Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong-un bertemu di Vietnam, 27 Februari 2019
Foto: AP
Korea Utara menyebut proposal denuklirisasi mereka realistis.
CB,
HANOI -- Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho mengatakan, Korut
membuat proposal realistis pada pertemuan puncak antara pemimpinnya, Kim
Jong-un, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, Washington
bersikeras Pyongyang mengambil satu langkah lagi di luar pembongkaran
kompleks nuklir, Yongbyon.
Menteri Ri mengatakan pada konferensi pers, Pyongyang telah
menawarkan untuk secara permanen membongkar semua produksi bahan
nuklirnya, termasuk plutonium dan uranium yang diamati oleh para ahli
Amerika. Ri menambahkan, Korut meminta Washington memberikan sanksi
parsial, tidak sepenuhnya, dan ini bertentangan dengan klaim Trump
sebelumnya.
Trump mengatakan, ia telah meninggalkan
perjanjian nuklir di Hanoi pada Kamis, karena tuntutan yang tidak dapat
diterima dari pemimpin Korut untuk mencabut sanksi yang dipimpin AS.
Trump dan Kim gagal mencapai kesepakatan perihal denuklirisasi
semenanjung Korea dalam pertemuan keduanya di Hanoi, Vietnam, Kamis
(28/2).
Sebelumnya, baik Trump dan Kim menyatakan harapan
mereka bagi kemajuan dalam meningkatkan hubungan kedua negara. Hal itu
terutama terkait dengan isu kunci denuklirisasi dalam pertemuan yang
ditunggu-tunggu sejak tahun lalu.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Korea Utara menilai As kehilangan kesempatan untuk mencapai kesepakatan nuklir.
CB,
HANOI -- Korea Utara memperingatkan bahwa pemimpinnya, Kim Jong-un
kemungkinan sudah tidak memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan
nuklir setelah gagalnya KTT antara Kim dengan Donald Trump.
Selama konferensi pers yang jarang dilakukan oleh para pejabat Korea
Utara, Menteri Luar Negeri Ri Yong-Ho membantah klaim Presiden AS bahwa
Kim telah menuntut penghapusan seluruh sanksi ekonomi. Dia menyatakan
bahwa negaranya telah menawarkan proposal realistis untuk memulai proses
denuklirisasi.
"Amerika Serikat tidak menerima proposal
kami berarti kehilangan kesempatan yang datang sekali dalam seribu
tahun," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-Hui
mengatakan kepada wartawan, dilansir di Bloomberg, Jumat (1/3).
Meski
begitu, Kim memiliki opsi terbatas karena sanksi internasional menjerat
ekonomi Korea Utara yang semakin goyah. Mendapatkan sejumlah dukungan
ekonomi dari Cina kemungkinan akan sangat penting bagi rezim Kim.
Pemimpin
Korut tersebut pada Januari membuat ancaman serupa untuk beralih ke
'jalur baru' jika Trump tidak mencabut sanksi dan kemudian melanjutkan
untuk bertemu dengan presiden AS. Trump mengakhiri KTT awal dan
mengatakan. "Kim ingin sanksi dicabut seluruhnya, dan kita tidak bisa
melakukan itu," kata Trump.
Namun, Korut mengatakan negara
itu hanya meminta keringanan dari sanksi yang diberlakukan pada 2016 dan
2017. Dia mengatakan itu berarti menghapus sanksi yang dijatuhkan oleh
lima dari 11 resolusi PBB terhadap negara itu.
"Tawaran Korut itu termasuk menutup fasilitas plutonium dan uranium di Yongbyon di bawah pengawasan para ahli AS," kata Choe.
Yongbyon
adalah kompleks yang luas dengan puluhan bangunan dan reaktor termasuk
pemrosesan ulang plutonium dan fasilitas pengayaan uranium dan pusat
penelitian. adalah aset penting kemampuan nuklir Korea Utara.
Sekretaris
Pers Gedung Putih Sarah Sanders, berbicara kepada wartawan selama
pemberhentian pengisian bahan bakar di Alaska setelah Trump kembali,
mengkonfirmasi bahwa presiden telah diberi pengarahan tentang konferensi
pers Korea Utara.
"Kami ingin memastikan bahwa kami memiliki kesepakatan yang baik, bukan hanya sekadar kesepakatan," katanya.
AS
memberikan Kim dengan bukti situs nuklir rahasia yang mengejutkan Korea
Utara, menurut Trump. Menlu AS Michael Pompeo mengatakan bahwa bahkan
tanpa Yongbyon, negara itu masih akan memiliki rudal, hulu ledak, dan
unsur-unsur lain dari program nuklir yang tidak dapat diterima oleh AS.
Kemenlu
Korut mengatakan kepada wartawan bahwa langkah tahap pertama seperti
yang diusulkan Pyongyang tidak bisa dihindari untuk proses denuklirisasi
lengkap. Dia menambahkan bahwa sikap Korut tidak akan pernah berubah
dan bahwa itu bisa sulit untuk bertemu lagi.
"Kim merasa
bahwa dia tidak mengerti cara orang Amerika menghitung. Saya memiliki
perasaan bahwa Kim mungkin telah kehilangan keinginannya untuk
bernegosiasi dengan Trump," kata Choe.
Konferensi pers yang
diatur dengan tergesa-gesa oleh pejabat Korut adalah hal yang jarang
dilakukan negara tersebut. Biasanya Korut menghindari keterlibatan
langsung dengan media Barat dan berkomunikasi melalui pernyataan resmi.
Mereka
mengumpulkan wartawan pada Jumat (1/3) lewat tengah malam waktu
setempat. Menlu Ri menjelaskan dan kemudian Wakil Menlu Choe, tetap
tinggal setelahnya untuk sesi tanya jawab.
KTT berakhir
tiba-tiba sebelum pertemuan makan siang yang dijadwalkan di hotel
Sofitel Legend Metropole yang ikonik di Hanoi. Para wartawan diantar
keluar dari ruang makan yang disiapkan untuk kedua pemimpin dan
asistennya, dan Gedung Putih mengumumkan telah ada perubahan jadwal.
Segera
setelah itu, kedua pemimpin secara terpisah meninggalkan hotel dan
Trump meninggalkan Vietnam lebih cepat dari jadwal. Trump menerima
pujian bipartisan dari para pemimpin kongres AS karena keluar dari
kesepakatan.
"Presiden Trump melakukan hal yang benar
dengan berjalan pergi dan tidak menjadi kesepakatan yang buruk demi
foto media," kata Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer, seorang
Demokrat New York.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell
dari Kentucky memuji presiden. "Kim Jong-un sekarang memiliki
perjalanan kereta yang panjang ke rumah, dan dia akan punya waktu untuk
merenungkan masa depan yang masih dalam genggaman Korea Utara," katanya.
Kehancuran
KTT membuat saham global merosot karena masa depan perundingan nuklir
AS-Korea Utara masih belum pasti. Sementara, Trump mengatakan pertemuan
berakhir secara damai dengan jabat tangan, dia belum berkomitmen untuk
KTT lain dengan Kim.
Menteri Luar Negeri Korea Utara (Korut) Ri Yong-ho. Foto/Istimewa
HANOI - Korea Utara (Korut) membantah pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
terkait gagalnya tercapai kesepakatan dalam pertemuan dengan Kim
Jong-un. Korut menyatakan pihaknya telah membuat proposal yang realistis
kepada AS.
