Rabu, 21 Juni 2017

Wartawan Prancis tewas di Mosul



Wartawan Prancis tewas di Mosul
Anggota polisi federal berjalan di bangunan hancur di distrik Bab al Jadid di kota tua Mosul, Irak, Kamis (1/6/2017). (REUTERS/Alaa Al-Marjani )


Paris (CB) - Seorang jurnalis Prancis tewas di Mosul setelah sebuah ranjau darat meledak di kota yang dilanda perang itu, kata lembaga penyiaran France Televisions, Selasa.

Stephan Villeneuve dan dua wartawan Prancis lainnya terluka dalam ledakan yang terjadi Senin itu di kota terbesar kedua Irak tersebut, yang menewaskan reporter Kurdi Bakhtiyar Addad, lapor France Televisions dan pengawas hak asasi wartawan Reporters Without Borders.

Villeneuve kemudian meninggal dunia akibat lukanya, imbuh perusahaan penyiaran itu.

"Manajemen dan staf di France Televisions turut bersimpati atas kesedihan yang dirasakan pasangannya Sophie, empat anaknya, keluarganya dan semua orang yang terdekatnya. Mereka mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya," kata kepala departemen pemberitaan dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP.

Villeneuve, jurnalis video yang sudah meliput sejumlah konflik di seluruh dunia, sedang meliput pertempuran di Mosul bersama dengan Veronique Robert untuk program berita Prancis Envoye Special yang akan ditayangkan di stasiun televisi France 2.

Mereka berdua dibawa ke sebuah rumah sakit di sebuah pangkalan militer Amerika Serikat setelah ledakan tersebut.

Reporter Samuel Forey, yang bekerja untuk sejumlah organisasi media Prancis, termasuk harian Prancis Le Figaro, juga mengalami luka ringan.




Credit  antaranews.com




Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot



Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot
Ilustrasi foto Al Jazeera dalam media sosial Twitter. (twitter.com/@aljazeera)



Doha, Paris (CB) - Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah diplomatik di kawasan Teluk jika mereka tidak terlebih dahulu mencabut boikot perdagangan dan perjalanan yang mereka terapkan dua pekan lalu, kata menteri luar negeri.

Uni Emirat Arab, yang bersama-sama dengan Arab Saudi, Mesir dan Bahrain mengambil langkah-langkah yang mengucilkan Qatar, mengatakan sanksi terhadap negara itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, kecuali jika Doha mengabulkan tuntutan negara-negara kuat Arab.

Tuntutan direncanakan akan diungkapkan dalam beberapa hari mendatang.

Qatar membantah tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh para negara tetangganya bahwa pihaknya mendanai terorisme, memicu ketidakstabilan kawasan atau membangun hubungan yang nyaman dengan musuh mereka, Iran.

Perselisihan itu telah menimbulkan keretakan di antara beberapa negara sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump mendukung langkah-langkah tegas terhadap Qatar, bahkan ketika Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS selalu berupaya untuk bersikap netral.

Pada Senin, Qatar menggelar latihan perang bersama pasukan Turki, untuk menunjukkan bahwa negara itu masih memiliki negara-negara sekutu setelah dua pekan dikucilkan untuk pertama kalinya.

Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangganya sejauh mereka masih menerapkan "blokade", kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

"Mereka harus terlebih dahulu mencabut blokade jika ingin bernegosiasi," tegasnya di depan para wartawan.

"Sampai sekarang, kita tidak melihat ada kemajuan soal pencabutan blokade, yang merupakan syarat untuk melangkah maju (menuju perundingan, red)."

Negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi membantah bahwa mereka berniat melakukan blokade.

Qatar mendapatkan dukungan dari Turki selama masa perselisihan.

Saluran televisi berita yang didanai pemerintah, Al Jazeera, memperlihatkan satu baris pesawat antipeluru pengangkut personel berbendera Turki berada di pangkalan militer Tari bin Ziyad di Doha.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan tambahan Turki telah tiba di Qatar pada Minggu untuk melakukan latihan perang. Namun, sejumlah sumber militer di kawasan mengatakan kepada Reuters bahwa operasi itu sebenarnya melibatkan pasukan Turki yang memang sudah ada, bukan pasukan tambahan. 



Credit  antaranews.com


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade
Peta sejumlah negara kawasan Jazirah Arab. (Repro: World Atlas)
Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi

Doha/Paris (ANTARA News) - Qatar tak akan berunding dengan tetangga-tetangganya untuk mengatasi sengketa diplomatik Teluk, kecuali mereka mencabut terlebih dahulu boikot perdagangan dan kunjungan yang mereka kenakan dua pekan lalu, kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrian menerapkan sanksi untuk mengisolasi Qatar, dan menyatakan sanksi bisa dikenakan bertahun-tahun jika Doha menerima tuntutan negara-negara Teluk itu.

Qatar membantah tudingan tetangga-tetangganya bahwa telah mendanai terorisme, mendorong instabilitas kawasan dan bersekongkol dengan musuh mereka, Iran.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan Qatar siap menjawab keprihatinan negara-negara Arab Teluk lainnya lewat dialog yang pantas dengan prinsip tak berpraduga. Namun untuk sampai ke sana, Qatar menuntut tetangga-tetangganya mencabut sanksi terlebih dahulu.

"Sampai sekarang kami tidak melihat ada kemajuan dalam mencabut blokade yang adalah syarat untuk memajukan apa pun," kata Sheikh Mohammed seperti dikutip Reuters. Negara-negara yang mengenakan sanksi kepada Qatar membantah telah memblokade Qatar.

Sheikh Mohammed menyatakan berencana mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas dampak ekonomi blokade Teluk itu dan dampaknya terhadap perang global melawan terorisme.

"Kami memiliki kemitraan yang sangat kuat dengan AS. Kami adalah mitra bersama dalam koalisi global mencegah terorisme. Kami sudah berbicara dengan mereka sejak krisis ini mulai," sambung dia.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash menyatakan negara-negara yang ingin mengisolasi Qatar tak punya niat menarik tuntutannya sampai tuntutan mereka dipenuhi.

"Qatar harus tahu bahwa ini adalah bentuk baru hubungan dan isolasi dapat berlangsung bertahun-tahun," kata Gargash di Paris. "Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi. Mereka masih berada di fase penyangkalan dan amarah."

Qatar mengandalkan dukungan Turki selama krisis diplomatik ini. Saluran televisi Aljazeera bahkan menayangkan barisan tentara membawa bendera Turki di pangkalan militer Tariq bin Ziyad di Doha.         




Credit  antaranews.com








Netanyahu peringatkan Iran agar tidak ancam Israel



Netanyahu peringatkan Iran agar tidak ancam Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (REUTERS/Ronen Zvulun)



Jerusalem (CB) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (19/6) memperingatkan Iran agar tidak mengancam Israel setelah Teheran menyatakan negara Persia tersebut menembakkan rudal ke sasaran ISIS di Suriah.

"Satu buat Iran: Jangan mengancam Israel," kata Netanyahu selama pertemuan mingguan faksi Likud pimpinannya.

Netanyahu, yang telah berkali-kali menyatakan Iran mengancam Israel, mengatakan Israel mengikuti "tindakan mereka dan kami mengikuti ucapan mereka".

"Pasukan militer dan keamanan kami terus memantau kegiatan Iran di wilayah ini," kata Netanyahu, di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Partai Likud.

"Kegiatan ini juga meliputi upaya mereka untuk mengukuhkan diri mereka di Suriah dan, tentu saja, mengirim senjata canggih kepada Hizbullah dan operasi mereka," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip Xinhua.

Netanyahu telah menjadi penentang lantang kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, dan menuduh Teheran "bermaksud memiliki senjata nuklir".

Pada Senin pagi, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan bahwa serangan pada Minggu terhadap "pelaku teror" di Wilayah Suriah Timur, Deir Az-Zour, telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Suriah.

Jenderal Ramezan Sharif, Kepala Departemen Hubungan Masyarakat IRGC, mengatakan kepada kantor berita Tasnim bahwa IRGC menembakkan enam rudal balistik jarak menengah ke beberapa sasaran, dalam jarak 650 sampai 700 kilometer.

Ia mengkonfirmasi semua rudal tersebut mengenai sasaran, yang meliputi markas besar serta depot logistik dan amunisi kelompok ISIS, dan mengatakan "banyak pelaku teror" tewas.

"Penembakan rudal ini sebelumnya telah dikoordinasikan dengan Suriah dan semua rudal itu memasuki wilayah udara Suriah melalui Irak," kata Sharif.

Serangan tersebut dilancarkan segera setelah dua serangan yang dilakukan oleh anggota ISIS terhadap Parlemen Iran dan Mausoleum Ayatollah Ruhollah Khomeini di Ibu Kota Iran, Teheran, pada 7 Juni, menewaskan 17 orang serta melukai puluhan orang lagi.





Credit  antaranews.com



Gempur hebat Marawi, target Filipina akhiri perang sebelum Lebaran



Gempur hebat Marawi, target Filipina akhiri perang sebelum Lebaran
Asap hitam membubung dari bangunan yang terbakar di wilayah komersial di jalan Osmena, kota Marawi, Filipina, Rabu (14/6/2017). (REUTERS/Romeo Ranoco)


Marawi City, Filipina (CB) - Pesawat tempur Filipina membombardir posisi pemberontak, sedangkan pasukan darat melancarkan tekanan dari darat terhadap kaum militan islamis yang bertahan di bagian selatan Kota Marawi.

Ofensif terbaru ini ditujukan untuk mengakhiri perang sebelum Idul Fitri pekan ini, kata juru bicara militer Filipina Brigjen Restitudo Padilla.

Operasi besar dilancarkan karena Filipina khawatir pemberontak mendapatkan tambahan kekuatan setelah Idul Fitri nanti.

Pertempuran di Marawi sudah memasuki pekan keenam di mana sekitar 350 orang tewas akibat perang ini.

Warga yang melarikan diri dari kota itu memberikan kesaksian bahwa mayat bergelimpangan di puing-puing rumah yang hancur karena dibom dan ditembaki.

