Selasa, 31 Maret 2015

Pesawat AS dan Ukraina Pantau Pasukan Militer Rusia



Pesawat AS dan Ukraina Pantau Pasukan Militer Rusia
Pesawat AS dan Ukraina sesuai perjanjian 'Open Skies' memantau wilayah Rusia. | (Wikimedia)
 
 
 
MOSKOW   (CB) - Pesawat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina memantau pasukan militer Rusia langsung dari langit Moskow pada Senin (30/3/2015) dan 4 April mendatang. Pantauan itu dilakukan atas perjanjian "Open Skies".

Dalam pantauan itu, AS menggunakan pesawat Boeing OC-135B. Menurut Kepala Pusat Pengurangan Risiko Nuklir Rusia, Sergei Ryzhakov, dalam perjanjian “Open Skies”, AS dan Ukraina diizinkan memantau Rusia dari wilayah udara Rusia dan Belarusia.

Dalam perjanjian itu, pesawat pemantau dilarang dilengkapi dengan senjata, tapi disetujui untuk menggunakan teknologi observasi.

”Dalam kerangka Perjanjian Internasional Open Skies, misi perwakilan AS dan Ukraina berencana melakukan penerbangan pantauan atas wilayah suatu kelompok negara yang berpartisipasi (dalam perjanjian), yakni Republik Belarusia dan Federasi Rusia,” kata Ryzhkov kepada RIA Novosti , Senin (30/3/2015).

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Perjanjian Open Skies memungkinkan 34 negara peserta perjanjian untuk melakukan penerbangan pantauan terhadap wilayah masing-masing negara. Tujuannya untuk mengumpulkan informasi melalui pencitraan udara terhadap pasukan militer dan kegiatan lain yang dipantau.

Perjanjian Open Skies ditandatangani pada bulan Maret 1992 di Helsinki. Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2002. Rusia telah meratifikasi perjanjian ini pada 26 Mei 2001.

Pantauan oleh pesawat AS dan Ukraina itu terjadi di saat Rusia sedang bersitegang dengan Ukraina, dalam konflik di Ukraina timur. AS sendiri pernah berencana memasok senjata ke Ukraina yang membuat Rusia geram.



Credit  SINDOnews

Rusia Gelar Latihan Militer Akbar di Siberia



Rusia Gelar Latihan Militer Akbar di Siberia
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya telah memulai latihan militer skala besar di wilayah Siberia, di timur negara mereka. Foto: Sputnik
 
 
MOSKOW  (CB) - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya telah memulai latihan militer skala besar di wilayah Siberia, di timur negara mereka. Latihan ini berfokus pada penguatan pertahanan terhadap serangan udara.

Latihan itu, menurut layanan pers kementerian tersebut, seperti dikutip Sputnik pada Senin (30/3/2015), dilakukan di sebuah wilayah khusus di timur Negeri Beruang Merah itu. "Latihan berlangsung di lapangan tembak khusus di wilayah Primorye dan Buryatia," bunyi laporan layanan pers tersebut.

"Para prajurit akan ditugaskan untuk menembak sekitar 50 sasaran yang telah disiapkan. Untuk melakukan tugasnya, pasukan kami telah dilengkapi sederetan persenjataan, mulai senjata jangkauan pendek seperti Osa, Tor dan Strela-10, sistem anti-pesawat dan senjata lainnya," imbuhnya.

Layanan pers itu juga mengatakan, pihaknya juga akan menggunakan latihan ini untuk menguji beberapa sistem pertahanan udara baru mereka. "Kami juga menguji sistem pertahanan udara jarak jauh, Triumf dan Favorit," tambahnya,

Dalam latihan tersebut, lanjutnya, prajurit Rusia akan ditugaskan untuk melumpuhkan beberapa rudal, mulai dari ukuran kecil hingga besar. Simulasi serangan udara juga akan dilakukan dalam latihan itu.

Namun, layanan pers enggan memberikan detail lebih lanjut mengenai jumlah personel yang akan terlibat dalam latihan perang tersebut, dan jumlah unit persenjataan yang akan dipakai.



Credit  SINDOnews



Saudi Layangkan Syarat Negosiasi Konflik Yaman


Saudi Layangkan Syarat Negosiasi Konflik Yaman
Foto: Reuters
 
 
RIYADH  (CB) - Arab Saudi menyatakan bahwa mereka sangat terbuka akan kemungkinan adanya negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman. Namun, menurut pemimpin Saudi, Raja Salman, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bila negosiasi itu ingin digelar.

"Pertemuan ini harus berada di bawah payung Dewan Kerjasama Teluk dalam rangka melestarikan legitimasi dan menolak (upaya) untuk berbalik melawan itu," ucap Salam dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan kantor berita Arab Saudi SPA yang dikutip Reuters pada Senin (30/3/2015).

Selain harus berada di bawah payung Dewan Kerjasama Teluk, syarat lain yang diutarakan Salman adalah pemberontak Houthi harus mengembalikan semua senjata yang mereka rampas dari pemerintah Yaman.

"Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi adalah mereka (Houth) harus mengembalikan senjata milik pemerintah dan tidak melakukan tindakan yang bisa mengancam negara tetangga Yaman," Salman menambahkan.

Houhti sendiri belum memberikan respon terkait pernyataan yang diutarakan Salman tersebut. Negosiasi memang disebut-sebut sebagai cara satu-satunya untuk bisa menyelesaikan konflik di Yaman, cara militer yang saat ini diambil justru dinilai hanya akan memperburuk situasi.



