan tak resmi dan berjabat tangan saat acara mengenang Nelson Mandela di Afrika Selatan pada Desember 2013.

1 Juli 2015: AS dan Kuba mengumumkan kedua negara tersebut akan memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan besar di ibu kota negara masing-masing.

20 Juli 2015: Hubungan diplomatik AS-Kuba secara resmi dipulihkan setelah 54 tahun, enam bulan dan 17 hari.

21-22 Maret 2016: Obama melakukan kunjungan resmi ke Kuba. Ia adalah presiden AS pertama yang mengunjungi Kuba tersebut dalam 88 tahun terakhir.

9 November 2016: Presiden Raul Castro, yang notabene adik Fidel Castro, menyampaikan pesan kepada Donald Trump untuk mengucapkan selamat kepadanya karena terpilih sebagai presiden baru AS untuk menggantikan Barrack Obama.

25 November 2016: Fidel Alejandro Castro Ruz alias Fidel Castro, Presiden Kuba periode 1961 hingga 2011, meninggal dunia. Presiden AS Barrack Obama menyampaikan salam duka cita secara khusus bagi tokoh Kuba kelahiran 13 Agustus 1926 itu.

29 November 2016: Trump berkicau di akun Twitter, "Jika Kuba tak bersedia membuat kesepakatan yang lebih baik buat rakyat Kuba, rakyat Amerika/Kuba dan AS secara keseluruhan, maka saya akan menghentikan kesepakatan."

Komentar keras yang meminta konsesi lebih besar dari Kuba adalah tanda sikap garis keras dan diperkirakan akan meningkatkan lebih banyak spekulasi dan ketidak-pastian mengenai kebijakan Trump mengenai Kuba. Hal ini juga memicu pendapat bertentangan dari sejumlah negara, termasuk Kanada.

Dari sekian banyak peristiwa yang menandai naik-turunnya tensi hubungan AS dan Kuba, ternyata selama ini ada pula kisah menarik lantaran Pemerintah AS sejak 1898 memiliki fasilitas pangkalan militer angkatan laut di Guantanamo, yang langsung berhadap-hadapan dengan wilayah Kuba. Guantanamo dikenal pula sebagai lokasi pemenjaraan teroris musuh AS.

Berkaitan dengan keputusan terbaru Presiden Trump, pemerintah dan masyarakat Kuba menyebutnya sebagai hal kuno dan kemunduran yang jauh karena Kuba merasa selama ini sudah terbiasa dimusuhi Pemerintah AS.





Credit  antaranews.com



Trump cabut kebijakan Obama terkait Kuba


Trump cabut kebijakan Obama terkait Kuba
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (REUTERS/John Sommers II )
Kita tidak akan lagi berdiam diri melihat penindasan komunis."

Miami (CB) - Setelah membatalkan sejumlah kebijakan Presiden ke-44 Amerika Serikat (AS) Barrack Obama, Presiden Donald Trump pada Jumat (16/6) mencabut kebijakan Obama terkait Kuba dengan memerintahkan pengetatan warganya berwisata ke Kuba sekaligus larangan perdagangan dengan militer negara di Amerika Latin itu.

Trump mengatakan dirinya membatalkan "kesepakatan buruk dan menyesatkan" yang dicapai mantan Presiden Barack Obama.

Sambil meletakkan kebijakan yang baru menyangkut Kuba saat menyampaikan pidato di Miami, Trump menandatangani keputusan presiden.

Keputusan itu mencabut terobosan-terobosan bersejarah yang dilakukan Obama menyangkut Kuba. AS dan negara komunis itu, yang merupakan musuh saat Perang Dingin, membuat terobosan diplomatik pada 2014.

Namun, Trump masih menyisakan beberapa kebijakan Obama untuk tetap dijalankan, yaitu keberadaan kedutaan besar AS yang baru dibuka kembali di Havana, Ibu Kota Kuba.

Trump berupaya memperlihatkan bahwa menjalankan janjinya saat kampanye untuk mengambil garis yang lebih tegas terhadap Kuba, terutama terkait catatan penegakan hak asasi manusia (HAM) di pemerintahan negara pulau Karibia tersebut.

"Kita tidak akan lagi berdiam diri melihat penindasan komunis," kata Trump, disambut sorakan dukungan dari kerumunan orang di kantong masyarakat Kuba-Amerika, Little Havana.

Di antara mereka ada Senator Marco Rubio dari Florida, yang membantu memajukan pembatasan terhadap Kuba.

"Untuk diberlakukan segera, saya mencabut kesepakatan dengan Kuba yang dibuat benar-benar secara sepihak oleh pemerintahan sebelumnya," teriak Trump, saat mengumumkan "pukulan" bagi pemerintahan Kuba pimpinan Presiden Raul Castro.

Berdasarkan kebijakan baru Trump itu, warga negara AS akan semakin ketat dilarang berkunjung ke Kuba sebagai wisatawan.

Aturan itu berupaya mencegah dolar AS dijadikan sumber pendapatan oleh Pemerintahan Kuba, yang dianggap Pemerintahan Trump didominasi militer penindas.

Kebijakan baru tersebut melarang sebagian besar kegiatan bisnis dengan Armed Forces Business Enterprises Group, yaitu sebuah perusahaan besar Kuba yang bergerak di seluruh bidang perekonomian didukung militer.

Namun, menurut sejumlah pejabat AS, masih ada pengecualian larangan, termasuk untuk perjalanan udara dan laut. Pengecualian itu akan melindungi bisnis pelayaran kapal-kapal pesiar AS yang melayani jalur ke Kuba.

"Kita tidak mau dolar-dolar Amerika Serikat menopang monopoli militer yang memeras dan menyiksa rakyat Kuba," kata Trump.

Ia menjanjikan bahwa berbagai sanksi AS tidak akan dicabut sampai Kuba membebaskan para tahanan politik dan menjalankan pemilihan umum secara bebas.

Berdasarkan perintah Trump, departemen keuangan dan perdagangan AS akan diberi waktu 30 hari untuk mulai menyusun peraturan-peraturan baru terkait Kuba. Peraturan baru itu belum akan diberlakukan sampai penyusunan secara lengkap selesai.

Sebelumnya, Trump juga membatalkan sejumlah kebijakan dari Obama, antara lain jaminan asuransi kesehatan masyarakat (Obamacare), menekan dan memberi label musuh AS bagi pemerintahan di Republik Iran, dan keluar dari Kesepakatan Paris 2015 mengenai komitmen pemerintahan di berbagai belahan dunia untuk mengurangi emisi zat asam arang (karbon dioksida).








Credit  antaranews.com







Balas Dendam, Iran Merudal 'Basis Teroris' di Suriah



Balas Dendam, Iran Merudal Basis Teroris di Suriah
Iran meluncurkan serangan rudal area yang diklaim sebagai basis teroris di Suriah sebagai balas dendam atas serangan di Teheran. Foto/Twitter@FarsNewsAgency


TEHERAN - Garda Revolusi Iran meluncurkan serangan rudal balistik jarak menengah terhadap area yang diklaim sebagai basis teroris di dekat Provinsi Deir-ez Zor, Suriah, dini hari tadi (19/6/2017). Serangan rudal ini sebagai balas dendam atas serangan teroris di Teheran beberapa waktu lalu.

Menurut laporan yang dilansir kantor berita Tasnim, rudal-rudal yang ditembakkan Garda Revolusi Iran menghantam wilayah Kermanshah dan wilayah Kurdistan, dekat Deir-ez Zor.

Iran percaya, markas teroris yang dirudal adalah kelompok yang bertanggung jawab atas serangan kembar di Teheran. Rudal tersebut, seperti dilaporkan Tasnim, telah membunuh sebagian besar teroris dan menimbulkan kerusakan material yang signifikan.

Rudal-rudal yang ditembakkan adalah rudal balistik berbahan bakar Zulfiqar padat, yang memiliki jangkauan efektif 700 kilometer. Sejumlah media Iran telah melansir beberapa video serangan rudal tersebut secara online.

Video pertama diambil dari sebuah kota di Iran barat oleh seorang pria yang melihat peluncuran rudal tersebut. ”Saya berani bertaruh bahwa ini rudal,” kata seorang pria dalam video tersebut.

Iran pada 7 Juni 2017 menderita serangan kembar di Teheran, yakni di kompleks gedung parlemen dan makam pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Khomeini. Kelompok Islamic State atau ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 18 orang dan melukai sekitar 50 orang lainnya itu.

Namun, mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah dan Bahrain, Peter Fod mengatakan, serangan rudal Iran itu bertujuan politik. Yakni, untuk mengirim pesan yang jelas kepada musuh-musuh Iran di wilayah Timur Tengah.