"Kami menargetkan pembersihan Marawi sampai akhir Ramadan," kata Restituto Padilla.

Para komandan tentara dan polisi bertemu di Kota Cagayan de Oro untuk membahas lagi strategi dan operasi melawan para militan yang telah menyatakan bersumpah setia kepada ISIS itu.

"Kami belum bisa memastikan kapan kami dapat mengakhiri ini karena kami sedang bertempur dari pintu ke pintu dan ada banyak ranjau yang membahayakan tentara kami," kata Padilla.

Dia mengatakan tujuan militer adalah mencegah konflik bertambah luar sebelum akhir Ramadan.

"Kami mengawasi kelompok-kelompok tertentu dan kami harap mereka tidak ikut bergabung dalam perang," kata Padilla.

Beberapa warga muslim Marawi mengatakan kelompok-kelompok lain bisa bergabung dengan militan setelah Ramadan selesai.

"Sebagai muslim yang taat, kami dilarang berperang selama Ramadan, jadi setelah itu mungkin akan ada kelompok-kelompok baru yang bergabung," kata Faisal Amir yang memilih bertahan di kota itu kendati berkecamuk perang.

Militer Filipina mengungkapkan 257 militan, 62 tentara dan 26 warga sipil tewas akibat perang ini. Ratusan orang diyakini bersembunyi di ruang-ruang bawah tanah di kota ini.





Credit antaranews.com







Selasa, 20 Juni 2017

Senjata Super Ini Lebih Mengerikan dari Bom Nuklir



Kecerdasan buatan lebih dahsyat ketimbang senjata pemusnah massal.
Senjata Super Ini Lebih Mengerikan dari Bom Nuklir

Ilustrasi senjata nuklir. (http://www.artileri.org/)


CB – Bom atom atau termonuklir diprediksi tidak akan menjadi senjata yang mematikan lagi. Menurut ilmuwan Prancis, Jean-Christophe Bonn, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi senjata yang lebih mengerikan di masa depan.
Ia mengatakan, sistem ini sudah dikembangkan untuk menjadi kekuatan terdepan di dunia. Pernyataan ini diungkapkan Bonn lantaran teringat oleh tulisan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
"Mandela pernah menulis tahun 1995 bahwa senjata utama abad ke-21 adalah pendidikan. Dia akan menggantikan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya yang terkenal di abad ke-20. Yang saya tangkap di sini sistem kecerdasan buatan," katanya, seperti dikutip situs Sputniknews, Selasa, 20 Juni 2017.
Bonn menjelaskan, tidak seperti bom atom yang memerlukan biaya tinggi untuk membangun pabrik dan pengayaan uranium, AI hanya butuh silikon dan listrik. Ia juga memaparkan, yang membuat AI menjadi senjata super adalah karena sistem ini tidak dapat dilacak.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bisa melacak keberadaan uranium, plutonium dan radionuklida lainnya di lokasi rahasia sekali pun. Tapi mereka tidak dapat melacak AI," paparnya.
Oleh karena itu, kemunculan senjata super semacam ini akan sangat sulit, atau bahkan, tidak mungkin diprediksi.
"Para politisi dan perwakilan badan keamanan dari Prancis, Israel dan negara lain telah menyangkal kalau mereka sedang mengembangkan sistem serupa untuk perang siber. Benarkah demikian? Ini tidak bisa dilacak" ungkap Bonn.
Menurut Wakil Presiden Lab Kaspersky, Anton Shingarev, negara-negara NATO menganggap serangan siber setara dengan perang terbuka dan berhak untuk menanggapi ancaman semacam itu dengan cara apapun yang diinginkan.
Selain itu, serangan siber akan membuat si penyerang rentan terkena serangan serupa, karena fasilitas industri dan militer modern saat ini menggunakan peralatan serupa.

"Mereka beroperasi sesuai dengan prinsip serupa dan terhubung ke jaringan global yang sama. Dengan demikian, korban serangan siber bisa dapat menganalisa dan merespons dengan cara yang sama,” tutur Shingarev.





Credit  VIVA.co.id







Manusia Tak Sendirian, Ada 10 Planet Baru Mirip Bumi



Teleskop Kepler temukan ratusan planet baru di luar Tata Surya.


Manusia Tak Sendirian, Ada 10 Planet Baru Mirip Bumi

Gambar planet Kepler-452b mirip Bumi hasil rekaan artis  (REUTERS/NASA/Ames/JPL-Caltech/T. Pyle/Handout)



CB – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengumumkan hasil temuan dunia luar Bumi yang dihasilkan dari pengamatan teleskop Kepler. Dalam pengamatan lebih dari 200 ribu sampel bintang di konstelasi Cygnus. teleskop tersebut menemukan setidaknya ada 219 kandidat planet baru, yang mana 10 di antaranya punya ukuran dan suhu mirip Bumi.
10 planet baru tersebut terletak pada posisi yang berpotensi memiliki air. Jika benar ada air di 10 planet tersebut, maka ilmuwan NASA meyakini bisa menjadi tempat kehidupan di luar Bumi. Temuan itu membuat peneliti NASA bertanya-tanya tentang eksistensi kehidupan di luar Bumi.
"Sebuah pertanyaan penting bagi kita yaitu apakah kita sendirian (di alam semesta)?. Mungkin hari ini teleskop Kepler memberitahu kepada kita secara tak langsung bahwa kita tak sendirian," jelas ilmuwan program Kepler, Mario Perez dalam pengumuman temuan tersebut dikutip dari The Guardian, Selasa 20 Juni 2017.
Temuan ratusan planet tersebut merupakan pengumuman katalog yang paling rinci dan komprehensif soal planet di luar Tata Surya dari teleskop Kepler. Dengan temuan baru tersebut, maka kini jumlah planet yang telah diidentifikasi teleskop Kepler mencapai 4034 kandidat planet dalam misi observasi empat tahun. Dari jumlah total tersebut, 2335 telah diverifikasi sebagai planet luar Tata Surya, sekitar 50 planet pada zona layak huni ukurannya mirip Bumi, dengan 30 di antaranya telah diverifikasi.
Sedangkan data teleskop pengamatan antariksa lain, ilmuwan mengonfirmasi setidaknya ada 3500 planet di luar Tata Surya.
NASA meluncurkan teleskop Kepler pada 2009 untuk mempelajari planet mirip Bumi. Hasil pengamatan Kepler itu bisa menjawab peluang bagaimana potensi dan peluang adanya kehidupan di luar Bumi.
Data yang diberikan Kepler memberikan cara baru menilai apalah planet punya permukaan solid seperti Bumi atau mayoritas adalah gas seperti Neptunus. Perbedaan tersebut akan membantu ilmuwan NASA dalam mendalami planet mirip Bumi dan peluang kehidupan luar Bumi lainnya.

Tim Kepler menemukan planet yang ukurannya 1,75 kali dari Bumi dan lebih kecil dari itu cenderung sebagai planet solid, sedangkan planet berukuran 3,5 kali Bumi cenderung mirip dengan Neptunus yang didominasi dengan gas.



Credit  VIVA.co.id








Penampakan Kapal Cepat Teknologi Siluman Kartel Narkoba


Kapal ini berdesain pisau belati dan menggunakan teknologi militer.
Penampakan Kapal Cepat Teknologi Siluman Kartel Narkoba

Kapal narkoba berteknologi siluman. (Guatemalan Ministry of Defense)


CB – Kartel narkoba Kolombia berhasil menciptakan kapal cepat berteknologi siluman untuk mengirim narkoba tanpa terendus pantauan aparat keamanan. Teknologi yang dipakai setara dengan teknologi yang digunakan militer pada umumnya.
Kapal yang diklaim berkecepatan tinggi ini berdesain VSV (Very Slender Vehicles) memiliki lambung yang sangat sempit menyerupai bentuk pisau belati yang biasa digunakan oleh pasukan khusus.
Menurut pengamat teknologi militer H.I. Sutton, terungkapnya kapal cepat siluman ini ketika Kepolisian Guatemala menemukan satu unit kapal tersebut yang tengah bersandar 23 mil dari lepas pantai negara tersebut.
Kapal ini dilaporkan memiliki misi mengirimkan narkoba ke Kolombia dan Guatemala, dan diduga dibiarkan begitu saja karena tidak lagi dibutuhkan. Saat ditemukan, sistem navigasi dan mesin motor penggeraknya telah ‘hilang’.
Mengutip situs IBTimes, Senin, 19 Juni 2017, dari gambar yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Guatemala menunjukkan ukuran kapal sebenarnya relatif tidak sempurna.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 16 meter dan lebar 1,75 meter, dengan perkiraan kapasitas muatan maksimal lima ton. Hal ini diyakini bahwa VSV bisa mencapai kecepatan 20 knot (23 mph), atau dua kali lebih cepat dari kapal selam narkoba.
Dengan ukurannya yang seperti pisau belati, maka diperkirakan jumlah muatan narkoba akan sedikit berkurang. "Busur tajam VSV dibuat untuk menembus gelombang. Bentuk yang datar dan ramping memastikan kapal luwes bergerak," ungkap Sutton.
"Ini seperti peluru yang menembus ketebalan 'tembok' di laut," kata dia menambahkan. Kartel narkoba Kolombia telah mencoba menemukan cara baru untuk menyelundupkan narkotika tanpa deteksi selama bertahun-tahun.

Mereka bereksperimen dengan sejumlah desain perahu, termasuk menggunakan kapal selam. Dengan VSV tampaknya kartel telah menemukan cara terbaik untuk menghindari pengawasan dan pengejaran pihak berwenang.






Credit  VIVA.co.id






PTDI Kirim Helikopter H135 Pemantau Mudik Lebaran




PTDI Kirim Helikopter H135 Pemantau Mudik Lebaran Helikopter H135 Pemantau Mudik Lebaran. Foto: Dok. PTDI

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) baru saja mengirim helikopter H135 pesanan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang. Helikopter ini nantinya akan digunakan STPI untuk melakukan pemantauan mudik Lebaran.

Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo mengungkapkan sebelum dilakukan pengiriman ke STPI Curug, helikopter H135 dilakukan uji coba terbang terlebih dahulu sebelum dilakukan pengiriman akhir pekan lalu.

"Helikopter akan segera beroperasi dengan target menurut STPI untuk pemantauan Hari Raya Idul Fitri," kata Arie kepada detikFinance, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Arie menambahkan, pengadaan helikopter ke STPI Curug merupakan kali pertama dilajukan PTDI. Sedangkan di tahun 2018 dimungkinkan untuk dilakukan pengiriman lagi.

"Untuk khususnya H135 ini baru pertama kali kami lakukan reassemble dan delivery," tutur Arie.

Helikopter ini dijual dengan harga Rp193 miliar kepada STPI. Helikopter H135 pesanan STPI berwarna merah dan putih dengan sentuhan tulisan STPI di sisi kanannya.

PTDI Kirim Helikopter H135 Pemantau Mudik LebaranHelikopter H135 Pemantau Mudik Lebaran. Foto: Dok. PTDI

Helikopter buatan Bandung mampu mengangkut penumpang hingga 9 orang dengan rincian 2 orang pilot dan 7 orang penumpang.

Dapur pacu helikopter H135 dilengkapi dengan mesin PW206B3 dan mampu melesat hingga 136 knot.





Credit  finance.detik.com





Mengintip Kecanggihan Pesawat CN235 Made in Bandung



Mengintip Kecanggihan Pesawat CN235 Made in Bandung Foto: Baban Ganda Purnama


Jakarta - Pesawat CN235 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mendunia. Salah satunya CN235-220 Military Transport yang dibeli Angkatan Darat Nepal atau Nepalese Army. Sebelumnya, Senegal dan Thailand juga pernah membeli pesawat CN235 buatan Bandung ini.

Pesawat CN235 sendiri terdiri atas tiga jenis, yaitu CN235-220 Civil, CN235-220 Military, serta CN235-220 Mission dengan berbagai kegunaan yang berbeda-beda.

Contohnya, CN235-220 Military Transport merupakan pesawat yang digunakan khusus angkutan militer. Pesawat jenis ini terdiri dari dua jenis yang mampu mengangkut 49 pasukan dan ada yang mampu mengangkut 34 pasukan.

Mengutip data PTDI, pesawat CN235-220 Military Transport dapat digunakan untuk berbagai misi, mulai dari angkutan pasukan bersenjata, evakuasi medis, angkutan penumpang dan VVIP, hingga angkutan barang.

Pesawat CN235 pesanan SenegalPesawat CN235 pesanan Senegal Foto: Dok. PTDI




Pesawat CN235-220 Military Transport dapat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal. Beban maksimum yang dapat diangkut saat lepas landas mencapai 16,000 kg dan saat mendarat mencapai 15.800 kg.

Pesawat CN235 pesanan ThailandPesawat CN235 pesanan Thailand Foto: Dok.PTDI

Selain itu, pesawat angkut militer buatan Bandung ini mampu melesat hingga 237 knots dengan jarak tempuh maksimum 2.098 NM dengan bahan bakar penuh. Dapur pacu pesawat militer ini dilengkapi dengan dua mesin General Electric CT7-9C with 1,750 SHP each (1,870 SHP with APR) dengan dua propeller four-bladed Hamilton Standard HS 14 RF-21 propellers.

Tidak hanya dapat mengangkut penumpang, pesawat ini juga mampu mengangkut mobil melalui pintu belakang alias ramp door. Dengan teknologi Multihop Capability Fuel Tank, juga memungkinkan pesawat terbang tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.




Credit  finance.detik.com








Nepal Beli Pesawat Militer Made in Bandung



Nepal Beli Pesawat Militer Made in Bandung Foto: Dok. PTDI


Jakarta - Produk PT Dirgantara Indonesia (PTDI), pesawat CN235-220 Military Transport, dibeli Angkatan Darat Nepal atau Nepalese Army. Kontrak pembelian tersebut dengan No. MGO/Fixed Wing/073/74/65 ditandatangani pada tanggal 16 Juni 2017 di Markas Besar Angkatan Darat Nepal, Kathmandu.

Penandatanganan pembelian pesawat CN235-220 dilakukan Mayor Jenderal Purna B. Silawal, selaku Master General of Ordnance (Provision) Nepalese Army atau Kepala Badan Sarana Pertahanan Angkatan Darat Nepal dan Budi Santoso selaku Direktur Utama PTDI.



Penandatanganan kontrak tersebut turut disaksikan oleh Pilot Mayor Jenderal Sudhir Shrestha, Chief of Army Aviation atau Kepala Penerbangan Angkatan Darat dari pihak Nepalese Army dan Isfan Fajar Satriyo selaku Komisaris PTDI. Demikian dikutip detikFinance dari keterangan resmi PTDI, Jakarta, Selasa (20/6/2017).


Pesawat CN235-220 Military Transport yang dipesan Angkatan Darat Nepal mempunyai konfigurasi untuk dapat mengemban misi sebagai Troop/Paratroop Transport, Medical Evacuation, Passenger Transport, VVIP Transport, dan Cargo yang dapat dipasang bergantian sesuai dengan kebutuhan operasional.

Selain itu, dilengkapi pintu depan yang bisa dipakai sebagai pintu masuk dan keluar untuk VIP/VVIP. Ramp door atau pintu belakang yang cukup besar dapat dipakai saat operasi terjun payung dan keluar masuk barang, bahkan kendaraan kecil dapat masuk ke pesawat.





Credit  finance.detik.com









Trump Dikritik Lamban Bereaksi Jika Teror Menimpa Muslim



Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.

CB, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump tampaknya belum pernah mengecam serangan terhadap jamaah Muslim di London. Situasi itu jadi contoh terakhir lambannya ia berbicara tentang kekerasan ketika Muslim yang jadi korbannya.

Tidak seperti serangan baru-baru ini yang menargetkan warga sipil, tidak ada cicitan segera yang menyuarakan simpati untuk para korban atau sumpah serapah melawan ideologi kekerasan. Simpati Gedung Putih yang pertama datang malah berasal dari anak perempuannya, Ivanka, yang mengunggah cicitan tentang doa.

"Kita harus berdiri bersatu melawan kebencian dan ekstrimisme dalam segala bentuknya yang jelek," kata Ivanka.

Kelompok advokasi Mulsim melihat perbedaan mencolok dalam tergesa-gesanya Trump merespons, saat pelaku serangan Muslim atau mengaku Islam. Mereka melihat itu sebagai bagian dari sebuah pola, mengingat retorika Trump yang keras atas Islam dan sudah melarang imigran sejumlah negara mayoritas Muslim.

"Kebisuan atau penundaan dia benar-benar mengirimkan pesan negatif kepada komunitas Muslim kalau kehidupan dan keamanan mereka tidak sepenting warga negara lainm," ujar Ibrahim Hooper dari Council on American-Islamic Relations (CAIR).

Sebelum serangan di Masjid Finsburry di London, terdapat dua serangan di Inggris, Maret dekat Parlemen dan Juni di London Bridge. Trump dengan cepat mengungkapkan solidaritas dan miminta tanggapan yang kuat. Tapi, ia terima banyak kritikan karena dianggap remehkan Wali Kota London Sadiq Khan.

Dalam beberapa kasus, Trump baru menyuarakan dukungan untuk korban serangan Muslim berselang beberapa hari usai kejadian, semisal tiga hari usai dua wanita di Oregon mendapat celaan. Tapi, untuk bom bunuh diri di Manchester, Trump langsung bereaksi dengan kata-kata mengutuk kepada pelaku, dilansir dari AP.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Ivanka Trump Kecam Serangan ke Jamaah Masjid Finsbury Park

 
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.
Polisi memeriksa van putih yang menabrak pejalan kaki usai shalat di Masjid Finsbury Park, London, Inggris.

CB, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Senin (19/6), mengungkapkan rasa simpati terhadap para korban serangan di dekat Masjid Finsbury Park, London, Inggris. AS juga mengecam insiden tersebut. 

Seperti diketahui, jamaah Masjid Finsbury Park menjadi sasaran serangan setelah mereka menunaikan shalat tarawih. Para jamaah, yang saat itu sedang berjalan di trotoar, ditabrak oleh sebuah van. Satu orang tewas dan 10 lainnya luka-luka akibat kejadian itu.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengecam insiden penabrakkan jamaah Masjid Finsbury Park. "AS mengecan keras serangan semalam yang tampaknya telah menargetkan Muslim di London," ungkapnya seperti dilaporkan laman Al Araby.

Ia juga menyampaikan simpati kepada mereka yang menjadi korban insiden penabrakan. "Kami menyampaikan simpati kami kepada keluarga dan komunitas para korban dan berharap agar yang terluka dapat segera pulih," ujar Nauert.

Putri Presiden AS Donald Trump, Ivanka Trump, juga menanggapi insiden penabrakan Masjid Finsbury Park. "Mengirim cinta dan doa kepada para korban di Finsbury Park, London. Kita harus bersatu melawan kebencian dan ekstremisme dalam semua bentuknya yang buruk," kata Ivanka Trump melalui akun Twitter pribadinya.

Terkait serangan terhadap jamaah Masjid Finsbury Park, Perdana Menteri Inggris Theresa May menegaskan kembali tekad negaranya untuk melawan terorisme, ekstremisme, dan kebencian. Mengingat, dalam tiga bulan terakhir, Inggris telah dilanda setidaknya empat aksi teror, termasuk insiden penabrakan jamaah Masjid Finsbury Park.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Darren Osborne, Teroris Penabrak Jemaah Muslim London Bakda Tarawih


Darren Osborne, Teroris Penabrak Jemaah Muslim London Bakda Tarawih
Darren Osborne, 47, tersangka teroris yang menabrak para jemaah Muslim di London usai salat Tarawih. Foto/Daily Mirror


LONDON - Kepolisian Metropolitan London, Inggris, akhirnya merilis identitas tersangka teroris yang menabraki jemaah Muslim usai menjalankan salat Tarawih di Masjid Finsbury Park. Dia adalah Darren Osborne, 47.

