Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SEJARAH. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 November 2017

Seabad Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Yahudi di Palestina


Seabad Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Yahudi di Palestina
Arthur Balfour, tokoh Inggris yang menandatangani deklarasi dukungan pendudukan Yahudi di Palestina. (AFP Photo/GPO/Handout)


Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri Boris Johnson membanggakan peran Inggris dalam mendukung terbentuknya Israel dengan mendukung pendirian rumah bagi orang-orang Yahudi di Palestina pada 1971 silam.

Dukungan Inggris tersebut tertuang dalam sebuah pernyataan publik pada satu abad silam, tepatnya November 1917, yang ditandatangani oleh menlu saat itu, Arthur Balfour, dan kini dikenal dengan Deklarasi Balfour.

"Saya bangga dengan Inggris yang ikut berperan dalam menciptakan negara Israel. Dokumen tersebut penting dan sangat diperlukan untuk menciptakan sebuah negara besar," tutur Johnson dalam artikel yang ia tulis di Telegraph, sebagaimana dikutip AFP, Senin (30/10).


Deklarasi Balfour disepakati saat perang Dunia I (1914-1918) berlangsung. Perjanjian itu merupakan bagian dari kerangka mandat pemerintah Inggris untuk Palestina yang baru direbut Kekaisaran Ottoman.


Mandat tersebut mewajibkan negara yang kalah dalam perang--Jerman, Austria-Hungaria, dan Kekaisaran Ottoman--memberikan seluruh kekuasaan wilayahnya kepada para pemenang, yakni Inggris dan sejumlah negara sekutu lainnya, seperti Perancis dan Italia.

Sejak mandat berlaku, Inggris mulai memfasilitasi perpindahan kaum Yahudi Eropa ke Palestina. Antara tahun 1922-1935, sebagaimana dilansir Al Jazeera, populasi Yahudi meningkat sembilan persen menjadi hampir 27 persen dari total populasi di Palestina.

Sejak itu, pendudukan Israel di wilayah itu pun terus meluas hingga hanya menyisakan Tepi Barat dan Jalur Gaza bagi warga Palestina.

Seabad Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Yahudi di Palestina
Dukungan Inggris tersebut tertuang dalam sebuah pernyataan publik pada satu abad silam, tepatnya November 1917, yang ditandatangani oleh menlu saat itu, Arthur Balfour, dab kini dikenal dengan Deklarasi Balfour. (AFP Photo/GPO/Handout)
Perjanjian kontroversial itu pun menjadi titik awal terbentuknya Israel hingga memicu konflik berkepanjangan di Timur Tengah sejak 1967, terutama antara Tel Aviv dan Palestina dalam Perang Enam Hari.

Meski begitu, dalam deklarasi tersebut, Inggris menekankan untuk tidak "mengurangi hak sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina."

Selain Inggris, Amerika Serikat secara tidak langsung turut mendukung terbentuknya Israel. Dalam sebuah pertemuan Kabinet Perang di London pada September 1917, para menteri Inggris memutuskan, pandangan Presiden AS saat itu, Woodrow Wilson, "juga harus terakomodasi sebelum deklarasi dikeluarkan."

Penolakan Rakyat Palestina

Pada 1919, Presiden Wilson membentuk sebuah komisi yang dikenal sebagai King-Crane untuk meninjau opini publik terkait sistem mandat hasil PD I di Suriah dan Palestina.

Survei tersebut menunjukkan mayoritas rakyat Palestina menentang keras deklarasi itu dan gerakan zionisme di negara mereka. Komisi itu pun menganjurkan sejumlah modifikasi dalam mandat tersebut.

Seorang tokoh politik nasionalis Palestina, Awni Abd al-Hadi, pun mengecam Perjanjian Balfour itu dalam memoarnya. Ia mengatakan, deklarasi tersebut dibuat oleh orang asing dan tidak pernah diakui oleh Palestina.

Pada 1920, Kongres Palestina Ketiga di Haifa juga mencela rencana Inggris mengukuhkan wilayah bagi orang Yahudi tersebut dan menganggap Deklarasi Balfour melanggar hukum internasional atas hak-hak penduduk asli di negara itu.

Seabad Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Yahudi di Palestina
Balforu dan presiden pertama Israel, Chaim Weizmann, berkunjung ke Tel Aviv pada 1925. (AFP Photo/GPO/Handout)
Pendudukan Israel yang terus meluas di Palestina selama puluhan tahun terakhir meningkatkan ketegangan antara warga kedua negara. Kekerasan hingga bentrokan pun tak jarang terjadi di perbatasan kedua wilayah.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun sempat menjatuhkan sanksi atas Israel karena berkeras memperluas dan mempercepat pembangunan permukiman di wilayah tersebut.

Kini, Menlu Inggris, Boris Johnson, juga menekankan bahwa negaranya tetap berkomitmen mendukung solusi dua negara atau two state solution dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.

"Saya tidak ragu bahwa satu-satunya solusi tepat untuk konflik tersebut adalah visi mengenai dua negara untuk dua bangsa seperti yang pertama kali disepakati oleh Menlu Inggris Lord Peel pada 1937 lalu dalam laporan Komisi Kerajaan terkait Palestina," kata Johnson.

"Satu abad ke depan, Inggris akan memberikan dukungan apapun yang bisa kita lakukan untuk menutup konflik dan menyelesaikan urusan yang belum selesai dari deklarasi [Balfour] tersebut."





Credit  cnnindonesia.com





Kamis, 19 Oktober 2017

Dokumen Rahasia AS Ungkap Upaya Penggulingan Sukarno dan PKI


Dokumen Rahasia AS Ungkap Upaya Penggulingan Sukarno dan PKI 
Presiden Soekarno dan periwara tinggi AD Soeharto saat berbincang, pada 1966. Kedua pihak disebut terlibat perseteruan kekuasaan melalui perstiwa 1965. (Foto: AFP PHOTO / PANASIA)


Jakarta, CB -- Pemerintah Amerika Serikat disebut mengetahui rangkaian upaya Angkatan Darat (AD) untuk menghancurkan Partai Komunis negara (PKI) dan menggulingkan Sukarno mulai tahun 1965. Pengungkapan itu didasarkan oleh rangkaian kawat diplomatik kedutaan Besar AS di Jakarta.

Sebanyak 39 dokumen dengan total 30 ribu halaman tentang AD dan PKI itu dipublikasikan oleh lembaga non-profit National Security Archive (NSA), lembaga National Declassification Center (NDC), dan lembaga negara National Archives and Records Administration (NARA), dalam situs nsarchive.gwu.edu, 17 Oktober.




Rangkaian dokumen yang berbentuk catatan harian dari tahun 1964-1968 itu menyebutkan, di antaranya, tentang upaya AD untuk menyingkirkan Sukarno dan menghancurkan gerakan kiri di Indonesia, eskekusi terhadap pemimpin PKI, serta keterlibatan pejabat Amerika dalam mendukung upaya AD itu.

Disebutkan, upaya penjatuhan Sukarno itu tak lepas dari pendekatan AD kepada sejumlah kedutaan besar negara-negara Barat. Hal itu dilakukan untuk melihat kemungkinan kesuksesan gerakan tersebut.

"Menurut pejabat di Kedutaan Besar Jerman, AD Indonesia saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menjatuhkan Sukarno," seperti tertulis dalam dokumen telegram Kedubes AS di Jakarta kepada Menteri Luar Negeri, tanggal 12 Oktober 1965.


Dokumen Rahasia AS Ungkap Upaya Penggulingan Sukarno
Telegram dari Kedutaan AS di Jakarta pada 12 Oktober 1965. (Screenshot via nsarchive2.gwu.edu)


Kepada Kedubes Jerman, seorang utusan AD menyatakan, itu belum menjadi sebuah keputusan. Jika sudah, hal tersebut akan dilakukan dengan "gerakan yang tiba-tiba, tanpa peringatan, dan Sukarno akan digantikan oleh kombinasi junta milter dan sipil."

Utusan tersebut juga mengindikasikan bahwa AD berharap simpati dan bantuan ekonomi dari negara-negara Barat jika mereka menggulingkan Sukarno. Bentuknya, "makanan dan persediaan-persediaan yang memungkinkan lainnya, ketimbang bantuan keuangan."

Dokumen yang sama menyebut, Sukarno pernah memaki AD karena disodori dokumen yang memperlihatkan keterlibatan PKI dalam peristiwa 30 September. Dokumen itu sendiri enggan dibaca olehnya. "Para jenderal AD pergi dengan rasa frustasi mendalam."

Laporan terpisah dari Kedubes Australia menyebutkan, pendekatan itu dilakukan oleh perwira AD Nasution.



Dokumen Rahasia AS Ungkap Upaya Penggulingan Sukarno
Nama Adnan A. Bujung Nasution yang disebut dalam dokumen tanggal 23 Oktober 1965 (Screenshot via nsarchive2.gwu.edu)
Gerakan untuk menggalang dukungan untuk menjatuhkan Sukarno ini juga dilakukan mantan Menetri Keuangan Sjarifuddin Prawiranegara kepada mantan pejabat USAID Edwin L. Fox. Sjarifuddin mulanya mengapresiasi upaya Amerika untuk menyingkirkan komunisme di Vietnam dan memberikan demokrasi.


"Begitu pula Indonesia. Jika rakyat bebas untuk memilih, mereka akan memilih sebuah pemerintahan yang lebih demokratis, ketimbang pemerintahan totaliter saat ini, 'demokrasi terpimpin', yang memerintah negara dengan segala penyalahgunaan, eksperimen dan petualangan yang tidak bertanggungjawab di bawah slogan 'vivere pericoloso' (hidup penuh bahaya)," tulis surat bertanggal 5 Agustus 1965 itu.

Sementara itu, Sutarto, asisten khusus Roeslan Abdulgani, mengatakan, gejolak anti-PKI sudah merebak di Medan dan Makassar, sementara Jawa Tengah sedang berada dalam situasi yang kacau. Aksi-aksi anti-PKI ini digerakan oleh AD dan muslim anti-PKI.

"Dia bagus, orang kuat," kata Sutarto, mengomentari tentang Soeharto, yang ketika itu merupakan perwira AD yang tergabung dalam gerakan tersebut, seperti tercantum dalam dokumen bertanggal 18 Oktober 1965.


Letkol Untung saat tiba di pengadilan militer untuk diadili atas dugaan keterlibatan dalam Gerakan 30 September.
Letkol Untung saat tiba di pengadilan militer untuk diadili atas dugaan keterlibatan dalam Gerakan 30 September. (Foto: AFP PHOTO)

Dalam catatan perbincangan (Memorandum of Conversation) dengan Wakil Sekretaris Kedubes AS Robert G. Rich Jr. yang dilakukan pada 15 dan 19 Oktober 1965, mendiang Adnan Buyung Nasution, saat masih menjabat asisten Jaksa Agung, disebut-sebut memiliki kontak dengan pimpinan AD dan berbicara tentang kelanjutan upaya pemberantasan komunis di jakarta.

"Nasuiton berkata bahwa AD sudah mengeksekusi banyak komunis, namun fakta ini harus benar-benar dijaga," tulis dokumen tersebut.

Kedubes AS pun mengetahui adanya pembantaian anggota PKI oleh "Ansor" di sejumlah wilayah di jawa Timur. Misionaris yang baru kembali dari Kediri, Jawa Timur, pada 21 November 1965, melihat 25 mayat di sungai. Misionaris Mojokerto melaporkan melihat 29 mayat di sungai.

