Senin, 27 November 2017

Berbendera ISIS, Ini Pola Penyerangan Jamaah Masjid di Sinai


 Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).


CB, KAIRO -- Gerombolan bersenjata yang menyerang sebuah masjid di Sinai utara diketahui membawa bendera ISIS. Para pejabat Pemerintah Mesir, Sabtu (25/11), mengatakan para penyerang ini kemudian membantai jamaah yang sedang melaksanakan Shalat Jumat.

Kantor berita Mesir mewartakan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat teror ini bertambah menjadi 305 orang yang 27 di antaranya anak-anak. Militer Mesir menyatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan udara dan penggerebekan semalaman terhadap para militan yang bertanggung jawab atas pembunuhan yang disebut sebagai serangan paling berdarah dalam sejarah modern Mesir.

Serangan itu juga membuat 128 orang luka-luka, sedangkan kejaksaan Mesir mengaitkan serangan itu dengan militan ISIS yang di Timur Tengah lebih sering disebut Daesh.

"Mereka berjumlah antara 25 dan 30 orang, membawa bendera Daesh dan mengambil posisi di depan pintu dan 12 jendela masjid itu, menenteng senapan otomatis," kata jaksa.

Gerombolan bersenjata yang sebagian mengenakan masker dan seragam ala militer tersebut mengepung masjid itu dengan menghalangi jendela-jendela dan pintu masuk untuk kemudian menembakkan senjata secara membabi buta ke dalam masjid. Jaksa mendapat cerita ini dari keterangan dan wawancara dengan saksi hidup yang terluka.

Para saksi mata menyatakan gerombolan bersenjata itu meledakkan bom pada akhir Shalat Jumat di Masjid Al Rawdah di Bir al-Abed, sebelah barat El-Arish. Kemudian menembaki jamaah shalat yang berusaha kabur, menembaki ambulans dan membakar mobil demi memblokir jalanan.

Foto-foto dari media pemerintah menunjukkan korban-korban yang bersimbah darah dan jenazah yang ditutupi selimut di dalam masjid itu.

Sementara itu, seperti dikutip Reuters, tentara Mesir mengatakan, "Angkatan Udara dalam beberapa jam terakhir telah membumihanguskan markas-markas yang digunakan oleh elemen-elemen teroris ini."




Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Serangan di Masjid Sinai Utara Berlangsung Sekitar 20 Menit


 Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Sebuah gambar ambil yang diambil dari rekaman video menunjukkan orang-orang dan ambulans menunggu untuk mengevakuasi korban di luar masjid yang diserang di kota utara Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).



CB, KAIRO -- Setidaknya 305 orang, termasuk 27 anak-anak, meninggal dunia dalam serangan teror di masjid di Kota Bir Al Abd, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11) waktu setempat. Selain itu, 128 orang mengalami luka-luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit setempat. Serangan tersebut terjadi pada saat jamaah tengah melaksanakan ibadah shalat Jumat.
Menurut salah satu saksi mata, Ebid Salem Mansour (38 tahun), serangan tersebut terjadi sekitar 20 menit. Pada saat itu, imam shalat jumat tengah bersiap-siap naik ke mimbar untuk menyampaikan khutbah Jumat.
Namun, tiba-tiba terdengar suara tembakan dan diikuti ledakan. "Kami langsung menyadari, masjid ini tengah diserang," kata Ebid kepada Associated Press seperti dikutip CBS, Sabtu (25/11) waktu setempat.
Ebid, yang bekerja di pabrik garam di Bir al Abd itu, menuturkan, pada saat serangan terjadi, suasana di dalam masjid begitu mencekam dan para jamaah begitu panik serta histeris. Banyak jamaah yang meloncat melalui jendela dan berlarian di sekitar lorong menuju tempat mengambil air wudhu.
"Pada saat itu, semua orang tiarap dan menundukan kepalanya. Jika tidak, maka Anda akan tertembak. Pada awalnya, penembakan itu berlangsung secara acak, namun lama kelamaan tembakan itu mulai terarah," kata Ebid, yang mengalami dua luka tembak di kaki dan dirawat di Rumah Sakit di Kota Ismailia.
Ebid pun bersyukur bisa selamat dari serangan teror, yang disebut sebagai serangan teror paling mematikan dalam sejarah Mesir tersebut. "Saya tahu saya mengalami luka, tapi saat itu, saya dalam kondisi lebih takut daripada terluka. Saya seperti sudah begitu dekat dengan kematian," tuturnya.
Menurut keterangan Kepala Kantor Kejaksaan Mesir, Nabil Sadeq, serangan teror itu dilakukan sekitar 25 hingga 30 orang. Mereka menggunakan lima mobil jenis SUV dan berada di depan pintu masuk masjid.
Selain menggunakan bom, para pelaku serangan teror tersebut juga menembak menggunakan senjata otomatis. Tidak hanya itu, mereka juga membakar sejumlah kendaraan milik jamaah.
Sementara, menurut pejabat di Kementerian Kesehatan, sekitar 50 mobil ambulan dikerahkan untuk mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah sakit terdekat. "Ada begitu banyak orang di dalam masjid tersebut. Masjid itu hanya masjid kecil," tutur pejabat Kementerian Kesehatan tersebut kepada Aljazirah TV.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Saksi Bom Sinai: Adegan Mengerikan, Mayat-mayat Bertebaran di Luar Masjid


Saksi Bom Sinai: Adegan Mengerikan, Mayat-mayat Bertebaran di Luar Masjid
Para korban serangan bom bunuh diri di masjid Al-Rawda, Sinai, Mesir, tergeletak di dalam masjid. Serangan kelompok militan bakda salat Jumat kemarin tersebut menewaskan 235 orang. Foto/Al Arabiya


KAIRO - Saksi mata serangan bom bunuh diri di masjid Al-Rawda, Sinai, Mesir, menceritakan pemandangan mengerikan tak lama setelah serangan yang menewaskan 235 orang tersebut. Serangan bom dan penembakan terjadi usai salat Jumat, kemarin.

Para pejabat Mesir menyatakan, tragedi di masjid “kaum sufi” itu merupakan serangan teroris paling mematikan dalam sejarah modern Mesir. Selain merenggut 235 orang, sebanyak 109 orang lainnya terluka.

”Adegan itu mengerikan,” kata Ibrahim Sheteewi, saksi mata yang juga penduduk Bir al-Abed, tempat serangan teror tersebut berlangsung.”Mayat-mayat itu bertebaran di tanah di luar masjid. Saya berharap Tuhan menghukum mereka (pelaku) untuk ini,” ujar dia, seperti dikutip New York Times, Sabtu (25/11/2017).



Seorang petugas polisi Sinai mengatakan korban tewas termasuk setidaknya 15 anak. Salah seorang saksi menyebut korban jauh lebih banyak, di mana dia telah membantu mengumpulkan jasad 25 anak tersebut.

Belum ada pihak maupun kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri dan penembakan di masjid Al-Rawda.

Beberapa jam kemudian militer Mesir meluncurkan serangan udara dengan sejumlah pesawat jet tempur di dekat Bir al-Abed. Militer mengklaim, serangan balas dendam ini menewaskan sejumlah teroris dan fasiltas senjatanya.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dalam pidatonya mengatakan bahwa tentara Mesir akan menanggapi tragedi serangan bom di masjid itu dengan kekerasan.


Dia meminta orang-orang Mesir untuk bersatu dalam menghadapi terorisme, dan bersumpah untuk membalas serangan tersebut. Presiden Sisi juga berjanji akan memulihkan keamanan dan stabilitas.

“Apa yang terjadi ditujukan untuk menghentikan usaha kita guna menghadapi terorisme, ini bertujuan untuk menghancurkan kehendak kita dan menggoyahkan kepercayaan orang-orang Mesir, namun kita teguh dan akan terus memerangi terorisme,” katanya.

Presiden Sisi telah menginstruksikan militer dan polisi untuk mengamankan semua tempat keagamaan di Sinai setelah serangan bom. 

Pihak berwenang Mesir sebelumnya menutup jalur perbatasan Rafah yang baru dibuka dengan Gaza setelah serangan tersebut dengan alasan keamanan.

Para pemimpin dunia dengan cepat mengecam serangan di masjid tersebut. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, misalnya, mencelanya sebagai ”serangan mengerikan dan pengecut”.



Credit  sindonews.com


Mesir Balas Dendam atas Tragedi Bom Horor Bakda Salat Jumat


Mesir Balas Dendam atas Tragedi Bom Horor Bakda Salat Jumat
Serangan udara jet-jet tempur Mesir sebagai pembalasan atas tragedi serangan bom bunuh diri di masjid Al-Rawdah usai salat Jumat kemarin. Foto/Al Arabiya


KAIRO - Pesawat-pesawat jet tempur militer Mesir mulai meluncurkan serangan udara di sekitar wilayah Sinai Utara sebagai balas dendam atas serangan bom bunuh diri di masjid Al-Rawdah yang menewaskan 235 jamaah salat Jumat. Serangan bom horor itu terjadi sesaat bakda salat Jumat.

Sumber keamanan mengatakan, serangan udara terkonsentrasi di beberapa daerah pegunungan di sekitar masjid Al-Rawdah di mana para militan bersenjata diyakini bersembunyi.

Militer Mesir menyatakan, sejumlah teroris yang terlibat dalam pembantaian 235 jamaah masjid Al-Rawda tewas dalam serangan udara.

“Sebagai bagian dari pencarian teroris yang bertanggung jawab atas penargetan para jamaah di masjid Al-Rawda di Al-Arish, angkatan udara menghancurkan sejumlah kendaraan yang terlibat dalam serangan teroris yang brutal tersebut,” kata juru bicara militer Mesir Kolonel Tamer Rifai, Sabtu (25/11/2017), seperti dikutip Reuters.


Rifai menambahkan, sejumlah pos yang berisi senjata dan amunisi milik teroris juga ditargetkan dan benar-benar hancur.

Dia menekankan bahwa aparat penegak hukum di Sinai Utara—bekerja sama dengan Angkatan Udara—akan terus menyisir benteng-benteng teroris dan melenyapkannya.

Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dalam pidatonya mengatakan bahwa tentara Mesir akan menanggapi tragedi serangan bom di masjid itu dengan kekerasan.



Dia meminta orang-orang Mesir untuk bersatu dalam menghadapi terorisme, dan bersumpah untuk membalas serangan tersebut. Presiden Sisi juga berjanji akan memulihkan keamanan dan stabilitas.

“Apa yang terjadi ditujukan untuk menghentikan usaha kita guna menghadapi terorisme, ini bertujuan untuk menghancurkan kehendak kita dan menggoyahkan kepercayaan orang-orang Mesir, namun kita teguh dan akan terus memerangi terorisme,” katanya.

Presiden Sisi telah menginstruksikan militer dan polisi untuk mengamankan semua tempat keagamaan di Sinai setelah serangan bom.

Pihak berwenang Mesir sebelumnya menutup jalur perbatasan Rafah yang baru dibuka dengan Gaza setelah serangan tersebut dengan alasan keamanan. 