”Secara militer, itu penting. Serangan tersebut tampaknya telah mendepak cukup banyak pasukan dan kepemimpinan ISIS. Tapi konsekuensi politiknya itu adalah yang terpenting. Arab Saudi akan mendapat sinyal nyaring dan jelas,” kata Ford kepada Russia Today, Senin (19/6/2017).

”Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir, didorong oleh (Presiden Amerika Serikat) Donald Trump, untuk menjatuhkan tantangan kepada Teheran dan telah mengancam pergerakan militer terhadap Teheran. Nah, inilah respons Teheran: ‘Jangan main-main dengan kami, kami sudah lama bisa mencapainya’,” ujar Ford. 






Credit  sindonews.com





China-Iran Gelar Latihan Militer di Selat Hormutz


China-Iran Gelar Latihan Militer di Selat Hormutz


Angkatan Laut Iran dan Angkatan Laut China dilaporkan melakukan latihan gabungan di Selat Hormutz. Foto/Istimewa


TEHERAN -  Angkatan Laut Iran dan Angkatan Laut China dilaporkan melakukan latihan gabungan di Selat Hormutz. Selat Hormuzt adalah sebuah selat yang berada diantara Teluk Persia dan Teluk Oman.

Kantor berita Iran, Mehr, melaporkan Armada Angkatan Laut China yang akan berpartisipasi dalam permainan perang terdiri dari perusak rudal Chang Chun, kapal pengisian Chao Hu, kapal selam Jin Zhou dan sebuah helikopter. Kapal-kapal China tersebut sudah tiba di Teheran pada tengah pekan lalu.

"Latihan di Selat Hormuz bertujuan untuk memperkuat hubungan persahabatan antara Teheran dan Beijing serta untuk mempromosikan kolaborasi maritim," bunyi laporan Mehr, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (18/6).

Latihan itu sendiri dilakukan di tengah krisis diplomatik di Teluk Persia setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan dengan Qatar pada 5 Juni dan menghentikan semua komunikasi dengan Doha, menuduhnya mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Tidak lama kemudian, Maladewa, Mauritius, dan Mauritania juga mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik. Yordania dan Djibouti mengurangi tingkat misi diplomatik mereka di Qatar. Senegal, Niger dan Chad memanggil Duta Besar mereka di Doha.





Credit  sindonews.com





Amati Hilal, China Hukum 100 Warga Uighur

Amati Hilal, China Hukum 100 Warga Uighur
China mengamati seluruh provinsi Xinjiang, rumah bagi etnis Uighur yang beragama Islam, untuk mencegah umat Muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Foto/Istimewa


BEIJING - Pihak berwenang China dilaporkan telah menghukum setidaknya 100 Muslim Uighur karena mengamati hilal bulan Ramadan, bulan suci umat Islam. Negara komunis ini telah lama melarang praktik dan aktivitas keagamaan.

Kongres Uighur Dunia, yang mewakili sebagian besar masyarakat etnis Uighur yang tinggal di pengasingan, mengklaim bahwa beberapa orang didenda dengan jumlah yang lumayan. Sementara yang lain dikirim ke "kelas pendidikan kembali" untuk "mencuci otak" mereka agar tidak mengikuti ritual keagamaan seperti dikutip dari IB Times, Minggu (18/6/2017).

"Mereka yang dihukum termasuk petani miskin dan pegawai negeri atau pejabat pemerintah di wilayah Kashgar dan Hotan, kata juru bicara Kongres Uighur Dunia Dilxat Raxit.

Ia menambahkan bahwa mereka yang didenda dipaksa membayar sekitar 500 yuan China, yang merupakan jumlah yang sangat besar bagi masyarakat etnis miskin yang tinggal di provinsi ini.

Raxit juga mengatakan bahwa pejabat pemerintah yang tergabung dalam komunitas minoritas menghadapi tekanan ekstrim selama bulan Ramadan karena mereka dipaksa untuk berbuka puasa dan dihukum berat karena menentang larangan negara.

"Pihak berwenang akan mengirim orang untuk mengajak Muslim Uighur keluar makan siang, misalnya. Di pedesaan, para pejabat pergi ke ladang dan makan dan bekerja di samping orang-orang di sana. Ini pada dasarnya adalah sebuah kampanye politik melawan praktik keagamaan," tutur Raxit.

"Mereka (pemerintah) telah membentuk tim pemeliharaan stabilitas khusus yang terdiri dari polisi, agen keamanan warga dan pejabat tingkat desa, serta spesialis perawatan stabilitas yang dikirim dari Urumqi," ungkapnya.

Tingkat pembatasan yang sama juga terjadi di Urumqi, seorang penduduk mengatakan. "Pekerjaan pemeliharaan stabilitas yang sama sedang terjadi, baik di kota maupun di pedesaan. Tapi ada perbedaan antara lingkungan sekitar, dan beberapa lingkungan yang telah meningkatkan keamanan, dengan pemeriksaan identitas terhadap siapa pun yang masuk atau keluar," kata pria tersebut.

Dia menambahkan: "Saya pikir pihak berwenang khawatir tentang orang-orang yang berkumpul bersama, mungkin para ekstremis berkumpul di lingkungan tersebut, mereka takut akan kejadian ini."

Dipercaya bahwa pihak berwenang Beijing telah menempatkan pembatasan ketat terhadap mereka yang mengikuti ritual Islam untuk mencegah kegiatan ekstremis. Pemerintah dilaporkan khawatir penyebaran kelompok jihad ke negara tersebut dari tetangga yang dipenuhi terorisme seperti Afghanistan dan Pakistan, di mana kelompok militan seperti al-Qaeda dan Taliban sangat aktif.

China baru-baru ini melarang keluarga Muslim untuk memberikan nama tradisional kepada anak-anak mereka. Pemerintah juga dilaporkan memaksa pemilik toko Muslim untuk menjual minuman keras dan rokok yang dilarang Islam.

Selama bulan Ramadhan, negara tersebut memaksa restoran untuk tetap buka sepanjang hari tidak seperti di kebanyakan negara Muslim dimana restoran tetap tutup selama jam buka puasa.





Credit  sindonews.com








Mengenal Baghdadi, 'Si Hantu' Teroris Paling Dicari di Dunia


Mengenal Baghdadi, 'Si Hantu' Teroris Paling Dicari di Dunia
Al Baghdadi diklaim tewas terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan Rusia di Raqqa, akhir Mei lalu. (REUTERS/Social Media Website)



Jakarta, CB -- Tentara Rusia mengklaim berhasil membunuh teroris yang paling dicari di dunia, pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, melalui serangan udara mereka sekitar 28 Mei lalu, saat para petinggi kelompok militan itu berkumpul di suatu lokasi di utara Raqa, Suriah.

Meski begitu, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi. Sebab, kabar mengenai kematian Baghdadi sudah sering terjadi tapi tak ada yang bisa mengonfirmasi.

Pria berusia 46 tahun ini kerap dijuluki "Si Hantu." Baghdadi belum pernah terlihat lagi ke publik sejak dirinya memproklamasikan negara kekhalifahannya di Mosul, Irak, pada 2014 lalu.

Dia sempat bergabung dengan al-Qaidah dan berhasil membangkitkan kembali organisasi afiliasi kelompok binaan Osama bin Laden itu yakni Negara Islam Irak atau (ISI).



Baghdadi lalu mengubah ISI menjadi kelompok independen ISIS, melebarkan cakupan okupasinya di Suriah pada 2013 dan ke Irak pada 2014 silam.

Sejak itu, koalisi internasional mengincar kelompoknya di Irak dan Suriah dan sebisa mungkin membinasakan mereka.

Tanda terakhir yang menyatakan kalau Baghdadi masih hidup adalah rekaman suaranya yang beredar sekitar November lalu, saat pasukan ISIS semakin tertekan oleh pasukan Irak di Mosul--kota terpenting bagi ISIS.

Dalam rekaman audio tersebut, buronan intelijen Barat ini mendesak anak buahnya untuk membela Mosul hingga akhir hayat mereka, di mana pasukan Irak berangsur-angsur berhasil merebut sebagian besar wilayah itu dari tangan pemberontak.

Sejak awal tahun lalu, Baghdadi dikabarkan sudah meninggalkan Raqqa, Suriah. Dia dilaporkan beberapa kali sempat terlihat di sejumlah wilayah dekat perbatasan Suriah-Irak.

Tapi tak ada satu pun juga pihak yang bisa mengonfirmasi keberadaannya. Kepala Baghdadi bahkan dihargai US$25 juta bagi siapa saja yang mengetahui keberadaan dan bisa menangkapnya.



Lahir di tengah keluarga sederhana di Samarra, utara Baghdad, Baghdadi memiliki nama asli Ibrahim Awad al-Badri.

Tak disangka, pria tertutup itu, dikenal di lingkungannya sebagai pesepakbola yang lihai.

