Jumat, 02 Juni 2017

Putin Sebut Patriotik Rusia Mungkin Intervensi Pilpres AS



Putin Sebut Patriotik Rusia Mungkin Intervensi Pilpres AS
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut warga Rusia yang patriotik kemungkinan menjadi pelaku serangan siber AS pada 2016 lalu. Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pemerintah Rusia tidak ikut campur dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun 2016. Namun warga Rusia yang mempunyai pemikiran patriotik mungkin telah melakukannya.

Putin mengatakan bahwa peretas Rusia dapat melakukannya untuk mencoba dan mempengaruhi pemilu AS pada tahun 2016. Ia mengatakan bahwa peretas seperti seniman yang membuat keputusan tentang siapa yang ditargetkan tergantung pada bagaimana perasaan mereka pada suatu hari tertentu.

"Jika mereka patriotically minded, mereka mulai membuat kontribusi mereka yang benar, dari sudut pandang mereka, untuk melawan orang-orang yang mengatakan hal buruk tentang Rusia," katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (2/6/2017).

Pemimpin Rusia itu, bagaimanapun, terjebak dengan pernyataan masa lalunya bahwa Kremlin tidak terlibat langsung dengan upaya peretasan apapun. "Kami tidak melakukan ini di tingkat negara," tegasnya.

Rusia telah menjadi fokus investigasi AS atas perannya tersebut dalam mencampuri pemilu 2016. Tudingan itu merujuk pada sejumlah aksi peretasan terhadap Partai Demokrat sambil menopang kampanye Donald Trump.

Peretasan tersebut termasuk pencurian besar-besaran dari Komite Nasional Demokratik dan kampanye Hillary Clinton. Komunitas intelijen AS pada bulan Januari menyimpulkan bahwa Putin secara pribadi telah mengarahkan "kampanye pengaruh" Rusia yang mencakup serangan siber dan penyebarluasan informasi palsu untuk membantu kampanye Trump.

Pemimpin Rusia tersebut tampaknya menyadari potensi bahwa AS berpotensi merilis bukti yang menghubungkan serangan siber 2016 ke pemerintah Rusia, dan memilih untuk mengatakan bahwa teknologi modern dapat dimanipulasi. Jika dilakukan, jejak yang bisa dipalsukan bisa dilakukan untuk kembali ke Kremlin.

"Saya dapat membayangkan bahwa seseorang melakukan ini dengan sengaja membangun rantai serangan sehingga Federasi Rusia tampaknya menjadi sumber serangan tersebut," kata Putin.

"Teknologi modern memungkinkan untuk melakukan hal semacam itu, ini agak mudah dilakukan," tukasnya.







Credit  sindonews.com







Rusia Siap Jual Sistem Pertahanan Udara S-400 ke Turki


Rusia Siap Jual Sistem Pertahanan Udara S-400 ke Turki

Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan, pihaknya sistem menjual sistem pertahanan udara S-400 kepada Turki. Foto/Sputnik


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan, pihaknya sistem menjual sistem pertahanan udara S-400 kepada Turki. Putin menyatakan, saat ini pembicaraan mengenai pembelian sistem pertahanan udara itu tengah berlangsung.

"Kami membahas kemungkinan menjual S-400 (ke Turki). Kami siap untuk ini," kata Putin saat menggelar konferensi pers di sela-sela forum ekonomi di St Petersburg, seperti dilansir Russia Today pada Kamis (1/6).

Sementara itu, ketika disinggung mengenai kerja sama antara Moskow dan Ankara dalam merakit sistem pertahanan di Turki, dia mengatakan hal itu tergantung pada kesiapan industri manufaktur lokal di Turki.

"Saat ini, kami tidak membuat sistem itu di luar negeri. Kami siap menghadirkan sistem terbaru dan paling efisien ini. Presiden Recep Tayip Erdogan dan militer negara kita menyadarinya," sambungnya.

Pembicaraan mengenai pembelian S-400 oleh Turki sendiri sejatinya sudah berlangsung sejak awal tahun lalu. April lalu, Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan, pembicaraan pembelian sistem rudal pertahanan udara canggih S-400 telah mencapai tahap akhir.

S-400 yang dilirik Turki merupakan salah satu sistem senjata paling canggih di Rusia. Sistem rudal ini diklaim mampu menembak jatuh pesawat pada jarak 400km dan menembak jatuh rudal balistik pada jarak 60km.

Bahkan, senjata canggih ini diklaim mampu menembak 36 target secara bersamaan. S-400 Rusia salah satunya diaktifkan di Suriah untuk melindungi pangkalan udara Rusia di dekat Latakia. 



Credit  sindonews.com






Bom Mobil Guncang Kota Qatif Arab Saudi



Bom Mobil Guncang Kota Qatif Arab Saudi
Sebuah ledakan bom mobil mengguncang wilayah Kota Qatif, Arab Saudi, pada Kamis (1/6/2017). Dua orang dilaporkan tewas. Foto/The Hindustan Times/Twitter


RIYADH - Sebuah ledakan bom mobil mengguncang Kota Qatif, Arab Saudi wilayah timur pada hari Kamis sore. Laporan sementara, dua orang dinyatakan tewas.

Stasiun televisi Saudi, Al-Arabiya, melaporkan, para korban adalah “buron”, sebuah sebutan untuk orang-orang yang dicari oleh dinas keamanan kerajaan Arab Saudi.

Dalam tayangan televisi, asap hitam mengepul dari sebuah jalan di lokasi ledakan. Qatif merupakan wilayah yang didominasi komunitas Syiah. Saudi sendiri dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduknya Muslim Sunni.

Kantor berita Reuters pada Jumat (2/6/2017), mengutip seorang warga setempat melalui saluran telepon menyatakan bahwa area ledakan bom mobil sudah diblokade oleh polisi.

Pihak berwenang Saudi belum bersedia memberikan komentar atas ledakan bom tersebut. Pelaku ledakan bom dan motifnya belum diketahui.

Foto-foto ledakan bom itu telah beredar di media sosial. “Ledakan itu sangat besar,” kata saksi mata yang meminta untuk tidak diidentifikasi.

Menurut saksi mata, polisi menggunakan kendaraan lapis baja dan kendaraan lainnya dalam memblokade lokasi ledakan bom mobil.



