Selasa, 17 Februari 2015

Bergabung Milisi Kristen, Warga Barat Ingin Menggempur ISIS


Bergabung Milisi Kristen, Warga Barat Ingin Menggempur ISIS  
Milisi Kristen menamakan kelompok mereka Dwekh Nawsha, yang berarti pengorbanan diri dalam bahasa Aram kuno. (Reuters/Ari Jalal)
 
Jakarta, CB -- Tato Saint Michael memenuhi punggung Brett, seorang veteran tentara AS yang baru kembali lagi ke Irak untuk bergabung dengan milisi Kristen melawan ISIS.

Brett, 28, melihat perang ini sebagai perang kebaikan melawan kejahatan, perang yang tercantum di kitabnya. Brett masih membawa kitab Injil kecil yang sama yang ia bawa pada saat ia berperang di Irak pada 2006 lalu. Di dalam kitab Injinya, terdapat gambar Maria yang diselipkan di ayat-ayat favoritnya.

“Ini sangat berbeda,” katanya, ketika ditanya bagaimana perbandingan pengalaman perangnya di lokasi yang sama, namun di waktu yang berbeda. “Saat ini saya sedang berjuang untuk rakyat dan iman, dan musuh jauh lebih besar dan lebih brutal.”

Ribuan orang asing telah berbondong-bondong ke Irak dan Suriah dalam dua tahun terakhir, sebagian besar untuk bergabung dengan ISIS, namun beberapa warga Barat ikut mendaftar juga, justru untuk melawan ISIS. Kebanyakan dari mereka merasa frustasi karena pemerintah mereka tak banyak berbuat untuk membantu warga yang ytak berdosa di tengah gempuran ISIS.

Kelompok milisi ini mereka namakan Dwekh Nawsha, yang berarti pengorbanan diri dalam bahasa Aram kuno, bahasa Yesus dan masih digunakan oleh Kristen Asiria, yang menganggap diri mereka penduduk asli Irak.

Sebuah peta di tembok kantor partai politik Assyrian yang berafiliasi dengan Dwekh Nawsha menandai kota-kota Kristen di Irak utara, mengawasi kota Mosul yang dikuasai ISIS.

ISIS memberi ultimatum kepada warga Kristen di Irak: bayar pajak, masuk Islam, atau mati dengan pedang. Kebanyakan dari mereka melarikan diri.

Dwekh Nawsha beroperasi bersama pasukan Peshmerga Kurdi untuk melindungi desa Kristen di garis depan di provinsi Nineveh.

“Ini adalah beberapa kota-kota di Nineveh di mana lonceng gereja berbunyi. Di setiap kota lain lonceng tak lagi berbunyi, dan itu tidak bisa diterima,” kata Brett.

Brett, seperti relawan asing lain yang menyembunyikan nama belakang mereka untuk melindungi keselamatan keluarga mereka di rumah, adalah satu-satunya yang telah terlibat dalam pertempuran sejauh ini.

Rekan-rekannya, yang baru tiba minggu lalu, berbalik kembali dari garis depan pada Jumat (13/2) karena ditolak oleh dinas keamanan Kurdi yang mengatakan mereka membutuhkan otorisasi resmi.

Tak menyukai ideologi kiri
Banyak yang awalnya ingin bergabung dengan YPG, milisi Kurdi di Suriah yang berhasil merebut Kobani di Suriah, namun enggan karena ideologi kiri kelompk itu. (Reuters/Ari Jalal)

Tim menutup bisnis konstruksinya di Inggris tahun lalu, menjual rumahnya dan membeli dua tiket pesawat ke Irak: satu untuk dirinya dan satu lagi untuk seorang insinyur perangkat lunak Amerika berusia 44 tahun ia kenal lewat internet.

Para pria itu beretemu di bandara Dubai, terbang ke kota Kurdi Suleimaniyah dan naik taksi ke Duhok, di mana mereka tiba pekan lalu.

“Saya di sini untuk membuat perubahan dan mudah-mudahan menghentikan beberapa kekejaman," kata Tim, 38, yang sebelumnya bekerja di lapas. “Saya hanya seorang pria biasa dari Inggris, sungguh.”

Scott, insinyur perangkat lunak, bertugas di Angkatan Darat AS pada 1990an, tapi akhir-akhir ini hanya menghabiskan sebagian besar waktunya di depan layar komputer di North Carolina.

Ia terperangah akan kekejaman ISIS terhadap kaum Yazidi di Irak dan terpukau oleh perjuangan para milisi YPG yang akhirnya berhasil merebut Kobani di Suriah dengan susah payah.

Scott berencana untuk bergabung dengan YPG, namun kemudian berubah pikiran beberapa hari sebelum ia terbang ke Timur Tengah. Scott mencurigai keterkaitan YPG dengan PKK, kelompok Kurdi dari Turki.

Dia dan para relawan lainnya khawatir mereka tidak akan diizinkan pulang jika terlibat dengan PKK, yang dianggap Amerika Serikat dan mayoritas negara Eropa sebagai organisasi teroris. Mereka juga mengatakan mereka tak menyukai ideologi kiri kelompok itu.

Satu-satunya wanita asing yang tergabung dalam Dwekh Nawsha mengatakan ia terinspirasi oleh peran perempuan dalam YPG, tapi merasa lebih dekat dengan nilai-nilai “tradisional” milisi Kristen.

Mengenakan topi bisbol dan penutup wajah, dia mengatakan Islam radikal adalah akar dari banyak konflik dan harus dibendung.

Semua relawan mengatakan mereka siap untuk tinggal di Irak tanpa batas waktu yang jelas.

“Semua orang meninggal,” kata Brett, ditanya tentang kemungkinan ia dibunuh. “Salah satu ayat favorit saya di Alkitab mengatakan: setialah sampai mati, dan Saya akan memberikanmu mahkota kehidupan.”


Credit  CNN Indonesia

Kota Tua Incar Status Warisan Dunia UNESCO





Kota Tua Incar Status Warisan Dunia UNESCO
Seekor anjing melintas di halaman Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta, 30 Januari 2015. ANTARA/Zabur Karuru

CB, Jakarta - Kota Tua Jakarta bikin pangling. Kawasan yang dibangun perusahaan dagang Hindia-Belanda, VOC, pada 1619 ini jauh lebih necis dan cantik. Tengok saja area di depan Kali Besar atau De Groot River. Perubahan paling kentara ada di kondisi jalanan di kanan-kiri sungai, tempat pedagang kali lima berjualan sesuai dengan lapak yang disediakan.

Kota Tua memang sedang dibenahi. Salah satu upaya untuk mempromosikannya adalah dengan menggelar pameran Art & Toilets: Bringing Back The Glory of The Past di Galeria Fatahillah, Gedung Kantor Pos Lantai 2, Kawasan Kota Tua, Jakarta. Pameran ini berlangsung sebulan, dari 3 Februari hingga 3 Mei 2015.

Pemandangan kawasan ini kini jauh berbeda dibandingkan dengan awal tahun lalu. Ketika itu area yang dijejali gedung-gedung lawas, seperti Tjipta Niaga, Kerta Niaga, dan Toko Merah, itu terlihat kumuh dan semrawut. Pedagang menggelar lapak mereka di trotoar pinggir kali hingga menyentuh badan jalan.

Kini, memang masih ada sejumlah tenda PKL di lorong Kota Tua--yang banyak difungsikan sebagai tempat parkir sepeda motor--tapi jumlahnya hanya satu-dua. “Satu per satu kami benahi, karena memang membereskan urusan itu amat rumit,” kata arsitek Ahmad Djuhara, Kamis pekan lalu. Djuhara adalah satu dari sejumlah arsitek yang dilibatkan dalam proses revitalisasi Kota Tua.

Pembenahan Kota Tua bertujuan, di antaranya, mengejar status tujuan wisata warisan dunia versi UNICESCO, badan PBB untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan. Peluang Kota Tua Jakarta cukup besar mengingat tiga dari delapan kota peninggalan Belanda di negara lain sudah ditetapkan menjadi warisan dunia. Ketiganya adalah Galle di Srilanka, Willemstead di Karibia, serta Paramaribo di Suriname. Dari ketiga bangunan itu, umur Kota Tua Jakarta yang paling senior.

Credit   TEMPO.CO

Jepang siapkan 15,5 juta dolar untuk lawan terorisme

Jepang siapkan 15,5 juta dolar untuk lawan terorisme
Ilustrasi - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe . (/REUTERS/Toru Hanai)
 
Tokyo (CB) - Pemerintah Jepang, Selasa, mengumumkan akan menyiapkan dana bantuan sebesar 15,5 juta dolar AS atau setara dengan Rpuntuk memerangi "terorisme" di Timur Tengah dan Afrika, seiring upaya pemerintah Jepang menunjukkan tekad melawan terorisme setelah dua warganya dibunuh oleh orang-orang yang mengaku kelompok Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS).

Jumlah dana itu dua kali lipat dari nilai bantuan sebesar 7,5 juta dolar AS yang sebelumnya dijanjikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida saat berkunjung ke Brussels pada Januari.

Kishida mengatakan bahwa bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya Jepang untuk mendukung "bantuan peningkatan kapasitas kontra-terorisme di Timur Tengah dan Afrika", termasuk kontrol perbatasan, investigasi dan pengembangan sistem hukum.

Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Yasuhide Nakayama akan memberikan rincian terkait bantuan itu ketika ia menghadiri konferensi kontra-terorisme global pada akhir pekan ini di Washington, kata pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang.

Pengumuman tentang bantuan itu muncul beberapa minggu setelah seorang wartawan Jepang dan temannya dipenggal oleh beberapa orang yang mengaku dari IS, yaitu kelompok yang menguasai daerah-daerah di Suriah dan Irak.

Sebelumnya, Perdana Menteri Shinzo Abe dikritik karena pengumuman janji bantuan awal sebesar 200 juta dolar AS dari Jepang untuk membantu pengungsi melarikan diri dari daerah yang dikuasai IS.

Abe mengumumkan tentang dana bantuan itu di Mesir pada 17 Januari, dan mengatakan Jepang akan "membantu mengekang ancaman" dari IS dan memberikan uang "untuk negara-negara yang menentang" kelompok militan itu.

Beberapa hari kemudian, muncul sebuah video di mana seorang pria bertopeng menuntut jumlah uang yang sama dengan yang diumumkan Abe sebagai tebusan bagi dua sandera warga negara Jepang.