Credit  SINDOnews

Bantu Serang Yaman, Pakistan Kirim Pasukan ke Saudi



Bantu Serang Yaman Pakistan Kirim Pasukan ke Saudi
Pengiriman pasukan ini merupakan bentuk dari komitmen Pakistan untuk membantu Saudi dalam melakukan serangan terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Foto: istimewa
 
 
ISLAMABAD  (CB) - Pemerintah Pakistan dikabarkan akan segera mengirimkan sejumlah pasukan ke Arab Saudi. Pengiriman pasukan ini merupakan bentuk dari komitmen Pakistan untuk membantu Saudi dalam melakukan serangan terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

Pakistan yang merupakan sekutu dekat Saudi, sedari awal memang menyatakan akan terus mendukung Saudi dalam melakukan serangan terhadap Houthi. Sebelumnya, mereka juga dikabarkan telah mengirimkan sejumlah pesawat untuk turut membombardir Yaman.

"Kami telah memberikan dukungan penuh ke Arab Saudi dalam operasi terhadap pemberontak dan kami memutuskan untuk bergabung dalam koalisi," ucap seorang pejabat Pakistan dalam kondisi anonim, seperti dilansir Reuters pada Senin (30/3/2015).

Namun, pejabat tersebut enggan membeberkan jumlah pasti berapa banyak pasukan Pakistan yang akan diberangkatkan ke Saudi untuk bergabung dengan pasukan koalisi. Saudi, yang merupakan pimpinan koalisi Teluk sejatinya belum akan mengirimkan pasukan darat ke Yaman, negara kaya minyak itu masih fokus pada serangan udara.

Pakistan sendiri adalah negara terbaru yang turut bergabung secara penuh dalam koalisi Teluk untuk menyerang Houthi. Sebelumnya, Mesir, Sudan, Kuwait dan Qatar adalah beberapa negara yang telah terlebih dahulu bergabung secara penuh dalam koalisi tersebut.


Credit  SINDOnews

Tentara Pakistan gempur Taliban



Tentara Pakistan gempur Taliban
Pemimpin Taliban Pakistan, Maulana Fazlullah yang juga sering disebut Mullah Radio, disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggungjawan atas pembantaian ratusan anak sekolah di Peshawar dan pernah memerintahkan pembunuhan remaja putri peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai (Reuters)
 
Islamabad (CB) -  Tentara Pakistan, yang didukung oleh jet tempur dan helikopter bermeriam, memerangi anggota Taliban di Wilayah Suku Khyber untuk menutup salah satu jalur utama gerakan lintas perbatasan gerilyawan.

Militer menyatakan serangan udara tersebut dalam beberapa hari belakangan telah menewaskan lebih dari 200 petempur Therik-e-Taliban Pakistan (TTP) dan kelompok "Lashkar-e-Islam" di wilayah pegunungan terjal di Lembah Tirah, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Para pejabat keamanan menduga banyak gerilyawan, yang telah melarikan diri dari wilayah suku lain setelah serangan militer, telah berlindung di Lembah Tirah, yang tak bisa didatangi sebab tak ada jalan ke sana, demikian laporan Xinhua, di Jakarta, Senin.

Pasukan Pakistan tak berada di daratan lembah itu, tapi telah membuat kemajuan setelah serangan udara baru-baru ini, yang menewaskan banyak gerilyawan.

Pasukan keamanan meningkatkan serangan sebab TTP telah menggunakan lembah tersebut sebagai tempat persembunyian utama dan merencanakan serangan setelah gerilyawan itu kehilangan pangkalan mereka di Wilayah Suku Waziristan Utara.

Taliban telah merencanakan serangan mematikan terhadap satu sekolah yang dikelola militer di Peshawar.

Taliban dan kelompok lain bersenjata yang anti-pemerintah memperlihatkan perlawanan terhadap pasukan keamanan dengan memanfaatkan daerah yang sebelumnya mereka kuasai.

Menguasai Lembah Tirah penting buat Taliban sebab mereka dapat bersembunyi dan memanfaatkan lembah itu untuk menyeberangi perbatasan ke dalam wilayah Afghanistan.

Lembah tersebut sama pentingnya buat pasukan keamanan untuk melucuti pangkalan terakhir Taliban dan menghalangi jalur gerakan lintas-perbatasan mereka.

Pasukan Afghanistan juga tak banyak menguasai wilayah terjal yang sulit didatangi di wilayah perbatasannya, kata ahli Afghanistan yang mengenal daerah itu.

Taliban Pakistan, yang sejak dulu menghindari persekutuan dengan kelompok lain, "merangkul Lashkar-e-Islam" sebab mereka memerlukan tempat yang relatif aman untuk berlindung.

Kelompok TTP telah bergabung dengan "Lashkar-e-Islam" untuk menghapuskan kelompok "Ansar-ul-Islam, yang menjadi pesaing utama "Lashkar-e-Islam" di Wilayah Khyber dan dipandang pro-pemerintah.

Setelah serangkaian bentrokan mematikan, TTP dan "Lashkar-e-Islam" berhasil mengusir anggota "Ansar-ul-Islam" dari Lembah Tirah.

Taliban dan "Lashkar-e-Islam" telah menggunakan daerah tersebut untuk memperluas pengaruh mereka di wilayah suku lain, Orakzai, tempat gerilyawan itu pernah memiliki kehadiran yang kuat. Mereka juga menggunakan lembah tersebut untuk mengirim gerilyawan ke Peshawat.

Namun mereka tak berhasil akibat serangkaian operasi di beberapa bagian lain Wilayah Khyber, termasuk Kota Kecil Barat, yang pernah terkenal karena barang selundupan. Bara adalah salah satu tempat masuk ke Wilayah Khyber dari Peshawar.