Credit  sindonews.com








Bom Horor di Kabul Membunuh 90 Orang, Teroris Nodai Ramadan



Bom Horor di Kabul Membunuh 90 Orang, Teroris Nodai Ramadan
Bom dahsyat mengguncang Kabul, Afghanistan, Rabu (31/5/2017). Korban tewas akibat serangan bom horor ini dilaporkan mencapai sekitar 90 orang. Foto/REUTERS/Omar Sobhani


KABUL - Korban tewas dalam serangan bom mobil di dekat kantor Kedutaan Jerman di Kabul, Afghanistan, telah bertambah menjadi sekitar 90 orang dan sekitar 400 orang lainnya terluka. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menganggap teroris yang melakukan serangan bom horor ini telah menodai bulan suci Ramadan.

Data korban tewas yang mencapai sekitar 90 orang itu dilaporkan media pemerintah Afghanistan yang dilansir AP, Kamis (1/6/2017). Ledakan bom pada hari Rabu kemarin, menimbulkan kekacauan di mana para korban berhamburan dengan wajah penuh darah.

Menurut laporan Reuters, bom dahsyat di Kabul tersembunyi di dalam tangki limbah di sebuah truk. Sasaran bom belum jelas, namun di lokasi itu banyak kantor kedutaan dan gedung pemerintah.

Presiden Ghani mengutuk keras serangan bom ini terlebih terjadi saat umat Muslim sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan. ”Para teroris, bahkan di bulan suci Ramadan, bulan kebaikan, tidak menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang tak bersalah,” kata Ghani.

Ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 waktu Kabul, kemarin. Beberapa jam setelah serangan bom, beberapa ambulan masih membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit. Sedangkan tim penyelamat masih mengevakuasi sejumlah jasad korban dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat ledakan bom.

Ledakan bom horor itu juga menghancurkan lebih dari 50 kendaraan. Sebagian besar korban merupakan warga sipil, termasuk para pegawai perusahaan telepon seluler lokal, Roshan.

Para saksi mata mengatakan ledakan begitu kuat sehingga menghancurkan semua jendela di gedung-gedung di dekatnya.

”Sekitar pukul 08.30 pagi ruangan itu terguncang dan kemudian kami mendengar sebuah ledakan yang sangat dahsyat. Menakutkan, sesaat saya mengira kami diserang dan ledakan itu ada di kantor kami,”  kata Ramzir Bakhtiar, seorang warga Kabul.

Meskipun jumlah korban tewas begitu banyak, sejumlah kedutaan asing belum melaporkan korban jiwa di antara staf mereka.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan ada 11 warga AS yang dipekerjakan sebagai kontraktor di Kabul menderita luka. Namun, jiwa mereka tidak terancam.

Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa seorang petugas keamanan setempat yang menjaga lokasi kedutaan telah terbunuh dalam ledakan tersebut. Beberapa pekerja kedutaan terluka. 



Credit  sindonews.com






Palestina: Tidak Ada Kesepatan Damai Sampai Israel Tarik Mundur Pasukan



Palestina: Tidak Ada Kesepatan Damai Sampai Israel Tarik Mundur Pasukan
Palestina tidak akan menandatangani perjanjian damai dengan Israel jika negara Yahudi iti tetap mempertahankan kehadiran militer di tanah Palestina Foto/Istimewa


RAMALLAH - Otoritas Palestina menyatakan, Palestina tidak akan menandatangani perjanjian damai dengan Israel jika negara Yahudi iti tetap mempertahankan kehadiran militer di tanah Palestina. Ini merupakan respon atas pernyataan yang dilontarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Netanyahu beberapa waktu lalu mengatakan, Israel berencana untuk mempertahankan kontrol militer di wilayah yang mereka duduki, khususnya di wilayah Tepi Barat Palestina.

"Komentar Netanyahu tidak bisa diterima. Pernyataan semacam itu akan mencegah kesimpulan penyelesaian damai yang sah," kata juru bicara otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (1/6).

"Perdamaian dan keamanan hanya bisa dicapai melalui penarikan mundur tentara Israel dari wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur. Pernyataan Netanyahu hanya memperburuk situasi," sambungnya.

Dia menambahkan pemerintah Palestina tidak akan membiarkan satupun tentara Israel bertahan di negara Palestina yang merdeka.

Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, pada tahun 1967. Saat ini, terdapat sekitar 200 ribu pemukim Yahudi tinggal di Yerusalem Timur, dengan 400 ribu lainnya di Tepi Barat. Menurut hukum internasional, semua permukiman Yahudi yang dibangun di wilayah-wilayah pendudukan dianggap ilegal. 




Credit  sindonews.com





Macron undang ilmuwan yang kecewa keputusan Trump soal iklim datang ke Prancis


Macron undang ilmuwan yang kecewa keputusan Trump soal iklim datang ke Prancis
Emmanuel Macron menghadiri reli kampanye di Chatellerault, Prancis, Jumat (28/4/2017). (REUTERS/Regis Duvignau) 


Jakarta (CB) - Presiden Prancis Emmanuel Macron kecewa dengan pengumuman Donald Trump pada Kamis yang menyatakan Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Paris, yang merupakan kesepakatan global bersejarah dalam memerangi perubahan iklim.

Meski demikian, Time.com menyebut Macron bereaksi atas pengumuman itu dengan "sedikit bersenang-senang".

Dalam pidatonya di akun Twitter resmi miliknya, Macron meniru slogan khas Trump "Buat Amerika Hebat Lagi", tapi Macron menggantinya dengan "Buat Planet Kita Hebat Lagi".

Seperti halnya banyak pemimpin dunia lain, Macron mengulang kembali komitmennya dalam kesepakatan iklim internasional dan mencari cara-cara baru untuk melindungi planet dari pemanasan global.

"Untuk semua ilmuwan, insinyur, pengusaha, penduduk yang bertanggung jawab yang kecewa engan keputusan Amerika Serikat, saya ingin katakan Prancis bisa jadi rumah kedua mereka," kata Macron menanggapi Trump.

"Saya serukan pada mereka: datanglah dan bekerja di sini bersama kami-bekerja bersama untuk solusi-solusi konkrit bagi iklim kita, lingkungan kita. Saya pastikan, Prancis tak akan menyerah dalam pertempuran."




Sementara keluarnya AS pada kesepakatan tahun 2015 tak diharapkan akan mengacaukan kesepakatan, namun itu akan melemahkan persetujuan dan mampu menciderai bisnis AS.