Riwayat pendidikan Baghdadi disebut terlalu rendah sehingga tak bisa menghantarkannya mengenyam pendidikan sekolah hukum yang didambakannya. Buruknya penglihatan Baghdadi juga menyebabkan dirinya tak dapat bergabung menjadi militer.

Lantas, Baghdadi muda hijrah ke ibu kota untuk memperdalam ilmu Islam dan menetap di wilayah Tobchi.

"Baghdadi tak pernah tampil sebagai anak yang brilian, namun sabar dan pekerja keras," kata Sofia Amara, penulis cerita dokumenter yang mengungkap kisah kehidupan Baghdadi.

"Dia mempunyai visi sejak awal, mengenai organisasi apa yang ingin dia buat. Dia adalah perencana rahasia," kata Amara, seperti dikutip AFP, Jumat (16/6).

Baghdadi dibesarkan dari sebuah keluarga religius. Dia dikabarkan memiliki tiga orang istri yakni Asma al-Kubaysi dari Irak, Isra al-Qaysi dari Suriah, dan salah seorang lainnya yang belum diketahu identitasnya.

Sejak memimpin negara kekhalifahannya, dia dituding telah berulang kali memperkosa anak perempuan yang ia simpan sebagai budak seks, termasuk gadis-gadis kaum Yazidi yang menjadi sandera ISIS.






Credit  CNN Indonesia





Rusia Klaim Bunuh Pemimpin ISIS Baghdadi via Gempuran Udara


Rusia Klaim Bunuh Pemimpin ISIS Baghdadi via Gempuran Udara 
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan udara pasukannya di dekat Raqqa, Suriah, mungkin telah membunuh pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi sekitar akhir Mei lalu, meskipun Moskow kini masih memeriksa informasi tersebut.


Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan udara pasukannya di dekat Raqqa, Suriah, mungkin telah membunuh pemimpin kelompok teroris ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi sekitar akhir Mei lalu, meskipun Moskow kini masih memeriksa informasi tersebut.

Kantor berita RIA mengatakan, mengutip pernyataan kemhan Rusia, serangan udara itu diluncurkan sekitar 28 Mei lalu dan menargetkan sebuah pertemuan antar petinggi ISIS. Baghdadi dilaporkan turut hadir dalam pertemuan itu.

"Setelah pesawat nirawak mengonfirmasi informasi mengenai lokasi dan waktu pertemuan para pemimjpin ISIS pada 28 Mei lalu, antara pukul 00.35 dan 00.45 waktu setempat, angkatan udara Rusia melancarkan serangan ke titik komando di mana para petinggi [ISIS] bertemu," bunyi pernyataan Kemhan Rusia melalui akun Facebook, Jumat (16/6).



"Menurut informasi yang tengah diperiksa melalui berbagai saluran, pemimpin ISIS al-Baghdadi juga hadir di pertemuan itu dan ikut tewas dalam serangan udara tersebut," Kemhan Rusia menambahkan.

Kemhan Rusia menyebut para petinggi ISIS itu berkumpul guna membahas rute melarikan diri dari kota itu menyusul gempuran koalisi internasional yang terus menekan mereka di Raqqa dan juga Mosul di Irak.

Gempuran udara Rusia tersebut diyakini turut menewaskan sejumlah pemimpin senior lainnya, 30 komandan lapangan, dan 300 pasukan pengamanan kelompok teroris itu.



Moskow mengatakan Amerika Serikat juga telah diberitahu mengenai rencana serangan udara tersebut. Namun, koalisi AS belum bisa mengonfirmasi soal kematian Baghdadi.

Sementara itu, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdulrahman, meragukan kabar mengenai tewasnya pemimpin ISIS tersebut.

Sebab, menurut informasi yang mereka dapatkan, Baghdadi tidak berada di Raqqa pada akhir Mei lalu.

"Informasinya adalah akhir bulan lalu Baghdadi berada di Deir al-Zor, daerah pinggiran Suriah dekat perbatasan Irak," kata Abdulrahman.




Credit  CNN Indonesia



AS Belum Bisa Konfirmasi Kematian Al-Baghdadi


AS Belum Bisa Konfirmasi Kematian Al-Baghdadi 
Amerika Serikat belum bisa mengonfirmasi kebenaran kabar soal tewasnya pemimpin besar ISIS Al-Baghdadi akibat serangan udara Rusia. (REUTERS/Social Media Website via Reuters TV)


Jakarta, CB -- Pasukan Rusia mengklaim berhasil menewaskan pemimpin besar ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, dalam sebuah serangan udara di Raqqa, Suriah, sekitar akhir Mei lalu.

Namun, Amerika Serikat menyebut klaim itu belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan bahwa jet tempur Sukhoi menggempur sebuah lokasi di Raqqa, dimana para pemimpin ISIS menggelar pertemuan untuk merencanakan pelarian diri para militan dari kota yang terus digempur pasukan keamanan tersebut.

“Komandan senior kelompok militan ISIS, 30 komandan lapangan dan 300 militan terbunuh dalam serangan itu,” bunyi pernyataan Kemhan Rusia.

“Menurut informasi yang hingga kini masih diperiksa melalui berbagi jaringan, pemimpin ISIS Ibrahim Abu-Bakr al-Baghdadi juga tengah berada di lokasi dan ikut tewas dalam serangan.”



Serangan itu terjadi selama 1 jam 10 menit, dari pukul 21.35 - 22.45 pada 28 Mei, menyusul informasi yang didapatkan pesawat nirawak.

Selain itu, gempuran itu juga dikabarkan menewaskan emir Raqqa dan kepala keamanan ISIS.

Amerika Serikat telah diberitahu soal serangan itu, menurut pernyataan Kemhan Rusia.

Di sisi lain, pemimpin besar ISIS Baghdadi jarang terlihat di muka publik setelah memproklamirkan dirinya sebagai ‘kalifah’ di Mosul, tiga tahun lalu.

Selain itu, Baghdadi juga telah beberapa kali dikabarkan terluka atau bahkan tewas.

Dia diberi julukan “Hantu” karena kerap muncul di perbataran Irak-Suriah, namun keberadaannya tidak pernah bisa dikonfirmasi.

Maret lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mendeklarasikan bahwa kematian Baghdadi akan menjadi tonggak serangan terhadap ISIS karena nyaris semua wakilnya tewas dalam pertempuran dan hanya “hitungan waktu” sebelum dia menemui takdir yang sama.

ISIS sendiri kini dalam posisi terdesak baik di Irak maupun Suriah berkat gempuran tanpa henti dari pasukan koalisi Suriah dan Rusia, juga militer Irak yang didukung AS.






Credit  CNN Indonesia






AS Tembak Jatuh Jet Tempur Suriah di Raqqa



AS Tembak Jatuh Jet Tempur Suriah di Raqqa Pesawat tempur Amerika Serikat menembak jatuh jet tempur milik Suriah di Raqqa. (Dok. US Navy)


Jakarta, CB -- Jet tempur Amerika Serikat dilaporkan menembak jatuh pesawat tempur Suriah di selatan Raqqa, Minggu (18/6). Washington menyebut serangan itu dilakukan karena jet tempur Suriah menjatuhkan bom dekat pasukan koalisi AS, sementara Damaskus mengatakan pesawat mereka diserang ketika tengah menggempur militan ISIS.

Pernyataan tentara Suriah yang dirilis melalui televisi nasional mengungkapkan pesawat tempur tersebut jatuh dan pilotnya dilaporkan hilang. Dikatakan insiden itu terjadi di dekat Desa Rasafah, pada Minggu petang.

“Serangan itu adalah usaha melemahkan pasukan keamanan Suriah yang merupakan satu-satunya kekuatan efektif dalam memerangi terorisme di wilayah Suriah,” demikian pernyataan tentara Suriah, dikutip Reuters, Senin (19/6).


“Serangan ini terjadi saat pasukan Suriah dan sekutunya membuat kemajuan dalam membasmi kelompok teroris Daesh [nama lain ISIS].”

Selanjutnya Pusat Komando Koalisi AS merilis pernyataan bahwa “pesawat tempur Suriah ditembak jatuh sebagai upaya pertahanan diri pasukan koalisi Angkatan Darat Demokratik Suriah (SDF) di dekat Tabqah.”

AS juga mengatakan bahwa pasukan pendukung rezim Suriah itu sebelumnya menyerang SDF di selatan Tabqah dan melukai beberapa pejuang, serta membuat mereka mundur dari kota tersebut.

Jet tempur AS berjenis F/A-18E Super Hornet kemudian melakukan intersepsi dan menembak jatuh pesawat SU-22 milik Suriah.

Sebelum ditembak jatuh, pasukan koalisi AS dilaporkan telah “memberi informasi pada Rusia melalui telepon melalui jalur komunikasi dekonfliksi” guna meredakan ketegangan dan menghentikan serangan dari kedua belah pihak.


