Jumat, 19 Februari 2016

Inovasi sel bahan bakar hidrogen dari HES Energy pecahkan rekor penerbangan UAV buatan ST Aerospace selama enam jam dan sejauh 300 KM



Inovasi sel bahan bakar hidrogen dari HES Energy pecahkan rekor penerbangan UAV buatan ST Aerospace selama enam jam dan sejauh 300 KM
Skyblade 360 UAV dan sistem sel bahan bakar inovatifnya kini tengah dipamerkan di gerai ST Engineering di ajang Singapore Airshow 2016 (Antara)
- Skyblade 360 UAV dan sel bahan bakar dipamerkan di ajang Singapore Airshow 2016 (gerai ST Engineering)
- Penerbangan sejauh 300 KM merupakan rekor dunia untuk teknologi hidrogen on demand
                                                              
SINGAPURA--(CB) -- Konsorsium institusi dan perusahaan swasta asal Singapura yang terdiri dari  HES Energy Systems, ST Aerospace, DSO National Laboratories, dan Direktorat Sistem dan Teknologi Masa Depan dari Kementerian Pertahanan Singapura, mengumumkan berhasil mencatatkan rekor penerbangan Skyblade 360 UAV, yang dikembangkan oleh ST Aerospace, sejauh 300KM dan selama enam jam. Selain berhasil mencatatkan rekor teknis dan performa yang signifikan untuk sel bahan bakar hydrogen-on-demand, ini juga merupakan pertama kalinya di dunia sebuah sel bahan bakar mampu melampaui tahapan purwarupa dan masuk ke dalam daftar produk standar produsen pesawat nirawak (UAV). Skyblade 360 UAV dan sistem sel bahan bakar inovatifnya kini tengah dipamerkan di gerai ST Engineering di ajang Singapore Airshow 2016.



Sistem sel bahan bakar Skyblade 360 yang dikembangkan oleh HES dan DSO memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan baterai lithium yang biasa digunakan sebagai sumber bahan bakar UAV, dan juga memiliki bentuk yang sangat ringkas: tabung bahan bakar IL-nya mampu menampung energi sebesar 1000Wh. Tidak seperti sel bahan bakar hidrogen pada umumnya, sistem ini tidak menyimpan bahan bakar sebagai gas hidrogen bertekanan, tapi sebagai bahan kimia solid, sehingga memudahkan penggunaan di lapangan.

Sejak didirikan pada 2009 di Singapura, HES telah mengembangkan berbagai sistem bahan bakar paling canggih di dunia dan membantu banyak produsen UAV di seluruh dunia meningkatkan waktu terbang UAV mereka. Pada beberapa tahun lalu, HES mampu membuktikan kalau sistemnya dapat menyimpan 7% dari bobotnya sebagai hidrogen dan tingkat konsumsi bahan bakar hampir 90%. Beberapa opsi bahan tersedia dalam bentuk hydrogen on demand, akan tetapi sebagian besar tidak dapat memenuhi target performa karena sifat reaksi mereka dan pada seberapa besar energi atau reaktan yang dibutuhkan untuk mengekstraksi hidrogen, yang kemudian akan menghantarkan energi bersih yang dapat digunakan melalui sel bahan bakar.

HES memerlukan waktu bertahun-tahun untuk raih performa ini. Berbagai cara dan teknologi telah ditempuh dan dikembangkan, salah satunya adalah penggunaan Sodium Borohydride yang sangat mahal. Desain sistem berbasis Sodium Borohydride sangat kompleks, rapuh, dan rumit digunakan oleh pengguna akhir. Pada 2013, HES berinovasi dengan menggunakan materi baru dan sistem yang jauh lebih simpel. Biaya operasional teknologi hydrogen on demand berhak paten ini direncanakan hanya sebesar USD 10 per jam penerbangan, sehingga menjadikannya opsi yang paling realistis dan efisien bagi banyak produsen UAV.

HES Energy Systems adalah bagian dari H3 Dynamics Group (gerai D94/Zona Teknologi Berkembang), konsorsium perusahaan perangkat keras dan lunak asal Singapura. HES kini memiliki dua perusahaan kembar, yaitu HUS Unmanned Systems, perusahaan robotika terintegrasi yang mengaplikasikan teknologi HES, dan HAS Awareness Systems, yang didedikasikan untuk pengembangan teknologi komunikasi lapangan, pelacakan presisi, dan perangkat lunak analitik real-time. Grup ini baru saja merampungkan proses pembiayaan utama dan sedang berekspansi ke pasar AS, Eropa, dan memperkuat posisinya di Afrika Selatan.





Credit  Antaranews






Leluhur manusia keluar dari Afrika menuju pelukan Neanderthal



Leluhur manusia keluar dari Afrika menuju pelukan Neanderthal
Seorang pengunjung mengamati diorama tentang kehidupan manusia purba di Museum Purbakala Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Minggu (04/09/2011). (FOTO ANTARA/R. Rekotomo)
 
Washington (CB) - Hasil riset yang menunjukkan spesies manusia kawin dengan Neanderthal sekitar 100.000 tahun lalu memberikan bukti menarik bahwa Homo sapiens berkelana keluar Afrika jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Pada ilmuwan pada Rabu (17/2) mengatakan bahwa analisis genom perempuan Neanderthal yang sisa jasadnya ditemukan di satu gua di Pegunungan Altai di bagian selatan Siberia dekat perbatasan Rusia-Mongolia mendeteksi residu DNA Homo sapiens, satu tanda perkawinan inter-spesies.

Riset sebelumnya menunjukkan bahwa Homo sapiens dan sepupu dekat kita Neanderthal melakukan perkawinan sekitar 50.000 sampai 60.000 tahun lalu, kata ahli genetika Sergi Castellano dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Jerman.

Hasil studi baru yang dipublikasikan di jurnal Nature menunjukkan kawin silang tambahan juga terjadi puluhan ribu tahun sebelumnya.

Spesies manusia muncul di Afrika sekitar 200.000 tahun lalu dan kemudian bermigrasi ke bagian lain dunia.

Ahli genetika Martin Kuhlwilm dari Universitat Pompeu Fabra di Spanyol, yang terlibat dalam studi di Max Planck Institute, mengatakan skenario yang sangat mungkin untuk menjelaskan DNA Homo sapiens dalam genom perempuan Neanderthal adalah bahwa satu populasi kecil spesies kita berjalan kaki keluar Afrika dan bertemu Neanderthalsin Timur Tengah, dan kawin silang terjadi di sana.

Perjalanan itu tampaknya merupakan apa yang disebut para peneliti sebagai penyebaran yang gagal dari Afrika, dengan tidak adanya keturunan yang melanjutkan menjajah Eropa, Asia dan titik-titik di luar itu.

"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka. Sepertinya populasi ini menjadi punah, entah karena perubahan lingkungan atau mungkin persaingan langsung dengan Neanderthal," kata Kuhlwilm seperti dilansir kantor berita Reuters.

"Ini sepertinya terjadi selama migrasi keluar Afrika yang jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Itu mengindikasikan bahwa manusia modern meninggalkan Afrika dalam beberapa gelombang, sebagian di antaranya mungkin punah."

Neanderthal yang kuat dan beralis besar makmur di seluruh Eropa dan Asia dari sekitar 350.000 tahun lalu sampai tak lama setelah 40.000 tahun lalu, menghilang dalam periode setelah spesies kita menetap di wilayah itu.

Terlepas dari reputasi usang sebagai sepupu yang bodoh, para ilmuwan menyebut Neanderthal sangat cerdas dengan metode berburu yang rumit dan tampaknya menggunakan bahasa, objek-objek simbolik serta penggunaan api canggih.

Perkawinan silang Neanderthal dengan Homo sapiens berpengaruh kekal pada genetik manusia.