Keputusan juga mengisolasi AS dari isu penting seiring dengan komunitas internasional bertujuan melanjutkan upaya untuk mengendalikan perubahan iklim.

Selain AS, hanya Suriah dan Nikaragua yang tak menandatangani kesepakatan 2015.

Nikaragua tak menandatangani karena merasa kesepakatan tak akan berdampak jauh terhadap perubahan iklim.

Macron, tak gentar dengan mundurnya AS: "Saya serukan Anda sekalian tetap percaya diri, kita akan berhasil. Karena kita berkomitmen penuh, karena di mana pun kita tinggal, siapa pun kita, kita punya tanggung jawab sama. Buat planet kita hebat lagi."    





Credit  antaranews.com







Trump tunda pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem


Trump tunda pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/Carlos Barria )


Washington (CB) - Presiden Donald Trump pada Kamis menandatangani penundaan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel ke Yerusalem dari Tel Aviv, kata Gedung Putih, menghindari langkah bermasalah, yang akan mempersulit upayanya memulai kembali perundingan perdamaian Israel-Palestina.

Trump, yang dalam kampanye pemilihan presiden pada 2016 berjanji memindahkan kedutaan itu, memilih melanjutkan kebijakan pendahulunya dengan menandatangani pengabaian enam bulan, yang mengesampingkan undang-undang 1995, yang mengharuskan kedutaan itu dipindahkan ke Yerusalem.

Namun, pejabat Amerika Serikat menyatakan Trump tetap berpegang pada janji kampanyenya dan pada akhirnya memenuhinya, meski jadwalnya tidak ditetapkan.

"Ia berulang kali menyatakan niat memindahkan kedutaan," kata pernyataan Gedung Putih, "Pertanyaannya bukan apakah pemindahan itu terjadi, tapi hanya kapan."

Gedung Putih menyatakan Trump membuat keputusan itu untuk memaksimalkan kemungkinan keberhasilan merundingkan kesepakatan Israel dengan Palestina, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com








13 orang tewas dalam kecelakaan helikopter militer Turki




Ankara, Turki (CB) - Sebanyak 31 personel militer tewas dalam kecelakaan satu helikopter militer di Provinsi Sirnak pada Rabu larut malam (31/5), kata Angkatan Bersenjata Turki di dalam satu pernyataan.

Menurut pernyataan tersebut, satu helikopter jenis Cougar AS532 yang membawa 13 personel lepas landas dari satu komando militer di Senoba, Sirnak, lapor Xinhua.

Tak lama setelah itu, helikopter tersebut menabrak kabel listrik tegangan tinggi dan jatuh pada pukul 20.55 waktu setempat (Kamis, 01.55 WIB).

Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengunjungi Sirnak setelah kecelakaan tersebut. Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Senoba di dekat perbatasan Turki-Irak, kata media setempat.

Beberapa tim penyelidikan telah dikirim ke lokasi kecelakaan.



Credit  antaranews.com







ISIS digempur kapal perang Rusia


ISIS digempur kapal perang Rusia
Dokumentasi kapal perang kelas desroyer Rusia, Bystriy, saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
... mengenai seluruh target...

Moskow (CB) - Kapal perang dan kapal selam Rusia menembakkan rudal jelajah dari Laut Mediterania dengan target ekstremis ISIS di sekitar Kota Palmyra, Suriah, menurut keterangan Moskow, Rabu.

Kapal berukuran sedang, Admiral Essen, dan kapal selam, Krasnodar, meluncurkan empat tembakan terhadap alutsista dan gerilyawan ISIS yang telah meninggalkan basis utama mereka di Raqa, menurut keterangan militer Rusia.

"Serangan mengenai seluruh target," menurut pernyataan militer Rusia, tanpa menjelaskan secara rinci kapan penyerangan itu terjadi.

Moskow mengatakan militer Amerika Serikat, Turki dan Israel sudah diinformasikan mengenai peluncuran rudal lewat jalur komunikasi yang ada.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga diberitahu mengenai keberhasilan serangan itu oleh Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menurut pernyataan Kremlin.

Rusia telah melakukan kampanye pengeboman sejak 2015 untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dan memiliki sebuah satuan angkatan laut yang dikirim ke Mediterania timur untuk menyokong kekuatannya, demikian AFP.





Credit  antaranews.com





'Covfefe', Typo Donald Trump yang Mendadak Viral


'Covfefe', Typo Donald Trump yang Mendadak Viral 
Lagi-lagi cuitan Presiden AS Donald Trump menjadi viral di internet setelah taipan real estate itu salah ketik status di akun Twitter pribadinya. (Foto: REUTERS/Kevin Lamarque)



Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikenal aktif bermain media sosial melalui akun Twitter pribadinya di @realDonaldTrump.

Tak jarang, cuitannya di Twitter yang sering kali blak-blakan menjadi bahan omongan bahkan celaan bagi Presiden ke-45 itu. Sebab, Trump dikenal lebih memilih Twitter sebagai media untuk meluapkan keluhannya terhadap sejumlah pihak yang menyinggungnya.

Dia juga suka menggunakan Twitter untuk melontarkan pernyataannya terkait persoalan kenegaraan, menghindari sejumlah pemberitaan media yang dianggapnya "palsu."

Entah apa yang terjadi dengannya, taipan real estate itu mengunggah cuitan berisi "Despite the constant negative press covfefe" pada Rabu (31/5).

Seolah tak selesai, sejumlah netizen bahkan tak mengerti apa maksud cuitan orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.



Beberapa pihak menganggap, Trump mengunggah status tersebut untuk menanggapi pemberitaan tentang menantunya, Jared Kushner, yang diduga menjalin komunikasi rahasia dengan Rusia.

Hingga kini, tak ada penjelasan dari Trump soal cuitannya itu. Namun unggahan itu sudah tidak lagi ada di akunnya yang memiliki sekitar 31 juta pengikut.

Walaupun banyak yang menganggap Trump salah ketik, cuitannya itu dengan cepat menjadi viral di internet, disukai oleh 136 ribu pengguna twitter dan di-retweet ulang oleh 107 ribu lainnya.

Trump pun menganggap lucu kesalahannya itu. Dia bahkan menantang netizen menebak arti 'cofveve'.



Tak ayal, tagar #covfefe pun bermunculan di Twitter. Tak sedikit pula tokoh terkenal yang menanggapi cuitan Trump tersebut dengan menggunakan tagar tersebut.