Polisi resmi memperlakukan serangan mobil yang dilakukan Osborne sebagai serangan teroris. Dia ditangkap warga di sekitar masjid saat akan melarikan diri usai melakukan serangan. Dia kemudian diserahkan ke polisi.

Osborne dengan mobil warna putih menabraki sekitar sepuluh jemaah masjid usai salat Tarawih pada Minggu tengah malam atau Senin dini hari kemarin. Selain menabrak para jemaah, dia juga menusuk satu orang. Satu korban Osborne meninggal dan lebih dari delapan orang lainnya dibawa ke rumah sakit.

Tersangka teroris ini sebelumnya tidak pernah dikenal polisi maupun Dinas Keamanan MI5.

Menurut laporan media setempat, Osborne adalah ayah dari empat anak yang sudah menikah dan tinggal di Glyn Rhosyn di Cardiff's Pentwyn.

Polisi saat ini sedang mencari alamat tempat tinggal di daerah Cardiff sebagai bagian dari penyelidikan atas serangan tersebut.

Osborne lahir di Singapura pada tahun 1969 dan besar di Weston-super-Mare, Somerset. Salah seorang mantan teman sekolahnya di Broadoak Mathematics and Computing College mengaku mengenal Osborne selama lebih dari tiga dekade.

Salah seorang wanita yang mengaku teman SD Osborne menulis di Facebook tentang sosok tersangka teroris ini. ”Siapa pun yang dari Barrowby ingatkah orang sinting ini?,” tulis wanita dengan nama akun Isobel Taylor. Namun, akun wanita itu kini telah dihapus.

”Saya pergi jauh-jauh melewati jenjang SD dengan psikopat ini, dia adalah anak gila yang benar-benar terbelenggu saat itu,” lanjut dia.

Taylor sempat berbicara kepada IBTimes UK sebelum akun Facebook-nya dihapus. ”Orang sinting, cukup banyak yang menyimpulkannya,” ujarnya.

”Semua orang yang di Facebook yang berada di Barrowby pada saat itu mengenalnya,” katanya.”Dia hanya seorang pengganggu yang sempurna.”

Khadijeh Sherizi, warga yang tinggal di sebelah rumah Osborne, mengatakan kepada Press Association; "Sudah pasti saya melihatnya di berita dan saya pikir 'oh Tuhan saya' itu adalah tetangga saya.”

”Dia sudah begitu normal, dia berada di dapurnya kemarin sore sambil bernyanyi bersama anak-anaknya, dia adalah ayah dari sebuah keluarga, memiliki anak, dia tinggal di sebelah, dia tampak sopan dan menyenangkan bagi saya, saya tidak percaya itu,” ujar Sherizi yang heran tersangka nekat melakukan serangan. 


Kepolisian Metropolitan London mengatakan, meski masih dalam penyelidikan tersangka diyakini beraksi sendirian.

Menurut saksi mata yang berada di lokasi serangan, Osborne sempat meneriakkan ancaman terhadap warga Muslim.”Saya ingin membunuh semua Muslim,” teriak Osborne sebelum diamankan warga untuk diserahkan kepada polisi.

Asisten Deputi Komisaris Polisi Metropolitan London Neil Basu menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. ”Pikiran kami tertuju pada semua yang terkena dampak kejadian di Seven Sisters Road, keluarga, teman dan komunitas mereka,” ujarnya.

”Ini sedang diperlakukan sebagai insiden teroris dan sedang diselidiki oleh Komando Kontra Terorisme. Penyelidikan sedang berlangsung dan kami bekerja cepat untuk mengetahui secara lengkap bagaimana dan mengapa hal ini terjadi,” ujar Basu, yang dikutip Selasa (20/6/2017).

”Semua korban berasal dari komunitas Muslim dan kami akan mengerahkan patroli polisi ekstra untuk meyakinkan masyarakat, terutama mereka yang menjalankan (ibadah) Ramadan,” papar Basu.

”Kami bekerja keras untuk melindungi semua masyarakat dan masyarakat akan melihat petugas tambahan berpatroli di kota dan tempat ibadah Muslim. Ini adalah serangan terhadap London dan semua warga London. Kita semua harus berdiri tegak melawan ekstremis, apa pun penyebabnya.”





Credit  sindonews.com




Imam Masjid London Cegah Massa Hakimi Pelaku Teror


Imam Masjid London Cegah Massa Hakimi Pelaku Teror
Pelaku serangan jamaah tarawih di London di bawa oleh polisi. Foto/Reuteres


LONDON - Imam Masjid Finsbury Park di London Utara, Mohammed Mahmoud disebut sebagai sosok yang menghentikan massa untuk menghakimi pelaku serangan jamaah tawarih. Mahmoud sukses meredam emosi warga dan menghentikan aksi main hakim sendiri.

Mahmoud mengatakan, saat keluar dari masjid ia melihat sekumpulan orang sedang memukuli seorang pria, yang tidak lain adalah pelaku penyerang. Mahmoud kemudian mendekati kerumunan dan langsung berusaha menghentikan aksi main hakim sendiri tersebut.

"Kami menemukan sekelompok orang dengan cepat mulai berkumpul di sekitar penyerang dan beberapa mencoba menghakiminya dengan tendangan atau pukulan. Dengan rahmat Allah, kami berhasil mengelilingi dia dan melindunginya dari bahaya," kata Mahmoud.

"Kami berhasil memadamkan api amarah yang mungkin bisa merasuki para warga. Saya melakukan tindakan pencegahan itu bersama dengan sekelompok saudara laki-laki," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/6).

Menurut sejumlah saksi mata, salah satu imbauan yang dipakai Mahmoud untuk meredam emosi warga adalah dengan mengingatkan bahwa mereka sedang berada di bulan Ramadan. Menurut saksi mata, Mahmoud meminta agar semua orang berhenti memukuli tersangka, agar ibadah mereka tidak tercoreng oleh tindakan tidak terpuji.

Aksi Mahmoud ini sendiri mendapat pujian dari warga dan juga komunitas Muslim di London. "Imam telah melakukan hal yang benar, ia harus menghentikan orang-orang untuk melakukan tindakan tersebut," kata Ibnu Oman, salah seorang warga setempat. 





Credit  sindonews.com









Ketegangan agama merebak di Myanmar pascapenutupan madrasah



Yangon, Myanmar (CB) - Chit Tin, pria Muslim berusia 55 tahun, telah beribadah di madrasah yang sama di Yangon timur sepanjang hidupnya, sebagian besar di bawah junta yang menekan oposisi, menghancurkan ekonomi Myanmar dan mengubahnya menjadi negara pariah internasional

Tapi bahkan saat ayah dari empat anak itu menderita kemiskinan dan isolasi, sekolah agama Islam, yang berfungsi ganda sebagai masjid, itu tetap menjadi tempat penting komunitasnya - sampai bulan yang lalu, ketika kelompok nasionalis Buddha menggerebek dan memaksa pihak berwenang untuk menutupnya dengan alasan tidak memiliki izin untuk beroperasi sebagai tempat ibadah.

Saat Ramadhan, bulan suci umat Islam, dimulai sekitar tiga pekan lalu, ratusan warga menerjang hujan musim hujan untuk bergabung dengan ibadah bersama di suatu jalan di dekatnya.

Pemerintah setempat melarang acara tersebut dan mengancam mereka yang hadir dipenjara.

"Saya merasa sangat sedih, seolah langit telah runtuh," kata Chit Tin, salah satu dari sedikit umat Islam dari lingkungan sekitar yang setuju untuk berbicara dengan Reuters. Kebanyakan warga menolak untuk membicarakan pembatasan, mengatakan bahwa mereka takut akan dampaknya.

Salah satu anggota komunitas pemuda, Moe Zaw, sekarang terancam denda atau enam bulan penjara karena tidak mendapatkan izin untuk menyelenggarakan acara ibadah itu, sesuai dengan pemberitahuan yang dia terima dari pengadilan

Penutupan sekolah agama termasuk di antara rangkaian insiden yang memicu ketegangan agama di ibu kota komersial negara tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Meskipun beberapa kelompok garis keras Buddha yang terlibat ditangkap, pemantau hak asasi manusia mengatakan kejadian tersebut menunjukkan bagaimana pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi yang telah berumur 14 bulan berjuang untuk mengatasi diskriminasi terhadap umat Islam.

Partai berkuasa Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) tidak melibatkan kandidat muslim manapun pada pemilihan umum 2015 yang bersejarah yang mengangkatnya ke kekuasaan atas janji modernisasi negara dan demokratisasi.

Ketegangan antara kedua komunitas itu telah muncul sejak tewasnya sejumlah orang dan puluhan ribu orang mengungsi dalam bentrokan antara umat Buddha dan umat Islam yang menyertai permulaan transisi demokrasi negara itu pada tahun 2012 dan 2013.

"Masjid dan madrasah yang telah ditutup paksa harus segera dibuka kembali, dan penganut agama harus tidak terancam atau dikenakan tuduhan kriminal hanya karena menjalankan hak fundamental mereka untuk mengikuti dan mempraktekkan agama mereka, " kata Phil Robertson dari pemantau kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch.

Pemerintah lokal menolak permintaan komentar berulang kali. Juru bicara pemerintah Myanmar tidak bersedia memberikan komentar, dan dua pejabat pemerintah lainnya yang dihubungi oleh Reuters juga menolak untuk berkomentar.

Tak Ada Jawaban
Madrasah itu, yang dibuka hampir setengah abad yang lalu, biasanya menarik sekitar 1.000 orang pada Jumat malam. Sekitar 300 anak-anak berusia antara lima dan 12 tahun belajar Islam di sana setiap harinya.

Bangunan dua lantai itu sekarang ditutup oleh kawat berduri dan gerbang terkunci.

