Selasa, 15 Agustus 2017

Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih


Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Dia menyebut banyak pihak yang tidak suka dengan kebijakan yang diambil Trump.

"Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan Presiden atau agendanya," kata Scaramucci, seperti dilansir Russia Today pada Senin (14/8).


"Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan milyarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington. Anggota kelas politik itu tidak menyukainya," sambungnya.


Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan AS saat ini. Scaramucci menjelaskan, ia berpikir Trump mengatahui fakta bahwa jika dia ingin tetap pada agendanya, dia harus membawa para tokoh yang loyak ked alam pemerintahannya.


"Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai Presiden yang ditampilkan secara mencolok," tukas pria yang hanya menjabat selama 10 hari sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih itu.





Credit  sindonews.com


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci, ungkap rencana mengeluarkan Donald Trump dari Gedung Putih. Foto/REUTERS/Jonathan Ernst


WASHINGTON - Anthony Scaramucci, yang dipecat Presiden Donald Trump sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih mengungkap rencana mengeluarkan Trump oleh para pejabat Washington. Menurutnya, pejabat yang ingin mengeluarkan Trump dari kantornya itu termasuk orang-orang dalam Gedung Putih.

Scaramucci juga menyarankan Presiden Trump bertindak jauh lebih keras terhadap kelompok supremasi kulit putih yang melakukan demonstrasi di Charlottesville, Virginia.

”Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan presiden atau agendanya,” kata Scaramucci kepada George Stephanopoulos dari ABC dalam penampilan publik pertamanya sejak dipecat Trump.

Scaramucci hanya menjabat 10 hari sebagai Direktur Komunikasi. Sosoknya tenar karena melawan Reince Priebus saat menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih. Dia menuduh Priebus sebagai pembocor rahasia internal Gedung Putih kepada media hingga akhirnya Priebus tersingkir.

”Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan miliarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington,” kata mantan eksekutif Wall Street itu mengacu pada perjalanan politik Trump ke Gedung Putih.

”Anggota kelas politik itu tidak menyukainya,” papar Scaramucci. Pengungkapan Scaramucci ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada perpecahan di Gedung Putih, meski dugaan itu telah disangkal Presiden Trump.

Scaramucci juga menyebut pengaruh mantan petinggi media Breibart, Steve Bannon di dalam Gedung Putih yang dia sebut tidak masuk akal. Pengaruh Bannon, menurutnya, telah menghambat kemajuan presiden.

Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan Trump. Presiden Donald Trump dilaporkan menghabiskan banyak waktu di klub golfnya karena Gedung Putih menjadi “tempat pembuangan yang nyata”.

”Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai presiden yang ditampilkan secara mencolok,” ujar Scaramucci, yang dilansir Senin (14/8/2017).

Terkait dengan kerusuhan di Charlottesville, Virginia, yang melibatkan kelompok supremasi kulit putih, Scaramucci memuji Penasihat Keamanan Nasional Jenderal H.R. McMaster yang membuat pernyataan tegas.

McMaster menyatakan serangan mobil terhadap demonstran penentang kelompok supremasi kulit putih yang menewaskan satu orang dan melukai 19 orang lainnya, sebagai aksi teroris. 




Credit  sindonews.com











Menhan Mattis: Jika Korut Tembakkan Rudal ke AS, Berarti Perang


Menhan Mattis: Jika Korut Tembakkan Rudal ke AS, Berarti Perang
Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS/Eric Vidal
 

WASHINGTON - Menteri Pertahanan (Menhan) James Norman Mattis mengatakan, jika Korea Utara (Korut) menembakkan rudal ke wilayah AS, artinya “permainan dimulai”. Menurutnya, hal itu bisa diartikan perang.

Komentar Kepala Pentagon ini muncul hari Senin waktu AS sebagai respons persiapan renacana militer Pyongyang untuk menyerang Guam, wilayah AS di Pasifik yang merupakan lokasi pangkalan militer Andersen.

Mattis kepada wartawan mengatakan, militer Amerika akan “mengambil” rudal Korea Utara yang dideteksinya ketika menuju ke tanah Amerika, termasuk Guam. Dia memastikan bahwa Pentagon secara alami akan mendeteksi rudal yang menuju Guam.

“Jika Korea Utara menembakkan (rudal) di AS, itu bisa meningkat dalam (skala) perang dengan sangat cepat, ya, itu disebut perang, jika mereka menembak kita,” kata Mattis, seperti dikutip dari Fox News, Selasa (15/8/2017).

 

Mattis awalnya menolak untuk mengungkap respons Pentagon jika pada akhirnya Korut meluncurkan rudal ke wilayah AS. Namun, saat didesak wartawan, dia mengatakan, jika radar AS, sistem deteksi dan pelacak lainnya menentukan bahwa rudal akan jatuh ke laut, tidak jauh dari Guam, maka masalah tersebut akan dibawa ke Presiden Donald Trump untuk diambil keputusan tentang bagaimana meresponsnya.

Trump sebelumnya telah berjanji akan menanggapi serangan dari Korea Utara dengan ”api dan amarah”. Dia bahkan memastikan opsi militer untuk Pyongyang sudah “terkunci dan tersaji” jika rezim Kim Jong-un nekat menyerang Guam.

 

Sementara itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk menyerang Guam dengan rudal balistik jarak menengah. Namun, Kim menunda sedikit waktu untuk serangan tersebut sambil mengawasi perilaku Washington.

Militer Pyongyang pada pekan lalu mengancam akan meluncurkan empat rudal ke perairan dekat wilayah Guam. Rencana itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Kim Jong-un dan militer hanya tinggal menunggu perintahnya.

Atas laporan itulah, Kim Jong-un pada hari Senin menyimak presentasi rencana serangan tersebut. Menurut laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim memeriksa rencana itu cukup lama dan mendiskusikannya dengan para perwira militer. 


”Dia mengatakan bahwa jika orang-orang Yankee (AS) bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya di semenanjung Korea dan di sekitarnya, menguji kesabaran DPRK, keputusan tersebut akan dibuat menjadi penting karena telah diumumkan,” bunyi laporan media pemerintah Korea Utara itu, yang dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017).






Credit  sindonews.com




Beda dengan CIA, Rusia Nilai AS-Korut Dekati Perang


Beda dengan CIA, Rusia Nilai AS-Korut Dekati Perang
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Foto/Sputnik/Valeriy Melnikov


MOSKOW - Rusia melalui Kementerian Luar Negeri-nya memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) bergerak mendekati konfrontasi atau perang. Peringatan dari Rusia ini berbeda dengan argumen CIA bahwa perang nuklir antara Washington dan Pyongyang tak akan segera terjadi.

Penilaian Rusia itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri-nya, Maria Zakharova, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Russia-1.

”Seberapa dekat kita sampai pada situasi ini? Ya, sangat dekat dengan kemungkinan konflik bersenjata,” kata Zakharova.

”Jika benar-benar ada skenario angkatan bersenjata dan jika semuanya benar-benar terjadi seperti pendirian Washington berusaha menakut-nakuti kita semua, situasinya akan (menjadi) bencana,” ujarnya.

Zakharova mengatakan, AS tidak mempertimbangkan dampak penuh dari konflik bersenjata di wilayah Semenanjung Korea.

”Perwakilan dari lembaga, para senator, mereka mencoba mengatakan kepada publik bahwa mereka bahkan tidak perlu khawatir tentang hal itu, karena orang tidak akan mati di AS, tapi di negara lain, meski tidak hanya di Korea Utara,” papar Zakharova.

“Saya pikir mereka juga memikirkan Korea Selatan,” sambung diplomat Moskow itu, yang dilansir Russia Today, Senin (14/8/2017).



Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur CIA Mike Pompeo menyatakan, perang nuklir antara AS dan Korut tak akan segera terjadi. Menurutnya, ancaman Presiden Donald Trump terhadap Pyongyang hanya menggambarkan kemungkinan respons terhadap tindakan tertentu.

”Tidak ada yang akan terjadi hari ini,” kata Pompeo kepada Fox News. ”Tapi jangan salah, kelanjutannya, kemungkinan yang meningkat bahwa akan ada rudal nuklir di Denver, ancaman yang sangat serius dan penyelidikan akan memperlakukannya seperti itu.”

”Yang saya bicarakan adalah saya pernah mendengar orang berbicara tentang (stiuasi) berada di puncak perang nuklir,” ujar Pompeo. ”Tidak ada (data) intelijen yang menunjukkan bahwa kita berada di posisi itu pada hari ini.” 


Alih-alih mendukung laporan tentang eskalasi perang nuklir, Pompeo justru berpendapat bahwa retorika Trump yang memanas terhadap Pyongyang adalah untuk mengirim sebuah pesan bahwa tindakan yang terus mengejar teknologi persenjataan nuklir dan rudal balistik tidak akan dapat ditoleransi.

”Presiden telah membuat sangat jelas untuk rezim Korea Utara bagaimana Amerika akan merespons jika tindakan tertentu diambil,” kata Pompeo.

”Kami berharap bahwa pemimpin negara tersebut akan memahaminya persis seperti yang mereka inginkan, untuk mendapatkan senjata nuklir,” papar bos intelijen Amerika itu.





