Sekjen IORA Nomvuyo N. Nokwe. Foto/SINDONews/Berlianto
DENPASAR
- Keamanan maritim menjadi fokus dari Indian Ocean Rim Organization
(IORA) guna melindungi kepentingan ekonomi negara anggotanya. Hal itu
diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) IORA Nomvuyo N. Nokwe.
"Di
wilayah ini ada banyak perdagangan yang terjadi dan jika kita tidak
memiliki laut yang aman maka perdagangan itu tidak akan terjadi," ujar
Nokwe usai membuka acara Panel Tingkat Tinggi IORA di Bali Nusa Dua
Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (8/12/2018).
Selain
itu, aksi pencurian ikan juga kerap dikeluhkan oleh para negara anggota
IORA. Karenanya dibutuhkan peningkatan keamanan di wilayah maritim.
"Saya
pikir kita bisa mengatasinya dengan lebih banyak pelayaran yang
dilakukan oleh Angkatan Laut guna memastikan keamanan dan meningkatkan
perdamaian," kata Nokwe.
Pertemuan
Panel Tingkat Tinggi IORA akan digelar selam dua hari hingga hari Sabtu
(8/12/2016. Mengangkat tema Meningkatkan Kerja Sama Maritim untuk
Pertumbuhan Inkklusif di Samudera Hindia, pertemuan ini diikuti oleh 15
negara anggota, lima negara mitra dialog dan tiga organisasi
internasional.
Sekretaris Angkatan Laut Amerika Serikat Richard Spencer. Foto/CC0/Michael Feddersen
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan Rusia sebagai ancaman
yang menggertak di wilayah Pasifik dan China sebagai ancaman yang
berkembang. Hal itu disampaikan Sekretaris Angkatan Laut AS Richard
Spencer.
"Rusia adalah ancaman yang menggertak, Cina adalah
ancaman mondar-mandir, dan itulah yang kami fokuskan," kata Spencer
dalam diskusi di Center of the Strategic and International Studies
(CSIS) di Washington, DC.
Spencer menunjukkan bahwa Angkatan Laut
AS siap untuk mengatasi ancaman tersebut dan siap bertindak jika
dipanggil. "Kami siap bertarung bahkan malam ini, jika diperlukan," kata
Spencer, yang dikutip Sputnik, Jumat (7/12/2018).
Selain
itu, Spencer mengatakan Amerika Serikat akan menjalankan operasi
kebebasan bernavigasi di Pasifik dan juga di seluruh dunia.
Pada
hari Rabu, kapal perang AS, USS McCampbell, memasuki Laut Jepang untuk
menantang klaim maritim berlebihan Rusia dan menjunjung tinggi
penggunaan laut yang sah sesuai hukum internasional.
Menurut
Angkatan Laut AS, Amerika Serikat tidak mengakui klaim Rusia di perairan
di sekitar Peter the Great Bay di Laut Jepang dan menyatakannya sebagai
wilayah laut internasional karena lebih dari 12 mil dari garis pantai
Rusia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal
Igor Konashenkov mengatakan pada hari Kamis bahwa kapal perang AS itu
tidak mendekati perairan teritorial Rusia. Menurutnya, sepanjang
perjalanannya di perairan internasional dikawal oleh kapal anti-kapal
selam milik Rusia, Admiral Tributs dan pesawat Armada Angkatan Laut
Pasifik.
"Kami berbicara dengan Rusia secara teratur di Selat Bering dan keselamatan lalu lintas di sana," kata Spencer di CSIS.
Spencer
menjelaskan bahwa Angkatan Laut AS mencoba untuk berkomunikasi dengan
angkatan laut negara-negara pesaing di wilayah Arktik dan Pasifik.
"Secara
khusus, kami telah melakukan percakapan dan kami masih melakukannya
dari waktu ke waktu dengan rekan-rekan kami di China," kata Spencer.
Spencer
menambahkan, mempertahankan komunikasi semacam itu pada tingkat
profesional untuk memastikan keamanan di kawasan sangatlah penting.
Rudal jelajah 9M729 Novator Rusia yang dituding Amerika Serikat melanggar Perjanjian INF 1987. Foto/TASS/Yuri Smityuk
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) menuntut Rusia untuk membuang dan tidak
memodifikasi peluru kendali (rudal) 9M729 berkemampuan nuklir.
Selanjutnya, Moskow harus kembali mematuhi perjanjian kontrol senjata
nuklir 1987.
"Sebaiknya Anda menyingkirkan sistem, menyingkirkan
peluncur atau mengubah sistem di mana ia tidak melebihi jangkauan,
dengan cara yang dapat diverifikasi," kata Wakil Menteri untuk Kontrol
Senjata dan Keamanan Internasional di Departemen Luar Negeri Amerika
Serikat, Andrea Thompson, hari Kamis yang dilansir Reuters, Jumat (7/12/2018).
Pada
hari Selasa, AS mengultimatum Rusia untuk mematuhi Perjanjian
Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987 dalam waktu 60 hari. Jika
tidak, Washington akan mulai menarik diri dari pakta tersebut.
Ancaman
Washington untuk meninggalkan Perjanjian INF telah memicu kekhawatiran
Eropa akan pecahnya perlombaan senjata nuklir baru antara AS dan Rusia.
Bahkan, yang lebih berbahaya lagi, Eropa berpotensi menjadi medan perang
nuklir.
Duta Besar AS untuk Rusia Jon Huntsman, yang memberi
penjelasan kepada wartawan bersama Thompson, mengatakan bahwa penarikan
AS dari perjanjian itu tidak berarti Washington menjauh dari pengawasan
senjata.
"Kami tetap berkomitmen untuk mengendalikan senjata,
tetapi kami membutuhkan mitra yang dapat diandalkan dan tidak memiliki
satu di Rusia pada INF atau dalam hal ini pada perjanjian lain yang
dilanggar," kata Huntsman.
Komandan militer AS memperingatkan
bahwa pelanggaran lanjutan Rusia terhadap pakta INF dapat menghambat
perluasan perjanjian New START, yang membatasi penyebaran senjata nuklir
AS dan Rusia. Tanggal "kedaluwarsa" perjanjian New START adalah 5
Februari 2021.