"Dia mendengar pembantaian terbesar terjadi di Tulungagung, dimana 1.500 komunis dibunuh," tulis telegram Kedubes AS tanggal 24 November 1965. Pembantaian terhadap PKI juga berlanjut di perbatasan Surabaya. Korban yang cedera pun menolak untuk kembali ke rumahnya.


Dokumen Rahasia AS Ungkap Upaya Penggulingan Sukarno
(Screenshot via nsarchive2.gwu.edu)
"Dilaporkan juga bahwa pembantaian di Jawa Timur ini berkorelasi dengan Perang Suci: pembunuhan kafir memberi jaminan tiket ke surga dan lebih menjamin jika darah korban diusapkan ke wajah," seperti tertulis dalam dokumen itu juga.




Pengungkapan dokumen lama itu sendiri merupakan respons atas meningkatnya minat masyarakat terhadap dokumen yang tersisa mengenai pembunuhan massal tahun 1965-1966 yang ada di AS.

Dokumen itu juga menyinggung hubungan AS-Indonesia, upaya Inggris dalam pembentukan Malaysia, dan perluasan operasi rahasia AS yang bertujuan memicu bentrokan antara Angkatan Darat dan PKI.

Selama ini, kisah tentang seputar peristiwa 1965 dinilai didominasi oleh narasi tunggal karya Orde Baru. Bahwa, Gerakan 30 September dilakukan oleh PKI demi merebut kekuasaan. Para jenderal AD pun dibunuhi. Dan Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden, tampil sebagai penyelamat.

CNNIndonesia.com menghubungi Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto dan Kadispen TNI AD Brigjen lfret Denny Tuejeh, terkait dengan pemberitaan itu namun keduanya belum merespons.



Credit  cnnindonesia.com


Dokumen Rahasia: AS Tahu Gerakan Anti-PKI 1965


Kader Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kader Partai Komunis Indonesia (PKI).


CB, WASHINGTON -- Ribuan dokumen dari Kedutaan Besar AS di Jakarta pada 1963-1966 dibuka ke publik, Selasa (17/10). Dalam dokumen itu terungkap, AS mengetahui gerakan anti-Komunis di Indonesia.

Seperti dikutip BBC, AS tahu ada pergerakan orang-orang untuk melakukan pembunuhan dalam gejolak politik tersebut.
Sedikitnya 500 ribu orang tewas antara 1965-1966 menyusul gerakan pembersihan yang disebut dokumen melibatkan militer. BBC yang mengutip dokumen juga menyebut keterlibatan milisi Muslim dalam gerakan melawan Komunis.   

Dalam dokumen staf AS menggambarkannya sebagai 'pembantaian' dan pembunuhan 'tanpa pandang bulu'.   Hal itu menunjukkan, AS telah mengerti adanya operasi untuk melakukan pembersihan terhadap Partai Komunis dan kelompok kiri.

Menurut staf Kedutaan Besar AS di Jawa Timur yang tercatat pada 28 Desember 1965, 'korban' dibawa dari permukiman sebelum akhirnya dibunuh. Jasad korban dikubur daripada dibuang ke sungai. Telegram staf AS juga mengatakan, tahanan-tahanan yang ditengarai komunis dilepaskan ke warga sipil untuk dibunuh.

Dokumen lain yang dikompilasi sekretaris pertama Kedutaan AS tercatat pada 17 Desember 1965 juga mencatat detil daftar pemimpin komunis di seluruh Indonesia, apakah mereka dibunuh atau ditangkap.

Pada Desember 1965, kabel konsulat AS di Medan di Sumatra mengatakan, keterlibatan pendakwah Muhammadiyah dalam memprovokasi warga menghakimi tersangka komunis.  Bunyi telegram lain menunjukkan keterlibatan barisan pemuda NU dalam pembunuhan orang-orang yang ternyata bukan anggota Komunis. Pembunuhan lebih dikarenakan oleh persoalan pribadi.  

Tragedi 1965-1966 tak terlepas dari persaingan politik di dunia antara AS dengan Soviet dan Cina.  Seperti dikutip the Guardian, pada 1965 Indonesia memiliki partai komunis terbesar setelah Cina dan Uni Soviet dengan pengikut yang mencapai jutaan orang.

Keluarga korban dari pembantaian 1965-1966 menuntut pemerintah meminta maaf. Namun hal itu memicu kontroversi. Beragam ormas Muslim menolak permintaan itu, mengingat kekejaman yang dilakukan oleh PKI dari mulai pemberontakan 1948.

Brad Simpson, direktur Indonesia and East Timor Documentation adalah pihak yang meminta agar dokumen-dokumen tentang peristiwa 1965-1966 dibuka.  "Dokumen ini menunjukkan bagaimana pejabat AS mengetahui tentang banyaknya orang yang dibunuh," ujarnya. Sikap AS saat itu, adalah diam. 



Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Jumat, 06 Oktober 2017

Sempat 9 Kali Berganti Nama, Inilah Nama Angkatan Bersenjata Indonesia Sebelum Menjadi TNI


Sempat 9 Kali Berganti Nama, Inilah Nama Angkatan Bersenjata Indonesia Sebelum Menjadi TNI
Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H
BERSAMA RAKYAT TNI KUAT - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, meninjau Gladi Bersih Upacara Parade dan Defile Peringatan HUT Ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Provinsi Banten, Selasa (3/10/2017). (PUSPEN TNI/


CB, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) merayakan hari jadinya yang ke-72 pada tanggal 5 Oktober tahun 2017 ini.
TNI sendiri adalah buah dari perlawanan masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman jajahan yang akan dilakukan kembali oleh Belanda.
Sebelum menjadi TNI, nama angkatan bersenjata Indonesia sempat 9 kali berganti nama.

Tahukah Anda nama-nama dan alasan pergantian nama tersebut? Mari simak penjelasan berikut.
Pertama, pemerintah pada awalnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai pertahanan awal pasca proklamasi kemerdekaan.
Dua anggota PPKI yakni Abikoesno Tjokrosoejoso dan Otto Iskandardinata diyakini sebagai pihak yang mengusulkan dibentuknya organisasi tersebut dalam sidang PPKI.
Tepatnya pada tanggal 23 Agustus 1945, BKR dibentuk dan beranggotakan para pemuda Indonesia yang sebelumnya mendapat pendidikan militer sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA), HEIHO, KNIL, dan organisasi tentara lainnya.

Tak berselang lama, melalui Maklumat Pemerintah, BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada tanggal 5 Oktober 1945.
Perubahan kembali terjadi tatkala nama Tentara Keamanan Rakyat dirubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat mulai tanggal 8 Januari 1946.

Tentara Keselamatan Rakyat menjadi nama keempat yang disandang angkatan bersenjata Indonesia.
Namun, untuk memperbaiki susunan organisasi yang sesuai dasar militer internasional, pada 26 Januari 1946 Tentara Keselamatan Rakyat berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Usai kemerdekaan, Indonesia terus berupaya mengembangkan tentara bersenjatanya untuk mempertahankan kemerdekaan akibat banyaknya upaya dari sekutu untuk kembali menjajah.

Untuk mendukung langkah itu, Presiden Sukarno kemudian mendirikan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 3 Juni 1947.
TNI pada masa itu merupakan gabungan dari dua kekuatan bersenjata yakni TRI sebagai tentara reguler dengan organisasi perjuangan rakyat lainnya.
TNI pun menjadi kekuatan baru Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan politik dan militer dari dalam dan luar negeri.
Tantangan dari dalam negeri dihadapi TNI ketika golongan komunis berusaha menempatkan TNI dibawah pengaruh mereka. Hal itu coba dilakukan golongan komunis melalui Biro Perjuangan, dan TNI-masyarakat.
Selain itu, TNI juga menghadapi beberapa pemberontakan dan pergolakan bersenjata di beberapa daerah yang berpotensi mengancam integritas nasional.
Pemberontakan itu terjadi tatkala PKI melakukan pemberontakan di Madiun, serta pemberontakan Darul Islam (DI) di Jawa Barat.
Di saat yang sama, TNI juga mendapatkan tekanan dari luar negeri yakni ketika menghadapi Agresi Militer Belanda.

Sadar akan keterbatasan TNI dalam menghadapi Agresi Militer Belanda yang memiliki persenjataan modern, maka bangsa Indonesia melaksanakan Perang Rakyat Semesta.
Perang Rakyat Semesta adalah gabungan segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional yang dikerahkan serentak untuk menghadapi agresi tersebut.
Dengan demikian, integritas dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dapat dipertahankan oleh kekuatan TNI bersama rakyat.

Kemudian sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), pada akhir tahun 1949 dibentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS).
Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya, dibentuk untuk menandai berdirinya RIS.
Akan tetapi, pembubaran RIS pada tanggal 17 Agustus 1950 serta kembalinya Indonesia pada bentuk Negara kesatuan menimbulkan pergantian pula pada APRIS. APRIS pun berganti nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).
Upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Alasan penyatuan kekuatan Angkatan Bersenjata di bawah satu komando itu adalah dapat tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan peran angkatan bersenjata.
Selain itu diharapkan pula, penyatuan ini akan membuat angkatan bersenjata tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok politik tertentu.
Namun hal tersebut menghadapi tantangan dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI sebagai bagian dari komunisme internasional berupaya menanamkan pengaruhnya ke dalam tatanan kehidupan bangsa Indonesia termasuk ke dalam tubuh ABRI melalui penyusupan dan pembinaan khusus, serta memanfaatkan pengaruh Presiden/Panglima Tertinggi ABRI untuk kepentingan politiknya.
Puncak dari upaya PKI yakni terjadinya kudeta terhadap pemerintah dalam peristiwa G30S/PKI. Hal itu mengakibatkan bangsa Indonesia berada dalam situasi yang sangat kritis.
Dalam kondisi tersebut ABRI berhasil mengatasi situasi kritis dengan menggagalkan kudeta serta menumpas kekuatan pendukungnya bersama-sama dengan masyarakat Indonesia.

Pada tahun 1998, terjadi perubahan situasi politik di Indonesia. Perubahan tersebut ternyata berpengaruh pada keberadaan ABRI di Indonesia.
Tercatat mulai dari tanggal 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi dipisah menjadi dua institusi yang berdiri sendiri-sendiri.
Perubahan itu juga mengembalikan nama ABRI menjadi TNI, yakni perubahan nama terakhir dari angkatan bersenjata Indonesia.
Meski nama TNI baru diberikan pada tanggal 3 Juni 1947, hari lahirnya TNI diperingati setiap 5 Oktober, sama seperti ketika Maklumat Pemerintah mengubah nama BKR menjadi TKR.


Dirgahayu TNI.






Credit  tribunnews.com



Kapten Markadi, Sosok di Balik Pertempuran Laut Pertama Indonesia


Kapten Markadi, Sosok di Balik Pertempuran Laut Pertama Indonesia 

Kolobnel Markadi, pemimpin Pasukan M di Bali. (Dok. Pasukan M)



Jakarta - Tiga bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya 27 Oktober 1945 pasukan Belanda kembali mendarat di Singaraja, Bali dengan mendompleng tentara Sekutu. Terjadi insiden penurunan bendera Merah Putih di Singaraja yang memancing kemarahan pejuang setempat. Walhasil suasana di Kota Singaraja pun memanas.
Namun, gelombang pendaratan tetara Belanda dan Sekutu terus berlangsung hingga 2 Maret 1946. Bahkan pada saat itu jumlah yang mendarat lebih besar yakni 2.000 dan disambut hangat oleh raja-raja Bali. Dalam perkembangannya tentara Belanda dan Sekutu kemudian menduduki sejumlah wilayah di Bali yang ketika itu bersama Kepulauan Nusa Tenggara disebut Sunda Kecil.
Komandan Resimen Sunda Kecil Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai pun kemudian konsultasi ke Markas Besar Umum Tentara Republik Indonesia (TRI) di Yogyakarta. Resimen Sunda Kecil diminta menyiapkan serangan ke Bali.
Awalnya Ngurah Rai hanya meminta dikirimkan senjata untuk penyerangan ke Bali yang sudah diduduki Belanda dan NICA. Namun kemudian, Resimen Sunda Kecil juga meminta kiriman pasukan tambahan.
Maka dikirimlah pasukan yang dipimpin oleh Kapten Markadi. Mabes Umum TKR di Yogyakarta juga memerintahkan pasukan di Banyuwangi membantu misi Resimen Sunda Kecil.

