Jumat, 02 Juni 2017

Rusia Cemaskan Sistem Anti-Rudal AS di Alaska dan Korsel



Rusia Cemaskan Sistem Anti-Rudal AS di Alaska dan Korsel 
Presiden Rusia Vladimir Putin. (REUTERS/Sergei Karpukhin)



Jakarta, CB -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sistem anti-rudal Amerika Serikat di Alaska dan Korea Selatan merupakan tantangan bagi Rusia. Moskow tidak memiliki pilihan selain membangun kekuatannya sendiri.

Putin, yang berbicara di sebuah forum ekonomi di St Petersburg, mengatakan bahwa Rusia tidak bisa berdiam diri melihat hal itu, sementara yang lain meningkatkan kemampuan militer mereka di sepanjang perbatasan di wilayah Timur, sama seperti yang telah dilakukan di Eropa.

Dia mengatakan, Moskow sangat khawatir dengan penerapan sistem anti-rudal THAAD AS di Korea Selatan untuk melawan ancaman rudal Korea Utara. Menurutnya, AS berencana memperkuat Benteng Greely di Alaska, sebuah lokasi peluncuran rudal anti-balistik.


"Ini menghancurkan keseimbangan strategis di dunia," kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan media internasional, seperti dikutip Reuters.

"Apa yang terjadi adalah proses yang sangat serius dan mengkhawatirkan di Alaska, dan sekarang di Korea Selatan, elemen sistem pertahanan anti-rudal sedang muncul, haruskah kita diam saja dan menonton ini? Tentu saja tidak. Bagaimana merespons ini? Ini adalah tantangan bagi kita."

Dia mengatakan, Washington menggunakan Korea Utara sebagai dalih untuk memperluas infrastruktur militernya di Asia. Cara yang sama, kata Putin, seperti yang dilakukan AS di Iran sebagai dalih untuk mengembangkan perisai rudal di Eropa.


Putin mengatakan, Kepulauan Kurile, sebuah rantai pulau di belahan Timur dimana Moskow dan Tokyo memiliki klaim teritorial, adalah "tempat yang cukup nyaman" untuk mengerahkan perangkat militer Rusia sebagai respons ancaman tersebut.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, tahun lalu Rusia berencana menerapkan beberapa sistem pertahanan rudal terbaru dan pesawat tanpa awak ke sejumlah pulau. Hal ini menjadi bagian dari upaya mempersenjatai kembali unit-unit militer yang telah ditempatkan di sana. Putin juga membicarakan soal pangkalan militer yang dibangun Rusia di sana.

"Saya tidak setuju bahwa kami secara sepihak memulai militerisasi pulau-pulau ini," kata Putin. "Ini hanya respons atas apa yang terjadi di wilayah ini."

Menurutnya, wacana tentang demiliterisasi kepulauan hanya bisa terjadi ketika ketegangan di seluruh wilayah telah berkurang.


Tokyo dan Moskow telah lama menutup pembicaraan mengenai pulau-pulau yang diperebutkan itu, yang dikenal sebagai Wilayah Utara di Jepang. Putin mengatakan, Rusia dalam bahaya jika Jepang mengizinkan pasukan AS untuk ditempatkan di beberapa pulau wilayah yurisdiksi Tokyo.

"Kemungkinan seperti itu ada," kata Putin.

Rusia tidak ingin memperburuk hubungan yang sudah buruk dengan Washington dengan mendorong apa yang dia gambarkan sebagai perlombaan senjata, namun Putin mengatakan AS masih mengonsumsi apa yang dia sebut kampanye anti-Rusia.





Credit  CNN Indonesia