"Saya tidak akan jelas tidak membuat keputusan
ini. Saya akan membuat rekomendasi," kata Jenderal Marinir Joseph
Dunford, ketua Kepala Staf Gabungan. "Tetapi sangat sulit bagi saya
untuk membayangkan kemajuan dalam memperpanjang (New START) jika
landasannya adalah ketidakpatuhan terhadap INF Treaty," ujarnya.
Perpanjangan
perjanjian New START dilakukan lima tahun sekali. Perpanjangan masa
berlaku perjanjian itu penting untuk mencegah penyebaran senjata nuklir
ofensif kedua negara.
Moskow telah membantah tuduhan AS soal
pengembangan rudal 9M729. Presiden Rusia Vladimir Putin justru mengancam
bahwa negaranya akan mengembangkan rudal yang dilarang oleh Perjanjian
INF jika Amerika Serikat keluar dari pakta tersebut.
Amerika
Serikat dan sekutu Eropa-nya menuduh rudal jelajah 9M729 Novator, yang
oleh NATO dinamai SSC-8, melanggar batas jangkauan yang ditetapkan dalam
Perjanjian INF yakni dari 500 hingga 5.000 km (310 hingga 3.420 mil).
Perjanjian itu juga melarang produksi dan pengujian rudal serta peluncur dengan jangkauan tersebut.
Perjanjian
INF dinegosiasikan oleh Presiden Ronald Reagan dan pemimpin Soviet
Mikhail Gorbachev dan diratifikasi oleh Senat AS. Tujuan dari perjanjian
ini sejatinya untuk melenyapkan rudal jarak menengah dari dua kekuatan
nuklir terbesar dunia dan mengurangi kemampuan mereka untuk meluncurkan
serangan nuklir dalam waktu singkat.
PM Sngapura Lee Hsien Loong bertemu PM Malaysia Mahathir
Mohamad di Perdana Leadership Foundation, Putrajaya, Malaysia pada 19
Mei 2018.[Foto MCI/The Bussines Times]
CB, Jakarta - Tujuh bulan sejak Mahathir Mohamad memimpin Malaysia, pemerintahan baru Mahathir dan Singapura saling berselisih atas teritorial udara dan maritim.
Para
pengamat telah mencatat bahwa beberapa masalah seperti harga air dan
jembatan bengkok adalah isu bilateral Singapura yang akrab selama
jabatan Mahathir, sejak tugas pertamanya sebagai Perdana Menteri
Malaysia dari 1981 hingga 2003.
Lalu
apa saja isu lain yang menyentil hubungan dua negara tersebut, berikut
sejumlah perselisihan Singapura-Malaysia seperti dilansir dari Malay
Mail, 6 Desember 2018.
PROYEK REL KERETA CEPAT
Ketidakpastian telah
mengganggu proyek kereta cepat atau High Speed Rail Kuala
Lumpur-Singapura sejak pemerintah baru Malaysia mengambil alih
kekuasaan. Proyek ini ditandatangani antara Singapura dan pemerintah
Barisan Nasional Malaysia pimpinan Najib Razak pada Desember 2016.
Ilustrasi kereta api cepat Malaysia. globalconstructionreview.com
Beberapa
minggu setelah memenangkan pemilu, para pemimpin Pakatan Harapan (PH)
awalnya ingin membatalkan proyek untuk memangkas utang besar negara.
Tetapi mereka bergeser posisi, dan menyarankan untuk ditunda.
Baik
Singapura dan Malaysia akhirnya mencapai kesepakatan pada 5 September
untuk menunda proyek tersebut hingga 31 Mei 2020, dengan Malaysia
membayar biaya penundaan ke Singapura pada Januari tahun depan. HARGA AIR
Tak
lama setelah ia menjadi perdana menteri untuk kedua kalinya, Mahathir
Mohamad menghidupkan kembali perselisihan lama. Mahathir mengatakan
harga air yang dijual ke Singapura harus dinaikkan setidaknya 10 kali.
Tetapi Singapura langsung buka suara bahwa Perjanjian Air 1962 dijamin
oleh kedua negara dalam Perjanjian Pemisahan 1965.
Pipa penyalur air di sepanjang sisi jembatan penghubung SIngapura dan Johor, Malaysia.[Straits Times]
Menanggapi
masalah ini, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa
kedua negara harus melanjutkan dengan ketat sesuai dengan ketentuannya.
Menyusul kunjungan kenegaraan resmi pertama Mahathir ke Singapura pada
November, kedua pemimpin menyatakan kesediaannya untuk membahas masalah
ini lebih lanjut.
JEMBATAN BENGKOK
Pada tahun 2000, Mahathir pertama kali menyinggung untuk mengganti
Causeway atau jalan layang, yang menghubungkan daratan
Singapura-Malaysia, dengan jembatan baru, dan mengatakan bahwa jembatan
baru akan meningkatkan arus lalu lintas dan memungkinkan kapal untuk
menyeberangi Selat Johor.
Singapura mengatakan bahwa proyek itu
tidak perlu karena Causeway dalam keadaan baik. Terlepas dari
perselisihan keduanya, Malaysia ingin melanjutkan dan membangun apa yang
dikenal sebagai jembatan bengkok di sisi jalan lintas. Namun Abdullah
Badawi, penerus Mahathir, membatalkan rencana tersebut pada 2006.
Jembatan Bengkok SIngapura-Malaysia.[New Straits Times]
Pada
Oktober tahun ini, Kepala Menteri Johor Osman Sapian menghidupkan
kembali isu proyek untuk jembatan bengkok, dan menegaskan dia telah
mengajukannya kepada Mahathir.
Sebagai tanggapan, Singapura
mengatakan bahwa pihaknya belum menerima proposal resmi dari Malaysia.
Namun demikian, Mahathir secara terbuka merestui proyek tersebut.
PERBATASAN MARITIM
Kota Johor Bahru, Malaysia. Soyacincau
Pada
Oktober, Malaysia secara sepihak memperluas batas pelabuhan Johor Baru,
mendorong Kementerian Transportasi Singapura untuk memprotes langkah
yang dikatakan melanggar kedaulatan Singapura dan hukum internasional.