Credit  sindonews.com


Mesir Bombardir Basis Pelaku Serangan Masjid Sinai


Mesir Bombardir Basis Pelaku Serangan Masjid Sinai
Tentara Mesir mengatakan serangan udara yang mereka lakukan telah menewaskan beberapa penyerang yang terlibat dalam serangan di sebuah masjid di Sinai. Foto/Istimewa


KAIRO - Tentara Mesir mengatakan serangan udara yang mereka lakukan telah menewaskan beberapa penyerang yang terlibat dalam serangan di sebuah masjid di Sinai. Dalam serangan saat salat Jumat itu, lebih dari 300 orang tewas, dan puluhan lainnya menderita luka-luka.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Mesir Tamer Rifai mengatakan, Angkatan Udara Mesir mengejar para penyerang, yang menurut keterangan aparat di Sinai datang dan pergi dengan menggunakan kendaraan semi-truk.

"Angkatan Udara mengejar para teroris, dan menemukan, serta menghancurkan sejumlah kendaraan yang terlibat dalam serangan teroris yang brutal. Mereka yang berada di dalam kendaraan itu semuanya tewas," kata Rifai dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Jazeera pada Minggu (26/11).

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mengutuk serangan ekstrimis di sebuah masjid di Semenanjung Sinai. Al-Sisi menyebut pelaku sebagai kriminal dan pengecut, serta mengungkapkan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.

Al-Sisi mengatakan, serangan tersebut tidak akan luput dari hukuman dan bahwa Mesir akan gigih menghadapi perang melawan terorisme.

Jumlah korban tewas diketahui telah mencapai 305 orang. Serangan ini adalah salah satu serangan paling mematikan yang dilakukan oleh ekstrimis Islam dalam sejarah modern negara tersebut.

"Sedikitnya 27 anak-anak termasuk di antara korban tewas, dan 128 orang terluka, setelah gerilyawan menembaki jamaah yang tidak menaruh curiga, yang telah berkumpul di masjid al-Rawdah untuk shalat Jumat," ujar kepala jaksa Mesir Nabil Sadeq. 



Credit  sindonews.com



Pelaku Serangan di Sinai Tewas


Korban bom dan penembakan bergelimpangan di sebuah masjid dekat Kota Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Korban bom dan penembakan bergelimpangan di sebuah masjid dekat Kota Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).


CB, KAIRO -- Tentara Mesir melakukan serangan udara yang menewaskan beberapa orang yang diduga melakukan penyerangan di sebuah masjid di Sinai, Mesir, yang menewaskan 235 orang, Jumat (24/11). Militer Mesir memang ditugaskan mengejar para pelaku aksi maut tersebut.
Menurut laporan setempat, para penyerang datang dengan menggunakan empat unit kendaraan 4WD. Penyerang dilaporkan menggunakan kendaraannya untuk memblokade akses ke masjid.

Mereka menanam bahan peledak dan menyebabkan ledakan yang keras. Kelompok itu lalu melepaskan tembakan ke arah warga yang sedang beribadah. Tembakan berikutnya menargetkan orang-orang yang melarikan diri dari masjid dengan berondongan tembakan. Tak hanya itu, mereka juga menembaki ambulans yang berusaha membantu korban.
Gambar yang beredar di Twitter dan ditampilkan di TV Mesir menunjukkan puluhan tubuh berlumuran darah, tergeletak di lantai masjid. Sebagian besar wajah mereka ditutupi dengan kain putih, sementara jenazah lainnya terbungkus sajadah.

Sedikitnya 235 orang tewas dan 120 lainnya cedera. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Presiden Abdul Fattah al-Sisi mengutuk serangan tersebut. Dia mengatakan dalam siaran televisi pada Jumat, pelaku penyerangan tidak akan luput dari tindakan hukum.
"Apa yang terjadi adalah usaha untuk menghentikan langkah kita dalam memerangi terorisme," kata Sisi dalam sebuah pidato di televisi, beberapa jam setelah serangan tersebut, seperti dilansir dari BBC, Sabtu (25/11).

Sisi juga menyebut aksi kejahatan itu sebagai tindakan pengecut. Angkatan bersenjata dan polisi, kata dia, akan mengembalikan keamanan dan stabilitas negara. "Angkatan bersenjata dan polisi akan membalaskan dendam para martir kami dan mengembalikan keamanan dan stabilitas dengan kekuatan maksimal," kata Sisi.
Dilansir dari Aljazirah, Sabtu, juru bicara militer Mesir Tamer Rifai mengatakan, angkatan udara Mesir mengejar para penyerang yang tiba di masjid Sinai. Beberapa jam setelah serangan tersebut, pesawat tempur Mesir menargetkan daerah pegunungan di sekitar Bir al-Abed.

Serangan terhadap jamaah terjadi sesaat setelah shalat Jumat di Masjid al-Rawda di Bir al-Abed, sebuah kota di Provinsi Sinai Utara, Mesir. Masjid tersebut terletak sekitar 40 kilometer (km) barat El Arish, ibu kota Provinsi Sinai Utara. Bir al-Abed berjarak sekitar 211 km dari Kairo.

Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan kampanye antipemerintah bersenjata di Semenanjung Sinai. Kampanye tersebut telah meningkat sejak militer Mesir menggulingkan presiden terpilih Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin pada pertengahan 2013.
Pada 2014, terjadi serangan berupa ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 33 tentara. Sisi mengumumkan keadaan darurat di semenanjung tersebut dan menggambarkannya sebagai tempat bersarangnya teroris.

Serangan sebelumnya di Sinai sebagian besar menargetkan pasukan keamanan dan anggota minoritas Kristen Koptik Mesir. Masjid Bir al-Abed menjadi sasaran karena berada di luar kota utama provinsi tersebut.
Masjid tersebut juga menjadi sasaran karena dihadiri oleh anggota sekte sufi yang dianggap kafir oleh kelompok seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pada 2016, militan ISIS merilis gambar yang menunjukkan eksekusi seorang pemimpin religius sufi berusia 100 tahun.

Pasukan keamanan Mesir telah bertahun-tahun memerangi pemberontakan Islam di Semenanjung Sinai, dan militan yang berafiliasi dengan ISIS berada di balik sejumlah serangan mematikan di wilayah gurun pasir. Mereka biasanya menargetkan pasukan keamanan dan gereja Kristen. Serangan di masjid ini telah mengejutkan Mesir.
Pendapat serupa disampaikan seorang profesor di Universitas Nil di Kairo, Timothy Kaldas. Menurut dia, insiden tersebut sesuai dengan pola penyerangan ISIS. "Berpotensi, ini adalah serangan lain terhadap para sufi di Sinai Utara. Aksi ini adalah pembalasan terhadap suku yang bekerja sama dengan negara dalam tindakan keras terhadap ISIS," katanya.

Kaldas mengatakan, ISIS selalu bersedia menargetkan warga sipil. Hal ini juga terjadi, seperti dalam banyak serangan terhadap komunitas Kristen-Mesir, tahun lalu.
Kejadian tersebut adalah serangan paling mematikan dalam sejarah Mesir modern. Pemerintah Mesir pun mengumumkan masa berkabung selama tiga hari untuk para korban.

Presiden Mesir Sisi juga memerintahkan pembangunan mausoleum atau monumen peringatan untuk mengenang 235 orang yang dibunuh militan di Masjid al-Rawda, Sinai. Dalam pernyataannya, Presiden tidak mengatakan tempat monumen itu akan didirikan atau siapa yang akan ditugaskan untuk membangunnya.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID














Jumat, 24 November 2017

Wow, Kastil Urartu 3000 Tahun Ditemukan di Danau Turki



Wow, Kastil Urartu 3000 Tahun Ditemukan di Danau Turki
Danau Van, Turki. Hurriyetdailynews.com

CB, Ankara - Sebuah benteng Kastil Urartu berusia 3.000 tahun yang hilang telah ditemukan penyelam dan peneliti di Danau Van, Turki.
Reruntuhan yang spektakuler ini dianggap sebagai benteng yang dibangun oleh peradaban Urartu, yang berkembang pada zaman besi antara abad 9 dan 6 SM.
Penemuan ini dibuat para arkeolog dari Universitas Van Yüzüncü Yl, yang bekerja sama dengan tim penyelam.
 
Videografer bawah air dan kepala tim selam, Tahsin Ceylan, menjelaskan awalnya penyelam dan arkeolog yang akrab dengan danau itu menyarankan tim tidak bakal dapat menemukan banyak hal di dalam air.
Tapi mereka akhirnya menemukan bahwa reruntuhan yang luar biasa itu adalah bagian dari sebuah situs luas yang membentang sekitar satu kilometer. Meskipun berada di bawah air selama berabad-abad, ketinggian bagian yang terlihat dari dinding benteng yang tersisa berkisar antara 10 dan 13 kaki atau tiga sampai empat meter tingginya.
"Banyak peradaban dan orang-orang telah menetap di sekitar Danau Van. Mereka menamai danau laut atas dan percaya bahwa banyak hal misterius tersembunyi di dalamnya," kata Ceylan seperti yang dilansir Independent pada Rabu, 22 November 2017.
Ceylan menambahkan Danau Van memiliki sejarah hingga sekitar 600.000 tahun lalu.
Urartu, juga dikenal sebagai Kerajaan Van, adalah bangsa kuno yang membentang wilayah kerajaannya hingga meliputi negara-negara modern Turki, Armenia, dan Iran. Danau Van dianggap menjadi fokus penting bagi perkembangan peradaban ini.
"Studi dilakukan di bagian bawah laut istana Urartian yang bersejarah di kota kami, menunjukkan usia hampir 3.000 tahun," kata Gubernur Distrik Adilcevaz, Arif Karaman.
Ini bukan penemuan pertama tim di danau Turki ini. Selain menemukan Kastil Urartu, pada tahun lalu mereka menemukan area seluas 1,5 mil persegi dengan ukuran stalagmit yang unik, yang mereka juluki cerobong peri bawah air. Awal tahun ini mereka tidak sengaja menemukan reruntuhan sebuah kapal Rusia yang diperkirakan tenggelam pada tahun 1948.





Credit  TEMPO.CO






Arab Saudi Ciduk Orang Terkaya Kedua di Kerajaan



Arab Saudi Ciduk Orang Terkaya Kedua di Kerajaan
Mohammed Hussein al-Amoudi. Foto/Istimewa



RIYADH - Pihak berwenang Saudi telah menangkap Mohammed Hussein al-Amoudi yang mempunyai dua kewarganegaraan, Arab Saudi dan Ethiopia. Al-Amoudi dilaporkan merupakan orang Saudi terkaya kedua, setelah Pangeran al-Waleed bin Talal.

Sementara penangkapan bin Talal telah mendapat banyak perhatian media. Penangkapan al-Amoudi sangat penting karena berpotensi mengacaukan ekonomi suatu negara, menurut Middle East Eye.