Credit  sindonews.com





Sokong AS Jika Perang dengan Korut, PM Australia Dikecam


Sokong AS Jika Perang dengan Korut, PM Australia Dikecam
Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull dukung AS jika perang dengan Korea Utara. Foto/APP/Paul Miller/via REUTERS


CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull dikecam pendahulunya, Kevin Rudd, karena akan menyokong Amerika Serikat (AS) jika berperang dengan Korea Utara (Korut). PM Turnbull dianggap membuat keputusan yang tidak bertanggung jawab.

Rudd mengatakan, kaum konservatif (kubu politik Turnbull) tidak tahu apa-apa tentang dampak perang di Irak setelah PM Turnbull memastikan bahwa Australia akan menindaklanjuti perjanjian ANZUS jika perang tersebut terjadi.



ANZUS adalah Pakta Pertahanan yang beranggotakan Australia, Selandia Baru dan AS. ”Tanggapan saya terhadap pernyataan itu ketika saya pertama kali melihatnya pada akhir pekan hanyalah 'Ya Tuhan, kaum konservatif tidak belajar apapun dari pengalaman Irak’,” kata Rudd kepada radio ABC pagi ini (15/8/2017) dari New York.

”John Howard memberi cek kosong kepada Presiden Bush ke Irak,” lanjut Rudd mengacu pada PM Australia sebelum dirinya.

Seperti diketahui, mantan PM John Howard mengaku malu atas keterlibatan Australia dalam Perang Irak tahun 2003. Sebab, dalih alasan perang yang diprakarsai AS saa itu bersumber dari data intelijen yang tidak akurat, yakni tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal rezim Saddam Hussein yang ternyata tidak terbukti.

”Anda tidak pernah sebagai perdana menteri Australia, sebagai sekutu AS, memberi Amerika, sebelum peristiwa tersebut, cek kosong,” ujarnya.

Rudd mengatakan bahwa ada risiko konflik yang dahsyat di semenanjung Korea. ”Tapi untuk seorang perdana menteri Australia mengatakan bahwa kita secara otomatis akan terlibat secara militer jika terjadi serangan Korea Utara, menurut saya, itu tidak bertanggung jawab atas kepentingan keamanan nasional kita,” kecam Rudd.



Menteri Perindustrian dan Pertahanan Christopher Pyne membalas komentar Rudd. Menurutnya, Pemerintah Turnbull tidak ”memberi seseorang cek kosong”.

”Apa yang saya pikir Perdana Menteri lakukan adalah membuat sangat jelas bahwa jika terjadi konflik di semenanjung Korea, perjanjian ANZUS akan segera ikut bermain,” ujar Pyne kepada radio ABC.

"Aspek pertama dari perjanjian ANZUS adalah bahwa Australia perlu berkonsultasi dengan AS atau sebaliknya mengenai bantuan yang dapat kami berikan dan jika bantuan itu untuk kepentingan terbaik kami,” lanjut Pyne. 

”Tapi jelas bahwa kepentingan terbaik AS agar tidak diserang oleh Korea Utara, adalah kepentingan terbaik AS untuk tetap menjadi fondasi negara-negara di dunia yang mendukung kebebasan dan demokrasi, tapi kami tidak memberi seseorang cek kosong,” imbuh Pyne.



Pyne mengatakan situasi di Semenanjung Korea sejatinya masih jauh dari perang. ”Kami menghadapi kemungkinan perang, kami saat ini menggunakan semua upaya diplomatik untuk memastikan bahwa kita tidak pernah mencapai titik tersebut karena hasil perang, terutama jika diprakarsai oleh Korea Utara, jelas terlalu mengerikan untuk dipikirkan,” katanya.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop mendukung komentar PM Turnbull. Bishop kepada Sky News mengatakan bahwa pemerintah akan dipaksa untuk bertindak cepat jika Korea Utara menyerang AS.







Credit  sindonews.com


Kewarganegaraan Ganda, Jabatan Wakil PM Australia Terancam


Kewarganegaraan Ganda, Jabatan Wakil PM Australia Terancam 
Barnaby Joyce mengaku dirinya mungkin memiliki status warga negara Selandia Baru yang didapat berdasarkan keturunan. (AFP PHOTO/WILLIAM WEST)


Jakarta, CB -- Karir politik Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce tengah berada dalam krisis setelah kabar dirinya memiliki status kewarganegaraan ganda mencuat ke publik, menempatkan pemerintahan konservatif dalam risiko di hadapan parlemen.

Sebab, konstitusi Australia tidak mengizinkan seseorang dengan kewarganegaraan ganda mengemban jabatan di parlemen maupun pemerintahan.

"Saya terkejut menerima informasi ini. Saya selalu menjadi warga Australia yang lahir di Tamworth. Baik saya maupun orang tua saya tak percaya bahwa saya memiliki status kewarganegaraan lain," tutur Joyce di hadapan parlemen, Senin (14/8).

Meski begitu, Joyce mengaku dirinya mungkin memiliki status warga negara Selandia Baru. Namun, tuturnya, status kewarganegaraan itu didapatnya berdasarkan keturunan.


"Komisi Tinggi Selanda Baru menghubungi saya untuk memberi sejumlah saran dari kementerian dalam negeri yang menganggap bahwa saya mungkin memiliki status kewarganegaraan Selandia Baru berdasarkan keturunan," paparnya.

Joyce, pemimpin Partai Nasional, lahir di Australia 50 tahun lalu. Namun, sang ayah lahir di Selandia Baru dan hijrah ke Australia pada 1947.

Sementara itu, hukum kewarganegaraan Selandia Baru menganut dua sistem kewarganegaraan yakni ius sanguinis--status warga negara yang didapat berdasarkan keturunan--dan ius soil--status warga negara yang didapat karena lahir di negara itu.

Joyce pun meminta Pengadilan Tinggi memutuskan apakah dirinya tetap layak berada di pemerintahan dengan alasan kewarganegaraan ganda.

Isu kewarganegaraan ganda ini jelas memiliki implikasi besar terhadap jabatan Joyce dan pemerintahan Perdana Menteri Malcolm Turnbull secara keseluruhan.



Sebab, selain Joyce, sejumlah pejabat Negeri Kanguru belakangan dirundung masalah serupa. Pada Juli lalu, wakil pemimpin Partai Hijau, Scott Ludlam mengundurkan diri setelah terungkap bahwa dirinya memiliki status kewarganegaraan Australia dan Selandia Baru.

Senator Partai Hijau Larissa Waters dan Menteri Sumber Daya Matt Canavan juga di hadapkan pada isu yang sama ketika keduanya terungkap memiliki status kewarganegaraan ganda yakni Australia-Kanada dan Australia-Italia.

Diberitakan AFP, sejak itu, sejumlah pejabat pemerintah berbondong-bondong mengklarifikasi status kewarganegaraan berdasarkan silsilah leluhur mereka.

Menurut sensus 2016 lalu, hampir setengah dari 24 juta penduduk Australia terdiri dari orang-orang yang lahir di luar negeri atau setidaknya memiliki salah satu orang tua yang lahir di luar negeri.

Sementara masyarakat asli dan adat Australia seperti suku Aborigin hanya terhitung sekitar tiga persen dari total populasi negara tersebut.






Credit  cnnindonesia.com




Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan



Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan dengan parade militer dan pesta kembang api. (AFP PHOTO / FAROOQ NAEEM)


Jakarta, CB -- Pakistan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-70 dari India Britania dengan parade militer besar-besaran, selain pesta meriah dan pertunjukkan kembang api.

Parade militer itu dihelat pemerintah sebagai pernyataan tegas bahwa Pakistan akan membungkam segala aksi teroris di negaranya, menyusul serangan mematikan di Balochistan beberapa waktu lalu.

Perayaan dimulai sejak tengah malam dengan pesta kembang api di berbagai kota besar di Pakistan. Di Islamabad, warga bersuka cita menonton pertunjukkan angkatan udara, dimana jet tempur dan pesawat pengebom melakukan manuver di udara.

Sementara di Waqah, kota perbatasan dengan India, pasukan yang dipimpin Jenderal Qamar Javed Bajwa mengibarkan bendera di tiang setinggi 120 meter diiringi lagu kebangsaan yang dinyanyikan ribuan tentara.



“Kami telah membuat beberapa kesalahan di masa lalu, namun kini kami sudah berada di jalan yang benar dengan arahan konstitusi yang baru,” kata Jenderal Bajwa yang bersumpah pasukannya akan “mengejar dan menangkap seluruh teroris di Pakistan”.

Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.(REUTERS/Akhtar Soomro)
Sebelumnya, mengutip AFP, sebuah bom yang menargetkan kendaraan militer meledak di Provinsi Balochistan, Sabtu (12/8) dan menewaskan 14 orang, termasuk sejumlah tentara.

Kelompok militan ISIS mengklaim serangan tersebut. Sementara pihak militer menyatakan serangan itu ditujukan guna mencoreng perayaan kemerdekaan Pakistan.

Di sisi lain, Pakistan juga masih diguncang gonjang-ganjing pemerintahan menyusul dilengserkannya Perdana Menteri Nawaz Sharif oleh Mahkamah Agung, atas tuduhan korupsi.