Dalam sebuah konferensi pers, Menteri Luar Negeri
Korut Ri Yong-ho mengatakan kepada wartawan bahwa Pyongyang menawarkan
untuk secara permanen mengakhiri uji coba roket nuklir jarak jauh dan
tidak menuntut, seperti yang ditegaskan oleh Trump, penghentian segera
semua sanksi ekonomi.
Meskipun telah menawarkan untuk membongkar
situs uji coba nuklir Yongbyon, salah satu tempat uji coba nuklir
terbesar di negara itu, dan semua fasilitas produksi bahan nuklir di
depan para pakar AS, Yong-ho mengatakan AS menuntut satu langkah lagi
yang tidak ingin mereka penuhi.
Menurut
Yong-ho, Korut hanya meminta bantuan sanksi parsial termasuk lima
sanksi AS terkait dengan ekonomi sipil dan mata pencaharian warga mereka
dan tidak mencari pencabutan lengkap sanksi yang ada.
"Sulit
untuk mengatakan apakah mungkin ada kesepakatan yang lebih baik daripada
yang didasarkan pada proposal kami," katanya saat konferensi pers
seperti dikutip dari Washington Times, Jumat (1/3/2019).
Bahkan jika AS memutuskan untuk mengadakan pembicaraan lebih lanjut, Ri mengatakan posisi Pyongyang tidak akan berubah.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Pemimpin Korut Kim Jong-un
menuntut pencabutan semua sanksi sebagai imbalan denuklirisasi. Namun
permintaan itu dengan tegas ditolak oleh Trump yang kemudian memutuskan
untuk mengakhiri pembicaraan.
"Itu semua tentang sanksi. Mereka
ingin sanksi dicabut seluruhnya dan kita tidak bisa melakukan itu," kata
Trump kepada wartawan.
"Kadang-kadang Anda harus pergi dan ini adalah salah satu dari waktu-waktu itu," ujar Trump lagi.
Menlu AS, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin
Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan
Washington terkait denuklirisasi. (Reuters/Leah Millis)
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, tidak siap memenuhi keinginan Washington terkait denuklirisasi.
Hal
itu, menurut Pompeo menjadi penyebab Trump dan Kim Jong-un tak mencapai
kesepakatan apa pun dalam pertemuan kedua mereka di Vietnam hari ini,
Kamis (28/2).
"Kami tidak mencapai kesepakatan yang masuk akal
bagi AS. Saya pikir Pemimpin tertinggi Kim Jong-un berharap kami bisa
melakukannya. Kami meminta dia melakukan lebih banyak lagi dan dia tidak
siap untuk melakukan itu," kata Pompeo dalam jumpa pers seusai
pertemuan Trump dan Kim Jong-un.
Meski begitu, Pompeo tetap optimistis kesepakatan denuklirisasi antara AS-Korut akan berhasil walau butuh waktu tidak sebentar
"Saya pikir ketika kami semua terus bekerja ke depannya kami dapat
membuat kemajuan sehingga kami dapat mencapai kesepakatan apa yang dunia
inginkan yaitu merealisasikan denuklirisasi Korut dan mengurangi risiko
bagi rakyat AS dan orang-orang di seluruh dunia."
Dalam
kesempatan yang sama, Trump menuturkan masalah sanksi menjadi alasan
utama dia dan Kim Jong-un tak dapat mencapai konsensus hari ini.
Menurut Trump, Kim Jong-un sangat ingin sanksi-sanksi yang selama ini dijatuhkan AS dan dunia internasional dicabut.
Namun, di saat bersamaan, Kim Jong-un tak bersedia menutup dan melucuti
sejumlah situs rudal serta nuklirnya yang merupakan permintaan AS.
"Pada dasarnya mereka (Korut) ingin sanksi-sanksi dicabut sepenuhnya, tapi kami tidak bisa melakukannya," kata Trump.
"Dia
(Kim Jong-un) ingin melakukan denuklirisasi, tapi dia hanya ingin
(melucuti senjata nuklir) di situs-situs dan wilayah yang tidak terlalu
penting dan tidak sesuai dengan keinginan kami."
Pompeo
menuturkan meski Kim Jong-un bersedia menutup situs Yongbyon, kompleks
nuklir utama Korut, negara itu masih tetap memiliki senjata lainnya
seperti rudal dan hulu ledak.
Lebih
lanjut, Trump menegaskan pertemuannya dengan Kim Jong-un hari ini
diakhiri dengan suasana "bersahabat" meski harus selesai lebih cepat
dari agenda semula. Dia menuturkan keduanya berjabat tangan saat menutup
pertemuan.
"Akhir pertemuan kami bukan seperti berdiri lalu
pergi begitu saja. Suasana hubungan kami sangat-sangat hangat dan kami
berdua berjalan keluar ruangan dengan baik-baik," tuturnya.
Trump juga optimistis bahwa perundingan denuklirisasi masih terus berjalan menuju hasil yang memuaskan.
"Saya lebih memilih melakukan perundingan yang tepat, daripada perundingan yang cepat," katanya.
Presiden AS Donald Trump walk out dari pertemuan dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un. Foto/Istimewa
HANOI - Pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un
di Hanoi, Vietnam, berakhir tanpa kesepakatan. Pemicunya adalah Kim
Jong-un menuntut agar AS mencabut sanksi atas Pyongyang yang dengan
tegas ditolak Trump.
"Itu semua tentang sanksi. Mereka ingin
sanksi dicabut seluruhnya dan kita tidak bisa melakukan itu," kata Trump
kepada wartawan seperti disitir dari BBC, Jumat (1/3/2019).
Sebelumnya, kedua pemimpin negara yang sempat bersitegang ini diharapkan akan mengumumkan kemajuan dalam denuklirisasi.
"Kadang-kadang Anda harus pergi dan ini adalah salah satu dari waktu-waktu itu," ujar Trump.
Berbicara
pada konferensi pers setelah pertemuan, Trump mengatakan tidak ada
rencana untuk KTT ketiga, tetapi ia menyatakan optimisme tentang "hasil
yang lebih baik" di masa depan.
Dan dalam penerbangannya kembali
ke AS, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan dia sangat berharap
bahwa para pejabat dari kedua belah pihak dapat melanjutkan pembicaraan
sebelum terlalu lama.
Menurut jadwal yang dirilis Gedung Putih,
hari itu direncanakan seremoni penandatanganan perjanjian bersama serta
makan siang untuk kedua pemimpin, tetapi harapan tiba-tiba pupus dengan
pembatalan keduanya.
Menurut Trump, Kim Jong-un mengajukan
tawaran signifikan - untuk membongkar semua kompleks nuklir utama
Yongbyon, yang merupakan jantung fasilitas penelitian dan produksi
program nuklir Korut. Tetapi sebagai imbalannya Kim Jong-un ingin semua
sanksi terhadap Korut dicabut, sesuatu yang AS tidak siap tawarkan.
Ada
juga pertanyaan tentang jaringan fasilitas di luar Yongbyon. Bulan
lalu, Stephen Biegun, perwakilan khusus Departemen Luar Negeri AS untuk
Korut, mengatakan Pyongyang telah melakukan pembicaraan pra-KTT untuk
menghancurkan semua fasilitas pengayaan plutonium dan uranium negara
itu, tergantung pada tindakan balasan AS yang tidak ditentukan.