Satu studi yang dipublikasikan pekan lalu di jurnal Science mengungkap hubungan antara residu DNA Neanderthal dalam genom manusia dan sifat-sifat orang seperti depresi, kecanduan nikotin, penggumpalan darah dan sakit kulit.




Credit  ANTARA News






Pesawat komuter R-80 akan mengudara pada 2019


Pesawat komuter R-80 akan mengudara pada 2019
Komisaris PT Regio Aviasi Industri, Ilham Habibie (kiri), memberi penjelasan tentang pesawat komuter R80 kepada Menteri Perindustrian, Saleh Husin (tengah), di sela Singapore Air Show, Rabu. Pesawat komuter dengan kapasitas 80 tempat duduk ini akan diberi banderol sekitar 25 juta dolar Amerika Serikat per unit.(www.antaranews.com/Ade P Marboen)
 
Changi, Singapura (CB) - Pesawat terbang komuter R80 buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI) ditargetkan bisa mengudara pada 2019 nanti. 

"Saat ini kami masih mengerjakan desain rinci hingga tahun depan. Termasuk menentukan pengintegrasian semua sistem, misalnya menentukan mesin dari siapa, dan lain-lain," kata anggota Dewan Komisaris PT RAI, Ilham Habibie. 

Berbicara kepada pers di sela Singapore Air Show 2016, Rabu, Habibie menyatakan, pesawat komuter R80 itu telah melewati uji terowongan angin di Puspiptek LIPI, di Serpong, Banten, walau masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan. 

Dia menyatakan, ada beberapa keunggulan pasti R80 ketimbang pesaing terdekatnya, ATR-72 series dari ATR Italia-Prancis. Di antaranya adalah kelas yang berbeda, desain lebih maju, dan lebih efisien untuk dioperasikan. 

"Dari sisi aerodinamika lebih baik, telah memakai teknologi fly by wire. Walau pada awalnya lebih mahal, namun setelah itu bisa menjadi lebih murah," katanya. 

Bicara soal mesin, kata dia, PT RAI masih menimbang-nimbang apakah akan memakai Pratt&Whitney PW-150 atau Rolls Royce AE-2100. "Pembicaraan dengan mereka terus dilakukan. Kemarin dengan Pratt&Whitney dan besok dengan Rolls Royce," kata dia. 

Walau belum menggelinding dari hanggar produksi PT RAI yang dinyatakan akan dibangun di Kertapati, Majalengka, Jawa Barat, namun dia menyebut angka 145 sebagai jumlah pesanan R80 ini. 

Dia merinci, 100 untuk NAM Air, 25 untuk Kalstar Asia, dan 20 untuk Trigana Air. "Para operator turut terlibat sejak awal. Mereka juga memberi masukan tentang rancangan yang mereka ingin dapatkan, yang tidak diperoleh dari pesawat terbang yang selama ini ada," kata dia.


Credit  ANTARA News




Menperin: Toyota Siap Investasi Rp 5,4 Triliun di 2016

Menperin: Toyota Siap Investasi Rp 5,4 Triliun di 2016 
 Foto: Istimewa
 
Jakarta -Pabrikan otomotif asal Jepang, Toyota, masih akan terus berinvestasi di Indonesia. Pada tahun ini, Toyota berencana menanamkan modal Rp 5,4 triliun ke Indonesia.

"Toyota serius berbisnis di Indonesia, tahun ini saja akan berinvestasi Rp 5,4 triliun, setelah tahun 2015 menanam modal Rp 5 triliun," kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin, usai bertemu dengan Executive Vice President Toyota Motor Corporation (TMC), Seiichi Sudo di Nagoya, Jepang, Kamis (18/2/2016).



Sedangkan hingga 2014, prinsipal asal Negeri Sakura itu telah merealisasikan penanaman modal di Indonesia Rp 40 triliun. Saat ini, perusahaan tengah merampungkan pabrik mesin (engine plant) di Karawang.

Saleh juga mengapresiasi kepercayaan Toyota, yang terus menerus berinvestasi di Indonesia dan telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi dan basis produksi mobil Toyota hingga saat ini.

"Saya juga mengajak TMC agar tidak tanggung-tanggung di Indonesia, maka saya minta Toyota dan mitranya di Jepang untuk terus meningkatkan investasi di sektor otomotif terutama bahan baku dan komponen, dan mulai secara bertahap melakukan kegiatan R&D di Indonesia untuk lebih memperkuat struktur industri otomotif Jepang yang ada di Indonesia saat ini," lanjut Saleh.

Kemenperin mencatat, merek Toyota di Indonesia menguasai sekitar 31-32% pasar domestik. Pada kesempatan itu, Saleh mendesak Toyota turut mendongkrak produksi mobil di Indonesia serta membangun fasilitas penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).

Pasalnya, dibandingkan dengan Thailand yang jumlah penduduk 67,2 juta jiwa, telah memproduksi sekitar 2,5 juta unit mobil/tahun (50% untuk pasar domestik dan selebihnya untuk ekspor), sementara Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 Juta orang dengan jumlah penduduk berpenghasilan menengah sebesar 74 juta orang, seharusnya sudah mampu memproduksi lebih dari apa yang sudah dicapai saat ini.

Industri komponen juga didorong untuk dikembangkan oleh pabrikan Jepang. Hal ini demi meningkatkan kandungan lokal produk otomotif.

Realisasi produk komponen juga didukung oleh pengembangan industri pendukung. Antara lain, pembangunan pabrik karet sintetik patungan antara Chandra Asri dan Michelin, pengembangan produksi baja untuk kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Krakatau Steel, Nippon Steel, JFE Steel (Jepang), dan Posco (Korea Selatan) serta produksi resin oleh Adi Wira Plastic.

Seiichi Sudo mengatakan Toyota menempatkan Indonesia sebagai negara yang penting. "Ke depan, kami akan menjadikan Indonesia sebagai basis industri berorientasi ekspor dan Toyota ingin berkontribusi bagi penguatan industri otomotif yang memberikan nilai tambah," ujarnya.

Saat ini, pasar terbesar Toyota adalah AS, disusul Jepang, China, Indonesia, Timur Tengah, dan yang keenam adalah Thailand.

Sementara Wakil Presdir Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Warih Andang Tjahjono mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan studi produksi bio-ethanol dari rumput gajah. Inovasi ini dilakukan Toyota Motor yang bekerjasama dengan Pertamina dan RNI. Lokasi kebun di Lampung seluas hingga 20 hektar dan juga dikembangkan di sekitar lokasi pabrik Toyota di Karawang.

Kemudian di Nagoya, Saleh juga menyambangi pabrik Mitsubishi (Okazaki plant) dan pusat pengembangan (Development Group Headquarters). Delegasi Kemenperin diterima langsung oleh Presiden dan Chief Operating Officer Mitsubishi Motor Corporation/MMC Tetsuro Aikawa.

Secara khusus, Saleh Husin mengunjungi 78 karyawan Mitsubishi asal Indonesia yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Jepang. Jumlah tersebut merupakan bagian dari total 102 orang yang akan menjalani pelatihan serupa.



Puluhan karyawan itu disiapkan untuk bekerja di pabrik Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia yang tengah  dibangun di Karawang dengan investasi Rp 6 triliun.



Bersama Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan, Saleh menjajal beberapa kendaraan lansiran Mitsubishi seperti seri Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), All New Pajero Sport, dan mobil listrik i-MiEV di lintasan uji produk milik Mitsubishi.



Credit  detikfinance








Sudah Saatnya RI Punya Kawasan Industri Penerbangan Terpadu


Sudah Saatnya RI Punya Kawasan Industri Penerbangan Terpadu 
 Foto: Rachman Haryanto
 
Singapura -Indonesia dinilai sudah saatnya membangun kawasan industri penerbangan terpadu. Sebab sebagai negara besar dengan wilayahnya yang luas, bidang penerbangan di Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang.

