Credit republika.co.id
Senin, 28 Mei 2018
PM India ke Jakarta, Perkuat Kemitraan Strategis

Perdana Menteri India Narendra Modi berkunjung ke Indonesia 29-31 Mei 2018. (Foto: Biro Setpres)
Duta Besar Indonesia untuk India, Sidharto Reza Suryodipuro menyatakan agenda lawatan PM Modi sangat beragam dan luas. "Agendanya cukup luas, perdagangan, pertahanan, people-to-people, Indo-Pacific, dan lain-lain," kata Dubes Suryodipuro lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.
Kedatangan PM Modi tersebut merupakan kunjungan resmi pertama ke Indonesia sebagai balasan atas kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke India pada Desember 2016. Juga saat Jokowi menghadiri ASEAN-India Commemorative Summit pada Januari 2018.
Dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima CNNIndonesia.com, kedua pemimpin akan membahas isu-isu bilateral, regional dan global. Agenda bilateral akan mencakup area kerja sama yang ditujukan untuk keuntungan bersama di bidang politik, pertahanan dan keamanan, maritim, ekonomi, serta penguatan people-to-people contacts dan kebudayaan.
Agenda pembicaraan regional dan global, akan mencakup kondisi dan tantangan yang dihadapi bersama di kawasan dan global dewasa ini, serta bagaimana kedua negara dapat bekerjasama dan memberikan kontribusi nyata bagi penciptaan kawasan dan dunia yang damai, aman dan sejahtera. Kunjungan juga dilaksanakan dalam rangka menyambut 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-India tahun 2019 mendatang.
Dalam rangkaian acara kunjungan, akan diselenggarakan pula pertemuan kedua Indonesia-India CEO Forum. Forum ini akan dihadiri oleh CEO Indonesia dan India yang akan menghasilkan rekomendasi bersama untuk kemudian disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan PM Narendra Modi.
Dalam kunjungan ini, kemitraan strategis Indonesia dan India juga akan didorong melalui penandatanganan sejumlah nota kesepahaman.
Pada November 2005 Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono mengadakan kunjungan kenegaraan ke India dan menandatangani Kesepakatan "New Strategic Partnership" serta menyaksikan penandatanganan tiga MoU kerjasama bilateral termasuk pembentukan Joint Study Group untuk sebuah Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) atau FTA antara Indonesia - India.
Dilansir situs resmi Kemlu RI, pengusaha Indonesia belum cukup menggarap potensi pasar India, meski banyak pengusaha India sangat berminat berinvestasi di Indonesia. Negara-negara tetangga Indonesia yang telah menyadari potensi India mengambil langkah agresif dalam memasuki pasar India. "Indonesia dalam hal ini masih di belakang negara-negara tersebut," tulis Kemlu RI dalam situsnya. Salah satu negara yang telah berhasil adalah Malaysia, yang membentuk Dewan Pariwisata di India dan berhasil menjadikan Negeri Jiran itu salah satu tujuan utama turis India.
Credit cnnindonesia.com
Libanon Sebut UU Baru Suriah Hambat Kepulangan Pengungsi

Ilustrasi pengungsi Suriah. (Reuters/Yannis Behrakis)
Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Brassil dalam surat kepada Menlu Suriah Wali al-Moualem mengatakan "Pasal 10" dari UU tersebut bisa menyulitkan pengungsi membuktikan kepemilikan tanahnya, sehingga membuat mereka enggan kembali.
Hukum itu memungkinkan orang-orang membuktikan kepemilikan properti di area yang terpilih untuk pembangunan kembali, dan mengklaim kompensasi. Namun, kelompok bantuan kemanusiaan menyatakan kekacauan perang membuat hal itu tidak mungkin dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan.
Libanon sebagai negara penampung jutaan pengungsi Suriah menyatakan prihatin atas keterbatasan rentang waktu yang disediakan bagi para pengungsi untuk membuktikan kepemilikan propertinya.
"Ketidakmampuan pengungsi untuk begitu saja hadir dan membuktikan kepemilikan dalam batas waktu yang ditentukan mungkin membuat mereka kehilangan properti dan rasa identitas nasional," kata Bassil dalam surat yang dikutip Reuters, Sabtu (27/5).
"Hal ini akan merenggut salah satu insentif utama dari kepulangan mereka ke Suriah," tulisnya sebagaimana dikutip Reuters, mengamini pernyataan yang lebih dulu dibuat Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri pekan lalu.
Hariri mengatakan undang-undang itu "meminta ribuan keluarga Suriah untuk tetap tinggal di Libanon" dengan mengancam mereka dengan penyitaan properti.
Bassil juga mengirim surat serupa kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres, menyerukan tindakan untuk melindungi hak pengungsi Suriah mempertahankan propertinya.
Credit cnnindonesia.com
Inggris Operasikan Sistem Rudal Penangkal Misil Supersonik dan Jet Tempur
Kementrian
pertahanan di London menyebut Sea Ceptor sebagai peluru kendali kelas
dunia. Sistem rudal ini dikembangkan dengan biaya sebesar 850 juta Pound
atau sekitar 1,1 milyar US Dolar oleh kementrian pertahanan.
Sistem Rudal tersebut dilaporkan sudah sukses diujicoba sejak tahun lalu, dan akan dipasang pada kapal perang jenis Fregat tipe 23 milik angkatan laut Inggris. Saat ini Inggris tercatat memiliki 16 kapal perang tipe 23 atau kelas Duke.