Credit  ANTARA News

16 orang tewas dalam bentrokan di Filipina Selatan


16 orang tewas dalam bentrokan di Filipina Selatan
ilustrasi - suatu pemberontak di Filipina (REUTERS/Pat Roque)
 
 
Manila (CB) - Sebanyak 12 gerilyawan Kemerdekaan Islam Bangsamoro (BIFF) dan empat prajurit Angkatan Darat Filipina tewas dalam serangkaian baku-tembak yang berkecamuk di Filipina Selatan pada Ahad (29/3), kata militer pada Senin.

Baku-tembak mulanya meletus antara personel pasukan elit Angkatan Darat Filipina, Scout Ranger Company Ke-6, yang dipimpin oleh Kapten Blas Alsiyao dan pemimpin lokal BIFF, Komandan Bungos, di Desa Malangog, Kota Kecil Datu Unsay, sekitar pukul 09.30 waktu setempat.

Pasukan elit Scout Rangers "menguasai posisi musuh" setelah baku-tembak sengit sekitar satu jam, sehingga petempur BIFF dipaksa mundur, demikian laporan Xinhua.

Baku-tembak lain antara anggota Batalion Infantri Ke-34, Divisi Infantri Ke-8 dan sekelompok anggota BIFF yang dipimpin oleh orang yang bernama Komandan Bisaya di Desa Pamalian, Kota Kecil Shariff Saydona, pada pukul 09.50 waktu setempat.

Sekitar pukul 13.00, satu ambulans yang membawa prajurit yang cedera diserang oleh gerilyawan.

BIFF adalah sayap bersenjata dari Gerakan Kemerdekaan Islam Bangsamoro, yang memisahkan diri dari Front Pembebasan Islam Moro akibat perbedaan pendapat mengenai proses perundingan perdamaian dengan Pemerintah Filipina.

Credit  ANTARA News

Koalisi pimpinan Arab Saudi rebut pelabuhan Yaman


Koalisi pimpinan Arab Saudi rebut pelabuhan Yaman
Ilustrasi. Sebuah gudang senjata meledak di kompleks militer Jabal Hadeed di kota pelabuhan Aden, Yaman selatan, Sabtu (28/3). Serangkaian ledakan mengguncang gudang senjata terbesar di Aden Sabtu kemarin, menyemburkan api dan asap ke langit di atas kota tersebut, kata saksi mata. Seorang koresponden Reuters melihat api dan ledakan di kompleks Jabal Hadeed, yang dekat dengan daerah perumahan dan gedung komersial. Tidak ada keterangan mengenai jumlah korban. (REUTERS/Nabeel Quaiti)
 
 
Riyadh (CB) - Arab Saudi pada Senin (30/3) mengumumkan koalisi pimpinannya sepenuhnya menguasai pelabuhan di Yaman, dalam Operasi Badai Penentu melawan petempur Al-Houthi, demikian laporan Al-Arabiya.

Birgadir Ahmed Al-Asiri, Juru Bicara Operasi itu, mengatakan dalam taklimat harian koalisi pimpinan Arab Saudi --yang diikuti oleh 10 negara-- melancarkan operasi laut. Koaliai tersebut menguasai pelabuhan di Yaman, dan semua kapal yang datang dan pergi dari semua pelabuhan itu diperiksa, lapor Xinhua.

Ia juga mengatakan petempur melancarkan serangan rudal balistik tapi gagal mengenai satu pusat Arab Saudi di perbatasan, demikian laporan Xinhua. "Milisi Al-Houthi menembakkan rudal di Sanaa tapi rudal tersebut jatuh karena gangguan teknis, dan pasukan koalisi segera menyerbu daerah itu serta menghancurkannya."

Juru bicara tersebut mengatakan sasaran koalisi saat ini ialah menghancurkan semua rudal balistik dan menghentikan petempur Al-Houthi bergerak maju ke arah Aden. Sementara itu kelompok Syiah Yaman tersebut mengumpulkan senjata untuk menyerang pemerintah Yaman dan negara tetangganya.

Arab Saudi dan negara lain anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) melancarkan serangan udara terhadap posisi Al-Houthi di Yaman pada Kamis, 26 Maret, tindakan yang dikutuk oleh Iran tapi didukung oleh Amerika Serikat, Mesir, Jordania dan Marokko.


Credit ANTARA News



Arab Saudi kelak hancurkan rudal balistik Al-Houthi

Kami bekerja sepanjang waktu untuk mencapai sasaran itu dalam waktu sesingkat mungkin
Riyadh (CB) - Arab Saudi pada Minggu (29/3) mengumumkan semua rudal balistik kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, diperkirakan hancur dalam beberapa hari ke depan, demikian laporan media berita Al-Arabiya.

Koalisi pimpinan Arab Saudi yang diikuti oleh sebanyak 10 negara lain terus membidik rudal tersebut guna menghindari korban yang tak diinginkan, kata Juru Bicara Operasi Badai Penentu di Yaman Brigadir Ahmed Al-Asiri dalam taklimat harian.

"Kami bekerja sepanjang waktu untuk mencapai sasaran itu dalam waktu sesingkat mungkin," kata Brigadir Ahmed Al-Asiri, sebagaimana dikutip Xinhua di Jakarta, Senin. Ia menegaskan perbatasan Arab Saudi aman dan jauh dari ancaman.