Credit  CNN Indonesia


Hillary Clinton Ikut Mengolok 'Covfefe' Trump


Hillary Clinton Ikut Mengolok 'Covfefe' Trump 
Hillary Clinton ikut mengolok cuitan Trump yang menyebut kata misterius



Jakarta, CB -- Hillary Clinton ikut mengolok Presiden Amerika Serikat terkait cuitan Donald Trump di Twitter yang menyebut kata misterius, "covfefe".

Semuanya dimulai Rabu kemarin, ketika mantan rival Trump itu mempertanyakan soal dugaan campur tangan Rusia dalam kampanye pemilu presiden AS tahun lalu.

Dalam sebuah konferensi teknologi di California, Clinton mengatakan bahwa pemerintah Rusia “tidak akan bisa mengetahui bagaimana menggunakan informasi sebagai senjata kecuali dipandu” warga Amerika dengan data jajak pendapat. Clinton merujuk pada insiden pembajakan email kampanyenya, yang selama ini kerap ia salahkan sebagai penyebab kekalahannya dalam pemilu.

“Saya condong ke Trump,” kata dia Rabu (31/5). “Sulit untuk tidak melakukannya.”

Trump lalu menjawab tudingan Clinton.

“Si pembohong Hillary Clinton kini menyalahkan semua orang kecuali dirinya sendiri, menolak mengakui bahwa ia adalah kandidat yang buruk. Menyalahkan Facebook, dan bahkan Demokrat dan DNC (Komite Nasional Partai Demokrat (DNC),” tulis Trump di akun Twitter-nya.



Sebelumnya Clinton juga sempat menyalahkan berita hoax tentang dirinya yang tersebar di Facebook. Ia lalu membalas Trump, juga lewat Twitter.

“Orang yang berada di dalam covfefe tidak seharusnya melontar covfefe,” tulis Clinton mengolok Trump.

Covfefe merupakan kata yang ditulis Trump di Twitter-nya pada Rabu dini hari, hanya beberapa saat setelah tengah malam. Cuitan itu bertahan selama 5,5 jam sebelum akhirnya dihapus.

Namun covfefe terlanjur populer. Tagar #covfefe bermunculan dan meme soal itu pun menyebar di internet.

Tak ada yang tahu makna covfefe sebenarnya. Banyak yang menganggap Trump salah ketik, meski kemudian Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer angkat bicara soal covfefe.

“Presiden dan sedikit orang tahu persis apa yang ia maksud,” kata Spicer, tanpa menjelaskan lebih lanjut.







Credit  CNN Indonesia









Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim, Pemimpin Dunia Kecewa


Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim, Pemimpin Dunia Kecewa 
Presiden Donald Trump mengatakan, perjanjian ini akan merugikan perekonomian AS dan melemahkan kedaulatan negaranya. (Reuters/Jim Lo Scalzo/Pool)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia akan menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Global, satu langkah yang dikecam oleh sekutu negaranya dan para pebisnis.

"Kami akan keluar," ujar Trump menanggapi pertanyaan mengenai Perjanjian Iklim yang disepakati di Paris, Perancis, pada Desember 2015 lalu untuk menanggulangi perubahan iklim.

Dalam perjanjian tersebut, 192 negara, baik berkembang mau pun maju, sepakat untuk mengurangi emisi gas akibat pembakaran.

Tak hanya itu, melalui Perjanjian Iklim Global ini, negara-negara maju juga sepakat untuk mengalirkan dana untuk membantu negara berkembang dalam menanggulangi akibat dari perubahan iklim.


Menurut Trump, perjanjian ini akan merugikan perekonomian AS dan melemahkan kedaulatan negaranya.

"Negara-negara yang meminta kami bertahan dalam perjanjian itu merugikan Amerika hingga triliunan dolar melalui praktik perdagangan yang keras dan menyebabkan krisis terhadap militer sekutu kami," kata Trump.

Ia mengatakan, AS mungkin akan mempertimbangkan untuk kembali masuk dalam perjanjian tersebut "dengan syarat yang adil bagi AS, juga bagi bisnisnya, pekerjanya, rakyatnya, dan semua pembayar pajaknya."

Namun, Gedung Putih memastikan bahwa negaranya akan mengikuti kesepakatan PBB yang menentukan, satu pihak dapat keluar tiga tahun setelah perjanjian ini diratifikasi pada 4 November 2016 lalu.

Keputusan ini menuai kecaman dari sejumlah pemimpin dunia, termasuk Perdana Menteri Italia, Paolo Gentiloni; Kanselir Jerman, Angela Merkel; dan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.

Dalam pernyataan bersamanya, ketiga pemimpin dunia itu kemudian memastikan bahwa mereka akan tetap membantu negara berkembang untuk mencapai target pengurangan emisi gas.

Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang mengatakan, "Sementara keputusan AS sangat mengecewakan, kami akan tetap mengikuti momentum dunia untuk memerangi perubahan iklim dan transisi menuju pertumbuhan ekonomi yang bersih."

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pun mengatakan bahwa keputusan AS ini merupakan "kekecewaan besar."




Credit  CNN Indonesia







Rusia Cemaskan Sistem Anti-Rudal AS di Alaska dan Korsel



Rusia Cemaskan Sistem Anti-Rudal AS di Alaska dan Korsel 
Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/Sergei Karpukhin)



Jakarta, CB -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sistem anti-rudal Amerika Serikat di Alaska dan Korea Selatan merupakan tantangan bagi Rusia. Moskow tidak memiliki pilihan selain membangun kekuatannya sendiri.

Putin, yang berbicara di sebuah forum ekonomi di St Petersburg, mengatakan bahwa Rusia tidak bisa berdiam diri melihat hal itu, sementara yang lain meningkatkan kemampuan militer mereka di sepanjang perbatasan di wilayah Timur, sama seperti yang telah dilakukan di Eropa.

Dia mengatakan, Moskow sangat khawatir dengan penerapan sistem anti-rudal THAAD AS di Korea Selatan untuk melawan ancaman rudal Korea Utara. Menurutnya, AS berencana memperkuat Benteng Greely di Alaska, sebuah lokasi peluncuran rudal anti-balistik.


"Ini menghancurkan keseimbangan strategis di dunia," kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan media internasional, seperti dikutip Reuters.