"Anak-anak hendak mengikuti ujian, jadi kami merasa ini sebuah kehilangan sangat besar dalam pendidikan mereka, "kata Chit Tin, yang memiliki dua cucu berusia enam tahun yang mulai bersekolah di madrasah setahun yang lalu.

Dia sekarang beribadah di masjid lain yang berjarak sekitar 20 menit berjalan kaki, dimana jumlah jamaah telah membengkak dari 5.000 menjadi 8.000 dalam beberapa pekan terakhir karena penutupan madrasahnya dan tempat terdekat lainnya yang juga menjadi target oleh kelompok nasionalis Buddha.

Di kota Meikhtila, 500 km (310 mil) utara Yangon di Myanmar tengah, tiga rumah pribadi yang telah digunakan oleh sekitar 150 orang untuk shalat sejak masjid di kota itu hancur dalam aksi kekerasan tahun 2013 juga diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah lokal.

Polisi telah berpatroli di lingkungan tersebut sejak pekan lalu, memeriksa apakah rumah itu masih ditutup dan apakah jumlah ibadah telah berkurang selama Ramadhan.

"Oleh karena pihak berwenang tidak lagi mengizinkan kami beribadah, kami mengatur tempat yang layak untuk kami," kata akademisi Islam dan sekretaris kelompok lokal antar-agama San Win Shein kepada Reuters. "Tidak ada jawaban hingga kini."




Credit  antaranews.com







Bom tewaskan enam tentara di Thailand selatan



Bom tewaskan enam tentara di Thailand selatan
Anggota militer memeriksa lokasi serangan bom di sebuah supermarket di kota Pattani, Thailand, Rabu (10/5/2017). (REUTERS/Surapan Boonthanom)


Pattani  (CB) - Bom jalanan, yang diduga ditanam gerilyawan, membunuh enam tentara Thailand dan melukai empat lagi pada Senin di propinsi selatan, Pattani, kata polisi setempat.

Gerakan pemberontak, yang telah berlangsung puluhan tahun di daerah berpenduduk sebagian besar suku Melayu; Yala, Pattani dan Narathiwat, menewaskan lebih dari 6.500 orang sejak 2004.

Peristiwa terkini itu terjadi ketika bom, yang ditanam di jalan, meledak saat tentara tersebut melakukan ronda berkala, kata kepala kepolisian daerah, Kolonel Pruk Liangsukwho.

"Kemungkinan dilakukan kelompok kekerasan di daerah itu, karena wilayah tersebut masuk dalam daerah merah," kata Pruk kepada wartawan, mengacu pada daerah dengan tingkat sangat tinggi kekerasan pemberontak.

Juru bicara militer belum memberikan tanggapan.

Seperti kebanyakan kekerasan di Thailand selatan, tidak ada pengakuan tanggung jawab atas serangan yang dilakukan.

Kekerasan memanas di tiga provinsi wilayah selatan dalam beberapa dasawarsa belakangan dan semakin gencar pada 2004 namun jarang meluas ke luar wilayah selatan.

Serangan bom mobil bulan lalu melukai puluhan orang di luar sebuah supermarket di kota Pattani.

Kekerasan di wilayah selatan biasanya meningkat saat bulan suci Ramadan, yang tahun ini akan berakhir pada Minggu mendatang.

Pemerintah militer Thailand sejak 2015 mengadakan perundingan dengan ditengahi Malaysia untuk mengakhiri kekerasan, namun upaya itu sebagian besar mengalami kendala.





Credit  antaranews.com







Israel dilaporkan danai pemberontak Suriah



Israel dilaporkan danai pemberontak Suriah
Pasukan Israel bersiaga saat terjadi bentrokan dengan pengunjuk rasa Palestina menyusul aksi protes solidaritas terhadap tahanan Palestina yang ditahan Israel, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin (17/4/2017). (REUTERS/Ammar Awad)


Jakarta (CB) - Berita tentang rumah sakit Israel yang merawat pemberontak Suriah telah beredar, namun laporan Wall Street Journal mengungkap bahwa Israel mendanai para pemberontak, bahkan para pemberontak mengatakan mereka "tidak akan bertahan" tanpa bantuan tersebut.
Menurut laporan Wall Street Journal, Israel secara diam-diam memberikan bantuan kepada pemberontak Suriah di Dataran Tinggi Golan selama bertahun-tahun, dengan tujuan untuk mempertahankan kekuatan persahabatan di zona penyangga, menjaga ISIS dan pasukan yang selaras dengan Iran di teluk.

Dukungan tersebut bersifat substansial dan langsung, di mana menurut laporan itu, dukungan diberikan berupa dana tunai, makanan, bahan bakar dan persediaan medis, yang nyatanya beberapa kelompok bersenjata dan sebagian besar penduduk sipil di wilayah tersebut bergantung pada bantuan Israel.

Adapun laporan The Wall Street Journal tersebut berdasarkan temuan dan informasi yang diberikan oleh setengah lusin pemberontak dan tiga orang yang akrab dengan pemikiran Israel.

Mereka mengatakan bahwa transaksi rahasia Israel dengan pemberontak dimulai pada awal 2013 di bawah mantan Menteri Pertahanan Moshe Ya'alon dan terus ada sampai hari ini. Tujuannya, untuk menjaga kelompok pro-Iran, seperti Hizbullah, jauh dari perbatasan.

Sumber-sumber ini mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa sebuah unit khusus dipahat dari tentara Israel untuk mengawasi operasi bantuan tersebut. Selain itu, Israel dikatakan telah mempertimbangkan situasi tersebut cukup jauh sebelumnya sehingga menetapkan sebuah anggaran khusus untuk diinvestasikan dalam upaya itu.

Pemberontak di Suriah mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Fursan al-Joulan (Knights of the Golan) adalah kelompok utama yang berkoordinasi dengan Israel dan menerima dana sekitar 5.000 dollar per bulan, namun kelompok ini tidak menerima dukungan dari negara-negara Barat lainnya dan tidak terafiliasi dengan tentara Suriah.

"Israel berdiri di pihak kita dengan cara yang heroik. Kami tidak akan bertahan tanpa bantuan Israel," kata juru bicara kelompok tersebut, Moatasem al-Golani kepada Wall Street Journal. 

Al-Golani mengatakan bahwa kerja sama dimulai ketika pejuang yang terluka dari kalangan kelompok tersebut berhasil mencapai perbatasan Israel, di mana mereka meminta bantuan dari tentara Israel yang berbicara dalam bahasa Arab. Korban luka-luka tersebut dirawat secara medis di Israel, sekaligus membuka saluran rahasia tersebut.

Fusan al-Joulan dikatakan memiliki sekitar 400 pejuang dan mempertahankan aliansi longgar dengan empat kelompok lain di sisi perbatasan Suriah dan Israel, yang semuanya dilaporkan menerima sejumlah bantuan dari Israel. 

Tidak seperti Fursan al-Joulan, beberapa kelompok mendapat keuntungan dari dukungan Barat dan berafiliasi dengan Tentara Suriah, menurut laporan itu.

Sementara bantuan medis Israel kepada orang-orang Suriah yang terluka yang tiba di perbatasan telah menjadi pengetahuan umum sejak awal perang sipil, informasi baru yang merinci kedalaman dukungan Israel untuk pemberontak ini dapat meningkatkan ketegangan dengan pemerintah Suriah dan pasukan Presiden Bashar Assad.

Informasi tersebut juga menguak dengan siapa Israel telah secara teknis berada dalam keadaan perang selama beberapa dekade.

Serangan udara Israel telah menargetkan pasukan di Suriah dalam banyak kesempatan, terutama yang bertujuan pengiriman senjata ke Hizbullah Libanon.

Seorang sumber mengkonfirmasi Wall Street Journal bahwa uang melintasi perbatasan ke Suriah namun digunakan untuk tujuan kemanusiaan. Namun, pejuang pemberontak menentang klaim ini, dengan mengatakan bahwa dana tersebut digunakan untuk membayar gaji dan membeli amunisi.

The Wall Street Journal melaporkan, tentara Israel tidak akan mengomentari klaim pemberontak tersebut, namun mereka berkomitmen untuk mengamankan perbatasan Israel.

"Mereka berkomitmen menjaga perbatasan dan mencegah pembentukan sel teror serta pasukan yang bermusuhan, selain memberikan bantuan kemanusiaan kepada Orang-orang Suriah yang tinggal di daerah itu," ungkap laporan itu. Demikian dilaporkan Haaretz.




Credit  antaranews.com








Saudi Tangkap dan Tahan 3 Perwira Garda Revolusi Iran


Saudi Tangkap dan Tahan 3 Perwira Garda Revolusi Iran
Pasukan Arab Saudi menangkap tiga perwira Garda Revolusi Iran di kawasan ladang minyak Marjan, lepas pantai Saudi. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


RIYADH - Pasukan angkatan laut Riyadh menangkap dan menahan tiga perwira Garda Revolusi Iran di dekat ladang minyak Marjan di lepas pantai Arab Saudi. Penangkapan ini diumumkan Kementerian Informasi Saudi dalam sebuah pernyataan.

Insiden tersebut terjadi pada hari Jumat, ketika tiga kapal Teheran memasuki perairan teritorial Saudi dan menuju ke struktur lepas pantai di ladang minyak. Demikian pengumuman kantor berita Saudi (SPA) pada hari Senin, mengutip sumber resmi.

”Pada hari Jumat, 16 Juni, tiga kapal kecil, dengan bendera merah dan putih, memasuki perairan teritorial Saudi di Teluk Arab. Mereka menuju ke ladang minyak Saudi di Marjan. Segera, pasukan angkatan laut Saudi melepaskan tembakan peringatan, tapi kapal tidak merespons,” kata sumber dikutip SPA.



Salah satu kapal disergap, sementara dua lainnya berhasil lolos. “Kapal yang ditangkap berisi setumpuk senjata untuk tujuan subversif dan membawa tiga orang di kapal. Ketiga orang tersebut ternyata adalah anggota Korps Garda Revolusi Iran,” kata Kementerian Informasi Saudi dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Selasa (20/6/2017).