Mayoritas Parlemen menunjuk mantan menteri energi Shahid Khaqan Abbasi sebagai pengganti Sharif. Namun oposisi menyebut Abbasi, yang merupakan tangan kanan Sharif, tidak akan membawa kemajuan apapun bagi negara dan hanya menjadi boneka yang dikendalikan Sharif di belakang layar.

Pada Agustus 1947, British Raj, perwakilan Inggris di India, memisahkan wilayah di Asia Selatan itu menjadi dua, India yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu dan Pakistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Namun pemisahan itu juga menjadi pemicu kematian terbesar dalam sejarah kedua negara. Ahli sejarah setidaknya satu juta orang tewas akibat kekerasan komunal yang terjadi menyusul terpisahnya India dan Pakistan.





Credit  cnnindonesia.com






Trump Ancam Opsi Militer, Venezuela Latih Tentara


Trump Ancam Opsi Militer, Venezuela Latih Tentara 
Presiden Nicolas Maduro meminta pasukannya berlatih menghadapi Amerika. (Miraflores Palace/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro meminta tentaranya mengadakan latihan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan melakukan intervensi bersenjata.

Maduro yang tengah kesulitan menghadapi kejatuhan ekonomi dan isolasi diplomatik menggunakan komentar Trump itu untuk menegaskan tudingan-tudingan selama ini bahwa Washington tengah mempersiapkan serangan militer.

"Semua mesti ikut dalam rencana pertahanan, jutaan perempuan dan laki-laki, mari kita lihat apa kata para imperialis Amerika itu," kata Maduro, dikutip Reuters, Selasa (15/8).

Dia meminta para pendukungnya untuk mengkutip operasi sipil-militer pada 26 dan 27 Agustus.

Ribuan pendukung pemerintah berunjuk rasa di Caracas di mana dia mengecam pernyataan Trump yang menyiratkan "opsi militer" untuk menyelesaikan krisis Venezuela.

Lebih dari 120 orang tewas sejak protes anti-pemerintah dimulai April lalu, didorong kelangkaan makanan dan obat-obatan, diperparah pembentukan badan super legislatif yang dinilai membuatnya menjadi diktator.

Maduro mengatakan Trump dibuat bingung oleh para penasihatnya soal situasi di Venezuela.


"Saya ingin berbicara lewat telepon dengan Trump, mengatakan kepadanya 'mereka telah membodohi Anda, Trump, semua yang mereka katakan soal Venezuela adalah kebohongan. Mereka menjatuhkan Anda dari jurang."

Gedung Putih pada pekan lalu menolak permintaan Maduro untuk berbicara dengan Trump. Washington menyatakan baru mau berbicara dengan pemimpin Venezuela setelah negara itu kembali kepada demokrasi.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mencoba untuk menenangkan kekhawatiran di kawasan soal pernyataan Trump dan menjanjikan solusi damai.



Credit  cnnindonesia.com







Moon Jae-in: Jangan Ada Lagi Perang di Korea


Moon Jae-in: Jangan Ada Lagi Perang di Korea 
Presiden Korsel Moon Jae-in berharap jangan sampai Korut berperang dengan Amerika Serikat. (Reuters/Kim Hong-Ji)


Jakarta, CB -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta Korea Utara untuk menghentikan ancaman-ancaman di tengah ketegangan terbaru dengan Amerika Serikat menyusul silih ancam antara kedua negara belakangan ini.

"Jangan ada lagi perang di Semenanjung Korea. Apapun kemajuan dan kemunduran yang kita hadapi, masalah nuklir Korea Utara mesti diselesaikan dengan damai," kata Moon dalam pidato yang dikutip Reuters, Senin (14/8).

Amerika Serikat dan Korea Utara sama-sama mengisyaratkan opsi militer dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberikan "api dan kemarahan" untuk Korea Utara, sementara pemerintahan Kim Jong-un merespons dengan rencana untuk meluncurkan empat rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik.

"Saya yakin Amerika Serikat akan merepons situasi terbaru ini dengan tenang dan bertanggung jawab dengan sikap yang sama dengan kita," kata Moon.

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Joseph Dunford mengatakan opsi militer AS tengah disiapkan untuk dilakukan sewaktu-waktu jika sanksi atas peluncuran rudal dan uji coba nuklir Korut gagal.

Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan selama 50 menit dengan Moon untuk mendiskusikan isu-isu terbaru terkait provokasi Korea Utara, kata juru bicara kepresidenan Korsel, Park Su-Hyun.

Dunford berada di Seoul untuk berbicara dengan pejabat-pejabat militer setempat, termasuk Menteri Pertahanan Song Young-moo. Selanjutnya, dia akan mengunjungi China dan Jepang. 


Di tempat berbeda, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis memperingatkan bahwa pasukan militernya sudah siap mencegat peluru kendali Korea Utara jika ditembakkan ke arah Guam. Sementara, Kim Jong-un meminta tentaranya untuk menyiagakan rudal tersebut agar selalu siap diluncurkan.

Kantor berita pemerintah KCNA menyebut Kim telah menerima laporan dari tentaranya terkait rencana untuk meluncurkan rudal ke daerah di sekitar Guam. Namun, disebutkan pula bahwa pemimpin negara terisolasi itu akan terlebih dulu melihat tindakan AS sebelum memutuskan langkah selanjutnya.





Credit  cnnindonesia.com




Kim Jong-un Siagakan Tentara, Amerika Siapkan Pencegat Rudal


Kim Jong-un Siagakan Tentara, Amerika Siapkan Pencegat Rudal 
Kim Jong-un meminta tentara untuk menyiagakan rudal agar siap ditembakkan kapan saja. (KCNA/via Reuters)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Jim Mattis menyatakan militer Amerika Serikat sudah siap mencegat peluru kendali Korea Utara jika ditembakkan ke arah Guam. Sementara itu pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, meminta tentaranya untuk menyiagakan rudal tersebut agar selalu siap diluncurkan.

Kepada wartawan, Mattis mengatakan bahwa militer AS pasti langsung mengetahui jalur rudal Korea Utara segera setelah diluncurkan. Ia juga mengatakan pasukannya akan segera menghancurkan rudal tersebut jika kelihatan akan mengarah ke pulau milik Amerika di kawasan Pasifik itu.

"Garis bawahnya adalah, kami akan mempertahankan negara ini dari serangan; untuk kami (militer AS) itu adalah perang," kata Mattis sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (15/8).

Kantor berita pemerintah KCNA mengatakan Kim telah menerima laporan dari tentaranya terkait rencana untuk meluncurkan rudal ke sekitar Guam. Namun, disebutkan pula bahwa pemimpin negara terisolasi itu akan terlebih dulu melihat tindakan AS sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

"Amerika Serikat, negara yang pertama kali membawa sejumlah peralatan nuklir strategis di sekitar kita, harus jadi pihak yang pertama mengambil keputusan tepat dan menunjukkannya lewat tindakan jika ingin meredakan ketegangan di semenanjung Korea dan mencegah pertikaian militer yang berbahaya," kata Kim dalam laporan KCNA yang dikutip Reuters.

Sementara itu, diplomat teratas Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan pihaknya akan mengintensifikasi upaya diplomatik dengan Korea Utara, Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Rusia dan Jepang.

Mogherini meminta Korea Utara untuk "menahan diri dari tindakan provokatif lebih jauh yang hanya akan meningkatkan ketegangan regional dan global."


Di saat yang sama, sejumlah pejabat AS dan Presiden Korea Selatan belakangan ini mulai menepikan kemungkinan konflik dalam waktu dekat, menyusul retorika Presiden AS Donald Trump yang berapi-api dan mengancam, pekan lalu.

Namun, Mattis mengatakan perang mungkin saja pecah jika Korea Utara jadi menembakkan rudal ke Amerika Serikat.

"Jika mereka menembak Amerika Serikat, situasi akan tereskalasi menjadi peperangan dalam waktu singkat," kata Mattis.





Credit  cnnindonesia.com



Rudal Korut dalam Posisi Siap Meluncur, Pasukan AS Siaga Tinggi


Rudal Korut dalam Posisi Siap Meluncur, Pasukan AS Siaga Tinggi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Satelit mata-mata Amerika Serikat (AS) memantau pemindahan sebuah rudal Korea Utara ke posisi siap meluncur. Situasi itu membuat pasukan Pentagon siaga tinggi.

Para pejabat Washington mengatakan kepada media AS bahwa satelit mata-mata telah mengamati pergerakan peluncur rudal Pyongyang, yang mengindikasikan sebuah rudal balistik jarak menengah sedang dipersiapkan untuk diluncurkan.

Laporan tersebut disampaikan saat Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat dengan cepat menyebabkan perang. ”Ya itu berarti bagi banyak tentara muda mereka akan berada dalam situasi masa perang,” kata Mattis, yang membenarkan posisi pasukan AS dalam siaga tinggi,  sebagaimana dilansir news.com.au, Selasa (15/8/2017).



Kantor berita negara Korut, KCNA, merilis foto yang menunjukkan pemimpin Pyongyang Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk meluncurkan rudal balistik ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Foto itu menyuguhkan peta jalur penerbangan rudal ke selatan Jepang yang mengarah ke pangkalan angkatan udara Andersen di Guam.

Dalam laporannya, media pemerintah Pyongyang itu menyatakan bahwa Kim Jong-un memuji Pasukan strategisnya dalam menyusun rencana yang hati-hati untuk sebuah ”demonstrasi kekuatan” untuk menyelimuti Guam dengan api.