"Pemerintah diharapkan bisa segera menentukan yang namanya kawasan industri penerbangan terpadu. Ini penting, karena dengan terpadu ini, semua aktivitas yang mendukung industri penerbangan ada di situ. Juga buat pemerintah mudah mengendalikan," kata Dirut GMF AeroAsia Richard Budihadianto di sela-sela event Singapore Airahow, Kamis (18/2/2016).

Sebab jika industri penerbangan itu tersebar di tempat-tempat terpisah, maka pemerintah akan sulit mengendalikan seperti dalam pengendalian ekspor dan impor.

"Iyu salah satu yang penting buat pemerintah dalam memberikan bea masuk nol persen yang sudah diberikan Bapak Presiden (Joko Widodo) melalui kebijakan ekonominya, tapi pelaksanaannya bagaimana," ujar Richard yang juga Ketua Dewan Pimpinan Indonesian Aircraft Maintenance Services Association atau IAMSA itu.

"Caranya adalah dengan membuat kawasan industri penerbangan terpadu, di dalamnya ada MRO, training center, bengkel-bengkel seperti GMF, perusahaan suku cadang, workshop-workshop komponen dan lainnya," sambungnya.

Richard menambahkan, hampir semua negara Asean seperti Singapura, Thailand, Filipina dan Vietnam sudah memiliki kawasan Industri penerbangan. Karena itu, Indonesia dinilai sudah saatnya memiliki kawasan tersebut.

Richard menilai ada tiga daerah yang cocok dijadikan lokasi kawasan tersebut. Yaitu Bintan, Batam, dan Karimun. Kenapa?

"Ini saya sebagai IAMSA ya bukan GMF, tiga wilayah itu kan dekat Singapura, Singapura adalah center of excelent daripada aviation industri. Saya harap secepatnya kawasan itu terwujud, potensi kita besar, jangan sampai negara lain yang dapat benefit," ujarnya.

Richard mengatakan, saat ini biaya perawatan pesawat yang dikeluarkan seluruh airline yang di Indonesia membutuhkan biaya sekitar kurang lebih US$ 1 miliar per tahun. Dari jumlah itu, hanya 30% yang mampu dikerjakan oleh bengkel-bengkel Indonesia.

"Makanya nggak heran kalau biaya airline di INdonesia itu mahal, karena dikirim ke luar. Komponen dan engine juga dikirim ke luar, karena kita masih kurang kapasitas dan kapabilitas," tuturnya.

"Sementara GMF sendiri sudah full, sementara bengkelnya yang kecil-kecil karena dia tidak (tidak dapat sertifikasi dari ororitas penerbangan) FAA dan EASA approach, orang nggak mau kirim ke dia (bengkel kecil)," tambahnya.

Karena itu, lanjutnya, jika Indonesia telah memiliki kawasan Industri penerbangan terpadu maka para investor akan berdatangan dan bekerja sama dengan MRO Indonesia.

"Jadi gampang (bengkel Indonesia) dapat FAA sama EASA, sehingga kita bisa menyerap yang 70% ke luar itu, di sini saja, di Indonesia," ujarnya.

"Kita jadi bisa saving devisa, kita buka lapangan pekerjaan, dan mekanik itu dibutuhkan banyak, karena pekerjaan aircraft maintenance itu tidak bisa diganti robot," tandasnya.

Credit  detikfinance


Anak Usaha Garuda dan RAI Kembangkan Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie

Anak Usaha Garuda dan RAI Kembangkan Pesawat R80 Rancangan BJ Habibie  
Foto: Idham Kholid
 
Singapura -GMF AeroAsia bekerjasama dengan perusahaan manufaktur pesawat asal Indonesia, PT Regio Aviasi Industri (RAI) terkait dengan pengembangan pesawat R80 rancangan BJ Habibie.

Penandatangan kerja sama dilakukan oleh Dirut GMF Richard Budihadianto dan Dirut PT RAI Agung Nugroho di stand Garuda Indonesia Group di ajang Singapore Airshow, Kamis (18/2/2016).

'Kami dipercaya untuk menjadi maintenance support PT RAI, ini kolaborasi yang baik karena semua melibatkan anak bangsa, dari pembuatan sampai pemeliharaan," kata Richard.

Richard menuturkan, kerjasama ini mencakup beberapa aspek termasuk pengembangan program perawatan pesawat, pengembangan SDM dan lainnya. GMF nantinya akan menjadi pusat resmi perawatan pesawat R80.

Ditambahkannya, R80 merupakan pesawat turbopop buatan Indonesia rancangan BJ Habibie. Pesawat itu rencananya akan siap menjalani uji coba terbang dan sertifikasi pada 2019 mendatang.

"Dalam menghadapi persiapan itu, GMF berperan memberikan dukungan penuh untuk mempersiapkan perawatan pesawat R80. Sejauh inj belum sampai tahap nilai, karena ini masih tahap desain," ujarnya.

Richard mengatakan, pertumbuhan pasar perawatan di Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dengan rata-rata pertumbuhan pasar sebesar 12,3% sampai tahun 2020.

Untuk merebut pasar itu, kata Richard, GMF memiliki modal penting berupa lebih dari 25 sertifikasi dari ororitas penerbangan baik domestik maupun internasional seperti FAA, EASA dan CASA.

"Sebetetulnya ke depan bisnis pemeliharaan yang akan menghasilkan suatu nilai yang besar. Saya ingat apa yang disamlaikan Pal Habibie bahwa satu pesawat itu bisa memberikan nilai bisnis di bidang perawatan itu sebesar sampai 10 kali nilai pesawat tersebut, ini yang harus kita pikirkan. Makanya kita ingin bekerjasama sama dan mensujung PT RAI ini," sambungnya.

Sementara itu, Dirut PT RAI Agung Nugroho mengatakan, pesawat R80 ini untuk dioperasikan pada 2020 mendatang.

"Di awal kita melakukan perencanaan perancangan pesawat, tapi tidak lupa kita memikirkan masalah maintenance. Kita ajak GMF untuk mempersiapkan maintenance dengan segala pengalaman dan kompetensi GMF agar kita tidak memulai dari awal," jelasnya.

Untuk jangka panjang, PT RAI merencanakan membuat 400 unit pesawat. Pesawat-pesawatitunantinya dijual ke dalam negeri maupun ke berbagai negara.



Credit  detikfinance







Di Bandung, Rini Ungkap Alasan Gandeng China di Proyek Kereta Cepat

Di Bandung, Rini Ungkap Alasan Gandeng China di Proyek Kereta Cepat 
 Foto: Ari Saputra
 
Bandung -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menjelaskan alasan BUMN Indonesia lebih memilih menggandeng China daripada Jepang dalam proyek pengembangan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km).

Di depan warga Bandung,  Rini menyebut proposal kereta cepat dari Jepang lebih berat karena mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan jaminan pemerintah.

"Kalau yang skema Jepang itu investornya pemerintah, jadi kita harus menaruh uang yang berasal dari APBN," ujar Rini di acara Sosialisasi dan Dialog Publik Pembangunan Kereta Cepat di Grand Hotel Panghegar, Jalan Merdeka, Bandung, Jumat (19/2/2016).

Hal itu menurutnya berat, karena saat ini APBN lebih ditekankan untuk pembangunan di luar Jawa.

"Padahal pemerintah ingin menekankan pemanfaatan APBN untuk pembangunan di luar. Itu utamanya kenapa kita pilih China," tuturnya.

Dengan skema yang ditawarkan China, seluruh pendanaan bersifat komersil dari investor. Pemerintah tidak memberikan jaminan untuk proyek ini.

"Jadi investor dan bank akan mendorong ini harus bisa jadi dan selesai supaya dikembalikan. Tidak ada jaminan pemerintah," jelas Rini.

Rini menjelaskan konsesi pengoperasian kereta cepat selama 50 tahun sangat diperlukan agar investor bisa menghitung waktu pengembalian investasi dengan jelas.