Menteri pertahanan Gavin Williamson mengatakan:"Sea Captor akan melindungi Inggris dari ancaman yang makin intensif yang muncul saat ini dan di masa depan. Sistemnya memberikan perlindungan kuat bagi kapal perang untuk melawan segala hal, mulai dari misil supersonik hingga Jet Tempur musuh."
Produsen rudal Sea Captor memuji,Misil bisa menyasar beberapa target sekaligus. Diluncurkan dari kapal perang jenis fregat kelas Duke yang bisa dikerahkan mengawal kapal barang atau menjaga keamanan laut.
Dalam ujicoba penembakan dari kapal perang HMS Montrose, rudal terbukti sukses mengenai sasaran. Komandan HMS Montrose, Conor O'Neill mengatakan: "Tes penembakan menunjukkan, rudal meluncur dengan mulus. Sistem misil ini merepresentasikan peningkatan kapabilitas pertahanan angkatan laut kerajaan Inggris."
Sistem Rudal tersebut dilaporkan sudah sukses diujicoba sejak tahun lalu, dan akan dipasang pada kapal perang jenis Fregat tipe 23 milik angkatan laut Inggris. Saat ini Inggris tercatat memiliki 16 kapal perang tipe 23 atau kelas Duke.
Menteri pertahanan Gavin Williamson mengatakan:"Sea Captor akan melindungi Inggris dari ancaman yang makin intensif yang muncul saat ini dan di masa depan. Sistemnya memberikan perlindungan kuat bagi kapal perang untuk melawan segala hal, mulai dari misil supersonik hingga Jet Tempur musuh."
Ganti sistem rudal Seawolf
Sea Ceptor didesain dan diproduksi oleh MBDA sebuah konsorsium pembuat persenjataan Eropa. Sea Ceptor yang jauh lebih canggih dari sistem rudal Seawolf yang digunakan saat ini, dan akan menjadi penggantinya.Produsen rudal Sea Captor memuji,Misil bisa menyasar beberapa target sekaligus. Diluncurkan dari kapal perang jenis fregat kelas Duke yang bisa dikerahkan mengawal kapal barang atau menjaga keamanan laut.
Dalam ujicoba penembakan dari kapal perang HMS Montrose, rudal terbukti sukses mengenai sasaran. Komandan HMS Montrose, Conor O'Neill mengatakan: "Tes penembakan menunjukkan, rudal meluncur dengan mulus. Sistem misil ini merepresentasikan peningkatan kapabilitas pertahanan angkatan laut kerajaan Inggris."
Credit sindonews.com/dw
Didekati Pesawat Pembom China, Taiwan Kerahkan Jet tempur
TAIPEI
- Angkatan udara Taiwan mengerahkan sejumlah pesawat jet tempur ketika
pesawat pembom China terbang di sekitar pulau tersebut. Jet-jet tempur
itu akan terus disiagakan untuk memantau pesawat pembom Beijing.
Manuver pesawat pembom Beijing terjadi hari Kamis, beberapa jam setelah Taipei bersumpah untuk tidak takut kehilangan sekutu diplomatiknya di tengah meningkatnya tekanan dari China.
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif di China dan titik bahaya militer yang genting. China mengklaim pulau itu sebagai provinsinya yang membangkang dan telah berjanji untuk tidak mengizinkan upaya apa pun oleh Taiwan untuk merdeka.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, di mana China curiga terhadap pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen, yang dianggap ingin mendorong kemerdekaan resmi untuk pulau tersebut.
Tsai, yang menjabat pada tahun 2016, mengatakan dia ingin mempertahankan status quo, tetapi akan melindungi keamanan Taiwan dan tidak ingin diganggu oleh Beijing.
Mengutip laporan Straits Times, Sabtu (26/5/2018), dalam penerbangan terbarunya, dua pesawat pembom H-6 China melewati Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dari Filipina. Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, dua pesawat pembom itu kemudian mengitari Taiwan melalui Selat Miyako Jepang dan bergerak ke timur laut Taiwan.
Menurut kementerian itu, jet-jet tempur Taiwan terus memantau pergerakan pesawat-pesawat pembom di seluruh wilayah. Kementerian tersebut menyerukan kepada orang-orang Taiwan untuk tidak khawatir karena angkatan udara juga mampu memantau pesawat China ketika mendekat.
Sementara itu, Taiwan telah kehilangan sekutu diplomatik keduanya dalam waktu kurang dari sebulan ketika Burkina Faso memutuskan hubungan diplomatik. Tsai mengatakan Taiwan tidak akan terlibat dalam "diplomasi dolar" dan tidak akan menyerah ketika menghadapi tekanan China.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengajukan pengunduran diri setelah pengumuman pemutusan hubungan diplomatik dari Burkina Faso muncul. Namun, atas permintaan presiden, Wu akan tetap di posisinya sebagai menteri luar negeri. Sebelumnya, Republik Dominika juga dilaporkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan setelah China mengucurkan bantuan besar ke negara tersebut.
Manuver pesawat pembom Beijing terjadi hari Kamis, beberapa jam setelah Taipei bersumpah untuk tidak takut kehilangan sekutu diplomatiknya di tengah meningkatnya tekanan dari China.
Taiwan adalah masalah teritorial paling sensitif di China dan titik bahaya militer yang genting. China mengklaim pulau itu sebagai provinsinya yang membangkang dan telah berjanji untuk tidak mengizinkan upaya apa pun oleh Taiwan untuk merdeka.
Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, di mana China curiga terhadap pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen, yang dianggap ingin mendorong kemerdekaan resmi untuk pulau tersebut.
Tsai, yang menjabat pada tahun 2016, mengatakan dia ingin mempertahankan status quo, tetapi akan melindungi keamanan Taiwan dan tidak ingin diganggu oleh Beijing.
Mengutip laporan Straits Times, Sabtu (26/5/2018), dalam penerbangan terbarunya, dua pesawat pembom H-6 China melewati Selat Bashi, yang memisahkan Taiwan dari Filipina. Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, dua pesawat pembom itu kemudian mengitari Taiwan melalui Selat Miyako Jepang dan bergerak ke timur laut Taiwan.
Menurut kementerian itu, jet-jet tempur Taiwan terus memantau pergerakan pesawat-pesawat pembom di seluruh wilayah. Kementerian tersebut menyerukan kepada orang-orang Taiwan untuk tidak khawatir karena angkatan udara juga mampu memantau pesawat China ketika mendekat.
Sementara itu, Taiwan telah kehilangan sekutu diplomatik keduanya dalam waktu kurang dari sebulan ketika Burkina Faso memutuskan hubungan diplomatik. Tsai mengatakan Taiwan tidak akan terlibat dalam "diplomasi dolar" dan tidak akan menyerah ketika menghadapi tekanan China.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengajukan pengunduran diri setelah pengumuman pemutusan hubungan diplomatik dari Burkina Faso muncul. Namun, atas permintaan presiden, Wu akan tetap di posisinya sebagai menteri luar negeri. Sebelumnya, Republik Dominika juga dilaporkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan setelah China mengucurkan bantuan besar ke negara tersebut.
Credit sindonews.com
AS Cuek Manuver Dua Kapal Perangnya Bikin China Marah
WASHINGTON
- Pemerintah China marah dengan manuver dua kapal perang Angkatan Laut
Amerika Serikat (AS) di dekat kepulauan sengketa di Laut China Selatan
yang diklaim Beijing. Namun, Washington tak peduli atau cuek dengan
reaksi Beijing.
Para pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, pada hari Minggu mengatakan bahwa kapal perang USS Higgins dan USS Antietam, bermanuver di sebuah perairan yang berjarak 12 mil laut dari Paracel Island.
Kementerian Pertahanan China meluapkan kemarahannya dengan mengirim kapal dan pesawat untuk memperingatkan dua kapal perang AS agar pergi. Menurutu kementerian itu, dua kapal perang Amerika memasuki perairan teritorial China tanpa izin.
"Langkah bertentangan dengan hukum China dan hukum internasional yang relevan, secara serius melanggar kedaulatan China (dan) merusak hubungan timbal balik strategis antara kedua militer," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin (28/5/2018).
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri China mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan tindakan tersebut. "China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara," kata kementerian itu.
Namun, kemarahan Beijing diabaikan Washington. Militer AS menegaskan akan terus beroperasi di wilayah tersebut setiap hari.
"Kami melakukan Freedom of Navigation Operations (FONOPs) rutin dan reguler, seperti yang telah kami lakukan di masa lalu dan akan terus dilakukan di masa depan," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan.
Manuver dua kapal perang Washington itu terjadi setelah citra satelit AS diambil pada 12 Mei 2018 menunjukkan bahwa Beijing telah menempatkan rudal-rudal surface-to-air secara mobile dan rudal jelajah anti-kapal di Woody Island.
Awal bulan ini, Angkatan Udara China juga mendaratkan beberapa pesawat pembom termasuk H-6K di pulau-pulau yang disengketakan dan kawasan terumbu karang di Laut China Selatan sebagai bagian dari latihan militer. Pendaratan sejumlah pesawat pembom itu telah memicu reaksi dari Vietnam dan Filipina, dua dari beberapa negara Asia Tenggara yang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Para pejabat AS, berbicara dengan syarat anonim, pada hari Minggu mengatakan bahwa kapal perang USS Higgins dan USS Antietam, bermanuver di sebuah perairan yang berjarak 12 mil laut dari Paracel Island.
Kementerian Pertahanan China meluapkan kemarahannya dengan mengirim kapal dan pesawat untuk memperingatkan dua kapal perang AS agar pergi. Menurutu kementerian itu, dua kapal perang Amerika memasuki perairan teritorial China tanpa izin.
"Langkah bertentangan dengan hukum China dan hukum internasional yang relevan, secara serius melanggar kedaulatan China (dan) merusak hubungan timbal balik strategis antara kedua militer," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Senin (28/5/2018).
Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri China mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan tindakan tersebut. "China akan terus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara," kata kementerian itu.
Namun, kemarahan Beijing diabaikan Washington. Militer AS menegaskan akan terus beroperasi di wilayah tersebut setiap hari.
"Kami melakukan Freedom of Navigation Operations (FONOPs) rutin dan reguler, seperti yang telah kami lakukan di masa lalu dan akan terus dilakukan di masa depan," kata Armada Pasifik AS dalam sebuah pernyataan.
Manuver dua kapal perang Washington itu terjadi setelah citra satelit AS diambil pada 12 Mei 2018 menunjukkan bahwa Beijing telah menempatkan rudal-rudal surface-to-air secara mobile dan rudal jelajah anti-kapal di Woody Island.