Yongbyon
adalah satu-satunya sumber plutonium Korut yang diketahui, tetapi
negara itu diyakini memiliki setidaknya dua fasilitas lain di mana
uranium diperkaya.
Langkah-langkah
AS yang tidak ditentukan itu nampaknya adalah sepenuhnya meringankan
sanksi, yang tidak akan ditawarkan oleh Trump. Presiden AS juga
menyatakan dalam konferensi persnya bahwa Jong-un hanya menawarkan
penghancuran Yongbyon dan bukan seluruh peralatan nuklir Korut.
Trump
mengatakan bahwa ketika ia mengangkat masalah fasilitas pengayaan kedua
selain dari Yongbyon, delegasi Korut "terkejut" dengan apa yang
diketahui AS.
Pertemuan pertama antara kedua pemimpin, yang
berlangsung di Singapura pada Juni 2018, dikritik karena menghasilkan
sedikit substansi. Ini menimbulkan wacana bahwa Trump akan mendorong
kesepakatan denuklirisasi pada pertemuan kedua di Hanoi, Vietnam.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pemimpin negara itu ingin segera bertemu kembali.
CB,
HANOI -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat
Donald Trump pada Kamis (1/3) waktu setempat, mengakhiri pertemuan
mereka yang kedua di Hanoi, Ibu Kota Vietnam, tanpa mencapai
kesepakatan. Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pemimpin negara itu
ingin segera bertemu kembali.
"Tidak ada kesepakatan yang dicapai" antara Kim dan Trump pada hari kedua pertemuan puncak mereka di Hanoi, kata Gedung Putih.
Gedung
Putih menambahkan bahwa kedua pemimpin negara ingin segera bertemu
kembali. Kendati mengakhiri pertemuan tanpa kesepakatan apa pun, Kim dan
Trump telah "melakukan pembicaraan yang sangat baik dan membangun".
Mereka juga membahas berbagai cara untuk "memajukan denuklirisasi serta
konsep-konsep yang didorong dengan aspek ekonomi," bunyi peryataan dari
Gedung Putih.
Kim dan Trump pada awalnya dijadwalkan untuk
menghadiri acara makan siang serta penandatanganan kemungkinan
pernyataan bersama di Hotel Sofitel Legend Metropole di Hanoi. Namun,
acara tersebut dibatalkan karena alasan yang tidak diungkapkan. Jumpa
pers oleh Trump dimajukan dua jam menjadi pukul 14.00 waktu setempat.
Dalam
kesempatan itu, Trump mengatakan masih ada jurang antara apa yang
diinginkan Korea Utara dan Amerika Serikat. Kim menuntut sanksi yang
dikenakan terhadap Pyongyang dilonggarkan sebagai imbalan atas
perlucutan senjata nuklir "dalam jumah besar". AS tidak menyetujui
tuntutan itu.
Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa
ia dan Kim masing-masing memiliki visi tertentu yang tidak selaras namun
"semakin mendekati" dibandingkan satu tahun lalu. "Kami perlu bicara.
Ada jurang," ucapnya.
Trump dan Kim memulai pertemuan
puncak mereka pada Rabu (27/2) malam dengan mengadakan perbincangan
empat mata dan makan malam. Keduanya melanjutkan pembicaraan keesokan
harinya soal upaya nyata untuk mewujudkan perdamaian dan perlucutan
senjata nuklir di Semenanjung Korea.
Setelah kembali dari
Hotel J.W. Marriott, Trump mengisyaratkan dalam acara jumpa pers bahwa
pembicaraan antara Pyongyang dan Washington bisa berlanjut walaupun ia
dan Kim tidak berhasil mencapai kesepakatan selama pertemuan mereka yang
kedua itu.
Namun, Trump tahu bahwa pertemuan puncak
berikutnya dengan Trump kemungkinan belum akan dilakukan lagi untuk
waktu lama. Pernyataanya itu mengisyaratkan bahwa diplomasi dengan
menggelar pertemuan puncak seperti itu kemungkinan akan terhenti
sementara.
Trump mengatakan Menteri Luar Negeri AS Mike
Pompeo merasa bahwa "tidak baik" untuk menandatangani apa pun selama
pertemuan itu kendati mereka memiliki beberapa opsi untuk dirundingkan.
Walaupun
pertemuan tidak menghasilkan kesepakatan, Trump mengatakan ia akan
"terus melanjutkan upaya itu" dengan sang pemimpin Korea Utara untuk
mengatasi kesenjangan antarkedua negara.
Kimp dan Trump
dalam pertemuan puncak mereka yang pertama di Singapura, Juni tahun
lalu, setuju untuk menciptakan perdamaian yang abadi serta menuntaskan
perlucutan senjata nuklir di semenanjung tersebut. Mereka juga setuju
memulai hubungan baru antara kedua negara. Pompeo mengatakan para
perunding kedua negara akan bertemu lagi "pada hari-hari dan
minggu-minggu mendatang."
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un
melambaikan tangannya saat ia tiba di stasiun kereta Dong Dang, Vietnam,
di perbatasan dengan China, Selasa (26/2/2019). ANTARA
FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha/cfo
Tokyo, (CB) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Kamis,
mengatakan bahwa dia sangat mendukung keputusan Presiden Amerika Serikat
Donald Trump untuk mengakhiri pertemuannya dengan Pemimpin Korea Utara
Kim Jong Un tanpa kesepakatan.
"Saya sangat mendukung keputusan Presiden Trump untuk tidak mengambil
pilihan yang mudah," kata Abe setelah berbicara dengan Trump melalui
telepon, seperti diberitakan oleh Reuters.
"Saya berniat selanjutnya saya harus bertemu dengan Pemimpin Kim," kata
dia, menegaskan keputusannya untuk menemui pemimpin Korea Utara.
Abe menuturkan, Trump, dalam pertemuannya dengan Kim di Vietnam,
mengangkat isu tentang warga-warga Jepang yang diculik agen Korea Utara.
Abe berpendapat bahwa Jepang tidak akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan
Pyongyang ataupun memberikan bantuan ekonomi hingga Korea Utara
memberikan perhitungan penuh semua mereka yang diculik dan mengembalikan
para korban penculikan yang masih hidup.
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Kunjungan kenegaraan Kim Jong-un di Vietnam selama dua hari.
CB,
HANOI -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan memulai kunjungan
kenegaraan selama dua hari ke Vietnam pada Jumat (28/2).
Hal tersebut disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Vietnam dalam
pernyataan singkat setelah KTT kedua antara Pemimpin Korea Utara Kim
Jong-un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi berakhir tanpa
kesepakatan.
Trump pada Kamis mengatakan bahwa ia
meninggalkan kesepakatan nuklir dengan Kim pada KTT di ibu kota Vietnam
karena tidak dapat memenuhi permintaan Korea Utara untuk mencabut sanksi
AS. Kementerian Luar Negeri tidak merilis secara rinci jadwal Kim di
negara Asia Tenggara tersebut tetapi mengatakan bahwa kunjungan itu akan
berlangsung hingga Sabtu.
Presiden Donald Trump berencana meninggalkan Vietnam dan kembali ke Amerika Serikat pada Kamis.
Kuburan massal berisi puluhan jasad ditemukan di Baghouz.
CB,
BAGHOUZ -- Kuburan massal berisi puluhan jasad yang diduga warga Yazidi
yang dijadikan budak ISIS, ditemukan di wilayah yang baru-baru ini
direbut Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat.