"Mereka dapat hak konsesi 50 tahun sementara bank memberi pinjaman selama 40 tahun untuk dikembalikan," tuturnya.

Credit  detikfinance






Luhut Tegaskan Indonesia Tak Bisa Diancam Pembebasan Papua


Luhut Tegaskan Indonesia Tak Bisa Diancam Pembebasan Papua  
Menkopolhukam Luhut Pandjaitan mengatakan Gerakan Pembebasan Papua harus patuh dengan aturan di Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
 
Jakarta, CB -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan berang dengan peresmian kantor Gerakan Pembebasan Papua di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Dia menyatakan pemerintah Republik Indonesia tak diam begitu saja.

“Jangan dibilang pemerintah pusat tidak tegas. Kami sangat tegas. Kami beri tahu mereka (Gerakan Pembebasan Papua) untuk menegakkan aturan yang ada. Dia harus izin. Kalau tidak izin, kami tindak sesuai aturan,” kata Luhut di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/2), saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi dari lawatan ke Amerika Serikat.

Menurut Luhut, Gerakan Pembebasan Papua hanya ingin menunjukkan eksistensinya. Pemerintah Indonesia, ujarnya, tak bisa dengan mudah diancam.

“Ah, apa itu ancaman? Negara berdaulat kok diancam-ancam,” kata Luhut dengan nada tinggi. Ia menegaskan, Presiden Jokowi selalu memikirkan Papua. “Presiden luar biasa perhatian (terhadap Papua). Perbaikan tidak overnight,” ujar Luhut.

Mantan anggota Kopassus itu menuding Gerakan Pembebasan Papua memang mengharapkan ditekan oleh pemerintah RI.

“Kemarin, mereka yang ada di Wamena (Gerakan Pembebasan Papua) berharap akan ada tindakan represif dari pemerintah dan aparat keamanan. Enggak. Kami biarkan saja, tapi setelah itu kami turunkan (plang kantor mereka),” kata Luhut.

Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi menyatakan pemerintah RI tak setuju dengan upaya-upaya pemisahan Papua dari Indonesia. Isu separatisme akan terus dihalau melalui pendekatan persuasif.

Gerakan Pembebasan Papua memiliki setidaknya dua tujuan utama, yakni mewujudkan cita-cita agar rakyat Papua dapat menentukan nasib mereka sendiri, dan membawa kasus-kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua ke Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kantor Gerakan Pembebasan Papua di Wamena merupakan yang ketiga, sedangkan dua kantor sebelumnya berlokasi di Vanuatu dan Kepulauan Solomon.

Juru Bicara Gerakan Pembebasan Papua, Benny Wenda, dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia.com menyatakan kantor di Wamena ialah bagian dari perluasan sistematis yang telah direncanakan.

“ULMWP membuka kantor baru di Wamena karena kami sekarang mulai memperluas cabang di seluruh negeri. Kami membangun gerakan bersama dari dalam dan luar Papua,” kata Benny yang kini tinggal London pascakabur dari Lembaga Pemasyarakatan Abepura, Jayapura, tahun 2002.

Kantor di Wamena, ujar Benny, akan berfungsi sebagai pusat koordinasi berbagai aksi demi mencapai cita-cita penentuan nasib sendiri oleh rakyat Papua.



Credit  CNN Indonesia





Mampu Produksi Pesawat Generasi Terbaru, Mengapa Tiongkok Membeli Su-35?






Su-35
Bagi Rusia, penandatanganan kontrak ini adalah suatu pencapaian besar. Sumber: Zuma/TASS




Pembelian 24 unit pesawat tempur Su-35 milik Rusia oleh Tiongkok bernilai sekitar dua miliar dolar AS. Jumlah ini merupakan transaksi terbesar kedua dalam penjualan senjata Rusia ke Tiongkok setelah krisis terjadi.

Tahun lalu, kontrak pemasokan empat divisi sistem rudal antipesawat S-400 telah ditandatangani dengan jumlah tidak kurang dari 1,9 miliar dolar AS. Sementara, tak ada satu pun dari kontrak tersebut yang dianggap sebagai akibat dari krisis Ukraina. Negosiasi ini telah dimulai pada 2010 – 2011, dan pada 2014 lalu, banyak isu yang telah diselesaikan.
Pengiriman peralatan militer dapat dimulai pada tahun 2016, sedangkan transfer utama tampaknya akan dilaksanakan pada 2017 – 2018. Sebelum penandatanganan kontrak pesawat tempur Su-35, tingkat kerja sama teknis militer antara Rusia dan Tiongkok kurang berkembang pesat — volume transaksi antara keduanya hanya bernilai sebesar 1,5 – 2 miliar dolar AS. Saat ini, kedua pihak berharap kerja sama Rusia-Tiongkok akan kembali seperti pada zaman keemasan di akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Saat itu, pada 2002, transaksi tahunan antara Rusia dan Tiongkok mencapai 2,7 miliar dolar AS.

Kepentingan Rusia

Bagi Rusia, penandatanganan kontrak ini adalah suatu pencapaian besar. Pertama, dapat dikatakan bahwa Tiongkok merupakan pembeli produk militer dan teknologi milik Rusia yang sangat penting.
Kedua, setelah mengalami dua kali devaluasi rubel pada akhir 2014, ekspor senjata yang hampir seluruhnya dibuat menggunakan komponen dan bahan dari Rusia, menjadi jauh lebih menguntungkan. Jika dibandingkan dengan 98 unit pesawat tempur Su-35 yang dipesan oleh Angkatan Udara Rusia sebagai bagian dari dua kontrak di tahun 2009 dan 2015, pesanan Tiongkok yang sebanyak 24 unit pesawat memang tidak terlihat begitu besar. Namun demikian, hal tersebut secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan finansial perusahaan aviasi gabungan dan perusahaan pembuat Komsomolsk-na-Amure Aircraft Production Association (KNAAPO).

Dengan begitu, keberhasilan pengiriman pesawat untuk pembeli seperti Tiongkok akan meningkatkan peluang pesawat buatan Rusia di pasar luar negeri. Indonesia diharapkan akan menjadi pembeli Su-35 berikutnya.
Selain itu, atas pembelian 24 unit Su-35, Rusia dapat menawarkan kontrak unit atau komponen untuk pesawat tempur Tiongkok yang baru, serta transfer teknologi dan mengadakan penelitian dan pengembangan untuk Tiongkok.

Kepentingan Tiongkok

Kepentingan Tiongkok dalam pasokan kali ini memang tidak terlihat jelas. Tiongkok telah membuktikan kemampuannya untuk mandiri dengan mengembangkan dan memproduksi sendiri pesawat generasi 4++, dan saat ini Negeri Tirai Bambu tersebut pun sedang mengembangkan dua jenis pesawat tempur generasi kelima, J-20 dan J-31.
Pemasokan pesawat tempur dari luar negeri menyebabkan reaksi para nasionalis dari kalangan masyarakat Tiongkok. Bersamaan dengan pemasokan Su-35, Rusia tidak melakukan transfer teknologi yang esensial kepada Tiongkok. Dua puluh empat unit pesawat tempur adalah jumlah yang cukup hanya untuk pasukan di dalam satu resimen. Apa pun kemampuan tempur Tiongkok, pesawat ini tidak berpengaruh secara serius pada potensi keseluruhan dari Angkatan Udara Tiongkok.
Pembelian pesawat dengan tujuan meniru merupakan penjelasan populer yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Perbedaan utama antara Su-35 dari jenis pesawat Su kelas berat pendahulunya, yaitu terkait dengan mesin dan avioniknya, termasuk radar stasiun “Irbis”. Sistem ini tidak dapat ditiru dalam waktu singkat dengan mengambil contoh siap pakai.