Selama beberapa minggu yang menegangkan, Abe berulang kali mengatakan Jepang tidak akan "menyerah pada terorisme".

Para militan itu kemudian mengubah tuntutan mereka dan meminta pembebasan seorang terpidana mati dari sebuah penjara di Yordania.

Pemerintah Jepang sempat mendesak Yordania untuk memberikan bantuan, tetapi para militan akhirnya mengumumkan pembunuhan terhadap dua warga negara Jepang itu dan juga seorang pilot Yordania, bersama dengan beberapa foto dan video.

Jepang berharap dapat menunjukkan kelanjutan tekadnya dalam melawan terorisme dengan bantuan baru, demikian dilaporkan surat kabar Sankei Shimbun.

Surat kabar itu juga menyebutkan dana bantuan itu akan disalurkan melalui organisasi-organisasi internasional untuk daerah yang terkena dampak terorisme, termasuk negara-negara yang berbatasan dengan Suriah dan Irak.


Credit   ANTARA News

Rusia Dicurigai Modifikasi Cuaca Amerika

Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam.


Rusia Dicurigai Modifikasi Cuaca Amerika
Ilustrasi (REUTERS/Christinne Muschi)
 
CB - Amerika ternyata menaruh curiga kepada negara musuh yang menyebabkan perubahan iklim di negara itu. Rusia atau Koera Utara dianggap bertanggung jawab terhadap hujan yang terus menerus melanda Amerika atau kekeringan yang melanda cukup lama.

Hal ini diungkapkan oleh seorang ilmuwan dari Rutgers University di New Jersey. Ia mengaku mendapatkan telepon dari pihak CIA yang menanyakan kemungkinan adanya kemampuan modifikasi cuaca yang dimiliki Rusia atau Korea Utara.

"Seorang konsultan yang bekerja untk CIA menelepon saya. Dia ingin mengetahui, apakah memungkinkan untuk mengetahui jika ada orang yang sedang mengganggu cuaca di suatu daerah tertentu? Jika kita memodifikasi cuaca di wilayah tertentu, apakah pemerintah wilayah itu bisa mengetahuinya?" jelas Profesor Alan Robock, seperti dikutip Daily Mail, Selasa 16 Februari 2015.

Robock sendiri merupakan satu dari banyak ilmuwan di dunia yang secara aktif meneliti mengenai modifikasi cuaca, sebagai cara untuk memerangi perubahan iklim. Dijelaskan Robock kepada si penelepon, modifikasi cuaca dengan jumlah yang besar akan mampu dilacak oleh pihak lain.

Modifikasi cuaca merupakan upaya untuk memanipulasi alam, khususnya awan hujan dengan menyemai senyawa yang menimbulkan hujan atau justru menahannya. Militer Amerika sendiri telah lama menggunakan pola ini untuk memenangkan peperangan. Beberapa di antaranya saat perang Vietnam, Kuba, dan lainnya.

Ilmuwan itu berharap jika penelitian yang ia lakukan bisa transparan dan diketahui oleh dunia internasional. Dengan demikian, teknologi itu tak akan bisa digunakan untuk kepentingan jahat.

Robock juga membocorkan rahasia jika CIA berminat untuk mendanai penelitian terkait geoengineering. Selain CIA, beberapa institusi lain juga berminat, seperti NASA.




Credit  VIVA.co.id

2015, Rusia Masuki Resesi Berkepanjangan


Rusia Masuki Resesi Berkepanjangan. AFP/Olga Maltseva
Rusia Masuki Resesi Berkepanjangan. AFP/Olga Maltseva


CB, Moskow: Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia pada Senin mengatakan, negara itu akan memasuki penurunan atau resesi ekonomi yang berkepanjangan pada 2015. Produk Domestik Bruto (PDB) Rusia mungkin mencapai 2,1 persen jika paket anti-krisis pemerintah diimplementasikan seperti yang diharapkan, yaitu 0,9 persen kurang dari perkiraan dasar.

Sementara itu, dinamika produksi Rusia juga akan jatuh di bawah pengaruh negatif dari kontraksi pendapatan ekspor produk-produk energi serta pasar modal dunia menolak perusahaan-perusahaan Rusia. Data yang dirilis juga menunjukkan bahwa defisit anggaran konsolidasi Rusia diperkirakan 4,6 persen dari PDB, dengan defisit anggaran federal sebesar 3,8 persen serta defisit bersih sektor minyak dan gas di 11. 5 persen.

Menurut laporan yang diterbitkan di situs internet kementerian itu, inflasi tahun ini bisa melebihi perkiraan resmi 12,4 persen dan mencapai 15,8 persen. Kecepatan tertinggi inflasi konsumen diharapkan pada Maret-April, ketika harga konsumen akan tumbuh hingga 2,3 persen per bulan. Inflasi bulanan akan melambat menjadi satu persen setelah itu.

Namun, laporan ini memperingatkan risiko inflasi tetap melaju cepat, karena masih ada ruang untuk potensi depresiasi rubel akibat pembatasan impor pangan yang diberlakukan oleh pemerintah Rusia sebagai respons terhadap sanksi-sanksi Barat.

Sementara itu, kementerian memperkirakan bahwa tingkat pengangguran pada 2015 bisa mencapai enam persen karena usaha kecil kemungkinan akan memberhentikan pekerjanya serta usaha menengah dan besar menghentikan
pembaruan personilnya saat ini.

Ekonomi Rusia telah menderita karena tekanan dari sanksi Barat dan menurunnya harga minyak global. Dalam rangka menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan, pemerintah Rusia pada Januari menerbitkan rencana penghematan anti-krisis.


Credit  Metrotvnews.com

UE Kembali Jatuhkan Sanksi, Rusia Murka



UE Kembali Jatuhkan Sanksi, Rusia Murka
Negeri Beruang Merah itu menegaskan akan memberikan respon atas sanksi baru tersebut. Foto istimewa
MOSKOW (CB) - Suksesnya negosisasi Minsk ternyata tidak melunturkan niat Uni Eropa (UE) untuk menjatuhkan sanksi baru pada Rusia. Sanksi ini dijatuhkan karena menurut mereka belum ada hasil yang terlihat dari negosiasi tersebut.

Rusia, yang mendapati fakta bahwa mereka tetap dikenai sanksi ekonomi baru oleh UE menyebut hal ini sebagai sesuatu yang kontra produktif. Negeri Beruang Merah itu menegaskan akan memberikan respon atas sanksi baru tersebut.

"Kami akan memberikan respon yang "memadai" atas sanksi baru yang dijatuhkan UE dan kami menekankan hal ini tidak membantu menyelesaikan konflik (di Ukraina timur)," ucap Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Namun, seperti dilansir Reuters, Senin (16/2/2015), Rusia belum memberikan rincian lebih lanjut soal respon seperti apa yang akan mereka tunjukan pada UE atas penjatuhkan sanksi keempat dalam satu tahun terakhir ini.

UE terus menambah panjang daftar warga dan perusahaan Rusia serta beberapa pihak di Ukraina timur yang dikenai sanks. Bukan hanya pengusaha atau politisi, seniman Rusia pun turut dikenai sanksi oleh UE. Dalam daftar baru yang dirilis UE, nampak nama seorang penyanyi terkemuka Rusia, Losif Kobzon.


Credit  SINDOnews

Penjahat dari Rusia, Ukraina dan China Disinyalir Terlibat Peretasan Banyak Bank


Shutterstock Ilustrasi


JAKARTA, CB - Perusahaan keamanan internet, Kaspersky Lab bersama Interpol, Europol dan otoritas dari berbagai negara berupaya mengungkap tindak kriminal di balik perampokan dunia maya yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Uang sejumlah 1 miliar dollar AS dicuri dalam waktu sekitar dua tahun dari berbagai lembaga keuangan di seluruh dunia. Kaspersky dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Senin (16/2/2015) menuturkan bahwa geng kriminal dunia maya yang terlibat dalam aksi pembobolan itu berasal dari Rusia, Ukraina dan negara lain di Eropa, serta dari China.

"Geng kriminal, Carbanak, yang bertanggung jawab atas perampokan dunia maya ini menggunakan teknik yang berasal dari gudang penyimpanan serangan yang ditargetkan," tulis Kaspersky.

Perusahaan itu mengidentifikasi sejak 2013, para penjahat cyber berusaha untuk menyerang hingga 100 bank, sistem e-payment dan lembaga keuangan lainnya di sekitar 30 negara. Hingga kini, serangan tersebut masih tetap aktif.

Menurut data Kaspersky Lab, target Carbanak termasuk organisasi keuangan di Rusia, Amerika Serikat, Jerman, China, Ukraina, Kanada, Hong Kong, Taiwan, Rumania, Perancis, Spanyol, Norwegia, India, Inggris, Polandia, Pakistan, Nepal, Maroko , Islandia, Irlandia, Republik Ceko, Swiss, Brazil, Bulgaria, dan Australia.

Diperkirakan, jumlah terbesar yang diraih dengan meretas bisa mencapai 10 juta dollar AS. Rata-rata, setiap aksi peretasan memerlukan waktu antara 2-4 bulan, dari menginfeksi komputer pertama di jaringan perusahaan bank hingga membawa lari uang yang dicuri.

"Para penjahat cyber masuk ke komputer karyawan melalui spear phishing, menginfeksi korban dengan malware Carbanak. Mereka kemudian dapat melompat ke jaringan internal dan melacak komputer administrator untuk melakukan pengamatan video," tulis Kaspersky.

Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat dan merekam segala sesuatu yang terjadi pada layar komputer staf yang melayani sistem transfer tunai. Dengan cara ini, para penjahat tahu setiap detail pekerjaan pegawai bank dan mampu meniru aktivitas staf untuk mentransfer uang dan mencairkan uang.




Credit  KOMPAS.com

Anggaran Infrastruktur Pertama Jokowi Naik Rp100 Triliun


Anggaran infrastruktur pertama Presiden Jokowi naik Rp100 triliun -- FOTO: Antara/Widodo
Anggaran infrastruktur pertama Presiden Jokowi naik Rp100 triliun -- FOTO: Antara/Widodo
CB, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro, menyebutkan setelah Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Tahun Anggaran 2015 disetujui oleh DPR dan Pemerintah Presiden Joko Widodo, anggaran infrastruktur meningkat sebesar Rp100 triliun.