Meskipun
ada protes di Singapura, kapal-kapal Malaysia berulang kali mengganggu
perairan teritorial Singapura dari Tuas dalam dua minggu terakhir.
WILAYAH UDARA JOHOR SELATAN
Malaysia
telah memprotes rencana Singapura untuk menggunakan bagian selatan
Johor Baru untuk operasi penerbangan di Bandara Seletar. Menteri
Transportasi Malaysia juga ingin mengambil alih kembali wilayah udara.
Malaysia
mengklaim bahwa Singapura telah memberlakukan, tanpa persetujuan
Malaysia, prosedur baru Instrumen Landing System (ILS) untuk Bandara
Seletar yang diberlakukan pada 3 Januari.
Bandara Seletar di Singapura.[Straits Times]
Malaysia
juga mengklaim bahwa ILS, yang mengharuskan pesawat terbang melintasi
Johor Selatan, akan menghambat pembangunan di kota Pasir Gudang di
Johor.
Sebagai
tanggapan, Singapura telah menunjukkan bahwa prosedur itu selaras
dengan standar yang ditetapkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil
Internasional (ICAO) dan sejalan dengan keselamatan penerbangan yang ada
ke Bandara Seletar, yang telah digunakan Singapura beberapa puluh tahun sejak 1974 berdasarkan kesepakatan 1973 dengan Malaysia.
Jakarta, CB -- Sengketa wilayah perairan dan udara antara Malaysia dan Singapura
nampaknya semakin meruncing. Kini Singapura membalas dengan turut
memperluas batas pelabuhannya untuk menghentikan aksi penerobosan yang
dilakukan Negeri Jiran.
Seperti dilansir Strait Times, Kamis (6/12), Singapura juga menerapkan aturan penerbangan baru di dekat Bandara Seletar, Malaysia.
Atas
keputusan Singapura itu, kini gantian Malaysia yang mengajukan nota
protes. Mereka keberatan dengan pengubahan mendadak prosedur penerbangan
di ruang udara Johor, serta mengklaim perluasan batas Pelabuhan Johor
Baru masih berada dalam wilayah perairan Negeri Jiran.
Menurut laporan Asia One, Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony
Loke menyangkal perluasan batas pelabuhan Johor Baru mengusik
kedaulatan wilayah Singapura. Pernyataan dia didukung oleh Perdana
Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Kendati begitu, menurut
versi Kementerian Perhubungan Singapura sikap Malaysia justru melanggar
karena melampaui Perairan Tuas, yang mereka kuasai.
"Aparat kami
kan terus berpatroli dan akan bereaksi terhadap kegiatan mencurigakan.
Selama ini mereka menahan diri atas tindakan agresif kapal-kapal
Malaysia," kata Menteri Perhubungan Singapura, Khaw Boon Wan.
Khaw
menyatakan Singapura sudah berkegiatan dan menguasai Perairan Tuas
sejak 1999. Namun, Malaysia mengklaim menguasai wilayah laut itu sejak
1979. Padahal, Singapura tidak mengakui perjanjian itu karena mereka
melakukan reklamasi untuk membangun Pelabuhan Tuas.
Persoalan
bermula ketika Kementerian Perhubungan Malaysia berencana mengambil alih
kendali ruang udara di Johor, yang selama ini pengelolaannya diwakili
oleh Singapura pada 25 Oktober lalu.
Beberapa jam kemudian,
Malaysia juga berencana memajukan batas pelabuhan Johor Baru hingga
mendekati perairang Tuas yang dikuasai Singapura. Pemerintah Singapura
menyatakan tidak akan tinggal diam jika Malaysia nekat bertindak jika
wilayah perairan mereka diusik.
Sejak itu, kata Singapura,
sejumlah kapal dari Polisi Air dan Kementerian Kelautan Malaysia hilir
mudik dan menerobos perairan Tuas. Singapura mencatat kapal Malaysia 14
kali memasuki wilayah itu, dan hingga kini masih terjadi.
Singapura sudah mengajukan nota protes dan meminta Malaysia menghormati
kedaulatan wilayah mereka. Sebab, mereka khawatir hal itu akan berdampak
buruk dan membahayakan aktivitas pelayaran di perairan itu.
Kapal perang milik Angkatan Laut Singapura. (Safir Makki)
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mendesak pemerintah Malaysia berhenti mengganggu dengan sengaja wilayah perairan negaranya untuk menghindari ketegangan antara kedua negara.
Pernyataan
itu diutarakan Vivian menyusul rencana Malaysia yang ingin memperluas
batas pelabuhan dan mengambil alih kendali ruang udaranya (FIR) di dekat
wilayah Singapura.
"Berbicara kepada Menlu Malaysia Saifuddin
Abdullah melalui telepon, Menlu Vivian menekankan bahwa rencana tersebut
melampaui wilayah perairan yang diklaim Malaysia selama ini sebagaimana
ditetapkan dalam peta Malaysia sendiri pada 1979-yang tak pernah diakui
Singapura," bunyi pernyataan Kemlu Singapura pada Rabu (5/12) kemarin.
"Adalah desakan yang sangat penting bagi Malaysia untuk menghentikan
ganguan ini demi menghindari meningkatnya ketegangan di lapangan."
Rencana
perluasan pelabuhan Malaysia di Johor telah diumumkan Kuala Lumpur
sejak 25 Oktober lalu melalui sebuah dokumen yang dirilis kantor
kejaksaan agung.
Pada Selasa (4/12), Singapura menyampaikan
protes keras terkait rencana tersebut, dan meminta Malaysia menahan diri
untuk tidak melakukan tindakan sepihak lebih lanjut.
Dikutip Channel News Asia,
Vivian mengatakan meski Singapura telah mengajukan nota protes
diplomatik, Malaysia tetap melakukan 'gangguan provokatif' dengan
mengerahkan kapalnya ke perairan Singapura di lepas pantai Tuas.
Selain
soal perbatasan maritim, Vivian juga mengatakan percakapannya dengan
Saifuddin fokus membahas sengketa ruang udara antara kedua negara.
