TEL AVIV
- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan reaksi
"mematikan" jika kelompok-kelompok bersenjata Palestina melanjutkan
tindakan bermusuhan ketika ketegangan meningkat di Gaza.
Netanyahu membuat pernyataan itu setelah berminggu-minggu situasi tenang di Jalur Gaza berakhir pada hari Selasa, ketika tentara Israel diserang di sepanjang perbatasan dalam dua insiden terpisah.
"Mungkin ada seseorang di Gaza yang berpikir dia bisa mengangkat kepalanya. Saya menyarankan agar mereka mengerti bahwa responsnya akan mematikan dan sangat menyakitkan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Netanyahu membuat pernyataan itu setelah berminggu-minggu situasi tenang di Jalur Gaza berakhir pada hari Selasa, ketika tentara Israel diserang di sepanjang perbatasan dalam dua insiden terpisah.
"Mungkin ada seseorang di Gaza yang berpikir dia bisa mengangkat kepalanya. Saya menyarankan agar mereka mengerti bahwa responsnya akan mematikan dan sangat menyakitkan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
"Kami
siap untuk setiap skenario dan eskalasi," sambungnya setelah menghadiri
latihan militer di sebuah pangkalan di Shizafon di Israel selatan,
seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (24/1).
Pada hari Selasa, tank-tank Israel menyerang dua posisi Hamas di Gaza dan menewaskan seorang gerilyawan, setelah seorang tentara Israel mendapat luka ringan akibat tersempet peluru, saat sejumlah orang melakukan serangan di perbatasan.
Israel dan Hamas telah berperang sebanyak tiga kali sejak 2008 dan kekhawatiran perang keempat tetap ada meskipun kekerasan telah mereda sejak November, berkat adanya gencatan senjata informal antara kedua pihak.
Pada hari Selasa, tank-tank Israel menyerang dua posisi Hamas di Gaza dan menewaskan seorang gerilyawan, setelah seorang tentara Israel mendapat luka ringan akibat tersempet peluru, saat sejumlah orang melakukan serangan di perbatasan.
Israel dan Hamas telah berperang sebanyak tiga kali sejak 2008 dan kekhawatiran perang keempat tetap ada meskipun kekerasan telah mereda sejak November, berkat adanya gencatan senjata informal antara kedua pihak.
Credit sindonews.com