Banyak jasad perempuan yang ditemukan di daerah Baghouz. "Mereka
dibantai," kata Komandan SDF Adnan Afrin. Sebagian besar sudah
dipenggal, kata dia. SDF masih mencoba memastikan kebenaran apakah jasad
tersebut milik anggota sekte Yazidi.
Ribuan anggota sekte
minoritas dari Irak dipaksa menjadi budak seks ISIS ketika para anggota
kelompok militan itu berbondong-bondong menyeberangi perbatasan pada
2014 dan merebut sebagian wilayah. Lebih dari 3.000 anggota Yazidi
lainnya tewas dalam serangan, yang kemudian disebut Perserikatan
Bangsa-bangsa sebagai genosida, hingga memicu serangan udara pertama AS
terhadap ISIS.
Ribuan lainnya melarikan diri dengan
berjalan kaki dan banyak dari mereka tetap mengungsi lebih dari empat
tahun kemudian. SDF, mitra utama koalisi pimpinan AS yang memerangi ISIS
di Suriah, berupaya mengevakuasi ribuan warga sipil di Baghouz sebelum
menyerbunya atau memaksa gerilyawan yang tersisa agar menyerah, yang
menurut SDF kebanyakan orang asing.
SDF pada Kamis
mengatakan mereka membebaskan 24 milisinya yang ditahan ISIS di Baghouz
tetapi tidak menjelaskan bagaimana mereka dibebaskan. Ribuan orang dari
banyak negara keluar dari wilayah terakhir kekuasaan ISIS dalam beberapa
pekan terakhir, eksodus pendukung maupun korban mereka.
Para
penyelidik independen PBB mengatakan bahwa pasukan keamanan Israel
mungkin telah melakukan kejahatan perang dengan membunuh ratusan warga
Gaza. Foto/Istimewa
JENEWA
- Para penyelidik independen PBB mengatakan bahwa pasukan keamanan
Israel mungkin telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan, dengan membunuh 189 warga Palestina dan melukai lebih dari
6.100 orang lainnya saat terjadi aksi demonstrasi di Gaza akhir tahun
lalu.
Aksi demonstrasi telah berlangsung di perbatasan antara
Israel dan Jalur Gaza sejak tahun lalu. Para demonstran menyerukan
pelonggaran blokade Israel atas wilayah tersebut dan pengakuan hak para
pengungsi Palestina di sana untuk kembali ke rumah-rumah di Israel.
Dalam
sebuah laporan, para penyelidik PBB itu mengatakan memiliki informasi
rahasia tentang mereka yang diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan,
termasuk penembak jitu dan komandan.
"Pasukan
keamanan Israel membunuh dan melumpuhkan demonstran Palestina yang
tidak menimbulkan ancaman kematian atau cedera serius terhadap orang
lain ketika mereka ditembak, mereka juga tidak secara langsung
berpartisipasi dalam kerusuhan," bunyi laporan itu, seperti dilansir
Reuters pada Kamis (28/2).
Penyelidik, yang dipimpin oleh ahli
hukum Argentina, Santiago Canton kemudian mengatakan setidaknya 35
anak-anak, dua wartawan dan tiga paramedis yang "ditandai dengan jelas"
adalah di antara mereka yang dibunuh oleh pasukan Israel, yang merupakan
pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Laporan
terbaru, yang dibuat dari periode 30 Maret hingga 31 Desember 2018, yang
disampaikan kepada Dewan HAM PBB itu didasarkan pada ratusan wawancara
dengan para korban dan saksi, serta catatan medis, rekaman video dan
drone, dan foto-foto.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan didakwa atas tuduhan korupsi. (REUTERS/Atef Safadi)
Jakarta, CB -- Jaksa Agung Israel berencana mendakwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas tuduhan korupsi.
Niat Jaksa Agung Avichai Mandelblit mendakwa Netanyahu menjadi momen
dramatis dalam politik Israel, karena keputusan itu diambil hanya enam
minggu jelang pemilihan umum. Pada pemilu tahun
ini, Netanyahu mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima.
Penantang Netanyahu dalam pemilu kemungkinan akan memanfaatkan kerusakan
reputasi tersebut. Sementara mitra koalisinya harus memutuskan apakah
akan mendukung seorang pemimpin yang tampaknya akan didakwa, atau
menarik dukungan dan mengambil risiko dijauhkan dari pemilih sayap
kanan.
CNN melaporkan, dalam aturan hukum Israel,
Netanyahu tidak harus mundur ketika masih berstatus terdakwa. Dia hanya
diminta mundur jika dinyatakan bersalah dan setelah melalui proses
banding. Hal itu diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun.
Netanyahu berulang kali membantah melakukan kesalahan tersebut.
Pada Rabu (27/2), ketika dugaan itu menguat di media Israel, Netanyahu
merilis pernyataan atas nama Perdana Menteri yang membantah tuduhan suap
itu sebagai sesuatu yang "konyol."
Reuters
mengabarkan, Kementerian Kehakiman Israel mengeluarkan pernyataan pada
Kamis (28/2), untuk mengkonfirmasi bahwa jaksa agung bermaksud mendakwa
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam tiga kasus korupsi.
Netanyahu dapat menentang dakwaan tersebut di persidangan, yang
tanggalnya belum ditetapkan. Dia membantah melakukan kesalahan terkait
dugaan penyuapan dan penipuan serta pelanggaran kepercayaan.
Netanyahu diduga menerima hadiah senilai $264 ribu, yang menurut
jaksa termasuk cerutu dan sampanye, dari pengusaha kaya. Serta
memberikan bantuan terkait dugaan penawaran untuk liputan yang
menguntungkan oleh surat kabar dan situs web.
Dia terancam 10
tahun penjara jika terbukti melakukan suap, serta hukuman maksimum tiga
tahun untuk penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
Anak pengungsi Suriah berusia empat tahun terlelap
tidur saat menunggu di perbatasan Yunani-Macedonia. (REUTERS/Ognen
Teofilovski)
Rusia memberikan suaka sementara kepada 1.924 warga Suriah.
CB,
MOSCOW -- Salah satu pengungsi Suriah, Safaa Al-Kurdi pernah menjual
gaun pengantin sebelum perang berlangsung. Kemudian ia merasa muak
dengan konflik yang terus terjadi, ibu tiga anak itu kemudian melarikan
diri dari Damaskus empat tahun lalu, dan mencari suaka di Moskow. Namun
sekarang, Rusia mengatakan dia harus kembali pulang.
Safaa
merupakan salah satu dari ribuan pengungsi Suriah yang didesak untuk
kembali. Sebagian besar Suriah aman, kata pejabat Rusia, dan tidak ada
alasan bagi pencari suaka seperti Safaa, 55 tahun, untuk tetap tinggal
di Moskow.
Sikap Rusia telah menciptakan masalah bagi warga
Suriah, mereka dilarang bekerja, dan menghadapi ancaman penangkapan,
serta deportasi. "Karena anak-anak saya ada di sana dan Suriah adalah
negara saya, saya tentu ingin kembali," Safaa, yang kedua putranya yang
tertua direkrut menjadi tentara Suriah, berkata dengan berlinang air
mata.