Vivian
meminta penjelasan Saifuddin mengenai pernyataan Menteri Transportasi
Malaysia Anthony Loke yang menyebut bahwa Kuala Lumpur berencana
mengambil alih kendali ruang udara di Johor, yang sejak 1974 dikelola
Singapura.
Lebih lanjut, Vivian mengatakan kepada Saifuddin kalau Singapura
menghormati kedaulatan Malaysia, dan kedua negara bertanggung jawab
menjaga keamanan penerbangan sipil di ruang udara mereka.
"Setiap
proposal proyek harus memastikan bahwa keamanan dan efisiensi
penerbangan sipil tidak terganggu, dan tetap sesuai dengan standar
ICAO," ucap Vivian.
Vivian juga mengatakan kedua negara harus
mendiskusikan masalah ini secara konstruktif dan menekankan pentingnya
menjaga relasi bilateral yang baik dengan mematuhi hukum internasional.
Ilustrasi bendera papua barat. Sumber: spectator.com.au
CB, Jakarta - Tahun lalu Komite Dekolonisasi PBB menolak petisi yang diklaim ditandatangani oleh 1,8 juta orang Papua Barat, yang menyerukan referendum kemerdekaan.
Pada
September 2017 menurut laporan yang dikutip dari Radio NZ pada 6
Desember 2018, petisi yang disampaikan oleh pemimpin kemerdekaan Papua
Barat Benny Wenda, meminta PBB untuk menunjuk seorang perwakilan khusus
untuk menyelidiki pelanggaran dan untuk menempatkan Papua Barat kembali
pada agenda dekolonisasi.
Namun
komite dekolonisasi PBB mengatakan bahwa isu Papua Barat berada di luar
wewenangnya, yang hanya diberikan ke 17 negara yang diakui oleh PBB
sebagai "Non-self Governing Territory". Menurut Piagam PBB, yang dikutip
dari situs un.org, Non-Self Governing Territory adalah masyarakat yang
belum mencapai syarat penuh untuk membentuk pemerintahan sendiri.
Tokoh Separatis Papua Barat Benny Wenda (kiri).[bennywenda.org]
Pada
1946, sejumlah anggota PBB mengidentifikasi sejumlah wilayah di bawah
pemerintahan mereka yang belum mampu memerintah sendiri dan
memasukkannya ke dalam daftar PBB. Sebagai hasil dari proses
dekolonisasi selama beberapa tahun setelahnya, banyak dari
wilayah-wilayah tersebut dihapus dari daftar PBB.
Hal
ini mendesak pemerintahan yang berkuasa untuk mengambil langkah-langkah
efektif untuk melindungi dan menjamin hak-hak yang tidak dapat dicabut
dari masyarakat Non-Self Governing Territory untuk sumber daya alam
mereka, termasuk tanah, dan kemampuan untuk membangun dan mempertahankan
kendali atas pengembangan sumber daya tersebut di masa depan, dan
meminta pejabat pemerintah berkuasa untuk mengambil semua langkah yang
diperlukan untuk melindungi hak milik masyarakat di Wilayah tersebut.
Berdasarkan data terakhir dari Sekretariat PBB 2017 terkait Non-Self Governing Territory,
saat ini ada 17 wilayah yang masuk daftar Non-Self Governing Territory,
beberapa di antaranya adalah Guam, New Caledonia, Gibraltar, Cayman
Island, Bermuda dan lainnya.
Dubes Venezuela untuk PBB Rafael Ramirez.[REUTERS]
Ketua
Komite Dekolonisasi PBB sekaligus dan Dubes Venezuela untuk PBB, Rafael
Ramirez, mengatakan dia tidak menerima dokumen permohonan resmi, dan
komitenya telah dimanipulasi untuk tujuan politik. Abc.net.au melaporkan
ketua komite tidak menerima petisi atau laporan dan menyebutnya palsu.
Ramirez
juga mengatakan bahwa komite itu menerima kedaulatan Indonesia atas
Papua Barat, yang menguasai bagian barat Papua pada 1969.
Dalam
sebuah pernyataan, perwakilan PBB di Indonesia, Triansyah Djani, yang
duduk di komite, menyebut petisi Wenda untuk kemerdekaan Papua Barat sebagai propaganda tipuan dan separatis.
Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan dukungan Selandia Baru terhadap
wilayah Indonesia setelah bertemu dengan Menteri Urusan Pasifik Aupito
William Sio. Foto/SINDONews/Berlianto
DENPASAR
- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Urusan
Pasifik Selandia Baru Aupito William Sio di sela-sela gelaran Bali
Democracy Forum (BDF) ke-11 di Nusa Dua, Bali. Dalam pertemuan tersebut,
keduanya membicarakan follow up dari joint ministerial metting yang
dilakukan pada 5 Oktober lalu.
Dikatakan oleh Retno Marsudi, baik
dirinya dan Sio melihat hubungan kedua negara semakin kuat."Selandia
Baru sekali lagi menekankan dukungannya terhadap territorial integrity
of Indonesia," kata Retno, Kamis (6/12/2019).
Dalam kesempatan
itu, kedua juga membahas kerja sama dalam konteks counter terrorism
karena Selandia Baru merupakan bagian dari kerja sama sub regional untuk
countering terrorism.
"Kita berharap bahwa minggu depan akan dapat ditandatangani arrangement countering of terrorism cooperation," ujar Retno.
Selain
itu, keduanya juga berbicara mengenai kerja sama triangular untuk
Pasifik. Pasalnya, Selandia Baru banyak sekali melakukan aktivitas di
Pasifik dan Indonesia juga terus meningkatkan hubungannya di Pasifik.
"Kita
akan terus melakukan konsultasi bagaimana kedua negara dapat menyatukan
langkah di dalam merekatkan hubungan kita dengan Pasifik," ucap Retno.
Dalam konteks ini, kata Retno, keduanya membahas mengenai rencana Indonesia untuk melakukan Pasific exibition.
"Jadi
eksibisi pertama yang diinisiasi oleh Indonesia dengan mengundang
negara-negara Pasifik untuk showcasing pottential, potensi yang dimiliki
oleh mereka tentunya utamanya adalah potensi ekonomi," tutur Retno.