Kasus produksi Su-27SK tanpa lisensi oleh Tiongkok di tahun 2000-an juga tidak akan terulang. Saat itu, Tiongkok melakukan pekerjaan mereka berdasarkan teknologi yang pernah dikirim oleh Rusia dalam rangka perjanjian lisensi pada 1996. Sementara, berbagai dokumen lainnya yang kurang dapat dengan mudah diperoleh dengan membelinya dari perusahaan perbaikan pesawat Ukraina yang memperbaiki Su-27 pada era Soviet.
Meskipun jumlahnya tak besar, Su-35 milik Tiongkok dapat memiliki beberapa efek pada keseimbangan kekuasaan di beberapa titik panas yang potensial, seperti Taiwan. Radar “Irbis” memiliki kemampuan mendeteksi target udara jarak jauh hingga 400 kilometer. Hal ini memungkinkan Beijing untuk dapat melihat semua wilayah udara di Taiwan dari daerah patroli di atas daratan Tiongkok.






Credit  RBTH Indonesia









Sejarah! Rio Jadi Pebalap Pertama Indonesia yang Tampil di F1


GP2/PAOLO PELLEGRINI Rio Haryanto, saat masih menjadi pebalap Campos Racing. Kini, Rio resmi bergabung dengan tim Manor Racing untuk Formula 1 musim 2016, sehingga dia membuat sejarah sebagai pebalap Indonesia pertama di F1.

  CB — Rio Haryanto menorehkan sejarah sebagai pebalap pertama dari Indonesia yang tampil pada balapan mobil paling bergengsi di dunia, Formula 1. Kepastian itu didapat setelah jagoan dari Tanah Air ini resmi menjadi satu dari dua pebalap tim Manor Racing untuk F1 musim 2016.

Kehadiran Rio, yang pada musim lalu tampil mengesankan pada ajang GP2, disambut dengan antusias oleh tim asal Inggris tersebut. Ini terlihat dari reaksi pada akun Twitter resmi Manor, @ManorRacing, saat merilis kepastian Rio sebagai pebalap kedua mereka musim ini. Melalui kicauannya, tim balap yang didirikan John Booth tampak bergairah dengan terpenuhinya kuota pebalap mereka.
GP2/PAOLO PELLEGRINI Pebalap Campos Racing asal Indonesia, Rio Haryanto, memacu mobilnya pada hari pertama GP2 Italia di Sirkuit Monza, Jumat (4/9/2015).

"Kabar baik! Kami telah menandatangani kontrak dengan Rio Haryanto sebagai pebalap kedua. Kami tahu, dia pebalap yang muda dan 'lapar'. Line-up kami untuk 2016 sudah komplet," demikian bunyi tweet dari Manor.

Rio akan bermitra dengan juara DTM asal Jerman, Pascal Wehrlein, pada musim balapan 2016. Duet ini akan menggantikan Will Stevens dan Alexander Rossi, pebalap Manor musim lalu, kala mereka memakai nama tim Manor Marussia F1 Team. (Estu Santoso)
ANDREAS JOEVI/JUARA.NET Grafis daftar line up lengkap pebalap Formula 1 2016.


Daftar line-up pebalap Formula 1 2016

Mercedes: Lewis Hamilton, Nico Rosberg
Ferrari: Sebastian Vettel, Kimi Raikkonen
Williams-Mercedes: Valtteri Bottas, Felipe Massa
Red Bull-TAG (Renault): Daniil Kvyat, Daniel Ricciardo
Force India-Mercedes: Sergio Perez, Nico Hulkenberg
Renault: Kevin Magnussen, Jolyon Palmer
Toro Rosso-Ferrari: Max Verstappen, Carlos Sainz Jr
Sauber-Ferrari: Felipe Nasr, Marcus Ericsson
McLaren-Honda: Fernando Alonso, Jenson Button
Manor-Mercedes: Pascal Wehrlein, Rio Haryanto
Haas-Ferrari: Romain Grosjean, Esteban Gutierrez



Credit  KOMPAS.com





AS Kirim Pasukan 4 Kali Lipat ke Latihan Gabungan Korsel



Tentara AS berdiri dekat pesawat tempur siluman F-22 di Pangkalan Angkatan Udara Osan, Pyeongtaek, bagian selatan Seoul, pada Rabu, 17 Februari 2016.
Tentara AS berdiri dekat pesawat tempur siluman F-22 di Pangkalan Angkatan Udara Osan, Pyeongtaek, bagian selatan Seoul, pada Rabu, 17 Februari 2016. (AFP Photo)


Seoul – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menyampaikan, Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan pasukannya 4 kali lipat dari yang direncanakan untuk ikut serta dalam latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, pada bulan depan, setelah uji coba nuklir dan rudal oleh Korea Utara (Korut).
Kantor berita Yonhap, Kamis (18/2), mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min Goo bahwa AS akan mengirimkan 15.000 tentara dalam latihan simulasi komputer tahunan “Key Resolve”. Jumlah pasukan AS itu naik dari 3.700 di tahun lalu.
Han menambahkan, Korea Selatan juga akan meningkatkan jumlah pasukan yang dikirim.
Latihan gabungan “Key Resolve”, yang tahun lalu berlangsung 10 hari, biasanya dimulai bersamaan dengan latihan di lapangan yang disebut dengan “Foal Eagle” - latihan militer gabungan lain yang berlangsung sekitar 50 hari.
Yonhap melaporkan, Foal Eagle juga diharapkan menjadi latihan terbesar di tahun ini, dan menjadi daya tarik utama aset-aset strategis AS seperti brigade tempur angkatan udara, marinis, armada angkatan laut, yang dipimpin kapal induk dan kapal selam bertenaga nuklir.
Korea Utara kerap kali mengeluarkan pernyataan retorika permusuhan di sekitar waktu latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, yang biasanya memicu lonjakan tajam ketegangan di semenanjung.
Pada saat latihan gabungan dimulai, tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak tentaranya bersiap perang dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Negeri Komunis itu juga menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah laut di awal latihan.
Bulan lalu, Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat meskipun mendapat kecaman internasional dan diikuti dengan peluncuran roket jarak jauh, pada 7 Februari. Peluncuran itu mendapat kecaman luas karena uji coba rudal balistik dilarang berdasarkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
AS dan Korea Selatan pun merespons dengan serangkaian kegiatan militer. Pada Senin (15/2), Kapal selam peran USS North Carolina tiba di pelabuhan Busan selatan untuk latihan gabungan dengan angkatan laut Korea Selatan. Empat pesawat tempur siluman F-22 juga dikerahkan menuju pangkalan udara di dekat Seoul, Rabu (17/2).
Korea Selatan dan AS juga menetapkan untu memulai pembicaraan, pada pekan ini sehubungan dengan kemungkinan untuk mengeraghkan sistem pertahanan rudal AS, meskipun ada tentangan Tiongkok.
Terminal High Altitude Area Defence System (THAAD) AS akan menembakkan rudal-rudal anti-balistik ke udara dengan tujuan untuk menghancurkan ke roket musuh selama fase penerbangan terakhir mereka.
“Kami akan menggunakan hak berdaulat kami mengenai masalah ini dan dalam membuat keputusan. Tidak ada yang lebih penting dari mengambil langkah-langkah untuk melindungi rakyat dan aset mereka dari lonjakan ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara,” ujar Moon.