AS menyebut pasukan koalisi tidak berniat melawan “pasukan Suriah, Rusia atapun pasukan pendukung rezim Bashar al-Assad lainnya”, namun mereka tidak akan ragu “mempertahankan diri dari berbagai jenis ancaman”.

Di sisi lain, pasukan koalisi AS dalam beberapa minggu terakhir, terus melalukan gempuran serangan udara di utara Suriah, termasuk Provinsi Raqqa. Mereka telah mengepung Raqqa dan merebut beberapa distrik dari cengkeraman militan.

Sementara pasukan Suriah juga telah mengambil alih wilayah yang sebelumnya dikuasasi ISIS di wilayah barat Raqqa. Mereka juga merebut kembali beberapa ladang minyak bumi dan desa-desa yang telah berada dalam dominasi ISIS selama tiga tahun terakhir.




Credit  CNN Indonesia







Tentara Irak Gempur Pertahanan Terakhir ISIS di Mosul



Tentara Irak Gempur Pertahanan Terakhir ISIS di Mosul Tentara Irak sedang berjalan di antara reruntuhan ketika pasukannya merangsek ke Kota Tua Mosul, Minggu (18/6). (AFP PHOTO / AHMAD AL-RUBAYE)



Jakarta, CB -- Pasukan Irak mulai merangsek ke kota tua Mosul, distrik terakhir yang dikuasai ISIS di Mosul. Pertempuran ini diharapkan bisa merebut kembali kota itu setelah delapan bulan mencoba.

“Pagi tadi pasukan Irak mulai menyerang kota tua Mosul, distrik terakhir yang dikuasai ISIS di kota itu,” kata Brett McGurk, utusan Amerika Serikat di koalisi internasional yang memerangi ISIS.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebanyak 100 ribu warga sipil terperangkap di sana dengan kondisi memprihatinkan. Cadangan makanan, minuman, dan obat-obatan yang menipis dan akses terbatas ke rumah sakit.

“Ini akan menjadi masa-masa menakutkan bagi 100.000 orang yang masih terperangkap di Kota Tua Mosul, berisiko terjebak pertempuran,” kata Komite Penyelamatan Internasional (IRC).

Bangunan-bangunan tua di Mosul, menurut IRC, rentan ambruk meski tak diserang langsung. Jadi itu amat membahayakan warga sipil di Mosul.

Tapi pasukan antiterorisme Irak berjanji hati-hati, dengan hanya menggunakan senjata ringan dan medium.

“Ini ‘bab’ terakhir dalam serangan untuk merebut Mosul,” kata Letnan Jenderal Abdul Ghani al-Assadi, komandan unit elite Pasukan Antiterorisme yang menginisiasi serangan tersebut. Pasukan koalisi akan mendukung dengan serangan udara dan dukungan di darat.

Beberapa serangan udara telah menghantam sebuah komplek medis di utara Kota Tua, di sisi barat Sungai Tigris. Begitu laporan dari Reuters TV. Komplek yang berisi dua rumah sakit besar itu dikuasai militan ISIS dan dijadikan tempat persembunyian para penembak jitu.

Kendaraan tempur merangsek ke garis depan di Kota Tua, diiringi tembakan senjata api.

Kepala layanan keamanan ISIS di Kota Tua, Kanaan Jiyad Abdullah, juga dikenal dengan nama Abu Amna, dilaporkan tewas pada pertempuran pagi. Begitu kata Hisham al-Hashimi, penasihat soal ISIS bagi beberapa pemerintahan Timur Tengah, kepada kantor berita Reuters.

Berapa sebetulnya kekuatan ISIS yang dihadapi pasukan Irak di Kota Tua Mosul. Tentara Irak memperkirakan jumlah mereka tak lebih dari 300 orang, turun jauh dari 6.000 orang saat pertama kali menyerang Mosul pada 17 Oktober tahun lalu.

Pertempuran bakal pecah di jalanan, sehingga serangan udara dan artileri akan dibatasi. Soalnya, dikhawatirkan yang banyak jadi korban adalah warga sipil.

Kalau Mosul berakhir direbut, maka itu akan menandai akhir dari sebagian kekalifahan yang dideklarasikan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di sebuah masjid di Kota Tua Mosul, pada tiga tahun lalu. Kekalifahan ini meliputi Irak dan Suriah.

Di Suriah sendiri, ISIS juga terus mengalami kemunduran. Ibu kota ISIS di Raqqa, Suriah, juga sudah dikepung. Baghdadi dikabarkan sudah menyerahkan pertempuran di Mosul dan Raqqa kepada komandan-komandan lapangannya.

Nasib Baghdadi sendiri sempat jadi cerita setelah Rusia mengklaim telah menewaskan sosok paling dicari itu dalam sebuah serangan udara pada Mei lalu. Tapi klaim Rusia diragukan Amerika Serikat. 



Credit  CNN Indonesia


ISIS di ambang jatuh di Mosul, Uni Eropa siap kirim misi

ISIS di ambang jatuh di Mosul, Uni Eropa siap kirim misi
Sebuah kendaraan pasukan Irak berkendara di sepanjang jalan saat warga berjalan meninggalkan rumah mereka di Mosul, Irak, Selasa (4/4/2017). (REUTERS/Andres Martinez Casares)

Luxembourg (CB) - Uni Eropa akan mengirimkan misi keamanan untuk membantu menstabilkan Irak setelah Mosul diperkirakan segera dibebaskan sepenuhnya dari ISIS, kata para diplomat seperti dikutip Reuters.

Para menteri luar negeri Uni Eropa akan menggelar diskusi pertama hari ini di Luxembourg dan mempertimbangkan menggelarkan Tim Penasihat dan Pembantu Reformasi Sektor Keamanan Uni Eropa  untuk melatih para petugas keamanan Irak.

Menurut para diplomat, Irak secara resmi telah meminta bantuan Uni Eropa.

Langkah ini adalah sinyal bagi berakhirnya keengganan Prancis dan Jerman untuk melibatkan diri dalam perang di Timur Tengah setelah invasi Irak oleh AS pada 2003 yang ditentang Jerman dan Prancis.

Tapi kedua negara itu secara terpisah terlibat dalam perang melawan militan ISIS di Suriah dan Irak. Uni Eropa sulit bertindak dalam kesatuan utuh, kendati punya peran luas dalam pelatihan non perang. Sedangkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mendukung peran lebih luas Uni Eropa.

ISIS di ambang kekalahan di basis terkuatnya di Irak, Mosul, tapi AS khawatir para kabilah akan ganti mengisi kekuasaan ISIS di Mosul. ISIS juga tengah digempur di ibu kota kelompok ekstremis ini lainnya di Raqqa, Suriah.

"Kami tidak boleh membiarkan kekosongan (kekuasaan) terjadi. Kami dan yang lainnya siap masuk. Hanya soal bagaimana kami melakukannya yang harus diputuskan," kata seorang diplomat Uni Eropa.

Para diplomat Prancis mengatakan misi Uni Eropa bisa memperkuat pasukan kontraterorisme Irak, memfungsikan peradilan dan memberikan nasihat keamanan kepada pemerintah Irak, selain melatih polisi.




Credit  antaranews.com












Kapal Perang AS Bertabrakan di Perairan Jepang


Kapal Perang AS Bertabrakan di Perairan Jepang Kapal USS Fitzgerald bertabrakan dengan kapal pengangkut kontainer berbendera Filipina di perairan Jepang. (Kyodo/via REUTERS)



Jakarta, CB -- Tujuh pelaut Angkatan Laut AS hilang dan sejumlah lainnya luka-luka setelah kapal peerusak milik AS bertabrakan dengan kapal dagang di lepas pantai Jepang.

Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal perusak USS Fitzgerald mengalami kerusakan setelah insiden tabrakan itu.

Komandan Bryce Benson termasuk satu dari tiga awak kapal perang itu yang luka-luka dan harus diterbangkan ke rumah sakit militer di Yokosuka, Jepang. Angkatan Laut AS mengatakan kondisi Komandan Benson saat ini stabil.

Sementara itu, Komandan Operasi Angkatan Laut AS Laksamana John Richardson mengatakan tiga awak lainnya juga diterbangkan ke rumah sakit karena luka yang diderita.

Pasukan Penjaga Pantai Jepang mengatakan kepada CNN bahwa kedua kapal ini bertabrakan pada Sabtu (17/6) pukul 02.30 waktu setempat sekitar 19 kilometer dari Semenanjung Izu.

AL Amerika Serikat mengatakan kerusakan akibat tabrakan itu membuat kapal USS Fitzgerald bocor namun awak kapal bekerja keras memompa air laut yang masuk keluar dari kapal.

Seorang pejabat AL AS mengatakan kepada CNN bahwa kapal penjelajah ini masih bisa beroperasi dengan tenaga listrik sendiri tetapi tenaganya terbatas.