Sebanyak
31 pekerja tewas dibunuh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian
DENPASAR
- Pemerintah Australia menyampaikan ucapan belasungkawa kepada
Indonesia atas pembunuhan terhadap 31 pekerja di Papua. Mereka pun
meminta pemerintah melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.
"Kami
mengucapkan belasungkawa yang mendalam bagi para pekerja yang terbunuh
dalam tragedi di Papua," ujar Menteri Luar Negeri Australia Marise
Payne.
"Ini sangat tragis. Kami harap akan ada investigasi yang
sangat serius dan komprehensif," imbuhnya usai bertemu dengan Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi di sela-sela penyelenggaraan Bali Democracy
Forum (BDF), Kamis (6/12/2018).Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno
Marsudi mengungkapkan bahwa sejumlah negara juga menyampaikan hal yang
sama seperti Australia. Mereka meminta pemerintah melakukan investigasi
atas kejadian tersebut agar bisa menyeret pelakunya ke meja hijau.
"Mereka
mengharapkan agar investigasi secara seksama dapat segera dilakukan
untuk membawa para pelaku mempertanggungjawabkan perbuatan mereka sesuai
dengan hukum yang berlaku," ujar Retno,
Sebanyak 31 pekerja PT
Istaka Karya yang tengah membangun jembatan Habema-Mugi di Kabupaten
Nduga, Papua, menjadi korban kebiadaban kelompok bersenjata Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Mereka dibantai setelah salah satu pekerja diduga
memfoto kegiatan hari ulang tahun (HUT) OPM pada hari Sabtu 1 Desember
2018 lalu.
Belakangan,
kelompok OPM pimpinan Egianus Kaguya mengaku bertanggungjawab atas
serangan tersebut. Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat
(TPNPB), Sebby Sambom membenarkan bahwa kelompoknya, sayap militer
Organisasi Papua Merdeka (OPM), bertanggung jawab atas pembunuhan
pekerja proyek di Nduga, Papua. Menurutnya, penyerangan itu dilakukan
dengan alasan untuk menuntut kemerdekaan Papua Barat.
Seorang muslim Uighur berjalan diantara bendera nasional Cina
di Kota Lama Kashgar, Xinjiang Uighur, Cina, 6 September 2018. Muslim
Uighur di Cina menghadapi persekusi dengan antara lain melalui apa yang
disebut kamp pendidikan kembali di tengah-tengah kekhawatiran dunia
terhadap ekstrimisme. REUTERS/Thomas Peter
CB, Jenewa – Kepala
Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Komisi HAM PBB,
Michelle Bachelet, mengatakan sedang berupaya mendapatkan akses untuk
bisa masuk ke daerah Xinjiang, Cina.
Bachelet
mengatakan dia akan memverifikasi kebenaran sejumlah laporan yang
mengkhawatirkan mengenai kamp edukasi untuk warga Uighurs dan etnis
minoritas Muslim lainnya di Cina.
“Kami telah meminta akses
langsung ke wilayah itu agar dapat mengecek dan memverifikasi laporan
mengkhawatirkan yang kami terima,” kata Bachelet dalam jumpa pers di
Jenewa, Swiss, Rabu, 5 Desember 2018 waktu setempat seperti dilansir Reuters.
Sejumlah bekas tahanan di kamp edukasi itu mengatakan mereka
mengalami penyiksaan di sana. Mereka juga dipaksa untuk mempelajari
propaganda Partai Komunis Cina.
Sebaliknya,
pemerintah Cina mengklaim itu merupakan kamp untuk pelatihan pendidikan
vokasi dan untuk meredam kecenderungan ekstrimisme diantara populasi
Uighur.
Menurut Bachelet, seperti dilansir CNN, PBB telah menawarkan bantuan teknis untuk mengatasi isu ekstimisme.
“Kami berkeinginan agar Cina berdialog serius mengenai masalah mendesak ini,” kata dia.
Desakan
Bachelet ini dilakukan sehari setelah Kepala Kebijakan HAM Jerman,
Barbel Kofler, mengatakan pemerintah Cina telah menolak kedatangannya ke
kamp-kamp itu saat datang ke Cina baru-baru ini.
“Saya terkejut
oleh laporan perlakuan terhadap minoritas Uighur Turki. Saya ingin
mendapatkan impresi langsung dari sistuasi di sana dan akan terus
mendesak agar mendapat izin mengunjungi Xinjiang segera,” kata dia.
Kepala Badan HAM PBB, Michelle Bachelet. Reuters
Kofler
juga menegaskan dia merasa sangat prihatin mengenai kondisi HAM di
Cina. “Ini terutama mempengaruhi suara kritis di masyarakat madani –
para pengacara pembela HAM, jurnalis dan blogger,” kata Kofler.
Saat
rapat dengar pendapat di Badan HAM PBB pada November 2018, belasan
negara meminta Beijing agar menghentikan penahanan semena-mena terhadap
warga Uighur di Xinjiang.
Menurut Bachelet, HAM bukanlah isu yang
bisa dipisah-pisah. “Anda tidak bisa mengatakan HAM yang ini prioritas,
dan yang itu tidak prioritas. Anda tidak bisa mengundang seseorang ke
rumah Anda, memberinya makanan, tapi tidak mengizinkannya untuk
berbicara,” kata Bachelet soal kebijakan pemerintah Cina. “Anda harus memastikan semua HAM terlindungi.”
Organization of Islamic Cooperation (OIC). (oic-oci.org)
Jakarta (CB) - Wakil Menteri Luar Negeri Turki Yavuz
Selim Kiran mengatakan bahwa negara-negara Islam, yang berada di bawah
Organisasi Kerjasama Islam (OKI), harus menyatukan suara dan memiliki
visi bersama.
Hal tersebut dikatakan Wamenlu Yavuz Selim Kiran terkait berbagai
konflik dan tragedi kemanusiaan yang akhir-akhir ini terjadi, dalam
Konferensi Negara Anggota OKI untuk Mediasi kedua yang diselenggarakan
di Istanbul, Turki, pada 29 November lalu.