Mengenai operasi pada Minggu, juru bicara tersebut mengatakan serangan udara ditujukan ke rudal, pasukan pertahanan udara Al-Houthi, gudang amunisi, jalur pasokan, gerakan pasukan dan tempat pertemuan anggota milisi Syiah tersebut di dekat perbatasan Arab Saudi.

Petempur kelompok Al-Houthi memindahkan rudal ke rumah warga sipil, kata Al-Asiri. Ia menyatakan tak ada pertemuan yang aman buat anggota Al-Houthi sebab tempat itu menjadi sasaran serangan gencar di Yaman Utara dan helikopter telah menghancurkan kamp mereka di dekat perbatasan Arab Saudi.

Juru bicara tersebut pada Sabtu (28/3) mengumumkan keberhasilan tahap pertama operasi militer terhadap kelompok Al-Houthi dengan dihancurkannya semua pesawat dan pusat komunikasi milisi itu.

Pada Kamis (26/3), serangan udara pimpinan Arab Saudi dilancarkan terhadap tempat militer yang digunakan oleh kelompok Al-Houthi, yang telah merebut banyak wilayah di negeri itu termasuk Ibu Kotanya, Sanaa.

Credit  ANTARA News

Menristek: laboratorium PLTN Serpong dibangun 2016


Menristek: laboratorium PLTN Serpong dibangun 2016
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A )
Nuklir sudah menjadi kebutuhan pokok dunia, bukan hanya Indonesia saja. Bangladesh sudah membangun, Vietnam juga sudah
Semarang (CB) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan laboratorium pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Serpong, Banten, akan dibangun pada 2016.

"Di Serpong (laboratorium PLTN, red.) ini sudah DED (detail engineering design), uji tapak sudah, visibilitas juga sudah. Pada 2016 mendatang, sudah mulai pembangunan," katanya di Semarang, Senin.

Hal tersebut diungkapkan Guru Besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu seusai menghadiri peringatan Dies Natalis Ke-50 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Auditorium kampus tersebut.

Menurut Nasir, pembangunan laboratorium PLTN di Serpong itu untuk memberikan pemahaman dan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya tenaga nuklir sebagai energi alternatif yang aman dan efisien.

"Kami ingin berinovasi melalui laboratorium PLTN untuk memberikan edukasi pada masyarakat. Ini sudah masuk anggaran. Harapannya, bisa memberikan pemahaman bahwa nuklir itu aman dan efisien," tukasnya.

Ditanya jika ada penolakan pembangunan laboratorium PLTN itu dari masyarakat, ia mengaku siap menjelaskan kepada masyarakat bahwa nuklir sudah menjadi kebutuhan pokok negara-negara di dunia.

"Nuklir sudah menjadi kebutuhan pokok dunia, bukan hanya Indonesia saja. Bangladesh sudah membangun, Vietnam juga sudah. Kalau kita tidak cepat, Indonesia akan jadi negara terbelakang," katanya.

Ia menjelaskan nuklir bisa menjadi sumber energi alternatif bagi masyarakat yang aman dan efisien, apalagi di tengah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai energi yang bersumber dari fosil.

Nasir mengatakan akan berkoordinasi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mengecek ulang lokasi di Bangka Belitung dan Jepara.

"Kami akan berkoordinasi dengan Menteri ESDM dan Bappenas untuk mengecek di Babel dan Jepara. Yang di Jepara, kami akan berkoordinasi dengan gubernur untuk sosialisasi pada masyarakat," pungkas Nasir.



Credit  ANTARA News

Intelijen AS Khawatir Misil Korut Bisa Mencapai Amerika


 
AP Direktur Intelijen Nasional Amerika, James Clapper memberikan kesaksian di depan Komisi Senat AS

SEOUL, CB - Dalam kesaksian tertulis kepada Kongres, Direktur Intelijen Nasional Amerika James Clapper pekan lalu mengatakan bahwa Korea Utara (Korut) telah mengambil langkah-langkah untuk menggelar rudal balistik antarbenua (ICBM) yang disebut KN-08, yang mampu mencapai Amerika Serikat.

Pada waktu hampir bersamaan, Deputi Direktur Urusan Politik-Militer wilayah Asia di Departemen Pertahanan Amerika, David Stilwell, mengatakan, ancaman rudal Korea Utara itu telah menciptakan suatu kebutuhan bagi sistem rudal antibalistik Angkatan Darat Amerika (THAAD) di Semenanjung Korea.

Meskipun ancaman misil balistik jarak jauh Korea Utara yang kian besar dan kebutuhan sistem pertahanan misil Korea Selatan mungkin merupakan kekhawatiran keamanan Amerika yang tumpang tindih, keduanya merupakan isu yang terpisah bagi Seoul.

Shin In-kyun, seorang analis keamanan di Korea Defense Network mengatakan, yang dikhawatirkan Korea Selatan adalah ancaman rudal jarak dekat, bukan ICBM.

Menurut Shin, ICBM tidak dapat menyerang Korea Selatan mengingat jarak tembak maksimalnya. Jadi menurutnya, komentar-komentar Clapper mengenai ICBM dilontarkan sebagai peringatan preventif atau kekhawatiran mengenai kemungkinan pemotongan anggaran pertahanan, bukannya penggelaran THAAD di Korea Selatan.

Sistem pertahanan misil tersebut, yang diperlengkapi dengan kemampuan radar untuk melacak benda-benda sejauh 1.900 kilometer, dirancang untuk mencegat misil balistik pada tingkat ketinggian yang tinggi.

China dan Rusia menentang penggelarannya di Korea karena THAAD kemungkinan dapat digunakan untuk mencegat misil-misil mereka dan akan meningkatkan kemampuan militer Amerika di kawasan tersebut.