Al-Amoudi, yang juga dikenal sebagai "Syekh", telah berinvestasi di hampir semua sektor ekonomi Ethiopia, termasuk hotel, pertanian dan astrologi. Menurut kabel diplomatik yang bocor dari tahun 2008, pengaruh Sheikh terhadap ekonomi Ethiopia tidak dapat diremehkan.

Dalam hampir sepuluh tahun sejak itu, semakin sulit untuk memperkirakan nilai pasti total investasi al-Amoudi di Ethiopia, yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Afrika. Seorang analis memperkirakan nilai investasi Sheikh sebesar USD3,4 miliar, yang mewakili 4,7 persen dari PDB Ethiopia saat ini.

Seseorang mengatakan bahwa perusahaannya mempekerjakan sekitar 100 ribu orang, yang mewakili 14 persen sektor swasta Ethiopia, menurut Survei Angkatan Kerja terbaru, 2013. Namun, analis Bank Dunia memperingatkan bahwa angka-angka ini mungkin meningkat tajam dalam empat tahun terakhir karena sektor telah berkembang sejak saat itu.

Al-Amoudi telah menduduki halaman depan majalah Ethiopia paling menonjol sejak ditangkap. Kantor berita telah meliput berita tentang penahanannya, termasuk rumor yang beredar di situs media sosial, seperti berita terbaru.

"Mereka sekarang panik," kata Henok Gabisa, seorang akademik di Washington and Lee University School of Law di Virginia dan seorang peneliti Ethiopia.

Dalam beberapa hari setelah penangkapan al-Amoudi, Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn merasa perlu mengadakan konferensi pers pertamanya dalam dua bulan. Selama konferensi tersebut, dia menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan al-Amoudi dan menekankan bahwa pemerintah tidak percaya bahwa ini akan mempengaruhi investasi al-Amoudi di Etiopia.

Seorang pejabat Otoritas Investasi Ethiopia menolak anggapan bahwa penangkapan al-Amoudi dapat menimbulkan kekacauan di pemerintahan.

"Perekonomian negara tidak didasarkan pada satu investor. Demi Tuhan, kita 100 juta orang, bagaimana kita bisa bergantung pada satu investasi ?! Ini lucu," ujarnya.

"Investasi di luar Arab Saudi yang dimiliki oleh Syekh belum terpengaruh oleh perubahan ini," kata Tim Pendry, juru bicara al-Amoudi di Inggris seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (23/11/2017). 


Meskipun mereka mengakui bahwa orang-orang China yang banyak berinvestasi di Ethiopia sekarang memiliki saham yang jauh lebih besar daripada Al-Amoudi di Ethiopia, analis mengatakan bahwa meskipun pemerintah tidak dalam keadaan panik saat ini, pasti akan ada kekhawatiran masa depan mengenai sejauh mana konflik dengan Arab Saudi akan mempengaruhi ekonomi Ethiopia.

"Dia adalah orang yang kehadiran atau ketidakhadirannya bisa mempengaruhi perekonomian negara," ujar Dr Awol Allo, seorang dosen hukum di Universitas Keele.

"Dia memiliki dampak dan mengingat semua masalah yang terkait dengan investasinya di negara ini, ini membuatnya menjadi sosok yang berpengaruh," imbuhnya.




Credit  sindonews.com



Arab Saudi Beli Senjata Presisi AS Senilai USD7 Miliar


Arab Saudi Beli Senjata Presisi AS Senilai USD7 Miliar
Arab Saudi membeli persenjataan presisi AS senilai USD7 miliar. Foto/Ilustrasi/Istimewa


WASHINGTON - Arab Saudi membeli persenjataan presisi dari produsen Amerika Serikat (AS), Raytheonb dan Boeing senilai USD7 miliar. Pembelian senjata ini merupakan bagian dari kesepakatan raksasa senilai USD100 miliar yang ditengahi Presiden Donald Trump.

"Raytheon dan Boeing adalah dua kontraktor pertahanan yang dipilih untuk memproduksi amunisi berpanduan presisi untuk militer Arab Saudi," ucap sebuah sumber seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (24/11/2017).

Baik perusahaan maupun Duta Besar Arab Saudi untuk AS, Pangeran Khalid bin Salman, memilih untuk tidak mengomentari penjualan senjata presisi. Namun, diplomat Saudi mengatakan bahwa negaranya akan mengikuti kesepakatan yang ditandatangani oleh Trump dan King Salman.

Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, Arab Saudi akan menerima pengiriman tank, artileri, helikopter, dan dukungan udara dekat AS serta juga pesawat pengumpul intelijen, dan sistem rudal anti-rudal seperti Patriot dan THAAD.

Pemerintah Trump secara agresif mendorong kesepakatan senjata tersebut, dengan alasan bahwa pendapatan tersebut akan dihasilkan untuk ekonomi AS serta banyaknya pekerjaan yang akan diciptakannya di industri pertahanan.

Penjualan senjata ke Arab Saudi telah menyebabkan kontroversi yang meluas secara internasional. Sejak tahun 2015, monarki Sunni telah melakukan perang melawan pemberontak Syiah yang didukung Syiah di Yaman, yang mendorong salah satu negara termiskin di dunia Arab ke ambang kelaparan dan menyebabkan 4.800 orang Yaman terbunuh. Sebagian besar korban sipil disebabkan oleh serangan udara koalisi pimpinan Saudi, meskipun Riyadh secara konsisten membantah laporan tersebut.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa serangan udara koalisi sengaja menargetkan masyarakat sipil dan infrastruktur sipil pada banyak kesempatan. Hal ini mengindikasikan bahwa masalahnya terletak pada peraturan keterlibatan koalisi pimpinan-Saudi dan bukan kepemilikan senjata yang lebih baik dan lebih tepat.

Secara khusus kesepakatan senjata presisi belum diungkapkan. Namun diketahui bahwa Raytheon telah lama memproduksi bom dipandu laser Paveway IV. Rudal ini dipasarkan sebagai amunisi yang dimaksudkan untuk merevolusi "perang taktis darat ke darat dengan mengubah bom 'bodoh' ke dalam amunisi yang dipandu dengan presisi.

Produk Raytheon lainnya, senjata artileri presisi Excalibur, digunakan dengan militer AS, Swedia, Kanada, Australia dan Belanda.

Boeing, salah satu pembuat pesawat terkemuka di dunia, juga dikenal sebagai produsen bom "cerdas" yang disebut Joint Direct Attack Munition (JDAM). Perusahaan ini juga menghasilkan apa yang disebut kit JDAM yang digunakan untuk mengubah bom tujuan umum menjadi senjata laser atau GPS.

Departemen Luar Negeri AS belum secara resmi memberi tahu Kongres tentang kesepakatan amunisi yang dipandu dengan presisi. 

"Washington telah berjanji untuk mempertimbangkan keseimbangan regional dan hak asasi manusia serta dampaknya terhadap basis industri pertahanan AS," menurut seorang pejabat Departemen Luar Negeri yang tidak disebutkan namanya.





Credit  sindonews.com




Hamas dan Fatah Makin Mesra


Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)
Selebrasi perdamaian Hamas dan Fatah (ilustrasi)


CB, Hubungan Hamas dan Fatah semakin ke sini semakin tampak mesra. Kepentingan rakyat dan kemerdekaan Palestina menjadi pemersatu keduanya. 

Kemarin, Hamas dan Fatah telah sepekat untuk menggelar pemilihan umum nasional pada akhir 2018. Kesepakatan ini tercapai setelah kedua faksi Palestina tersebut melanjutkan perundingan rekonsiliasi di Kairo, Mesir, Rabu (22/11).

Kendati telah mencapai kesepakatan untuk menggelar pemilu nasional, Fatah dan Hamas masih belum seiring perihal status Jalur Gaza. Salah al-Bardaweel, pejabat Hamas yang terlibat dalam perundingan rekonsiliasi di Kairo mengatakan, kesepakatan yang baru tercapai pada Rabu masih samar.

Kesepakatan tersebut, kata Al-Bardaweel, belum menyinggung perihal pencabutan sanksi yang telah dijatuhkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas terhadap Gaza. Sanksi tersebut, antara lain, pemadaman listrik serta pemotongan gaji sebesar 30 persen bagi sekitar 60 ribu warga Gaza yang dipekerjakan Otoritas Palestina (PA).

Hal ini cukup membaut Al-Bardaweel kecewa. Alasannya, sejak Oktober lalu, Hamas telah membubarkan komite administratif dan menyerahkan tanggung jawab pemerintahan di Gaza kepada PA.

Selain itu, pembukaan persimpangan perbatasan antara Gaza dan Mesir pun belum dibahas. “Kami bekerja keras untuk mencapai hasil yang praktis, seperti membuka penyeberangan perbatasan dan mencabut sanksi serta memajukan masalah rekonsiliasi. Sayangnya, hal itu terjadi,” ujar Al-Bardaweel.

Kepada delegasi Fatah untuk perundingan rekonsiliasi di Kairo, Azzam Al-Ahmed mengatakan, pihaknya bersikeras agar Hamas menuntaskan proses penyerahan kendali penuh atas Gaza kepada PA pada 1 Desember. Ia menambahkan, pertemuan dengan Hamas akan kembali digelar pada Desember untuk mengevaluasi langkah-langkah rekonsiliasi lebih lanjut.

Pejabat Palestina berharap, Mesir dapat mengutus delegasi keamanan ke Gaza dalam beberapa hari mendatang. Hal ini dilakukan untuk mengawasi pelaksanaan kesepakatan yang telah tercapai.

Pada Oktober lalu dua faksi utama Palestina, Hamas dan Fatah, telah menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi di Kairo. Penandatanganan kesepakatan ini menjadi simbol keinginan kedua faksi untuk berdamai setelah 10 tahun berselisih.

Perselisihan ini dipicu oleh kemenangan Hamas dalam sebuah pemilihan umum pada 2006 yang hasilnya ditolak kelompok Fatah dan masyarakat internasional. Sejak kemenangan tersebut, Hamas mengontrol pemerintahan di Gaza.

Beberapa upaya rekonsiliasi antara kedua faksi ini sempat dilakukan. Tapi, upaya tersebut gagal karena Hamas selalu mengajukan syarat-syarat tertentu kepada PA bila hendak berdamai.

Setelah sepuluh tahun berlalu, Hamas akhirnya menyatakan kesiapannya untuk memulihkan hubungan dengan Fatah tanpa prasyarat apa pun. Mereka bahkan membubarkan komite administartif yang sebelumnya bertugas untuk mengelola pemerintahan di Jalur Gaza. Hal itu dilakukan agar PA dapat mengambil alih tugas pemerintahan di daerah yang diblokade tersebut.

Kantor PLO
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku masih terus menjalin komunikasi dengan pejabat-pejabat Palestina menyusul berembusnya kabar tentang penutupan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, AS. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert.

“Percakapan akan berlangsung. Kami menghubungi pejabat Palestina mengenai status kantor PLO di Washington dan membahas tentang upaya besar kami dalam proses perdamaian yang langgeng dan menyeluruh,” kata Nauert, dilaporkan laman Middle East Monitor, Kamis (23/11).