Angkatan Laut AS mengatakan satu helikopter milik Pasukan Penjaga Pantai Jepang membantu mengevakuasi korban yang luka, sementara stasiun televisi Jepang NHK memperlihatkan tayangan video ketika awak yang luka diangkut ke atas helikopter.
Kapal USS Fitzgerald mengalami kerusakan sehingga air laut masuk dan awak kapal bekerja keras memompanya keluar. Kapal USS Fitzgerald mengalami kerusakan sehingga air laut masuk dan awak kapal bekerja keras memompanya keluar. (Kyodo/via Reuters)
Pasukan Penjaga Pantai Jepang mengatakan empat kapal dan satu helikopter milik mereka membantu untuk memeriksa kerusakan dan mengitari kapal untuk mencari awak yang kemungkinan terjatuh ke laut.

Para pejabat mengatakan kapal dagang yang terlibat dalam insiden itu adalah ACX Crystal, sebuah kapal pengangkut kontainer berbendera Filipina.

Situs lalu lintas kapal laut, marinetraffic.com, menyebut bahwa kapal Crystal meninggalkan pelabuhan Nagoya pada Jumat (16/6) malam.




Credit  CNN Indonesia



Tujuh Awak Kapal Perang AS yang Hilang Ditemukan Tewas


Tujuh Awak Kapal Perang AS yang Hilang Ditemukan Tewas
Kapal perang AS USS Fitzgerald mengalami kerusakan akibat tabrakan dengan kapal niaga Filipina di lepas pantai Jepang. Foto/Istimewa

TOKYO - Tujuh awak kapal perang Amerika Serikat (AS), USS Fitzgerald, yang hilang ditemukan sudah tidak bernyawa. Mereka ditemukan tewas di kompartemen yang banjir saat terjadi tabrakan dengan sebuah kapal dagang berbendera Filipina di lepas pantai Jepang.

Armada ke-7 Angkatan Laut mengatakan bahwa tim pencari menemukan mayat mereka pada hari Minggu (18/6/2017) pagi setelah kapal tersebut kembali ke pangkalannya di Jepang. Ketujuh mayat itu telah dibawa ke rumah sakit angkatan laut AS di Yokosuka.

"Keluarga telah diberi tahu dan Angkatan Laut akan memberi dukungan yang mereka butuhkan selama masa sulit ini. Nama pelaut akan diumumkan setelah semua pemberitahuan dibuat," kata Angkatan Laut dalam sebuah pernyataan tanpa menyebutkan jumlah mayat yang telah ditemukan disitat dari CNN.

Kapal perusak bersenjata rudal dengan berat 10.000 ton itu bertabrakan dengan Crystal ACX, sebuah kapal kontainer berkapasitas 29.000 ton. Insiden itu terjadi pada Sabtu pagi waktu setempat, kata beberapa pejabat.

Kapal perusak tersebut mengalami kerusakan parah pada sisi kanannya, sementara kapal kontainer mengalami kerusakan ringan.

Komandan angkatan laut memuji para pelaut karena berhasil menahan banjir yang disebabkan oleh tabrakan tersebut, menstabilkan kapal dan membawanya kembali ke pelabuhan di pangkalan angkatan laut AS di Yokosuka. Kapal akan diperiksa kerusakannya dan mengembangkan sebuah rencana untuk perbaikan dan inspeksi. Kapal tersebut meninggalkan pangkalan pada Jumat untuk operasi rutin.

"Komandan Fitzgerald, Laksamana Bryce Benson, dievakuasi oleh sebuah helikopter angkatan laut Jepang sementara helikopter militer AS mengevakuasi dua pelaut AS yang terluka. Ketiganya berada dalam kondisi stabil di Rumah Sakit Angkatan Laut AS di Yokosuka," kata Laksamana Ron Flanders, juru bicara Pasukan Angkatan Laut AS di Jepang.

Fitzgerald adalah perusak rudal kelas Arleigh Burke dengan awak sekitar 330 pelaut. Kapal itu panjangnya 505 kaki. Kapal ini baru saja menyelesaikan perbaikan dan peningkatan senilai USD21 juta pada bulan Februari lalu dan dikirim ke Yokosuka, mendukung keamanan dan stabilitas di wilayah Indo-Asia-Pasifik. 






Credit  sindonews.com






Kamis, 15 Juni 2017

Cina Kembangkan Rudal Hipersonik Berkecepatan 6.400 Km/Jam



Cina Kembangkan Rudal Hipersonik Berkecepatan 6.400 Km/Jam  
Cina melaporkan bahwa dua uji terbang rudal dengan mesin ramjet berkecepatan 6.400 km per jam telah selesai bulan lalu. Kredit: Popular Science

CB, Beijing – Dalam sebuah langkah besar menuju pengembangan rudal hipersonik untuk jet tempur, Cina mengklaim telah berhasil menguji teknologi mesin ramjet baru.

Cina melaporkan bahwa dua uji terbang dengan mesin ramjet itu selesai bulan lalu, sebagaimana dikutip Daily Mail, Rabu, 14 Juni 2017.

Tes sukses itu digambarkan sebagai tonggak sejarah di bidang penelitian mesin dan dapat menuju rudal hipersonik Cina yang dapat menyerang target mereka dengan kecepatan lebih dari 4.000 mph (6.400 kilometer per jam).

Periset dari China Aerospace Science and Technology Corporation mengungkapkan bahwa tim tersebut telah berhasil melakukan uji terbang itu.

Mesin ramjet berbahan bakar padat membakar oksigen secara langsung dari atmosfer, yang menjadikannya pilihan berbiaya rendah dan berdaya tinggi.

Mesin semacam itu sangat sulit dibuat, tapi secara dramatis dapat meningkatkan jangkauan tembak dan mobilitas rudal udara-ke-udara, menurut Song Zhongping, seorang ahli militer, yang berbicara kepada Global Times.

Mesin ini memungkinkan pesawat J-20 melakukan tembakan rudal dengan kemampuan tiga kali jangkauan rudal yang ada. Dan pesawat ini bisa mencapai target dengan jarak hampir 200 mil (321 km).



Li Jie, seorang ahli militer yang berbasis di Beijing, menggambarkan tes tersebut sebagai tonggak sejarah di bidang penelitian mesin, yang telah menjadi hambatan bagi Cina untuk beberapa waktu.

Meski telah melakukan penerbangan uji coba yang menjanjikan, masih banyak penelitian yang harus dilakukan sebelum mesin itu dapat diminiaturkan untuk digunakan pada jet tempur.

Wang Ya’nan, pemimpin redaksi Aerospace Knowledge, menyarankan agar Cina melakukan penelitian untuk membangun jaringan deteksi jarak jauh untuk mendukung serangan rudal jarak jauh tersebut.









Credit  TEMPO.CO






2 Bulan Baru Ditemukan, Jupiter Kini Memiliki Total 69 Bulan


2 Bulan Baru Ditemukan, Jupiter Kini Memiliki Total 69 Bulan  
Gambar ilustrasi pesawat ruang angkasa NASA, Juno, yang mendekati planet Jupiter. AP


CB, Washington, DC – Para astronom berhasil menemukan dua bulan baru yang mengorbit Jupiter. Bulan tersebut, yang disebut sebagai “moonlet” karena ukurannya yang kecil, yakni hanya satu mil (1,61 km) masing-masing. Penemuan tersebut membuat jumlah bulan planet gas raksasa tersebut menjadi 69.



Kedua bulan baru ditemukan oleh para periset dari Carnegie Institution for Science di Washington, DC, menggunakan reflektor Magellan-Baade di Las Campanas Observatory di Cile.

Bulan-bulan itu belum diberi nama, dan saat ini disebut sebagai S/2016 J 1 dan S/2017 J 1, dengan S merupakan singkatan dari satelit, dan J adalah singkatan dari Jupiter.

Penemuan mereka mengejutkan para astronom, yang sedang mencari benda-benda di tata surya bagian luar.

Berbicara kepada Sky and Telescope, Dr Scott Sheppard, yang memimpin tim tersebut, mengatakan, “Kami melanjutkan survei kami untuk mencari obyek yang sangat jauh di tata surya terluar, termasuk mencari Planet X, dan Jupiter kebetulan berada di daerah yang kami cari pada 2016 dan 2017.”

Kedua bulan baru itu tampak berada di orbit retrograde, yang bergerak ke arah yang berlawanan terhadap Jupiter mengelilingi porosnya.

Keduanya juga memiliki kecenderungan yang tinggi menjauhi Jupiter, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin ditangkap oleh Jupiter saat mereka melayang terlalu dekat dengan tarikan gravitasi planet ini, menurut para periset.

Orbit kedua bulan sangat memanjang dan membawa mereka jauh dari Jupiter, dengan S/2016 J 1 mengorbit pada jarak rata-rata 12.800.246 mil (20.600.000 km) dan S/2017 J 1 pada jarak 14.602.223 mil (23.500.000 km) dari planet.