"Apa yang terjadi adalah proses yang sangat serius dan mengkhawatirkan di Alaska, dan sekarang di Korea Selatan, elemen sistem pertahanan anti-rudal sedang muncul, haruskah kita diam saja dan menonton ini? Tentu saja tidak. Bagaimana merespons ini? Ini adalah tantangan bagi kita."

Dia mengatakan, Washington menggunakan Korea Utara sebagai dalih untuk memperluas infrastruktur militernya di Asia. Cara yang sama, kata Putin, seperti yang dilakukan AS di Iran sebagai dalih untuk mengembangkan perisai rudal di Eropa.


Putin mengatakan, Kepulauan Kurile, sebuah rantai pulau di belahan Timur dimana Moskow dan Tokyo memiliki klaim teritorial, adalah "tempat yang cukup nyaman" untuk mengerahkan perangkat militer Rusia sebagai respons ancaman tersebut.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, tahun lalu Rusia berencana menerapkan beberapa sistem pertahanan rudal terbaru dan pesawat tanpa awak ke sejumlah pulau. Hal ini menjadi bagian dari upaya mempersenjatai kembali unit-unit militer yang telah ditempatkan di sana. Putin juga membicarakan soal pangkalan militer yang dibangun Rusia di sana.

"Saya tidak setuju bahwa kami secara sepihak memulai militerisasi pulau-pulau ini," kata Putin. "Ini hanya respons atas apa yang terjadi di wilayah ini."

Menurutnya, wacana tentang demiliterisasi kepulauan hanya bisa terjadi ketika ketegangan di seluruh wilayah telah berkurang.


Tokyo dan Moskow telah lama menutup pembicaraan mengenai pulau-pulau yang diperebutkan itu, yang dikenal sebagai Wilayah Utara di Jepang. Putin mengatakan, Rusia dalam bahaya jika Jepang mengizinkan pasukan AS untuk ditempatkan di beberapa pulau wilayah yurisdiksi Tokyo.

"Kemungkinan seperti itu ada," kata Putin.

Rusia tidak ingin memperburuk hubungan yang sudah buruk dengan Washington dengan mendorong apa yang dia gambarkan sebagai perlombaan senjata, namun Putin mengatakan AS masih mengonsumsi apa yang dia sebut kampanye anti-Rusia.





Credit  CNN Indonesia





Pemerintah RI dan Filipina Evakuasi 17 WNI dari Marawi



Pemerintah RI dan Filipina Evakuasi 17 WNI dari Marawi Ilustrasi evakuasi dari Marawi. (AFP Photo/Ted Aljibe)


Jakarta, CB -- Pemerintah RI bersama otoritas keamanan Filipina telah mengevakuasi 17 warga negara Indonesia dari wilayah konflik di Marawi, Filipina Selatan. Evakuasi dilakukan menyusul sejumlah WNI yang terjebak dalam operasi militer di wilayah tersebut.

"KBRI Manila dan KJRI Davao berkoordinasi dengan otoritas keamanan Filipina telah berhasil mengevakuasi 17 WNI dengan selamat dari wilayah konflik di Filipina Selatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir melalui keterangan tertulis, Kamis (1/6).

Arrmanantha menyebutkan, sebanyak 11 WNI dievakuasi dari Marantao, 20 km dari Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur. Sementara, 6 WNI dievakuasi dari Sultan Naga Dimaporo, Provinsi Lanao del Norte.


"17 WNI tersebut dibawa ke bandara aman terdekat, Bandara Lagundingan, Mindanao Utara, untuk diterbangkan ke Davao City," katanya.

Dia menambahkan, proses evakuasi dilakukan oleh dua tim berbeda setelah Menlu RI mendapat jaminan keamanan dari Pemerintah Filipina untuk dilakukannya evakuasi. Proses evakuasi dimulai sekitar pukul 07.00 waktu setempat dan berlangsung selama satu hari.

"Evakuasi sempat tertunda beberapa hari karena situasi keamanan yang dianggap belum kondusif," katanya.

Arrmanantha menjelaskan, proses evakuasi dimulai dari informasi terkait 16 WNI anggota Jamaah Tablig dan seorang WNI yang menetap di Marawi. Mereka terjebak di tengah konflik.


Setelah melakukan verifikasi status 17 WNI tersebut serta mengetahui lokasi keberadaan mereka, Menlu RI Retno Marsudi memerintahkan agar KBRI Manila dan KJRI Davao melakukan upaya evakuasi 17 WNI tersebut ke wilayah yang aman.

"Saat ini ke 17 WNI berada di KJRI Davao dan akan segera dipulangkan ke Indonesia," kata Arrmanantha.

Dia mengatakan, Menlu Retno terus memantau proses evakuasi dari waktu ke waktu untuk memastikan prosesnya berjalan dengan aman dan selamat.

Sebelumnya, Kepolisian Filipina memasukkan nama tujuh WNI ke dalam daftar pencarian orang (DPO). Mereka diduga terlibat dalam bentrokan militer dengan Maute, kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS di Kota Marawi.


Bentrokan ini pecah pada pekan lalu, ketika militer Filipina melancarkan operasi untuk menangkap pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.

Setelah Presiden Rodrigo Duterte mendeklarasikan darurat militer di Mindanao, bentrokan semakin sengit hingga menewaskan 61 militan Maute, 20 personel militer pemerintah, dan 19 warga sipil.




Credit  CNN Indonesia






Ledakan dan Tembakan Pecah di Tempat Hiburan Manila



Ledakan dan Tembakan Pecah di Tempat Hiburan Manila Ilustrasi. (AFP PHOTO / Benjamin CREMEL)



Jakarta, CB -- Ledakan dan tembakan senjata terdengar di sebuah tempat hiburan di ibukota Filipina, Manila, pada Jumat pagi. Orang-orang bersenjata berada di dalam area tersebut.

Resorts World Manila mengatakan di media sosialnya, mereka berada di tengah situasi penguncian. Sementara pihak kepolisian tengah berusaha mengendalikan situasi tersebut.

"Resorts World Manila saat ini sedang dalam penguncian menyusul laporan penembakan orang-orang tak dikenal," kata perusahaan itu di Twitter seperti dilansir AFP.

"Kami meminta doa Anda selama masa-masa sulit ini," tambahnya.

Seorang pria bertopeng dan bersenjata berada di lantai satu hotel. Dia menembaki para tamu, pegawai hotel yang melarikan diri dari tempat kejadian mengatakan hal itu kepada CNN Philippines.

