Kapal
Strategic Sealift Vessel BRP TARLAC (LD-601) saat pelepasan ekspor
perdana kapal perang buatan PT PAL Indonesia (Persero)di Dermaga Divisi
Kapal Niaga, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Minggu
(8/5/2016). (ANTARA/Zabur Karuru)
Surabaya (CB) - Pejabat Filipina menyatakan puas dengan
kapal perang buatan Indonesia, menyebut spesifikasinya sesuai dengan
kebutuhan pertahanan negaranya.
"Saya puas dengan produk kapal perang Indonesia, karena sesuai
dengan yang dibutuhkan pertahanan di negara kami," kata Wakil Menteri
Pertahanan Filipina Urusan Kebijakan Pertahanan Ricardo David Jr usai
peluncuran kapal pesanan kedua di Dok Semarang Divisi Kapal Niaga
Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, Kamis
Ricardo menambahkan kapal perang produksi Indonesia merupakan kapal terbaik dan tercanggih yang pernah dimiliki Filipina.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PT PAL Turitan Indaryo
mengatakan Filipina berencana memesan lagi kapal perang produk
Indonesia karena mengaku puas dengan kualitas produknya.
Turitan, yang sebelumnya memimpin proyek pengerjaan
Strategic Sealift Vessel
(SSV) pesanan Filipina, mengatakan jenis kapal yang akan dipesan adalah
kapal ambulans, atau yang bisa digunakan untuk menjalankan fungsi
sosial.
"Pembicaraan lebih lanjut belum dilakukan terkait rencana
pemesanan kembali, dan sekarang mereka sudah seperti saudara, tinggal
menunggu kelanjutannya saja," katanya.
Filipina menunjuk PT PAL Indonesia untuk menggarap dua kapal perang jenis SSV setelah proses tender internasional.
Pesanan kapal pertama kelas Lloyd Register telah dikirim dan diberi nama Tarlac oleh Kementerian Pertahanan Filipina.
Kapal
perang pesanan kedua diluncurkan hari ini dan akan dikirim lebih cepat
tiga bulan dari target yang ditentukan yakni pada Mei 2017 dan
rencananya diserahkan ke Kementerian Filipina pada Maret 2017.
Credit
ANTARA News
PAL selesaikan pesanan kedua kapal perang Filipina
Dirut PT PAL, Firmansyah Arfin (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya (CB) - PT PAL Indonesia (Persero) telah
menyelesaikan kapal perang pesanan kedua Kementerian Pertahanan Filipina
dan berencana diluncurkan pada tanggal 29 September 2016 di galangan
kapal PT PAL Indonesia wilayah Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin, di
Surabaya, Sabtu mengatakan penyelesaian kapal perang jenis "Strategic
Sealift Vessel" (SSV) pesanan kedua ini lebih cepat tiga-empat bulan
dibanding proses pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua
tahun.
"Secara keseluruhan pesanan kedua ini lebih cepat dibanding yang pertama, yakni sekitar tiga hingga empat bulanan," katanya.
Sebelumnya, pesanan pertama kapal SSV canggih karya mandiri anak
bangsa yang berada di kelas "Lloyd Register" itu telah diluncurkan pada
18 Januari 2016, dan telah diberi nama oleh Kementerian Pertahanan
Filipina dengan nama Tarlac.
"Tarlac merupakan kapal perang pertama yang berhasil diekspor
Indonesia, dan merupakan bagian dari pengembangan kapal pengangkut
"Landing Platform Dock" (LPD) yang didesain panjang 123 meter, lebar
21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar
selama 30 hari di laut lepas," katanya.
Sementara itu, pimpinan proyek pengerjaan kapal perang pesanan
Filipna Turitan Indaryo mengatakan cepatnya proses pengerjaan pesanan
kedua karena PT PAL Indonesia menggunakan prinsip "one day one blok".
"Artinya setiap hari harus ada blok-blok kapal yang diselesaikan,
sehingga bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan," kata Turitan yang
kini menjabat Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.
Sebelumnya, Turitan menjelaskan ketepatan waktu pengerjaan dan
pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang
ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan.
"Selain itu kualitas barang dan harga yang bersaing menjadi
keunggulan bahwa produk bangsa Indonesia dapat bersaing dengan dunia
internasional," katanya.
Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang LPD jenis SSV
yang dilengkapi persenjataan sebagai bentuk upaya pertahanan diri.
SSV dilengkapi pendaratan tiga helikopter dan hangar, serta memiliki
kemampuan mengangkut dua unit kapal landing craft utility (LCU)
ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga
Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Dengan memiliki draft kapal lima meter, SSV mampu menjangkau hingga
ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung
dan SAR ketika sedang terjadi bencana.
Credit
ANTARA News