Adapun temuan tersebut telah membantu ilmuwan planet untuk menemukan beberapa “bulan yang hilang” dari Jupiter, tim tersebut yakin masih ada lagi yang dapat ditemukan.



”Kami yakin telah menemukan lima bulan yang hilang,” Dr Sheppard menambahkan. “Kami memiliki beberapa bulan Jupiter lagi dalam pengamatan 2017 dan ada kemungkinan menemukan semua bulan yang hilang dalam pengamatan baru kami.”





Credit  tempo.co





Asgardia, Negara Antariksa Pertama, akan Segera Dibangun


Asgardia, Negara Antariksa Pertama, akan Segera Dibangun  
Ilustrasi pesawat induk negara antariksa Asgardia. (Live Science)

CB, Paris - Negara antariksa pertama, Asgardia, akan segera dibentuk. Sudah ada setengah juta penduduk bumi yang mendaftar menjadi warga negara antariksa itu.

Sejak diumumkan oleh sekelompok miliuner Rusia dan ilmuwan di Paris, Prancis, Oktober tahun lalu, antusiasme yang tinggi itu menuntut pengelola Asgardia mengubah konstitusi seleksi warga.

Kini, seperti dikutip dari laman situs asgardia.space, pengelola Asgardia lebih ketat dan selektif dalam memilih warga negara mereka. Asgardia tidak akan memberikan warga negara bagi orang yang pelit memberikan informasi data diri. Dan menolak warga negara non-manusia misalnya robot dan hewan.


Ilustrasi lambang negara dan pesawat induk negara antariksa Asgardia. (asgardia.space)

Tim Asgardia sudah hampir selesai memverifikasi 200 ribu lebih calon warga negara mereka yang datang dari sekitar 200 negara. Calon warna negara Asgardia yang lolos verifikasi nanti akhirnya bisa mengantongi Sertifikat Asgardia. Tiap Asgardian, sebutan bagi warga negara, nantinya juga diminta memberikan suaranya untuk perumusan dasar konstitusi negara antariksa pertama itu.

Oktober tahun lalu, para pemimpin proyek Asgardia membahas tempat tinggal futuristik yang dapat menampung 150 juta jiwa dalam sebuah konferensi pers di Paris, Prancis. Satelit pertama Asgardia rencananya akan diluncurkan pada tahun ini, awal dari sebuah proyek jangka panjang.

Asgardia diambil dari nama rumah para dewa Nors, Asgard. Menurut kepala tim dan pencetus konsep Asgardia, Igor Ashurbeyli, tempat ini akan menjadi lokasi yang demokratis. "Tiap individu dapat mengembangkan teknologi luar angkasa temuan mereka di sini," ujarnya, seperti dilansir laman Space.



Ashurbeyli adalah ilmuwan yang mendirikan perusahaan teknologi Socium Holding. Asgardia merupakan salah satu proyek perusahaan yang memiliki lebih dari 10 ribu karyawan di 30 perusahaan di seluruh dunia itu.


Igor Ashurbeyli, sedang memberikan ceramah. (ashurbeyli.eu.com)

Warga dunia sudah dapat melamar untuk menjadi satu dari 100 ribu warga pertama melalui laman situs web asgardia.space. Setelah terpilih nanti, tiap warga harus memenuhi semua persyaratan untuk menjadi warga bangsa Asgardia. Salah satunya harus berasal dari negara yang memperbolehkan memiliki status dwi-kewarganegaraan.

Ashurbeyli mengatakan pesawat induk Asgardia akan terbang di bawah ataupun di luar orbit bumi. Untuk menjadikan negara-bangsa ruang angkasa ini diakui, dia dan tim setidaknya membutuhkan puluhan ribu warga sebelum mereka mendaftarkan diri sebagai sebuah negara ke Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Meski begitu, tak semua warga Asgardia wajib hidup di negara antariksa tersebut, layaknya penduduk bumi lain yang tinggal di luar negara mereka. "Kini, desain bendera dan lambang negara sedang disiapkan," ujarnya kala itu.



Bangsa Asgardia, menurut Ashurbeyli, dibentuk untuk melayani tugas-tugas kemanusiaan dan perdamaian di ruang angkasa. Ia berharap 2 persen dari populasi umur produktif dan kreatif di bumi (sekitar 150 juta) dapat bergabung menjadi warga Asgardia. Dan, status warga negara akan diberikan kepada siapa pun yang mengembangkan dan berinvestasi dalam teknologi antariksa.


Lambang negara Asgardia. (asgardia.space)

"Asgardia merupakan refleksi cermin dari bumi di ruang angkasa tanpa batas. Tak ada kendala agama dan batas negara, sebagai individu yang independen, bukan mewakili negara," ucap Ashurbeyli.

Ram Jakhu, Direktur Institut Hukum Udara dan Ruang Angkasa Universitas McGill di Montreal, Kanada, sekaligus tim ahli hukum Asgardia, mengatakan harus ada empat elemen agar Asgardia diakui PBB sebagai negara. Keempat elemen tersebut adalah para penghuni, sistem pemerintahan, infrastruktur pesawat induk ruang angkasanya sebagai fungsi negara, serta pengakuan negara-negara anggota PBB.

"Visi Asgardia sangat jelas: pertama, membantu melindungi bumi dari serangan ruang angkasa ataupun asteroid. Kedua, membuka akses ke negara yang tak memiliki infrastruktur untuk dapat pergi ke antariksa," kata Jakhu. Menariknya, para pelamar tak harus membayar uang sepeser pun untuk pengajuan aplikasi kewarganegaraan ataupun pembangunan satelit pertama.



Satelit pertama akan meluncur dari negara dengan pengalaman ruang angkasa. Tapi peluncuran pesawat induk Asgardia, menurut Ashurbeyli, akan dilakukan di negara berkembang yang tak menandatangani Perjanjian Ruang Angkasa.


Asgard, tempat tinggal para dewa Nors, yang jadi inspirasi nama Asgardia. (Wikipedia)

Perjanjian internasional yang lahir selama era Perang Dingin 1967 ini mengharuskan semua aktivitas ruang angkasa dilakukan oleh negara, bukan perorangan ataupun swasta. Ini jelas tak sesuai dengan semangat tim Asgardia yang tak ingin melibatkan negara dalam membentuk negara-bangsa ruang angkasa pertama di bumi.



Anggota tim proyek Asgardia, Joseph Pelton, mengatakan negara antariksa Asgardia juga akan melindungi bumi dari asteroid dan debu antariksa. "Bumi membutuhkan pesawat ruang angkasa yang besar untuk pertahanan dari semua hal tersebut," ujar pria yang juga direktur emeritus Badan Penelitian Ruang Angkasa dan Sistem Komunikasi Lanjutan Universitas George Washington itu.






Credit  TEMPO.CO








Hacker Rusia Retas Sistem Pemungutan Suara di 39 Negara Bagian AS


Hacker Rusia Retas Sistem Pemungutan Suara di 39 Negara Bagian AS
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian


WASHINGTON - Serangan siber Rusia terhadap sistem pemilihan Amerika Serikat (AS) mempengaruhi hampir 40 negara bagian pada pemilu 2016 lalu. Hal itu diungkapkan oleh sebuah sumber yang mengetahui tentang penyelidikan kasus ini.

Serangan siber tersebut menargetkan perangkat lunak yang digunakan oleh petugas pemungutan suara pada hari pemilihan. Serangan ini terjadi di 39 negara bagian. Jumlah itu, jika akurat, merupakan serangan yang jauh lebih besar daripada yang dilaporkan sebelumnya seperti disitat Independent, Kamis (15/6/2017).

Intercept baru-baru ini menerbitkan sebuah dokumen Badan Keamanan Nasional rahasia yang merinci percobaan peluncuran kampanye pemalsuan spear phishing di pemerintah daerah sebelum pemilihan AS. Laporan tersebut menyarankan bahwa hacker telah mengakses setidaknya satu pemasok perangkat lunak pemungutan suara AS.

Menurut Bloomberg, bagaimanapun, para hacker mengakses puluhan database pemilih dan setidaknya satu database pembiayaan kampanye.

Serangan itu begitu parah sehingga membuat pejabat administrasi Obama mengeluh langsung ke pemerintah Rusia melalui "telepon merah". Pemerintah khawatir para hacker akan menghapus daftar nama pemilih atau mengutak-atik proses pemungutan suara untuk mengurangi kepercayaan pada pemilihan.

"Hukum internasional, termasuk hukum untuk konflik bersenjata, berlaku untuk tindakan di dunia maya. Kami akan menganggap Rusia untuk memenuhi standar tersebut," kata Gedung Putih memperingatkan dalam sebuah pesan ke Moskow, NBC melaporkan.