”Ini adalah satu dari tiga kapal yang dicegat oleh pasukan Saudi. (Kapal) ini ditangkap dengan tiga orang di kapal. Dua lainnya lolos,” lanjut pernyataan tersebut, seperti dilansir Reuters.
”Tiga anggota Garda Revolusi Iran yang ditangkap sekarang diinterogasi oleh otoritas Saudi,” imbuh pernyataan tersebut.

Sementara itu, Iran menolak klaim Saudi atas penahanan tiga perwira Garda Revolusi. Kepala urusan perbatasan di Kementerian Dalam Negeri Iran, Majid Aghababaie, mengatakan bahwa tiga orang yang ditahan adalah nelayan asal pelabuhan Bushehr, Iran selatan.

”Tidak ada bukti bahwa mereka adalah personel militer," katanya yang dilansir kantor berita ILNA. Insiden tersebut terjadi di tengah ketegangan antara Riyadh dan Teheran yang semakin memburuk setelah krisis Qatar.

Pada hari Minggu, Iran telah meluncurkan serangan enam rudal balistik ke Suriah, yang menargetkan posisi teroris Islamic State atau ISIS sebagai pembalasan atas serangan kembar di Teheran awal bulan ini.

Serangan tersebut tidak hanya ditujukan untuk mengirim pesan kepada ISIS, tapi juga kepda AS dan Arab Saudi. Teheran berulang kali menuduh Riyadh dan Washington mendukung teroris dan berusaha mengacaukan Iran.

”Orang-orang Saudi dan Amerika pihak utama penerima pesan ini,” kata Jenderal Ramazan Sharif dari Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan pada hari Senin, mengacu pada serangan enam rudal balistik terhadap target teroris di Suriah.

Pada hari Sabtu pekan lalu, Iran mengatakan bahwa penjaga pantai Saudi melepaskan tembakan terhadap dua kapal nelayan Iran di Teluk Persia.  Satu nelayan tewas. 


Credit  sindonews.com



AL Saudi sita kapal pengangkut senjata di dekat ladang minyak



Dubai (CB) - Angkatan laut Arab Saudi menyergap kapal pengangkut senjata saat mendekati ladang minyak Marjan di lepas pantai Teluk pada Jumat malam, kata kantor berita resmi Saudi Press Agency pada Senin.

Dua kapal lain, yang juga mendekati Marjan, berhasil melarikan diri setelah angkatan laut Saudi melepaskan tembakan peringatan, kata kantor berita itu seperti dilansir Reuters.

Kapal yang disergap itu membawa senjata untuk disalurkan kepada "gerakan bawah tanah", kata laporan singkat SPA.

SPA tidak merinci registrasi kapal atau kewarganegaraan awak kapal itu, namun memberikan keterangan tambahan tanpa menguraikannya bahwa kapal tersebut berbendera putih dan merah.

Tidak ada pertanda langsung apakah penangkapan kapal itu terkait dengan peristiwa di Teluk pada Jumat, yang dilaporkan media Iran.

Kantor berita Tasnim Iran mengatakan pada Sabtu bahwa penjaga perbatasan Arab Saudi menembaki kapal nelayan Iran di Teluk, menewaskan seorang nelayan. Dikatakan bahwa kapal itu adalah satu dari dua kapal Iran yang sedang memancing di perairan Teluk Persia yang terdorong oleh gelombang.

Hubungan antara kedua negara berada pada posisi terburuk mereka dalam beberapa tahun belakangan. Pekan lalu Riyadh, bersama dengan pemerintah Arab lainnya, memutuskan hubungan dengan Qatar, dengan alasan dukungan Qatar terhadap Iran.

Beberapa hari kemudian, bom bunuh diri dan penembakan di Teheran terjadi, menewaskan 17 orang. Muslim Syiah Iran mengulangi tuduhan bahwa Arab Saudi mendanai petempur Sunni, termasuk kelompok ISIS.

Riyadh membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Iran dan Arab Saudi saling menuduh merusak keamanan wilayah dan mendukung pihak yang berbeda dalam perang di Suriah, Yaman dan Irak. 



Credit antaranews.com



AS Tak Takut Jet Tempurnya Diancam Ditembak Jatuh Rusia


AS Tak Takut Jet Tempurnya Diancam Ditembak Jatuh Rusia

Pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet Amerika Serikat. Foto/US Navy



WASHINGTON - Pentagon tidak takut dengan ancaman Rusia yang akan menembak jatuh pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) dan koalisinya di langit Suriah. Pentagon tegaskan akan membela diri AS maupun sekutunya diancam.

Ancaman Rusia muncul setelah pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet Pentagon  menembak jatuh pesawat jet tempur Su-22 Damaskus di wilayah udara atau langit Raqqa, Suriah pada Minggu malam. Pilot tempur Suriah dilaporkan tewas dalam insiden itu.



Tak hanya mengancam, Rusia telah menangguhkan saluran komunikasi dengan koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin AS. Saluran komunikasi itu telah menjadi solusi untuk mencegah konflik udara antara Moskow dan Washington yang sama-sama beroperasi di Suriah.

Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan, pesawatnya ditembak jatuh saat memerangi basis kelompok Islamic State atau ISIS. Namun, versi Pentagon, pesawat ditembak jatuh karena mengebom basis Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi atau pemberontak Suriah yang didukung Barat, serta pasukan Kurdi.



”Kami tidak mencari konflik dengan pihak manapun di Suriah selain ISIS, tapi kami tidak akan ragu membela diri atau mitra kami jika diancam,” kata juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis kepada Fox News, yang dikutip Selasa (20/6/2017).

Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Joseph Dunford melipatgandakan retorika tersebut pada pidato hari Senin di National Press Club.

”Saya yakin bahwa kita masih berkomunikasi antara pusat operasi kami dan pusat operasi federasi Rusia, dan saya juga yakin bahwa kekuatan kita memiliki kemampuan untuk menjaga diri sendiri,” ujar Dunford.

Juru bicara Pentagon lainnya, Mayor Adrian JT Rankine-Galloway mengatakan bahwa pesawat koalisi akan terus melakukan operasi di seluruh Suriah, yang menargetkan pasukan ISIS dan memberikan dukungan udara untuk pasukan mitra koalisi di lapangan.

”Sebagai hasil pertemuan baru-baru ini yang melibatkan rezim pro-Suriah dan pasukan Rusia, kami telah mengambil langkah-langkah bijaksana untuk memposisikan ulang pesawat di Suriah sehingga terus menargetkan pasukan ISIS sambil memastikan keamanan awak pesawat kami mengingat ancaman yang diketahui di ruang pertempuran,” ujar Rankine-Galloway dalam sebuah pernyataan. 


Credit  sindonews.com




Ancam Tembak Jatuh Jet Tempur AS di Suriah, Rusia Diledek



Ancam Tembak Jatuh Jet Tempur AS di Suriah, Rusia Diledek
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat AS Jack Keane meledek ancaman Rusia yang akan tembak jatuh jet tempur Washington di Suriah. Foto/Fox News



WASHINGTON - Pensiunan jenderal ternama Amerika Serikat (AS) Jack Keane meledek ancaman Rusia yang akan menembak jatuh pesawat jet tempur AS dan koalisinya di langit Suriah. Menurutnya, Moskow tidak akan mampu melakukannya.

Ancaman Rusia muncul setelah pesawat jet tempur F/A-18E Super Hornet AS menembak jatuh pesawat jet tempur Su-22 Suriah di wilayah udara atau langit Raqqa, pada Minggu malam. Pilot tempur Suriah dilaporkan tewas dalam insiden itu.

Pemerintah Damaskus menyatakan, pesawatnya ditembak jatuh saat memerangi basis kelompok Islamic State atau ISIS. Namun, versi Pentagon pesawat ditembak jatuh karena mengebom basis Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pasukan oposisi atau pemberontak Suriah yang didukung Barat, serta pasukan Kurdi.

”Itu sampah, mereka tidak akan menembak pesawat AS. Mereka tidak akan mengambil alih AS,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat Washington itu yang dilansir Fox News, Selasa (20/6/2017).

“Mereka memiliki kemampuan yang sangat terbatas di Suriah dibandingkan dengan kemampuan AS,” lanjut Keane.



Ini adalah pertama kalinya dalam hampir 20 tahun sebuah pesawat jet tempur AS menembak jatuh sebuah pesawat tempur dalam pertempuran udara. Terakhir kali sebuah pesawat jet tempur Serbia jatuh di Kosovo pada tahun 1999 diduga akibat ditembak.

Pemerintah Presiden Donald Trump maupun Pentagon belum merespons ancaman Moskow. Ancaman ini diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, di mana setiap pesawat jet tempur AS dan koalisinya yang terbang di sebelah barat Sungai Efrat akan jadi target pasukan Moskow.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan serangan AS tersebut sama halnya dengan membantu teroris.

“Apa ini, jika bukan tindakan agresi?” tanya Riyabkov mengacu aksi penembakan pesawat Suriah oleh jet tempur AS. 




Credit  sindonews.com






Ini Alasan AS Tembak Jatuh Jet Suriah


Ini Alasan AS Tembak Jatuh Jet Suriah
Koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan alasan mengapa mereka menembak jatuh jet tempur Suriah. Koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS.

SDF adalah pasukan gabungan yang terdiri dari sejumlah kelompok oposisi Suriah dan juga Kurdi Suriah. Beberapa anggota SDF masuk dalam daftar serangan pemerintah Suriah, karena dianggap bersekongkol dengan al-Nusra, kelompok pecahan al-Qaeda di Suriah.

"Pada pukul 6:43, SU-22 milik rezim Suriah menjatuhkan bom di dekat pejuang SDF di selatan Tabqah, dan sesuai dengan peraturan pendekatan dan pembelaan diri secara kolektif terhadap pasukan koalisi, pesawat itu segera ditembak jatuh oleh F/A AS-18E Super Hornet," kata pihak koalisi, seperti dilansir Sputnik pada Senin (19/6).