"Anggaran infrastruktur untuk APBNP ini Rp290,3 triliun kalau dibanding dengan APBN induk yang Rp191 triliun ada kenaikan sekitar Rp100 triliun," kata Bambang, saat Konferensi Pers APBNP Tahun Anggaran, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (17/2/2015).

Jika dibandingkan pada empat tahun sebelumnya, alokasi anggaran infrastruktur ini merupakan yang terbesar. Meskipun memang setiap tahunnya pasti mengalami peningkatan, namun tak bisa menembus angka Rp200 triliun. Pada 2014, alokasi untuk infrastruktur sebesar Rp177,9 triliun, pada 2013 sebesar Rp55,9 triliun, pada 2012 sebesar Rp145,5 triliun, dan 2011 hanya Rp114,2 triliun.

Rinciannya, lanjut Bambang, paling besar dialokasikan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) sebesar Rp105 triliun, Kementerian Perhubungan Rp52,5 triliun, serta Kementerian ESDM sebesar Rp5,9 triliun.

Selain digunakan pada pagu kementerian atau lembaga, anggaran infrastruktur juga dialokasikan pada belanja non-K/L seperti risiko kenaikan harga tanah (land capping) Rp1 triliun, VGF (termasuk cadangan VCF) Rp1,2 triliun, Belanja Hibah Rp4,5 triliun, serta Dana Alokasi Khusus Rp29,7 triliun.

Kemudian tambahan Otonomi Khusus Infrastruktur Provinsi Papua dan Papua Barat sebesar Rp3,8 triliun, Investasi Pemerintah untuk Infrastruktur Rp5,1 triliun, Penjaminan Perintah pada Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Rp800 miliar, PMN Rp28,8 triliun, dan LPDB-KUKM sebesar Rp1 triliun.

"Di infrastruktur melalui penyertaan modal negara, karena PMN ini memang untuk mendorong pengembangan infrastruktur," pungkas dia.

Credit   Metrotvnews.com

Hamas Sebut Aksi Aksi ISIS Rusak Citra Islam



Hamas Sebut Aksi Aksi ISIS Rusak Citra Islam
Hamas sebut aksi ini tidak sesuai dengan ajaran Islam, dan telah merusak citra Islam. Foto Reuters
GAZA  (CB) - Kecaman demi kecaman terus menerpa ISIS paska mereka merilis eksekusi massal terhadap puluhan warga Kristen Mesir di Libya. Salah satu pihak yang turut mengecam aksi brutal ISIS ini adalah Hamas. Salah satu faksi terbesar di Palestina ini menyebut tindakan ISIS benar-benar merusak citra Islam.

"Kami benar-benar mengutuk kejahatan yang memuakan ini, dan pendekatan yang mereka (ISIS) ambil benar-benar memalukan. Mereka telah mendistorsi ajaran Islam, mereka merusak citra Islam dengan melanggar prinsip-prinsip dasar ajaran Islam," ucap Hamas dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Maan News, Senin (16/2/2015).

Dalam pandangan Hamas, eksekusi yang dilakukan ISIS tersebut sepertinya ditunjukan untuk merusak hubungan baik antara warga Arab, baik Kristen ataupun Muslim. Hubungan yang menurut mereka sudah terjalin dengan baik selama beratus-ratus tahun.

Dalam video terbaru yang dirilis oleh ISIS, nampak mereka mengeksekusi setidaknya 21 warga Kristen Mesir di sebuah pantai yang diduga berada di Libya. Dugaan ini muncul karena semua orang yang disekusi diketahui diculik dari wilayah tersebut.

Sebagai respon atas eksekusi massal ini, Mesir langsung melakukan serangan udara besar-besaran terhadap wilayah Derna di timur Libya. Sekitar 40 anggota ISIS Libya dilaporkan tewas dalam serangan udara yang berlangsung sejak pagi hari tersebut.


Credit SINDOnews

Krisis Ukraina Bisa Menjelma Jadi Konflik Dahsyat Rusia dan Barat

Krisis Ukraina Bisa Menjelma Jadi Konflik Dahsyat Rusia dan Barat
Krisis berdarah di Ukraina timur bisa menjelam jadi konflik dahsyat antara Rusia dan Barat. Foto Reuters.
LONDON  (CB) - Krisis berdarah di Ukraina timur bisa berubah menjadi konflik dahsyat yang menyeret Rusia dan negara-negara Barat. Terlebih, jika negara-negara Barat nekat mempersenjatai Ukraina untuk menghadapi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Demikian peringatan Sir John Sawers, mantan Kepala MI6 Inggris. “Krisis tidak lagi hanya tentang Ukraina,” katanya. ”Ini akan jauh lebih besar dan lebih berbahaya,” katanya lagi, ketika pidato di King College London.

Sawers yang pensiun dari M16 pada November 2014 lalu, kini menjadi Duta Inggris untuk PBB. Dia memperingatkan potensi bahaya besar jika negara-negara Barat mempersenjatai pemerintah Ukraina. Sebab, yang akan dihadapi adalah Rusia di era pemerintah Presiden Vladimir Putin yang memang sangat kuat.

Menurutnya, negara-negara Barat bisa saja "menghadapi Moskow" dengan memberikan senjata ke Ukraina sehingga dapat mempertahankan diri dan menjatuhkan sanksi yang lebih ketat. Tapi, kata dia, Presiden Putin tentu saja tidak akan tinggal diam jika hal itu sampai terjadi.

”Selama Putin melihat ada masalah dalam hal keamanan Rusia, ia akan siap untuk melangkah lebih jauh dari kita. Jadi dia akan merespon dengan eskalasi lebih lanjut di lapangan. Mungkin serangan cyber terhadap kami,” kata Sawers.

“Kami memiliki ribuan kematian di Ukraina. Kita mungkin mulai mendapatkan puluhan ribu (kematian), lalu apa lagi?," imbuh dia, seperti dilansir BBC, semalam.

Sementara itu, meski sudah sepakat gencatan senjata, perang di Ukraina timur, tepatnya di wilayah Donetsk masih bekecamuk. Kubu separatis pro-Rusia yang menamakan diri Repulik Rakyat Donetsk (DPR) mengklaim menewaskan belasan serdadu Ukraina dalam pertempuran Senin kemarin.

”Pada siang hari, pasukan Ukraina ‘dikupas’ oleh tentara DPR di Logvinovo dan daerah terdekat dari Lugansky dan Debaltseve,” kata Eduard Basurin, juru bicara Kementerian Pertahanan DPR, seperti dilansir Itar-Tass, Selasa  (17/2/2015).


Credit  SINDOnews

Kebijakan Menohok Sensor Internet Tiongkok


Kebijakan Menohok Sensor Internet Tiongkok  
Tiongkok menerapkan kebijakan sensor internet yang sangat ketat (Getty Images/CNN Indonesia)
 
 
Jakarta, CB -- Tiongkok mengatur semua tindak-tanduk aktivitas warganya, termasuk dalam penggunaan internet. Tak heran, beberapa sensor ketat diterapkan oleh pemerintah komunis tersebut.

Beberapa langkah diambil oleh pemerintah Beijing, seperti memblokir akses masuk beberapa media sosial ke negaranya. Ada Twitter, Google, Facebook dan YouTube yang tak bisa digunakan di negara ini.

Memang sebagai gantinya ada layanan sejenis yang bisa digunakan oleh warganya untuk bisa merasakan berselancar di dunia maya, Weibo adalah salah satunya.

Pemerintah berdalih ini untuk mengontrol warganya agar tidak sembarangan mengkritik. Seperti diketahui, membicarakan kebijakan pemerintah adalah sesuatu yang tabu dan dilarang di Tiongkok. Dengan menggunakan layanan sendiri, selain mendorong perusahaan lokal, mengontrolnya pun jadi lebih gampang.

Informasi sensitif bahkan dilarang beredar baik dari netizen atau pihak luar. Sampai-sampai, dibuatlah tembok besar untuk membendung informasi yang tak sesuai masuk. Great Firewall, demikian namanya.

Seperti dilaporkan oleh ZD Net, pemerintah setempat sudah memperbarui firewall ini agar lebih kuat dan lebih pintar dari sebelumnya.

Dengan update ini, ekspatriat dan pebisnis makin susah mengakses layanan seperti Facebook, Twitter, Google dan YouTube. Cara pemblokiran yang menohok ini di kalangan pengamat akan memunculkan dilema. sebab hubungan komunikasi, terutama bagi bisnis internasional di negara tersebut bakal lebih sulit.

Memang tujuan sederhana dari pemblokiran ini lebih pada bagaimana menyaring konten yang mengkritik pemerintah. Namun caranya yang dibabat habis.

Pejabat di negara itu bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa virtual personal network (VPN), Astrill, akan turut diincar ditutup. Astrill sendiri, VPN populer yang biasa digunakan ilmuwan, desain grafis dan pelajar untuk mengakses informasi dari luar negeri.

"Kalau ada aksi protes dengan melemparkan telur busuk, saya pasti akan melakukannya," kata salah satu pengguna internet di Tiongkok, Jing, kepada New York Times.

Great Firewall yang baru di-update ini kabarnya sudan memakan korban. VPN seperti StrongVPN dan Golden Frog, mengaku sudah diganggu layananya oleh pemerintah Tiongkok. Mereka belim pernah menemukan serangan secara eksplisit dan canggih seperti ini sebelumnya.

"Saya merasa seperti kita adalah katak yang berlahan-lahan direbus di dalam panci," keluh Henry Yang, editor berita internasional dari perusahaan media milik negara.

Perusahaan multinasional juga khawatir dengan kendala online yang berkembang belakangan. Mereka mengkhawatirkan, terutama peraturan baru yang akan memaksa teknologi asing dan perusahaan telekomunikasi untuk memberikan pemerintah "pintu belakang" untuk perangkat keras dan perangkat lunak mereka dan meminta mereka untuk menyimpan data di dalam Tiongkok.

"Salah satu hasil disayangkan dari kontrol yang berlebihan melalui email dan lalu lintas Internet adalah perlambatan perdagangan yang sah, dan itu bukanlah sesuatu dalam kepentingan terbaik Tiongkok," kata James Zimmerman, ketua Kamar Dagang Amerika di Tiongkok.

"Dalam rangka untuk menarik dan mendorong perusahaan komersial kelas dunia, pemerintah perlu mendorong penggunaan internet sebagai media penting untuk berbagi informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan."