Awal bulan ini, Angkatan Udara China juga mendaratkan beberapa pesawat pembom termasuk H-6K di pulau-pulau yang disengketakan dan kawasan terumbu karang di Laut China Selatan sebagai bagian dari latihan militer. Pendaratan sejumlah pesawat pembom itu telah memicu reaksi dari Vietnam dan Filipina, dua dari beberapa negara Asia Tenggara yang terlibat sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Credit sindonews.com
Kapal Perang China Tantang AS di Laut China Selatan
BEIJING
- Militer China mengumumkan mereka telah mengirim kapal perang untuk
menantang dua kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang berlayar di
perairan Laut China Selatan. China mengklaim Laut China Selatan sebagai
bagian dari wilayahnya.
"China menghadapi kapal-kapal Amerika dan memperingatkan mereka untuk pergi," kata Kementerian Pertahanan Nasional China dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situsnya seperti dikutip dari New York Times, Senin (28/5/2018).
Meski begitu rincian lain dari pertemuan itu tidak segera jelas.
Dua kapal AS - kapal perusak USS Higgins dan kapal penjelajah USS Anitetam - melintas dalam jarak 12 mil laut Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di bagian utara perairan Laut Cina Selatan yang disengketakan di lepas pantai Vietnam.
Dua kapal perang Amerika itu melakukan manuver yang dikenal sebagai "operasi kebebasan navigasi." Operasi, yang masa pemerintahan Obama agak membatasi tetapi yang dikerahkan lagi di bawah Presiden Trump, dimaksudkan untuk melakukan apa yang AS katakan adalah haknya di bawah hukum internasional.
China, yang klaimnya terhadap pulau-pulau di Kepulauan Parasel dan Spratly tidak diakui, berpendapat bahwa bagian dalam 12 mil laut merupakan pelanggaran wilayah negara di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.
Juru bicara utama untuk Kementerian Pertahanan Nasional China, Kolonel Senior Wu Qian, mengatakan bahwa Amerika Serikat secara serius melanggar kedaulatan China.
"Kapal-kapal angkatan laut Amerika Serikat Antietam dan Higgins masuk tanpa izin pemerintah China ke wilayah perairan" di sekitar pulau-pulau itu, yang China sebut Kepulauan Xisha, kata Kolonel Wu dalam pernyataannya.
Militer China, katanya, akan teguh dan tak tergoyahkan dalam tekadnya untuk memperkuat konstruksi kesiapan operasional laut dan udara di pulau-pulau itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, China telah bertekad untuk mempertahankan klaimnya di Laut Cina Selatan. Beijing telah memperkuat dan mempersenjatai pangkalan-pangkalannya di Kepulauan Paracel dan lebih jauh ke selatan di Kepulauan Spratly, meskipun berbagai pulau, terumbu karang, laut dalam, dan batuan luar lainnya juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, Taiwan dan lainnya.
Pada 18 Mei, China mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya mereka mendaratkan pembom strategis H-6K di sebuah pos terdepan di Paracels, Woody Island. Pada awal bulan ini, AS juga secara resmi memprotes pengerahan rudal dan peralatan radar di tiga pulau buatan China yang dibangun di Kepulauan Spratly.
Pejabat Amerika menuduh Beijing melanggar janji pemimpin China, Xi Jinping, yang dibuat pada tahun 2015 ketika ia mengatakan Negeri Tirai Bambu itu tidak berniat untuk melakukan militerisasi wilayah yang disengketakan. Sebagai pembalasan atas penempatan itu, Pentagon pekan lalu membatalkan undangan untuk China berpartisipasi dalam latihan angkatan laut multinasional musim panas ini di dekat Hawaii.
Pada bulan April, kapal dan pesawat China menantang tiga kapal Angkatan Laut Australia saat mereka melakukan perjalanan ke pelabuhan di Vietnam.
"China menghadapi kapal-kapal Amerika dan memperingatkan mereka untuk pergi," kata Kementerian Pertahanan Nasional China dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situsnya seperti dikutip dari New York Times, Senin (28/5/2018).
Meski begitu rincian lain dari pertemuan itu tidak segera jelas.
Dua kapal AS - kapal perusak USS Higgins dan kapal penjelajah USS Anitetam - melintas dalam jarak 12 mil laut Kepulauan Paracel, sebuah kepulauan di bagian utara perairan Laut Cina Selatan yang disengketakan di lepas pantai Vietnam.
Dua kapal perang Amerika itu melakukan manuver yang dikenal sebagai "operasi kebebasan navigasi." Operasi, yang masa pemerintahan Obama agak membatasi tetapi yang dikerahkan lagi di bawah Presiden Trump, dimaksudkan untuk melakukan apa yang AS katakan adalah haknya di bawah hukum internasional.
China, yang klaimnya terhadap pulau-pulau di Kepulauan Parasel dan Spratly tidak diakui, berpendapat bahwa bagian dalam 12 mil laut merupakan pelanggaran wilayah negara di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut.
Juru bicara utama untuk Kementerian Pertahanan Nasional China, Kolonel Senior Wu Qian, mengatakan bahwa Amerika Serikat secara serius melanggar kedaulatan China.
"Kapal-kapal angkatan laut Amerika Serikat Antietam dan Higgins masuk tanpa izin pemerintah China ke wilayah perairan" di sekitar pulau-pulau itu, yang China sebut Kepulauan Xisha, kata Kolonel Wu dalam pernyataannya.
