Somalia telah mengusir diplomat senior PBB untuk Somalia.
CB, JOHANNESBURG—
Dewan Keamanan PBB telah menyatakan berharap kerjasama penuh antara
Somalia dan PBB. Pernyataan ini keluar beberapa hari setelah negara
Tanduk Afrika itu mengusir seorang diplomat senior PBB.
Sekretaris
Jenderal PBB, Antonio Guterres, Ahad (6/1), menyampaikan penyesalannya
yang mendalam setelah Somalia mengusir Wakil Khususnya Nicholas Haysom.
"Anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi bahwa 2019 akan
menjadi tahun kritis buat Somalia, dan menyeru para pemimpinnya agar
bekerjasama guna memajukan pembaruan keamanan dan politik," kata
pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita
Anadolu, Selasa (8/1).
Pernyataan
itu juga mengatakan meskipun Dewan Keamanan menyesalkan keputusan
Somalia tersebut, Dewan Keamanan tetap mendukung upaya masyarakat
internasional untuk mewujudkan perdamaian di Somalia, tapi mengharapkan
kerja sama penuh antara Somalia dan PBB.
Menurut
pernyataan itu, Guterres mengatakan demi kepentingan rakyat Somalia dan
pekerjaan misi PBB di Somalia, ia akan mengangkat seorang wakil khusus
baru dan pemimpin misi tersebut pada waktunya.
Pekan
lalu, Pemerintah Somalia mengumumkan Haysom, pengacara lawakan Afrika
Selatan dan Pejabat senior PBB, sebagai persona nongrata karena ia
diduga mencampuri urusan dalam negeri Somalia.
Haysom
diduga menanyakan mengapa pemerintah masih menahan mantan komandan
kelompok gerilyawan al-Shabab, Mukhtar Robow, yang membelot dan
mencalonkan diri untuk mengisi jabatan publik.
Para pendukung Robow melancarkan protes di Negara Bagian Barat Daya Somalia, sehingga menewaskan 15 orang.