Credit  CNN Indonesia

Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi Jabat Kepala Staf Umum TNI


Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi Jabat Kepala Staf Umum TNI Tribunnews.com/Wahyu Aji
 Panglima TNI Jenderal Moeldoko melantik Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi sebagai Kepala Staf Umum TNI 
 
 CB, JAKARTA Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyerahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab jabatan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI kepada Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi, yang sebelumnya menjabat Wagub Lemhannas, bertempat di ruang Hening Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Penyerahan jabatan Kasum TNI berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/360/II/2015, tanggal 13 Februari 2015.
Dalam kesempatan tersebut, Jenderal TNI Moeldoko menyampaikan bahwa saat ini kita harus mewaspadai situasi nyaman rutinitas yang pada akhirnya dapat mengkooptasi inovasi kreativitas dan bahkan produktivitas. Untuk itu kita perlu berpikir melampaui, dan berfikir kedepan sehingga tidak terjebak pada posisi statis.
Jenderal TNI Moeldoko juga menyampaikan bahwa, hendaknya kita harus selalu berfikir positif tetapi sebelum berfikir positif kita harus selalu membangun imajinasi yang positif.
"Setelah kita membangun imajinasi yang positif, maka kita membuat konsep yang positif dan setelah kita membuat konsep yang positif kita menjalankan hal-hal yang positif," kata Jenderal Moeldoko.
Panglima TNI mengatakan bahwa tugas Kasum TNI adalah mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan Panglima TNI serta sebagai ketua dewan penentu kebijakan dan mengkoordinasikan atas Pembangunan Kekuatan Alutsista yang dijalankan di Angkatan masing-masing.
Lebih lanjut Jenderal Moeldoko beserta seluruh jajaran menyambut rasa bahagia dan bangga atas kehadiran Kasum TNI yang baru.
"Mudah-mudahan amanah ini bisa dijalankan dengan baik dan bisa meningkatkan produktivitas organisasi, untuk itu kehadiran Kasum TNI yang baru dapat membawa kondisi yang semakin segar, semakin inovatif ke depan," kata Panglima TNI.


Credit TRIBUNNEWS.COM




Panglima TNI Tugaskan Personel yang akan Pensiun Jaga Bandara dan Pelabuhan



Panglima TNI Tugaskan Personel yang akan Pensiun Jaga Bandara dan Pelabuhan 
 
Jakarta  (CB) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mendatangi Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk meminta bantuan keamanan Obyek Vital Nasional (Obvitnas). Kemenhub meminta TNI untuk membantu mengamankan Bandara-bandara, Pelabuhan-pelabuhan, serta obyek-obyek transportasi Kemenhub lainnya.

Berdasarkan informasi dari Puspen TNI, Jonan bersama stafnya mendatangi Panglima TNI di kantornya, Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Senin (16/2/2015). Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko didampingi oleh Aspers Panglima TNI Laksda Sugeng Darmawan, Aster Panglima TNI Mayjen Ngakan Gede Sugiartha Garjitha, dan Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya.

Panglima TNI sendiri mengatakan pada tahap pertama akan memberikan bantuan sebanyak 1.000 personel ke Kemenhub, kemudian akan mencapai 2.000 personel pada tahap berikutnya. Pada pertemuan hari ini, Jonan dan Moeldoko juga membahas MoU terkait kerjasama tersebut.

"Personel TNI yang akan diperbantukan adalah personel yang akan memasuki masa pensiun sekaligus untuk magang dalam masa MPP (Masa Persiapan Pensiun)," kata Moeldoko seperti tertulis dalam keterangan Puspen TNI.

Mantan Pangdam Siliwangi itu mengaku senang bisa memberikan kontribusi kepada Kemenhub. Apalagi bantuan yang diberikan diperuntukkan bagi rakyat Indonesia. Tak hanya kedatangan Menhub, hari ini Moeldoko juga menerima Panitia pusat Muktamar ke-47 Muhammadiyah.

"Pertemuan tersebut dalam rangka membahas Muktamar Muhammadiyah tanggal 3-7 Agustus 2015 di Makassar dan mengharap Panglima TNI bisa hadir dan memberikan sambutan," jelas Kadispenum Puspen TNI Kolonel Inf Bernardus Robert.

Jadwal Moeldoko tak hanya sampai situ saja, Jenderal Bintang 4 itu juga menerima kunjungan dari Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, Francisco Jose Viquera Neil. Dubes Spanyol dan Panglima TNI mengadakan pertemuan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, khususnya industri pertahanan yang selama ini telah terjalin dengan baik.


Credit  Detiknews

Mantan anggota militer AS bentuk kelompok tentara bayaran






Kelompok tentara bayaran ini terdiri dari para penembak jitu. (Foto: Ilustrasi)

CB - Seorang mantan tentara AS mengaku merencanakan pembunuhan di New York dengan membentuk sekelompok penembak jitu internasional sebagai tentara bayaran.
Joseph Hunter dijuluki dengan nama Rambo, yang diambil dari nama seorang tokoh film laga di era 1980-an, menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara.
Ia dinyatakan bersalah telah bersekongkol untuk membunuh agen federal dan seorang informan.
Hunter dipercaya bekerja sama dengan para pengedar narkoba yang benar-benar bekerja dengan lembaga anti-narkoba AS.
Dia dituduh merekrut para mantan penembak jitu dengan tujuan melakukan pembunuhan atas nama organisasi-organisasi narkoba.
Jaksa mengatakan, kelompok ini mendapat bayaran sebesar 800.000 dollar (Rp 8,5 miliar) untuk membunuh seorang informan dan agen dari Badan Pemberantasan Narkotika AS, DEA.
Namun rencana pembunuhan ini tidak pernah terlaksana.

Serdadu miskin

Mantan tentara ini ditangkap pada September 2013 bersama dengan empat orang lainnya, tiga dari mereka adalah para penembak jitu, yang telah bertugas dalam pasukan militer di seluruh dunia.
Hunter- yang memikirkan keluarganya- memutuskan untuk menghindari persidangan yang telah ditetapkan pada 9 Maret, kata pengacaranya Marlon Kirton seperti dikutip kantor berita Reuters.
Dia dinyatakan bersalah meskipun percaya bahwa pemerintah telah menjebaknya, pengacaranya menambahkan.
Putusan mantan prajurit itu "sangat dipengaruhi" oleh stres pasca-trauma dan depresi setelah dua dekade bertugas di militer AS, kata pengacaranya. Dia akan divonis pada Mei mendatang.
Ia menjadi "serdadu miskin yang direkrut dan memimpin sekelompok tentara bayaran kriminal internasional," kata Jaksa AS Preet Bharara. "Tentara bayaran ini kini akan menjalani hukuman di penjara federal."




Credit BBC Indonesia


Tak Mau Sekadar Membeli Senjata, Negara Berkembang Ingin Miliki Teknologi Militer Rusia





Joint Ventures dan Transfer Teknologi
Saat ini semakin banyak negara yang hanya mau menandatangani kontrak pembelian senjata dengan sistem transaksi ofset. Dengan sistem transaksi offset, negara-negara berkembang di Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika yang mengimpor senjata dari Rusia tak hanya menerima ‘perangkat’ senjata, tapi juga mendapat hak untuk merakit, merancang, memodifikasi, serta memiliki lisensi untuk mengekspor kembali senjata hasil pengembangan mereka.
Ofset adalah sistem pembelian barang (pesawat terbang, dsb.) yang mewajibkan pabrik penghasil sebagai penjual untuk memberikan lisensi pembuatan sebagian komponennya pada industri di negara pembeli.
Biasanya, sistem transaksi ofset diterapkan dalam kontrak pembelian produk bernilai dan berteknologi tinggi. Sistem ini mengharuskan pengekspor mendirikan perusahaan patungan (joint venture) agar dapat mentransfer teknologi pada negara pembeli produk tersebut. Eksportir juga akan bepartisipasi dalam proyek-proyek penting terkait pengembangan teknologi produk, pembangunan infrastruktur, bahkan menyuntik dana investasi secara langsung.
Kremlin telah menyadari tren jual-beli senjata yang tengah berkembang ini. Dalam pertemuan Komisi Kerja Sama Militer Teknis yang diselenggarakan pada April 2014 lalu, Presiden Putin pun membahas pentingnya mempelajari penggunaan metode keuangan dan pemasaran modern, termasuk penggunaan sistem transaksi ofset.
Pakar militer independen Vladimir Kluchnikov menyebutkan transaksi ofset secara umum dipraktikkan di seluruh dunia. Penggunaan sistem transaksi tersebut membuat perusahaan senjata dapat memperluas pasar dan negara pembeli pun memiliki teknologi pengembangan senjata tersebut.


Menurut Kluchnikov, negara-negara berkembang kini mulai meningkatkan akses langsung terhadap rancangan teknis senjata. Rusia pun diuntungkan dengan terciptanya joint ventures (JV).
“Pabrik senjata Rusia saat ini sedang bekerja mati-matian, dan pembuatan JV atau perusahaan patungan dapat mengurangi beban kerja produsen senjata Rusia. Pekerja dari Rusia dapat pergi ke negara-negara tersebut untuk bekerja. Sejauh ini, sistem ini sangat menguntungkan dan menjanjikan bagi kita,” kata Kluchnikov.
Pernyataan tersebut senada dengan laporan publik tahunan perusahaan negara Rostec pada 2013. Laporan tersebut menyebutkan jumlah joint ventures menjanjikan yang telah didirikan, di antaranya pembuatan pusat perawatan teknis dan renovasi helikopter Rusia di Brasil dan Afrika Selatan.

Perluas Pasar
Rusia dan India telah menyepakati transfer lisensi dan rancangan teknis pesawat Su-30MKI (salah satu proyek terbaik MTC), RD-33, dan mesin pesawat AL-31. Rusia juga menyediakan pendampingan teknis dalam produksi senjata di India. Saat ini, mereka tengah mengerjakan pembuatan misil Brahmos dan pesawat tempur generasi kelima.


Pakar senjata menilai kerja sama militer teknis Rusia dan India merupakan awal dari perubahan global. Mantan pemimpin redaksi jurnal industri Arsenal Denis Kungurov menyampaikan, penjualan senjata dengan metode yang digunakan Rusia mungkin akan dipertimbangkan oleh mitra Barat, termasuk AS dan sekutunya. “AS dapat menyediakan teknologi militer terbaru dan generasi masa depan, sama seperti Jepang yang memiliki teknologi produksi senjata canggih modern. Malah, Barat tergolong lebih matang untuk melakukan produksi senjata berteknologi tinggi dengan India. Dalam kasus ini, Rusia tertinggal karena belum bersedia berbagi teknologi dengan pabrik independen dalam beberapa proyek gabungan,” kata Kungurov.