"Tetapi tidak mungkin bagi siapa pun untuk kembali
dalam situasi ini. Orang-orang tahu bahwa ada kemiskinan, bahwa orang
sekarat karena kedinginan atau karena kelaparan, atau karena pemboman,”
kata Safaa.
Menurut agen pengungsi Amerika Serikat, hampir
5,5 juta warga Suriah telah melarikan diri dari perang yang telah
berkecamuk selama tujuh tahun. Pada 2015, ketika Moskow meluncurkan
operasi militer di Suriah, Rusia memberikan suaka sementara kepada 1.924
warga Suriah.
Jumlah itu telah turun setiap tahun sejak
saat itu, menurut lembaga statistik Rosstat, mencapai rendahnya 823
aplikasi suaka pada 2018. Komite Bantuan Sipil, sebuah Lembaga Swadaya
Masyarakat yang bekerja dengan para pengungsi, mengatakan kini Rusia
ingin warga Suriah untuk keluar dari negaranya.
Peskov
telah memperingatkan agar tidak menanggapi secara serius RUU AS yang
memuat tuntutan informasi tentang kekayaan pribadi Presiden Rusia,
Vladimir Putin. Foto/Reuters
MOSKOW
- Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov telah memperingatkan agar tidak
menanggapi secara serius rancangan undang-undang Amerika Serikat (AS)
yang memuat tuntutan informasi tentang kekayaan pribadi Presiden Rusia,
Vladimir Putin.
Sekelompok pembuat undang-undang AS telah
mengusulkan RUU sanksi yang menargetkan Rusia yang, antara lain, akan
meminta direktur Intelijen Nasional AS untuk melaporkan kepada Kongres
tentang kekayaan bersih dan aset pribadi Putin.
"Itu hampir tidak
bisa dianggap serius. Kemungkinan besar itu keributan lain dari
Russophobic. Kami sudah lama belajar untuk menganggapnya ironi," kata
Peskov dalam sebuah pernyataan.
Peskov,
seperti dilansir Tass pada Kamis (28/2), kemudian menuturkan dia
meyakini bahwa Putin belum membaca publikasi media tentang RUU ini.
"Sangat
tidak mungkin presiden mengetahui prakarsa ini. Biasa, jika dia
menemukan laporan media massa yang sesuai dalam intisari (yang disusun
khusus untuk kepala negara), dia akan mempelajari informasi ini,"
ungkapnya.
Dia kemudian menyebut, legislator AS untuk beberapa
alasan lebih suka menghabiskan banyak waktu untuk urusan Rusia, termasuk
kepala negara dan pejabat senior lainnya. "Entah tugas mereka sendiri
terlalu sedikit, atau ini adalah cara mereka melihat pekerjaan utama
mereka," tukasnya.
Tiga pekerja fasilitas nuklir Australia harus menjalani proses dekontaminasi kimia.
CB,
CANBERRA -- Tiga orang pekerja pada fasilitas nuklir Lucas Heights di
Sydney, Australia, terpapar bahan kimia berbahaya dan harus dilarikan ke
rumah sakit untuk menjalani proses dekontaminasi.
Juru
bicara Organisasi Sains dan Teknologi Nuklir Australia (ANSTO)
menjelaskan para pekerja tersebut terpapar natrium hidroksida ketika
penutup salah satu pipa di pabrik pengobatan nuklir itu terlepas.
Menurut keterangan petugas ambulans setempat, bahan kimia ini terciprat
ke bagian lengan dan wajah dua pekerja pria dan seorang pekerja
perempuan.
Bahan
kimia Sodium hydroxide diketahui sangat beracun dan dapat menyebabkan
luka bakar yang akut. Juru bicara ANSTO menambahkan, gedung tempat
insiden terjadi tidak terkait dengan fasilitas reaktor nuklir.
"Sebelum jam 8 pagi ini, penutup salah satu pipa terlepas dan menumpahkan sekitar 250ml natrium hidroksida," katanya.
"Tiga
pekerja terkena dampaknya. Petugas layanan darurat datang ke ANSTO dan
tiga pekerja tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan,"
ujarnya.
"Insiden itu terjadi di bangunan pabrik
pengobatan nuklir yang tak terkait dengan reaktor nuklir OPAL," tambah
juru bicara ANSTO.
Fasilitas nuklir Lucas Heights,
terletak 40 kilometer ke arah selatan pusat Kota Sydney, sebelumnya
telah beberapa kali mengalami kontaminasi. Pada Agustus 2017, seorang
pekerja menderita lecet di bagian tangannya setelah menjatuhkan botol
berisi bahan radioaktif. Dia terkontaminasi bahan tersebut melalui
sarung tangannya.
Kejadian itu dianggap yang paling
serius pada fasilitas nuklir di seluruh dunia pada 2017, seperti
dilaporkan Skala Kejadian Nuklir Internasional. ANSTO menyatakan
permintaan maaf kepada pekerja yang terpapar radioaktif tersebut dan
menghasilkan langsung membuat rencana aksi.
Pemeriksaan
independen terhadap fasilitas itu dilakukan pada Oktober 2018.
Ditemukan bahwa fasilitas ini tidak memenuhi standar keselamatan nuklir
modern dan harus diganti.
Pada minggu yang sama
ANSTO mengkonfirmasi lima orang pekerja terpapar radiasi di fasilitas
itu, namun kadarnya kurang dari radiasi rontgen.
CB, Jakarta - Perdana
Menteri Imran Khan akan mengadakan rapat dengan pejabat Otoritas Komando
Nasional (NCA) yang bertanggungjawab atas persenjataan nuklir Pakistan, menyusul serangan udara angkatan udara India ke Kashmir.
Pada selasa Imran Khan menggelar pertemuan dengan Komite Keamanan Nasional (NSC) menyusul serangan udara India di Kashmir.
"Forum
menyimpulkan bahwa india telah melancarkan agresi tanpa alasan yang
akan ditanggapi pakistan pada waktu dan tempat yang akan ditentukan,"
kicau Imran Khan, pada Selasa, dikutip dari Sputnik, 27 Februari 2019.
Forum
concluded that India has committed uncalled for aggression to which
Pakistan shall respond at the time and place of its choosing. To take the nation on board, the govt has decided to requisition joint session of the Parliament.
NSC menepis klaim pemerintah India bahwa angkatan udaranya
menghancurkan kamp teroris di dekat Balakot dan menewaskan banyak
anggota teroris di sana.
"Sekali lagi pemerintah India telah
mengeluarkan klaim yang sepihak, sembrono, dan fiktif..dunia bisa
melihat fakta di lapangan di wilayah yang diklaim (India) telah
diserang," tulis pernyataan kantor PM Pakistan.
Imran Khan juga
memerintahkan angkatan bersenjata dan rakyatnya untuk bersiap jatuhnya
korban. Dia juga akan melibatkan kepemimpinan dunia atas kebijakan India
di wilayah Kashmir.
Pertemuan
NSC dihadiri oleh Kepala Staf Gabungan Komite Jenderal Zubair Mahmood
Hayat, Kepala Staf Angkatan Darat (COAS) Jenderal Qamar Javed Bajwa,
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Zafar Mahmood Abbasi, Kepala Staf
Udara Staf Udara Marshal Mujahid Anwar Khan dan pejabat militer dan
sipil lainnya, termasuk anggota kabinet.