”Kekuatan nuklir DPRK dalam keberaniannya dan tidak ada yang bisa menebak ototnya lintasan penerbangan roket balistik jarak menengah ke atas, Hwasong-12, data tembakan dan titik serangan yang benar dipublikasikan di dalam dan di luar negeri,” tulis KCNA mengutip pernyataan Kim.

Kim mengatakan bahwa dia akan melihat lebih sedikit perilaku Washington. Dia akan membuat keputusan penting jika AS melanjutkan ”tindakan sembrono yang sangat berbahaya”.



”Imperialis AS menangkap tali di sekitar leher mereka karena keributan konfrontasi militer mereka yang sembrono, (tapi) dia akan sedikit melihat perilaku bodoh dan bodoh dari orang-orang Yankee yang menghabiskan waktu yang sulit setiap menit dari penderitaan mereka yang menyedihkan,” imbuh laporan media negara Korut itu.

”Jika demonstrasi api yang direncanakan dilakukan saat AS semakin ceroboh, ini akan menjadi momen bersejarah yang paling menyenangkan ketika (rudal) Hwasong merobek baskom Yankee dan mengarahkan belati ke leher mereka.” 


Rudal yang sedang dipersiapkan Korut seperti terpantau satelit mata-mata AS itu kemungkinan adalah rudal Hwasong HS-12. Rudal balistik jarak menengah tersebut tidak memiliki kapasitas untuk mencapai daratan AS, namun dapat mencapai pangkalan militer AS di Guam dan Jepang.








Credit  sindonews.com




Kim Jong-un sudah dibriefing, serangan rudal ke Guam sudah siap


Kim Jong-un sudah dibriefing, serangan rudal ke Guam sudah siap
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. (REUTERS/KCNA/Files)


Jakarta (CB) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah dibriefing soal rencana menembakan peluru kendali jarak menengah ke Guam, wilayah Amerika Serikat di Pasifik, lapor kantor berita KCNA seperti dikutip BBC.

Namun menurut KCNA Kim akan melihat dulu apa yang dilakukan Amerika Serikat sebelum mengeluarkan perintah menembak Guam.

Pekan lalu, Korea Utara mengungkapkan rencana menembakkan empat peluru kendali ke lepas pantai Guam di mana skuadron pesawat pembomb strategis AS berpangkalan.

Ancaman itu dikeluarkan seiring dengan semakin panasnya perang kata-kata antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Menurut KCNA, Kim Jong-un "sudah mempelajari rencana itu sejak lama" dan sudah membahasnya dengan para perwira militer seniornya.

Panglima komando pasukan strategis Korea Utara tengah menunggu perintah setelah menggelar berbagai persiapan untuk menembakkan rudal ke Guam, kata KCNA.

"Amerika Serikat yang menjadi pihak pertama yang membawa wahana nuklir strategis ke dekat kita, mesti terlebih dahulu membuat keputusan yang benar dan membuktikan lewat tindakan seandainya mereka ingin meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya," kata Kim Jong-un, hari ini.




Credit  antaranews.com


Kim Jong-un Simak Presentasi Rencana Korut Merudal Guam


Kim Jong-un Simak Presentasi Rencana Korut Merudal Guam
Kepulauan Guam, wilayah AS di Pasifik yang diancam Korea Utara dengan serangan rudal. Foto/ABC News


SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk menyerang Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik, dengan rudal balistik jarak menengah. Namun, Kim menunda sedikit waktu untuk serangan tersebut sambil mengawasi perilaku Washington.

Militer Pyongyang pada pekan lalu mengancam akan meluncurkan empat rudal ke perairan dekat wilayah Guam. Rencana itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Kim Jong-un dan militer hanya tinggal menunggu perintahnya.

Atas laporan itulah, Kim Jong-un pada hari Senin menyimak presentasi rencana serangan tersebut. Menurut laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim memeriksa rencana itu cukup lama dan mendiskusikannya dengan para perwira militer.

”Dia mengatakan bahwa jika orang-orang Yankee (AS) bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya di semenanjung Korea dan di sekitarnya, menguji kesabaran DPRK, keputusan tersebut akan dibuat menjadi penting karena telah diumumkan,” bunyi laporan media pemerintah Korea Utara itu, yang dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017).



DPRK adalah nama resmi Korea Utara, yakni Democratic People's Republic of Korea.

Kim mengatakan, AS harus membuat pilihan yang tepat. ”Untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik militer yang berbahaya di semenanjung Korea,” katanya seperti dirilis KCNA.

Kunjungan diktator muda Pyongyang ke Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk menyimak rencana serangan rudal ke Guam itu merupakan penampilan publik pertamanya dalam kurun dua minggu terakhir.



Rencana rinci Pyongyang untuk menyerang wilayah di sekitar Guam kembali memanaskan ketegangan dengan AS setelah Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu memperingatkan bahwa dia merespons Korut dengan “api dan amarah” jika Kim Jong-un mengancam wilayah AS dan sekutunya.

Para pejabat Korea Selatan dan AS pada hari Senin kemarin berusaha mengurangi risiko konflik yang akan segera terjadi dan membantu menenangkan kekhawatiran global atas ketegangan di Semenanjung Korea. 








Credit  sindonews.com






Gawat, Korea Utara sudah arahkan rudalnya ke Guam


Gawat, Korea Utara sudah arahkan rudalnya ke Guam
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara. (Reuters)



Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Korea Utara telah menerima laporan dari angkatan bersenjatanya mengenai rencana menyerang area sekitar Guam, lapor kantor berita negara itu KCNA seperti dikutip Sidney Morning Herald.

Menurut KCNA, Kim akan melihat dulu aksi yang dilakukan AS sebelum mengeluarkan keputusan memerintahkan peluncuran peluru kendali ke Guam.

Sacara terpisah, muncul laporan bahwa satelit mata-mata menangkap citra Korea Utara tengah memindahkan peluru kendalinya dalam posisi tembak.

CNN juga melaporkan bahwa pejabat militer AS telah diberi tahu bahwa Korea Utara sedang memobilisasi peluncur peluru kendali.

Kim Jong-un telah memerintahkan tentaranya untuk selalu siaga menembak sebelum dia mengambil keputusan untuk aksi militer.

"Amerika Serikat yang menjadi pihak pertama yang membawa wahana nuklir strategis ke dekat kita, mesti terlebih dahulu membuat keputusan yang benar dan membuktikan lewat tindakan seandainya mereka ingin meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya," kata Kim seperti dilaporkan KCNA, hari ini.

Pernyataan Kim disampaikan setelah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan bahwa negaranya akan dengan cepat mengetahui arah peluru kendali Korea Utara ditembakkan dan akan mencegatnya jika rudal-rudal itu bakal menerjang Guam.

"Jika mereka menembak Amerika Serikat, maka itu akan dengan sangat cepat memicu perang," kata Mattis.






Credit  antaranews.com






Kim Jong-un puji pasukan militer strategis atas rencana serang Guam


Kim Jong-un puji pasukan militer strategis atas rencana serang Guam
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri perjamuan untuk para kontributor peluncuran roket baru-baru ini, dalam foto tidak bertanggal yang dirilis oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Senin (15/2). (REUTERS/KCNA )


Pyongyang, Korea Utara (CB) - Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korea Utara pada Senin (14/8) memuji pasukan strategis negerinya karena membuat rencana terperinci untuk melancarakan serangan rudal ke wilayah AS, Guam.

Kantor Berita Sentral Korea (KCNA) pada Selasa menyatakan Kim Jong-un memeriksa Komando Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea (KPA) pada Senin dan mendengarkan laporan dari pasukan tersebut mengenai persiapannya guna melaksanakan rencana untuk "menyelimuti Guam dengan api".

Kim memuji Pasukan Strategis KPA karena menyusun "rencana yang seksama dan lengkap" dan "memeriksa persiapan penembakan untuk pamer kekuatan" di pos komandonya, kata KCNA, sebagaimana dikutip Xinhua.

Pemimpin tertinggi DPRK tersebut juga mengatakan untuk meredam ketegangan, AS harus segera menghentikan semua perbuatan provokasi dan membuat "tuntutan sepihak" terhadap Korea Utara.

"Jika para Yankee berkeras dalam aksi sembrono mereka, yang sangat berbahaya, terhadap Semenanjung Korea dan sekitarnya, menguji kesabaran Republik Rakyat Demokratik Korea, Pyongyang akan membuat keputusan penting sebagaimana yang sudah diumumkannya," kata laporan KCNA, yang mengutip pernyataan Kim.

Ia merujuk kepada pengumuman Korea Utara pekan lalu untuk menyerang wilayah AS di Pasifik, Guam, kalau AS terus mengeluarkan provokasi seperti mengirim pesawat pembom strategis ke Semenanjung Korea.

Presiden AS Donald Trump juga telah mengancam Korea Utara dengan "tembakan dan kemarahan seperti yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya" jika Korut tak berhentikan mengeluarkan semua provokasi terhadap AS dan sekutunya.