Militer China, katanya, akan teguh dan tak tergoyahkan dalam tekadnya untuk memperkuat konstruksi kesiapan operasional laut dan udara di pulau-pulau itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, China telah bertekad untuk mempertahankan klaimnya di Laut Cina Selatan. Beijing telah memperkuat dan mempersenjatai pangkalan-pangkalannya di Kepulauan Paracel dan lebih jauh ke selatan di Kepulauan Spratly, meskipun berbagai pulau, terumbu karang, laut dalam, dan batuan luar lainnya juga diklaim oleh Vietnam, Filipina, Taiwan dan lainnya.
Pada 18 Mei, China mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya mereka mendaratkan pembom strategis H-6K di sebuah pos terdepan di Paracels, Woody Island. Pada awal bulan ini, AS juga secara resmi memprotes pengerahan rudal dan peralatan radar di tiga pulau buatan China yang dibangun di Kepulauan Spratly.
Pejabat Amerika menuduh Beijing melanggar janji pemimpin China, Xi Jinping, yang dibuat pada tahun 2015 ketika ia mengatakan Negeri Tirai Bambu itu tidak berniat untuk melakukan militerisasi wilayah yang disengketakan. Sebagai pembalasan atas penempatan itu, Pentagon pekan lalu membatalkan undangan untuk China berpartisipasi dalam latihan angkatan laut multinasional musim panas ini di dekat Hawaii.
Pada bulan April, kapal dan pesawat China menantang tiga kapal Angkatan Laut Australia saat mereka melakukan perjalanan ke pelabuhan di Vietnam.
Credit sindonews.com
Cerita di Balik Tarik Ulur Trump Bertemu Kim Jong-un

Presiden AS Donald Trump tarik ulur soal pertemuannya dengan pemimpin Korut, Kim Jong Un. ( REUTERS/Jay Paul)
Petang itu, 8 Maret Trump berbalik arah saat akan kembali ke rumah. Dia menuju ruang media briefing. Mengintip dari balik pintu yang setengah terbuka, dia mendapati beberapa gelintir wartawan masih bekerja lalu memanggil mereka.
"Korea Selatan akan mengumumkan sebuah pernyataan besar pukul 19.00 ini," kata Trump perlahan. Di belakangnya, Wakil Presiden Mike Pence berdiri diam.
"Soal apa?" tanya seorang reporter penasaran.
"Sebuah hal besar," jawab Trump sambil menyeringai. Dia mengumumkan hal serupa lewat akun Twitter resminya. "Korea Selatan akan mengumumkan suatu hal besar dalam waktu dekat!"
Itulah awal dari guliran berita rencana pertemuan antara Trump dengan Kim Jong-un. Yang lalu dilanjutkan dengan lawatan pejabat senior Korsel ke Pyongyang dan bertemu dengan pemimpin Korut itu. Delegasi yang dipimpin Kepala Intelijen Korsel itu pun bertemu Trump di Washington, selepas bertemu Kim Jong-un, menyampaikan surat kepadanya.
Dan euforia perdamaian pun dimulailah. Meredam hiruk-pikuk dan kekhawatiran akan meletusnya perang nuklir di Semenanjung Korea sebelumnya, akibat perang kata-kata Kim Jong-un dan Trump.
Dikutip CNN, hari itu juga bisa dibilang awal optimisme Trump terkait rencana pertemuan bersejarahnya dengan Kim.
Bagaimana tidak, jika tatap mata keduanya terjadi, itu akan menjadi gebrakan dalam sejarah relasi AS-Korut yang selama ini bermusuhan.
Pertemuan dengan Kim juga menjadi prestasi dan prestise tersendiri bagi Trump di masa pemerintahannya. Sejak itu, Trump pun bermain cukup lembut terhadap rezim Kim.
Dia memuji Kim bahwa ia percaya rivalnya itu benar-benar tulus untuk berunding dan berharap mau melucuti senjata nuklir sepenuhnya. Denuklirisasi memang menjadi agenda utama Trump untuk bertemu Kim.
"Saya benar-benar berpikir bahwa dia [Kim Jong-un] ingin membawa sesuatu dan membawa negara itu ke dunia nyata. Saya pikir kami berdua akan sukses. Saya pikir ini akan menjadi kesuksesan besar," ucap Trump saat mengunjungi Pangkalan Militer Andrews.
![]()
Foto: Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in |
Lalu pada 10 Mei, lewat akun Twitternya, Trump menjawab berbagai teka-teki soal tempat dan waktu pertemuan dengan Kim, yakni di Singapura 12 Juni mendatang.
Semua tampak sempurna sampai Korea Utara tiba-tiba keberatan atas latihan militer bersama negeri tetangganya dengan Amerika.
Optimisme lantas berubah 180 derajat menjadi kesuraman. Hanya beberapa pekan sebelum pertemuan berlangsung, Trump sendiri membatalkan pertemuannya dengan Kim di Singapura, pada Kamis (24/5).
Sehari sebelumnya, Pada Rabu, Korut berang pada pernyataan Wapres AS yang mengancam mereka akan menjadi seperti Libya menyebut Pence bodoh dan dungu. Trump diberitahu soal itu pada malam harinya.
Trump pun membuat draf surat kepada Kim Jong-un Kamis pagi setelah berkonsultasi dengan para ajudannya. Termasuk penasihat keamanan nasional John Bolton, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan Pence.