Markadi berjalan paling depan, mengiringi Solihin GP (naik kuda) saat Operasi Permesta, 1958. Markadi berjalan paling depan, mengiringi Solihin GP (naik kuda) saat Operasi Permesta, 1958. Foto: Dok. Pasukan M

Kapten Markadi yang mendapatkan tugas membantu Resimen Sunda Kecil kemudian membentuk pasukan berkekuatan 4 seksi. Komposisinya, tiga seksi pasukan tempur dan satu seksi pasukan khusus yang diberi nama Combat Intelligence Section (CIS). Sesuai nama perwira yang membentuk, maka pasukan yang dibentuk Kapten Markadi diberi nama "Pasukan M".
Pasukan M awalnya berlatih di Malang, baru pertengahan Maret 1946 Markadi menggeser pasukannya ke Banyuwangi untuk bersiap menyeberang ke Bali. Selain Pasukan Kapten Markadi, TRI juga mengirimkan Pasukan Kapten Albert Waroka.
Dua pasukan inilah yang tercatat mengadakan operasi amfibi pertama TNI melintasi Selat Bali dengan titik keberangkatan Banyuwangi. Dari Banyuwangi pasukan M menyeberang menggunakan perahu ke pantai barat Pulau Bali di sekitar Jembrana.
Sepekan sebelum pendaratan, Kapten Markadi mengirimkan empat tim intelijen ke Bali. Ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait kondisi geografis pendaratan, termasuk posisi keberadaan pasukan Belanda.
Sehari sebelum keberangkatan, Kapten Markadi kembali mengirimkan beberapa anak buahnya ke Bali. "Mereka ditugaskan sebagai pemandu untuk menuntun pendaratan rekan-rekannya begitu perahu-perahu Pasukan M sudah terlihat di pantai," kata pengamat militer Iwan Santoso dalam buku, Pasukan M, Menang Tak Dibilang Gugur Tak Dikenang yang dikutip detikcom, Kamis (5/10/2017).
Pasukan M menggunakan kode berupa api berbentuk segi tiga. Bila pasukan M melihat api berbentuk segi tiga, maka artinya pantai tersebut aman untuk tempat mendarat.
Pada 4 April 1946, Kapten Markadi dan Pasukan M mulai menyeberang ke Bali. Ada yang menghubungkan tanggal penyeberangan itu dengan rencana peringatan hari ulang tahun ke-19 Kapten Markadi yang lahir pada 9 April 1927.
Kapten Markadi dan pasukan M mulai bergerak ke embarkasi Pelabuhan Boom di Banyuwangi pada 4 April 1946 sore menjelang malam. Untuk mengelabui mata-mata Belanda yang kemungkinan ada di Banyuwangi, mereka memilih rute lewat jalan besar dengan berpura-pura latihan perang.
Tiba di pelabuhan selepas Magrib, "Pasukan M" tak bisa langsung menyeberang. Mereka harus menunggu air laut pasang. Sembari menunggu air pasang, Kapten Markadi berpidato tanpa alat pengeras suara untuk memompa semangat pasukan.
Menjelang pukul 20.00 WIB air laut pasang, Kapten Markadi dan Pasukan M pun bersiap menyeberang. Satu per satu prajurit naik ke perahu sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan.
Menjelang dini hari tanggal 5 April, dua perahu Madura yang ditumpangi Pasukan M nyaris merapat ke Pantai Penginuman. Namun dua mil laut menjelang bibir pantai, dua perahu tersebut terombang ambing dan kesulitan untuk bergerak maju. Perahu hanya mampu bergerak perlahan karena kelebihan muatan.
Di saat bersamaan, di kejauhan terlihat dua kapal Angkatan Laut Belanda jenis LCM (Landing Craft Mechanized) yang sedang berpatroli bergerak mendekat.
Kapten Markadi dan Pasukan M berusaha menghindar. Namun rupanya gerak dua kapal patroli Belanda itu lebih cepat. Salah satu di antaranya mendekat ke arah perahu yang ditumpangi Markadi.
Dia pun memerintahkan pasukannya untuk melepas seragam hitam-hitam yang dikenakan dan menyembunyikan senjata. Mereka berpura-pura mencari ikan agar dikira nelayan. Kapten Markadi tetap meminta seluruh personel dalam posisi siap menembak.
Saat jarak perahu Kapten Markadi dan Kapal Belanda hanya 5 meter, terlihat dua orang Belanda yang berada di LCM terdepan mengarahkan mitraliur Watermantel. Dalam bahasa Belanda, mereka memberi perintah berhenti dan meminta awak di perahu untuk melempar tali.
Markadi yang mengerti bahasa Belanda langsung melempar tali seraya memberikan perintah menembak dan langsung menceburkan diri ke laut. "Pertempuran laut pertama dalam sejarah RI seketika pecah di Selat Bali," tulis Iwan.

Kapten Waroka (duduk sebelah kanan) komandan pendaratan ke pantai utara BaliKapten Waroka (duduk sebelah kanan) komandan pendaratan ke pantai utara Bali Foto: Dok. Pasukan M

Tentara Belanda membalas serangan Pasukan M dengan mitraliur berat jenis Browning kaliber 12,7 mm. Beruntung, karena terlalu dekat dan posisi LCM lebih tinggi dari perahu Madura, senapan mesin berada dalam sudut mati dan tembakan prajurit Belanda hanya mengenai tiang layar.
Kapten Markadi yang terjun menyelam di lambung sebelah kanan perahu muncul di lambung sebelah kiri. Dengan dibantu anak buahnya, dia naik lagi ke perahu. Awak kapal Belanda yang nyaris putus asa karena tembakan mereka tidak mengenai sasaran kemudian menabrakkan LCM-nya ke perahu Kapten Markadi. Mereka berharap perahu tersebut tenggelam.
Memang, beberapa prajurit Pasukan M di perahu tersebut sempat tercebur ke laut. Tapi, mereka kembali naik dengan bantuan teman-temannya. Kapten Markadi tak menyerah. Dia perintahkan Pasukan M serempak melemparkan granat ke arah dua LCM Belanda.
Granat pun meledak di atas kapal Belanda dan diperkirakan menewaskan empat awaknya. LCM lainnya langsung melarikan diri dengan keadaan terbakar pada bagian dek dan lambung kapal. Sambil mundur ke arah Gilimanuk, LCM itu terus menembak, tapi tidak ada yang kena sasaran.
Pada akhirnya diketahui, berdasarkan laporan Angkatan Laut Belanda, LCM tersebut dikabarkan kembali beroperasi setelah diperbaiki.
Pertempuran yang berlangsung kira-kira 15 menit itu disebut-sebut sebagai pertempuran laut pertama yang dimenangi angkatan perang Indonesia setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Dalam pertempuran tersebut, korban dari Pasukan M yang gugur atas nama Sumeh Darsono dan Tamali yang mengalami luka tembak.
Kapten Markadi lahir pada 9 April 1927 dengan nama lengkap Markadi Pudji Rahardjo. Karena Restrukturisasi dan Rasionalisasi (RERA) TNI 1948, Markadi yang semula merupakan pentolan Angkatan Laut mau tak mau menjadi Angkatan Darat. Dia wafat pada 21 Januari 2008 dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.




Credit  detik.com


Selasa, 03 Oktober 2017

Brimob, Diburu Inggris dan Dijebak Askar Malaysia


Brimob, Diburu Inggris dan Dijebak Askar Malaysia
Dok. Resimen Pelopor


Jakarta - Perintah misi bersandi operasi A basis Z ini tercantum dalam Skep Menteri Panglima Angkatan Kepolisian No. Po: 1827/SC/IV/M/ Pangak tertanggal 5 Desember 1964. Kepolisian menugasi 96 personel Pasukan Kompi D/Yon 32 Pelopor, yang dipimpin Iptu Nicholas A. Titaley, untuk menyusup ke Malaysia.

Mereka membagi kompi menjadi beberapa tim, yang beranggotakan 8 orang, untuk menyusup ke Malaysia melalui pulau-pulau yang tersebar di Kepulauan Riau. Titik pertemuan misi ini adalah Gunung Belumut, yang terletak di Johor, Malaysia.

Anton Agus Setiawan dan Andi Muh. Darlis mencatat dalam buku 'Resimen Pelopor: Pasukan Elite yang Terlupakan', Tim 3 Peleton III Kompi Pelopor yang dipimpin Brigadir Suyatmin berhasil mendarat ke Malaysia melalui pantai timur. Mereka melakukan sabotase dan menyergap satu peleton Angkatan Darat Tentara Malaysia.

"Pasukan Pelopor mampu menjatuhkan separuh anggota peleton Tentara Diraja Malaysia dan menawan seorang tentara bernama Yassin," tulis Anton dan Andi.

Serangan ini dibalas dengan pengejaran oleh tentara gabungan Special Air Services (SAS), pasukan Gurkha, dan Tentara Diraja Malaysia. Empat pasukan elite Inggris (SAS) melakukan pengejaran, sedangkan pasukan Gurkha dan Tentara Diraja Malaysia menjadi kekuatan pemukul di belakang SAS.

Tim Resimen Pelopor (sejak 16 Agustus 1961 namanya oleh Presiden Sukarno diubah sebutan Mobrig menjadi Brigade Mobil atau Brimob) berhasil dijebak di kawasan Sungai Papan, Johor, dan melakukan perlawanan selama dua malam. Kekuatan kecil pasukan memaksa mereka mundur dan meminta bantuan warga kampung keturunan India bernama Samin. Warga ini diam-diam melapor kepada Tentara Diraja Malaysia dan tiga anggota Tim 3 Peleton III Kompi Pelopor ditangkap hidup-hidup.

Kontak senjata dengan SAS juga dialami Tim 3 Peleton IV, yang dipimpin Brigadir Polisi J. Taboky. Pasukan ini berhasil lolos melakukan penyusupan pada 20 Maret 1965. Sekitar sepekan kemudian, mereka merampas logistik di Kampung Masahi, Koto Tinggi, Johor, Malaysia.

SAS berhasil mencium keberadaan pasukan ini dan memburunya hingga terjadi kontak senjata di tengah perkebunan karet. Enam anggota tim Resimen Pelopor tewas. Dua anggota tim pun melarikan diri, yakni Agen Polisi I Soerito dan Agen Polisi I Dudung.

Keduanya menyewa tukang sampang yang ternyata anggota Askar Malaysia. Tapi keduanya berhasil lolos setelah dikepung Askar Malaysia. Pada 16 Mei 1964, barulah sisa personel Tim 3 Peleton IV ini ditangkap Askar Malaysia ketika meminta pertolongan warga karena sakit.

Pemimpin Kompi, Iptu Titaley, juga berhasil menyusup bersama 25 personel Resimen Pelopor dan langsung berhadapan dengan Tentara Diraja Malaysia. Ia memecah pasukannya menjadi tim kecil berisi 5 personel. Baku tembak dengan Tentara Diraja Malaysia dan Gurkha mengiringi penyusupan ini.