Credit  antaranews.com





Panglima angkatan bersenjata AS peringatkan Korea Utara


Panglima angkatan bersenjata AS peringatkan Korea Utara
Jenderal Marinir Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (Reuters)


Jakarta (CB) - Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Marinir Joseph Dunford memperingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat siap menggunakan kapabilitas militernya dalam skala penuh demi mempertahanan diri dan membela sekutu-sekutunya melawan Korea Utara.

Joseph Dunford tiba di Korea Selatan kemarin dan dia berkata kepada mitranya di Korea Selatan bahwa peluru kendali dan senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman untuk dunia.

China, sekutu paling penting Korea Utara, menyatakan hari ini akan menghentikan impor barang-barang dari Korea Utara termasuk bijih besi, tembaga dan ikan, mulai tengah malam 15 September sebagai bagian dari sanksi PBB kepada Pyongyang atas program senjata nuklir dan rudalnya.

Belum lama ini Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara sehingga mengamputasi sepertiga kemampuan ekspor tahunan negara itu yang total mencapai 3 miliar dolar AS.

Penasihat Kemanan Nasional H.R. McMaster dan Direktur CIA Mike Pompeo mengecilkan kemungkinan terjadinya serangan Korea Utara yang pekan lalu berencana meluncurkan empat peluru kendali jarak menengah ke Guam pada 15 September esok.

Dunford bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan akan melawat ke Jepang dan China, demikian laman USA Today.





Credit  antaranews.com




AS: Opsi Militer Dipakai Jika Sanksi Gagal Hentikan Korut


AS: Opsi Militer Dipakai Jika Sanksi Gagal Hentikan Korut
Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford mengatakan, opsi militer akan diambil pihaknya terhadap Korut jika sanksi dan tekanan diplomatik tidak berdampak apapun pada Korut. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Joseph Dunford mengatakan, opsi militer akan diambil pihaknya terhadap Korea Utara (Korut) jika sanksi dan tekanan diplomatik tidak berdampak apapun pada Korut.

"Pilihan militer AS dipersiapkan melawan Korut akan terjadi ketika sanksi diplomatik dan ekonomi gagal," kata Dunford saat melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan (Korsel), seperti dilansir Reuters pada Senin (14/8).

Pernyataan Dunford sendiri muncul setalah dia bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Keduanya bertemu selama 50 menit untuk membahas isu-isu terkini termasuk provokasi Korut.

Selain bertemu Jae-in, Dunford juga dijadwalkan akan bertemu pejabat militer Korsel, termasuk Menteri Pertahanan Song Young-moo. Setelah dari Korsel, Dunford diketahui akan bertolak ke China, dan juga Jepang.

Sementara itu, sebelumnya Jae-in menyatakan menyatakan tidak boleh ada perang lagi di semenanjung Korea. Dia juga meminta Korut untuk menghentikan perilaku mengancamnya.

"Tidak boleh ada lagi perang di Semenanjung Korea. Apapun pasang surut yang kita hadapi, sitaution nuklir Korut harus diselesaikan dengan damai. Saya yakin AS akan menanggapi situasi saat ini dengan tenangm dan bertanggung jawab dalam sikap yang sama dengan kita," ucap Jae-in.




Credit  sindonews.com







Yang membuat China ogah ikut sanksi Korea Utara


Yang membuat China ogah ikut sanksi Korea Utara
Profil tentara Angkatan Darat China (idrw.org)


Jakarta (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak China mengenakan sanksi ekonomi kepada Korea Utara demi menjinakkan tetangganya yang terasing dari dunia luar itu.

Lewat cuitan di Twitter, Trump mengaku sangat kecewa kepada China karena tak banyak berbuat dalam menekan Korea Utara.

Dalam pikiran Trump, China adalah faktor kunci yang bisa menghentikan program rusal Korea Utara karena China adalah mitra dagang utama Korea Utara yang mengambil 90 persen dari total perdagangan Korea Utara.

Tetapi China enggan menuruti kemauan Trump karena faktor ekonomi dan politik.

China tak mau memutuskan hubungan ekonomi dengan Korea Utara saat volume perdagangan kedua negara naik sepuluh kali lipat antara 2000 sampai 2015. China juga lebih terikat dengan sebuah pemerintahan komunis Korea Utara ketimbang pemerintahan berideologi lain.

Menurut majalah Forbes, China sebenarnya kerap mengenakan sanksi terpisah kepada Korea Utara, tetapi China tak menganggap diri kunci dalam mengakhiri fantasi nuklir Kim Jong-un.

China malah meminta AS menemui pemimpin Korea Utara itu. "Jika AS dan Korea Utara tak berusaha mengurangi ketegangan dan denuklirisasi maka tak ada yang bisa dilakukan China," kata duta besar China di PBB seperti dikutip laman Forbes.

Apalagi China sudah menawarkan diri menjadi penengah perundingan yang bertujuan mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara dengan imbal balik AS harus mengakhiri latihan militer bersama dengan Korea Selatan. AS enggan menerima proposal China ini.

China bisa saja memutuskan hubungan perdagangan dengan Korea Utara, namun tindakan itu sangat merugikan China. Mengapa?

Andai China turut menerapkan sanksi kepada Korea Utara, maka Korea Utara akan kesulitan mendapatkan sumber daya, barang dan pendapatan yang dibutuhkannya karena volume perdagangan Korea Utara-China menyumbangkan 40 persen dari total PDB Korea Utara.

Jika China ikut-ikutan men-sanksi Korea Utara maka kaum pekerja Korea Utara menghadapi lingkungan sulit dan akhirnya kabur ke China. Kemudian, itu menimbulkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi meningkat di Korea Utara yang akhirnya memaksa pemerintah menerapkan tindakan kerasa kepada penduduk. Akibatnya akan menciptakan banjir pendatang gelap Korea Utara ke China.

Lebih dari itu, bisnis UMKM China yang mengekspor ke Korea Utara akan kehilangan pendapatan dan karyawan mereka terancam PHK.

Akibat lebih jauh dari itu adalah China akan terpaksa menyediakan bantuan sosial kepada individu-individu yang kehilangan pekerjaan, selain membantu pendatang-pendatang haram dari Korea Utara.

Pada matra lain, sanksi ekonomi selalu menjadi alat tumpul. Menurut Forbes, kecil kemungkinan sanksi ekonomi akan melunakkan Korea Utara.

"Sejarah membuktikan sanksi perdagangan adalah alat tumpul dalam mendisiplinkan negara jahat. Sanksi ekonomi malah berdampak kepada rakyat sipil, termasuk anak-anak yang paling menderita akibat sanksi, sebaliknya penguasa lalim biasanya menemukan cara berkelit dari pembatasan itu," tulis Forbes dalam lamannya.




Credit  antaranews.com





Senin, 14 Agustus 2017

Kawan Berperang: Rusia Kembangkan Mesin Tempur yang Sepenuhnya Otomatis



Apakah dunia siap mempercayai robot untuk beroperasi secara mandiri dalam pertempuran?

Army-2016
Soratnik dapat dilengkapi dengan banyak jenis senjata mulai dari meriam 7,62 milimeter hingga senapan mesin 12,7 milimeter. Sumber: Press Photo


Kalashnikov Concern, perusahaan pembuat senjata terbesar di Rusia, telah membuat robot seberat tujuh ton yang disebut ‘Soratnik’, dirancang untuk membantu militer negara memerangi teroris di dalam dan luar negeri. Ia menggunakan roda rantai dan lapis baja tebal supaya lebih mudah melintasi medan yang kasar dan menangkis serangan artileri dan granat.
Dengan ukuran kecil dan sistem tak berawak, Soratnik dapat dilengkapi dengan banyak jenis senjata mulai dari meriam 7,62 milimeter hingga senapan mesin 12,7 milimeter. Para perancangnya juga berencana untuk menghiasnya dengan senapan tempur jet 30 milimeter dan misil antipesawat.

Kecerdasan Buatan

Robot ini dapat bekerja sama dengan pesawat tak berawak (UAV) untuk terbang di atas medan perang, dikontrol oleh operator dari bungker atau tempat yang lebih aman.
Perangkat lunak Soratnik menggunakan artificial intelligence (kecerdasan buatan) dan ia mampu bekerja di tiga mode berbeda. Yang pertama adalah dengan operator, yang mampu mengendalikan mesin metal ini dari jarak hingga 10 kilometer.
Yang kedua adalah mode semiotomatis, namun informasi mengenai ini masih dirahasiakan. Analis militer Izvestia Alexei Ramm mengatakan kepada RBTH bahwa robot itu dapat mencari dan memangsa target secara mandiri, dan mengidentifikasi perbedaan kawan dan lawan. Robot ini juga dapat menyimpan informasi mengenai target. Berdasarkan data yang tersimpan, orang pengendali dapat memberitahu robot apakah harus menyerang atau tidak.
Yang ketiga: sepenuhnya otomatis. Soratnik dapat bekerja secara mandiri, seperti Terminator. “Ini hal paling menarik karena para pakar dan pejabat militer di seluruh dunia belum siap membuat mesin yang membuat keputusan yang sepenuhnya mandiri. Terlepas dari fakta bahwa memberikan robot kebebasan total di medan perang membutuhkan berbagai macam peraturan, masih belum jelas bagaimana membuat robot ini mampu membedakan yang mana target atau masyarakat sipil,” Ramm menambahkan. Ia percaya bahwa dibutuhkan bertahun-tahun sebelum artificial intelligence ini digunakan untuk perang.