Dalam sepucuk surat kepada Kim itu, Trump mengatakan bahwa dirinya merasa pertemuan bersejarah itu "tidak pantas" dilakukan. Dia menekankan amarah dan tindakan permusuhan Korut menjadi penyebabnya.
"Saya terpaksa membatalkan Pertemuan Tinggi di Singapura bersama Kim Jong-un," kicau Trump melalui Twitter.
Pembatalan itu tak mengejutkan bagi beberapa kalangan. Sejak Trump menerima undangan Kim untuk bertemu, sejumlah pejabat Gedung Putih sudah menunjukkan skeptisme mereka terhadap pertemuan tinggi itu.
Belasan pejabat Gedung Putih yang terlibat merasa Trump sendiri yang menggagalkan upaya perdamaian. Menurut mereka, Trump memaksakan diri bertemu Kim semata demi memuaskan rasa hausnya untuk menciptakan gebrakan --yang dipercayai bisa memberinya hadiah Nobel Perdamaian.
Selama ini, Trump disebut malah terfokus pada ingar-bingar KTT tanpa mau terlibat dalam diskusi mendalam mengenai program nuklir Korut bersama para pejabat, kata sumber Gedung Putih.
"Pertemuan puncak itu memang mungkin tidak akan pernah berhasil dalam situasi seperti ini," kata seorang pejabat AS seperti dikutip CNN.
Sebagian pejabat Gedung Putih merasa keputusan itu adalah kebijakan Trump yang paling rasional saat ini. Mereka menganggap pertemuan tinggi Trump-Kim dalam beberapa pekan ke depan sangat tidak mungkin tercapai.
Beberapa pejabat AS mengatakan pihak Korut tidak pernah menunjukkan keseriusan membicarakan substansi pertemuan puncak, bahkan sampai sebelum Trump membatalkannya. Mereka mengatakan Korut bahkan tidak hadir dalam pembicaraan terakhir yang mereka gelar demi mempersiapkan pertemuan Trump-Kim.
"Mereka [para pejabat AS] terus menunggu dan menunggu. Korut tidak pernah muncul. Pihak Korut tidak pernah memberitahu kami soal apapun. Mereka [Korut] hanya mengingkari janji," ucap seorang pejabat AS.
Segera setelah kabar pembatalan tersiar, Presiden Korsel Moon Jae-in langsung menggelar rapat darurat. Tanpa menyebut nama, dari pihak Istana Kepresidenan Korea Selatan Cheong Wa Dae pernyataan bahwa sebaiknya kedua pemimpin berdialog langsung dan tertutup.
Korea Utara pun bergeming dengan pembatalan Trump. Lewat Wakil Menteri Luar Negerinya Korut menyatakan tetap menunggu kesempatan dialog.
Jumat (25/5) malam waktu Amerika Serikat, sehari setelah pembatalan, jari jemari Trump pun kembali menyatakan siap bertemu Kim Jong-un. Di Singapura pada 12 Juni atau sesudah itu.
Credit cnnindonesia.com
Sempat Batal, Trump Wacanakan Kembali Bertemu Kim Jong Un

Donald Trump masih buka pintu untuk bertemu Kim Jong Un. (Reuters/Kevin Lamarque and Korea Summit Press Pool/File Photos)
Trump menyebut Pemerintah AS telah melakukan 'pembicaraan produktif' tentang rencana mengatur kembali penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 12 Juni 2018 dengan Kim.
Pernyataan itu keluar dari 'jari-jari' Trump pada Jumat (25/5) malam waktu Amerika, atau sehari setelah dia membatalkan pertemuan itu sembari mengutip "permusuhan terbuka" yang dilontarkan Pyongyang.
"Kami memiliki pembicaraan yang sangat produktif tentang mengembalikan KTT yang, jika itu terjadi, kemungkinan akan tetap di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni. Dan jika perlu, akan diperpanjang melampaui tanggal itu," kata Trump sebagaimana dikutip dari akun Twitter resminyanya @realDonaldTrump, Sabtu (26/5).
Mengutip Reuters, Juru Bicara Kepresidenan Korea Selatan pun telah memberikan tanggapan atas pernyataan Trump itu. Ia mengatakan, "Kami sangat optimistis bahwa masih ada harapan untuk berlangsungnya dialog AS-Korea Utara. Kami terus memantau perkembangannya dengan cermat."
Sebelumnya, Trump telah memberi isyarat bahwa KTT masih mungkin terjadi setelah menerima pernyataan damai dari Korea Utara. Mereka mengaku terbuka untuk pembicaraan.
"Itu adalah pernyataan yang sangat bagus," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih soal pernyataan damai itu. "Kami akan melihat apa yang terjadi. Bahkan, bisa jadi [pertemuan tetap pada] tanggal 12 [Juni 2018]."
"Kami sedang berbicara dengan mereka sekarang. Mereka sangat ingin melakukannya. Kami ingin melakukannya," lanjutnya.
Kamis (24/5) lalu, Trump membatalkan rencana pertemuannya dengan Kim Jong Un yang sedianya digelar pada 12 Juni mendatang di Singapura. Pembatalan itu disampaikan Trump melalui sepucuk surat kepada Kim.
Dikutip CNN, dalam surat itu Trump mengatakan bahwa pertemuan bersejarah itu "tidak pantas" digelar. Dilansir AFP, Trump menyalahkan amarah dan tindakan permusuhan yang dilakukan Korut lah yang menyebabkan pertemuan tinggi itu batal.
