Kamis, 08 Maret 2018

Status Darurat, Bentrok Buddha-Muslim Pecah Lagi di Sri Lanka


Status Darurat, Bentrok Buddha-Muslim Pecah Lagi di Sri Lanka
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)



Jakarta, CB -- Kepolisian Sri Lanka melaporkan bahwa massa umat Buddha masih menyerang masjid dan bisnis milik minoritas warga Muslim pada Rabu (7/3) meski situasi darurat sudah diberlakukan di daerah Kandy sejak kericuhan pecah pada Minggu.

"Polisi menangkap tujuh orang. Tiga petugas kepolisian terluka akibat insiden tersebut," kata Gunasekara kepada Reuters.

Kerusuhan dan pembakaran toko di distrik Kandy bermula pada Minggu, setelah seorang sopir truk, yang merupakan umat Buddha Sinhala, meninggal beberapa hari usai bertengkar dengan empat warga Muslim di sana.


Bentrokan pecah tak lama setelah pemakaman sang sopir selesai. Polisi menyebut sekelompok umat Buddha menyerang dan membakar toko-toko milik umat Muslim di distrik tersebut.


Jenazah seorang warga ditemukan dalam salah satu toko yang terbakar itu.

Menteri Dalam Negeri Sri Lanka, Sarath Amunugama, mengatakan bahwa kekerasan ini dipicu oleh oknum dari luar Kandy.

"Ada konspirasi yang terorganisir di balik insiden ini," kata Sarath Amunugama kepada wartawan di Kolombo.


Ketegangan antara masyarakat Buddha dan Muslim di Sri Lanka sudah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Umat Buddha garis keras menuding Muslim di sana memaksa orang-orang memeluk agama Islam atau merusak situs arkeologi Buddha.

Sejak krisis kemanusiaan di Myanmar memburuk Agustus 2017 lalu, banyak umat Buddha Sri Lanka memprotes kedatangan pengungsi Muslim Rohingya di negaranya.

Beberapa Buddha nasionalis juga memprotes kehadiran pengungsi Muslin Rohingya dari Myanmar yang mayoritas Buddha. Di kedua negara ini, nasionalisme Buddha terus meningkat.

Sri Lanka sendiri masih dalam masa penyembuhan dari perang sipil selama 26 tahun melawan separatis Tamil yang berakhir pada tahun 2009.







Credit  cnnindonesia.com