Para pejabat di Seoul sejauh ini menghindar untuk mengambil sikap tegas mengenai THAAD. Sewaktu ditanya, mereka mengulangi pernyataan mengenai tiga belum. Belum ada permintaan resmi dari Washington. Belum ada konsultasi mengenai hal ini yang telah dilakukan. Dan belum ada keputusan yang telah diambil mengenai apakah akan menempatkan THAAD di Semenanjung Korea.

Sementara mengenai ancaman misil jarak jauh Korea Utara, Pyongyang belum melakukan uji penembakan KN-08, suatu langkah yang dianggap esensial bagi pengembangan dan penggelarannya kelak.

Para analis di US-Korea Institute di Johns Hopkins School of Advanced International Affairs menyatakan, ada citra satelit yang menunjukkan uji mesin roket dan pembangunan sedang berlangsung di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae di Korea Utara yang mendukung penegasan Clapper.

Mereka menyatakan, skenario terburuknya adalah Korea Utara akan menggelar misil ICBM yang dapat berfungsi dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Tetapi, sanksi-sanksi yang masih diberlakukan dan kendala teknis dapat menghambat jadwal pembuatan itu hingga bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.

Shin In-kyun mengatakan Korea Utara harus menyelesaikan sejumlah tes sebelum dapat memasuki tahap pengerahan ICBM.

Shin mengatakan, agar dapat diakui sebagai senjata, suatu rudal harus melewati sedikitnya 10 uji penembakan dan mencatat skor 70 persen, atau berhasil tujuh kali dalam uji tersebut.



Credit  KOMPAS.com

Sanksi untuk Iran Kemungkinan Dikurangi, Harga Minyak Turun

 
SHUTTERSTOCK Ilustrasi


NEW YORK, CB - Harga minyak dunia turun pada Senin (30/3/2015) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Pasar mempertimbangkan pembicaraan mengenai kemungkinan pengurangan sanksi internasional terhadap Iran, salah satu produsen minyak terkemuka dunia.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun 19 sen menjadi ditutup pada 48,68 dollar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei, turun 12 sen menjadi menetap di 56,29 dollar AS per barel di London.

Pertemuan para menteri luar negeri Iran dan kekuatan-kekuatan utama dunia di kota Lausanne, Swiss, berpacu mencapai tenggat waktu Selasa tengah malam untuk kesepakatan kerangka kerja yang diharapkan akan menempatkan bom atom di luar jangkauan Teheran.

Pasar minyak mentah mengurangi kerugian mereka menjelang akhir sesi perdagangan, ketika Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada CNN, pembicaraan akan diperpanjang hingga tengah malam untuk mencoba menyelesaikan beberapa masalah "sulit" yang menghalangi kesepakatan.

Prospek kesepakatan Iran lebih lanjut membebani pasar minyak, yang sudah menghadapi tekanan karena dollar AS menguat dan persediaan minyak bumi membanjir.

"Meskipun kesepakatan pada saat ini tidak akan terduga, kita akan tetap menganggapnya sebagai perkembangan bearish baru, membawa kembali ekspor dan produksi Iran ke pasar jauh lebih dekat," kata Tim Evans, analis di Citi Futures.

Gene McGillian, pialang dan analis di Tradition Energy, memperkirakan minyak akan terus berada di bawah tekanan karena pasokan minyak mentah berlebih.


Credit  KOMPAS.com

Panglima TNI Imbau Santoso Menyerahkan Diri jika Tidak Ingin Mati


 
PUSAT PENERANGAN TNI Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko berbicara di depan 3.000 prajurit TNI TNI AD, TNI AL, dan TNI AU wilayah Yogyakarta di Hanggar Skadron Pendidikan (Skadik) 101 Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Senin (23/6/2014).


PALU, CB - Panglima TNI Jenderal Moeldoko, mengimbau Santoso, gembong teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, untuk menyerah kepada aparat keamanan. TNI tengah menggelar latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dengan kekuatan 3.200 personel di sana.

"Nanti kalau ketemu TNI ada dua risikonya, mati atau dia (Santoso) menyerahkan diri," kata Moeldoko, di Kota Palu, Senin (30/3/2015), sesaat sebelum terbang ke Poso untuk membuka latihan perang gabungan TNI.

Santoso adalah pimpinan kelompok teroris yang diduga kuat melakukan serangkaian kasus kekerasan di Kabupaten Poso dan beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah.

Saat ini terdapat latihan PPRC di Poso dari Divisi II Komando Strategis TNI AD yang diperkuat beberapa unsur dari TNI AL, TNI AU, dan TNI AD.
Moeldoko mengatakan saat ini di Kabupaten Poso terdapat sekelompok sipil kecil dan bersenjata dan tidak boleh dibiarkan. Kelompok dimaksud adalah 20-an orang yang saat ini bersembunyi di hutan dan kerap menebar teror kepada aparat dan masyarakat.

"Kelompok itu jangan sampai dibiarkan. Kalau dibiarkan, kelompok radikal lain bisa merasa nyaman di Poso dan tumbuh besar," ujarnya.

Dia mengatakan jika kelompok pimpinan Santoso itu dibiarkan maka kelompok radikal Negara Islam di Suriah dan Irak (NIIS/ISIS) suatu saat bisa bergabung dengan mereka.

"Saya tegaskan, tidak ada tempat untuk ISIS di Indonesia, termasuk di Poso," kata Jenderal bintang empat ini.