Pasukan ini unggul dalam pertempuran di hutan dan melakukan empat kali kontak senjata. Namun keterbatasan logistik menurunkan kekuatan tempur. Titaley, yang terkena malaria, akhirnya tertangkap di dalam hutan. Sisa anggota pasukannya pun berhasil disergap dan dipenjarakan di Johor Baru.

Buku 'Resimen Pelopor: Pasukan Elite yang Terlupakan' mencatat berbagai upaya penyusupan juga mengalami kegagalan di tengah laut. Hingga operasi Dwikora dihentikan, tercatat ada 38 anggota Resimen Pelopor yang gugur.




Credit  detik.com





Brimob: Loyalis Sukarno, Dilatih AS, Dibubarkan Orba

Brimob: Loyalis Sukarno, Dilatih AS, Dibubarkan Orba
Resimen Pelopor, sekarang Brimob. (Repro: Resimen Pelopor, Pasukan Elit yang Terlupakan)



Jakarta - Tak lama setelah konspirasi Central Intelligence Agency (CIA) untuk menggulingkan Presiden Sukarno melalui berbagai pemberontakan di rentang 1955-1958 terbongkar, Amerika Serikat menawarkan pelatihan militer. Hal ini melengkapi berbagai bantuan sebagai kompensasi yang diminta Sukarno. Bukannya memilih tentara, Sukarno malah meminta kepolisian untuk berangkat ke pelatihan itu pada 1959.
Berkah dari kebijakan ini klop dengan rencana Mobile Brigade (Mobrig) untuk membentuk pasukan Ranger dengan kemampuan light infantery. Mereka baru saja membentuk Sekolah Pendidikan Mobile Brigade (SPMB) di Watukosek, Porong, Jawa Timur pada 10 Juni 1955. Seluruh instruktur SPMB dikirim ke Filipina untuk mempelajari pembentukan pasukan ranger. Pada 16 Agustus 1961, Presiden Soekarno mengubah sebutan Mobrig menjadi Brigade Mobil atau Brimob.
"Pada pertengahan 1959 beberapa calon instruktur yang lolos seleksi dikirim ke Okinawa (pangkalan militer AS di Asia)," tulis Anton Agus Setiawan dan Andi Darlis dalam buku Resimen Pelopor: Pasukan Elite yang Terlupakan.
Pelatihan lanjutan dilakukan pada 1959 dan 1960. Pemerintah AS menugaskan US Army First Special Group Airborne dengan komandan Kapten Wilson untuk melatih.
Hasilnya, Kompi 5994 Ranger Mobile Brigade dengan kekuatan 80 personil. Jumlah ini terus bertambah hingga pada 1960 nama kompi ini diubah menjadi Resimen Pelopor. Senjata modern bikinan AS kala itu menjadi senjata operasional resimen ini. Awalnya mereka mendapatkan senapan serbu US Carabine, dan pada 1961 diganti dengan AR 15, cikal bakal senapan M16A1.
Resimen ini terlibat operasi penumpasan dan pembersihan berbagai pemberontakan, dari DI/TII Kartosuwiryo, DI/TII Daud Beureuh, PRRI, sampai operasi penumpasan DI/TII Kahar Muzakar. Saat pembebasan Irian Barat atau Operasi Tritura-pun mereka terlibat dalam penyusupan melalui Pulau Gorom, dekat dengan Fak Fak.
Satu-satunya noda merah Resimen Pelopor adalah saat melakukan Penyusupan ke Malaysia dalam Operasi Dwikora. Mereka berhadapan dengan SAS (Special Air Service) Inggris, Pasukan Gurkha, dan Tentara Diraja Malaysia yang jumlahnya terlalu besar sehingga banyak anggota Resimen yang gugur.
Loyalitas Resimen Pelopor kepada Sukarno tak perlu ditanyakan. Pada 1962, anggota Resimen Pelopor Brigadir Polisi Daryat berhasil menyelamatkan Presiden Sukarno dalam sebuah penembakan langsung.
Tapi pasca 1965, kedekatan Resimen ini dengan Sukarno berimbas buruk. Soeharto sebagai penguasa Orde Baru yang baru melantik Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso sebagai Panglima Kepolisian (sekarang Polri) memberikan perintah untuk mengkhususkan polisi pada penegakan hukum. Restrukurisasi kepolisian-pun dilakukan, Resimen Pelopor dibubarkan. Hoegeng mengirim seluruh anggotanya ke Papua untuk membentuk Polda Irian Jaya dan embrio Brimob Daerah Papua.
Gaung keperkasaan resimen Pelopor ini masih terasa saat perebutan Timor-Timur. Mantan Resimen Pelopor dikumpulkan dengan TNI dan membentuk Densus Alap-Alap dalam Komando Tugas Operasi Gabungan (Kogasga) Seroja.
Hingga 1983, menurut akademisi dari Unviersitas Padjadjaran Dr Muradi Clark, posisi Brimob secara langsung menjadi 'kaki tangan' dari ABRI, yang secara organisasi melakukan sub ordinat kepada Polri, dan Brimob. Hal ini mempengaruhi psikologis anggota Brimob khususnya di kemudian hari. Di masyarakat berkembang anekdot Brimob, "polisi bukan, tentara belum".
Karena sekitar 30 tahun, lebih banyak menjadi alat kekuasaan bukan alat negara, menjelang kejatuhan Orde Baru, Brimob ikut menjadi sasaran kecaman masyarakat karena praktik kekerasan yang dilakukan.
"Hingga kejatuhan Soeharto, Brimob masih mewartakan diri sebagai polisi paramiliter yang memiliki kekhasan dan warna militeristik yang kental," tulis Muradi dalam makalahnya, Reformasi Brimob Polri Antara Tradisi Militer-dan Kultur Polisi Sipil.
Tapi sejak 2010, penulis buku Quo Vadis Brimob Polri? itu melanjutkan, warna Brimob sudah mengarah kepada polisi sipil seperti diamanatkan undang undang.



Credit  detik.com






Jumat, 22 September 2017

Manuskrip Voynich, Dokumen Berusia 600 Tahun yang Penuh Teka-Teki Tak Terungkap


Foto salah satu halaman di Manuskrip Voynich (Foto: Paris Review)
Foto salah satu halaman di Manuskrip Voynich (Foto: Paris Review)





MESKI manusia telah mencapai kemajuan teknologi yang luar biasa dalam beberaoa ratus tahun terakhir, masih ada sejumlah misteri dari abad silam yang masih menjadi perhatian dan belum terpecahkan sampai hari ini. Salah satu benda misterius yang masih menarik keingintahuan para peneliti tersebut adalah Manuskrip Voynich.
Manuskrip Voynich adalah sebuah sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari awal abad ke-15 yang dipenuhi dengan kode-kode tersembunyi yang belum terpecahkan dan ilustrasi aneh yang tampaknya memiliki rahasia. Nama dokumen tersebut diambil dari seorang penjual buku asal Polandia, Wilfrid Voynich yang menemukan manuskrip luar biasa itu pada 1912.

"Fakta bahwa ini adalah manuskrip abad ke 13 yang ditulis dalam sandi meyakinkan saya bahwa dokumen ini pasti merupakan karya yang sangat penting, dan sepengetahuan saya, tidak ada manuskrip dari masa-masa lampau yang ditulis seluruhnya dalam bentuk sandi. Dua masalah yang kemudian muncul, naskah ini harus diungkap dan sejarah manuskrip harus dilacak,” kata Voynich saat itu seperti dikutip Vox.
Terkait sejarah dokumen tersebut, meski Voynich mengklaim masnukripnya berasal dari abad ke-13, hasil penelusuran dengan metode carbon dating menunjukkan manuskrip setebal 234 halaman itu ditulis antara1404 sampai 1438. Para peneliti meyakini dokumen tersebut berasal dari Eropa Tengah meski tidak ada catatan sebelumnya mengenai keberadaan manuskrip itu.
Saat pertama kali terpantau dalam sejarah, Manuskrip Voynich sudah berusia ratusan tahun dan tidak ada yang dapat membacanya.
Manuskrip tersebut memiliki tujuh bagian terpisah, yang kemudian diberi nama oleh para peneliti dan penggemarnya dengan istilah konvensional yang biasa digunakan: botani, astronomi, kosmologi, zodiak, biologi, farmasi, dan resep.
Bagian pertama adalah bagian botani, yang menghabiskan sekira setengah dari total halaman manuskrip dan berisi gambar tumbuh-tumbuhan. Beberapa dari tumbuhan tersebut tampak seperti tanaman nyata sedang sebagian lainnya tampak tidak pernah ada.
Mengikuti bagian botani adalah bagian astronomi, dengan gambar matahari, bulan, dan bintang; kemudian bagian kosmologi, dengan gambar desain geometris melingkar serta bagian zodiak, yang menampilkan lambang tanda zodiak.
Bagian biologi diisi dengan ilustrasi manusia telanjang, kebanyakan wanita, dalam rangkaian tabung atau bak mandi berisi cairan. Di bagian farmasi, ilustrasi wadah berjejer di samping ilustrasi ramuan tumbuhan. Dan pada bagian akhir yaitu resep, tidak ada ilustrasi yang tergambar sama sekali, hanya baris demi baris teks yang tidak dapat dipahami dan setiap paragraf yang ditandai dengan bintang di marginnya.
Sepanjang sejarah, sejumlah ahli pemecah sandi telah berusaha menganalisa dan mengurai kode di dalam Manuskrip Voynich, dan beberapa di antara mereka mengajukan analisis yang tampaknya masuk akal, salah satunya adalah Nicholas Gibbs. Ahli dalam bidang manuskrip abad pertengahan berpendapat bahwa Manuskrip itu ditulis dalam bahasa latin yang disingkat seperti monogram.                                                  

"Tulisan (dalam Manuskrip Voynich) terdiri dari beberapa huruf pilihan, yang digabungkan mewakili keseluruhan kata, tidak berbeda dengan monogram," tulisnya dalam artikel di Times Literary Supplement. Gibbs berpendapat, ada halaman indeks yang memuat arti-arti singkatan dalam Manuskrip Voynich yang hilang membuat dokumen itu hampir mustahil untuk dipecahkan. Namun, teori Gibbs mendapat bantahan dari beberapa ahli dokumen abad pertengahan lainnya yang meyakini bahwa bahasa yang dignakan dalam manuskrip tersebut bukanlah bahasa Latin.
Selama Perang Dunia II, upaya pemecahan kode yang terkandung dalam Manuskrip Voynich juga dilakukan tetapi gagal membuahkan hasil. Pada 2013, muncul sebuah sugesti dari para peneliti bahwa Manuskrip Voynich sebenarnya adalah sebuah hoax alias tipuan yang tidak memiliki arti apa-apa.

"Ada banyak teks terenkripsi sejak Abad Pertengahan dan 99,9 persen telah dipecahkan. Jika Anda memiliki keseluruhan buku, seperti ini, seharusnya 'cukup mudah' untuk memcahkannya karena ada banyak bahan untuk dianalisa dan digunakan (untuk memecahkannya). Fakta bahwa (Manuskrip Voynich) belum pernah didekripsi adalah argumen yang kuat untuk teori hoax,” kata ahli kriptografi Klaus Schmeh sebagaimana dilansir Atlas Obscura.
Saat ini Manuskrip Voynich tersimpan di Perpustakaan Buku dan Manuskrip Langka Beinecke di Universitas Yale, Amerika Serikat (AS). Selama enam abad keberadaan Manuskrip Voynich, diketahui belum ada yang bisa mengartikan satu kata dari tulisan di dalamnya atau mendapatkan sesuatu yang berguna dari dokumen misterius itu.
Namun, meski tidak diketahui apa yang sebenarnya tertulis di dalam manuskrip tersebut, banyak ahli, peneliti, bahkan pengusaha yang mencurahkan pemikiran, daya, upaya bahkan harta mereka untuk mengungkap isinya. Mungkin, suatu hari apa yang terkandung dalam Manuskrip Voynich akhirnya terungkap dan meski isinya mungkin tak sesuai harapan, setidaknya bisa memuaskan rasa penasaran para penelitinya.                                                    




Credit  okezone.com











Senin, 11 September 2017

Bom monster yang begitu raksasa hingga tak bisa digunakan


nuklir
Pada tahun 1961, Uni Soviet melakukan uji ledak bom nuklir yang sedemikianbesar sehingga akan terlalu dahsyat untuk benar-benar digunakan andai terjadi perang.