“Dunia kita telah melihat banyak pertumpahan darah dan air mata.
Peperangan di Suriah telah memasuki tahun ke delapan. Ribuan masyarakat
kehilangan nyawanya, sementara jutaan lainnya terpaksa mengungsi,” kata
Yavuz.
Ia juga mengatakan bahwa konflik di Yaman dan Afghanistan yang tak
kunjung berakhir terus memakan korban. Tak hanya mengganggu kedamaian di
negara-negara Islam tersebut, peperangan juga menyebabkan
ketidakstabilan yang semakin jauh di kawasan.
“Fakta nyata bahwa dunia sedang mengalami jumlah orang yang terlantar
secara paksa, sejak Perang Dunia kedua, menunjukkan bahwa kita harus
bekerja lebih keras bersama,” katanya.
Ia menegaskan bahwa masyarakat dari negara anggota OKI harus
memperkuat hubungan dan kepercayaan satu sama lain, agar tak ada
keburukan atau niat jahat yang dapat merenggangkan kerjasama antar
negara Islam itu.
“Buat baris lurus, berdiri bahu-membahu dan tutup celah yang ada,
jangan tinggalkan ruang untuk setan,” katanya mengutip salah satu hadits
Nabi Muhammad SAW.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa konflik yang tengah terjadi di
berbagai negara memang begitu pelik, dan mengharapkan krisis tersebut
untuk dapat diselesaikan oleh pihak lain bukanlah harapan yang
realistis.
Oleh karena itu, Yavuz meyakini bahwa negara-negara Islam harus
bekerja keras untuk menyatukan suara dan objektif, karena hal itu dapat
menjadi kunci untuk mempermudah proses penyelesaian konflik dan fokus
pada potensi yang ada.
“Sangatlah menyedihkan ketika kita melihat komunitas Islam yang
tampak hancur karena kemiskinan, terorisme dan konflik. Namun, seperti
yang kita semua ketahui, cahaya naik dari timur,” pungkasnya.
Jakarta, CB -- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta pihak yang bertikai di Yaman untuk terlibat dalam pembicaraan tanpa memaksakan prasyarat.
Guteres mendesak para pihak yang bertikai untuk membuat kemajuan dalam agenda perundingan damai.
"Hal
ini bisa dilakukan dengan mengedepankan fleksibilitas, memiliki itikad
baik, dan tanpa prasyarat," tulis pihak PBB dalam pernyataannya, seperti
yang dikutip dari AFP, Kamis (6/12).
Sekjen PBB mengimbau para pihak untuk mengosongkan Hodeida, kota
pelabuhan yang dikuasai pemberontak. Hal ini dikarenakan, Hodeida adalah
pintu masuk utama untuk bantuan kemanusiaan dan persediaan vital.
Pada
pertemuan di Swedia, Menteri Luar Negeri Yaman menyerukan kepada para
pemberontak Huthi untuk menarik diri dari Hodeida. Pihak Huthi pun
menolak permintaan ini.
Pemerintah Yaman dan pihak pemberontah
Al-Huthi memulai perundingan damai pada hari Kamis (6/12) di Swedia.
Diharapkan negosiasi kali ini berhasil setelah Griffiths meyakinkan
kedua belah pihak semuanya akan berjalan lancar.
Kedua belah pihak yang bertikai gagal menggelar perundingan damai pada September lalu di Swiss.
Pejabat
pemerintah Yaman, Hadi Haig menyatakan jika perundingan damai tercapai
maka mereka akan membebaskan sekitar 1,500 hingga 2000 tahanan perang.
Pemberontak
Houthi juga berjanji akan melakukan hal yang sama, termasuk membebaskan
mantan Menteri Pertahanan Mahmoud al-Subaihi dan adik Presiden
Abedrabbo Mansour Hadi sekaligus mantan pejabat intelijen senior,
Nasser.
Kabar perundingan itu juga dibenarkan oleh petinggi
Houthi, Abdel Kader al-Murtadha. Dia berharap perjanjian ini bisa
diterapkan tanpa problem.
CB,
KABUL -- Komisi Keluhan Pemilu (EIC) Afghanistan menyatakan pemilihan
umum di ibu kota Kabul tidak sah. Afghanistan menggelar pemilihan
legislatif pada Oktober lalu yang ternyata dinyatakan tidak valid, penuh
penipuan, dan dikelola dengan buruk.
Komisi Independen Pemilu Afghanistan yang dapat memutuskan persoalan
tersebut. Badan tersebut yang memiliki kewenangan atas surat suara yang
dirusak pemilih curang, masalah teknis dalam peralatan biometrik untuk
memverifikasi pemilih, dan ketidakakuratan daftar pemilih.
"Ada
masalah serius di Kabul yang dapat melukai keadilan, transparansi, dan
inklusivitas pemilih," kata juru bicara EIC Ali Reza Rohani, Kamis
(6/12).
Lebih dari satu juta pemilih tercatat di Kabul,
seperempat dari total pemilih di Afghanistan yang seluruhnya sebanyak
empat juta orang. Jika tuduhan EIC ini benar, maka akan menimbulkan
pertanyaan validitas pemilu yang sangat didorong oleh mitra-mitra
Afghanistan seperti Amerika Serikat.
Rekomendasi untuk
membatalkan pemungutan suara di Kabul juga menambah ketidakpastian
pemilihan presiden 20 April 2019 mendatang. Otoritas pemilu mengatakan
mereka mempertimbangkan untuk menunda pemungutan suara untuk pemilihan
presiden sampai bulan Juli 2019 karena mereka kesulitan
mengorganisasinya.
Penundaan pemilihan presiden dapat
berdampak pada pembicaraan damai dengan Taliban. Padahal, Taliban sudah
membuka ruang untuk berbicara dengan Amerika Serikat meski masih menolak
untuk berbicara dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.
Pihak
berwenang di Afghanistan masih belum merilis hasil lengkap dari pemilu
parlemen 20 Oktober lalu. Keterlambatan itu menciptakan kekacauan dalam
pemungutan suara yang dilanjutkan pada hari berikutnya.