Credit  indonesia.rbth.com











Mengintip Kecanggihan Pesawat R80 Buatan Habibie di Kemayoran



Mengintip Kecanggihan Pesawat R80 Buatan Habibie di Kemayoran Foto: Agung Pambudhy



Jakarta - Pesawat R80 buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI) turut dipamerkan dalam Bekraf Habibie Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Gelaran festival teknologi ini digelar sepekan ke depan, dari 7-13 Agustus 2017.

Produsen pesawat R80 adalah PT Regio Aviasi Industri (RAI), sebuah perusahaan yang didirikan mantan Presiden BJ Habibie bersama putranya, Ilham Habibie.

Pesawat ini resmi masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) seiring sudah diterbitannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional. Lampiran Perpres tersebut mencantumkan 248 proyek yang masuk program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, salah satu pesawat R80.

"R80 program pesawat terbang industri buatan Indonesia. RAI sebagai produsennya dari tahap desain, produksi, sertifikasi sampai assembly," kata Customer Engineer RAI, Satrio saat berbincang dengan detikFinance di JIExpo, Jakarta, Senin (7/8/2017).



Mengintip Kecanggihan R80 Buatan Habibie di Kemayoran
Foto: Agung Pambudhy




Pesawat R80 mampu mengangkut 80-90 penumpang. Pesawat ini juga memiliki desain kokpit yang modern dan menjamin kenyamanan penumpang selama mengudara.

Pesawat ini memiliki dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter.

Pesawat R80 mampu melesat hingga 330 knots atau sekitar 611 km per jam. Sedangkan kecepatan ekonomisnya mencapai 290 knots atau sekitar 537 km per jam. Dalam sekali terbang, pesawat ini mampu menjangkau 1.480 km.

Pesawat R80 dibuat dengan tujuan mempermudah konektivitas dari satu tempat ke tempat lain di negara dengan bentuk kepulauan. Pesawat ini juga dilengkapi dengan teknologi fly by wire, yaitu sebuah sistem kendali yang menggunakan sinyal elektronik dalam memberikan perintah.

"Kita menggunakan teknologi fly by wire. Jadi teknologi pengendalian semua kontrol menggunakan komputer," ujar Satrio.

Sedikitnya sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang kepincut pesawat ini, antara lain NAM Air-anak perusahaan Sriwijaya Air yang memesan 50 pesawat, Kalstar Aviation memesan 15 pesawat, dan Trigana Air Services memesan sebanyak 10 pesawat, dan Aviastar 5 pesawat.



Credit  finance.detik.com



Pesawat R80 Mulai Dibuat Tahun Depan, Rampung di 2021



Pesawat R80 Mulai Dibuat Tahun Depan, Rampung di 2021
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance


Jakarta - Pesawat R80 akan mulai dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) tahun depan. Hal ini seiring sudah masuknya pesawat R80 ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Perpres Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Nasional.

"Kita bicara purwarupa Insya Allah tahun depan, bukan serial. Purwarupa itu prototipe," kata Komisaris RAI Ilham Habibie di Perpustakaan Habibie Ainun, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2017).

Pengembangan prototipe pesawat R80 membutuhkan dana investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,3 triliun. "US$ 1 miliar pengembangan menuju prototipe," tutur Ilham.

Jika pengembangan prototipe pesawat R80 dimulai tahun depan, maka diperkirakan selesai di 2021 mendatang. Selanjutnya, pesawat R80 masih perlu dilakukan uji terbang yang memakan waktu 1-2 tahun, sehingga bisa diproduksi massal di 2023 mendatang.

"Kalau mulai tahun depan, selesai purwarupa 2021 dan setelah itu masih ada uji terbang masih makan waktu 1-2 tahun. Paling cepat di pasar 2023," kata Ilham.


Ilham menambahkan, dalam pengembangan pesawat R80 akan menggandeng BUMN, yaitu PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

"Kalau PTDI mitra kami, saat ini belum secara tertulis. Tapi ada keinginan kami bermitra dengan PTDI.            






Credit  finance.detik.com




Jika Dapat Izin, Pesawat N219 Buatan Bandung Uji Terbang Bulan Ini



Jika Dapat Izin, Pesawat N219 Buatan Bandung Uji Terbang Bulan Ini Foto: Pool/Dok. PTDI



Jakarta - Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) bersama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), diharapkan bisa melakukan uji terbang di bulan ini.

Uji terbang bisa dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan.

"Kalau semua sistem dan dapat izin terbang dari DKPPU kami akan terbang kan dalam bulan ini," kata Direktur Produksi PTDI, Arie Wibowo, saat dikonfirmasi detikFinance, Jakarta, Senin (14/8/2017).

"Saat terakhir minggu lalu adalah high speed taxing dan hoping," tutur Arie. Artinya, pesawat N219 sudah dijalankan dengan kecepatan tertentu.



Saat ini PTDI tengah melakukan beberapa kesiapan, sebelum uji terbang perdana N219 yang diharapkan berlangsung Agustus ini.

"Kami sedang lakukan semua uji sebelum melakukan uji terbang," ujar Arie.


Pesawat N219 dirancang untuk menerbangi daerah terpencil dengan kapasitas penumpang 19 orang. Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam.

Pesawat N219 mampu mengangkut beban hingga 7.030 kilogram (kg) saat take off dan 6.940 kg saat mendarat. Kecepatan pesawat N219 bisa mencapai 210 knot dengan kecepatan ekonomisnya 190 knot.

Dapur pacu pesawat buatan Bandung ini dilengkapi dengan dua mesin Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 with masing-masing bertenaga 850 SHP dan dilengkapi dengan Hartzell 4-Blade Metal Propeller.



Credit  finance.detik.com





Sejarah Kerja Sama Pertahanan RI-Guinea Bissau Diteken



CB – Pemerintah Indonesia dan Republik Guinea-Bissau mencetak sejarah baru dengan adanya kesepakatan kerja sama di bidang pertahanan.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan naskah Letter of Intent (LOI) oleh Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu dengan Menteri Pertahanan Guinea-Bissau, Eduardo Costa Sanha.

Untuk menghadapi perkembangan politik dan geostrategi di tingkat global dan regional yang semakin kompleks, Indonesia menilai penting memperkuat kerja sama pertahanan dengan berbagai negara termasuk dengan Guinea-Bissau.
Dengan penandatanganan naskah LOI ini diharapkan ke depannya kerja sama dapat ditingkatkan dengan kerja sama yang lebih konkret melalui payung hukum semacam MoU.
Penandatanganan LOI akan ditindaklanjuti dengan pembentukan joint working group untuk memilah dan menilai kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan secara konkret dan bersifat mengikat untuk kedua pihak.
Menhan RI juga akan menugaskan perwira tinggi Kemenhan untuk berkunjung ke Guinea-Bissau guna membahas teknis kerja sama ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Guinea-Bissau Jenderal Umaro Sissoko Embalo juga menyatakan adanya dukungan penuh terkait dengan kerja sama pertahanan ini.
Perdana Menteri Embalo juga terbuka untuk membangun kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang selain bidang pertahanan.
Sementara itu, dalam pertemuan business-to-business yang dihadiri oleh delegasi bisnis RI, telah dicatat permintaan Guinea-Bissau yang menginginkan bantuan teknis berupa pelatihan keterampilan di sektor pertanian, peternakan, perkebunan kacang mete dan industri pariwisata.
Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut sejumlah pejabat Kemhan antara lain Direktur Potensi Pertahanan (Dirjen Pothan) Kemhan Dr Sutrimo Sumarlan, Direktur Kerja Sama Internasional Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Dirkersin Ditjen Strahan) Kemhan Brigjen Rizerius Eko.

Selain itu, Menhan RI juga didampingi pimpinan industri pertahanan dalam negeri yakni Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh dan Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose.



Credit  viva.co.id






Misteri Antariksa: Kembaran Bumi Mengorbit Bintang Mirip Matahari


Gambar Bumi terlihat terang saat malam hari yang diambil dari satelit NASA pada bulan April dan Oktober 2012. (AP Photo/NASA)

Gambar Bumi terlihat terang saat malam hari yang diambil dari satelit NASA pada bulan April dan Oktober 2012. (AP Photo/NASA)

CB, California - Misteri antariksa kembali terkuak dengan ditemukannya empat planet mirip bumi yang mengorbit pada bintang tau Ceti. Bintang mirip matahari ini berjarak 12 tahun cahaya.

Sekadar informasi, satu tahun cahaya sama dengan 10 triliun kilometer. Jarak dari Kutub Utara ke Kutub Selatan sekitar 12.742 kilometer. Jadi, jarak ke bintang itu setara dengan 78 miliar kali bolak-balik dari Artik ke Antartika. Jauh, memang. Namun, menurut para ilmuwan, planet-planet tersebut berada di zona bintang layak huni.



Keempat planet tersebut memiliki massa 1,7 kali lebih besar dari massa bumi dan di bawah massa Uranus dan Neptunus, dua planet es raksasa di tata surya kita. Inilah indikasi bahwa zona bintangnya memungkinkan organisme hidup.