Pada pagi hari, tanggal 30 Oktober 1961, sebuah pesawat pembom Soviet Tu-95 lepas landas dari pangkalan udara Olenya di Semenanjung Kola di ujung utara Rusia.
Tu-95 adalah versi modifikasi khusus dari jenis pesawat yang mulai dioperasikan beberapa tahun sebelumnya. Pesawat itu merupakan sebuah monster raksasa bermesin empat yang dirancang membawa bom nuklir Rusia.
Pada dasawarsa terakhir itu Uni Soviet mengambil langkah besar dalam penelitian nuklir. Perang Dunia Kedua menempatkan AS dan Uni Soviet di kubu yang sama, namun periode pasca perang hubungan kedua negara adidaya tersebut dingin dan kemudian membeku.
Soviet, yang dihadapkan pada persaingan melawan negara adidaya nuklir satu-satunya di dunia, hanya punya satu pilihan: mengejar ketinggalan persenjataan. Dengan cepat.

Pada tanggal 29 Agustus 1949, berdasarkan hasil penyusupan inteljen, Soviet menguji perangkat nuklir pertama mereka - yang di Barat dikenal sebagai 'Joe-1'- di sebuah stepa terpencil yang sekarang merupakan bagian dari Kazakhstan.
Tahun-tahun berikutnya, program uji ledak mereka melonjak besar-besaran. Soviet melakukan lebih dari 80 uji coba ledakan. Pada tahun 1958 saja, Soviet sudah menguji-ledak 36 bom nuklir.
Tapi seluruh uji ledak itu tak ada yang bisa dibandingkan dengan yang satu ini.
Pesawat Tupolev Tu-95 ini membawa sebuah bom yang begitu besarnya, sehingga terlalu besar untuk dimuat di dalam pesawat, sehingga pesawat pengangkutnya TU-95 yang sudah berukuran raksasa itu pun harus dimodifikasi lagi.
Bom itu berukuran panjang 8 meter, diameter hampir 2,6 meter, serta berat lebih dari 27 ton. Bentuk fisiknya sangat mirip dengan bom 'Little Boy' dan 'Fat Man' yang telah menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Bom raksasa ini dikenal oleh serangkaian istilah teknisnya, Proyek 27000, Kode Produk 202, RDS-220, dan Kuzinka Mat (Ibu Kuzka).
Sekarang bom itu lebih dikenal sebagai Tsar Bomba - bom 'Tsar.'

The world's most powerful hydrogen bomb on display at an arms museum in sarov, russia, it is nick-named 'kuzkina mat' nikita khrushchev's threat, in memory of the famous address of the soviet leader to the united nations in which he threatened the west, 2003.
Sovfoto/UIG via Getty Images


Tsar Bomba itu - bom hidrogen terbesar sedunia yang dijuga dijuluki 'kuzkina mat' -Ibu Kuzka, di Museum Persenjataan di Sarov, Rusia.                 

Tsar Bomba bukanlah bom nuklir biasa. Ini hasil usaha gila-gilaan para ilmuwan Uni Soviet untuk menciptakan senjata nuklir paling kuat, yang didorong oleh tekad Perdana Menteri Nikita Khruschchev untuk membuat dunia gemetar oleh kekuatan teknologi Soviet.
Bom ini lebih dari sekedar benda logam raksasa yang terlalu besar untuk muat bahkan di dalam pesawat terbesar. Bom ini adalah penghancur kota, senjata yang digunakan sebagai pilihan terakhir alias senjata pamungkas.
Tupolev, yang dicat putih terang untuk mengurangi efek kilatan cahaya bom, tiba di titik sasarannya,Novya Zemlya, sebuah kepulauan yang penduduknya jarang di Laut Barents, wilayah tepi utara Uni Soviet yang membeku.
Pilot Tupolev, Mayor Andrei Durnovtsev, menerbangkan pesawat tersebut ke Teluk Mityushikha, sebuah tempat uji coba Soviet, dengan ketinggian sekitar 10km. Pembom Tu-16 yang lebih kecil dan dimodifikasi khusus, terbang di sampingnya, siap untuk memfilmkan ledakan yang terjadi dan memantau sampel udara saat terbang menjauh dari zona ledakan.
Agar dua pesawat tersebut bisa selamat dari dampak ledakan -dan ini pun menurut hitung-hitungan, peluang selamatnya tidak lebih dari 50% - Tsar Bomba dijatuhkan dengan parasut raksasa yang beratnya hampir satu ton. Bom itu akan perlahan melayang hingga ketinggian yang telah ditentukan - 3.940 m - baru kemudian meledak. Pada saat itu, kedua pembom sudah akan berada hampir 50km jauhnya. Ini diandaikan cukup jauh bagi mereka untuk selamat tak terkena dampak ledakan.

Tsar Bomba diledakkan pada pukul 11:32 waktu Moskow. Dalam sekejap, bom tersebut menciptakan bola api setinggi 8km. Bola api bergulung ke atas akibat kekuatan gelombang kejutnya sendiri. Kilatan cahaya bisa terlihat dari jarak 1.000km.
Awan jamur bom itu melambung hingga ketinggian 64km, dengan ujung atasnya melebar terentang sampai hampir 100km dari ujung ke ujung. Pastilah itu -dari jarak yang sangat jauh, barangkali- pemandangan yang menakjubkan.
Dampaknya terhadap Novaya Zemlya, sangat dahsyat. Di desa Severny, sekitar 55km dari Ground Zero, semua rumah hancur total (ibaratnya seperti Kemayoran di Jakarta yang hancur akibat bom yang jatuh di Kebun Raya Bogor).
Di berbagai wilayah Soviet yang jauhnya ratusan kilometer dari zona ledakan, dilaporkan terjadinya kerusakan berbagai jenis: rumah ambruk, atap jatuh, kerusakan pintu, jendela pecah. Komunikasi radio terganggu lebih dari satu jam.

Novaya Zemlya
Getty Images


Novaya Zemlya, kawasan eksperimen ledakan bom nuklir terbesar sedunia itu.                 

Tupolev yang dipiloti Durovtsev sangat beruntung bisa selamat. Gelombang ledakan dari Tsar Bomba sempat menyebabkan pembom raksasa itu jatuh anjlok lebih dari 1.000m ke bawah sebelum pilot bisa mengendalikannya lagi.
Seorang juru kamera Soviet yang menyaksikan peledakan tersebut berkisah:
"Awan di bawah pesawat dan di kejauhan tampak sinar terang akibat pijar cahaya begitu dahsyat. Lautan cahaya menyebar di bawah dan awan yang rata mulai bersinar dan menjadi transparan. Pada saat itu, pesawat kami menerabas dari antara dua lapisan awan dan di bawah sana, sebuah bola raksasa oranye terang menyeruak. Bola itu kuat dan arogan bak Jupiter."
"Perlahan dan dalam sunyi ia merambat ke atas ... Setelah menembus lapisan awan tebal, bola terang itu terus berkembang. Seakan mengisap seluruh bumi ke dalamnya. Tontonan itu sungguh fantastis, susah dipercaya, ajaib."
Tsar Bomba membuncahkan energi yang hampir tidak dapat dipercaya - sekarang diyakini secara luas besarnya 57 megaton, atau 57 juta ton TNT. Itu lebih dari 1.500 kali bom Hiroshima dan Nagasaki digabungkan, dan 10 kali lebih kuat daripada semua amunisi yang dikerahkan selama Perang Dunia Kedua. Sensor mencatat gelombang ledakan bom itu mengorbit Bumi tidak sekali saja , tidak dua kali, tapi tiga kali.

Pesawat pembom startegis TU-95 dikawal pesawat tempur MiG-29 dalam sebuah demponstrasi terbang untuk memperingati ulang tahun Angkatan Udara Rusia.
STRINGER/AFP/Getty Images


Pesawat pembom strategis TU-95 dikawal pesawat tempur MiG-29 dalam sebuah demonstrasi terbang untuk memperingati ulang tahun Angkatan Udara Rusia. 

Ledakan sedahsyat itu tidak mungkin bisa dirahasiakan. AS memiliki pesat mata-mata yang berjarak hanya beberapa puluh kilometer saja dari ledakan tersebut. Pesawat itu membawa perangkat optik khusus yang disebut bhangmeter yang berguna untuk mengukur jangkauan ledakan nuklir dari jauh. Data dari pesawat dengan kode Speedlight itu digunakan oleh Panel Evaluasi Persenjataan Asing untuk menghitung hasil uji misterius ini.
Kecaman internasional segera menyusul, tidak hanya dari AS dan Inggris, tapi dari beberapa negara di Skandinavia seperti Swedia. Satu-satunya hal yang bisa disukuri dari awan jamur ini adalah, karena bola api itu tidak sampai bersentuhan dengan Bumi, maka radiasi yang diakibatkannya, secara mengejutkan, sangat rendah.
Padahal uji ledak itu bisa saja menghasilkan dampak sangat berbeda. Terkait perubahan dalam desainnya untuk mengendalikan sebagian daya yang bisa dilepaskannya, ledakan Tsar Bomba seharusnya dua kali lebih kuat.

Salah satu arsitek perangkat tangguh ini adalah seorang fisikawan Soviet bernama Andrei Sakharov - pria yang kemudian terkenal di dunia karena usahanya untuk membuat dunia terbebas dari senjata yang dia ikut ciptakan. Dia adalah veteran program bom atom Soviet sejak awal, dan bagian dari tim yang telah membangun sejumlah bom atom paling awal di Uni Soviet.
Sakharov mulai mengerjakan perangkat fisi-fusi-fisi berlapis, suatu bom yang akan menciptakan energi lanjutan dari proses nuklir di intinya. Proses ini melibatkan pengemasan deuterium - isotop hidrogen yang stabil - dengan lapisan uranium yang tidak diperkaya.
Uranium akan menangkap neutron dari deuterium yang menyala dan akan bereaksi dengan sendirinya. Sakharov menyebutnya sloika, atau kue lapis. Terobosan ini memungkinkan Uni Soviet untuk membangun bom hidrogen pertamanya, persenjataan yang jauh lebih kuat daripada bom atom yang baru diproduksi beberapa tahun sebelumnya.

Fisikawan nuklir Soviyet, Andrei Shakarov, menrima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975

Sarembo/ullstein via Getty Images


IFisikawan nuklir Soviyet, Andrei Shakarov, menerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975. 


