Senin, 19 Juni 2017

Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut


Korsel Jadi Taruhan, Alasan AS Tak Segera Perang dengan Korut
Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James Mattis menjelaskan kepada parlemen mengapa Pentagon tidak berperang untuk menghentikan Korea Utara (Korut) mengembangkan kemampuan untuk menyerang Washington. Menurutnya, jika perang terjadi Korea Selatan (Korsel) akan menderita karena jadi target serangan besar-besaran oleh Pyongyang.

Pertanyaan mengapa AS tak segera perang melawan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut itu disampaikan anggota parlemen dari Partai Republik Tim Ryan.

”Saya akan menyarankan agar kita menang,” kata Mattis tentang kemungkinan perang dengan Pyongyang. ”Ini akan menjadi perang yang lebih serius dalam hal penderitaan manusia daripada yang pernah kita lihat sejak 1953.”

“Ini akan melibatkan penembakan besar-besaran di ibu kota sekutu, yang merupakan salah satu kota yang paling padat di bumi,” ujar Mattis mengacu pada Seoul, ibu Kota Korsel yang memiliki populasi sebesar 25 juta jiwa.

”Ini akan menjadi perang yang pada dasarnya tidak kami inginkan,” lanjut Mattis. ”Namun kami akan menang dengan biaya tinggi,” imbuh Kepala Pentagon ini, seperti dikutip Business Insider, semalam (17/6/2017).

Mattis menjelaskan bahwa ancaman dari Korut sangat besar dan sebuah konfrontasi militer akan menghancurkan begitu banyak. Dia bersama Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson telah membuat solusi damai sebagai prioritas utama.

Mattis mengatakan bahwa topik krisis Pyongyang telah mendominasi pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Menurutnya, China yang merupakan sekutu utama Korut kini menganggap rezim Kim Jong-un sebagai beban strategis, bukan aset strategis.

Menteri Pertahanan AS ini mengakui bahwa upaya diplomatik untuk mengatasi rezim Pyongyang telah melelahkan.

Korea Utara baru-baru ini mengejek Presiden Trump bahwa mereka mampu menyerang New York dengan sebuah rudal nuklir. Namun Mattis memperjelas bahwa jika perang pecah pada hari ini sebagian besar akan menyakiti sekutu AS di Asia.

”Ini akan menjadi perang yang serius dan serius, terutama bagi orang-orang yang tidak bersalah di beberapa negara sekutu kita, termasuk kemungkinan besar Jepang,” papar Mattis. 




Credit  sindonews.com