Kepala
Staf Umum Pasukan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov menuturkan,
penumpukan militer AS dan sekutunya telah memaksa Rusia meningkatkan
potensi militernya. Foto/Istimewa
MOSKOW
- Kepala Staf Umum Pasukan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov
menuturkan, penumpukan militer Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah
memaksa Rusia meningkatkan potensi tempurnya untuk menjamin keamanannya.
"Salah
satu faktor destruktif utama yang menyulitkan situasi internasional
adalah kegiatan AS yang bertujuan mempertahankan peran dominannya di
dunia dan tidak menyingkirkan negara-negara lain dari persaingan," kata
Gerasimov.
"Untuk tujuan ini bahwa Washington dan sekutunya
mengambil langkah-langkah yang komprehensif dan terpadu untuk menahan
Rusia dan mendiskreditkan perannya dalam urusan internasional,"
sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Xinhua pada Kamis
(6/12).
Dia menuturkan, pada 2018, Rusia memusatkan upaya untuk
mempertahankan tingkat kesiapan tempur yang tinggi dari kekuatan nuklir
dan non-nuklir strategisnya, membangun sistem pertahanan aerospace
berlapis, dan meningkatkan pelatihan pasukan dan sistem kontrolnya.
Gerasimov
menyebut sebagai tanggapan terhadap penumpukan sistem pertahanan rudal
global AS, Rusia telah meningkatkan kemampuan tempur dari kekuatan
nuklir strategis berbasis darat dan terus mempersenjatai mereka dengan
rudal Yars yang mampu mengatasi sistem pertahanan rudal..
"Militer kami juga menerima rudal jelajah Avangard dan berhasil menguji rudal balistik antar benua, Sarmat," ungkap Gerasimov.
"Pasukan
Angkatan Laut strategis Rusia telah menerima kapal selam baru dengan
rudal balistik yang mampu menembus sistem pertahanan rudal, dan kekuatan
udara strategis telah memperbaharui jet tempur mereka dan melengkapi
mereka dengan senjata modern. Namun, Rusia tidak terlibat dalam
perlombaan senjata yang menghancurkan," ucapnya.
Dia menambahkan
Rusia telah membatasi pembiayaan angkatan bersenjatanya menjadi sekitar
USD 50 miliar dalam setahun selama beberapa tahun terakhir, jauh lebih
sedikit daripada anggaran militer AS.
Jakarta, CB -- Satu pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat melintasi langit Ukraina pada Kamis (6/12) dalam satu misi untuk menunjukkan dukungan kepada Kiev setelah insiden penyitaan kapal oleh Rusia akhir bulan lalu.
"Hari
ini, Amerika Serikat dan Sekutu melancarkan sebuah penerbangan luar
biasa di bawah Perjanjian Udara Terbuka. Penerbangan ini dilakukan untuk
menegaskan komitmen AS atas Ukraina dan negara-negara rekan lainnya,"
demikian pernyataan Kementerian Pertahanan AS.
Perjanjian
Keterbukaan Udara memang dibentuk untuk menjamin transparansi militer
melalui penerbangan observasi tak bersenjata melintasi setiap 34 negara
yang menandatangani kesepakatan tersebut.
Pentagon menyatakan bahwa militer Ukraina meminta AS melakukan
penerbangan tersebut. AS pun menerbangkan pesawat OC-135 mereka yang
juga membawa pemantau dari Kanada, Jerman, Prancis, Inggris, Rumania,
dan Ukraina.
Ini adalah penerbangan "luar biasa" pertama di
bawah Perjanjian Keterbukaan Udara sejak 2014 lalu. Penerbangan tersebut
hanya dilakukan ketika ada situasi tak biasa.
Penerbangan ini
dilakukan sekitar sepekan setelah terjadi konfrontasi antara kapal
Ukraina dan Rusia di Laut Hitam pada 25 November lalu.
Saat itu, Rusia melepaskan tembakan dan menyita tiga kapal Ukraina yang mereka tuding memasuki wilayah Moskow.
Namun, Ukraina mengklaim bahwa kapal tersebut ditembaki setelah awak memutuskan untuk menjauh dan kembali ke pelabuhan di Odesa.
Insiden
ini dikhawatirkan dapat memicu kembali perang antara kedua negara
setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu.
Tak lama setelah insiden ini, Ukraina mencanangkan darurat militer, langkah yang membuat Putin "sangat khawatir."
Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, pun menyebut bahwa kini negaranya terancam terlibat perang terbuka dengan Rusia.
"Negara ini dalam ancaman akan terlibat perang terbuka dengan Rusia," kata Petro, seperti dilansir CNN.
Presiden
Ukraina, Petro Poroshenko melalui akun Twitternya menuturkan, Kiev akan
memperkuat kekuatan militer di wilayah perbatasan Ukraina dengan Rusia.
Foto/Istimewa
KIEV
- Presiden Ukraina, Petro Poroshenko melalui akun Twitternya
menuturkan, Kiev akan memperkuat kekuatan militer di wilayah perbatasan
Ukraina dengan Rusia. Kiev akan mengirimkan pasukan tambahan ke wilayah
perbatasan kedua negara.
"Unit militer dari Angkatan Bersenjata
Ukraina telah diturunkan ke arah yang paling berbahaya di sepanjang
garis perbatasan kami (dengan Rusia) untuk memperkuat kemampuan
pertahanan," kicau Poroshenko, seperti dilansir Sputnik pada Kamis
(6/12).
Berita itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan
antara Moskow dan Kiev, yang disebabkan oleh penangkapan tiga kapal
Ukraina oleh Penjaga Perbatasan Rusia di dekat Selat Kerch, di wilayah
perairan Crimea.
Ukraina sendiri pada November lalu telah
menyetujui penerapan darurat militer di setidaknya 10 wilayah Ukraina,
yang kebanyakan berada di dekat perbatasan dengan Rusia.
Terkait
dengan darurat militer, Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan, bahwa
dengan mendeklarasikan darurat militer di sepuluh wilayah negara itu,
pemerintah Ukraina telah membagi negara itu menjadi dua bagian.