Pekan lalu, AS disebut mengancam akan menutup kantor PLO di Washington. Hal itu dilakukan karena PLO menyerukan untuk mengadili pejabat-pejabat Israel di Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) terkait kejahatan yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina.

Seruan PLO untuk menuntut Israel di ICC bertentangan dengan undang-undang AS. Berdasarkan undang-undang AS 2015, menteri luar negeri AS harus meyakinkan Kongres agar PLO tidak mengajukan permohonan apa pun kepada ICC.

Segera, setelah ancaman tersebut tersiar, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan, akan menghentikan dan membekukan seluruh komunikasi dengan AS. Ancaman penutupan kantor PLO di Washington, menurutnya, memperlihatkan AS sangat bias terhadap Israel.

Kendati demikian, setelah kabar ancaman untuk menutup kantor PLO tersebar, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert sempat memberikan klarifikasi pada Selasa (21/11). Ia mengklaim, AS belum menutup kantor PLO di Washington. Dan, hingga saat ini, kantor PLO tersebut diklaim masih beroperasi. Tapi, belum ada pejabat Palestina atau PLO yang mengonfirmasi keterangan yang disampaikan oleh Nauert. 


Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Rusia Beri Sinyal Kurangi Pasukan di Suriah


Rusia mengerahkan tank-tank canggih ke Suriah.
Rusia mengerahkan tank-tank canggih ke Suriah.


CB, MOSKOW -- Kekuatan militer yang dimiliki Rusia di Suriah kemungkinan akan berkurang. Demikian disampaikan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, Kamis (24/11).

Selama ini dukungan militer Rusia terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, terutama melalui serangan udara, sangat penting dalam mengalahkan kelompok IS dan pasukan oposisi Suriah.

"Tuhan akan memutuskan bagaimana hal itu (pengurangan jumlah kekuatan militer) akan terjadi, tapi mungkin itu akan terjadi," kata Valery Gerasimov kepada wartawan di sela-sela sebuah pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dan petinggi militer di tempat peristirahatan Sochi, Laut Hitam.

Gerasimov menolak untuk menguraikan tanggal dan skala penarikan pasukan yang mungkin terjadi. Putin menerima Assad di Sochi Senin lalu dan mendiskusikan peluang mereka bergerak dari operasi militer untuk mencari penyelesaian politik konflik Suriah.

Pada Rabu, Putin mendapat dukungan Turki dan Iran untuk menjadi tuan rumah sebuah konferensi perdamaian Suriah, mengambil peran sentral dalam sebuah dorongan diplomatik utama untuk akhirnya mengakhiri perang saudara Suriah, yang tahun ini memasuki tahun ketujuh.

Pada Maret tahun lalu Putin mengatakan bahwa Rusia telah mencapai tujuannya di Suriah dan memerintahkan penarikan "bagian utama" pasukannya. Namun, koalisi yang dipimpin AS yang beroperasi di Suriah mengatakan bahwa setelah pernyataannya mengenai penarikan pasukan tersebut, kekuatan tempur Rusia sebagian besar masih utuh.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID






Iran Ancam Kirim Kapal Perang ke Teluk Meksiko dan Samudera Atlantik


Iran Ancam Kirim Kapal Perang ke Teluk Meksiko dan Samudera Atlantik
Iran mengancam akan mengirimkan kapal perangnya ke wilayah AS. Foto/Istimewa


TEHERAN - Komandan angkatan laut Iran yang baru telah berjanji untuk mengirim kapal perang ke halaman belakang Amerika Serikat (AS). Teheran telah lama mengeluh tentang keberadaan kapal perang AS yang berbasis di Teluk Persia.

Laksamana Hossein Khanzadi mengatakan bahwa rencana telah dibuat untuk mengirimkan kapal-kapal perang ke Teluk Meksiko dan Samudera Atlantik dalam waktu dekat. Mereka juga akan mengunjungi negara-negara Amerika Selatan.

"Angkatan Laut akan melambaikan bendera negara kita di Teluk Meksiko," ujar Khanzadi dalam konferensi pers pertamanya sejak ditunjuk memimpin Angkatan Laut Iran.

"Penampilan kapal-kapal kami di Terusan Mediterania dan Suez akan mengejutkan dunia dan AS juga akan memberikan komentar mengenai hal itu," imbuhnya seperti disitat dari NBC News, Jumat (24/11/2017).

Ini bukan kali pertama militer Iran berjanji bahwa kapalnya akan memasuki Teluk Meksiko. Pendahulu Khanzadi, Laksaman Habibollah Sayyari mengatakan pada tahun 2014 Iran berencana untuk mengirim kapal-kapalnya dekat dengan perbatasan maritim Amerika sebagai penghalang terhadap kehadiran Angkatan Laut negara itu di Teluk Persia.

Sayyari kemudian mengatakan bahwa manuver telah dibatalkan karena adanya perubahan dalam jadwal.

Ribuan tentara Amerika berada di Irak dan Afghanistan, yang keduanya berbatasan dengan Iran. Sementara Armada ke-5 Angkatan Laut AS berbasis di Teluk Persia di Bahrain, sedangkan negara tetangga Qatar merupakan rumah bagi 10.000 tentara Amerika.

Presiden Donald Trump telah mencap pemerintah Iran sebagai rezim pembunuh dan memperingatkan visi jahatnya untuk masa depan. Ia juga telah menuduh republik Islam itu menyebarkan kematian, kehancuran dan kekacauan di seluruh dunia.

Pada bulan Agustus, Pentagon mengatakan bahwa ada 14 pertemuan tidak aman dan/atau tidak profesional antara militer AS dan Iran selama tahun 2017.

Pada bulan Juli, sebuah kapal patroli Angkatan Laut AS menembakkan dua tembakan peringatan ke arah pesawat Iran yang mendekati pesawat tersebut dengan kecepatan tinggi selama apa yang oleh pejabat Amerika merupakan latihan rutin di Teluk Persia. 



Credit   sindonews.com






Brexit, Inggris batal selenggarakan acara Uni Eropa 2023


Brexit, Inggris batal selenggarakan acara Uni Eropa 2023
Ilustrasi pemilih memasukkan kertas suara pada kotak suara saat referendum menentukan keanggotaan Inggris Raya di Uni Eropa. (wikisabah.com)



Brussel (CB) - Inggris tidak dapat menjadi tuan rumah acara European Capital of Culture 2023 sesuai rencana karena keputusan mereka keluar dari Uni Eropa, Brexit, meskipun beberapa negara non-Uni Eropa boleh menyelenggarakannya, kata Komisi Eropa, Kamis (23/11).
Inggris dan Hongaria akan menerima kehormatan itu dalam waktu enam tahun, dan lima kota di Inggris dikabarkan telah mencalonkan diri atas undangan pemerintah, seperti diberitakan AFP.
Komisi Eropa, badan eksekutif UE, mengatakan sudah mengirim surat kepada Kementerian Kebudayaan Inggris yang menyatakan bahwa mereka tidak bisa lagi mengadakan acara tersebut.
“Sebagai salah satu konsekuensi nyata dari keputusannya untuk keluar dari Uni Eropa sebelum 29 Maret 2019, Inggris tidak dapat lagi menjadi tuan rumah European Capital of Culture pada 2023,” kata juru bicara Komisi Eropa dalam sebuah pernyataan.
“Mengingat bahwa Inggris akan keluar dari UE sebelum 29 Maret 2019, dan karena itu tidak dapat menyelenggarakan European Capital of Culture pada 2023, kami yakin masuk akal untuk menghentikan proses seleksi sekarang.”
Belfast dan Derry di Irlandia Utara, Dundee di Skotlandia, serta Milton Keynes, Leeds dan Nottingham telah mencalonkan diri mereka, menurut surat kabar Guardian.
Menjelaskan mengapa kota-kota non-UE termasuk Istanbul di Turki, Stavanger di Norwegia dan Novi Sad di Serbia menerima gelar Capital Culture Eropa, juru bicara tersebut mengatakan bahwa skema itu “tidak terbuka untuk negara ketiga kecuali negara calon dan negara-negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa/Kawasan Ekonomi Eropa (European Economic Area/EEA).
Turki dan Serbia telah memulai proses untuk bergabung dengan UE dan Norwegia merupakan bagian dari EEA. Inggris mengatakan tidak akan menjadi bagian dari EEA setelah keluar dari Uni Eropa.




Credit  antaranews.com






Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum


Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum
Robert Mugabe (REUTERS/Charles Platiau)

Jakarta, CB -- Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mendapatkan kekebalan hukum. Keselamantan mantan penguasa Zimbabwe selama 37 tahun terakhir itu juga terjamin.

Kekebalan hukum dan jaminan keselamatan itu merupakan bagian dari kesepakatan yang berujung pada pengunduran diri Mugabe, Selasa (21/11).

Mugabe berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris pada 1980. Dia dipaksa mundur setelah militer menguasai ibukota, dan partai berkuasa pun menolaknya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden akan dilantik menjadi presiden baru, Jumat (24/11).


Sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang kini telah berusia 93 tahun, dalam perundingan untuk memaksanya mundur, minta agar dirinya bisa mati di Zimbabwe. Mugabe menyatakan dirinya tidak punya rencana untuk tinggal di pengasingan di luar negeri.

"Mugabe sangat emosional soal ini dan dia sangat menekankan hal ini," kata sumber yang tidak disebut namanya seperti yang dilaporkan Reuters.
"
Jaminan keamanan untuk tinggal di dalam negeri sangat penting bagi dia, dan tidak dilarang pergi ke luar negeri kapan pun dia inginkan," kata sumber itu.

Runtuhnya kekuasaan Mugabe dipicu oleh persaingan kekuasaan antara Mnangagwa melawan istrinya, Grace. Militer Zimbabwe mengancam untuk intervensi jika Mnangagwa dipecat dan itu terjadi.

Credit  cnnindonesia.com


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe
Presiden Robert Mugabe bertemu dengan anggota senior Pasukan Pertahanan Zimbabwe dan polisi di State House di Harare, Zimbabwe, 19 November 2017. Desakan agar presiden Mugabe untuk mundur semakin menguat. ZIMPAPER-REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintahan baru Zimbabwe akan menjamin imunitas bagi mantan Presiden Robert Mugabe dari penuntutan hukum. Pemerintah juga akan menjami keselamatan Mugabe di negara asalnya tersebut. Jaminan itu merupakan bagian dari kesepakatan pengunduran diri Mugabe.
Seorang sumber dari pemerintah mengatakan Mugabe kepada para perunding menyampaikan bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak ingin tinggal di pengasingan. Sumber tersebut mengatakan Mugabe menyatakan hal tersebut dengan nada emosional dan dia memiliki keinginan yang sangat kuat terhadap hal itu.
"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini. Meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," ujar sumber itu seperti dilansir Reuters, Kamis, 23 November 2017.