Sakharov mendapat perintah dari Khrushchev untuk menciptakan sebuah bom yang lebih kuat dari yang pernah diuji saat itu.
Uni Soviet perlu menunjukkan bahwa mereka bisa unggul di depan AS dalam lombasenjata nuklir, kata Philip Coyle, mantan kepala pengujian senjata nuklir AS di bawah Presiden Bill Clinton, yang menghabiskan 30 tahun membantu merancang dan menguji senjata atom.
"AS saat itu sangat jauh di depan karena program yang telah dilakukan sebelumnya untuk mempersiapkan bom untuk Hiroshima dan Nagasaki. Dan melakukan sejumlah besar tes di atmosfer sebelum orang-orang Rusia melakukan uji coba pertamanya.
"Kami sudah berada di depan dan Soviet mencoba melakukan sesuatu untuk mengatakan kepada bahwa mereka harus diperhitungkan. Tsar Bomba terutama dirancang untuk menyebabkan dunia duduk dan memperhatikan Uni Soviet sebagai negara dalam posisi setara dengan AS," kata Coyle.
Desain aslinya - sebuah bom tiga lapis, dengan lapisan uranium yang memisahkan setiap tingkat -bisa menghasilkan 100 megaton energi- 3.000 kali ukuran bom Hiroshima dan Nagasaki. Soviet telah menguji perangkat besar mereka di atmosfer, setara dengan beberapa megaton, tapi yang ini jelas jauh lebih besar. Beberapa ilmuwan mulai cemas, bahwa bom itu terlalu besar.
Dengan kekuatan yang begitu besar, tidak akan ada jaminan bahwa bom raksasa itu tidak menyapu bagian utara Uni Soviet dengan awan radioaktif raksasa.

Tsar Bomba, di Museum Persenjataan Atom Rusia, Sarov
ITAR-TASS / Roman Yarovitsin via Gettys Images


Tsar Bomba, di Museum Persenjataan Atom Rusia, Sarov 

Itulah kecemasan khusus Sakharov, kata Frank von Hippel, seorang fisikawan di Universitas Princeton.
"Dia benar-benar khawatir dengan jumlah radioaktivitas yang akan diciptakan bom itu," katanya, "dan efek genetik yang mungkin terjadi pada generasi mendatang.
"Itu adalah awal perjalanannya dari seorang perancang bom untuk menjadi pembangkang."
Sebelum bom itu siap untuk diuji, lapisan uranium yang akan mendorong bom mencapai hasil raksasanya digantikan dengan lapisan timbal, yang mengurangi intensitas reaksi nuklir.
Soviet telah membangun senjata yang begitu kuat sehingga mereka tidak mau mengujinya dalam kapasitas penuh. Dan itu hanyalah satu dari berbagai masalah terkait perangkat yang menghancur-leburkan ini.

Sebuah pesawat pembom Tu-95, di tahun 2008, di Pasifik, dalam gambar yang disebarkan Angkatan laut AS.
AFP/Getty Images


Sebuah pesawat pembom Tu-95, di tahun 2008, di Pasifik, dalam gambar yang disebarkan Angkatan laut AS.                 

Pesawat pembom Tu-95 yang dibuat untuk membawa senjata nuklir Uni Soviet dirancang untuk membawa senjata yang jauh lebih ringan. Tsar Bomba ternyata begitu besar sehingga tidak bisa diletakkan pada suatu rudal, dan begitu berat sehingga pesawat yang dirancang untuk membawanya aan kehabisan bahan bakar sebelum sampai ke sasaran. Dan, jika bom itu kekuatannya seperti yang diniakan, pesawat pasti memang hanya akan melakukan misi sekali jalan.
Bahkan terkait senjata nuklir itu sendiri, bisa jadi ada sesuatu yang disebut terlalu hebat, kata Coyle, yang sekarang menjadi anggota Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi, sebuah kelompok pemikir yang berbasis di Washington DC. "Sulit untuk menemukan manfaat dari sesuatu yang diarahkan untuk meluluh-lantakan kota-kota yang sangat besar," katanya. "(Bom semacam itu) akan terlalu besar saja untuk digunakan."
Von Hippel setuju. Menurutnya bom nuklir raksasa yang dijatuhkan bebas sudah tak cocok juga. (Teknologi) bergerak dalam arah yang berbeda - yakni meningkatkan akurasi rudal dan penggunaan multi hulu ledak."


Tsar Bomba membawa dampak lain. Itulah yang dikhawatirkan selama pengujian - yang hanya 20% dari ukuran gabungan setiap uji atmosfir sebelumnya kata von Hippel - bahwa hal itu mempercepat akhir pengujian atmosfer pada tahun 1963.
Von Hippel mengatakan bahwa Sakharov sangat khawatir dengan jumlah karbon radioaktif 14 yang dipancarkan ke atmosfer - isotop dengan yang masa paruh hidupnya sangat lama. "Ini antara lain diredam oleh semua karbon bahan bakar fosil di atmosfer yang melemahkannya," katanya.
Sakharov khawatir bahwa bom yang lebih besar dari yang diuji tidak akan dipentalkan oleh gelombang ledakannya sendiri - seperti terjadi pada Tsar Bomba - dan akan menyebabkan dampak global, menyebarkan debu beracun di seluruh planet ini.

Andrei Dmitrievich Sakharov bersama isterinya, Jelena Bonner dalam sebuah unjuk rasa di Moskow, 1989. Jelena Bonner mewakili Sakharov untuk menerima Nobel Perdamaian 1975, karena suaminya tak mendapat izin pemerintah Sovyet.
Alexander Tjagny -Rjadno via Getty Images


Andrei Dmitrievich Sakharov bersama isterinya, Jelena Bonner dalam sebuah unjuk rasa di Moskow, 1989. Jelena Bonner mewakili Sakharov untuk menerima Nobel Perdamaian 1975, karena suaminya tak mendapat izin pemerintah Sovyet.

Sakharov menjadi pendukung kuat Larangan Uji-ledak Tertentu pada 1963, dan seorang yang lantang mengecam proliferasi nuklir dan, pada akhir 1960-an, mengecam sistem pertahanan anti-rudal yang dia cemaskan akan memacu perlombaan senjata nuklir lain lagi. Dia menjadi semakin dikucilkan oleh negaranya.
Menjadi seorang pembangkang melawan penindasan negara yang pada tahun 1975 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian, dan dijukuki sebagai "nurani umat manusia," kata Von Hippel.
Tampaknya dalam hal ini Tsar Bomba, memberikan dampak yang sangat berbeda.



Credit  bbc.com






























Senin, 04 September 2017

Ilmuwan Temukan Teks Bahasa yang Sudah Punah


Dari 200.000 koleksi buku langka yang terdapat di Long Room, terdapat salah satu salinan yang tersisa dari kejadian proklamasi Republik Irlandia pada 1961, Kitab Kells. Kitab Kells yang merupakan manuskrip kuno tersebut telah berusia lebih dari 1200 tahun. boredpanda.com
Dari 200.000 koleksi buku langka yang terdapat di Long Room, terdapat salah satu salinan yang tersisa dari kejadian proklamasi Republik Irlandia pada 1961, Kitab Kells. Kitab Kells yang merupakan manuskrip kuno tersebut telah berusia lebih dari 1200 tahun. boredpanda.com.

CB, California - Ilmuwan dari Early Manuscripts Electronic Library, Amerika Serikat, menemukan beberapa teks bahasa yang telah punah di Kapel Saint Catherine, Mesir. Seperti dilansir dari laman Ancient Origins, Ahad, 3 September 2017, teks-teks tersebut ditulis dalam bahasa Arab, Yunani, Ethiopia, Koptik, Armenia, dan Siriak.

Ada juga bahasa Kaukasia Albania yang ditemukan dari ukiran-ukiran terpisah. Juga, bahasa Aram Palestina Kristen yang punah setelah abad ke-12. Selain itu, teks berbahasa Latin yang belum terungkap isinya. Tulisan ini, menurut laman Sinai Palimpset Project, termasuk ke dalam golongan tulisan Latin awal.

Tim pula menemukan tiga teks medis dari era Yunani kuno yang isinya belum pernah diungkap. Salinan tulisan Hippocrates juga ditemukan bersamaan dengan teks medis tersebut.

"Naskah-naskah kuno ini ditemukan di dalam gua dekat Kapel pada Abad ke-20, tersembunyi di bawah teks lain," kata Michael Phelps, peneliti dari Early Manuscripts Electronic Library di California. Koleksi tersebut, menurut dia, tak kalah dengan koleksi perkamen dari punya Perpustakaan Vatikan.

Ribuan teks tersebut terungkap menggunakan metode pencitraan terbaru. Cara ini bisa mengungkap teks-teks yang terhapus dan tertimpa di atas teks lain, yakni menggunakan spektrum cahaya yang berbeda. "Teks yang terhapus itu meninggalkan sisa-sisa yang jelas jika diungkap dengan teknik yang tepat," ujar Phelps.


Kapel Saint Cahtherine dibangun antara 548-565 M. Kapel ini menjadi salah satu tujuan ziarah Kristen Ortodoks. Namun, ditutup untuk umum pada 2015 atas alasan keamanan. Kini, hanya biarawan dan yang ada di sana.

Kementerian Kepurbakalaan mengumumkan temuan teks tersebut diumumkan pada Agustus lalu. Laman berita The Independent menyebut temuan ini terungkap tepat waktu, mengingat ancaman serius dari ISIS atau kelompok ekstremis sejenis lainnya yang kerap menghancurkan situs sejarah




Credit  TEMPO.CO







Kamis, 31 Agustus 2017

Begini Wujud Fosil 'Naga Laut' Terbesar Sepanjang Sejarah


Begini Wujud Fosil 'Naga Laut' Terbesar Sepanjang Sejarah
Photo : www.bbc.com/Dean Lomax

Fosil naga laut Ichthyosaurus somersetensis            


CB – Para ilmuwan dari University of Manchester, Inggris, menemukan janin 'naga laut', atau Ichthyosaurus dalam perut fosil Ichthyosaurus somersetensis. Embrio yang ditemukan tersebut, berukuran kurang dari tujuh sentimeter. Fosil naga laut ini merupakan yang terbesar dalam catatan sejarah.
"Janin terdiri dari tulang belakang yang diawetkan, tulang jari, tulang rusuk, dan beberapa tulang lainnya," ujar Dean Lomax, salah satu peneliti mengatakan, seperti dilansir Mirror, Rabu 30 Agustus 2017.

Lomax menjelaskan, Ichthyosaurus somersetensis adalah 'naga laut' yang hidup selama masa dinosaurus awal pada periode Jurasik awal. Fosil Ichthyosaurus ditemukan di pantai Somerset, Inggris pada 1990-an. Kini, fosil disimpan di koleksi Lower Saxony State Museum di Hanover, Jerman.
Ketika ditemukan, Ichthyosaurus diperkirakan berusia 200 juta tahun, artinya janin yang tumbuh kurang lebih berusia sama dengan induknya. Setelah Ichthyosaurus ditemukan sejak lama, barulah embrio teridentifikasi keberadaannya.
Lomax mengatakan, saat Ichthyosaurus ditemukan, ukurannya mencapai 3,5 meter. Spesimen tulang pun hampir semuanya lengkap.
Ahli Palaeontologi dari Museum Sejarah Alam Bielefeld di Jerman, Sven Sachs, yang juga ikut ambil bagian dalam penelitian tersebut mengatakan, ketika mengidentifikasi fosil perlu mempertajam penglihatan, sebab terkadang ditemukan spesimen yang tidak persis dengan bagian tubuh asli hewan itu sendiri.
"Spesimen berbeda jangan disatukan," ujar Sachs.
Menurut Sachs, banyak contoh Ichthyosaurus berasal dari koleksi sejarah dan kebanyakan tidak memiliki catatan geografis, atau geologi yang bagus. Berbeda dengan spesimen yang ditemukan Pantai Somerset ini, spesimen tersebut memiliki semuanya.
"Spesimen itu adalah yang terbesar dari keluarga Ichthyosaurus dari keluarga Ichthyosauria yang tercatat," ujar dia.

