Chief
Secretary Bureau of Foreign Trade Taiwan Paul Wang dalam diskusi dengan
sejumlah pemimpun redaksi dari Indonesia di Taipei, 27 November 2014.
(sumber: Primus Dorimulu/ Beritasatu.com)
Taipei (CB) - Kenaikan upah di RRT mendorong Taiwan untuk
mengalihkan investasi ke negara-negara Asean, termasuk Indonesia. Saat
ini, RRT masih menjadi tujuan utama investasi, yakni mencapai 54% dari
total investasi langsung Taiwan. Sekitar 70% ekspor Taiwan pun ke China
Mainland. Ke depan, dominasi RRT akan dikurangi untuk mengurangi risiko
dan memaksimalkan keuntungan.
Demikian dikemukakan Chief Secretary Bureau of Foreign Trade Taiwan
Paul Wang, Deputy Minister National Development Council Taiwan Kao Shien
Quey, dan Director General Department of Cultural and Educational
Affairs Joseph SC Hua dalam diskusi dengan sejumlah pemimpun redaksi
dari Indonesia di Taipei, Kamis (27/11).
"Taiwan tidak mau menaruh telur dalam satu keranjang. Ke depan,
risiko investasi dan perdagangan makin besar, sehingga kami harus
melakukan diversifikasi," ungkap Joseph SC Hua.
Berpenduduk 23 juta, Taiwan kini masuk kelompok negara maju dengan
produk domestik bruto (PDB) US$ 500 miliar dan PDB per kapita di atas
US$ 20.000. Indonesia dengan 250 juta penduduk memiliki PDB US$ 870
miliar dan PDB per kapita US$ 3.500. PDB RRT yang saat ini berpenduduk
1,4 miliar mencapai US$ 8,2 triliun, sedang PDB per kapita Negeri Tirai
Bambu di atas US$ 7.000.
Pada Tahun 2013, total ekspor Taiwan sebesar US$ 305 miliar, naik 50%
dari tahun 2009. Sedang impor pada periode yang sama sekitar US$ 270
miliar. Sekitar 40% dari total ekspor ditujukan ke RRT. Sisanya, 19% ke
kawasan Asean, 10,7% ke AS, 9,1% ke Eropa, dan lain-lain 15,3%. Selama
tahun 1991-2013, sekitar 54% dari total investasi langsung Taiwan berada
di RRT. Investasi Taiwan di Asean menempati peringkat kedua, yakni 16%
dari total investasi.
"Ke depan, kami harus melakukan diversifikasi investasi dan ekspor
kami agar tidak terlalu tergantung pada RRT," kata Deputy Minister
National Development Council Taiwan Kao Shien Quey. Indonesia yang saat
ini menjadi menempati peringkat kedua tujuan investasi di Asean setelah
Vietnam akan menjadi perhatian Taiwan. Tapi, diakui, Myanmar juga
merupakan salah satu negara Asean yang kian menarik.
RRT menempati peringkat pertama tujuan investasi dan ekspor Taiwan
karena tiga hal, kata Chief Secretary Bureau of Foreign Trade Taiwan
Paul Wang. Pertama, latar belakang bahasa dan budaya yang sama. Kedua,
jarak kedua negara yang dekat. Ketiga, unit usaha di Taiwan didominasi
oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Sekitar 98% pelaku bisnis di Taiwan
adalah UKM.
Namun ke depan, diversifkasi wilayah tujuan investasi sudah menjadi
keharusan. Apalagi saat ini, biaya buruh di RRT sudah sangat tinggi.
Para pengusaha Taiwan kini sedang serius mencari negara baru sebagai
tujuan investasi. Peluang investasi di bidang infrastruktur transportasi
dan energi yang sedang ditawarkan Indonesia cukup menarik bagi Taiwan.
Jumlah pelaku bisnis kelas UKM di Taiwan sekitar 1,3 juta dan tenaga
kerja yang terserap sekitar 8,6 juta orang atau 78% dari total tenaga
kerja. Nilai penjualan UKM tahun 2013 sekitar NT$ 11,3 triliun. Meski
besar dalam jumlah pelaku, ekspor UKM sekitar 15% dari total ekspor.
Meski RRT kini mencatat peningkatan pesat di bidang ekonomi dan
penguasaan teknologi, kata Joseph SC Hua, kemajuan Taiwan cukup sulit
dikejar. Namun dia mengakui, persaingan memperebutkan pasar semakin
ketat. Apalagi sekitar 70% produk Taiwan
overlapping dengan Korsel.
Indonesia hingga saat ini masih surplus dalam perdagangan dengan
Taiwan. Pada 2013, ekspor Indonesia ke Taiwan mencapai US$ 7,2 miliar,
sedang impor hanya US$ 5,2 miliar. Indonesia mencatat surplus US$ 2
miliar dalam perdagangan dengan RRT.
Secara akumulatif, investasi Taiwan di Indonesia US$ 15,2 miliar.
Selama Januari-Juni 2013, investasi Taiwan di Indonesia sebesar US$ 121
miliar, naik 710% dibanding periode sebelumnya. Sekitar 214.175 orang
Indonesia saat ini bekerja di Taiwan.
Hubungan bisnis Indonesia-Taiwan sudah terjalin lebih dari tiga
dekade. Setiap tahun, wisatawan dari Taiwan yang mengunjungi Indonesia
lebih dari 166.300. Dua maskapai Taiwan -- China Airlines dan EVA Air --
sudah membuka rute Taipei-Indonesia. Dalam sepekan, penerbangan
Taiwan-Indonesia sudah mencapai 108 penerbangan.
Credit
BeritaSatu