Mugabe yang memimpin Zimbabwe sejak 1980 mengundurkan diri pada Selasa, 21 November 2017 setelah tentara merebut kekuasaannya dan partai yang berkuasa menentangnya. Mantan Wakil Presiden Zimbabwe yang dipecat awal bulan ini, Emmerson Mnangagwa akan dilantik sebagai presiden menggantikan Mugabe pada Jumat, 24 November 2017.
Mnangagwa dikabarkan meninggalkan Zimbabwe menuju Afrika Selatan sesaat setelah dipecat oleh Mugabe. Pemecatan Mnangagwa memicu krisis politik di Zimbabwe. Kelompok militer kemudian mengambil alih pemerintah dan menahan Mugabe di rumahnya.
Mnangagwa merupakan kandidat presiden yang didukung kelompok militer. Dalam pidatonya sesaat setelah tiba di Harare pada 22 November waktu setempat, Mnangagwa berjanji akan memimpin Zimbabwe ke pemerintahan yang demokratis dan terbuka. Dia juga berjanji untuk membawa kemakmuran dan stabilitas ke negara tersebut.
Mnangagwa dijuluki pendukungnya sebagai Si Buaya karena kelicikan politik dan umur panjangnya. Dia merupakan salah satu veteran perang yang bertempur dalam perang kemerdekaan Zimbabwe dari pendudukan minoritas kulit putih.

Latar belakang dan pengalaman politiknya hampir sama dengan Mugabe. Dia adalah pembantu terdekat Mugabe dan memimpin beberapa tindakan paling kejam atas perintah Mugabe.
Dia adalah kepala mata-mata pemerintah pada 1980-an saat kampanye teror dilancarkan Brigade Kelima yang dilatih Korea Utara terhadap lawan politik dan warga sipil. Mnangagwa membantah terlibat teror itu dan menyalahkan tentara.



Credit  tempo.co


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak diasingkan setelah lengser dari jabatannya. Foto/Istimewa


HARARE - Mantan orang kuat Zimbabwe, Robert Mugabe, mendapatkan kekebalan (imunitas) dari tuntutan hukum dan jaminan keselamatan sebagai bagian dari kesepakatan pengunduran dirinya. Hal itu diungkapkan sebuah sumber yang mengetahui proses perundingan Mugabe dengan pihak militer Zimbabwe.

Mugabe, yang memimpin Zimbabwe sejak kemerdekaan pada tahun 1980, mengundurkan diri pada hari Selasa setelah tentara merebut kekuasaan dan partai yang berkuasa menentangnya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden yang dipecat Mugabe awal bulan ini, akan dilantik sebagai presiden pada hari Jumat.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang berusia 93 tahun, mengatakan kepada para perunding bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak memiliki rencana untuk tinggal di pengasingan.

"Sangat emosional baginya dan dia sangat kuat tentang hal itu," kata sumber tersebut, yang tidak berwenang untuk berbicara mengenai rincian penyelesaian yang dinegosiasikan.

"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," kata sumber tersebut seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).

Mugabe mengundurkan diri pada hari Selasa saat parlemen memulai sebuah proses untuk memecatnya, memicu perayaan di jalanan. Kejatuhannya yang cepat setelah 37 tahun berkuasa dipicu oleh sebuah pertempuran untuk menggantikannya antara Mnangagwa dengan istri Mugabe yang jauh lebih muda, Grace.

"Presiden yang lengser jelas menyadari permusuhan publik terhadap istrinya, kemarahan di beberapa kalangan mengenai cara dia melakukan dirinya dan mendekati partai ZANU-PF," kata sumber kedua.

"Untuk itu, perlu juga memastikan bahwa seluruh keluarganya, termasuk istrinya, akan selamat dan aman," imbuhnya.

Mugabe terus bertahan selama seminggu setelah militer turun tangan. Ia membuat marah banyak orang Zimbabwe saat dia menolak mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada hari Minggu sebagaimana diharapkan semua orang.

Sumber pemerintah mengatakan titik kritis baginya adalah kesadaran bahwa dia akan dipecat dan digulingkan dengan cara yang tidak bermartabat.

"Ketika prosesnya dimulai, dia kemudian menyadari bahwa dia telah kehilangan dukungan partai," kata sumber tersebut. 






Credit  sindonews.com







Pesawatnya Dibajak untuk Serangan 9/11, Maskapai AS Bayar Rp1,2 Triliun


Pesawatnya Dibajak untuk Serangan 9/11, Maskapai AS Bayar Rp1,2 Triliun
Menara kembar World Trade Center (WTC) Amerika Serikat saat diserang dengan pesawat yang dibajak para teroris pada 11 September 2001. Foto/REUTERS


NEW YORK - Maskapai penanggung untuk pesawat American Airlines dan United Airlines setuju membayar nilai kerusakan menara kembar World Trade Center (WTC) sebesar USD95,2 juta atau lebih dari Rp1,2 triliun. Dua pesawat itu dibajak kelompok teroris dalam serangan 11 September 2001 atau 9/11.

Klaim tuntutan sebesar itu diajukan oleh para pengembang WTC, Amerika Serikat (AS). Maskapai itu terkena sial, karena pesawat dibajak tapi juga terkena tuntutan ganti rugi.

Menara ikon distrik keuangan New York itu runtuh saat para pembajak menerbangkan dua pesawat ke bangunan yang berlokasi di Manhattan tersebut. Sekitar 3.000 orang tewas dalam serangan.

Kasus tuntutan tersebut sudah berlarut-larut hingga 13 tahun. Mengutip laporan Reuters, Kamis (23/11/2017), maskapai yang bertanggung jawab untuk pesawat American Airlines dan United Airlines pada akhirnya mencapai penyelesaian multi-juta dolar dengan Silverstein Properties, pengembang WTC.

Perwakilan untuk maskapai masih menolak berkomentar. Namun, pihak Silverstein Properties mengonfirmasi penyelesaian tersebut.

”Kami senang akhirnya bisa mencapai resolusi untuk proses pengadilan pasca-9/11. Kami saat ini mencurahkan perhatian kami pada pembangunan World Trade Centre ketiga yang sedang berjalan, yang akan kami buka di musim semi, dan pengembangan World Trade Center kedua,” kata pihak pengembang kepada RT.com melalui email.

Pengusaha Amerika, Larry Silverstein, menandatangani kontrak 99 tahun untuk proyek World Trade Centre kurang dari dua bulan sebelum bangunan tersebut hancur diserang teroris. Silverstein menerima pembayaran dari perusahaan asuransi, dia juga menuntut maskapai penerbangan yang dia anggap lalai selama serangan tersebut.

Perusahaan real estate Silverstein sekarang mengelola portofolio kantor dan kondominium mewah World Trade Center yang baru. Perusahaan saat ini membangun dua menara World Trade Center.

Bangunan tersebut telah digambarkan oleh Silverstein sebagai langkah terakhir dalam membangun kembali Manhattan setelah tahun 2001. Pengembang awalnya telah meminta ganti rugi sebesar USD12,3 miliar dari perusahaan penerbangan dan keamanan bandara.

Pemerintah AS menuduh kelompok al-Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden sebagai pelaku serangan teror 9/11 terhadap WTC. Serangan itu sekaligus menjadi awal dari Washington memulai perang di berbagai negara yang dianggap sebagai sarang al-Qaeda.



Credit  sindonews.com





Lindungi Kepulauan Falkland, Inggris Beli Perisai Iron Dome Israel


Lindungi Kepulauan Falkland, Inggris Beli Perisai Iron Dome Israel
Inggris membeli sistem perisai pertahanan Iron Dome milik Israel senilai 78 juta pounds. Foto/Ilustrasi/Istimewa


LONDON - Inggris merogoh kocek hingga 78 juta pounds guna melindungi kepulauan Falkland dengan perisai pertahanan rudal Iron Dome Israel. Pembelian ini dilakukan tidak lama setelah Argentina membeli armada jet tempur baru. Argentina telah lama mengklaim apa yang mereka sebut pulau sebagai Islas Malvinas sebagai miliknya sendiri.

Sistem pertahanan Sky Sabre Falklands yang baru adalah bagian dari paket perpanjangan 280 juta pound untuk kepulauan yang diumumkan oleh sekretaris pertahanan Michael Fallon pada tahun 2015. Sabre menggunakan radar untuk melacak roket jarak dekat dan dapat memprediksi jalur dan tembakan rudal sebelum mencapai targetnya.

Perisai menggunakan teknologi yang sama seperti Iron Dome Israel, yang telah menembak jatuh ratusan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Sistem pertahanan ini akan terinstal penuh pada tahun 2020.

Perisai pertahanan yang baru dan suped-up adalah produk Mprest, sebuah perusahaan yang didirikan oleh mantan perwira militer Israel. Kepala eksekutif Mprest, Natan Barak, mengatakan bahwa sistem pertahanan akan membantu membuat hidup di Falklands lebih aman.

"Ada begitu banyak perubahan geopolitik di dunia. Anda tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi dalam tiga tahun ke depan konflik dan ancaman berubah," katanya.

"Kami ingin memastikan platform kami bisa menghadapi perang berikutnya yang belum kami pikirkan. Ini akan membuat Inggris lebih aman," imbuhnya seperti disitat dari Russia Today, Jumat (24/11/2017).

Barak memuji sistem pertahanan rudal, yang akan diintegrasikan ke dalam sistem komando dan kontrol Inggris.

"Sistem kami mampu melakukan ini dengan sangat cepat. Anda harus mengidentifikasi, secepat mungkin, objek mana yang ada di udara, entah itu di Inggris atau yang lainnya, dan lihat apakah itu adalah ancaman," tuturnya.

"Sistem ini menghubungkan banyak sensor dan hal-hal lain untuk membangun gambar taktis," sambungnya.

"Sistem ini juga harus mampu mengintegrasikan dengan peluncur dan rudal. Mereka akan bisa mengoperasikan dan mengaktifkan sistem kami untuk menyalakan ancaman," tambahnya.

Argentina baru saja membeli armada pesawat Super Etendard yang dilengkapi dengan rudal Exocet dari Prancis. Pesawat ini adalah pesawat yang sama yang digunakan dalam konflik 1982 antara Inggris dan Argentina. 



Credit  sindonews.com









Afghanistan: ISIS penggal 15 kepala anggotanya


Afghanistan: ISIS penggal 15 kepala anggotanya
Foto dokumen: Aparat keamanan berjaga-jaga di sekitar lokasi bom bunuh diri di masjid Kota Herat, Afghanistan, Selasa (1/7/2017). (Reuters)



Jalalabad, Afghanistan  (CB) - Kelompok bersenjata ISIS pada Kamis memenggal kepala 15 anggota sendiri akibat perpecahan internal di Provinsi Nangarhar, kawasan timur Afghanistan, demikian keterangan pemerintah setempat.

Keterangan lebih rinci mengenai insiden tersebut belum diketahui sementara ISIS-pun belum mengkonfirmasi berita ini.