Suap yang Dilegalisasi
Namun, sistem transaksi ofset dikritik keras oleh pemerintah AS dan Uni Eropa, serta oleh WTO dan beberapa LSM. Transaksi ofset dinilai sebagai ‘praktik buruk’, karena kesepakatan tersebut mendistorsi struktur pasar senjata dan merupakan bentuk suap ‘legal’ dalam hal ekspor senjata ke negara-negara lain.


“Transaksi ofset tidak terlalu efektif dan menguntungkan. Sistem ini memang bisa memperluas pasar, tapi perlu perhitungan untung-rugi serta koordinasi yang matang agar tidak merugikan,” kata Mikhail Barabanov, peneliti di Pusat Analisis Strategi dan Teknologi. Menurut Barabanov, sistem transaksi ofset juga melanggar kerangka perdagangan bebas.
Meski demikian, jumlah transaski ofset diperkirakan akan terus bertambah seiring pertumbuhan pasar senjata dunia. Pembeli senjata juga mecoba memperkuat perekonomian mereka melalui pertolongan ofset, dan bentuk transaksi ofset yang mereka inginkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Lembaga analisis Barat memprediksi, jumlah transaksi offset akan mencapai sekitar 500 miliar dolar AS pada 2016.


Credit RBTH Indonesia

Tiongkok dan Rusia Kerja Sama Bikin Pesawat Jet Jumbo


Tiongkok dan Rusia Kerja Sama Bikin Pesawat Jet Jumbo  
Tiongkok dan Rusia menjalin kemitraan dalam mengembangkan pesawat ukuran jumbo. (Thinkstock/Danielvfung)
 
Jakarta, CB -- Tiongkok dan Rusia mengembangkan kerja sama teknologi tingkat tinggi mereka untuk membangun desain awal pesawat jet ukuran jumbo sejak awal 2014. Desain awalnya diharapkan selesai pada Juli 2015.

Kerja sama ini terjalin antara perusahaan Rusia, United Aircraft Corporation (UAC) dengan perusahaan penerbangan sipil Tiongkok, Commercial Aircraft Corporation (COMAC).

Sementara pesawat ini belum diberi nama resmi, Tiongkok sering menyebutnya C929. Pesawat ini didiesain agar dapat menampung 250 sampai 280 penumpang dalam konfigurasi 3 kelas. Ia akan menjadi pesawat sipil terbesar di Tiongkok.

Menurut laporan Popular Science, Rusia punya harapan tinggi pada C929 yang akan memperkuat industri penerbangan dan pertahanan.

Presiden UAC Yuri Slyusar mengatakan bahwa C929 memakan biaya US$ 13 miliar untuk pengembangan. Pesawat ini diharapkan melakukan penerbangan pertamanya pada 2021 dan 2022.

Menteri Perdagangan dan Industri Rusia, Denis Manturov, mengatakan bahwa para insinyur dari Rusia dan Tiongkok akan mengembangkan cetak biru dan membangun purwarupa pesawat pada tahun 2016 dan 2018.

Slyusar berkata bahwa UAC akan membangun komposit pesawat dan ekor C929, sementara COMAC membangun konstruksi pesawat.

Untuk mengurangi biaya dan meningkatkan reliabilitas, C929 kemungkinan bakal menggunakan mesin dari perusahaan Barat, bisa jadi Pratt & Whitney, General Electric atau Rolls Royce.

Dengan kapasitas penumpang yang besar, C929 sepertinya bakal memiliki bobot lepas landas maksimum sebesar 250 ton atau mirip dengan Boeing 787 atau Airbus 350.

Untuk penerbangan komersial, C929 mungkin tidak memiliki teknologi yang maju seperti kompetitor dari Barat tetapi menawarkan alternatif biaya lebih rendah dan lebih hemat bahan bakar untuk maskapai penerbangan di dunia.

Tiongkok berencana memanfaatkan pesawat ini untuk penerbangan militer sebagai armada pembom, melakukan aksi mata-mata, atau pos komando nuklir udara.