Senjata nuklir Pakistan.[The National Interest]
Sebelumnya
Kementerian Luar Negeri India mengklaim bahwa Angkatan Udara India
melakukan serangan udara malam hari untuk menghancurkan kamp pelatihan
terbesar yang dioperasikan oleh Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan.
Kelompok
itu mengaku bertanggung jawab atas serangan bom mobil bunuh diri yang
menewaskan sedikitnya 45 polisi paramiliter India di distrik Pulwama,
Kashmir pada 14 Februari.
Menyusul serangan udara oleh Angkatan
Udara India, pemerintah Pakistan telah memanggil NCA, sebuah badan
pemerintahan yang mengawasi perumusan kebijakan, latihan, penyebaran,
penelitian dan pengembangan, serta komando operasional dan kendali
gudang senjata nuklir Pakistan.
India
dan Pakistan adalah rival yang sama-sama memiliki senjata nuklir. Pada
2011, Pakistan mengkonfirmasi bahwa mereka telah memperoleh kemampuan
senjata nuklir taktis dengan hulu ledak nuklir lebih kecil yang melekat
pada rudal jarak pendek dengan jangkauan 50-100 kilometer sebagai
pencegah terhadap serangan konvensional skala kecil India.Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Pakistan memiliki 140 hingga 150 hulu ledak senjata nuklir, dibandingkan dengan hulu ledak India 130-140.
Tentara India berpatroli di jalan saat jam malam di Jammu, Kashmir, 16 Februari 2019. [REUTERS / Mukesh Gupta]
CB, Jakarta - Konflik Kashmir adalah salah satu kerikil dalam hubungan India
dan Pakistan. Dalam seteru Kashmir, kedua negara nuklir ini terlibat
tiga perang besar dan banyak pertempuran kecil sejak Inggris menarik
diri dari bekas jajahannya.
Serangan udara Pakistan pada Selasa
atas balasan serangan udara India yang menargetkan kelompok militan di
wilayah Pakistan, adalah yang terbaru dalam daftar panjang konflik kedua
negara sejak 1947.
Kashmir
adalah wilayah mayoritas Muslim di utara, yang disengketakan setelah
Inggris keluar, dan berikut daftar insiden yang terjadi antara Pakistan
dan India di Kashmir, dikutip dari Russia Today, 28 Februari 2019.
Bermula dari Kepergian Inggris
Setelah Perang
Dunia II, Inggris melemah dan tidak lagi menjadi negara adikuasa
kolonial. India, yang sebelumnya dijuluki permata mahkota Inggris,
merdeka pada tahun 1947 seperti halnya Pakistan. Kedua bangsa ini
terpecah atas dasar perbedaan agama.
Kashmir, wilayah mayoritas
Muslim, diberi pilihan untuk bergabung dengan kedua pihak, dan ini
memicu konflik antara penduduk Muslim melawan elit Hindu.
Ketegangan
meningkat menjadi perang penuh yang melibatkan Pakistan dan India, di
mana diperkirakan 7.000 orang tewas di kedua belah pihak.
Perang 1965
Perang
pertama menyebabkan Kashmir dibagi menjadi dua, yakni wilayah yang
dikuasai India dan Pakistan, tetapi pembagian ini gagal menyelesaikan
sengketa.
Dua puluh tahun kemudian kedua negara kembali berperang,
setelah serangkaian pertempuran perbatasan meningkat menjadi perang
penuh yang berlangsung 17 hari. Masing-masing negara mengklaim menang.
Anehnya,
perang 17 hari itu adalah salah satu dari beberapa konflik militer era
Perang Dingin yang tidak ada hubungannya dengan seteru negara adidaya.
India dan Pakistan keduanya dianggap sebagai sekutu Barat dan
menggunakan senjata Barat selama perang.
Perang Memperebutkan Bangladesh
Setelah perang 1965 yang tidak pasti, kedua negara menarik pasukan
menjauh dari Garis Kontrol (Line of Control/LoC) yang dipantau PBB dan
berjanji untuk tidak ikut campur dalam urusan masing-masing.
Bentrokan berikutnya terjadi enam tahun kemudian, setelah Pakistan menuduh India melanggar kesepakatan itu.
Yang
paling berdarah dalam serangkaian konflik, yakni pertempuran yang
menewaskan lebih dari 10.000 jiwa. Keduanya tidak bertempur
terkait Kashmir, namun peperangan dipicu oleh pengakuan India atas
Bangladesh, provinsi Pakistan yang membelot yang terletak jauh di
seberang Hindustan, memisahkan diri dari Pakistan.
Dalam perang ini, Islamabad benar-benar kehilangan yang satu ini, menderita kerugian besar di darat, laut dan udara.
Hasil
perang juga merupakan kekalahan memalukan bagi pemerintahan Nixon, yang
mendukung Pakistan dalam konflik dengan tujuan strategis untuk
membatasi pengaruh Uni Soviet di Asia Tenggara.
Perang Gletser Siachen
Tentara India di Gletser Siachen.[REUTERS]
Permusuhan
antara India dan Pakistan belum menyebabkan perang berskala besar sejak
1971, karena kedua negara sejak saat itu memiliki nuklir.
Namun
pertempuran perbatasan terus berlangsung secara sporadis. Pertempuran di
Gletser Siachen, daerah pegunungan yang diperebutkan dekat dengan Cina.
Bentrokan
di wilayah ini dimulai pada tahun 1984 dan berlanjut selama dua puluh
tahun, dengan gencatan senjata ditandatangani pada tahun 2003.
Sekitar
1.000 dan 2.000 tentara tewas dari kedua belah pihak. Sebagian besar
tewas karena kondisi cuaca buruk pada ketinggian hingga 7.720 meter dan
medan yang berbahaya.
Konflik Kargil 1999
Artileri India dalam Perang Kargil.[NDTV]
Konflik
terakhir antara India dan Pakistan terjadi pada tahun 1999 di distrik
Kargil di Kashmir, yang merenggut 1.000 nyawa di kedua pihak.
Perang
ini sering disebut Perang Kargil, tetapi India tidak mau menggunakan
istilah itu, sementara Pakistan mengatakan tidak pernah terlibat dalam
konfrontasi itu, karena musuh India di sana adalah militan pro Pakistan dan bukan tentaranya.
Pendukung partai politik Pakistan
Tehreek-e-Insaf (PTI) membakar patung mirip Perdana Menteri India
Narendra Modi dalam sebuah protes, yang menurut mereka, kekejaman India
di Kashmir, di Peshawar, Pakistan, Minggu (24/2/2019). ANTARA
FOTO/REUTERS/Fayaz Aziz/cfo
Istanbul, Turki, (CB) - Seorang cendekiawan AS asal
Pakistan menggambarkan ketegangan yang meningkat antara India dan
Pakistan sebagai masalah "internasional" dan bukan "bilateral", dan
mengatakan PBB mesti menengahi.
Ketika berbicara dengan Kantor Berita Turki, Anadolu, dalam satu
wawancara melalui telepon, Abdullah Al-Ahsan -- guru besar di Departemen
Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Istanbul Sehir University--
mengatakan, "India telah salah memperhitungkan Pakistan dan telah
membuat kekeliruan besar dengan menyerang Pakistan."
Pakistan pada Rabu (27/2) menyatakan negara itu telah menembak-jatuh dua
pesawat militer India yang memasuki wilayahnya dan menangkap seorang
pilot. Sementara itu India mengatakan telah menembak-jatuh satu jet
Pakistan dan kehilangan satu pesawatnya dalam proses tersebut di
sepanjang Jalur Pemantauan (LoC) --perbatasan de facto yang memisahkan
Lembah Kashmi, yang menjadi sengketa.