Dia juga kembali menegaskan latihan perang seperti di Poso itu latihan rutin tahunan yang lokasinya bisa di mana saja. "Tapi kalau ketemu Santoso dan tidak mau menyerah, ya saya tembak," katanya, menegaskan



Credit  KOMPAS.com


Evakuasi WNI di Yaman, RI Kirim Pesawat TNI AU


Evakuasi WNI di Yaman, RI Kirim Pesawat TNI AU  
Terdapat total 4.159 orang WNI di Yaman yang akan dievakuasi jika situasi memungkinkan. (Ilustrasi/Antara Foto/Widodo S)
 
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, pemerintah berencana mengirimkan pesawat-pesawat TNI Angkatan Udara (AU) untuk mengevakuasi WNI yang berada di Yaman, menyusul ditetapkannya situasi yang semakin tidak kondusif di negara itu.

Retno menuturkan, sejauh ini sudah ada 148 WNI yang dievakuasi. Namun, karena perubahan situasi yang drastis, maka pihaknya memutuskan untuk mengaktifkan kembali proses evakuasi secara cepat.

"Dalam waktu satu dan dua hari ada deployment dari Jakarta untuk membantu persiapan evakuasi," ujar Retno di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Selain itu, Retno juga meminta para diplomat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berkedudukan di Muscat, Oman, untuk menyebar ke Salalah, yang merupakan kota perbatasan antara Oman dan Yaman. Adapun diplomat yang berada di Jeddah, Arab Saudi, diminta untuk merapat ke Jizan, kota perbatasan antara Yaman dan Arab Saudi.


"Jadi rencana beberapa evakuasi sudah kita mempersiapkan semuanya. Kita rencana akan memakai pesawat TNI AU untuk menjemput para WNI kita yang akan dievakuasi, tapi utamanya pesawat itu yang akan mengeluarkan WNI keluar Yaman, setelah itu baru kita pulangkan ke Indonesia," kata dia.

Rencana evakuasi ini, tutur Retno, telah dipikirkan secara matang karena harus melibatkan banyak kementerian dan lembaga, termasuk dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk mengurus pendistribusian pesawat.

Hal ini pun dibenarkan oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno. "TNI AU sudah menyiapkan untuk membantu WNI yang akan keluar dari Yaman, yang mau keluar lho, karena ada beberapa juga yang masih nyaman dan ada yang melindungi mereka. Yang penting keluar dulu dari Yaman ke negara sebelah. Dari sana baru dikembalikan ke Indonesia," kata dia.

Permintaan Flight Clearance

Menteri Retno mengaku telah berkomunikasi dengan ketiga negara, Yaman, Oman, dan Arab Saudi untuk meminta flight clearance. Hal ini, menurut dia, agar dapat menjamin keamanan bagi WNI.

"Khusus untuk Saudi, kita juga sudah memberikan koordinat-koordinat di mana properti Indonesia ada, sehingga bisa terhindar dari serangan udara. Kita juga memberikan informasi mengenai konsentrasi warga negara kita," ujar dia.

Menurut Retno, WNI di Yaman terkonsentrasi di wilayah timur. "80 persen warga negara kita ada di Hadramaut, sementara di sebelah barat situasi lebih dinamis," kata dia.

Retno tidak menyangkal bahwa memang belum seluruh WNI dapat dievakuasi, karena dari komunikasi yang dilakukannya dengan ketiga negara tersebut diperoleh informasi bahwa ada beberapa tempat yang belum perlu dievakuasi mengingat situasi di sana yang masih tenang, terutama di sebelah timur.

"Tapi kita buka terus, karena KBRI kita tidak terlalu besar. Semua personel kita ada enam diplomat dan sembilan staf lokal. Kita sudah bikin tim deployment dari Indonesia untuk membantu, terutama kita mengerahkan diplomat-diplomat muda yang pernah penempatan di sana dan berbahasa Arab," ujar dia.

Retno menyimpulkan, "jadi semua personel yang akan kita deploy sudah kita persiapkan, sehingga pada saat deployment sudah tidak tanya kanan kiri, sudah tahu medan, sudah biasa dengan kondisi yang sangat dinamis dan juga bisa menguasai bahasa."

Sejauh ini Retno mengatakan bahwa sudah 148 WNI yang dievakuasi dari Yaman.

Terdapat total 4.159 orang WNI yang berada di Yaman. Jumlah itu terdiri dari 2.626 orang mahasiswa, 1.488 orang tenaga kerja profesional di perusahaan minyak dan gas, dan 45 orang staf KBRI beserta keluarganya.


Credit  CNN Indonesia


Delapan WNI Sudah Dibebaskan di Yaman


Delapan WNI Sudah Dibebaskan di Yaman  
Diperkirakan ada sekitar 21 WNI yang ditahan, diduga oleh kelompok pemberontak Houthi, di Yaman. (Ilustrasi/Reuters/Anees Manousr) 
 
 
Jakarta, CB -- Delapan dari puluhan warga negara Indonesia yang dikabarkan ditahan oleh pemberontak Houthi di Yaman dibebaskan dan akan ditampung di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Sanaa.

"Dari 21 WNI yang ditangkap, lima yang berada di penjara di Shumayla sudah dibebaskan," ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (30/3).

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, lantas menjabarkan ihwal jumlah WNI yang ditangkap.

"Awalnya 23, lalu 2 sudah dibebaskan. Hari ini sudah lima dibebaskan. Saya baru dapat kabar lagi ada satu yang dibebaskan ini. Jadi, total hari ini enam. Total keseluruhan delapan," ucap Iqbal.

Menurut Retno, pemerintah dapat mendeteksi keberadaan WNI tersebut dengan mendatangi penjara satu demi satu.