Credit   CNN Indonesia

Ini Penampakan Kapal Perang Made in Surabaya yang Dipesan Filipina

lah satu fitur pembeda dari Perang Dunia I adalah meluasnya penggunaan senjata kimia. Berbagai gas kimia mematikan, termasuk gas sawi, fosgen, dan gas air mata, digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh tentara musuh. Meskipun senjata kimia memainkan peran utama selama Perang Dunia, penggunaannya telah berasal dari periode yang jauh lebih awal dalam sejarah peradaban umat manusia.
Salah satu referensi awal penggunaan senjata kimia dalam literatur Barat dapat ditemukan dalam mitos Yunani, Hercules, di mana sang pahlawan mencelupkan panahnya ke darah Hydra yang beracun. Hal ini juga telah diklaim bahwa panah beracun disebutkan oleh Homer dalam kedua eposnya, Iliad dan Odyssey.
Rekaman penggunaan senjata kimia juga muncul di peradaban kuno di Timur. Di India, misalnya, penggunaan racun selama perang dapat ditemukan baik di Mahabharata dan Ramayana, dua epos Sansekerta utama yang berasal dari sekitar abad ke-4 SM Selain itu, resep untuk senjata beracun dapat ditemukan di Kautilya yaitu Arthashastra, yang berasal dari periode Maurya India (322-185 SM).
Di Tiongkok, berbagai tulisan mendeskripsikan penggunaan gas beracun untuk memertahankan kota. Asap beracun yang dihasilkan oleh bola sawi atau sayuran beracun terbakar lainnya, dipompa ke terowongan yang digali oleh tentara yang mengepung dari bawah tanah.
Kembali ke dunia Barat, penggunaan asap beracun dapat ditelusuri ke Perang Peloponnesia, yang berlangsung selama abad ke-5 SM. Dalam salah satu pertempuran antara Sparta dan Athena, bekas campuran kayu, tanah, dan sulfur yang terbakar di bawah dinding, digunakan untuk melumpuhkan pihak yang bertahan, dengan demikian melumpuhkan kemampuan mereka untuk melawan serangan tentara Sparta.
Contoh yang diberikan sejauh ini telah diperoleh melalui bukti sastra yang masih eksis. Sedangkan untuk bukti arkeologi tentang penggunaan awal senjata kimia, kita perlu untuk melihat lokasi Dura- Europos, yang terletak di tepi Sungai Efrat di Suriah. Dura-Europos adalah sebuah kota Romawi yang jatuh ke Sassaniyah sekitar pertengahan abad ke-3 Masehi
Meskipun tidak ada catatan sastra yang merinci tentang pengepungan akhir itu, arkeologi memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi. Dura-Europos digali selama tahun 1920-an dan 30- an oleh arkeolog Perancis dan Amerika. Di antara fitur yang ditemukan terdapat pertambangan, salah satunya digali oleh bangsa Persia dan lainnya lagi oleh orang Romawi sebagai tandingan. Selain itu, di terowongan itu juga ditemukan tumpukan tubuh setidaknya 19 tentara Romawi dan seorang prajurit Sassania sendirian.
Penafsiran awal adalah terjadi pertempuran sengit di terowongan itu, dimana bangsa Sassaniyah berhasil memukul mundur para pejuang Romawi. Setelah pertempuran, Sassaniyah menghancurkan tambang milik Romawi dengan membakarnya, hal itu terbukti dengan adanya kristal belerang dan aspal di dalam terowongan.
Pada 2009, pemeriksaan ulang bukti yang tersisa itu menyebabkan reinterpretasi tentang peristiwa tersebut. Terowongan itu dirasa terlalu sempit untuk secara efektif melakukan pertempuran tangan-melawan tangan. Selain itu, posisi tubuh para tentara Romawi itu seperti sengaja ditumpukkan, menunjukkan bahwa ini bukan tempat di mana mereka tumbang. Interpretasi alternatif, seperti yang disarankan oleh Profesor Simon James, seorang arkeolog di University of Leicester, Inggris, adalah bahwa Sassaniyah menggunakan gas beracun untuk membunuh tentara Romawi. Ketika belerang dan aspal dilemparkan ke api, akan menghasilkan gas tersedak, dan berubah menjadi asam sulfat ketika dihirup oleh para pejuang Romawi. Dan dalam beberapa menit, orang-orang Romawi yang berada di terowongan itu akan mati.
Hal ini terjadi ketika tambang Sassania dirusak oleh orang Romawi, yang tambang saingannya berada tepat di atas mereka. Prajurit Sassania yang seorang itu mungkin telah menjadi korban senjatanya sendiri, dan meninggal karena gas beracun juga. Setelah terowongan bersih dari gas beracun, Sassaniyah menumpuk tubuh tentara Romawi di mulut tambang sebagai dinding perisai, dan terus menghancurkan tambang ini sehingga mereka bisa melanjutkan pekerjaan mereka.
Penemuan arkeologi di Dura-Europos ini mengungkapkan bahwa senjata kimia sudah digunakan selama zaman kuno, dan memberikan bukti fisik pertama yang biasanya kurang bias dianggap valid jika hanya berdasarkan dari sumber-sumber sastra belaka. Seberapa sering senjata kimia tersebut digunakan merupakan pertanyaan lainnya.
Apakah Dura-Europos contoh yang unik dari penggunaan senjata kimia, atau apakah senjata tersebut umum digunakan pada saat itu? Mungkin bukti arkeologi yang lebih valid akan muncul untuk memberikan jawabannya
- See more at: http://erabaru.net/detailpost/bukti-perang-kimia-1700-tahun-lalu#sthash.sNDg2tv9.dpuf
Salah satu fitur pembeda dari Perang Dunia I adalah meluasnya penggunaan senjata kimia. Berbagai gas kimia mematikan, termasuk gas sawi, fosgen, dan gas air mata, digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh tentara musuh. Meskipun senjata kimia memainkan peran utama selama Perang Dunia, penggunaannya telah berasal dari periode yang jauh lebih awal dalam sejarah peradaban umat manusia.
Salah satu referensi awal penggunaan senjata kimia dalam literatur Barat dapat ditemukan dalam mitos Yunani, Hercules, di mana sang pahlawan mencelupkan panahnya ke darah Hydra yang beracun. Hal ini juga telah diklaim bahwa panah beracun disebutkan oleh Homer dalam kedua eposnya, Iliad dan Odyssey.
Rekaman penggunaan senjata kimia juga muncul di peradaban kuno di Timur. Di India, misalnya, penggunaan racun selama perang dapat ditemukan baik di Mahabharata dan Ramayana, dua epos Sansekerta utama yang berasal dari sekitar abad ke-4 SM Selain itu, resep untuk senjata beracun dapat ditemukan di Kautilya yaitu Arthashastra, yang berasal dari periode Maurya India (322-185 SM).
Di Tiongkok, berbagai tulisan mendeskripsikan penggunaan gas beracun untuk memertahankan kota. Asap beracun yang dihasilkan oleh bola sawi atau sayuran beracun terbakar lainnya, dipompa ke terowongan yang digali oleh tentara yang mengepung dari bawah tanah.
Kembali ke dunia Barat, penggunaan asap beracun dapat ditelusuri ke Perang Peloponnesia, yang berlangsung selama abad ke-5 SM. Dalam salah satu pertempuran antara Sparta dan Athena, bekas campuran kayu, tanah, dan sulfur yang terbakar di bawah dinding, digunakan untuk melumpuhkan pihak yang bertahan, dengan demikian melumpuhkan kemampuan mereka untuk melawan serangan tentara Sparta.
Contoh yang diberikan sejauh ini telah diperoleh melalui bukti sastra yang masih eksis. Sedangkan untuk bukti arkeologi tentang penggunaan awal senjata kimia, kita perlu untuk melihat lokasi Dura- Europos, yang terletak di tepi Sungai Efrat di Suriah. Dura-Europos adalah sebuah kota Romawi yang jatuh ke Sassaniyah sekitar pertengahan abad ke-3 Masehi
Meskipun tidak ada catatan sastra yang merinci tentang pengepungan akhir itu, arkeologi memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi. Dura-Europos digali selama tahun 1920-an dan 30- an oleh arkeolog Perancis dan Amerika. Di antara fitur yang ditemukan terdapat pertambangan, salah satunya digali oleh bangsa Persia dan lainnya lagi oleh orang Romawi sebagai tandingan. Selain itu, di terowongan itu juga ditemukan tumpukan tubuh setidaknya 19 tentara Romawi dan seorang prajurit Sassania sendirian.
Penafsiran awal adalah terjadi pertempuran sengit di terowongan itu, dimana bangsa Sassaniyah berhasil memukul mundur para pejuang Romawi. Setelah pertempuran, Sassaniyah menghancurkan tambang milik Romawi dengan membakarnya, hal itu terbukti dengan adanya kristal belerang dan aspal di dalam terowongan.
Pada 2009, pemeriksaan ulang bukti yang tersisa itu menyebabkan reinterpretasi tentang peristiwa tersebut. Terowongan itu dirasa terlalu sempit untuk secara efektif melakukan pertempuran tangan-melawan tangan. Selain itu, posisi tubuh para tentara Romawi itu seperti sengaja ditumpukkan, menunjukkan bahwa ini bukan tempat di mana mereka tumbang. Interpretasi alternatif, seperti yang disarankan oleh Profesor Simon James, seorang arkeolog di University of Leicester, Inggris, adalah bahwa Sassaniyah menggunakan gas beracun untuk membunuh tentara Romawi. Ketika belerang dan aspal dilemparkan ke api, akan menghasilkan gas tersedak, dan berubah menjadi asam sulfat ketika dihirup oleh para pejuang Romawi. Dan dalam beberapa menit, orang-orang Romawi yang berada di terowongan itu akan mati.
Hal ini terjadi ketika tambang Sassania dirusak oleh orang Romawi, yang tambang saingannya berada tepat di atas mereka. Prajurit Sassania yang seorang itu mungkin telah menjadi korban senjatanya sendiri, dan meninggal karena gas beracun juga. Setelah terowongan bersih dari gas beracun, Sassaniyah menumpuk tubuh tentara Romawi di mulut tambang sebagai dinding perisai, dan terus menghancurkan tambang ini sehingga mereka bisa melanjutkan pekerjaan mereka.
Penemuan arkeologi di Dura-Europos ini mengungkapkan bahwa senjata kimia sudah digunakan selama zaman kuno, dan memberikan bukti fisik pertama yang biasanya kurang bias dianggap valid jika hanya berdasarkan dari sumber-sumber sastra belaka. Seberapa sering senjata kimia tersebut digunakan merupakan pertanyaan lainnya.
Apakah Dura-Europos contoh yang unik dari penggunaan senjata kimia, atau apakah senjata tersebut umum digunakan pada saat itu? Mungkin bukti arkeologi yang lebih valid akan muncul untuk memberikan jawabannya
- See more at: http://erabaru.net/detailpost/bukti-perang-kimia-1700-tahun-lalu#sthash.sNDg2tv9.dpuf
Salah satu fitur pembeda dari Perang Dunia I adalah meluasnya penggunaan senjata kimia. Berbagai gas kimia mematikan, termasuk gas sawi, fosgen, dan gas air mata, digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh tentara musuh. Meskipun senjata kimia memainkan peran utama selama Perang Dunia, penggunaannya telah berasal dari periode yang jauh lebih awal dalam sejarah peradaban umat manusia.
Salah satu referensi awal penggunaan senjata kimia dalam literatur Barat dapat ditemukan dalam mitos Yunani, Hercules, di mana sang pahlawan mencelupkan panahnya ke darah Hydra yang beracun. Hal ini juga telah diklaim bahwa panah beracun disebutkan oleh Homer dalam kedua eposnya, Iliad dan Odyssey.
Rekaman penggunaan senjata kimia juga muncul di peradaban kuno di Timur. Di India, misalnya, penggunaan racun selama perang dapat ditemukan baik di Mahabharata dan Ramayana, dua epos Sansekerta utama yang berasal dari sekitar abad ke-4 SM Selain itu, resep untuk senjata beracun dapat ditemukan di Kautilya yaitu Arthashastra, yang berasal dari periode Maurya India (322-185 SM).
Di Tiongkok, berbagai tulisan mendeskripsikan penggunaan gas beracun untuk memertahankan kota. Asap beracun yang dihasilkan oleh bola sawi atau sayuran beracun terbakar lainnya, dipompa ke terowongan yang digali oleh tentara yang mengepung dari bawah tanah.
Kembali ke dunia Barat, penggunaan asap beracun dapat ditelusuri ke Perang Peloponnesia, yang berlangsung selama abad ke-5 SM. Dalam salah satu pertempuran antara Sparta dan Athena, bekas campuran kayu, tanah, dan sulfur yang terbakar di bawah dinding, digunakan untuk melumpuhkan pihak yang bertahan, dengan demikian melumpuhkan kemampuan mereka untuk melawan serangan tentara Sparta.
Contoh yang diberikan sejauh ini telah diperoleh melalui bukti sastra yang masih eksis. Sedangkan untuk bukti arkeologi tentang penggunaan awal senjata kimia, kita perlu untuk melihat lokasi Dura- Europos, yang terletak di tepi Sungai Efrat di Suriah. Dura-Europos adalah sebuah kota Romawi yang jatuh ke Sassaniyah sekitar pertengahan abad ke-3 Masehi
Meskipun tidak ada catatan sastra yang merinci tentang pengepungan akhir itu, arkeologi memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi. Dura-Europos digali selama tahun 1920-an dan 30- an oleh arkeolog Perancis dan Amerika. Di antara fitur yang ditemukan terdapat pertambangan, salah satunya digali oleh bangsa Persia dan lainnya lagi oleh orang Romawi sebagai tandingan. Selain itu, di terowongan itu juga ditemukan tumpukan tubuh setidaknya 19 tentara Romawi dan seorang prajurit Sassania sendirian.
Penafsiran awal adalah terjadi pertempuran sengit di terowongan itu, dimana bangsa Sassaniyah berhasil memukul mundur para pejuang Romawi. Setelah pertempuran, Sassaniyah menghancurkan tambang milik Romawi dengan membakarnya, hal itu terbukti dengan adanya kristal belerang dan aspal di dalam terowongan.
Pada 2009, pemeriksaan ulang bukti yang tersisa itu menyebabkan reinterpretasi tentang peristiwa tersebut. Terowongan itu dirasa terlalu sempit untuk secara efektif melakukan pertempuran tangan-melawan tangan. Selain itu, posisi tubuh para tentara Romawi itu seperti sengaja ditumpukkan, menunjukkan bahwa ini bukan tempat di mana mereka tumbang. Interpretasi alternatif, seperti yang disarankan oleh Profesor Simon James, seorang arkeolog di University of Leicester, Inggris, adalah bahwa Sassaniyah menggunakan gas beracun untuk membunuh tentara Romawi. Ketika belerang dan aspal dilemparkan ke api, akan menghasilkan gas tersedak, dan berubah menjadi asam sulfat ketika dihirup oleh para pejuang Romawi. Dan dalam beberapa menit, orang-orang Romawi yang berada di terowongan itu akan mati.
Hal ini terjadi ketika tambang Sassania dirusak oleh orang Romawi, yang tambang saingannya berada tepat di atas mereka. Prajurit Sassania yang seorang itu mungkin telah menjadi korban senjatanya sendiri, dan meninggal karena gas beracun juga. Setelah terowongan bersih dari gas beracun, Sassaniyah menumpuk tubuh tentara Romawi di mulut tambang sebagai dinding perisai, dan terus menghancurkan tambang ini sehingga mereka bisa melanjutkan pekerjaan mereka.
Penemuan arkeologi di Dura-Europos ini mengungkapkan bahwa senjata kimia sudah digunakan selama zaman kuno, dan memberikan bukti fisik pertama yang biasanya kurang bias dianggap valid jika hanya berdasarkan dari sumber-sumber sastra belaka. Seberapa sering senjata kimia tersebut digunakan merupakan pertanyaan lainnya.
Apakah Dura-Europos contoh yang unik dari penggunaan senjata kimia, atau apakah senjata tersebut umum digunakan pada saat itu? Mungkin bukti arkeologi yang lebih valid akan muncul untuk memberikan jawabannya
- See more at: http://erabaru.net/detailpost/bukti-perang-kimia-1700-tahun-lalu#sthash.sNDg2tv9.dpuf


//images.detik.com/content/2015/01/26/1036/080958_ssvfilipina.jpg 
 
Jakarta (CB) -PT PAL (Persero) untuk pertama kalinya mendapatkan pesanan kapal perang dari negara asing. Filipina memesan 2 kapal perang jenis strategic sealift vessel-1 (SSV) buatan pabrik yang bermarkas di Surabaya ini. Bagaimana bentuknya?