Satu helikopt militer India jatuh di Kashmir yang dikuasa India pada
Rabu, sehingga menewaskan enam orang di dalamnya dan satu warga sipil di
darat, kata lembaga penyiaran India, NDTV. Pakistan menyatakan
Islamabad tidak memiliki sangkut-paut dengan pesawat yang jatuh
tersebut.
Ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu
telah meningkat setelah satu pemboman bunuh diri di Jammu dan Kashmir,
sehingga menewaskan lebih dari 40 personel paramiliter India pada 14
Februari. Kelompok gerilyawan Jaish-e-Mohammad (JEM) mengaku
bertanggung-jawab atas serangan tersebut, yang dikatakan oleh India
memiliki markas di Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.
Pada Selasa (26/2), beberapa jet tempur India memasuki wilayah udara
Pakistan untuk menyerang satu kamp JEM, dan New Delhi menyatakan telah
menewaskan beberapa gerilyawan, tapi para pejabat Pakistan membantah
pernyataan India itu. Pakistan telah melarang JEM sejak 2002.
"India mestinya menerima tawaran Pakistan untuk menyelidiki serangan
tersebut di Pulma (di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India Utara),
dengan menyediakan bukti mengenai keterlibatan Pakistan dalam peristiwa
itu," kata Al-Ahsan, sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau
Antara di Jakarta, Kamis dini hari. Ia merujuk kepada seruan Perdana
Menteri Pakistan Imran Khan untuk memulai penyelidikan mengenai pemboman
bunuh diri tersebut.
Ia mendesak PBB atau Mahkamah Pidana Internasional untuk menjadi penengah dalam kasus itu.
"Saya berharap Pakistan menahan diri dari aksi pembalasan dalam waktu
dekat. Sebagaimana Perdana Menteri Imran Khan telah menawarkan kembali,
saya berharap India mau menerima tawaran Pakistan bagi dialog," tambah
Al-Ahsan.
Meningkatnya ketegangan dan kemungkinan perang antara kedua negara
pemilik nuklir tersebut juga akan mempengaruhi negara lain yang
bertetangga, kata Profesor itu.
"Jika terjadi perang antara India dan Pakistan, itu bukan hanya
mempengaruhi India dan Pakistan. Afghanistan, yang bersebelahan, juga
akan menderita. Negara lain juga akan terpengaruh," katanya.
"Mereka adalah negara nuklir. Anda tak bisa mengabaikan dampak dari energi nuklir, bom nuklir," kata Al-Ahsan.
Sebagian Jammu dan Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas warganya
Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan dan diklaim oleh kedua negara
itu secara keseluruhan. Sebagian kecil wilayah Kashmir juga dikuasai
oleh China.
Sejak mereka terpisah pada 1947, kedua negara di Asia Selatan tersebut
telah tiga kali berperang --pada 1948, 1965 dan 1971. Dua di antara
perang itu adalah mengenai Kashmir.
Keberadaan rudal hipersonik dan sejumlah senjata baru Rusia lainnya membuat Washington harus berinvestasi miliaran dolar dalam modernisasi nuklir. Foto/Istimewa
WASHINGTON - Kepala Komando Strategis (STRATCOM) Amerika Serikat (AS) mengatakan keberadaan rudal hipersonik dan sejumlah senjata baru Rusia
lainnya membuat Washington harus berinvestasi miliaran dolar dalam
modernisasi nuklir. Ia pun mengisyaratkan AS akan membatalkan perjanjian
kontrol senjata yang tersisa dengan Moskow.
Bersaksi di hadapan
Komite Angkatan Bersenjata Senat, Jenderal Angkatan Udara AS John Hyten
mengatakan bahwa sistem senjata baru yang diluncurkan oleh Rusia tahun
lalu tidak tercakup oleh perjanjian kontrol senjata START yang baru, dan
AS mungkin mengalami kesulitan untuk bersaing dengan senjata semacam
itu di masa depan.
"Saya prihatin 10 tahun dan lebih dari itu
dengan torpedo, dengan rudal jelajah, dengan hipersonik, bahwa itu bisa
sepenuhnya menuju ke arah lain, bahwa kita akan mengalami kesulitan,"
kata Hyten kepada Senat.
"Saya
tidak punya masalah mengatakan saya bisa membela negara hari ini, dan
saya pikir komandan setelah saya bisa, tetapi saya khawatir tentang
komandan setelah komandan setelah komandan," tuturnya seperti dikutip
dari Russia Today, Kamis (28/2/2019).
Kepala STRATCOM
itu mengacu pada torpedo bawah air bertenaga nuklir Poseidon, rudal
jelajah antarbenua dan hulu ledak nuklir hipersonik, yang semuanya
diluncurkan Maret lalu oleh Presiden Vladimir Putin. Tidak satu pun dari
sistem senjata ini yang dicakup oleh perjanjian kontrol senjata yang
dinegosiasikan pada 2010, yang akan berakhir pada 2021.
"Saya
mendukung START yang baru, tetapi Anda harus memiliki mitra yang ingin
berpartisipasi," ujar Hyten, menjelaskan bahwa ia ingin melihat
perjanjian diperpanjang hingga 2026 dan diperluas untuk mencakup sistem
senjata baru ini.
"Jika mereka tidak akan melakukan itu, itu bagian dari apa yang kami khawatirkan," imbuhnya.
Menjelaskan
perbedaan kemampuan antara rudal balistik dan hipersonik, Hyten
mengatakan bahwa sensor AS yang ada dapat mendeteksi dan menemukan semua
rudal saat diluncurkan.
"Rudal hipersonik kemudian menghilang dan kami tidak melihatnya sampai efeknya memberi hasil," sambungnya.
Pasal
V dari traktat START yang baru sebenarnya menyediakan mekanisme bagi
pihak-pihak untuk mengajukan pertanyaan tentang jenis senjata ofensif
strategis yang baru jika mereka yakin itu sedang muncul. Sejauh ini
belum ada bukti bahwa AS telah mengajukan ketentuan tentang senjata
Rusia yang baru ini.
Sebagai gantinya, Washington memilih untuk
secara sepihak menarik diri dari perjanjian Kekuatan Nuklir Tingkat
Menengah (INF), yang ditandatangani pada 1987 untuk mendinginkan
ketegangan nuklir di Eropa.
Bagian
dari pernyataan Hyten dihabiskan untuk meletakkan kasus pada
menghabiskan miliaran dolar guna memodernisasi persenjataan nuklir AS
saat ini, termasuk "triad" pembom jarak jauh, rudal darat dan kapal
selam.
"Saya melihat kemampuan nuklir kami, triad kami dan
program modernisasi kami sebagai kemampuan esensial minimal yang
diperlukan untuk mempertahankan bangsa ini," kata jenderal itu kepada
para senator.
"Karena kita harus bertahan melawan ancaman paling
eksistensial, dan Rusia dan China - serta kemampuan mereka adalah
ancaman paling eksistensial," tegasnya.
Meskipun akuntan
pemerintah memperkirakan bahwa perbaikan tersebut mungkin menelan biaya
lebih dari USD1 triliun hingga tahun 2030-an - dan Partai Demokrat
mengatakan ini akan terlalu mahal - Hyten bersikeras bahwa program itu
penting.