Temuan janin naga laut tersebut telah dipublikasikan di Acta Palaeontologica Polonica.




Credit  viva.co.id




Rabu, 30 Agustus 2017

30-8-1983: Astronaut AS-Afrika Pertama di Luar Angkasa


30-8-1983: Astronaut AS-Afrika Pertama di Luar Angkasa
Photo : NASA

Guion S. Bluford             





CB – Nama Guion S. Bluford menjadi sangat dikenal, setelah dia melakukan perjalanan ke luar angkasa pada 34 tahun yang lalu. Ya, saat itu Bluford menjadi astronaut  Amerika-Afrika pertama yang pergi ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat ulang alik Challanger.
Dilansir Today in Science, Selasa 29 Agustus 2017, Bluford terpilih menjadi astronaut dan Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, memilihnya untuk berangkat dalam misi Space Shuttle Mission (STS) 8 Challenger pada 30 Agustus 1983.

Pesawat ulang alik Challanger meluncur pada malam hari dan mendarat pada malam hari juga. Wahana tersebut sampai di orbit dalam waktu 145 jam, dan membawa Satelit Nasional India (INSAT-1B). Misi tersebut berjalan selama satu pekan, tepat pada 5 September, misi STS-8 berhasil pulang dengan mendarat dengan selamat.
Bluford ternyata tidak hanya sekali melakukan penerbangan ke luar angkasa. Pada 1992, Bluford telah menghabiskan 688 jam dengan empat pesawat luar angkasa.
Pada 1993, Bluford memutuskan mengundurkan diri dari NASA untuk kemudian menjadi Wakil Presiden dan General Manager NYMA, yang saat ini menjadi salah satu mitra NASA dalam menyediakan menyediakan perangkat hardware dan software dalam menjalankan misinya.

Bluford sudah lama berkecimpung dalam dunia penerbangan. Salah satunya dia pernah menjadi pilot Angkatan Udara AS dan ditugaskan dalam misi Perang Vietnam.



Credit  viva.co.id






Rabu, 23 Agustus 2017

23-08-1966: Pesawat Nirawak Pertama Potret Bumi dari Bulan


23-08-1966: Pesawat Nirawak Pertama Potret Bumi dari Bulan
Photo : www.earthsky.org/White Sands Missile Range/Applied Physics Laboratory

Foto pertama Bumi dari antariksa.            




CB – Hari ini, 51 satu tahun silam. Pesawat robot ruang angkasa (nirawak), Lunar Orbiter 1, pertama kalinya memotret bentangan Bumi dari Bulan. Gambar Bumi yang dipotret saat itu masih dalam warna hitam putih.
Dilansir Today in Science, puluhan tahun yang lalu pencitraan warna untuk gambar masih dalam tahap awal. Sehingga foto yang dibidik oleh Lunar Orbiter 1 tidak memuaskan.

"Saat diperlihatkan ke publik, gambar itu tampak sangat hitam dan lebar dengan resolusi yang buruk," demikian bunyi keterangan Today in Science.
Pada 2009, atau 43 tahun kemudian, sebuah proyek bernama Pemulihan Citra, dengan teknologi drive tape 1960, berhasil memperbaiki citra gambar yang dipotret Lunar Orbiter 1.
Tingkat detail gambar mencolok dan resolusi diubah menjadi jauh lebih tinggi. Akan tetapi, para ilmuwan menegaskan bahwa citra gambar yang dihasilkan oleh Lunar Orbiter 1 bukanlah target utamanya.
Lunar Orbiter 1 berfungsi untuk membidik dan mengidentifikasi lokasi pendaratan yang sesuai di permukaan Bulan dalam persiapan misi berawak.

Pesawat nirawak itu juga dibekali teknologi untuk mengumpulkan selenodetic, intensitas radiasi, serta data dampak micrometeoroid. Benar saja, pada 20 Juli 1969, Astronaut Neil Armstrong berhasil menjadi manusia pertama yang mendarat di Bulan.





Credit  viva.co.id



Selasa, 22 Agustus 2017

Bukan karena Serangan Musuh, Kapal Selam Terhebat Milik AS tapi Sial Ini Tertembak Torpedonya Sendiri




Kapal selam Tang milik Angkatan Laut Amerika Serikat | Wikipedia.org                                                                                             

CB - Menurut Unexplained Mysteries of World War II Tang adalah kapal selam Angkatan Laut Amerika Serikat.
Tak main-main, ia adalah salah satu kapal yang terhebat sepanjang masa arung dalam PD II.
Berulangkali kapal yang diperlengkapi peralatan deteksi termodem ini unjuk gigi  menenggelamkan kapal-kapal Jepang.

Sementara Selat Formosa dipilihnya sebagai tempat berburu kegemarannya. Tapi di selat itu pula, di kala fajar 25 Oktober 1944, Tang memilih garis hidupnya sendiri.
Sepanjang 8 bulan masa operasinya di bawah komando Richard H. O'Kane, 24 kapal pernah dikaramkannya dengan bobot mati seluruhnya 93.184 ton. Tak satu pun kapal selam lain pernah mencapai jumlah itu.
Penembakan terakhir menyisakan satu torpedo. Seorang awak kapal, Bill Leibold, bercanda ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan.
Tapi O'Kane telah memutuskan untuk menyerang kapal pemandu yang telah mereka lumpuhkan sebelumnya. Ia membawa kapal selam itu ke tempat pengintaian baru, yang aman dari serangan torpedo. Segera ia memberi perintah untuk menembak.
Setelah itu, Tang dapat kembali ke pangkalannya di Pearl Harbour.
Ada delapan orang di anjungan itu termasuk O'Kane, ketika tiba-tiba salah seorang di antara mereka memencet tombol alarm tanda bahaya dan menunjuk ke suatu tempat.
Beberapa pasang mata melihat adanya buih jejak luncuran torpedo, menghujam ke arah Tang.
O'Kane masih sempat berpikir siapa penyerangnya. Karena tidak nampak kapal perang Jepang lainnya di sekitar kapal pemandu lumpuh yang hendak ditembaknya.

Sapuan sonar pun tidak menunjukkan tanda kehadiran kapal selam musuh. Sungguh tak dibayangkan, ia dapat diserang mendadak.

Torpedo itu meluncur makin dekat. Anehnya, arahnya memutari Tang dengan diameter yang makin lama makin sempit. Tang pun terperangkap.
Ketika torpedo menghantam, ledakannya melemparkan O'Kane bersama delapan orang lainnya ke laut. Beberapa luka berat dan tidak mampu menyelamatkan diri, karena tak seorang pun mengenakan jaket penyelamat.
Dalam beberapa menit kemudian hanya tersisa empat orang yang masih bertahan di laut.
Mereka adalah O'Kane, Leibold, petugas mesin Letnan Larry Savadkin, dan spesialis radar Floyd Caverly, yang beberapa detik sebelum torpedo menghantam, telah naik geladak untuk melaporkan kegagalan kerja beberapa peralatannya.
Tang pun mulai karam dari buritannya dulu dengan kecepatan mengerikan. Benturan keras terdengar begitu buritannya menyentuh dasar di kedalaman 180 kaki.
Sementara sebagian besar haluannya tetap muncul di permukaan.
Sementara itu konvoi kapal perang pemandu Jepang lainnya di sekitar kapal pemandu yang diternbak Tang sebelumnya mulai menyerang gencar.
Tak satu pun tembakan itu sampai cukup dekat hingga praktis tak ada kerusakan tambahah yang dialami Tang.
Namun serangan membabi buta selama empat jam itu tetap saja mimpi buruk bagi awak kapal Tang. Tidak ada pilihan lain, kecuali mereka menunda usaha melarikan diri.

Meskipun dari jarak jauh gelombang kejutan bawah air dapat saja mematikan.
Ketika serangan berakhir, 30 orang yang masih hidup di bawah arahan petugas torpedo Letnan Jim Flanagan, bersiap mengkaramkan kapal selam.
Tapi akhirnya, setelah proses pengkaraman, dari 88 awak Tang, hanya 15—di antaranya O'Kane, Leibold, Flanagan, dan Oliver—yang selamat karena ditolong sekaligus ditangkap kapal Jepang.

undefined

Jepang berpropaganda mengaku sebagai pengandas Tang. Namun staf AL AS tetap penasaran dengan nasib tragis yang  dialami kapal selam itu.
Ketika kamp penjara di Omori, tempat penahanan awak Tang yang selamat, dibebaskan oleh tentara Amerika tanggal 29 Agustus 1945, tinggal 9 orang yang hidup termasuk O'Kane yang kemudian dianugerahi Congressional Medal of Honor.
O'Kane pulalah yang membuka rahasia kisah nyata tenggelamnya kapal selam Tang.
Kapal itu menenggelamkan dirinya sendiri dengan torpedonya yang terakhir. la memang berhasil ditembakkan, namun alat kemudinya sudah tidak beres yang mengakibatkan arah lajunya jadi berbelok menuju kapal asalnya.

Bill Leibold benar. Seharusnya mereka menyimpan torpedo itu sebagai kenang-kenangan.




Credit  intisari.grid.id






Jumat, 04 Agustus 2017

Makkah, Kota Tempat Tumbuhnya Keilmuan Imam Syafi’i




Gahetna.nl
Perjalanan kafilah rombongan jamaah haji meninggalkan kota Makkah menuju padang Arafah pada tahun 1935.

Imam Syafi’i  adalah salah satu dari empat imam besar yang warisannya mengenai masalah peradilan dan yurisprudensi hukum Islam. Imam Syafi'i lahir di kota Gaza di Palestina pada tahun 767 M.
Nama kecilnya adalah Mohammad Ibn Idris.Imam Syafi'i merupakan keturunan keluarga Hasyim dari suku Quraish yang juga menjadi keluarga MuhammadSAW.
Rantai leluhur Imam Shafi'i terdiri dari sebagai berikut: Imam Abu Abdullah Muhammad Ibn Idris Ibn Abbas Ibn Utsman Ibn Syafi'i Ibn Saa'ib Ibn Ubayd Ibn Abd Yazid Ibn Hasyim Ibn Muththalib Ibn Abd Munaf Qurayshi Muttalibi Hashimi.
Kehidupan Awal
Ayah Imam Syafi'i meninggal di Ash-Sham saat masih kecil. Setelah kematian ayahnya, ibu Imam Syafi'i pindah ke Makkah, saat Imam Syafi'i baru berusia dua tahun. Akar keluarga ibu Imam Shafi'i berasal dari Yaman dan ada juga beberapa anggota keluarga di Makkah, tempat di mana ibunya percaya dan berharap agar dia mendapat perhatian dengan baik.
Imam Syafi'i menghabiskan tahun-tahun awal pembentukan karakternya  di Makkah dan memperoleh pendidikan agama di kota-kota di Makkah dan Madinah. Di Makkah, Imam Syafi'i belajar di bawah Mufti Muslim Ibn Ibn Khalid Az-. Dia dibesarkan di antara suku Banu Huzayl di Makakh yang sesuai dengan banyak suku Arab di era itu sangat berpengalaman dalam seni puisi, sebuah tradisi yang disampaikan kepada Imam Syafi'i yang juga menjadi sangat mahir dalam hal itu.
Pendidikan awalnya ditandai dengan kemiskinan akut. Ini karena ibunya tidak mampu membayar biaya pendidikannya. Meski begitu, gurunya sangat terkesan dengan kemampuannya sehingga dia menganggapnya sebagai siswa formal dengan biaya tanpa biaya tambahan.
Seperti dilansir Saudii Gazette.com, saking miskinnya, ibunya tidak bisa membelikannya kertas karena keadaannya ekonominya begitu  buruk. Alhasil. Sosok remaja Mohammad Ibn Idris terpaksa  menggunakan tulang, batu dan daun kelapa untuk menulis tugas belajarnya.
Tapi kekurangan tersebut  bukan untuk mencegahnya memperoleh pengetahuan. Mohammad muda Ibn Idris tidak hanya menghafal seluruh teks, tapi juga mampu memahami konteks dan sejarah etimologis yang terkait dengan berbagai ayat Alquran pada usia 10  tahun.
Sedangkan ketika berusia 15 tahun dia telah mampu mengumpulkan kedalaman dan ketelitian pengetahuan ajaran Islam. Melihat kemampuan anak didiknya itu, maka Mufti Makkah pada waktu itu kemudian memberi wewenang kepadanya untuk mengeluarkan fatwa .
 