"Pihak KBRI memang mengunjungi penjara satu persatu mencari WNI. Semua yang dibebaskan sekarang sedang dalam perjalanan ke KBRI," tutur Retno.

Dari informasi yang dihimpun oleh KBRI, kedelapan WNI tersebut ditahan karena masalah keimigrasian. Namun, menurut salah satu mahasiswa di Yaman, Muhammad Kholil, ada juga WNI yang sudah memiliki izin tetap ditahan.

Kholil menyebut bahwa para mahasiswa tersebut ditangkap oleh Kelompok Syiah Houthi karena perbedaan ideologi.

"Alasan yang paling dekat adalah ini penculikan atas dasar ideologi. Karena mereka Sunni, maka harus segera ditangkap. Saya tidak menafikan peperangan di Yaman ada unsur politiknya, tapi unsur ideologi sangatlah terlihat," kata Kholil.

Menanggapi pernyataan tersebut, pihak Kemlu belum bisa memastikan apa penyebab ditangkapnya WNI lain. "Yang jelas yang selama ini sudah dibebaskan itu ditangkap karena masalah keimigrasian. Mereka overstayer. Kalau informasi dari mahasiswa itu kami belum dengar. Kami dapat semua informasi dari pihak otoritas," ungkap Juru Bicara Kemlu, Arrmanatha Christiawan Nasir.

Menjelaskan lebih lanjut, Iqbal menekankan bahwa semua WNI ditahan di penjara yang dikuasai oleh pemerintah legal.

"Semua WNI itu ada di penjara. Sampai saat ini, semua penjara masih di bawah kekuasaan pemerintah Hadi (Presiden Yaman). Jadi, kita belum bisa memastikan mereka ditangkap oleh Houthi atau bukan," ujar Iqbal.

Hingga saat ini, Kemlu akan terus melakukan upaya pembebasan WNI yang ditahan. Kendati demikian, masih banyak kendala dalam melakukan upaya tersebut.

"Harus dibayangkan, suasana di sana itu mencekam. Ada banyak kelompok yang berseteru. Untuk bergerak dari satu penjara ke penjara lain itu juga sulit. Kami akan terus berusaha," tutur Iqbal.

Yaman semakin berkobar saat koalisi serangan udara di bawah komando Arab Saudi melancarkan serangan guna memukul mundur pemberontak Syiah Houthi yang mulai menguasai Aden, benteng terakhir Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Saudi memulai serangan para Rabu (25/3) malam dan Hadi telah angkat kaki dari negaranya pada Kamis. Ia kini berada di Riyadh.



Credit  CNN Indonesia


 

Sudah 148 WNI Dievakuasi dari Yaman


Sudah 148 WNI Dievakuasi dari Yaman 
 Terdapat total 4.159 orang WNI di Yaman yang akan dievakuasi jika situasi memungkinkan. (CNNIndonesia/Resty Armenia)
 
Jakarta, CB -- Kondisi peperangan di Yaman memaksa pemerintah melakukan operasi evakuasi warga negara Indonesia di negara tersebut. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, sejauh ini sudah 148 WNI yang dievakuasi dari Yaman.

"Sudah sejak 1 Maret sudah dilakukan evakuasi secara bertahap. Sampai sejauh ini sudah ada 148 WNI kami yang dievakuasi," ujar Retno di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (30/3).

Retno memaparkan, terdapat total 4.159 orang WNI yang berada di Yaman. Jumlah itu terdiri dari 2.626 orang mahasiswa, 1.488 orang tenaga kerja profesional di perusahaan minyak dan gas, dan 45 orang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) beserta keluarganya.


Evakuasi dilakukan di daerah-daerah yang rawan konflik. Sementara, lanjut Retno, beberapa wilayah yang tenang belum diperlukan evakuasi, seperti di daerah timur Yaman.

Kemlu sendiri akan mengirimkan diplomat-diplomat muda yang pernah ditempatkan di Yaman serta mampu berbahasa Arab untuk membantu proses evakuasi. Persiapan penurunan staf tambahan ke Yaman juga sudah dilakukan.

"Jadi semua personel yang akan kita turunkan sudah kita persiapkan semua, jadi saat deployment sudah tidak bertanya lagi karena sudah tahu medan dan biasa dengan kondisi yang sangat dinamis serta menguasai bahasa," ujar Retno.

Retno melanjutkan, pihak KBRI di Sanaa juga masih terus berupaya untuk membebaskan 21 WNI yang ditahan pihak pemberontak Houthi. Informasi awal, kata dia, adalah karena masalah keimigrasian.

"Kami sudah coba dapat akses masuk untuk menanyakan detail, sampai sekarang belum dapat informasi. Tapi kita akan terus lakukan komunikasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan informasi yang jelas, kondisi dan dimana mereka berada," jelas Retno.
 Credit  CNN Indonesia

Satu Tewas, Satu Terluka dalam Penembakan di Kantor NSA


Satu Tewas, Satu Terluka dalam Penembakan di Kantor NSA 
 Ilustrasi National Security Agency. (Reuters/Dado Ruvic)
 
Washington DC, CB -- Satu orang tewas dan seorang lainnya terluka parah saat sebuah kendaraan mencoba menerobos masuk di pintu utama kantor pusat National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland, Senin (30/3) siang waktu setempat.

Dikutip dari CNN, menurut sumber otoritas hukum yang bersangkutan berdasarkan laporan NBC News dua kendaraan hancur diluar instalasi pintu masuk NSA atau sekitar 32 kilometer dari Washington, dan petugas medis langsung membawa orang yang terluka ke ambulans dan disinyalir berhubungan dengan kejadian di penerobosan gerbang NSA.