Saksi yang berbicara dengan stasiun radio mengatakan beberapa pria bersenjata terlihat di kompleks tersebut. Saluran berita ANC mengatakan ada dua orang bersenjata, mengenakan topeng dan baju hitam.

Informasi tersebut tidak bisa segera diverifikasi. Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan kejadian dekat dengan bandara kota, asap tebal mengalir keluar dari sebuah bangunan.

Seorang sumber di salah satu resort mengatakan kepada Reuters petugas sedang mengevakuasi dan menolak memberikan rincian lebih lanjut. 





Credit  CNN Indonesia


Penembakan di Kasino Filipina Tak Berkaitan dengan Terorisme


Penembakan di Kasino Filipina Tak Berkaitan dengan Terorisme Tak lama setelah mendengar laporan mengenai insiden ini, petugas langsung mendatangi lokasi dan berhasil menewaskan sang pelaku. (Reuters/Stringer)


Jakarta, CB -- Kepolisian Filipina memastikan bahwa insiden penembakan di salah satu kasino di Manila pada Jumat (2/6) dini hari tak berkaitan dengan terorisme, melainkan aksi perampokan.

"Jangan panik. Ini tak seharusnya menimbulkan kepanikan. Kami tidak dapat mengaitkan ini dengan terorisme," ujar Kepala Kepolisian Filipina, Ronald Dela Rosa, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (2/6).

Dela Rosa kemudian menjelaskan, kesimpulan ini dapat ditarik dari gerak-gerik sang pelaku yang diduga hanya ingin merampok keping kasino.

"Kami melihat ini sebagai perampokan karena dia tidak melukai siapa pun dan langsung menuju ruang penyimpanan keping kasino," ucap Dela Rosa.

Menurut Dela Rosa, pria itu memarkir kendaraannya di lantai dua kompleks hiburan Resorts World Manila dan langsung masuk ke kasino, menembak layar televisi besar, menyiram salah satu meja dengan bensin, kemudian membakarnya.

Akibat insiden ini, 30 orang terluka saat berupaya kabur dari kasino dan kini sedang dirawat di rumah sakit di dekat lokasi kejadian.

Jeri Ann Santiago, salah satu petugas di ruang gawat darurat San Juan de Dios, pun mengakui tak ada korban yang mengalami luka tembak.

Ia mengatakan, kebanyakan korban mengalami efek dari menghirup asap, juga luka fisik, seperti patah tulang.

Kabar mengenai penembakan ini sempat menimbulkan kepanikan. Pasalnya, Presiden Rodrigo Duterte sedang memberlakukan darurat militer di Mindanao setelah terjadi bentrokan antara aparat dan kelompok militan Maute di Marawi. 





Credit  CNN Indonesia








Salah Sasaran, Serangan Udara Filipina Tewaskan 11 Tentara



Salah Sasaran, Serangan Udara Filipina Tewaskan 11 Tentara Serangan udara yang ditujukan untuk menggempur militan ISIS di Marawi salah sasaran, dan malah menewaskan 11 anggota militer Filipina. (Reuters/Erik De Castro)



Jakarta, CB -- Salah sasaran, serangan udara yang ditujukan untuk militan ISIS yang menggunakan tameng manusia malah menewaskan 11 anggota militer Filipina.

Menurut keterangan militer pada Kamis (1/6), serangan udara itu membuat jumlah korban tewas bertambah menjadi 171 orang sejak pertempuran pecah di Marawi pekan lalu.

Insiden ini merusak klaim pemerintah sebelumnya yang mengaku sudah memegang kendali penuh atas Marawi.

“Ini sangat menyakitkan. Sangat disayangkan mengenai pasukan kami sendiri,” kaya Menteri Pertahanan Delfin Lorencana kepada wartawan di Manila pada Kamis (1/6). “Ini menyedihkan tapi kadang terjadi dalam kabur pertempuran.”

Lorenzana juga memperingatkan bahwa banyak anggota militan yang berhasil melarikan diri, meski Marawi sudah dikepung oleh pos pemeriksaan militer.

Ia mengatakan ada sekitar 500 militan sejak awal pertempuran dan hanya antara 50 dan 100 orang yang diyakini masih ada di Marawi. Menurut militer, sebanyak 120 militan tewas, sehingga masih ada sekitar 300 lebih orang yang diperkirakan menghilang atau berhasil keluar dari Marawi.

Tak hanya dari Filipina, Lorenzana menyebut para militan juga berasal dari Arab Saudi, Chechnya, Yaman, Malaysia dan Indonesia.

Sementara itu, juru bicara Komite Manajemen Krisis Provinsi Zia Alonto Adiong menyebut sekitar 2000 warga sipil masih terjebak di area yang dikuasai militan di Marawi.





Credit  CNN Indonesia









Rabu, 31 Mei 2017

Presiden Korsel Perintahkan Penyelidikan Penambahan 4 Peluncur Rudal THAAD



Presiden Korsel Perintahkan Penyelidikan Penambahan 4 Peluncur Rudal THAAD
Tentara AS memasang sistem THAAD di lapangan golf di Seongju, Korsel, pada bulan April lalu. Foto/Istimewa


SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, memerintahkan dilakukannya penyelidikan terhadap keberadaan 4 peluncur rudal THAAD. Jae-in mengaku kementerian pertahanan Korsel tidak menginformasikan kepadanya bahwa 4 peluncur THAAD telah diimpor ke negara tersebut.

"Presiden Moon mengatakan sangat mengejutkan mendengar empat peluncur tambahan dipasang tanpa dilaporkan ke pemerintah baru atau ke publik," ujar juru bicara kepresidenan Yoon Young-chan mengatakan pada sebuah media briefing seperti dikutip dari laman Independent, Rabu (31/5/2017).




Pihak kantor Moon menyatakan bahwa tambahan empat peluncur rudal canggih Amerika Serikat itu diluar data impor yang dikonfirmasi. Hal itu yang membuat Mooon mengumumkan perintah penyelidikan.

”Presiden Moon memerintahkan untuk mengetahui bagaimana empat peluncur tambahan dibawa ke negara, siapa yang membuat keputusan semacam ini, mengapa hal ini tidak diungkapkan kepada masyarakat dan mengapa hal ini belum dilaporkan ke pemerintahan baru sampai saat ini,” kata Yoon seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.