Credit  Beritasatu.com


Airbus dan Boeing Raup Kesepakatan Miliaran Dolar di Singapura


Chairman Philippine Airlines Lucio Tan (kiri) dan CEO Airbus Fabrice Bregier berjabat tangan usai menandatangani kesepakatan pembelian enam pesawat Airbus  A350-900s di Singapore Airshow, Selasa, 16 Februari 2016.
Chairman Philippine Airlines Lucio Tan (kiri) dan CEO Airbus Fabrice Bregier berjabat tangan usai menandatangani kesepakatan pembelian enam pesawat Airbus A350-900s di Singapore Airshow, Selasa, 16 Februari 2016. (AFP Photo)

Singapura - Airbus dan Boeing mengumumkan kesepakatan bernilai miliaran dolar AS pada pameran dirgantara terbesar di Asia di Singapura, Rabu (17/2). Perolehan ini menggarisbawahi peran Asia sebagai pendorong pertumbuhan industri penerbangan, sekalipun kegamangan kian meliputi para pembeli pesawat.
Produsen asal Eropa, Airbus, mengumumkan kesepakatan senilai US$ 1,85 miliar untuk pembelian enam pesawat tipe A350-900s oleh Philippine Airlines (PAL), maspakai nasional dari salah satu negara yang perekonomiannya tumbuh pesat di Asia.
Sementara Boeing yang berbasis di AS menyatakan telah mendapatkan komitmen dari maskapai Tiongkok, Okay Airways, untuk pembelian 12 unit senilai US$ 1,3 miliar.
"Orang-orang Tiongkok sangat baik dalam mengelola keuangan. Tidak masalah jika ekonomi memburuk, mereka masih akan melakukan perjalanan," ucap Chairman Okay Airways Wang Shusheng kepada para wartawan.
Tony Tyler, direktur umum Asosiasi Transportasi Udara Internasional atau IATA mengatakan, pameran di Singapura menunjukkan para maskapai di Asia kemungkinan memajukan pesanan karena pelemahan keuntungan.
Penghematan yang didapat para maskapai dari penurunan biaya bahan bakar terkikis oleh kerugian hedging dan penguatan nilai tukar dolar AS. Tyler mengatakan, greenback naik 20% selama 18 bulan terakhir.
Dia menambahkan karena Asia Pasifik menyumbang 40% kargo udara global, para operator regional terpukul oleh perlambatan ekonomi global dan makin parahnya dampak persaingan dari para operator asal Teluk.
"Kami ingin menjual sebanyak mungkin pesawat di Asia tapi kami juga ingin menetap di Asia dan memiliki fasilitas industri, pusat penelitian serta permesinan," ucap Marwan Lahoud, ketua asosiasi industri dirgantara Prancis, GIFAS, kepada AFP dalam sebuah wawancara, Selasa (16/2).
Anggota komite eksekutif Airbus Group itu juga menambahkan, pihaknya ingin memperkuat apa yang telah dimulai, seperti penjualan, perancangan, dan manufaktur di Asia.
Para pelaku industri menyatakan, permintaan perjalanan di Asia masih tumbuh, didorong oleh pertumbuhan kelas menengah. Tapi, sudah tidak ada lagi kesepakatan-kesepakatan megabesar seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan tahun ini, Airbus menyatakan berhasil mendapatkan 421 pesanan dari 17 maskapai dan penyewa pesawat di Asia sepanjang 2015. Angka tersebut mencapai 39% dari total pesanan yang sudah masuk tahun ini.
Boeing pekan ini memperkirakan bahwa dunia membutuhkan 38.050 pesawat dalam 20 tahun ke depan. Sebanyak 38% di antaranya akan berasal Asia, 21% dari Amerika Utara, dan 19% dari Eropa.
Selain Airbus dan Boeing, sebuah perusahaan penyewaan AS menerima pesanan 20 pesawat dari Mitsubishi Aircraft Corp Jepang, dalam transaksi senilai lebih dari US$ 900 juta.
PAL juga secara terpisah menyatakan telah menandatangani pesanan senilai US$ 600 juta dengan Rolls-Royce untuk mesin Trent XWB bagi enam unit A350.



Credit  Beritasatu.com

BAE-Mahindra Bangun Pabrik Senjata



Pemerintah India saat ini dalam proses negosiasi untuk pembelian 145 meriam howitzer ultraringan M777 buatan BAE Systems lewat program Penjualan Militer Asing dari pemerintah Amerika Serikat (AS).
Pemerintah India saat ini dalam proses negosiasi untuk pembelian 145 meriam howitzer ultraringan M777 buatan BAE Systems lewat program Penjualan Militer Asing dari pemerintah Amerika Serikat (AS). (AFP Photo)

New Delhi – Raksasa pertahanan Inggris BAE Systems memilih Mahindra Group untuk membangun pabrik perakitan meriam artileri howitzer. Persenjataan ini diharapkan nantinya dijual kepada militer India.
Pemerintah India saat ini dalam proses negosiasi untuk pembelian 145 meriam howitzer ultraringan M777 buatan BAE Systems lewat program Penjualan Militer Asing dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Penunjukan mitra lokal oleh BAE bisa mempercepat rampungnya kesepakatan.
Jika tercapai, kesepakatannya akan bernilai sekitar US$ 700 juta. Bagi India, kesepakatan tersebut akan memperkuat artilerinya dengan persenjataan berkemampuan tinggi.
India berupaya memperbarui peranti keras militernya yang sudah tua dengan persenjataan baru bernilai puluhan miliar dolar AS. India juga dihadapkan pada ketegangan-ketegangan dengan para riwal kawasan, yakni Tiongkok dan Pakistan.
“Sebagai mitra pendiri manufaktur pertahanan di India, BAE Systems senang bisa bermitra dengan Mahindra untuk menawarkan pengembangan fasilitas perakitan, integrasi, dan pengujian di India,” ujar Joe Senftle, wakil presiden BAE Systems, Rabu (17/2).
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi sebelumnya mengatakan, perusahaan-perusahaan asing yang meraih kesepakatan-kesepakatan persenjataan untuk berinvestasi di India. Caranya dengan bermitra bersama perusahaan-perusahaan lokal.
“Kami ingin memberikan kontribusi besar bagi angkatan bersenjata dan perekonomian India,” ujar SP Shukla, presiden grup Mahindra Defence and Aerospace.
Kedua perusahaan tidak menyebutkan di mana dan kapan pabrik perakitan itu akan dibangun. Modi sebelumnya berjanji untuk mengakhiri status India sebagai importir pertahanan nomor satu dunia.
Modi menginginkan 70% persenjataan dirakit di dalam negeri mulai awal dekade mendatang. India terakhir membeli meriam howitzer untuk angkatan bersenjatanya pada 1986, yakni sebanyak 410 unit dari perusahaan senjata Swedia AB Bofors.
Namun, kesepakatan dengan Bofor kemudian diselimuti berbagai tuduhan korupsi, yang berakibat pada kalahnya PM Rajiv Gandhi dari Partai Kongres dalam pemilu nasional 1989.



Credit  Beritasatu.com





Jepang Tak Akan Jual Senjata ke Negara Konflik


Jepang Tak Akan Jual Senjata ke Negara Konflik
Pengamat politik dari Universitas Hoesei, Jepang, Satoru Mori. (Victor Maulana/Sindonews)

JAKARTA -  Pengamat politik dari Universitas Hosei, Jepang, Satoru Mori memprediksi, pemerintahnya tidak akan pernah menjual senjata ke negara yang sedang berkonflik. Menurut Mori, hal itu sudah tercantum dalam undang-undang Jepang.

Mori menuturkan, pada April 2014, Jepang sudah diperbolehkan untuk melakukan jual beli senjata. Namun, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebelum akhirnya kesepakatan pembelian senjata itu bisa dilakukan.

Salah satu persyaratannya adalah Jepang tidak boleh menjual senjata ke negara yang tidak memiliki pasukan di misi perdamaian PBB, dan Jepang tidak boleh menjual senjata ke negara-negara yang sedang berkonflik.

"Kami melakukan jual beli senjata di bawah undang-undang yang sangat ketat, dengan sejumlah persyaratan yang sangat jelas," ungkap Mori.

"Salah satunya adalah Jepang tidak diperbolehkan menjual senjata kepada pihak yang sedang terlibat konflik," sambungnya saat berbicara di Universitas Indonesia pada Kamis (18/2l).