Meski begitu, upaya peretasan tetap berlanjut bahkan setelah peringatan ini.

Seorang mantan pejabat intelijen AS mengatakan kepada Bloomberg bahwa tidak mungkin orang-orang Rusia belajar bagaimana mengubah suara secara benar di seluruh negeri dalam waktu singkat setelah serangan tersebut. Tapi dengan tiga tahun sampai pemilihan berikutnya, sumber lain memperingatkan, mereka akan memiliki cukup waktu untuk berlatih.

Mantan Direktur FBI James Comey sepertinya menggemakan sentimen ini dalam dengar pendapat Senatnya pekan lalu.

"Ini adalah praktik jangka panjang dari mereka. Ini meningkatkan takik secara signifikan di 2016. Mereka akan kembali," kata mantan pejabat intelijen itu tentang Moskow.

Pemerintah Rusia telah menolak campur tangan dalam pemilihan 2016.

Menurut Ken Menzel, penasihat umum untuk dewan pemilihan Illinois investigasi atas insiden tersebut dimulai di Illinois, di mana hacker mengakses sebanyak 90 ribu catatan pemilih. Catatan-catatan ini mencakup nama, tanggal lahir, jenis kelamin, sim dan sebagian nomor jaminan sosial.

Penyelidik lantas menggunakan bukti ini untuk menemukan upaya peretasan yang berhasil di 38 negara bagian lainnya. 

Seorang mantan pejabat pemerintahan Obama mengakui ruang lingkup hacking dalam sebuah pernyataan kepada Bloomberg.

"Tahun lalu, saat kami mendeteksi penyusupan ke dalam situs web yang dikelola oleh pejabat pemilihan di seluruh negeri, pemerintah bekerja tanpa henti untuk melindungi infrastruktur pemilihan kami," kata Eric Schultz, juru bicara Obama.

Badan intelijen AS sebelumnya melaporkan bahwa hacker Rusia mengakses "elemen dari beberapa dewan pemilihan negara bagian AS atau lokal". Tingkat pelanggaran ini, bagaimanapun, tidak diungkapkan dalam laporan dari CIA, NSA dan FBI pada Januari lalu.








Credit  sindonews.com




AS Kerahkan Peluncur Roket Jarak Jauh ke Suriah


AS Kerahkan Peluncur Roket Jarak Jauh ke Suriah

Peluncur roket jarak jauh militer Amerika Serikat. Foto/Archive



AMMAN - Militer Amerika Serikat (AS) mengerahkan peluncur roket jarak jauh ke sebuah wilayah di Tanf, Suriah, yang dekat perbatasan Irak dan Yordania. Peluncur roket itu semula ditempat AS di Yordania.

Dua sumber intelijen regional mengungkap penempatan peluncur roket jarak jauh itu pada hari Rabu. Menurut mereka peluncur roket High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS)  telah dipindahkan AS ke garnisun gurun pasir dalam beberapa pekan terakhir.

Pemindahan HIMARS itu terjadi setelah ketegangan meningkat di Suriah setelah pasukan koalisi pimpinan AS menyerang pasukan yang didukung Iran. Serangan dilakukan untuk mencegah pasukan pro-Teheran itu bergerak maju ke pangkalan militer Tanf.

”Mereka telah tiba sekarang di Tanf dan ini merupakan dorongan signifikan bagi kehadiran militer AS di sana,” kata seorang sumber intelijen senior, yang berbicara dalam kondisi anonim tanpa menjelaskan lebih jauh, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/6/2017).

Menurutnya, HIMARS telah ditempatkan di Suriah utara dengan pasukan yang didukung AS yang sedang berjuang memerangi militan Islamic State atau ISIS.

Washington juga telah mengerahkan HIMARS di perbatasan Turki untuk menyerang pos-pos ISIS. Senjata canggih itu pernah digunakan beberapa kali dari perbatasan Yordania untuk menyerang kelompok militan.

Di bawah tekanan berat, sebagian besar militan telah mundur dari kawasan padang pasir di Suriah dalam tiga bulan terakhir. Pemberontak Suriah yang didukung AS saat ini bersaing dengan tentara Suriah dan milisi yang didukung Iran. Kedua kubu sama-sama mencoba untuk merebut kembali wilayah yang diduduki ISIS.

Tanf berada di dekat perbatasan Suriah-Irak yang melintasi jalan raya utama Baghdad-Damaskus. Pemberontak Suriah merebutnya dari ISIS pada tahun lalu. Wilayah Tanf juga telah dimanfaatkan AS untuk mencegah Iran untuk memasok senjata kepada pasukan pemerintah Suriah.

Pentagon belum berkomentar atas laporan intelijen terkait pengerahan pelucur roket jarak jauhnya ke Suriah. 





Credit  sindonews.com






Latihan Perang dengan Qatar, AS Kerahkan 2 Kapal Perang


Latihan Perang dengan Qatar, AS Kerahkan 2 Kapal Perang
Kapal perang AS USS Mahan. Dua kapal perang AS tiba di Doha untuk latihan perang gabungan dengan Qatar. Foto/REUTERS


DUBAI - Dua kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tiba di Doha untuk ambil bagian dalam latihan perang gabungan dengan Angkatan Laut Qatar pada hari Rabu. Pengerahan dua kapal perang AS ini dilaporkan kantor berita Qatar, QNA.

Qatar saat ini sedang terlibat “perang diplomatik” dengan negara-negara tetangga Arabnya, yakni Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir. Empat negara ini bersama Yaman, Libya dan Maladewa telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah Doha dituduh mendukung dan mendanai kelompok teroris.

Qatar telah membantah tuduhan itu. Negara-negara Arab itu menghendaki agar Doha tidak mendukung Hamas, faksi berkuasa di Gaza, Palestina,  serta menjauh dari Iran.

AS sendiri telah mendukung Saudi dalam krisis diplomatik ini. Meski demikian, AS hingga kini masih tercatat sebagai sekutu Qatar.

Negara kecil tapi kaya raya di Arab ini telah menjadi tuan rumah bagi pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah. Sebanyak 11.000 tentara AS ditugaskan di Pangkalan Udara al-Udeid, Doha. Selain itu, lebih dari 100 pesawat Washington juga beroperasi dari pangkalan udara tersebut.

Belum jelas apakah pengerahan kedua kapal perang AS ini direncanakan sebelum terjadi keretakan diplomatik Teluk atau sesudahnya.

“Awak kedua kapal tersebut diterima oleh pajabat Angkatan Laut Qatar,” tulis QNA, mengutip sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Qatar, Kamis (15/6/2017).

Sebelumnya, Turki mengirim menteri luar negerinya ke Qatar sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi krisis Teluk tersebut. Kuwait, tetangga Qatar yang juga anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) juga telah menengahi perseteruan diplomatik ini. 



Credit  sindonews.com







Kapal Militer Iran Bidik Helikopter AS dengan Laser di Selat Hormuz


Kapal Militer Iran Bidik Helikopter AS dengan Laser di Selat Hormuz
Kapal perang Amerika Serikat USS Bataan. Foto/US Navy


WASHINGTON - Sebuah kapal militer Angkatan Laut Iran yang dipersenjatai rudal mengarahkan laser ke arah helikopter marinir Amerika Serikat (AS) di kawasan Selat Hormuz. Pejabat Pentagon menyebut tindakan kru kapal Iran tidak profesional dan tidak aman.

Helikopter marinir AS itu tidak sendirian. Ada dua kapal perang Angkatan Laut Washington dan sebuah kapal kargo yang sedang keluar dari Teluk Persia melalui Selat Hormuz, pada hari Selasa malam.

Pengunaan laser oleh kapal militer Iran dalam latihan tersebut memicu respons dari kru helikopter AS, yakni dengan mengeluarkan suar terhadap kapal Teheran.

Kapal Iran itu berada dalam jarak 800 yard dari dua kapal perang AS.

Pejabat Pentagon, Bill Urban, dalam sebuah pernyataan mengkritik tindakan kru kapal militer Iran. Menurutnya, interaksi dengan laser merupakan tindakan tidak profesional.

”Helikopter yang diterangi dengan laser di malam hari berbahaya, karena menyebabkan bahaya dalam navigasi yang dapat mengganggu penglihatan dan dapat membingungkan para pilot yang menggunakan kacamata penglihatan malam,” kata Urban, yang dikutip dari Fox News, Kamis (15/6/2017).

Insiden ini terjadi beberapa hari setelah pesawat jet tempur F-15 AS menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Iran di Suriah selatan.

Pesawat nirawak Teheran itu ditembak jatuh karena melepaskan tembakan ke pasukan oposisi Suriah yang didukung AS di sebuah kamp latihan militer di dekat Al Tanf, wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Yordania. 




