Langkah ini menyusul laporan serangan senjata kimia di Suriah.
CB,
LONDON -- Pemerintah Inggris saat ini dilaporkan tengah mendiskusikan
opsi intervensi militer yang hendak dilakukan di Suriah. Langkah ini
dipertimbangkan menyusul serangan senjata kimia yang kembali terjadi di
negara Timur Tengah itu.
"Ini adalah sebuah masalah hidup dan mati, di mana kami akan
mendiskusikan langkah yang tepat untuk mengatasinya dengan mitra
internasional kami," ujar Menteri Pembangunan Internasional Inggris
Penny Mordaunt, Selasa (10/4).
Mordaunt mengatakan
kekejaman yang kembali terjadi di Suriah tidak pernah dapat diterima. Ia
menegaskan bahwa Pemerintah Inggris akan mencari segala cara untuk
melindungi warga sipil tak berdosa mulai dari laki-laki, perempuan, dan
anak-anak di Suriah.
Serangan senjata kimia di Suriah yang
kali ini kembali terjadi tepatnya di Douma, kota terakhir yang dikuasai
pemberontak telah membuat sedikitnya 60 orang tewas dan 1.000 lainnya
terluka. Pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar Al Assad
tetap diyakini berada di balik insiden tersebut.
Sebelumnya,
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa ia akan berbicara
dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai serangan
senjata kimia di Suriah kali ini. Kedua negara yang merupakan anggota
tetap Dewan Keamanan PBB nampaknya hendak mempertimbangkan langkah lebih
keras terhadap rezim Pemerintah Suriah atas insiden tersebut.
Sebelumnya,
tepatnya pada 2017, insiden serupa juga terjadi di salah satu kota yang
dikuasai oposisi Suriah, yaitu Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib. Dalam
peristiwa itu setidaknya lebih dari 80 orang tewas.
Dari
laporan yang ada, korban kesulitan bernapas dan beberapa mengeluarkan
busa dari mulut, sebagai dampak dari serangan racun kimia, yang diyakini
sebagai gas sarin. AS kemudian merespon serangan ini dengan meluncurkan
serangan yang disebut sebagai tindakan balasan dengan meluncurkan bom
di pangkalan udara Pemerintah Suriah.
Pemerintah Suriah dan
Rusia telah membantah tegas keterlibatan dalam serangkaian serangan
senjata kimia tersebut. Kali ini, kedua negara mengusulkan agar
dilakukan inspeksi internasional untuk mengusut kasus ini.