”Presiden Moon memerintahkan sekretaris seniornya untuk urusan sipil dan kepala NSO (kantor statistik nasional) untuk menemukan kebenaran di balik rahasia masuknya keempat peluncur tersebut,” ujar Yoon.

Perintah penyelidikan ini datang di tengah tanda-tanda untuk meredakan ketegangan antara Korsel dengan China, mitra dagang utama. Selama masa kampanye presiden lalu, Moon telah meminta parlemen untuk meninjau kembali keberadaan sistem pertahanan udara tersebut. Pasalnya, penempatan THAAD telah memicu kemarahan Beijing.

China menolak penempatan THAAD karena khawatit militer Amerika Serikat (AS) dapat melihat sistem rudalnya. Selain itu penyebaran THAAD di Korsel akan menjadi pintu masuk untuk penyebaran yang lebih luas, mungkin di Jepang dan di tempat lain, kata analis militer.


Credit  sindonews.com



Presiden Korsel Terkejut Ada Tambahan 4 Peluncur Rudal THAAD AS


Presiden Korsel Terkejut Ada Tambahan 4 Peluncur Rudal THAAD AS
Sistem rudal pertahanan THAAD AS yang dipasang di Korea Selatan. Foto/REUTERS


SEOUL - Presiden baru Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, terkejut setelah menemukan ada tambahan empat peluncur rudal THAAD Amerika Serikat (AS) di negaranya. Padahal, impor yang dikonfirmasi secara terbuka hanya dua peluncur.

Presiden Moon langsung memerintahkan penyelidikan karena kementerian pertahanan negara itu tak melapor kepadanya tentang impor tambahan peluncur sistem rudal Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) AS.

”Presiden Moon mengatakan sangat terkejut mendengar empat peluncur tambahan telah dipasang tanpa dilaporkan ke pemerintah baru atau ke publik,” kata juru bicara kepresidenan Yoon Young-chan saat briefing media pada hari Selasa (30/5/2017).

Penyebaran sistem rudal pertahanan canggih AS sebelumnya telah disetujui oleh pemerintah Presiden Park Geun-hye dari Partai Saenuri. Presiden Park dipecat setelah tersandung kasus korupsi.

Moon Jae-in, politisi Partai Demokrat, memenangkan pemilihan presiden Korsel pada 9 Mei lalu dan sedang dalam proses transisi kekuasaan. Dia telah berjanji untuk meninjau kesepakatan pengerahan sistem rudal THAAD yang kontroversial itu saat kampanye.

Pihak kantor Moon menyatakan bahwa tambahan empat peluncur rudal canggih AS itu diluar data impor yang dikonfirmasi. Hal itu yang membuat Mooon mengumumkan perintah penyelidikan.

”Presiden Moon memerintahkan untuk mengetahui bagaimana empat peluncur tambahan dibawa ke negara tersebut, siapa yang membuat keputusan semacam itu, mengapa hal ini tidak diungkapkan kepada masyarakat dan mengapa hal ini belum dilaporkan ke administrasi baru sampai saat ini,” Kata Yoon seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.
”Presiden Moon memerintahkan sekretaris seniornya untuk urusan sipil dan kepala NSO (kantor statistik nasional) untuk menemukan kebenaran di balik rahasia masuknya keempat peluncur tersebut,” ujar Yoon.

Kantor tersebut mencatat bahwa keberadaan peluncur tambahan cukup terbuka. Cuplikan dari empat peluncur tambahan telah disiarkan oleh sebuah stasiun televisi lokal pada bulan April lalu. 




Credit  sindonews.com







Bom Mobil Dahsyat Dekat Istana Presiden Afghanistan, 9 Tewas



Bom Mobil Dahsyat Dekat Istana Presiden Afghanistan, 9 Tewas
Seorang pria memindahkan orang yang terluka ke rumah sakit setelah ledakan di Kabul,. Foto/Reuters/Mohammad Ismail


KABUL - Bom mobil dahsyat meledak di pusat ibu kota Afghanistan menewaskan 9 orang. Ledakan yang terjadi di dekat istana presiden dan sejumlah kedutaan negara asing itu juga melukai 90 orang.

Hal tersebut diungkapkan oleh pejabat kesehatan masyarakat sembari menambahkan bahwa jumlah korban dapat meningkat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (31/5/2017).

Saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat kerumunan orang berkumpul di sekitar ambulans yang membawa orang mati dan luka di rumah sakit. Mereka mencoba untuk mengidentifikasi mayat.

Sebuah bom mobil berdaya ledak kuat menghantam ibu kota Afghanistan. Asap hitam terlihat membumbung di atas istana presiden.

Juru bicara polisi Kabul, Basir Mujahid mengatakan, bom meledak di dekat pintu masuk ke kedutaan Jerman. "Itu adalah bom mobil di dekat kedutaan besar Jerman, tapi ada beberapa badan penting lainnya dan kantor di dekat sana juga. Sulit untuk mengatakan target yang tepat," kata Mujahid.

Ledakan itu menghancurkan jendela dan menerbangkan pintu dari engselnya di rumah yang jaraknya ratusan meter.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Seorang juru bicara kelompok pemberontak Taliban mengatakan bahwa ia tengah mengumpulkan informasi.

Kekerasan di Afghanistan meningkat sepanjang tahun, saat Taliban terus berusaha untuk mengalahkan pemerintah yang didukung Amerika Serikat (AS). Taliban berniat menerapkan kembali hukum Islam setelah mereka digulingkan pada 2001 dalam invasi yang didukung Washington.

Menurut perkiraan AS, karena sebagian besar tentara internasional menarik diri pada akhir tahun 2014, Taliban telah menguasai sekitar 40 persen negara tersebut walaupun pemerintah Presiden Ashraf Ghani memegang semua pusat provinsi.

Presiden AS Donald Trump dijadwalkan untuk segera memutuskan sebuah rekomendasi untuk mengirim 3.000 hingga 5.000 tentara lagi untuk mendukung pasukan NATO dan misi kontra terorisme AS yang sekarang berjumlah lebih dari 10.000 orang.

Panglima pasukan A.S. di Afghanistan, Jenderal John Nicholson, mengatakan kepada sebuah sidang kongres awal tahun ini bahwa dia membutuhkan beberapa ribu lebih tentara untuk membantu pasukan Afghanistan memecahkan "jalan buntu" dengan Taliban. 