Penduduk Makkah saat itu

Secara kronologis, Imam Mohammad Ibn Idris lahir hamper 57 tahun setelah kelahiran Imam Malik,. Untuk itu, maka karya monumental Hadith Mu'atta dari Imam Malik oleh  Imam Syafii atau Mohammad Ibnu Idris pelajari bersama dengan Alqur'an di usia dini seperti yang disebutkan di atas.
Teologi bukanlah satu-satunya keahliannya, namun Imam Syafi'i juga mahir mengajar tentang puisi, linguistik, dan silsilah. Murid-muridnyapun  berasal dari beragam disiplin ilmu.
Mengenai siapa yang menjadi guru Imam Syafi’i, di masa asal masa belajarnya pamannya sendiri, yakni Sufyan Ibn Uyaynah Makki salah satu gurunya. Sedangkan para guru lainnya antara lain adalah Muslim Ibn Khalid Zanji, Haatim Ibn Ismail, Ibrahim Ibn Muhammad Ibn Yahya, Hishaam Ibn Yusuf Sinani, Marwan Ibn Mu'aawiyah, Muhammad Ibn Ismail, Dawood, Ibn Abdul Rahman, Ismail Ibn Ja'far dan Hisham Ibn Yusuf.
Sedangan guru Imam Syafii yang paling terkenal adalah pendahulunya, yakni Imam Malik, pencetus mahzab Maliki yang juga merupakan salah satu dari empat aliran pemikiran terkemuka dalam Islam.
Jadi, Imam Syafi'i tidak hanya belajar dari buku Imam Malik yang sangat terkenal, Mu'atta sejak usia dini, namun seperti yang dilansir beberapa orang, dia juga mendapat kehormatan saat berada di kota Madinah, untuk belajar langsung di tangan tuan mazhab pemikiran itu.
Setelah berguru ada ulama terkemuka, maka Mohammad Ibn Idris (Imam Syafi’i) kemudian melanjutkan untuk memunculkan aliran pemikirannya sendiri yang sekarang dikenal mahzab Syafi'i .

 


Jam terbesar di dunia kini ada di Makkah.

Kontribusi paling penting dari Syafi'i kepada badan akademis pengetahuan Islam adalah pembentukan dasar-dasar yang kuat tentang prinsip-prinsip fikih Islam. Pemikirannya mengenai ajaran Islam itu  kemudian diwujudkan dalam sebuah buku  penting, yakni karya  Al-Risala yang dianggap oleh banyak orang sebagai karya akademis terpenting di bidang ini., yakni pinsip-prinsip fikih Islam.
Pada zamannya, saat itu pemikiran Imam Syafo’i dibenak banyak orang saat itu sebagai ‘ajaran revivalis’. .Proses cara kajian penelitiannya adalah dimulai dengan mencari makna harfiah dari sebuah ayat Alquran dan kemudian beralih ke hadits terkait (tradisi Nabi Muhammad SAW.
Setelah itu  kemudian berkembang menjadi sebuah konsensus pendapat semua orang terpelajar yang berkumpul (Ijma) yang menerapkan penalaran dengan analogi (Qiyas).
Setelah mengkaji soal fiqih, Imam Syafi’i juga dinobatkan  sebagai pelopor gagasan untuk membuat perbedaan antara aplikasi peradilan mengenai pertimbangan hukum (Istihsan) dan penalaran hukum murni dengan analogi (Qiyas).
Sedangkan terkait dengan kemurahan hati Imam Syafi'i terjadi dalam banyak peristiwa. Salah satunya kisahya yang terkenal adalah terkait dengan kemurahan hatinya di bulan Ramadhan saat dia hendak pindah ke Makkah.Saat itu, kalau perjalanannya sampai di perbatasan Makkah, dia terkejut dengan kehidupan warganya yang sangat miskin. Keadaan ini berbanding terbalik dengan posisi dirinya yang bisa dibilang cukup kaya karena dia mempunyai uang hingga 10.000 dirham. Uang sebanyak itu  merupakan jumlah uang yang sangat besar pada masa itu.
Melihat kesengsaraan itu hati Imam Syafi’i pun terketuk. Dan tak tanggung-tanggung dia kemudian memberikan seluruh uangnya itu, sampai-sampai dia harus meminjam sejumlah uang di Makkah untuk membiayai hidupnya sendiri.
Sikap kedermawanan Imam Syafi itu ternyata dia contoh dari karakter Nabi Muhammad SAW. Rupanya Imam Syafi’i  selama ini telah bertekad mencontoh tindakan Rasullah  yang selalu memberikan pakaian, makanan, dan uang secara ekstensif di bulan Ramadhan.
Sampai akhir hayatnya, imam Imam Syafi'i berada di perkumpulan orang terpelajar. Dilaporkan dia pun menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah lembaga pendidikan yang dikelola Abdullah Ibnul Hakam, seorang sarjana terkenal pada masanya.
Imam Syafi’i diperkirakan meninggal usia 54 tahun, pada sebuah hari Jumat di bulan Rajab di tahun 204 H (820 M). Gubernur Mesir waktu itu mengakui keunggulan akademisnya dengan tidak hanya menghadiri pemakamannya tapi benar-benar memimpin doa-doa sewaktu pemakaman tersebut. Tempat peristirahatan terakhir Imam Syafi’i diperkirakan berada di kaki perbukitan gunung Mukatram.









Credit  ihram.co.id


Rabu, 07 Juni 2017

Israel Ingin Jatuhkan Bom Atom saat Perang Enam Hari 1967


Israel Ingin Jatuhkan Bom Atom saat Perang Enam Hari 1967
Para tentara perang Israel saat bertempur di Rafah, Jalur Gaza. Sebuah dokumen mengungkap bahwa Israel berencana menjatuhkan bom atom dalam Perang Enam Hari 1967. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Israel ternyata ingin menjatuhkan bom atom sebagai upaya terakhir saat Perang Enam Hari tahun 1967. Hal itu terungkap dari arsip dokumen sejarah dan kesaksian yang dirilis kelompok think tank di Washington DC.

Dokumen yang dirilis The Woodrow Wilson International Center for Scholars tersebut mencakup serangkaian wawancara yang dilakukan dengan mendiang Jenderal Yitzhal Yaakov pada tahun 1999 oleh penulis dan sejarawan Avner Cohen.

Sekitar 50 tahun yang lalu, pada bulan Juni 1967, Israel memerangi Mesir dan empat negara Arab lainnya—Suriah, Yordania, Irak dan Libanon. Jenderal Yaakov adalah penghubung utama antara industri pertahanan militer dengan pihak pertahanan Israel.

Bom atom, kata Yaakov kala itu, akan digunakan sebagai demonstrasi kekuatan. “Begini, sangat alami,” kata Yaakov dalam salah satu wawancara.

”Anda punya musuh, dan dia bilang akan melempar Anda ke laut. Anda percaya dia. Dia bilang dia akan melempar senjata kimia kepada Anda. Apa yang Anda cari? Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk menghentikannya. Bagaimana Anda bisa menghentikannya? Anda menakutinya. Jika Anda memiliki sesuatu, Anda bisa menakutinya, Anda membuatnya takut,” lanjut Yaakov.

Rencananya, penggunaan bom atom itu akan diberi nama kode “Operation Shimshon”. Operasi ini sedianya akan melibatkan tim pasukan khusus dari unit elite Sayeret Matkal. Unit inilah yang akan menjatuhkan sebuah bom atom di atas sebuah gunung di semenanjung Sinai, sekitar 20 kilometer dari sebuah pangkalan militer Mesir di Abu Ageila.

Situs ini dipilih karena jauh dari pusat populasi utama dan dimaksudkan untuk mengirim pesan ketimbang menimbulkan korban jiwa. Yaakov dan timnya melakukan penerbangan pengintaian tapi harus kembali setelah hampir dicegat oleh pesawat jet Mesir.

”Kami sangat dekat,” kata Yaakov kepada Cohen. ”Kami melihat gunung itu, dan kami melihat ada tempat untuk bersembunyi di sana, di beberapa ngarai.”

Jika Israel terus berlanjut, itu akan menjadi senjata nuklir ketiga yang dugunakan pada masa perang. Dua senjata nuklir berupa bom atom telah dijatuhkan tentara Amerika Serikat pada Perang Dunia II, yakni di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Jika Israel nekat dengan rencana itu, maka juga akan bertentangan dengan Perjanjian Pelarangan Uji Parsial 1963 yang ditandatangani oleh kekuatan dunia. Perjanjian ini melarang semua uji coba nuklir kecuali yang dilakukan di bawah tanah.

Untungnya, rencana yang disusun pada malam perang Arab-Israel, tidak pernah dilaksanakan. Alasan dibatalkannya rencana penjatuhan bom atom itu karena konflik dianggap tidak menimbulkan ancaman eksistensial terhadap Israel.

Dokumen lainnya termasuk wawancara dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Zvi Tzur, juga menunjuk peran Yaakov dalam masalah ini. Tzur mengatakan keputusan untuk menggunakan senjata tersebut pada akhirnya akan merugikan Israel.

”Kami akan menghancurkan semua yang kami miliki. Kami pasti terluka parah. Tidak ada yang percaya pada hal yang kita katakan,” katanya di Yitzhak Rabin Memorial Center pada tahun 2004. 

Beberapa saat setelah berbicara dengan Cohen, Yaakov ditangkap di Israel dan dikenai tuduhan spionase karena untuk menceritakan kisah tersebut dan diberi hukuman dua tahun penjara. Dia meninggal pada tahun 2013.

Kesaksian Yaakov menunjukkan bahwa Israel memang memiliki kemampuan senjata nuklir sejak 50 tahun yang lalu. Namun negara itu tidak pernah mengonfirmasi atau menyangkal bahwa mereka memiliki senjata nuklir.

Mordechai Vanunu, seorang teknisi di pembangkit listrik tenaga nuklir Dimona di Gurun Negev juga pernah dipenjara selama 18 tahun pada tahun 1980-an karena membocorkan rincian program senjata nuklir Israel kepada sebuah surat kabar Inggris.

Meski demikian, peneliti lain meragukan cerita Yaakov, dengan alasan kurangnya bukti faktual bahwa rencana penjatuhan bom atom itu memang dirancang.

”Saya juga mewawancarai Yitzhak Yaakov dan saya tidak yakin bahwa ceritanya ‘menampung air’. Puluhan ribu, jika tidak ratusan ribu, dokumen rahasia dari Perang Enam Hari telah dirilis,” ujar peneliti Michael Oren kepada AP, yang dikutip Selasa (6/6/2017). ”(Namun) tidak ada satu pun yang mendukung versi Avner Cohen. Jika ada sesuatu, kami akan menemukan bukti tambahan.”






Credit  sindonews.com