Credit  Sindonews







Peluang Militer Indonesia dalam Kebijakan Baru Jepang



Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Pertahanan RI, Jan Pieter Ate (kiri) dalam seminar pertahanan di Universitas Indonesia, 18 Feb. 2016.
Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Pertahanan RI, Jan Pieter Ate (kiri) dalam seminar pertahanan di Universitas Indonesia, 18 Feb. 2016. (Siti Arpiah/ Beritasatu.com)


Depok - Kebijakan pertahanan Jepang terbaru untuk makin memperkuat militernya secara mandiri memberikan peluang di bidang kerjasama militer dengan Indonesia, khususnya terkait transfer teknologi militer.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Kerjasama Internasional Kementerian Pertahanan RI, Jan Pieter Ate dalam sebuah seminar di Depok, Kamis (18/2).
"Sebelumnya Jepang tidak termasuk dalam daftar sumber-sumber teknologi alutsista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia. Sekarang ada peluang, tapi dari pihak Jepang sendiri belum membuka kepada negara lain terkait dengan alutsista," ungkap Jan.
Ia menambahkan Indonesia selalu menyampaikan kepada Jepang, jangan sampai kebijakan yang baru mengganggu stabilitas di kawasan. Artinya, Jepang harus tetap menjalin kerjasama yang saling menghargai dan menguntungkan, lanjutnya.
Menanggapi hal ini, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menyatakan dampak kebijakan keamanan baru Jepang tidak akan langsung terasa kepada Indonesia.
"Karena Indonesia berada di lapisan berikutnya. Lapisan pertama itu Tiongkok, Korea Utara, dan Korea Selatan. Ketiga negara ini langsung bereaksi dengan membangun pertahanan yang lebih kuat lagi," ungkapnya.
Kebijakan yang baru ini, menurutnya memungkinkan terjadinya perang antara Jepang dengan negara tersebut.
"Dulu, Jepang jika ada kepentingan luar negeri yang terganggu diselesaikan lewat forum-forum internasional, sekarang angkatan perang Jepang (Japan Self Defence Force) bisa langsung datang," ujarnya.
Seperti diketahui, usaia Perang Dunia II Jepang mengadopsi konstitusi yang didikte Amerika dengan kebijakan pertahanan low-profile, di mana negara itu tidak secara resmi memiliki militer namun disebut dengan pasukan bela diri Jepang. Amerika menjamin payung perlindungan secara militer jika Jepang menghadapi invasi negara lain.
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menetapkan kebijakan untuk elbih meningkatkan profil pertahanan Jepang pada September 2015. Kebijakan baru ini dibuat untuk melindungi kepentingan nasional Jepang dan sebagai upaya Jepang menjaga tatanan serta stabilitas regional.
Kebijakan terbaru ini didorong oleh adanya pergerakan dua negara, yakni Tiongkok dan Korea Utara yang semakin agresif. Di antaranya Tiongkok dengan mengklaim wilayah teritorial di sekitar Laut CHina Selatan, serta Korea Utara dengan aksi-aksi provokatifnya, seperti peluncuran nuklir, dan penenggelaman kapal laut Korea Selatan.


Credit  Beritasatu.com
















Pengamat: Indonesia tak terpengaruh kebijakan keamanan Jepang



Pengamat: Indonesia tak terpengaruh kebijakan keamanan Jepang
Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (CB) - Pengamat Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana menilai Indonesia tidak terpengaruh dengan kebijakan keamanan Jepang yang baru digagas oleh PM Abe pada September 2015 lalu.

Selain letak geografis yang cukup jauh, sensifitas Indonesia dengan Jepang tidak setajam sensitifitas negara-negara tetangga Jepang di Asia Timur seperti Tiongkok, Korea Utara, Korea Selatan, hingga Taiwan.

"Kita (Indonesia) enggak (terpengaruh). Dijajah dulu hanya tiga setengah tahun. Belum lagi masalah ekonomi lebih besar dan menghilangkan sensitif kita. Walaupun sensitif itu masih muncul ke generasi senior. Kalau yang baru enggak," kata Hikmahanto saat seminar terbuka di Universitas Indonesia mengenai Peluang dan Tantangan Kebijakan Keamanan Jepang, Kamis.

Meski begitu, pengambil kebijakan di dalam negeri tetap harus berhati-hati dan tetap dapat ikut berperan melalui ASEAN.

"Kepedulian Indonesia bisa dilakukan ketika ada perdamaian yang terganggu," kata dia.

Jejak Jepang di masa lalu dalam mengokupansi negara-negara di Asia Timur dan tenggara memang menimbulkan kekhawatiran negara lain ketika Jepang hendak memperbaharui kebijakan keamanannya. Terlebih, Laut Cina Selatan diperkirakan akan menjadi pusat dari kekhawatiran itu.

"Sejak awal setiap kali ada new policy berkaitan dengan trade yang mereka hadapi. Tapi jepang punya masa lalu. Kalau ga ada past experience mereka bisa bangun semaunya," kata dia.

Oleh karena itu, dia menyarankan Jepang bisa terlibat dalam operasi militer PBB, tetapi sebaiknya menjauhkan diri dalam partisipasi operasi PBB di kawasannya.

"Kalau ke Suriah silakan di sana jejak Jepang enggak ada. Kalau di wilayah ini ada jejak Jepang, mereka khawatir, remilitarisasi lagi, ingat lagi," kata dia.



Credit  ANTARA News






AS Tak Aman dari Rudal Balistik Iran & Korut, Meski Teknologinya Canggih



AS Tak Aman dari Rudal Balistik Iran Korut Meski Teknologinya Canggih
Sistem pertahanan AS diklaim belum terbukti aman dari ancaman rudal balistik Iran dan Korut. | (Reuters)

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tidak mampu melindungi diri dari serangan rudal balistik yang setiap saat bisa diluncurkan oleh Korea Utara (Korut) dan Iran, meskipun dana miliaran dolar habis untuk sistem pertahanan yang canggih.

Demikian bunyi dokumen laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS. Menurut laporan itu, meskipun para pemimpin militer AS mengklaim bahwa pertahanan AS memiliki sistem Ground-Based Midcourse Defense (GMD) berteknologi canggih yang kuat, tapi pengujian teknologinya tidak mendukung klaim tersebut.

“Badan Pertahanan Rudal (MDA) belum membuktikan melalui uji penerbangan yang dapat membela tanah air AS terhadap ancaman rudal saat ini,” bunyi dokumen negara itu.

Badan itu tidak menunjukkan beberapa kemampuan rudal kunci pertahanan tanah air dan mengandalkan praktek akuisisi berisiko tinggi untuk mencapai tujuannya dari 44 interseptor pada akhir 2017,” lanjut dokumen itu, seperti dikutip Russia Today, semalam (18/2/2016).

Tidak ada bukti yang telah disediakan untuk menunjukkan bahwa sistem (pertahanan) dapat mencegat rudal balistik antarbenua, dan juga masih harus dilihat apakah sistem ini mampu melakukan pencegatan salvo dua atau lebih terhadap target tunggal,” sambung dokumen negara yang masih meragukan kemampuan sistem pencegat rudal AS.

Sebaliknya, itu hanya menunjukkan kemampuan parsial (untuk membela diri) terhadap sejumlah kecil rudal balistik sederhana.

Angka yang diungkapkan dalam laporan itu menunjukkan bahwa puluhan miliar dolar AS telah dihabiskan untuk sistem GMD, miliaran dolar AS lagi akan diperlukan untuk memperbaiki kelemahan yang ada.


Ini bukan pertama kalinya bahwa GMD telah dihadapkan dengan masalah. Sebuah laporan yang diterbitkan pada September 2014 mengungkapkan bahwa "sistem pembunuh" itu sudah menjalani tes yang gagal dan memiliki puluhan masalah pada kontrol kualitas.


Baik Pentagon maupun Gedung Putih belum mengkonfirmasi laporan dokumen yang menunjukkan kelemahan sistem pertahanan AS itu.