Credit  sindonews.com





Tegang dengan Saudi Cs, Qatar Borong 36 Jet F-15 AS Rp159 Triliun


Tegang dengan Saudi Cs, Qatar Borong 36 Jet F-15 AS Rp159 Triliun
Qatar sepakat memborong 36 pesawat jet tempur AS senilai lebih dari Rp159 triliun pada Rabu (14/6/2017). Foto/REUTERS/Hamad I Mohammed


WASHINGTON - Qatar menandatangani kesepakatan pembelian 36 pesawat jet tempur F-15 dari Amerika Serikat (AS) senilai USD12 miliar atau lebih dari Rp159 triliun. Kesepakatan untuk memborong puluhan jet tempur Washington ini terjadi di tengah ketegangan antara Qatar dengan Arab Saudi dan koalisinya.

Menteri Pertahanan Qatar Khalid Al-Attiyah dan Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis  menyelesaikan kesepakatan itu pada hari Rabu di Washington. Pentagon telah mengonfirmasi penandatanganan kesepakatan tersebut.

“Penjualan tersebut akan memberi Qatar kemampuan canggih dan meningkatkan kerjasama keamanan dan interoperabilitas antara Amerika Serikat dan Qatar,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (15/6/2017).

Kongres AS pada tahun lalu menyetujui penjualan 72 unit pesawat jet tempur F-15 kepada Qatar dalam sebuah kesepakatan senilai USD21 miliar. Persetujuan Kongres itu sekaligus menjadi dukungan untuk kesepakatan yang diselesaikan pada hari Rabu.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan beberapa negara koalisi Arab telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar setelah Doha dituduh mendukung dan mendanai kelompok  teroris. Namun, Qatar telah membantah tuduhan itu.

Pemutusan hubungan diplomatik oleh Saudi dan koalisinya itu diikuti dengan isolasi terhadap Qata di bidang perdagangan dan transportasi.

Penjualan puluhan pesawat jet tempur F-15 ini menyoroti posisi kompleks yang dimiliki pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemerintah Trump dipaksa untuk menyeimbangkan fokusnya dalam memerangi terorisme dan mengatasi persaingan regional di antara sekutu Washington. Saudi dan Qatar adalah dua negara yang sama-sama menjadi sekutu AS.

Qatar menjadi tuan rumah bagi pasukan AS di pangkalan udara al-Udeid yang digunakan untuk menyerang ISIS di Irak dan Suriah.

”Ini membingungkan, dan hal terburuk yang ingin Anda lakukan dalam situasi yang panas dan rumit seperti ini adalah dengan memberikan pesan yang beragam,” kata Paul Sullivan, seorang spesialis Timur Tengah di Universitas Georgetown di Washington, merespons pengumuman Pentagon.

Kementerian Pertahanan Qatar mengatakan kesepakatan tersebut akan menciptakan 60.000 pekerjaan di 42 negara bagian AS sambil mengurangi beban pasukan Washington. 




Credit  sindonews.com




Senator AS Gagal Blokir Penjualan Senjata Rp6,7 Triliun ke Saudi

Senator AS Gagal Blokir Penjualan Senjata Rp6,7 Triliun ke Saudi
Senjata artileri pasukan Arab Saudi. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Upaya sejumlah senator Amerika Serikat (AS) untuk menghalangi penjualan amunisi berpresisi ke Arab Saudi gagal, karena kalah dalam voting Senat. AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump sepakat menjual senjata ke Saudi senilai USD510 juta atau sekitar Rp6,7 triliun.

Kesepakatan penjualan senjata senilai USD510 juta itu hanya bagian awal dari paket penjualan senjata yang lebih besar kepada Saudi. Kesepakatan tercapai ketika Trump melakukan kunjungan ke Riyadh bulan lalu.

Dalam voting senat, 47 suara senator menolak penjualan senjata Washington ke Riyadh. Namun, 53 suara senator lainnya mendukung.

Para senator yang berupaya memblokir penjualan senjata berpendapat bahwa rudal AS digunakan Saudi di Yaman yang membunuh banyak warga sipil.

Kubu penentang penjualan senjata itu dipimpin senator Rand Paul dari Partai Republik, Chris Murphy dari Partai Demokrat dan Al Franken dari Partai Demokrat.

“Arab Saudi bukanlah sekutu yang andal. Arab Saudi seharusnya tidak mendapatkan senjata ini,” tulis Paul melalui akun Twitter-nya, @RandPaul, yang dikutip Rabu (14/6/2017).

”Kongres akhirnya memperhatikan bahwa Arab Saudi menggunakan amunisi AS untuk secara sengaja mencapai target sipil di Yaman,” imbuh Senator Murphy dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara.

”Kampanye militer Arab Saudi di Yaman telah menyebabkan ribuan korban sipil dan menyebabkan kekosongan keamanan yang telah memberdayakan kelompok teroris seperti al-Qaeda dan ISIS,” imbuh senator asal Connecticut itu, seperti dikutip Russia Today.

Pada tahun 2016, Paul dan Murphy juga bermitra untuk memblokir kesepakatan penjualan senjata AS senilai USD1,15 miliar kepada Arab Saudi. Kesepakatan itu tercapai di era pemerintahan Presiden Barack Obama.

Upaya dua senator itu juga gagal karena suara penentang penjualan senjata hanya 27 senator, sedangkan yang mendukung penjualan senjata 71 senator.

Arab Saudi mulai membom Yaman sejak Maret 2015 dan akhirnya juga mengerahkan pasukan darat. Riyadh berusaha memulihkan Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang sedang digulingkan kelompok Houthi.

Menurut data PBB, lebih dari 10.000 orang tewas akibat perang di Yaman. Saat ini, wabah kolera juga sedang menjangkiti warga Yaman. 




Credit  sindonews.com










Kesal Diremehkan Trump, Korut Ancam Jatuhkan Nuklir di New York


Kesal Diremehkan Trump, Korut Ancam Jatuhkan Nuklir di New York
Pemimpin Korut, Kim Jong-un memeriksa roket balistik strategis jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12). Foto/Istimewa


SEOUL - Korea Utara (Korut) mengancam akan menjatuhkan bom nuklir di New York. Pyongyang mengeluarkan ancaman itu untuk membuktikan cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump salah.

Korut telah mengisyaratkan bahwa mereka dapat menguji rudal jarak jauh yang mampu menyerang New York. Ini terjadi beberapa bulan setelah Presiden Donald Trump bersikeras: "Itu tidak akan terjadi".

Menganggap pemimpin AS itu telah meremehkan kemampuan negara komunis yang penuh rahasia tersebut, sebuah artikel di surat kabar negara Rodong Sinmun mengemukakan bahwa negara itu telah berhasil mengembangkan rudal yang mendekati rudal balistik antar benua (ICBM).

"Trump terkejut awal tahun ini (sehingga mengatakan) bahwa akses terakhir senjata nuklir Korut yang bisa mencapai daratan AS tidak akan pernah terjadi," bunyi editorial media tersebut.

"AS merasa tidak nyaman karena ini terbukti dalam praktik. Uji senjata strategis yang dilakukan oleh Korut dengan jelas membuktikan bahwa saat uji coba ICBM-nya tidak jauh sama sekali," sambung artikel itu.

Ditambahkan: "Korut berjarak sekitar 10.400 km dari New York, tapi ini tidak jauh untuk penyerangan hari ini," seperti dikutip dari Independent, Rabu (14/6/2017).

Kutipan tersebut awalnya dilaporkan di majalah Foreign Policy.

Pada bulan Januari lalu, Trump berkicau di akun Twitternya setelah menerima laporan bakwa Korut mungkin akan menguji ICBM.

"Korut baru saja menyatakan bahwa pada tahap akhir mengembangkan senjata nuklir yang mampu mencapai bagian-bagian AS," tulisnya. "Itu tidak akan terjadi!"

Negara paria itu menanggapinya dengan sebuah pernyataan mereka akan melakukan uji coba rudal sesuai dengan keinginan pemimpinnya Kim Jong-un.

Bulan lalu, Letnan Jenderal Vincent Stewart, kepala Badan Intelijen AS, mengatakan bahwa tak terelakkan bahwa senjata nuklir yang diluncurkan dari Korut akan sampai ke daratan AS.

Pada akhir bulan lalu, Korut merilis foto rudal tipe Scud yang diluncurkan dan jatuh ke air di lepas pantai barat Jepang. Ini adalah pertunjukan ketiga semacam agresi militer dalam waktu tiga minggu.

Dalam beberapa pekan terakhir, AS telah mengirim armada kapal perang ke perairan Korut. AS juga membawa beberapa peluncur baru untuk sistem rudal pertahanan ke Korea Selatan (Korsel) untuk mengatasi ancaman militer dari utara perbatasan. 

Korut berpendapat bahwa pengejaran senjata nuklirnya semata-mata merupakan alat untuk mempertahankan diri dari kekuatan asing seperti AS.





Credit  sindonews.com