Credit cnnindonesia.com
Media Ankara: Turki Bisa Beli Su-57 Rusia jika AS Tak Pasok F-35
ANKARA
- Ankara berpotensi akan membeli pesawat jet tempur Su-57 Rusia jika
Amerika Serikat (AS) nekat menangguhkan pengiriman jet tempur F-35.
Demikian laporan surat kabar Turki, Yeni Safak.
Laporan itu bersumber dari pakar pertahanan Ankara. Washington telah mengancam tidak akan memasok pesawat jet tempur siluman F-35 ke Ankara karena Turki membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.
Koran Turki tersebut melaporkan, kerja sama Moskow dan Ankara terkait perangkat lunak militer dan pertukaran teknologi yang dibahas selama kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Turki pada tanggal 3 April kemungkinan juga termasuk opsi pengiriman jet Sukhoi Su-57, pesaing utama F-35.
Laporan itu membuat sumber di sekretariat industri pertahanan Turki angkat bicara. Sumber itu mengatakan, laporan itu hanya pendapat para ahli pertahanan, bukan cerminan sikap resmi pemerintah Turki.
"Laporan itu didasarkan pada pendapat para ahli. Kami tidak dapat memastikannya. Publikasi semacam itu tidak mencerminkan posisi resmi pemerintah," kata sumber di industri persenjataan Ankara kepada Sputnik, Senin (28/5/2018).
Seperti diketahui, pada bulan Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400. Menurut sebuah pernyataan oleh sekretariat industri pertahanan Turki, dua baterai S-400 akan dioperasikan oleh militer Ankara.
Namun, pada pertengahan April lalu, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Wess Mitchell mengatakan pembelian S-400 Rusia oleh Ankara dapat berdampak negatif terhadap pengiriman jet tempur generasi kelima AS, F-35.
Para senator Partai Republik dan Partai Demokrat juga telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi tekanan pada pemerintah Donald Trump untuk memblokir pasokan F-35 ke Ankara. Alasan para senator itu tak hanya soal pembelian sistem pertahanan Rusia oleh pemerintah Presiden Tayyip Erdogan, tapi juga penahanan pastor AS Andrew Brunson atas tuduhan membantu kelompok teroris.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa Turki akan melewati transisi yang sangat dramatis sebagai negara," kata Senator Republik, James Lankford, salah satu senator yang vokal menentang penjualan F-35 ke Ankara.
"Turki telah pergi jauh dari sekutu NATO dan (menjauh dari) mitra penting dalam bekerja melawan terorisme, ke situasi saat ini, di mana ia menahan warga negara Amerika sebagai chip tawar-menawar," katanya kepada Haaretz, mengacu pada pastor Andrew Brunson. "Ini bukan perilaku seorang sekutu," kata Lankford.
Pemerintah Putin dan Erdogan secara resmi belum berkomentar atas laporan media soal opsi pembelian jet tempur Su-57 Rusia sebagai pengganti jet tempur F-35 Amerika.
Laporan itu bersumber dari pakar pertahanan Ankara. Washington telah mengancam tidak akan memasok pesawat jet tempur siluman F-35 ke Ankara karena Turki membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.
Koran Turki tersebut melaporkan, kerja sama Moskow dan Ankara terkait perangkat lunak militer dan pertukaran teknologi yang dibahas selama kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Turki pada tanggal 3 April kemungkinan juga termasuk opsi pengiriman jet Sukhoi Su-57, pesaing utama F-35.
Laporan itu membuat sumber di sekretariat industri pertahanan Turki angkat bicara. Sumber itu mengatakan, laporan itu hanya pendapat para ahli pertahanan, bukan cerminan sikap resmi pemerintah Turki.
"Laporan itu didasarkan pada pendapat para ahli. Kami tidak dapat memastikannya. Publikasi semacam itu tidak mencerminkan posisi resmi pemerintah," kata sumber di industri persenjataan Ankara kepada Sputnik, Senin (28/5/2018).
Seperti diketahui, pada bulan Desember 2017, Moskow dan Ankara menandatangani kesepakatan pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400. Menurut sebuah pernyataan oleh sekretariat industri pertahanan Turki, dua baterai S-400 akan dioperasikan oleh militer Ankara.
Namun, pada pertengahan April lalu, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Eropa dan Eurasia Wess Mitchell mengatakan pembelian S-400 Rusia oleh Ankara dapat berdampak negatif terhadap pengiriman jet tempur generasi kelima AS, F-35.
Para senator Partai Republik dan Partai Demokrat juga telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang berisi tekanan pada pemerintah Donald Trump untuk memblokir pasokan F-35 ke Ankara. Alasan para senator itu tak hanya soal pembelian sistem pertahanan Rusia oleh pemerintah Presiden Tayyip Erdogan, tapi juga penahanan pastor AS Andrew Brunson atas tuduhan membantu kelompok teroris.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa Turki akan melewati transisi yang sangat dramatis sebagai negara," kata Senator Republik, James Lankford, salah satu senator yang vokal menentang penjualan F-35 ke Ankara.
"Turki telah pergi jauh dari sekutu NATO dan (menjauh dari) mitra penting dalam bekerja melawan terorisme, ke situasi saat ini, di mana ia menahan warga negara Amerika sebagai chip tawar-menawar," katanya kepada Haaretz, mengacu pada pastor Andrew Brunson. "Ini bukan perilaku seorang sekutu," kata Lankford.