Credit  Sindonews





Turki Fasilitasi Bala Bantuan untuk Pemberontak Suriah


Turki Fasilitasi Bala Bantuan untuk Pemberontak Suriah
Turki memfasilitasi bala bantuan untuk pasukan pemberontak Suriah | (The Sun)

DAMASKUS - Kelompok pemberontak Suriah telah mendapatkan 2.000 bala bantuan pasukan melalui Turki pada Minggu lalu. Bantuan itu diberikan untuk meningkatkan perang melawan milisi Kurdi di sebelah utara Aleppo.

"Kami telah diizinkan untuk bergerak guna memindahkan berbagai peralatan, mulai dari senjata ringan hingga senjata berat, mortir dan rudal hingga tank kami," kata seorang komandan pasukan pemberontak di garis depan yang mempunyai nama alias Abu Issa, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/2/2016).

Namun, ia buru-buru menegaskan, bahwa bala bantuan personel tidak termasuk anggota dari kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, Front al-Nusra, atau kelompok jihad lainnya.

Sedangkan sumber kelompok pemberontak yang lain mengatakan, Turki juga telah meningkatkan pengiriman perangkat keras militer untuk kelompok pemberontak.

"Kami mendapatkan pasokan segala sesuatunya, mulai dari rudal hingga mortir, sampai kendaraan lapis baja. Hampir semuanya sekarang tengah diberikan kepada kami," kata sang sumber.

Pemberontak dan pemerintah Turki menuduh milisi Kurdi melakukan pembersihan etnis di desa-desa Arab dalam upaya untuk mengakuisisi wilayah kekuasaan di utara Suriah.




Credit  Sindonews




China dan Korut Disebut Dua Ancaman Terbesar Jepang



China dan Korut Disebut Dua Ancaman Terbesar Jepang
Pengamat politik dari Universitas Hoesei, Jepang, Satoru Mori. (Victor Maulana/Sindonews)

JAKARTA - China dan Korea Utara (Korut) dinilai sebagai ancaman terbesar terhadap Jepang di kawasan Asia. Hal itu diutarakan oleh pengamat politik dari Universitas Hoesei, Jepang, Satoru Mori.

Berbicara saat seminar di Univesitas Indonesia pada Kamis (18/2), Mori mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Korut dan China bisa menjadi ancaman terbesar bagi Korut. Menurut Mori, yang menjadikan Korut ancaman bagi Jepang adalah kepemilikan senjata nuklir dan rudal balistik.

"Ada dua hal dari Korut, yakni peluncuran roket yang mereka lakukan beberapa waktu lalu, dan juga mereka sedang berusaha untuk membangun rudal jarak jauh yang bisa mencapai jarak 12 sampai 13 ribu kilometer," ucap Mori dalam pemaparannya.

Lalu, selanjutnya dari sisi China, Mori menyebut ada tiga hal yang menbuat Negeri Tirai Bambu itu menjadi ancaman bagi Jepang. Hal pertama adalah peningkatan kekuatan militer, yang terlihat dari anggaran militer yang sangat besar dari China.

Hal kedua, papar Mori, adalah sikap yang tidak bersahabat yang kerap ditunjukan oleh China. Dan yang terakhir adalah soal konflik di kawasan Laut China Selatan. Konflik Laut China Selatan menjadi masalah bagi Jepang, karena Jepang sangat bergantung pada wilayah tersebut.

Mori menambahkan, sejumlah hal inilah yang menjadi alasan Jepang mengubah kebijakan militer mereka. Sebelumnya Jepang tidak boleh menggunakan kekuatan militer mereka ke luar negeri, tapi dalam undang-undang baru, Jepang boleh mengirimkan kekuatan militer mereka, namun hanya sebatas di kawasan Asia.




Credit  Sindonews




Kedubes Korut: Program Nuklir Kami Bukan Urusan Jepang



Kedubes Korut: Program Nuklir Kami Bukan Urusan Jepang  
Korut mengklaim meluncurkan satelit, sedang negara tetangganya seperti Korsel dan Jepang serta AS, menuding itu merupakan uji coba rudal jarak jauh. (Reuters/KCNA)
 
Jakarta, CB -- Di tengah ketegangan kawasan Asia, pemerintah Jepang memutuskan untuk melakukan amandemen interpretasi konstitusi yang salah satunya memperbolehkan penerjunan pasukan keamanan ke negara lain.

Menurut Profesor Departemen Politik Global dari Universitas Hosei di Jepang, Satoru Mori, upaya ini dilakukan oleh Jepang setelah melihat pergerakan yang mengancam keamanan dari China dan Korea Utara, seperti sengketa lahan Pulau Senkaku dengan Beijing dan uji coba nuklir Pyongyang.

Korut kembali merebut perhatian dunia setelah melakukan uji coba nuklir pada Januari lalu, disusul dengan peluncuran satelit menggunakan rudal sekitar sebulan setelahnya, pada awal Februari.

"Keadaan ini sangat mengkhawatirkan karena program nuklir dan rudal Korut sangat provokatif dan mengancam stabilitas kawasan," ujar Mori dalam seminar Japan's New Security Policy and Regional Response in Southeast Asia di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (18/2).

Menanggapi penjabaran ini, Konselor Kedutaan Besar Korea Utara di Indonesia, Kim Song Hak, mengatakan bahwa program nuklir dan satelit negaranya bukan urusan Jepang.

"Program nuklir dan satelit Korut sama sekali bukan urusan Jepang. Itu kami lakukan untuk melindungi diri. Kami hargai upaya Jepang untuk melindungi diri, tapi kami juga punya hak untuk melindungi diri," ujar Kim yang hadir dalam seminar tersebut sebagai tamu.

Kim lantas menjabarkan bahwa pada Februari ini, Korut bukan meluncurkan rudal, melainkan satelit. Ia malah menuding balik bahwa Jepang melakukan amandemen itu atas desakan dari Amerika Serikat sebagai sekutu dekatnya.

Kembali menanggapi tudingan Kim, Mori mengatakan bahwa anggapan mengenai tunduknya Jepang terhadap AS seharusnya sudah tidak lagi disinggung. "Itu masalah dulu, sekarang situasi sudah berubah dan kami tidak lagi didikte AS," katanya.

Melanjutkan sanggahannya, Mori kemudian mengakui bahwa Korut memang meluncurkan satelit. Namun, Korut menggunakan rudal untuk meluncurkan satelit tersebut.

"Apa bedanya roket dan rudal balistik? Hanya apa yang ditaruh di ujungnya. Jika itu satelit, maka rudal itu menjadi pelontar satelit. Namun, jika di ujungnya ditaruh nuklir, itu akan menjadi rudal balistik, senjata jarak jauh yang mematikan," tutur Mori.

Ia kemudian menjelaskan bahwa senjata jarak jauh tersebut mengancam keamanan Korsel dan negara-negara lainnya yang merupakan tetangga Jepang.

Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menganggap wajar Jepang bersikap waspada dan melakukan amandemen ini mengingat trauma kelam di masa lalu pada akhir Perang Dunia II, saat Hiroshima dan Nagasaki dibom atom.

"Pengalaman-pengalaman Jepang masih sangat lekat di ingatan. Ini yang membuat Jepang waspada," ucap Hikmahanto.

Mori pun menjelaskan bahwa di bawah amandemen ini, Jepang juga tak dapat seenaknya menerjunkan pasukan ke negara lain.

Menurut Mori, sebenarnya tak ada yang berubah dalam isi Pasal 9 dari Konstitusi yang memuat masalah keamanan ini. Namun, penjelasan interpretasi dari pasal tersebut diubah.

"Jika sebelumnya Jepang hanya boleh menerjunkan pasukan jika sudah diserang langsung, sekarang Jepang dapat menempatkan pasukan di negara lain jika mengancam keamanan negara sendiri atau negara tetangga yang memiliki hubungan baik dengan Jepang. Semuanya melalui kontrol ketat, tidak sembarangan," tutur Mori.

Credit  CNN Indonesia