Secara terpisah, sebuah bom meledak di ibu kota Nangarhar, Jalalabad, pada hari yang sama, menewaskan sedikitnya delapan orang. Hingga kini belum ada indikasi siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Attaullah Khogyani, juru bicara kantor gubernur provinsi, menurut laporan Reuters, mengatakan bahwa 15 orang anggota ISIS dieksekusi setelah terjadi perpecahan internal dalam kelompok bersenjata yang terkenal brutal tersebut.

Pembunuhan itu terjadi di distrik Achin.

Nangarhar, yang pertama kali dimasuki ISIS pada awal 2015, adalah sebuah kawasan bergolak yang menjadi pusat persaingan antara ISIS dan kelompok-kelompok militan lainnya. Wilayah itu juga merupakan perbatasan antara Afghanistan dengan Pakistan.

Kelompok bersenjata Taliban dan ISIS seringkali bertempur satu sama lain di Nangarhar dan keduanya juga menjadi sasaran utama serangan udara Amerika Serikat.

Meski demikian, hubungan sebenarnya antara Taliban dengan ISIS masih belum sepenuhnya dimengerti. Ada sejumlah insiden terpisah di Afghanistan di mana para anggota kedua kelompok tersebut saling bekerja sama.

Menurut sejumlah dokumen intelejen Afghanistan yang diperoleh Reuters pada awal tahun ini, pihak keamanan meyakini ISIS beroperasi di sembilan provinsi, dari Nangarhar dan Kunar di timur, Jawzjah, Faryab dan Badakhshan di utara, dan Ghor di barat tengah.




Credit  antaranews.com





Oposisi Suriah Akan Kirim Delegasi Bersatu ke Perundingan PBB


Oposisi Suriah Akan Kirim Delegasi Bersatu ke Perundingan PBB
Ilustrasi markas PBB di Jenewa. (AFP Photo/Fabrice Coffrini)


Jakarta, CB -- Oposisi Suriah yang selama ini terbelah akhirnya sepakat mengirimkan delegasi bersatu untuk perundingan perdamaian di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa pekan depan.

"Kami sepakat dengan dua cabang oposisi lainnya untuk mengirimkan delegasi bersatu untuk berpartisipasi dalam negosiasi langsung di Jenewa," ujar anggota tim negosiasi, Bassma Kodmani, setelah menghadiri pertemuan oposisi di Arab Saudi, Kamis (23/11).

Kodmani mengatakan, para oposisi akan mengadakan pertemuan lanjutan pada Jumat (24/11) untuk menentukan nama perwakilan dari setiap kelompok agar dapat membentuk satu koalisi delegasi yang kuat.


Sebagaimana dilansir AFP, ada tiga kelompok oposisi besar yang akan bersatu dalam delegasi ini, yaitu grup dengan basis di Kairo, Komite Tinggi Negosiasi (HNC), dan Koalisi Nasional.


Sejumlah kelompok oposisi lain, seperti yang berbasis di Moskow, juga dilaporkan bakal ikut serta dalam delegasi ini.

Salah satu agenda pembicaran yang akan dibawa oleh delegasi ini adalah tuntutan agar Presiden Bashar al-Assad mundur dari jabatannya, meski sejumlah pihak sudah mendesak oposisi untuk berunding tanpa permintaan ini.

"
Peserta menekankan bahwa transisi ini tidak akan terjadi tanpa kepergian Bashar al-Assad dan sekutunya pada periode peralihan," demikian pernyataan oposisi Suriah.

Pernyataan ini membuat beberapa pihak mempertanyakan kekuatan dari perundingan ini. Sebelumnya, PBB sudah mengadakan sejumlah upaya perundingan, tapi selalu gagal.

Utusan PBB untuk urusan Suriah, Staffan de Mistura, pun berharap perundingan kali ini benar-benar dapat mengakhiri perang sipil Suriah yang sudah merenggut 330 ribu orang sejak 2011 lalu.

Credit  cnnindonesia.com








Hizbullah Sambut Kembalinya PM Hariri ke Lebanon


Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.
Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.

CB, BEIRUT -- Hizbullah menyambut baik kembalinya Perdana Menteri Saad Hariri ke Lebanon. Mereka menyebut keputusan Hariri ini merupakan keputusan yang positif.

"Kembalinya dan pernyataan Hariri mengindikasikan situasi di Lebanon kembali normal," menurut Hizbullah dalam sebuah pernyataan, Kamis (23/11), dikutip Anadolu.

Kelompok ini juga mengungkapkan kepuasannya terhadap cara Presiden Michel Aoun mengelola krisis berkepanjangan di Lebanon yang disebabkan oleh absennya Hariri. Ia mendapat dukungan penuh dari Ketua Parlemen Nabih Berri.

"Kami senang dengan perkembangan politik yang baru-baru ini terjadi sebagai hasil dari persatuan warga Lebanon dan penolakan mereka terhadap dikte dari luar. Sekarang kita menunggu perubahan strategis utama di wilayah kita, menyusul kekalahan kelompok teroris ISIS," tambah pernyataan tersebut.

Hariri kembali ke Beirut pada Selasa (21/11), lebih dari dua pekan setelah dia tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya dari Arab Saudi. Sekembalinya ke Lebanon, pada Rabu (22/11), Hariri mengatakan dia telah menunda pengunduran dirinya.

Berbicara di acara perayaan Hari Kemerdekaan di Beirut, Hariri mengatakan dia telah menerima permintaan dari Presiden Aoun untuk menunda pengunduran dirinya. Hal ini dilakukan agar ia bisa mendiskusikan alasan dibalik keputusannya mengundurkan diri.

Arab Saudi, pelindung politik Hariri, adalah musuh bebuyutan Iran di wilayah tersebut. Riyadh mendukung oposisi bersenjata Suriah, sementara Iran dan Hizbullah sama-sama mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Hariri minta rakyat dahulukan kepentingan Lebanon




Hariri minta rakyat dahulukan kepentingan Lebanon
Perdana Menteri Lebanon, Saad Al-Hariri. (Reuters)



Beirut, Lebanon (CB) - Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, mengatakan, Kamis, krisis politik Lebanon merupakan peringatan bagi rakyat dengan haluan berbeda untuk mendahulukan kepentingan negara dibandingkan masalah-masalah kawasan.

Hariri mengacu pernyataannya itu pada krisis yang dipicu pengunduran dirinya secara tiba-tiba pada 4 November. Ia membuat pengumuman mundur, saat dia sedang berada di Arab Saudi, kerajaan Sunni dan kekuatan kawasan yang terkunci dalam konfrontasi dengan Syiah Iran.

Setelah kembali ke Lebanon pekan ini, Hariri, Rabu menarik pengunduran dirinya atas permintaan Presiden Lebanon, Michel Aoun.

"Masa yang sudah lewat mungkin seperti peringatan bagi kita semua untuk lebih memperhatikan kepentingan-kepentingan Lebanon daripada masalah-masalah di sekitar kita," kata Hariri pada Konferensi Tahunan Perbankan Arab di Beirut, Kamis.

"Masalah-masalah di sekitar kita memang penting, tapi Lebanon jauh lebih penting."

Hariri menekankan kepentingan bagi Lebanon untuk tetap pada kebijakannya tidak ikut campur dalam konflik kawasan bukan hanya dalam kata-kata tapi juga melalui tindakan. "Saya ingin menekankan bahwa... perhatian utama kita adalah stabilitas, dan ini yang sedang kita upayakan."

Menteri Luar Negeri Lebanon, Gebran Bassil, yang merupakan ketua partai politik tempat Aoun berasal, menulis kepada ketua Liga Arab, Kamis, untuk menekankan kebijakan Lebanon yang tidak ingin mencampuri krisis kawasan, menurut laporan kantor berita negara Lebanon.

Peranan kawasan yang dimainkan gerakan politik dan militer Hisbullah dukungan Iran telah membuat Arab Saudi, sekutu lama Hariri, sangat khawatir.

Kelompok parlemen Hisbullah pada Kamis melakukan pertemuan dan mengatakan setelahnya dalam suatu pernyataan bahwa kembalinya Hariri ke Lebanon beserta "pernyataan-pernyataan positifnya" merupakan tanda bahwa keadaan kembali normal.

Hariri mengatakan, Rabu, keputusannya untuk menunda pengunduran diri akan ditindaklanjuti dengan "dialog yang bertanggung jawab ... yang mengurusi berbagai masalah yang memecah belah dan penolakan mereka terhadap hubungan Lebanon dengan saudara-saudara Arab kita."

Sejumlah pejabat tinggi Lebanon sebelumnya mengatakan bahwa Riyadh memaksa Hariri untuk mundur dari jabatan perdana menteri Lebanon dan menahannya di kerajaan. Riyadh dan Hariri membantah tuduhan itu.

Hariri kembali ke Lebanon setelah Prancis turun tangan.




Credit   antaranews.com










Garda Revolusi Iran siap bangun kembali Suriah, tolak tuntutan Saudi


Garda Revolusi Iran siap bangun kembali Suriah, tolak tuntutan Saudi
Bendera Iran (ANTARANews/Grafis/ist)



Ankara (CB) - Garda Revolusi Iran siap membantu pembangunan kembali Suriah setelah perang usai sekaligus menjaga perdamaian di negara tersebut, kata komandan pasukan elit tersebut, Mohammad Ali Jafari, pada Kamis.

Pada kesempatan yang sama Jafari juga menolak tuntutan Arab Saudi untuk melucuti senjata milisi Hizbullah, lapor Reuters.

Situasi regional sepanjang beberapa pekan terakhir memang tengah memanas akibat perseteruan antara Arab Saudi dan Iran yang berseberangan sikap soal Suriah, Yaman, dan Hizbullah.

Arab Saudi menuding kelompok milisi Hizbullah telah mengirim pasukan ke Yaman dan terlibat dalam serangan rudal dengan sasaran Riyadh pada awal bulan ini.

Iran dan Hizbullah membantah tudingan tersebut.

"Hizbullah harus tetap bersenjata untuk memerangi musuh rakyat Lebanon, yaitu Israel. Mereka malah harus punya persenjataan terbaik untuk melindungi Lebanon. Persoalan ini tidak bisa ditawar," kata Jafari sebagaimana dikutip dari stasiun televisi Iran.

Iran sendiri menolak tudingan yang menyatakan bahwa Tehran telah mendanai kelompok Houthi dalam perang saudara di Yaman. Mereka balik menuduh Riyadh telah memperburuk situasi.

"Iran hanya memberikan bantuan spiritual kepada Yaman," kata dia.

Jafari juga memuji keberhasilan sekutu Iran di kawasan Timur Tengah, dan meminta Arab Saudi untuk menghindari konfrontasi dengan "barisan perlawanan" yang memanjang dari Tehran sampai Beirut ini.

"Kami harus berhadapan langsung dengan arogansi global dan Israel. Ini sebabnya kami tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Arab Saudi," kata dia.

Pada Rabu, para pemimpin Rusia, Turki, dan Iran sepakat untuk membantu proses politik penuh di Suriah dan mengumumkan kesepakatan pengadaan sebuah konferensi kota Sochi untuk mengakhiri konflik di Suriah.