"Planet-planet tersebut kami deteksi dengan mengamati pergerakan tau Ceti," kata Steven Voght, pakar astrofisika dari University of California, Santa Cruz, seperti dilansir laman berita Phys.org, Ahad, 13 Agustus 2017. Dia dan tim telah menerbitkan studi ini dalam jurnal peer-review arXiv dengan judul "Color difference makes a difference: four planet candidates around tau Ceti".



Metode yang dipakai ialah pengamatan sinyal yang dihasilkan tarikan gravitasi dari planet-planet tersebut. Cara ini, menurut Voght, cukup peka untuk mendeteksi variasi gerakan bintang hingga 30 sentimeter per detik.

Fabo Feng, anggota tim yang juga astrofisikawan dari University of Hertfordshire, Inggris Raya, tim semakin mendekati angka 10 meter per detik, angka yang dibutuhkan untuk mendeteksi analog bumi. Dari pengamatan, kata Feng, dua planet terluar di sekitar bintang ini layak huni seperti bumi, meski memiliki cakram puing-puing antariksa di sekitarnya.



Sebelumnya, pada 2013, tim yang sama juga menyelidiki tau Ceti. Dalam studi itu mereka berusaha mengembangkan teknik analisis yang menggunakan bintang sebagai patokan awal untuk mendeteksi planet-planet yang mengorbitnya.

"Kami melihat perbedaan aktivitas bintang dari panjang gelombang yang berbeda," ujar Mikko Tuomi, anggota tim dari University of Hertfordshire. "Lalu, menggunakan informasi tersebut untuk membedakan aktivitas sinyal planet."

Bintang mirip matahari dianggap target dalam pencarian planet layak huni. Sebab, bintang katai pada umumnya, seperti Proxima Centauri dan Trappist-1, tak seredup matahari yang memungkinkan kehidupan berkembang di planet-planet sekitarnya.






Credit  tempo.co






Obyek Antariksa Seukuran Rumah Akan Melintas Dekat Bumi


Asteroid 2012 TC4 yang ukurannya sama dengan rumah akan melintas dekat bumi pada Oktober mendatang. (The Telegraph)

Asteroid 2012 TC4 yang ukurannya sama dengan rumah akan melintas dekat bumi pada Oktober mendatang. (The Telegraph).

CB, Munich - Obyek antariksa asteroid yang ukurannya menyerupai rumah, panjangnya sekitar 30 meter, akan melintas dekat bumi pada Oktober mendatang. Meski dikatakan dekat, jika dikonversikan dengan jarak di bumi bisa dibilang cukup jauh, yakni pada jarak 44 ribu kilometer.

Jarak tersebut sama dengan jarak empat kali pulang-pergi Kutub Utara-Kutub Selatan. Satelit terjauh yang mengorbit pada bumi, satelit geostasioner, berada pada ketinggian 36 ribu kilometer.

Badan Antariksa Eropa (ESA) meyakinkan warga bumi untuk tidak khawatir terhadap asteroid tersebut. "Hanya lewat, tidak akan menabrak bumi," ujar Detlef Koschny, salah satu peneliti dari ESA, seperti dilansir laman berita The Telegraph, Ahad, 13 Agustus 2017.



Asteroid ini bernama TC4. Sebelumnya, asteroid ini pernah melewati bumi pada Oktober 2012. Saat itu, jarak lintasannya pun lebih jauh, yakni 95 ribu kilometer. Ini seperempat jarak bumi ke bulan.

"Kali ini kemungkinan besar sama dengan seperti itu, hanya melintas dan menghilang begitu saja," kata Kepala Operasi ESA, Rolf Densing.





Credit  tempo.co






Korut Siapkan 3,5 Juta Tentara untuk Berperang Lawan AS


Korut Siapkan 3,5 Juta Tentara untuk Berperang Lawan AS Pernyataan rezim Kim Jong-un ini semakin memperkeruh ketegangan antara Pyongyang dan Washington yang terus saling melontarkan ancaman perang selama dua pekan terakhir. (REUTERS/Damir Sagolj)



Jakarta, CB -- Korea Utara mengatakan telah mempersiapkan 3,5 juta tentara untuk berperang melawan Amerika Serikat dan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Diberitakan Reuters, Minggu (13/8) surat kabar resmi Korut Rodong Sinmun melaporkan jutaan pasukannya itu terdiri atas pekerja, anggota partai, dan tentara yang telah menawarkan diri secara sukarela untuk bergabung dengan Tentara Rakyat Korut.

Pernyataan rezim Kim Jong-un ini semakin memperkeruh ketegangan antara Pyongyang dan Washington yang terus saling melontarkan ancaman perang selama dua pekan terakhir.



Awal pekan lalu, Korut melayangkan ancaman bahwa negaranya telah mempertimbangkan secara serius rencana penyerangan ke Guam--salah satu wilayah AS di Pasifik--dengan rudalnya.

Ancaman ini dilayangkan negara paling terisolasi itu setelah Presiden AS Donald Trump menggertak dengan mengatakan, "Korut akan berhadapan dengan api dan kemarahan AS" jika terus mengancam negaranya.

Trump bahkan disebut tengah mempertimbangkan menggunakan bom nuklir untuk membungkam provokasi Korut tersebut.



Sekitar Rabu (9/8), warga Korut juga dilaporkan menggelar demonstrasi anti-AS di Pyongyang. Puluhan ribu warga terlihat memenuhi Lapangan Kim Il-sung sambil membawa poster propaganda dengan tinju terkepal ke udara.

Foto lainnya yang diterbitkan media resmi Korut, KCNA, memperlihatkan kelas pekerja mengenakan seragam putih tengah berbaris di pusat kota, membawa bendera negara.

Sementara, kelas yang lebih elit menggunakan seragam hitam dan berbaris di tepi lapangan.



Pada Agustus 2015, tercatat sekitar 1 juta warga Korut menawarkan diri untuk mendaftar sebagai tentara saat insiden meledaknya sebuah situs tambang di dekat zona demiliterisasi (DMZ), daerah perbatasan Korut-Korsel. Insiden itu sempat meningkatkan ketegangan antara kedua negara bertetangga itu.

Bukannya meredakan ketegangan, Trump malah mempertegas bahwa negaranya akan mengambil opsi militer jika langkah diplomasi dan dialog tak kunjung berhasil meredakan ancaman Korut.

Penekanan itu diutarakan Trump saat bertelepon dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Sabtu (12/8). Keduanya berkomunikasi guna membicarakan situasi dan eskalasi ketegangan di Semenanjung Korea, menurut Gedung Putih.



"AS bersama negara sekutu menerapkan berbagai langkah diplomatik, ekonomi, dan militer untuk mengakhiri ancaman nuklir Korut," bunyi pernyataan Gedung Putih.

Korut terus menjadi sorotan AS dan komunitas internasional lantaran terus menggencarkan serangkaian uji coba nuklir dan rudalnya sejak awal 2017.

Uji coba rudal antarbenua (ICBM) terbaru Korut sekitar 28 Juli lalu bahkan dianggap telah memiliki kapabilitas hulu ledak nuklir. Intelijen AS pun mulai meyakini kapabilitas misil Pyongyang terbaru mulai bisa menjangkau daratan Amerika seperti Alaska, Chicago, dan Los Angeles.






Credit  cnnindonesia.com








Trump Sebut Militer AS Sudah Sangat Siap Hadapi Korut


Trump Sebut Militer AS Sudah Sangat Siap Hadapi Korut 
Trump sepanjang minggu ini telah terlibat dalam perang kata-kata dengan Korea Utara terkait program senjata dan misilnya yang ditenggarai berhasil menciptakan miniatur hulu ledak nuklir. (REUTERS/Carlos Barria)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump memilih mengabaikan seruan internasional untuk menahan diri dalam panasnya hubungannya dengan Korea Utara. Trump justru kembali memperingkatkan Pyongyang, yang akan "benar-benar menyesali" tindakannya karena militer AS kini sudah berada dalam posisi siap dan mengunci sasaran.

Trump sepanjang minggu ini telah terlibat dalam perang kata-kata dengan Korea Utara terkait program senjata dan misilnya yang ditenggarai berhasil menciptakan miniatur hulu ledak nuklir.

Pertengkaran sengit antara Amerika Serikat dan Korea Utara yang meningkat setiap harinya memicu kekhawatiran dunia, kemungkinan adanya kesalahan perhitungan oleh kedua negara akan memicu bencana konflik di Semenanjung Korea.

China, Rusia, dan Jerman telah mendesak kedua belah pihak untuk mengurangi retorikanya.

"Solusi militer saat ini sudah selesai, terkunci dan siap, seandainya Korea Utara memilh bertindak tidak bijak. Mudah-midahan Kim Jong Un akan menemukan cara lain," ujar Trump, Jumat (11/8), seperti dikutip dari AFP.

Pada hari itu, Trump juga mengecam rencana Pyongyang untuk meluncurkan rudal ke Guam, Wilayah Amerika Serikat bagian Pasifik. Dia pun mendesak Kim untuk mendengarkan peringatannya.

China yang merupakan sekutu utama Korea Utara berpendapat Trump dan Kim harus mengurangi ekskalasi yang diciptakannya.

"Kami berbicara dengan mereka untuk lebih hati-hati dalam beretorika dan bertindak. Ini membuat tensi meningkat dan kepercayaan menurun," uar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang dalam pernyataan resminya.