Credit  sindonews.com





Putin Sebut Penyebaran Militer NATO Ancaman Keamanan Internasional



Putin Sebut Penyebaran Militer NATO Ancaman Keamanan Internasional
Rusia menyebut penyebaran militer NATO di wilayah perbatasan ancaman bagi dunia internasional. Foto/Istimewa


PARIS - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sinyal ambigu yang diterima Moskow dari aliansi tersebut. Hal itu merujuk pada hasil dari pertemuan puncak NATO baru-baru ini di mana Rusia dicap sebagai ancaman keamanan.

"Yang menarik perhatian saya adalah bahwa para pemimpin NATO berbicara di puncak pertemuan mereka tentang keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia. Lalu mengapa mereka meningkatkan pengeluaran militer mereka? Siapakah yang akan mereka lawan?" kata Putin, menambahkan bahwa Rusia merasa yakin dengan pertahanannya sendiri.

Hal itu diungkapkan Putin saat diwawancara dengan media Perancis Le Figaro.

Putin juga mengatakan bahwa permintaan Washington kepada anggota NATO lainnya untuk meningkatkan pengeluaran militer mereka dan meringankan beban keuangan yang harus dipikul oleh AS dapat dimengerti dan pragmatis.

"Namun strategi yang dikerjakan oleh NATO melawan Rusia adalah picik," tegas presiden Rusia itu, mengacu pada infrastruktur pertahanan rudal NATO yang meluas di ambang pintu Rusia.

Putin menyebut penyebaran infrstruktur pertahanan rudal itu sebuah pembangunan yang sangat berbahaya untuk keamanan internasional, seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (31/5/2017).

Putin meratapi bahwa sebuah gagasan mengenai sistem keamanan komprehensif yang diimpikan pada 1990-an yang akan mencakup Eropa, Rusia dan AS tidak pernah menjadi kenyataan. Alasannya bahwa hal itu akan menyelamatkan banyak tantangan bagi keamanannya yang berasal dari NATO.

"Mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tapi memang begitu, dan kita tidak dapat memutar mundur sejarah, ini bukan film," tukasnya.





Credit  sindonews.com





Rusia Ancam Gunakan Nuklir Jika AS atau NATO Masuk Crimea



Rusia Ancam Gunakan Nuklir Jika AS atau NATO Masuk Crimea
Rusia ancam melepaskan serangan nuklir jika AS atau NATO memasuki Crimea. Foto/Istimewa


MOSKOW - Para pemimpin Rusia mengancam untuk melepaskan serangan nuklir jika Amerika Serikat (AS) atau sekutunya, NATO, memasuki wilayah Crimea di Ukraina. Demikian sejumlah komentar yang muncul baru-baru ini sebagai tanggapan atas peningkatan penumpukan militer pasukan Barat di wilayah tersebut.

Seorang anggota parlemen Rusia, Vyacheslav Alekseyevich Nikonov, mengatakan pejabat militer telah membahas kesedian Moskow untuk menggunakan senjata nuklir dalam sebuah konflik dengan pemimpin militer NATO. Ia mengatakan hal itu dalam sebuah pertemuan para pejabat keamanan internasional.

"Mengenai masalah ekspansi NATO di perbatasan kita, pada suatu waktu saya mendengar dari militer Rusia dan saya pikir mereka benar, jika pasukan AS, pasukan NATO berada di Crimea, di Ukraina timur, Rusia tidak akan menahan diri menggunakan nuklir jika terjadi konflik militer pada tahap awal konflik," kata Nikonov seperti dikutip dari IB Times, Rabu (31/5/2017)

Nikonov kemudian mengkonfirmasi bahwa pejabat militer Rusia siap untuk menggunakan senjata nuklir jika terjadi konflik di wilayah Crimea yang diperebutkan.

"Pemimpin militer Rusia telah membahas kesediaan Moskow untuk menggunakan senjata nuklir dalam sebuah konflik dengan para pemimpin militer di NATO, sebagai bagian dari percakapan yang lebih luas dan semakin diperdebatkan mengenai perluasan aliansi tersebut," seperti dilaporkan media Defense One.

Seperti diketahui, AS dan NATO telah sepakat untuk menyebar pasukan di sejumlah wilayah perbatasan Rusia dan negara Baltik. Baik AS dan NATO beralasan hal itu dilakukan untuk mencegah invasi Rusia ke sejumlah negara Eropa pasca aneksasi Crimea dari Ukraina. 




Credit  sindonews.com






AS Mulai Mempersenjatai Milisi Kurdi di Dekat Raqqa



AS Mulai Mempersenjatai Milisi Kurdi di Dekat Raqqa
AS mulai mempersenjatai pasukan Kurdi Suriah yang tergabung dalam Pasukan Demokratik Suriah (SDF) untuk merebut ibu kota ISIS, Raqqa. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sekarang melengkapi pejuang Kurdi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan senapan mesin berat, senjata ringan, dan amunisi untuk memerangai ISIS di dekat benteng mereka Raqqa, Suriah. Demikian pernyataan juru bicara Pentagon Eric Pahon.

Pahon mengatakan bahwa langkah ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan pembebasan Raqqa. ISIS mengumumkan kota ini sebagai ibu kota khalifah yang mereka proklamirkan sendiri.

"Secara keseluruhan, peralatan yang akan diberikan oleh koalisi pimpinan AS ke SDF mencakup senjata ringan, amunisi, senapan mesin berat dan senjata yang mampu mengalahkan ancaman spesifik yang diharapkan pasukan mitra kita karena mereka berperang melawan musuh yang putus asa, seperti IED (bom rakitan) dengan kendaraan lapis baja berat," jelas Pahon seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (31/5/2017).

Pahon mengatakan akan ada pengawasan untuk mencegah penyalahgunaan senjata tersebut.

"Sebisa mungkin, penasehat kami akan memantau penggunaan senjata dan perlengkapan yang kami berikan pada elemen Kurdi SDF, memastikan penggunaan hanya terhadap ISIS," katanya.

"Setiap dugaan penyalahgunaan atau pengalihan dukungan A.S. akan dianggap serius dan mengarah pada pembatasan dukungan yang mungkin, jika diverifikasi," imbuhnya

Pahon juga mengatakan satu-satunya kekuatan di lapangan yang berhasil merebut Raqqa adalah SDF, di bawah dukungan AS dan koalisinya. 




Credit  sindonews.com