"Garda revolusi siap memainkan peran aktif dalam menegakkan gencatan senjata di Suriah, dan juga membangun kembali negara tersebut," kata dia.

Iran telah menandatangani kontrak berskala besar di Suriah, yang nampak seperti hadiah besar karenatelah membantu sekutu utama Tehran, Presiden Bashar al Assad, dalam memerangi gerilyawan dan kelompok bersenjata ISIS.

"Dalam pertemuan dengan pemerintah Iran, telah disepakati bahwa garda revolusi adalah institusi yang tepat untuk merekonstruksi Suriah," kata Jafari.

Sementara itu mengenai sengketa pengembangan rudal kendali Iran, Jafari kembali menegaskan bahwa Tehran membutuhkan senjata untuk mempertahankan diri dan tidak akan tunduk pada tuntutan negara-negara Barat.

"Iran tidak tidak akan merundingkan program pertahanan ini yang tidak bisa ditawar ini," kata dia.

Pada awal bulan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Tehran harus mengurangi agresifitas di kawasan dan menjelaskan tujuan mereka mengembangkan rudal kendali.





Credit  antaranews.com




Saudi Cs Masukkan Organisasi Qaradawi ke Daftar Hitam


Yusuf Al Qaradawi
Yusuf Al Qaradawi


CB, RIYADH -- Arab Saudi dan tiga negara Arab lain yang memblokade Qatar menambahkan dua organisasi Islam dan 11 individu ke "daftar teror". Keempat negara tersebut mengklaim entitas dan individu tersebut didukung oleh Doha.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Kamis (23/11), Badan Pers Pemerintah Saudi mengeluarkan pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis, yang menyebut tindakan tersebut diambil sehubungan dengan komitmen mereka untuk memerangi terorisme.

Dua organisasi yang ditambahkan dalam daftar hitam adalah International Union of Muslim Scholars yang dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi, seorang teolog terkemuka dari Mesir, dan Dewan Dakwah dan Bantuan Internasional Islam.

"Dua entitas yang terdaftar adalah organisasi teroris yang bekerja untuk mempromosikan terorisme melalui eksploitasi wacana Islam dan penggunaannya sebagai penutup untuk memfasilitasi berbagai aktivitas teroris," kata pernyataan tersebut.

Adapun individu dinilai telah melakukan berbagai operasi teroris, tempat mereka menerima dukungan Qatar secara langsung di berbagai tingkat, termasuk memberi paspor.

Ke-11 individu termasuk direktur bantuan dan pembangunan internasional Qatar Red Crescent, Khaled Nazem Diab, pembangkang Bahrain Hassan Ali Mohammed Juma Sultan, dan pemimpin umum gerakan Ikhwanul Muslimin, Mahmoud Ezzat.

Selain itu ada nama pemimpin Ikhwanul Muslimin Alaa Ali Al Samahi, dan pembangkang Mesir seperti Qadri Mohamed Fahmy Mahmoud Sheikh.

Seorang warga Qatar, Mohammed Suleiman Al-Haydar, termasuk di antara daftar tersebut. Sementara beberapa tambahan lainnya berasal dari Mesir, Libya dan Somalia.

Negara-negara tersebut mengatakan otoritas Qatar belum mengambil tindakan efektif untuk menghentikan aktivitas teroris dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk membangun keamanan di wilayah tersebut.



Credit   REPUBLIKA.CO.ID







Terlibat Interogasi Korupsi Arab Saudi? Ini Kata Blackwater



Terlibat Interogasi Korupsi Arab Saudi? Ini Kata Blackwater
Blackwater. AP /Gerry Broome

CB, Jakarta - Nama perusahaan penyedia jasa keamanan swasta Amerika Serikat disebut teribat dalam operasi antikorupsi yang digelar Kerajaan Arab Saudi.
Blackwater yang telah berganti nama menjadi Xe lalu berubah lagi menjadi Academi dilaporkan telah disewa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammad bin Salman, atau biasa dipanggil MBS. Pasukan keamanan terlatih ini disewa untuk mengawal putra mahkota termasuk untuk  menginterogasi para tahanan kasus korupsi.

Seorang juru bicara perusahaan Constellis, yang merupakan induk perusahaan Academi, membantah tudingan ini.

Academi menyangkal keras bahwa timnya berada di Arab Saudi. Academi juga mengatakan pasukan mereka tidak melakukan penyiksaan, yang merupakan tindakan ilegal bagi setiap warga Amerika Serikat.
Juru bicara ini mengatakan kepada Daily Mail bahwa pihaknya tidak pernah mengirimkan timnya ke Arab Saudi dan tidak melakukan interogasi.
"Academi tidak pernah memberikan layanan interogasi," demikian pernyataan juru bicara itu seperti yang dilansir Daily Mail pada Rabu, 22 November 2017.
Dia menambahkan Academi tidak berpartisipasi dalam layanan interogasi untuk pelanggan pemerintah atau pribadi manapun. Academi memiliki kebijakan toleransi nol untuk kekerasan dan beroperasi secara legal, moral, etis sesuai dengan hukum lokal dan hukum di Amerika Serikat.
Sebelumnya, Daily Mail mendapat informasi bahwa kehadiran kontraktor keamanan swasta Amerika Serikat di Hotel The Ritz Carlton di Riyadh untuk melakukan interogasi terhadap puluhan pangeran serta ratusan pengusaha, pejabat pemeritnahan dan petinggi militer Arab Saudi. Mereka ditangkap  Komisi Antikorupsi yang dipimpin MBS dengan tuduhan terlibat korupsi.
Seorang sumber mengklaim bahwa MBS menyewa sekitar 150 anggota Academi yang berbasis di Dubai.
Blackwater adalah salah satu kontraktor keamanan terbesar di dunia. Perusahaan Blackwater terdiri dari sembilan unit bisnis, mulai dari pasukan anjing penjaga, pasukan penerjun payung, pasukan pengamanan di lautan hingga membuat kendaraan lapis baja.
Blackwater mulai terkenal ketika beroperasi di Irak serta di Afghanistan pada awal 2000an.
Blackwater bermarkas di Moyock, North Carolina dan memiliki semboyan sebagai perusahaan operasi militer profesional, penegak hukum, keamanan, penjaga perdamaian dan stabilitas yang paling komprehensif di dunia.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 oleh mantan anggota Navy SEAL Erik Prince dan Al Clark.
Pada Oktober 2007, Blackwater USA memulai proses mengubah nama menjadi Blackwater Worldwide.
Namun tak lama berselang, Blackwater pecah kongsi. Pada tahun 2010, sekelompok investor swasta yang membeli perusahaan itu membangun perusahaan baru bernama Academi.
Pada 2014, Academi melakukan merger dan hingga saat ini Academi berada di bawah perusahaan Consteilis Holdings, Inc. Nama Blackwater atau Academi kembali muncul di Arab Saudi terkait penangkapan para pangeran dan pengusaha dalam kasus korupsi. 



Credit  TEMPO.CO






Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?




Arab Saudi Sewa Tentara Bayaran AS Siksa Tahanan Koruptor?
AP/Jacob Silberberg

CB, Riyadh - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, atau yang dikenal sebagai MBS diduga menyewa tentara bayaran Amerika Serikat yang Blackwater.
Pasukan keamanan bayaran ini diduga disewa untuk menginterogasi termasuk menyiksa dan memukuli pangeran dan pengusaha miliarder yang tertangkap dalam operasi antikorupsi di kerajaan ini.

 
Arab Saudi berusaha mengembalikan kekayaan negara yang konon telah hilang sebanyak US$100 miliar atau sekitar RpRp1300 triliun.

 
Seorang sumber di kerajaan Arab Saudi yang bercerita kepada media Daily Mail mengungkapkan MBS menyewa pasukan keamanan swasta Amerika, yang dikenal sebagai Blackwater.
Sekitar sebelas pangeran, empat menteri aktif dan ratusan pejabat serta mantan pejabat termasuk pengusaha miliarder negara itu ditangkap dalam pemberangusan terhadap praktek korupsi.
Raja Salman membentuk Komisi Antikorupsi Arab Saudi dan menunjuk Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman sebagai kepalanya. Mohammed memerintahkan penangkapan massal yang menjaring 208 orang, dengan tujuh diantaranya telah dilepas. 
Penangkapan itu diikuti 'interogasi' yang menurut sebuah sumber dilakukan oleh 'tentara bayaran Amerika', yang disewa pangeran berusia 32 tahun, dan sekarang menjadi tokoh kerajaan paling berkuasa .
"Mereka memukul, menyiksa, menampar, menghina para tahanan. Mereka ingin menghancurkan semuanya, " kata sumber itu, seperti yang dilansir Daily Mail padaRabu,  22 November 2017.
Sumber ini menambahkan Hotel The Ritz Carlton di Riyadh dijaga pasukan khusus Saudi. Namun proses interogasi dilakukan Blackwater, yang sekarang bernama Academi. Ini karena mayoritas penjaga mengenal para tokoh pejabat dan bangsawan secara dekat.
Sebelumnya beredar laporan tentang adanya penyiksaan seperti disebarkan oleh beberapa whistleblower Arab Saudi soal keterlibatan Blackwater dan penyiksaan para tahanan. 
Akun twitter whistleblower Saudi yang terkenal, @Ahdjadid, yang mengunggah apa yang dikatakan sebagai informasi orang dalam, juga mengklaim bahwa MBS telah membawa setidaknya 150 penjaga 'Blackwater'.
"Kelompok tentara bayaran Blackwater pertama tiba di Arab Saudi seminggu setelah penggusuran bin Nayef [pendahulu Salman sebagai putra mahkota]. MBS mengirim beberapa dari mereka untuk mengamankan tempat penahanan Nayef dan sisanya digunakan untuk melindungi dirinya sendiri. '
Klaim penyiksaan juga muncul baru-baru ini dalam sebuah artikel di New York Times. Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Riyadh dan seorang pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa sebanyak 17 tahanan telah menjalani perawatan medis.
Namun Fatimah Baeshen, juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, mengatakan kepada surat kabar ini bahwa penangkapan ditujukan untuk menangani kejahatan 'kerah putih'. Jaksa penuntut umum negara juga  memastikan penangkapan ini 'mematuhi undang-undang dan peraturan yang relevan'.
Blackwater sebelumnya juga disebut sebagai perusahaan yang diklaim kehadirannya di Arab Saudi di media sosial Arab, dan oleh presiden Lebanon. Presiden Lebanon mengunggah di Twitter bahwa mantan perdana menteri Saad Hariri ditahan di Riyadh oleh penjaga Blackwater, namun kemudian menghapus tweet tersebut.
"Pihak berwenang Libanon telah mengkonfirmasi informasi bahwa perusahaan Blackwater menjaga Hariri dan keluarganya - bukan pasukan keamanan resmi Saudi," tulis Michel Aoun, Presiden Lebanon pada Rabu pekan lalu.
Laporan lain menyebutkan, dua tahanan yang dianggap potensial melakukan perlawanan dalam tahta kerajaan adalah pengusaha tajir Alwaleed bin Talal dan Mutaib bin Abdullah. Keduanya paling keras mengalami siksaan.
Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman selaku ketua Komisi Antikorupsi Arab Saudi menangkap sedikitnya 40 pangeran dan lebih dari 200 pengusaha, pejabat militer dan mantan pejabat karena tudingan korupsi.