Koalisi kemudian mengatakan, mereka langsung menghubungi perwakilan Rusia untuk mengurangi ketegangan akibat serangan tersebut, tidak lama setelah mereka menjatuhkan jet tempur Suriah.

Sebelumnya, pemerintah Presiden Bashar al-Assad, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pesawat jet tempurnya ditembak jatuh saat menyerang basis kelompok ISIS.

”Serangan tersebut menekankan koordinasi antara AS dan ISIS, dan ini mengungkapkan maksud jahat AS dalam mengadministrasikan terorisme dan menginvestasikannya untuk menjalankan proyek AS-Zionis di wilayah tersebut,” bunyi pernyataan pemerintah Suriah.



Credit  sindonews.com



Teluk Krisis Diplomatik, Turki Kirim Tentara ke Qatar


Teluk Krisis Diplomatik, Turki Kirim Tentara ke Qatar Tentara Turki disebut telah tiba di Qatar untuk melakukan latihan militer gabungan. (REUTERS/Umit Bektas)


Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Turki mengatakan pasukannya telah tiba di Qatar untuk mengikuti latihan militer gabungan, seiring meningkatnya ketegangan di Teluk.

Latihan gabungan pertama itu akan berlangsung pada Minggu (25/6) mendatang di kamp militer Tariq bin Ziyad di Doha, ungkap Kementerian Pertahanan, dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara, Senin (19/6).

Adapun, latihan tersebut bertujuan meningkatkan "efisiensi tempur pasukan Qatar dan Turki di tengah rencana melakukan operasi gabungan guna memberantas ekstremisme dan terorisme, serta operasi penjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer," menurut pernyataan dalam bahasa Arab itu, seperti dikutip AFP.



Kemhan Turki menambahkan, kendati latihan gabungan itu berlangsung saat krisis diplomatik dengan negara-negara Arab, kedua negara ”sudah merencanakan selama beberapa waktu.”

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan negara-negara lain memutuskan hubungan dengan Qatar atas tuduhan dukungan terhadap ekstremisme.

Doha menyangkal tuduhan itu dan mengatakan tindakan yang diberlakukan terhadap Qatar oleh negara-negara tetangganya di Teluk bisa dikategorikan sebagai blokade, karena mereka juga sekaligus menutup akses darat, laut, dan udara, yang mengacaukan lalu lintas ekspor-impor serta bisa memicu krisis pangan.





Credit  CNN Indonesia



Tentara Turki lakukan latihan gabungan di Qatar

Tentara Turki lakukan latihan gabungan di Qatar
Peta negara-negara di Jazirah Arab dan Timur Tengah. (Repro: World Atlas)


Doha (CB) - Pasukan Turki tiba di Doha untuk mengikuti latihan gabungan, kata Kementerian Pertahanan Qatar pada Senin, seiring meningkatnya ketegangan di Teluk.

Latihan gabungan pertama itu berlangsung pada Minggu di kamp militer Tariq bin Ziyad di Doha, ungkap Kementerian Pertahanan dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor berita negara.

Latihan tersebut bertujuan meningkatkan "efisiensi tempur pasukan Qatar dan Turki di tengah rencana untuk melakukan operasi gabungan guna memberantas ekstremisme dan terorisme, serta operasi penjaga perdamaian sebelum dan sesudah operasi militer," menurut pernyataan dalam bahasa Arab itu.

Latihan "sudah direncanakan selama beberapa waktu," imbuh pernyataan itu sebagaimana dilansir AFP.

Latihan gabungan berlangsung saat krisis doplomatik di Teluk memasuki pekan ketiga.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir dan negara-negara lain memutuskan hubungan dengan Qatar atas tuduhan bahwa negara emirat tersebut mendukung ekstremisme.

Doha menyangkal tuduhan itu dan mengatakan tindakan yang diberlakukan terhadap Qatar oleh negara-negara tetangganya di Teluk bisa dikategorikan sebagai "blokade."



Credit  antaranews.com











AS Tembak Pesawat Suriah, Rusia Beri Peringatan



AS Tembak Pesawat Suriah, Rusia Beri Peringatan Rusia mengecam tindakan Amerika Serikat menembak jatuh pesawat tempur Suriah. (Reuters/Kim Hong-Ji)



Jakarta, CB -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengecam Amerika Serikat karena menembak jatuh pesawat tempur Suriah, menyebutnya sebagai aksi agresi.

“Serangan ini mesti dilihat sebagai kelanjutan tindakan Amerika melanggar norma hukum internasional,” kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow, berdasarkan laporan TASS yang dikutip AFP, Senin (19/6).


Jet tempur Amerika Serikat dilaporkan menembak jatuh pesawat tempur Suriah di selatan Raqqa, Minggu (18/6). 

Washington menyebut serangan itu dilakukan karena jet tempur Suriah menjatuhkan bom dekat pasukan koalisi AS, sementara Damaskus mengatakan pesawat mereka diserang ketika tengah menggempur militan ISIS.

Pernyataan tentara Suriah yang dirilis melalui televisi nasional mengungkapkan pesawat tempur tersebut jatuh dan pilotnya dilaporkan hilang. Dikatakan insiden itu terjadi di dekat Desa Rasafah, pada Minggu petang.

Dalam laporan Interfax yang dikutip Reuters, Ryabkov juga mengatakan aksi Amerika adalah satu langkah menuju eskalasi yang berbahaya. Moskow juga memperingatkan agar Washingon tidak mengerahkan kekuatan terhadap pasukan Suriah.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengatakan serangkaian sanksi yang mungkin dijatuhkan AS ke Rusia akan memicu pembalasan Moskow. Ryabkov juga menyatakan akan bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat pada 23 Juni di St Peterseburg untuk membicarakan masalah bilateral.






Credit  CNN Indonesia




Rusia Akan Tembak Jatuh Setiap Objek Terbang di Suriah

Rusia Akan Tembak Jatuh Setiap Objek Terbang di Suriah
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, mereka akan menargetkan semua objek terbang di wilayah jet tempur Rusia beroperasi di Suriah. Foto/Istimewa
MOSKOW -  Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, mereka akan menargetkan semua objek terbang di wilayah jet tempur Rusia beroperasi di Suriah. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah Amerika Serikat (AS) menembak jatuh jet tempur Suriah.

"Kami juga akan menangguhkan interaksi dengan AS dalam hal pencegahan insiden di udara Suriah mulai dari 19 Juni. AS tidak menggunakan saluran komunikasi dengan Rusia saat akan menembak jatuh jet tempur Suriah," kata kementerian itu, seperti dilansir Reuters pada Senin (19/6).

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov menyatakan, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) telah mendukung teroris dengan menembak jatuh jet tempur Suriah. "Moskow melihat penembakan jet tempur pemerintah Suriah oleh AS sebagai tindakan agresi dan dukungan terhadap teroris," kata Ryabkov.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pihak koalisi mengatakan, jet tempur tersebut ditembak jatuh karena memberikan ancaman kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung oleh AS. Sedangkan pemerintah Suriah menuturkan, jet tempur mereka ditembak saat hendak menyerang ISIS.

Ini adalah kali pertama AS menembak jatuh jet tempur milik pemerintah Suriah. AS sebelumnya memang telah menyatakan mereka akan merespon dengan keras setiap tindakan yang membahayakan pasukan koalisi dan mitra mereka di Suriah, yakni SDF. 



Credit  sindonews.com









Mahasiswa AS Tewas, Trump Sebut Rezim Kim Jong-un Brutal


Mahasiswa AS Tewas, Trump Sebut Rezim Kim Jong-un Brutal 
Donald Trump menyebut rezim Korut brutal setelah mahasiswa negaranya dipulangkan dari Pyongyang dalam keadaan koma dan akhirnya meninggal dunia. (REUTERS/Kyodo)


Jakarta, CB --Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam dan menganggap Korea Utara sebagai “rezim brutal” menyusul kematian mahasiswa asal negaranya, Otto Warmbier, yang baru-baru ini dibebaskan dari Pyongyang setelah sempat ditahan selama 17 bulan di negara paling terisolasi itu.

“[Korut] ini adalah rezim yang brutal. Hal buruk telah terjadi tapi setidaknya kami sempat membawanya [Warmbier] pulang kepada orang tuanya,” tutur Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih, Selasa (20/6).

“AS sekali lagi mengutuk kebrutalan rezim Korut menyusul munculnya korban terakhir [dari pemerintah tersebut],” ujarnya menambahkan.

Dalam pernyataan terpisah, taipan real estate itu juga mengungkapkan bela sungkawa dan duka citanya kepada keluarga atas “kepergian Warmbier yang terlalu cepat.”



“Tidak ada yang lebih tragis bagi orang tua yang kehilangan anaknya. Pikiran dan doa kami selalu bersama Otto, keluarga, dan kerabat yang mencintainya,” tutur Trump seperti dikutip AFP.

Dalam kesempatan itu, Trump juga bersumpah untuk mencegah tragedi semacam ini kembali menimpa warganya. Dia bahkan menyebut pemerintahan Kim Jong-un sebagai rezim “yang tidak menghormati peraturan hukum dan norma kemanusiaan.”

Sebelum meninggal, Otto dipulangkan dari Korut dalam kondisi koma pada Rabu (14/6). Dokter yang memeriksa Warmbier di AS menyebut dia menderita kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan.

Otto bahkan disebut sudah berada dalam kondisi koma selama lebih dari setahun. Ayah Otto, Fred, meyakini bahwa putranya mendapat perlakuan semena-mena selama menjadi tahanan di negara itu.



Mahasiswa 22 tahun itu akhirnya meninggal pada Senin sekitar pukul 14.20 waktu setempat. Dia dikelilingi oleh keluarganya di Rumah Sakit University of Cincinnati, Ohio.

Pemerintah Korut sempat menahan Warmbier lantaran dirinya diduga mencuri spanduk propaganda ketika berkunjung ke negara itu sekitar Februari 2016 lalu.

Setelah diplomasi panjang, Pyongyang akhirnya mau membebaskan Warmbier dari hukuman penjara dan kerja paksa selama 15 tahun atas dasar “kemanusian.”