Juru bicara NSA belum mengeluarkan komentar atas kejadian ini. Pejabat kepolisian Maryland enggan berkomentar dan menyerahkan sepenuhnya kepada otoritas agen mata-mata Amerika Serikat itu.

Dalam potongan gambar di NBC Television memperlihatkan batasan garis polisi yang cukup luas di antara dua kendaraan yang rusak.

The Washington Post mengatakan, polisi di Fort Meade membenarkan kejadian itu termasuk laporan markas Militer Amerika di Anne Arundel County telah mengkonfirmasi bahwa insiden itu terjadi di instalasi NSA namun tidak memberikan laporan lebih detail.

Dalam sebuah akun Twitter otoritas polisi setempat merujuk pertanyaan kepada NSA dan Fort Maede, bahwa mereka "tidak dilibatkan dalam kejadian ini."


Credit  CNN Indonesia




Insiden Kedua yang Melibatkan NSA


Insiden Kedua yang Melibatkan NSA Hong Young, 35, diduga bertanggung jawab atas penembakan ke arah kantor NSA dan serangkaian penembakan di empat tempat lain di Maryland, Maret, 9, 2015. (Reuters/Anne Arundel County Police Department)
 
 
Washington DC, CB -- Kejadian penerobosan di pintu gerbang National Security Agency (NSA) di Fort Meade, Maryland yang mengakibatkan satu orang tewas pada Senin (30/3) pagi waktu setempat menjadi insiden kedua bulan Meret 2015 yang melibatkan Departemen Keamanan Amerika Serikat ini.

Seorang mantan petugas lembaga pemasyarakatan Hong Young (35) ditahan dengan tuduhan serangkaian penembakan di Maryland, termasuk salah satunya di Fort Meade. Tembakan mengenai gedung yang dekat dengan kantor NSA, dari laporan polisi.


Petugas menghentikan Young, di Beltsville, Maryland dengan mengenali kendaraan yang ia kendarai sesuai dengan deskripsi petugas yang melihat mobil itu melintas saat melakukan penembakan. Senjata yang digunakan pun sesuai dengan barang bukti yang ditemukan dilapangan.

Polisi saat itu mengeluarkan pernyataan tidak ada kaitannya antara Young dengan terorisme, dan tidak ada motif yang mendasarinya. Tidak ada yang terbunuh dalam lima tembakan yang dilepaskan Young.

Untuk diketahui, wilayah utama NSA di Fort Meade adalah markas bagi 95 unit dari semua cabang pasukan bersenjata dan kantor yang melaporkan kegiatan ke Departemen Pertahanan, termasuk U.S. Army, yang mengoperasikan markas.

11 ribu pegawai militer dan 29 ribu pegawai sipil bekerja disana untuk mendukung kegiatan pasukan militer. Enam ribu diantaranya adalah penduduk yang tinggal di wilayah sekitar markas NSA yang mulai dioperasikan sejak 1917 sebagai garnisun untuk Perang Dunia I.
 
 
 Credit  CNN Indonesia

Senin, 30 Maret 2015

Siap Konfrontasi dengan Rusia, 30 Jet Tempur Inggris Bermanuver


Siap Konfrontasi dengan Rusia 30 Jet Tempur Inggris Bermanuver
Inggris pamer kekuatan sebagai bukti mereka siap konfrontasi dengan Rusia. | (Reuters)
 
 
LONDON  (CB) - Lebih dari 30 pesawat jet tempur Angkatan Udara Inggris bermanuver dalam latihan militer besar-besaran. Sumber-sumber militer Inggris mengkonfirmasi, bahwa latihan militer besar-besaran itu untuk menegaskan bahwa Inggris siap konfrontasi dengan Rusia.

”Rusia telah pasti digambarkan sebagai latar belakang dari latihan ini,” kata seorang pejabat di korps Angkatan Udara Inggis kepada The Sunday Express. Media itu mengutip sumber lain di jajaran militer Inggris, bahwa latihan militer puluhan pesawat jet tempur itu untuk menunjukkan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa Inggris siap konfrontasi dengan Rusia.

Dalam latihan itu, pesawat-pesawat jet Tornado melakukan serangan dari Norwegia. Kemudian dicegat tim pesawat jet tempur Typhoon dari beberapa lokasi di Timur Laut Inggris dan Skotlandia.

”Karena komitmen kami untuk terus beroperasi di luar negeri, ini adalah pertama kalinya kami telah memiliki spektrum penuh terkait kemampuan kami,” kata seorang komandan militer Inggris, Andy Coe, seperti dilansir Russia Today, Senin (30/3/2015).

Manuver besar-besaran pesawat jet tempur Inggris ini digelar setelah Rusia bekali-kali mengerahkan pesawat pembom Rusia, Tu-95 di dekat wilayah udara lepas pantai Cornwall. Rusia mengklaim operasi pesawat pembom mereka tidak pernah masuk ke langit Inggris. Rusia juga membela diri, bahwa operasi pesawat pembom mereka berada di wilayah udara internasional.

Menteri Luar Negeri Philip Hammond telah menganggap Rusia bertindak kurang ajar. ”Pesatnya laju Rusia dalam usaha untuk memodernisasi kekuatannya, dan dikombinasikan dengan sikap militer Rusia yang semakin agresif, telah memicu perhatian yang signifikan,” ujarnya beberapa waktu lalu. ”Rusia memiliki potensi untuk menimbulkan ancaman terbesar bagi keamanan kami.”


Credit  SINDOnews