"Bahkan pada tingkat tertinggi, itu masih sekitar 6
persen dari keseluruhan anggaran pertahanan. Saya pikir kita bisa
mendapatkan keamanan itu,” tukasnya.
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning melintas diatas selat Inggris saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh
CB, Jakarta - Produsen F-35 Lockheed
Martin mengatakan pihaknya tengah berupaya menurunkan mahalnya biaya
penerbangan per jam F-35 yang bisa mencapai US$ 35.000 atau Rp 490 juta.
Lockheed
Martin Corp memperkirakan akan memakan waktu sekitar 15 hingga 20 tahun
untuk memangkas biaya penerbangan per jam F-35 di bawah jet tempur
generasi keempat seperti F-16, kata kepala program F-35 pada hari Rabu,
dikutip dari Reuters, 27 Februari 2019.
Angkatan Udara AS, pelanggan terbesar untuk F-35, ingin menurunkan biaya terbang F-35 setingkat pesawat tempur yang lain.
Lockheed Martin Wakil Presiden dan Manajer Umum Program F-35 Greg
Ulmer mengatakan ada upaya untuk menurunkan biaya penerbangan menjadi
US$ 25.000 (Rp 350 juta) pada tahun 2025 tetapi penghematan lebih lanjut
akan memakan waktu lebih lama.
"Hari
ini tiap pelanggan berbeda dengan pelanggan lain, tetapi saya pikir US$
35.000 untuk per jam terbang adalah angka yang baik," katanya ketika
menghadiri Australian International Airshow."Jika kita
memproyeksikannya berdasarkan inisiatif yang kita miliki, kita percaya
pada 2035-2040 kita bisa mendapatkan biaya yang lebih rendah dari
pesawat tempur generasi keempat hari ini," tambahnya.
Pengiriman
pesawat tempur F-35B milik Angkatan Udara Inggris, yang dikirim dari
Marine Corps Air Station Beaufort di Amerika Serikat menuju pangkalan
baru RAF Marham, Inggris, 6 Juni 2018. F-35B F-35B mampu terbang dalam
jangkauan sejauh 2.220 kilometer. Sgt Nik Howe/MoD Handout via REUTERS
Saat ini biaya penerbangan per jam pesawat generasi keempat berada pada kisaran US$ 20.000-25.000 (Rp 280-350 juta).
Salah
satu inisiatif untuk menurunkan biaya menjadi US$ 25.000 per jam
termasuk mengurangi jumlah mekanik yang diperlukan untuk mendukung
setiap pesawat, kata Ulmer.
Lockheed Martin
juga mencari cara memperbaiki sistem sensor untuk mengurangi alarm
palsu, serta memastikan ada suku cadang yang tepat tersedia untuk
pemeliharaan dan perbaikan.Wakil Presiden dan General Manager
Pelatihan dan Layanan Logistik Lockheed Martin, Amy Gowder, mengatakan
Amerika Serikat telah terlambat untuk menginstal kapasitas yang cukup
untuk perbaikan F-35 karena keterlambatan persetujuan pendanaan.
Ini menambah masalah karena lebih banyak pesawat ditambahkan ke armada, kata Gowder.
"Ketika
Anda memiliki 180 pesawat terbang, mungkin tidak apa-apa. Sekarang kita
memiliki 300. Ini adalah skala peningkatan volume yang memicu
kekhawatiran," katanya.Biaya operasional pesawat tempur F-35
adalah masalah yang dibahas saat para pejabat militer dari Amerika
Serikat, Israel dan negara pengguna F-35 di Eropa seperti Inggris,
Italia, Norwegia, Denmark, Turki, Belanda - bertemu di Jerman pada bulan
September tahun lalu.
Kapal induk bertenaga nuklir Charles de Gaule milik Prancis. Foto/Global Research
PARIS
- Prancis akan mengirim satu-satunya kapal induk miliknya, Charles de
Gaulle, ke Samudra Hindia pada bulan depan. Rencana pengiriman kapal
induk bertenaga nuklir itu diumumkan Kementerian Pertahanan Prancis.
Paris
berharap langkah itu akan memperkuat pengaruhnya di wilayah tersebut,
meskipun jalur perairan itu memang terdapat banyak pulau milik Prancis.
Paris juga memiliki pangkalan di kawasan Samudra Hindia.
Mulai
bulan depan, Charles de Gaulle yang baru dimodernisasi akan dikirim
untuk misi lima bulan ke Pulau Reunion, di lepas pantai timur
Madagaskar. Kapal raksasa itu disertai dengan kelompok tempurnya yang
terdiri dari tiga kapal perusak, sebuah kapal selam dan sebuah kapal
pasokan. Rincian kelompok tempur itu telah dikonfirmasi Nationale Marine
pada hari umat pekan lalu.
Kapal Charles de Gaulle dengan bobot 42.000
ton berpotensi dikerdilkan oleh kapal-kapal induk Amerika Serikat. Kapal
induk Prancis itu masih menggunakan sistem ketapel uap untuk
meluncurkan pesawat terbang dan satu-satunya kapal induk non-AS yang
digerakkan oleh reaktor nuklir.
Kementerian Pertahanan setempat
mengatakan Angkatan Laut Prancis berencana untuk berinteraksi dengan
beberapa sekutu saat berada di laut, termasuk dengan kapal-kapal dari
Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Angkatan Laut Denmark dan Angkatan Laut
Portugal.
"Kapal-kapal Amerika dan Australia juga akan memperkuat kelompok kapal induk di seluruh misinya," kata kementerian itu, dikutip Sputnik,
Kamis (28/2/2019). "Dimensi internasional ini dari (kelompok tempur
Charles de Gaulle), dengan demikian membuktikan tingkat kerja sama dan
kepercayaan yang tinggi antara Angkatan Laut Sekutu dan Angkatan Laut
kami," lanjut kementerian tersebut.
"Mereka masih bercita-cita
untuk menjadi pemain utama," kata Michael Shurkin, seorang analis di
kelompok think tank RAND Coropration, kepada The National Interest. "Memiliki kapal induk nuklir benar-benar mendukung ambisi itu."
Masih
menurut Kementerian Pertahanan Prancis, penyebaran kapal induk ke
Samudra Hindia bertujuan untuk menegaskan kembali kehadiran Prancis di
bidang-bidang maritim dan memperkuat penilaiannya terhadap situasi di
kawasan Indo-Pasifik. "Campur tangan untuk mengatasi masalah keamanan
regional yang sesuai, mengembangkan kemampuannya untuk bekerja sama
dengan militer lain, dan memperkuat kemitraan strategis," kata
kementerian itu.
"Prancis selalu berdiri di garis depan dalam
membela hak kebebasan navigasi yang tidak dapat dicabut di perairan
internasional," imbuh Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly. "Setiap
kali ada pelanggaran prinsip dasar hukum internasional, seperti yang
saat ini terjadi di Laut China selatan, kami akan menunjukkan kebebasan
kami untuk bertindak dan berlayar di perairan seperti itu."
Charles
de Gaulle diluncurkan pada 1994 dan namanya diambil dari nama Jenderal
Prancis; Charles de Gaulle, yang memimpin Pasukan Prancis selama Perang
Dunia II dan kemudian menjabat sebagai presiden negara itu setelah
kudeta 1958.