Credit  tempo.co




Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur



Arab Saudi Tangkap Pangeran Alwaleed di Kamar Tidur
Pangeran Alwaleed bin Talal saat diwawancarai di Hotel Beijing, Cina, 5 April 2007. Pria 62 tahun ini memliki saham di banyak perusahaan kelas dunia seperti News Corp, Time Warner, Citigroup, Twitter, Apple, Motorola, dan banyak perusahaan ternama lainnya. REUTERS/Claro Cortes IV

CB, Riyadh- Pemerintah Arab Saudi berupaya mengembalikan kekayaan negara yang diduga telah dicuri lewat berbagai praktek korupsi oleh para pejabat dan bangsawan.
Salah satu yang ditahan dalam penangkapan besar-besaran oleh komisi antikorupsi pada 4 Nopember 2017 lalu adalah Pangeran Alwaleed Bin Talal.
Alwaleed memiliki kekayaan sekitar US$17 miliar atau Rp 230 triliun dan mengoleksi sejumlah saham dari perusahaan terkenal seperti Twitter, Lyft, dan Citigroup lewat perusahaannya yang bernama Kingdom Holding.

 
Alwaledd merupakan keponakan dari Raja Salman, yang saat ini berkuasa. Putra Mahkota Mohammed Bin Salman, merupakan anak dari Raja Salman dan bersepupu dengan Alwaleed. Mohammed mengepalai komisi antikorupsi Arab Saudi,ang melakukan penangkapan.

Sebuah kisah menarik dilansir media Daily Mail soal proses penangkapan Alwaleed oleh komisi antikorupsi pimpinan Mohammed. Menurut sumber yang tidak disebutkan namanya, Alwaleed diundang datang ke sebuah pertemuan dengan Mohammed di istana Al Yamamah. Namun pada malam hari sebelum pertemuan, pasukan kerajaan menyerbu rumah Alwaleed.
"Tiba-tiba sekitar pukul 2.45 am semua pengawalnya dilucuti, pasukan kerajaan MBS masuk menyerbu rumah Alwaleed," kata sumber ini. MBS adalah nama panggilan Mohammed Bin Salman.
Komisi antikorupsi Arab Saudi mulai bergerak melakukan penangkapan massal sejak 4 Nopember 2017, setelah Raja Salman mengeluarkan keputusan membentuk komisi itu. Sekitar 208 orang termasuk 11 pangeran, empat mantan menteri dan ratusan mantan pejabat serta bangsawan ikut ditangkap. tujuh orang telah dilepas karena dinyatakan tidak terlibat korupsi.
"Dia (Alwaleed) ditarik dari kamar tidurnya dan hanya mengenakan piyama, lalu diborgol dan dimasukkan ke dalam sebuah sedan mewah lalu menjalani interogasi seperti seorang kriminal saja," masih kata sumber ini.
Lalu para petugas membawa Alwaleed ke Hotel Ritz Calrton, Riyadh, untuk menjalani penahanan. Hotel ini dimiiki kerajaan. "Mereka (petugas) menggantung mereka terbalik hanya untuk menunjukkan bahwa ini serius," kata sumber ini.
Petugas interogasi Arab Saudi juga mengatakan dakwaan terhadap orang-orang yang ditahan ini sudah diumumkan ke publik. "Dunia tahu kalian ditangkap dan dakwaannya apa," kata sumber tadi.




Credit  TEMPO.CO







Suu Kyi bahas pemulangan Rohingya dengan menteri Bangladesh


Suu Kyi bahas pemulangan Rohingya dengan menteri Bangladesh
Konselor Negara Myanmar Aung San Suu Kyi saat berbicara dalam sebuah konferensi pers di Asia Europe Foreign Ministers (ASEM) di Naypyitaw, Myanmar, Selasa (21/11/2017). (REUTERS)





Yangon (CB) - Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi bertemu dengan menteri luar negeri Bangladesh pada Kamis  untuk mencapai kesepakatan mengenai pemulangan ratusan ribu warga Rohingya yang melarikan diri dari tindakan kekerasan di Negara Bagian Rakhine.

Suu Kyi, yang berbagi kekuasaan dengan militer, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood di Naypyidaw.

"Mereka membahas pengembangan kerja sama dan hubungan antara kedua negara, untuk menerima orang-orang yang meninggalkan tempat-tempat di Rakhine, dan kerja sama yang berjalan antara kedua negara", demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Myanmar yang dikutip AFP.

Kantor berita AFP tidak bisa menghubungi para pejabat untuk meminta penjelasan mengenai kesepakatan akhir.

Warga Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan telah menjadi sasaran kekerasan komunal dan sentimen anti-Muslim di Myanmar yang mayoritas penduduknya penganut Buddha.

Mereka juga menghadapi penindasan sistematis dari pemerintah, yang mencabut kewarganegaraan mereka dan sangat membatasi pegerakan mereka, juga akses mereka ke layanan dasar.

Pembicaraan antara Suu Kyi dan menteri luar negeri Bangladesh dilakukan menjelang kunjungan Paus Fransiskus, yang dinantikan kedua negara tersebut.

Paus akan bergabung dengan gelombang pemimpin global yang mengunjungi ibu kota Myanmar, Naypyidaw, dalam beberapa pekan terakhir guna menekan para pemimpin -- termasuk pemimpin militer kuat, Min Aung Hlaing -- guna mengakhiri krisis tersebut.

Lebih dari 620.000 orang telah mengungsi ke Bangladesh sejak Agustus, melarikan diri dari tindakan militer Myanmar yang disebut Amerika Serikat sebagai "pembersihan etnis terhadap Rohingya."

Militer membantah tuduhan telah melakukan kekerasan terhadap Rohingya, namun membatasi akses ke zona konflik.

Pemerintahan Suu Kyi juga menolak memberikan visa kepada petugas Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ditugasi mencari fakta mengenai tuduhan-tuduhan pelanggaran militer.

Warga mayoritas Myanmar yang menganut Buddha, yang menyangkal melakukan kekejaman terhadap minoritas muslim, sepakat untuk bekerja dengan Bangladesh memulangkan sebagian warga Rohingya yang memenuhi kamp-kamp pengungsi.

Namun, Bangladesh kesulitan menyelesaikan rinciannya, termasuk mengenai berapa banyak warga Rohingya yang akan diizinkan kembali ke Rakhine, tempat ratusan desa telah hancur atau hangus terbakar.

Dan pekan lalu, Min Aung Hlaing mengatakan bahwa "tidak mungkin menerima jumlah warga yang diusulkan oleh Bangladesh."


Credit  antaranews.com


Myanmar-Bangladesh Sepakati Pemulangan Rohingya


Myanmar-Bangladesh Sepakati Pemulangan Rohingya
Menlu Retno Marsudi (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati)


Jakarta, CB -- Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mencapai kesepakatan untuk menerima pengungsi Rohingya dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmood di Nay Pyi Daw, Kamis (23/11).

"Kami siap menerima kembali para pengungsi secepatnya setelah Bangladesh mengirimkan daftar identitas para pengungsi kepada kami," kata Menteri Tenaga Kerja, Imigrasi dan Kependudukan Myanmar Myint Kyaing, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (23/11).

Sebelumnya, Myanmar juga mengatakan bahwa pemulangan tersebut berlaku bagi seluruh pengungsi Rohingya yang telah memenuhi verifikasi data dan dokumen. Naypyidaw menyatakan akan menjamin keamanan repatriasi bagi para pengungsi yang memenuhi syarat verifikasi.


Pemulangan akan dimulai dalam dua bulan mendatang. Kelompok kerja bersama akan dibentuk dalam tiga pekan. Pembicaraan bilateral khusus soal pemulangan akan dilakuan sepcepatnya.


Dalam pernyataannya, Myanmar menyatakan kesepakatan itu berdasarkan pakta repatriasi antara kedua negara 1992-1993.

Kesepakatan Suu Kyi dan Mahmood diteken saat militer Myanmar, yang masih berpengaruh di pemerintahan, belum sepenuhnya menyepakati rencana repatriasi pengungsi tersebut.


Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, bahkan menutup kemungkinan negaranya untuk menerima kembali para pengungsi Rohingya yang telah melarikan diri ke Bangladesh sejak krisis kembali memburuk di Rakhine pada akhir Agustus lalu.

"Tidak mungkin untuk menerima jumlah orang yang diusulkan Bangladesh," kata Hlaing pada pekan lalu.

Sejak krisis yang dipicu bentrokan kelompok bersenjata dan militer pecah pada 25 Agustus lalu, sedikitnya 600 ribu Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh untuk mengungsi. Konflik itu pun diperkirakan telah menewaskan 1.000 orang, terutama Rohingya.


Sejak itu pun Myanmar, khususnya Suu Kyi terus menjadi sorotan dunia internasional. Peraih Nobel Perdamaian itu tak lepas dari serangkaian desakan karena dianggap gagal melindungi Rohingya sebagai warga negaranya sendiri.

Suu Kyi pun didesak agar mau bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan militer terhadap Rohingya.

PBB dan Amerika Serikat pun telah menganggap tragedi kemanusiaan yang mengincar etnis Rohingya itu sebagai upaya pembersihan etnis. Sejumlah pihak bahkan menilai krisis tersebut sudah seharusnya dianggap sebagai kejahatan genosida.


Meski begitu, militer Myanmar hingga kini berkeras membantah tudingan pelanggaran HAM tersebut dan tetap membatasi akses masuk ke pusat konflik di Rakhine.

Kesepakatan itu tercapai menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Bangladesh dan Myanmar. Paus akan berkunjung ke Myanmar pada 27-30 November dan ke Bangladesh 30 November-2 Desember.

Indonesia sejak awal mendorong pertemuan kedua negara untuk mengatasi krisis Rohingya. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan perjanjian repatrisi antara Myanmar dan Bangladesh menjadi awal pemulangan para pengungsi.


Menurut Retno, krisis kemanusiaan di Rakhine, Myannmar turut dibahas dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri Asia dan Eropa (ASEM) di Nay Pyi Daw, Myanmar pekan lalu. "Menlu Bangladesh tinggal lebih lama untuk menuntaskan putaran terakhir negosiasi repatriasi," kata Menlu Retno, Kamis.

Di sela-sela pertemuan ASEM, menurut Retno, Aung San Suu Kyi juga mengadakan pertemuan informal dengan 19 negara, termasuk Indonesi, memmbahas masalah yang dialami Myanmar.

Sejumlah negara meminta perkembangan terkini agar dunia internasional bisa memahami kebutuhan atau bantuan seperti apa yang dapat diberikan untuk membantu penyelesaian masalah di Myanmar.



Credit  cnnindonesia.com