Kapal perang SSV adalah bentuk modifikasi dari kapal Landing Platform Dock (LPD) yang diproduksi PT PAL‎ dan disupervisi oleh Korea Selatan. Kapal ‎LPD sendiri kini dikenal dengan nama KRI Banda Aceh yang membantu proses evakuasi AirAsia QZ 8501 dan KRI Banjarmasin yang berkontrobusi membebaskan sandera perompak Somalia.

Bentuk‎ dari kapal SSV sebenarnya lebih pendek dibanding kapal perang terdahulunya itu. SSV memiliki panjang 123 meter sedangkan LPD 125 meter. Meski begitu, SSV bisa menampung lebih banyak penumpang yaitu 621 orang yang terdiri dari 500‎ penumpang dan 121 awak. Sedangkan LPD hanya 560 orang.

Kapal yang dipesan Filipina sebanyak 2 unit ini dilengkapi dengan mobile hospital, di mana bisa mengakomodir evakuasi korban musibah atau perang secara langsung dan segera. Selain itu, di kapal senilai US$ 45 juta ini terdapat tempat parkir untuk tank, truk mobil perang seperti jeep, hingga helikopter.

"Juga dilengkapi senjata, tapi kami belum bisa sebutkan (jenisnya)," ujar Kepala Humas PT PAL Bayu Witjaksono kepada detikFinance pekan lalu.

Karena digunakan untuk keperluan pertahanan atau perang, kapal ini juga didesain kuat dalam segala medan.



Credit  Detikfinance
Salah satu fitur pembeda dari Perang Dunia I adalah meluasnya penggunaan senjata kimia. Berbagai gas kimia mematikan, termasuk gas sawi, fosgen, dan gas air mata, digunakan untuk melumpuhkan dan membunuh tentara musuh. Meskipun senjata kimia memainkan peran utama selama Perang Dunia, penggunaannya telah berasal dari periode yang jauh lebih awal dalam sejarah peradaban umat manusia.
Salah satu referensi awal penggunaan senjata kimia dalam literatur Barat dapat ditemukan dalam mitos Yunani, Hercules, di mana sang pahlawan mencelupkan panahnya ke darah Hydra yang beracun. Hal ini juga telah diklaim bahwa panah beracun disebutkan oleh Homer dalam kedua eposnya, Iliad dan Odyssey.
Rekaman penggunaan senjata kimia juga muncul di peradaban kuno di Timur. Di India, misalnya, penggunaan racun selama perang dapat ditemukan baik di Mahabharata dan Ramayana, dua epos Sansekerta utama yang berasal dari sekitar abad ke-4 SM Selain itu, resep untuk senjata beracun dapat ditemukan di Kautilya yaitu Arthashastra, yang berasal dari periode Maurya India (322-185 SM).
Di Tiongkok, berbagai tulisan mendeskripsikan penggunaan gas beracun untuk memertahankan kota. Asap beracun yang dihasilkan oleh bola sawi atau sayuran beracun terbakar lainnya, dipompa ke terowongan yang digali oleh tentara yang mengepung dari bawah tanah.
Kembali ke dunia Barat, penggunaan asap beracun dapat ditelusuri ke Perang Peloponnesia, yang berlangsung selama abad ke-5 SM. Dalam salah satu pertempuran antara Sparta dan Athena, bekas campuran kayu, tanah, dan sulfur yang terbakar di bawah dinding, digunakan untuk melumpuhkan pihak yang bertahan, dengan demikian melumpuhkan kemampuan mereka untuk melawan serangan tentara Sparta.
Contoh yang diberikan sejauh ini telah diperoleh melalui bukti sastra yang masih eksis. Sedangkan untuk bukti arkeologi tentang penggunaan awal senjata kimia, kita perlu untuk melihat lokasi Dura- Europos, yang terletak di tepi Sungai Efrat di Suriah. Dura-Europos adalah sebuah kota Romawi yang jatuh ke Sassaniyah sekitar pertengahan abad ke-3 Masehi
Meskipun tidak ada catatan sastra yang merinci tentang pengepungan akhir itu, arkeologi memberikan petunjuk mengenai apa yang terjadi. Dura-Europos digali selama tahun 1920-an dan 30- an oleh arkeolog Perancis dan Amerika. Di antara fitur yang ditemukan terdapat pertambangan, salah satunya digali oleh bangsa Persia dan lainnya lagi oleh orang Romawi sebagai tandingan. Selain itu, di terowongan itu juga ditemukan tumpukan tubuh setidaknya 19 tentara Romawi dan seorang prajurit Sassania sendirian.
Penafsiran awal adalah terjadi pertempuran sengit di terowongan itu, dimana bangsa Sassaniyah berhasil memukul mundur para pejuang Romawi. Setelah pertempuran, Sassaniyah menghancurkan tambang milik Romawi dengan membakarnya, hal itu terbukti dengan adanya kristal belerang dan aspal di dalam terowongan.
Pada 2009, pemeriksaan ulang bukti yang tersisa itu menyebabkan reinterpretasi tentang peristiwa tersebut. Terowongan itu dirasa terlalu sempit untuk secara efektif melakukan pertempuran tangan-melawan tangan. Selain itu, posisi tubuh para tentara Romawi itu seperti sengaja ditumpukkan, menunjukkan bahwa ini bukan tempat di mana mereka tumbang. Interpretasi alternatif, seperti yang disarankan oleh Profesor Simon James, seorang arkeolog di University of Leicester, Inggris, adalah bahwa Sassaniyah menggunakan gas beracun untuk membunuh tentara Romawi. Ketika belerang dan aspal dilemparkan ke api, akan menghasilkan gas tersedak, dan berubah menjadi asam sulfat ketika dihirup oleh para pejuang Romawi. Dan dalam beberapa menit, orang-orang Romawi yang berada di terowongan itu akan mati.
Hal ini terjadi ketika tambang Sassania dirusak oleh orang Romawi, yang tambang saingannya berada tepat di atas mereka. Prajurit Sassania yang seorang itu mungkin telah menjadi korban senjatanya sendiri, dan meninggal karena gas beracun juga. Setelah terowongan bersih dari gas beracun, Sassaniyah menumpuk tubuh tentara Romawi di mulut tambang sebagai dinding perisai, dan terus menghancurkan tambang ini sehingga mereka bisa melanjutkan pekerjaan mereka.
Penemuan arkeologi di Dura-Europos ini mengungkapkan bahwa senjata kimia sudah digunakan selama zaman kuno, dan memberikan bukti fisik pertama yang biasanya kurang bias dianggap valid jika hanya berdasarkan dari sumber-sumber sastra belaka. Seberapa sering senjata kimia tersebut digunakan merupakan pertanyaan lainnya.
Apakah Dura-Europos contoh yang unik dari penggunaan senjata kimia, atau apakah senjata tersebut umum digunakan pada saat itu? Mungkin bukti arkeologi yang lebih valid akan muncul untuk memberikan jawabannya.
- See more at: http://erabaru.net/detailpost/bukti-perang-kimia-1700-tahun-lalu#sthash.sNDg2tv9.dpuf

Mengintip Pesawat Jet Mewah Presiden Korea Utara


Soviet Ilyushin IL-62 itu merupakan pesawat jet terbesar di zamannya.


Mengintip Pesawat Jet Mewah Presiden Korea Utara
Kim Jong-Un di Pesawat Kepresidenan Korea Utara (Reuters/KCNA)
 
CBDuduk di dalam kabin pesawat berinterior mewah, Kim Jong-un terlihat begitu serius berdiskusi dengan koleganya. Foto yang disebarkan kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA) itu memperlihatkan betapa mewahnya pesawat kepresidenan diktator termuda di dunia tersebut.

Disebut-sebut, pesawat buatan Rusia bermodel Soviet Ilyushin IL-62 itu merupakan pesawat jet terbesar di zamannya. IL-62 itu, pertama kali terbang pada 1963. Namun kini, harganya hanya 65 ribu poundsterling atau setara Rp1,2 miliar. Saat ini, IL-62 masih digunakan di beberapa negara pecahan Uni Soviet sebagai jet pribadi.

Kendati harganya setara Alphard New 3.5 V, bukan berarti pesawat yang punya sebutan “Air Force Un” itu kalah mewah dengan Air Force One, pesawat kepresidenan Amerika Serikat.

Dilansir Daily Mail, seperti juga Air Force One, pesawat Kim Jong-un telah dimodifikasi dengan kenyamanan khas pemimpin negara. Tidak lagi penuh dengan kursi di kabin yang berkapasitas 200 orang, pesawat tersebut dirombak menjadi kabin eksekutif yang lengkap dengan meja kerja, ruang rapat, bahkan dapur pribadi.

Pesawat tersebut punya lebar sayap 43 meter dengan panjang badan mencapai 53 meter. Sementara kecepatannya bisa mencapai 560 mph. Disebutkan pesawat jet kepresidenan tersebut merupakan hal baru yang diperkenalkan Jong-un pada Korea Utara. Pasalnya, sang ayah, Kim Jong-il punya fobia terbang.

Foto “Air Force Un” pertama kali muncul pada Mei 2014 silam, ketika Jong-un terlihat berjalan bersama istrinya Ri Sol-ju, di karpet merah dengan latar belakang sebuah pesawat berlambang Korea Utara.

Tidak hanya itu, KCNA juga pernah merilis berita bahwa Jong-un sangat menikmati mengendalikan pesawat terbang, kendati tidak pernah disebutkan bahwa presiden Korea Utara itu punya lisensi pilot.

Adapun, foto-foto Jong-un di pesawat dirilis bertepatan dengan parayaan ulang tahun almarhum ayahnya, Kim Jong-il yan jatuh pada tanggal 16 Februari. Seluruh Korea Utara merayakan hari jadi mendiang pemimpin mereka dengan pesta kembang api, promosi jabatan jendral militer, serta parade yang menyatakan kesetiaan seluruh negara pada sang putra mahkota, Kim Jong-un.

Jong-un sendiri melakukan penghormatan dengan menggelar upacara di Istana Kumsusan, Pyongyang.