"Mereka
menyatakan darurat militer di sepuluh wilayah, di mana presiden saat
ini tidak memiliki banyak dukungan. Ini berarti bahwa pemerintah Ukraina
telah membagi negara menjadi dua bagian, satu yang dapat dipercaya dan
satu yang tidak bisa," ucap Putin beberapa waktu lalu.
Putin
mencatat bahwa Ukraina tidak mengumumkan darurat militer, ketika
situasi negara itu jauh lebih mengerikan, dan menyebut keputusan
Presiden Ukraina Petro Poroshenko itu terkait dengan pemilihan umum di
negara tersebut.
Ilustrasi tentara Afghanistan. (REUTERS/Mohammad Ismail)
Jakarta, CB -- Pemerintah Amerika Serikat mengaku khawatir dengan kemampuan angkatan bersenjata Afghanistan
yang lemah. Menurut mereka, jika militer AS angkat kaki dari negara
itu, maka kemungkinan besar pasukan Afghanistan bakal kalah telak dari
Taliban.
"Kalau kami pergi saat ini juga, saya tidak yakin
pasukan Afghanistan bisa mempertahankan negara mereka," kata Kepala
Komando Pusat Angkatan Bersenjata AS, Letnan Jenderal Kenneth McKenzie,
seperti dilansir The Guardian, Kamis (6/12).
Penilaian
itu disampaikan McKenzie untuk mendongkrak sekaligus menyentil kemampuan
militer Afghanistan. Sebab, mereka sudah 17 tahun lebih bertempur dan
kondisi keamanan negara itu tak kunjung membaik karena kelompok Taliban
masih sangat kuat.
McKenzie menyatakan sampai saat ini ada 14 ribu pasukan AS yang
diperbantukan di Afghanistan. Sedangkan rekrutmen dan pertambahan
pasukan Afghanistan tersendat. Penyebabnya adalah mereka menganggap
bahaya pekerjaan itu tidak sepadan dengan bayarannya.
Sebab
sejak 2015 tercatat sudah 28 ribu tentara Afghanistan meninggal dalam
pertempuran ataupun serangan melawan Taliban. Sedangkan jumlah pejuang
Taliban di seluruh Afghanistan diperkirakan mencapai 60 ribu orang.
"Jumlah
pasukan Afghanistan yang meninggal dalam pertempuran sangat banyak.
Mereka bertempur dengan keras. Hal ini harus diperbaiki," ujar McKenzie.
Menurut pemerintah Afghanistan, rata-rata ada 500 prajurit mereka yang
meninggal saban bulan. Jika hal ini terus terjadi, maka pembicaraan
damai akan sulit tercapai.
Setidaknya
tiga orang tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka akibat
serangan bom, yang disertai dengan penembakan di kota pelabuhan
Chabahar, Iran. Foto/Reuters
TEHERAN
- Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka
akibat serangan bom, yang disertai dengan penembakan di kota pelabuhan
Chabahar, di bagian tenggara Iran.
Gubernur Chabahar, Rahmdel
Bameria dalam sebuah wawancara kepada televisi setempat menuturkan,
serangan bom itu adalah serangan bom bunuh diri. Dia membenarkan tiga
orang tewas dan banyak lainnya menderita cidera akibat serangan itu.
"Tiga
orang tewas dan beberapa lainnya cedera. Pelaku serangan bom bunuh diri
meledakan bom saat berhenti di markas polisi di Chabahar," kata Bameria
dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Reuters pada Kamis (6/12).
Sementara
itu, menurut Wakil Gubernur untuk urusan keamanan Chabahar, Mohammad
Hadi Marashi, dua orang petugas polisi turut menjadi korban tewas dalam
serangan itu. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung
jawab atas serangan itu.
Chabahar
sendiri adalah zona perdagangan bebas dan lokasi kompleks pelabuhan
baru, yang sedang dikembangkan bersama India, sebagai bagian dari
koridor transportasi baru untuk Afghanistan.
Para jenderal dan pengawalnya tewas saat bom meledakkan truk pikap militer
CB,
MOGADISHU -- Sembilan tentara, termasuk dua jenderal, tewas pada Kamis
(6/12) oleh ledakan di luar Mogadishu, ibu kota Somalia, kata perwira
dan militan. Kelompok al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas insiden
ini.
Al Shabaab menyatakan telah menghancurkan truk pikap militer, yang
membawa dua jenderal itu dan tujuh pengawal mereka, di dekat desa
Dhanaane di luar Mogadishu pada Kamis (6/12) siang. Abdiasis Abu Musab,
juru bicara operasi militer al Shabaab, menyebut dua jenderal tewas itu
ialah Omar Aden dan Abdi Ali.
"Kami menghancurkan pikap mereka dengan bom tepi jalan di dekat desa Dhanaane," kata dia kepada Reuters.
Seorang
perwira militer yang menyebut dirinya Kapten Mohamad membenarkan dua
jenderal itu dan para pengawal mereka telah gugur sementara yang lain
menderita cedera.
Al Shabaab telah bertempur bertahun-tahun
untuk menggulingkan pemerintahan pusat Somalia dukungan Barat dan
memberlakukan hukum syariah. Negara itu dilanda perang sejak awal
1990-an.
Demo Kenaikan BBM di Prancis. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
Jakarta, CB -- Sekitar 8.000 polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan di Paris, Prancis, pada Sabtu (8/12). Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi massa yang akan melakukan protes terkait kenaikan harga BBM.
Secara
keseluruhan, jumlah personel keamanan yang akan menjaga Prancis
berjumlah 89 ribu orang. Jumlah ini jauh lebih banyak jika dibandingkan
pada pekan lalu, yang berjunlah 65 ribu personel.
Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meredam unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok Yellow Vest.
Perdana
Menteri Perancis, Edouard Philippe, mengatakan pihaknya siap menghadapi
orang-orang yang datang bukan untuk memprotes, melainkan untuk membuat
kerusuhan.
"Kami menghadapi orang-orang yang tidak di sini untuk
memprotes, tetapi untuk menghancurkan, dan kami ingin memiliki sarana
untuk tidak memberi mereka kebebasan," kata Philippe seperti yang
dikutip dari Reuters, Kamis (6/12).