CB, Jakarta - Perang Dunia III
yang dipicu permusuhan Korea Utara dengan Amerika Serikat diperkirakan
pecah sebelum memasuki musim panas tahun depan. Peluang pecahnya perang
itu sudah mencapai 51 persen.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh pensiunan jenderal bintang empat Amerika Serikat Richard Engel saat diwawancarai MSNBC dan kemudian dikutip EXpress.co.uk, 11 November 2017.
Tiga pesawat F/A-18E Super Hornets terbang di atas kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76), USS Theodore Roosevelt (CVN 71), USS Nimitz (CVN 68) bersama dengan kapal-kapal dari Angkatan Laut Korea Selatan di Pasifik Barat, 12 November 2017. Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via REUTERS
"Peluang perang yang melibatkan Korea Utara pecah 51 persen sebelum musim panas. Kita sedang membahas tentang kemungkinan perang nuklir di sepanjang hidup kita, atau sedikitnya perang konvensional yang akan meluas di seluruh Asia," kata Engel.
Seorang pensiunan jenderal bintang empat lainnya, Barry McCaffrey
menambahkan bahwa potensi pecah perang musim panas mendatang akan
menimbulkan dampak jutaan orang mengungsi, ratusan ribu orang tewas
terbunuh dan terluka.
B
Menurutnya, ada beberapa opsi militer untuk menghadapi Korea Utara termasuk konsekwensi yang akan diterima Amerika Serikat.
"Ada beberapa opsi militer, namun itu semua buruk. Jika kita dulu melakukan dengan masif, serangan konvensional udara dan laut, dengan cara kapasitas nuklir kita, kita akan meraih 95 persen dalam waktu 72 jam pertama," ujar McCaffrey.
Namun, ujarnya, dia tidak yakin Amerika akan menggapai itu semua mengingat perang dalam intensitas tinggi di Semenanjung Korea.
"Konsekwensi kita yang menyerang Korea Utara pertama kali, sangat mengerikan," ujarnya.
Korea Utara telah beberapa kali mengancam menembakkan rudal balistik antarbenuanya (ICBM) ke wilayah Amerika Serikat. Korea Utara memusuhi negara itu karena dianggap berkeinginan menginvasi Korea Utara dan menjatuhkan kekuasaan Kim Jong Un. Permusuhan kedua negara sudah beberapa kali memunculkan kekhawatiran pecahnya Perang Dunia III.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh pensiunan jenderal bintang empat Amerika Serikat Richard Engel saat diwawancarai MSNBC dan kemudian dikutip EXpress.co.uk, 11 November 2017.
Tiga pesawat F/A-18E Super Hornets terbang di atas kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76), USS Theodore Roosevelt (CVN 71), USS Nimitz (CVN 68) bersama dengan kapal-kapal dari Angkatan Laut Korea Selatan di Pasifik Barat, 12 November 2017. Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via REUTERS
"Peluang perang yang melibatkan Korea Utara pecah 51 persen sebelum musim panas. Kita sedang membahas tentang kemungkinan perang nuklir di sepanjang hidup kita, atau sedikitnya perang konvensional yang akan meluas di seluruh Asia," kata Engel.
B
Menurutnya, ada beberapa opsi militer untuk menghadapi Korea Utara termasuk konsekwensi yang akan diterima Amerika Serikat.
"Ada beberapa opsi militer, namun itu semua buruk. Jika kita dulu melakukan dengan masif, serangan konvensional udara dan laut, dengan cara kapasitas nuklir kita, kita akan meraih 95 persen dalam waktu 72 jam pertama," ujar McCaffrey.
Namun, ujarnya, dia tidak yakin Amerika akan menggapai itu semua mengingat perang dalam intensitas tinggi di Semenanjung Korea.
"Konsekwensi kita yang menyerang Korea Utara pertama kali, sangat mengerikan," ujarnya.
Korea Utara telah beberapa kali mengancam menembakkan rudal balistik antarbenuanya (ICBM) ke wilayah Amerika Serikat. Korea Utara memusuhi negara itu karena dianggap berkeinginan menginvasi Korea Utara dan menjatuhkan kekuasaan Kim Jong Un. Permusuhan kedua negara sudah beberapa kali memunculkan kekhawatiran pecahnya Perang Dunia III.
Credit TEMPO.CO