Setelah itu, Jong-un terlihat menaiki pesawat jet kepresidenan dan memonitor pembangunan apartemen di tepi Sungai Taedong, Pyongyang, yang ditujukan bagi tempat tinggal para ilmuwan dari Kim Chaek University of Technology.


Credit  VIVA.co.id

Tiongkok bangun kapal induk kedua

Kekuatan kapal induk: Sebuah model kapal induk Liaoning dipajang di Warung Mi Pulau Diaoyu di Beijing.  Tiongkok memandang kapal induk tersebut sebagai sebuah unjuk kekuatan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan.  Kekuatan itu mungkin akan mengganda karena Tiongkok tampaknya sedang membuat kapal induk kedua. [AFP]
Kekuatan kapal induk: Sebuah model kapal induk Liaoning dipajang di Warung Mi Pulau Diaoyu di Beijing. Tiongkok memandang kapal induk tersebut sebagai sebuah unjuk kekuatan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan. Kekuatan itu mungkin akan mengganda karena Tiongkok tampaknya sedang membuat kapal induk kedua. [AFP]


Tiongkok sangat menyukai manfaat yang didapat dari memiliki kapal induk, maka mereka membangun satu lagi.
Bahkan dengan dua kapal induk, Tiongkok tidak akan menantang langsung kekuatan AL AS yang memiliki 11 kapal induk bertenaga nuklir. Namun tetap saja, kapal induk kedua akan meningkatkan kemampuannya memamerkan kekuatan di lebih dari 90 persen Laut Tiongkok Selatan yang mereka klaim.
“Pembangunan kapal induk kedua dapat dimulai,” begitulah tajuk berita tanggal 1 Februari di surat kabar Global Times yang didukung pemerintah di Beijing. Surat kabar itu diterbitkan oleh media cetak resmi People’s Daily.
“Laporan akan kemenangan sebuah perusahaan dalam pelelangan pengadaan perlengkapan untuk kapal induk kedua Tiongkok, yang dikeluarkan melalui akun Weibo pemerintah daerah dan satu surat kabar, dipandang luas sebagai konfirmasi perdana bahwa Tiongkok akan membangun kapal induk kedua,” ditulis Global Times.
“Shangshang Cable Group, berperingkat pertama untuk perusahaan sejenisnya di Tiongkok dan kesepuluh di dunia, berhasil memenangkan lelang untuk kapal induk kedua Tiongkok dan akan menggantikan perusahaan-perusahaan asing dalam memasok perlengkapan untuk fregat dan kapal selam,” dikatakan Changzhou Evening News pada tanggal 31Januari.
“Hal ini dipandang sebagai konfirmasi resmi bahwa AL Tiongkok akan dilengkapi dengan kapal induk kedua selain Liaoning, yang mulai dioperasikan pada tahun 2012 setelah dibeli dari Ukraina pada tahun 1998,” kata Global Times. Liaoning, kapal induk berbobot 65.000 ton, memilik panjang 305 meter [999 kaki].
Setelah berita tersebut muncul di situs-situs media lain, posting di Weibo dan laporan di Changzhou Evening News kemudian dihapus.
Sudah tersebar laporan-laporan selama 18 bulan terakhir bahwa Tiongkok sedang mengerjakan kapal induk yang lebih canggih daripada Liaoning.
Foto galangan kapal tunjukkan pembangunan
“Baru-baru ini, terdapat foto-foto dari sebuah galangan kapal Tiongkok yang menampakkan sebuah bagian dari kapal induk baru sedang dibangun. Kapal induk tersebut tampak menyerupai kapal kelas Nimitz milik Amerika [berbobot 100.000 ton dan menggunakan sistem ketapel alih-alih landasan lompat ski untuk meluncurkan pesawat]. … Kapal tersebut tampak lebih besar daripada kapal induk baru [Liaoning] yang ditugaskan Tiongkok pada akhir tahun 2012,” ditulis StrategyPage.com pada tanggal 16 Agustus 2013.
Li Jie, analis AL Tiongkok di Beijing, membahas beberapa hal tentang program kapal induk Tiongkok.
“Sebuah kekuatan regional pada umumnya memerlukan tiga kapal induk, setidaknya dua, jika dia ingin berupaya mengendalikan udara dan perairan,” katanya kepada Global Times.
“Hanya ketika sebuah negara secara bersamaan menyiapkan satu kapal induk untuk perang, mengirim satu lagi untuk berlatih, dan melakukan pemeliharaan kapal ketiga, barulah dia bisa menjamin bahwa dia akan memiliki satu kapal induk yang siap untuk operasi militer setiap saat,” katanya. “Untuk menanggapi urusan maritim, terutama di laut lepas, satu kapal induk jelas belum cukup.”
Wang Min, sekretaris Partai Komunis dari Provinsi Liaoning tempat kapal induk pertama dilabuhkan, mengatakan Tiongkok sedang mengerjakan kapal kedua yang akan diselesaikan sekira tahun 2020, ditulis Japan Times pada tanggal 2 Februari.
Meski tidak resmi, laporan itu dengan cepat menarik dukungan luas di kalangan media Tiongkok.
“Para komentator nasionalis Tiongkok dengan cepat menanggapi laporan terbaru, menyerukan … agar dibangun lebih banyak kapal induk dengan adanya ‘provokasi yang didukung Barat,’” kata Japan Times.
“Tiongkok berhak membangun lebih banyak kapal induk,” sebagaimana dilaporkan Global Times. “Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok menghadapi provokasi dari negara-negara tetangga yang didukung pihak Barat terkait perselisihan di lautan Tiongkok Timur dan Selatan, yang memerlukan pencegahan militer lebih kuat demi menjaga keamanan nasional.”
Tiongkok akan gunakan pelajaran yang didapat dari Liaoning
Penulis Gordon G. Chang, analis keamanan Asia Timur, sependapat bahwa Tiongkok akan memasukkan pelajaran operasional yang mereka peroleh dari Liaoning ke dalam kapal induk kedua.
“Tiongkok, dengan Liaoning, telah membuktikan mereka mampu membeli kapal Soviet, melapisinya dengan cat abu-abu, dan mengapungkannya di perairan tenang. Kini mereka perlu menunjukkan bahwa mereka mampu membuat sesuatu yang sangat menakutkan. Dan mereka akan menggunakan kapal barunya untuk mengintimidasi. Atau setidaknya akan mencoba mengintimidasi,” katanya kepada Asia Pacific Defense Forum [APDF].
Chang memperingatkan bahwa pembangunan kapal induk Tiongkok yang kedua akan memicu perlombaan senjata di kawasan. Hal itu akan membuat negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Jepang menanggapinya dengan memperluas armada kapal selam mereka.
Greg Austin, menulis di The Diplomat pada tanggal 10 Februari, memandang pembuatan kapal induk kedua sebagai langkah yang tak terelakkan bagi AL Tentara Pembebasan Rakyat [PLA].
“Bagi banyak orang di Tiongkok, hal ini merupakan keharusan evolusi untuk sebuah negara yang begitu kaya dan memiliki kekuatan internasional. Bagi pemerintah, hal ini bagian dari kampanye tekno-nasionalis yang dirancang untuk menunjukkan bahwa negara sedang mendekati tingkat kekuatan internasional tertinggi,” tulisnya.
“Tiongkok masih mengevaluasi peran tempur yang layak bagi kapal induknya, jika kita memercayai pernyataan dari komandan AL PLA, Laksamana Wu Shengli, pada tanggal 12 September 2013. Dia memperkirakan masih ada beberapa tahun pengujian dan evaluasi,” tulis Austin.
Kapal induk tersebut bisa jadi sekadar jenis Kuznetsov/Liaoning yang ditingkatkan, ditulis StrategyPage.com pada tahun 2013.



Credit APDForum

Dulu Dukung Amrozi Dieksekusi, Australia Terapkan Standar Ganda


Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana (kanan).
Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana (kanan).

 
CB, JAKARTA -- Pemerintah Australia terus mendesak pemerintah Indonesia untuk membatalkan hukuman mati bagi dua warga negaranya yang merupakan terpidana narkoba Bali Nine. Pengamat hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, seharusnya pemerintah Australia mencontoh apa yang dilakukan Indonesia.
Hal tersebut terkait standar ganda yang diterapkan oleh Australia saat ini. Sekarang, kalau Indonesia konsisten bisa menjalankan hukuman mati, tapi di satu sisi, kewajiban untuk melidungi warga negara yang di luar negeri juga terus diupayakan.
"Tapi, sampai pada titik kita tidak bisa intervensi lagi, kita tidak mau melakukan intervensi. Kalau harus hukum mati, ya hukum mati," kata Hikmahanto kepada Republika, Senin (16/2).

Hikmahanto mengatakan, standar ganda seperti yang diterapkan Australia saat ini seringkali digunakan oleh negara maju. Standar ganda, lanjutnya, berhubungan erat dengan adanya kepentingan negara tersebut.
Ia pun membandingkan hukuman mati kali ini dengan hukuman mati terhadap terpidana bom bali Amrozi dan kawan-kawan.

"Ketika kepentingan Australia menganggap bahwa Amrozi cs dihukum mati karena banyak warga negaranya yang meninggal, dia setuju. Tapi sekarang ketika kepentingannya mengatakan bahwa 'nanti saya tidak dipilih warga saya kalau tidak berbuat apa-apa', lalu kepentingannya sekarang mengatakan jangan dihukum mati. Ini standar ganda yang harus jadi cerminan," ujarnya.
Hikmahanto mengatakan, ada kekhawatiran bahwa masalah hukuman mati tersebut telah dipolitisasi oleh pihak-pihak tertentu. Pemerintah Australia yang sedang menghadapi masalah politik seperti mosi tidak percaya, kemudian memanfaatkan isu hukuman mati tersebut untuk menaikkan pamor.

Ia pun menyayangkan Sekjen PBB Ban Ki Moon yang ikut turun tangan dalam masalah hukuman mati ini. Ban Ki Moon, lanjut dia, tidak sadar sikapnya membuatnya seolah lebih mengutamakan negara maju ketika berhadapan dengan negara berkembang.

"Australia atau Ban Ki Moon itu harus bercermin diri. Jangan sampai orang tidak percaya dengan apa yang negara maju ceramahkan atau PBB lakukan, karena seolah akan berat sebelah ke negara-negara maju untuk kepentingan negara maju," kata Hikmahanto.



Credit   REPUBLIKA.CO.ID