Selama ini Washington menuding Pyongyang memanfaatkan tahanan warga AS sebagai instrumen politik. Hingga kini, masih ada tiga warga AS yang ditahan di Korut.




Credit  CNN Indonesia


Mahasiswa AS yang Dievakuasi dari Korea Utara Meninggal


Mahasiswa AS yang Dievakuasi dari Korea Utara Meninggal 
Mahasiwa Amerika Serikat yang ditahan selama setahun di Korea Utara, Otto Warmbier, meninggal. (Foto: REUTERS/Kyodo)


Jakarta, CB -- Mahasiwa Amerika Serikat yang ditahan selama setahun di Korea Utara, Otto Warmbier, meninggal setelah sebelumnya dipulangkan dalam kondisi koma. Hal itu dinyatakan oleh pihak keluarganya.

Dokter yang memeriksa Warmbier sebelumnya menyebut pasiennya itu menderita kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan.

Warmbier dievakuasi secara medis dari Korea Utara ke negaranya pada Rabu (13/6). Ia meninggal pada pukul 14.20 waktu setempat, dikelilingi oleh keluarganya di Rumah Sakit University of Cincinnati, Ohio.

“Menjadi kewajiban kami untuk melaporkan bahwa putra kami, Otto Warmbier, telah menuntaskan perjalanannya kembali ke rumah,” ujar pihak keluarga dalam pernyataan resmi mereka.

“Penganiayaan menyiksa yang diterima putra kami di tangan para warga Korea Utara meyakinkan bahwa tidak ada hasil yang memungkinkan,” imbuh mereka.

Pemerintah Korut membebaskan Warmbier dari hukuman penjara dan kerja paksa selama 15 tahun, setelah pebasket Dennis Rodman mengunjungi negara paling terisolasi di dunia tersebut.

Warmbier dipulangkan ke keluarganya di Ohio, namun tidak dalam kondisi sehat. Dia dinyatakan koma akibat kerusakan otak parah yang dideritanya.

Dokter yang memeriksa Warmbier, dikutip Guardian, menyebut mahasiswa berusia 22 tahun itu dalam kondisi stabil, namun “tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran, dia tidak mengerti bahasa ataupun bisa merespon perintah verbal,” sebut Dokter Daniel Kanter, Direktur Unit Perawatan Saraf Intensif di Rumah Sakit University of Cincinnati.

“Dia belum berbicara sama sekali. Dia juga belum bisa merespons keluarganya,” papar Dokter Kanter, kendati menambahkan Warmbier bisa bernapas sendiri tanpa bantuan mesin.

Korea Utara menyatakan mereka membebaskan Warmbier atas alasan kemanusiaan. Media Korut KCNA menyebut Warmbier dihukum kerja paksa, namun tidak menginformasikan mengenai kondisi medis mahasiswa University of Virginia tersebut.

Mantan Gubernur New Mexico yang juga duta besar AS bagi PBB, Bill Richardson, menyerukan penyelidikan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Warmbier.

Dia juga mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri harus memberi pernyataan tegas pada pemerintah Korut, terlebih jika terdapat “indikasi adanya informasi yang ditutup-tutupi dan jika Warmbier tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya.”

Warmbier dihukum 15 tahun penjara dan kerja paksa setelah dia mengaku mencoba mencuri spanduk propaganda Korut dari sebuah hotel ketika berkunjung ke negara tersebut. 

Hal itu menambah ketegangan antara Washington dan Pyongyang. Terlebih, masih ada tiga warga AS yang ditahan di Korut.

AS menuduh rezim Kim Jong-un mempergunakan tahanan sebagai pion politik, sementara Korut menuding AS dan Korsel mengirimkan mata-mata guna menggulingkan pemerintahan mereka.

Menlu AS Rex Tillerson mengatakan pada Selasa, bahwa kantornya terus melakukan dialog dengan Pyongyang untuk membebaskan tiga warga AS lainnya.






Credit  CNN Indonesia













Remaja Muslim AS Tewas Dipukuli Usai Salat Tarawih


Remaja Muslim AS Tewas Dipukuli Usai Salat Tarawih  
Ilustrasi: Seorang gadis tewas usai dipukuli setelah salat tarawih di daerah Virginia, AS. (Foto: Unsplash/Pixabay)


Jakarta, CB -- Komunitas Muslim di pinggiran kota Washington dikejutkan dengan insiden tewasnya seorang gadis berusia 17 tahun pada Senin (19/6) malam. Remaja itu dilaporkan tewas akibat dipukuli dan kemudian mayatnya dibuang ke sebuah kolam di dekat masjid setempat.

Kepolisian wilayah Fairfax County, Virginia, menuduh seorang pria berusia 22 tahun, Darwin Martinez Torres, bertanggung jawab atas kematian gadis tersebut.

Sementara itu, identitas sang korban hingga kini belum diketahui secara resmi oleh polisi. Namun, warga dan kerabat mengidentifikasi korban sebagai Nabra Hassanen yang berasal dari daerah Reston.


Insiden pembunuhan ini dilaporkan terjadi pada Senin malam sesaat setelah sekelompok remaja selesai menunaikan salat tarawih di sebuah masjid lokal yang terletak di Komunitas Area Muslim All Dulles, Sterling.

“Seorang pria yang terlihat mabuk tiba-tiba keluar dari mobilnya dengan tongkat pemukul,” ujar Tasneem Khan, seorang saksi mata, melalui media sosial.

Sekelompok remaja yang melihat pria itu, dikabarkan langsung berlari kembali ke masjid, kecuali sang korban.

Sejak itu, Hassanen dilaporkan hilang sekitar pukul 04.00 dini hari waktu setempat, sebelum jenazahnya ditemukan di suatu kolam dekat masjid pada sore harinya sekitar pukul 15.00.

Pihak berwenang tak melihat dan menyelidiki kasus ini sebagai kejahatan kebencian yang menargetkan kaum minoritas.

“Kasus ini tampaknya merupakan insiden kekerasan di jalanan yang melibatkan sang pelaku dan kini [pelaku] telah dituntut atas tindakan pembunuhan,” tutur juru bicara kepolisian Fairfax County, Don Gotthardt, kepada AFP.


 

“Tidak terdapat informasi yang bisa mengaitkan agama korban dengan tindakan kekerasan tersebut,” katanya.

Kini, polisi menuturkan autopsi dan penyelidikan masih dilakukan demi mengusut tuntas kasus ini. Polisi juga belum memastikan penyebab kematian Hassanen dan masih menunggu ulasan pemeriksaan utama tim medis.

Sejumlah warga memprotes penanganan polisi terhadap kasus ini. Mereka tak percaya bahwa polisi tidak menganggap kasus ini sebagai kejahatan dengan kebencian.

“Seseorang bisa jelaskan kenapa kasus ini tidak diselidiki sebagai kejahatan kebencian? Saya merasa sangat sedih dan jijik dengan [pernyataan polisi] ini,” ujar seorang warga dengan akun Twitter @MaisieRae.

“Kita butuh pemimpin yang kuat untuk mengecam kejahatan-kejahatan kebencian atau seorang pemimpin baru yang tegas akan hal ini,” Twitter @paulshread menambahkan, seperti dikutip AFP.

Belakangan, kejahatan kebencian yang menargetkan kaum Muslim di AS dilaporkan meningkat. Bulan lalu, dua orang ditikam saat hendak menghentikan seorang pria yang ingin melukai dua remaja Muslim di Portland.






Credit  CNN Indonesia






Media Ungkap Identitas Pelaku Serangan Masjid London



Media Ungkap Identitas Pelaku Serangan Masjid London 
Media Inggris menyebut bahwa pelaku serangan di Masjid Finsbury Park, utara London, Senin (19/6), bernama Darren Osborne dan berusia 47 tahun. (Foto: REUTERS/Neil Hall)


Jakarta, CB -- Media Inggris mengungkap identitas pelaku serangan di Masjid Finsbury Park, utara London, Senin (19/6).

Pelaku diketahui bernama Darren Osborne. Pria berusia 47 tahun tersebut memiliki empat anak.

Sembilan korban dilarikan ke rumah sakit setelah sopir berkulit putih berteriak, “Saya ingin membunuh seluruh Muslim,” kemudian menabraki orang-orang di dekat masjid yang terletak di Finsbury Park.

Seorang pria tua yang ambruk setelah mobil itu muncul dinyatakan tewas, meski polisi belum mengonfirmasi apakah dia meninggal akibat dari serangan tersebut atau tidak.

Warga sekitar menangkap pelaku sampai pria tersebut ditahan oleh aparat kepolisian dengan tuduhan “komisi, persiapan atau dorongan terorisme termasuk pembunuhan dan upaya pembunuhan.”

Pemeriksaan teror menggiring para penyelidik ke ibu kota Welsh, Cardiff, di mana mereka mencari sebuah properti yang disebut media sebagai rumah Darren Osborne.

Lima warga membeberkan informasi kepada asosiasi jurnalis setelah mengidentfikasi gambar pelaku. Kelimanya menyebut Osborne sebagai tetangga mereka.

“Saya tahu dia. Saya hidup di sini selama tahun, dia sudah tinggal di sini ketika saya pindah ke sini,” ujar Saleem Naema.

“Jika saya butuh apapun, dia [Osborne] akan datang. Saya hanya tidak percaya bahwa dia melakukannya. Saya seorang Muslim,” katanya.

Tetangga lain, Khadijeh Sherizi, mengatakan bahwa Osborne adalah seorang ayah dan tinggal bersama keluarganya di sebelah rumahnya.

“Saya melihatnya di berita dan saya pikir, ‘Ya Tuhan,’ Dia adalah tetangga saya. Dia sangat normal. Dia sempat berada di dapurnya kemarin sore bernanyi bersama anak-anaknya,” ujarnya kepada AFP.

Seorang tetangga lainnya mengungkapkan bahwa Osborne sering terlihat tengah beradu mulut dengan istrinya di jalan.





Credit  CNN Indonesia