Trump sendiri telah meminta China untuk memberikan tekanan lebih kepada Trump.

Rusia juga telah melakukan pembicaraan dengan Trump dan meminta Amerika Serikat untuk mulai mendinginkan suasana.

Senada dengan China dan Rusia, Kanselir Jerman Angela Markel juga menyatakatan diplomasi sebagai jawaban atas perseteruan kedua negara. Jerman menurut dia, hanya akan secara intensif mengambil bagian dalam perbaikan hubungan keduanya, tanpa melalui upaya militer. Ia pun menganggap eskalasi lisan merupakan respon yang salah. 







Credit  cnnindonesia.com




Arab Saudi Minta Bantuan Irak untuk Berdamai dengan Iran


Arab Saudi Minta Bantuan Irak untuk Berdamai dengan Iran
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat bertemu ulama Syiah berpengaruh Irak, Muqtada al-Sadr, di Jeddah, akhir Juli lalu. Foto/REUTERS


BAGHDAD - Pemerintah Arab Saudi meminta bantuan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi untuk memperbaiki hubungan antara Riyadh dan Teheran. Mediasi Saudi untuk berdamai dengan Iran ini digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Laporan itu pertama kali disiarkan stasiun televisi Irak, Alghadeer, pada hari Minggu. Sumbernya dari Menteri Dalam Negeri Irak Qasim al-Araji.

”Selama kunjungan kami ke Arab Saudi, mereka juga meminta kami untuk melakukannya, dan kami mengatakan hal itu kepada pihak Iran. Pihak Iran melihat permintaan ini secara positif,” kata Araji.

”Setelah kemenangan yang telah diraih Irak, Arab Saudi mulai mencari (bantuan) Irak, dengan kapasitas dan peran utama yang sebenarnya,” lanjut Araji mengacu pada kemenangan Irak atas kelompok ISIS, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (14/8/2017).

”Ketenangan dan stabilitas dan kembalinya hubungan antara Iran dan Arab Saudi memiliki dampak positif di kawasan ini secara keseluruhan,” lanjut Araji.

Araji telah mengunjungi Ibu Kota Iran, Teheran, pada hari Sabtu untuk membahas beberapa masalah dengan pejabat tinggi Iran. Dia juga mengunjungi Arab Saudi pada bulan Juli lalu.

Kantor berita Iran, ISNA, mengutip keterangan Araji, melaporkan bahwa Mohammed bin Salman ingin mengurangi ketegangan dengan Iran.

Secara terpisah, Muqtada al-Sadr, ulama Syiah berpengaruh di Irak, mengumumkan di situsnya bahwa dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab pada hari Minggu.

Pada bulan Juli, Sadr melakukan kunjungan langka ke Arab Saudi, di mana dia bertemu dengan Mohammed bin Salman dan pejabat lainnya.

Sadr adalah tokoh anti-Amerika di Irak. Dia memiliki pengikut dalam jumlah besar di Baghdad dan kota-kota di selatannya. Salah satu milisi yang loyal kepada Sadr adalah Saraya al-Salam atau kelompok bersenjata Brigade Perdamaian.

Hubungan diplomatik Saudi dan Iran terputus beberapa tahun lalu, setelah massa di Iran menyerang dan membakar kantor Kedutaan Saudi di Teheran dan konsulat Riyadh lainnya di negeri Persia itu. Amuk massa Iran itu dipicu eksekusi ulama Syiah Saudi Nimr Baqir al-Nimr oleh otoritas Riyadh atas tuduhan terlibat terorisme. 


Upaya Riyadh berdamai dengan Teheran terjadi di saat Saudi dan negara-negara koalisi Arab-nya berseteru dengan Qatar atas tuduhan Doha mendukung terorisme. Iran sendiri telah berdiri di pihak Qatar dengan menyalurkan bantuan.





Credit  sindonews.com



Di Ambang Perang Nuklir, Kapal Selam Korut Diduga Akan Tes Rudal Balistik


Di Ambang Perang Nuklir, Kapal Selam Korut Diduga Akan Tes Rudal Balistik
Gambar grafis potensi kekuatan rudal balistik kapal selam Pukguksong-1 milik Korea Utara. Foto/The Sun



WASHINGTON - Citra satelit terbaru yang memantau pangkalan militer Korea Utara (Korut) menunjukkan aktivitas kapal selam yang diduga sebagai persiapan uji coba rudal balistik. Aktivitas itu meningkat di tengah ketegangan antara rezim Pyongyang dan Amerika Serikat (AS) yang sudah di ambang perang nuklir.

Aktivitas yang terpantau satelit itu berlokasi di tempat yang sama dengan lokasi uji coba rudal balistik yang ditembakkan dari kapal selam (SLBM) Pukguksong-1 pada Agustus 2016.

Gambar satelit itu muncul setelah Trump memperingatkan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut bahwa opsi militer AS terhadap Pyongyang sudah “terkunci dan tersaji”. Peringatan itu dianggap Pyongyang sebagai tindakan Trump yang mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.

Pengamat yang memantau aktivitas militer Korut dari 38North, Joseph Bermudez, mengatakan bahwa pihaknya telah melihat perubahan dari gerak-gerik kapal selam dan fasilitas yang dilewati.

“Citra satelit komersial terbaru mengungkapkan beberapa perkembangan yang menunjukkan bahwa Korea Utara dapat mempercepat pengembangan 'kaki laut' dari kekuatan nuklirnya,” katanya, seperti dilansir The Sun, semalam.

”Sejak laporan Juli, jaring atau terpal telah dipasang di atas dek depan dan belakang kapal selam guna menutupi aktivitas yang terjadi di bawahnya,” ujar Bermudez.

”Satu-satunya yang terlihat adalah pada Mei-Juli 2016 dan sebelum uji coba Pukguksong-1 yang gagal pada 9 Juli 2016,” papar Bermudez.

Korut belum mengonfirmasi laporan dari gambar satelit itu. Pemerintah AS dan Pentagon juga belum berkomentar.

Rudal balistik jarak jauh (ISBM) dan rudal balistik dari kapal selam (SLBM), rudal yang dapat membawa hulu ledak nuklir yang berpotensi digunakan rezim Kim Jong-un  untuk menyerang pantai barat AS termasuk sejumlah kota seperti Los Angeles dan Seattle.

Namun, Korut diyakini belum mengembangkan kapasitas teknis untuk memasang hulu ledak nuklir di SLBM-nya.

Korut sendiri mengklai, sudah berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk pertama kalinya dan mengancam akan membuat AS jadi abu dengan senjata yang bisa membawa hulu ledak nuklir itu. 


ICBM memiliki jangkauan minimum sekitar 3.418 mil, namun ada pula yang dirancang untuk menempuh jarak 6.231 mil atau lebih. Sedangkan wilayah California, AS, jaraknya sekitar 5,592 mil dari Korea Utara.



Credit  sindonews.com



Semenanjung Korea Memanas, Selandia Baru Pilih Menahan Diri



Semenanjung Korea Memanas, Selandia Baru Pilih Menahan Diri
Selandia Baru memilih mengedepankan cara damai ketimbang respon yang agresif menyikapi eskalasi di Semenanjung Korea. Foto/Istimewa


WELLINGTON - Selandia Baru akan menahan diri dari respon agresif terhadap Korea Utara. Sikap Selandia Baru ini berbeda dengan negara tetangganya, Australia, yang siap untuk bergabung dengan Amerika Serikat (AS) di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Kami fokus pada resolusi damai dari ketegangan ini. Jika ada tindakan militer sama sekali, kami akan mempertimbangkan manfaat dari kontribusi kami," kata Perdana Menteri Selandia Baru Bill English seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (13/8/2017).

English menekankan bahwa Selandia Baru tidak akan secara otomatis mengikuti jejak Australia.

"Kami berhubungan dekat dengan AS dan Australia namun keputusan apapun yang dibuat Selandia Baru terhadap Korut sesuai dengan kepentingan kita sendiri," tegasnya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Gerry Brownlee, memberi isyarat bahwa sangat penting bagi negaranya untuk berhati-hati.

"Melakukan respons agresif sekarang - sambil mendorong semua pihak yang terlibat untuk menghindari eskalasi - bukanlah posisi yang ingin kita ambil," terangnya.

Brownlee menekankan bahwa jika terjadi konflik bersenjata, negara kepulauan tersebut akan menilai pilihan yang sesuai pada waktunya.

"Australia adalah satu-satunya sekutu formal kami dan jika situasinya berkembang menjadi konflik bersenjata, kami akan menilai opsi kami saat itu," katanya.

Pernyataan dari Wellington datang tak lama setelah negara tetangganya, Australia, mengatakan akan meminta bantuan pakta pertahanan bersama (ANZUS) jika terjadi serangan Korea Utara terhadap pasukan Amerika di Asia Pasifik.

"Amerika berdiri oleh sekutunya, termasuk Australia tentu saja, dan kami berdiri di belakang AS," kata Perdana Menteri Malcolm Turnbull.

"AS tidak memiliki sekutu yang lebih kuat dari Australia. Kami memiliki perjanjian ANZUS dan jika ada serangan ke Australia atau AS masing-masing dari kita akan membantu pihak lain, " Turnbull menambahkan. 





Credit  sindonews.com