Pemerintah Putin dan Erdogan secara resmi belum berkomentar atas laporan media soal opsi pembelian jet tempur Su-57 Rusia sebagai pengganti jet tempur F-35 Amerika.
Credit sindonews.com
Putin: AS Takkan Berhasil Tekan Erdogan Lantaran Beli S-400 Rusia
MOSKOW
- Presiden Rusia Vladimir Putin menilai Amerika Serikat (AS) tidak akan
berhasil menekan Presiden Recep Tayyip Erdogan lantaran Turki membeli
sistem rudal pertahanan S-400 Rusia. Saat ini, Washington mengancam tak
pasok jet tempur F-35 ke Ankara karena membeli senjata Moskow.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
"Seperti yang saya tahu Presiden Recep Tayyip Erdogan, sangat sulit untuk mendapatkan hasil apapun dengan menggunakan alat tekanan ke arahnya. Sebaliknya, ini akan mendorong Erdogan, dan dia tidak akan membuat kompromi sekaligus melindungi kepentingan nasionalnya," kata Putin dalam sebuah forum ekonomi di St Petersburg, hari Jumat.
Putin mengkritik AS karena menciptakan hambatan dalam pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki. Dia mengatakan bahwa Turki bukan anggota NATO pertama yang membeli sistem pertahanan Rusia.
"Saya mengalami kesulitan untuk menjelaskan tekanan ini. Sikap seperti itu terhadap Turki tidak adil," ujar Putin, yang dilansir Daily Sabah, Sabtu (26/5/2018).
Komite Senat AS pada hari Kamis lalu meloloskan RUU kebijakan pertahanan yang di dalamnya termasuk langkah-langkah untuk mencegah Turki membeli jet tempur siluman F-35.
RUU berupa amandemen National Defense Authorization Act atau NDAA dari Senator Demokrat Jeanne Shaheen dan Senator Republik Thom Tillis, akan menghilangkan Turki dari program F-35 selama Ankara masih menahan warga AS bernama Andrew Brunson.
RUU itu juga mengutip kesepakatan Turki dengan Rusia soal pembelian baterai sistem rudal surface-to-air S-400.
Menanggapi RUU Senat AS, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan langkah terbaru Washington menargetkan Turki untuk membujuk Ankara agar membatalkan kesepakatan sistem pertahanan S-400 dengan Rusia dan membebaskan pastor Amerika Andrew Brunson. Pastor itu ditahan di Turki atas tuduhan terlibat serangan teror karena hubungannya dengan kelompok PKK Kurdi dan Gülenist Terror Group (FETÖ).
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat berada di Capitol Hill Rabu lalu mengatakan bahwa dia belum membuat keputusan mengenai pengiriman pesawat tempur F-35 ke Turki.
Credit sindonews.com
Rusia Heran AS Tak Pernah Rilis Citra Satelit Jatuhnya MH17
MOSKOW
- Rusia heran mengapa Amerika Serikat (AS) tidak pernah menunjukkan
citra satelit terkait jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di timur
Ukraina akibat tembakan rudal pada tahun 2014. Moskow telah tersudut
setelah Tim Investigasi Bersama (JIT) menyimpulkan militer Rusia sebagai
penanggung jawab insiden itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mempertanyakan mengapa Washington tak merilis citra satelit tentang tragedi MH17. Citra satelit AS berpotensi menjadi rujukan lain untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Malaysia tersebut.
"Juga perlu disebutkan bahwa Amerika Serikat belum menyediakan citra satelit segera setelah bencana," kata Zakharova seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (26/5/2018).
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan kelompok Bellingcat yang bermarkas di Inggris bahwa para perwira intelijen Rusia terlibat dalam serangan terhadap pesawat MH17.
"Perlu disebutkan bahwa semua spekulasi dari apa yang disebut sebagai 'simpatisan' didasarkan pada kepalsuan lama dengan imitasi dari penyadapan radio tentan percakapan antara orang yang tidak dikenal, yang diedarkan oleh Dinas Keamanan Ukraina pada 18 Juli 2014 (sehari setelah bencana)," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Adapun para perwira yang disebutkan dalam laporan Bellingcat, mereka telah lama diberhentikan dari dinas militer. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi tentang kegiatan mereka di luar angkatan bersenjata," imbuh pernyataan itu, yang dilansir Sputnik.
Pada hari Kamis, JIT yang dipimpin Belanda menyimpulkan rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 diluncurkan oleh sistem Buk milik Angkatan Bersenjata Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok, bahwa penyelidikan JIT terhadap jatuhnya pesawat MH17 benar-benar mengabaikan data penting yang disediakan oleh pihak Rusia.
Kecelakaan pesawat Malaysia Airlines tersebut menewaskan 298 orang di dalamnya, termasuk 12 penumpang asal Indonesia. Selain dari Indonesia, mayoritas penumpang dan awak berasal dari Belanda, Malaysia dan Australia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mempertanyakan mengapa Washington tak merilis citra satelit tentang tragedi MH17. Citra satelit AS berpotensi menjadi rujukan lain untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat Malaysia tersebut.
"Juga perlu disebutkan bahwa Amerika Serikat belum menyediakan citra satelit segera setelah bencana," kata Zakharova seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri Rusia, Sabtu (26/5/2018).
Pada hari Jumat, Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan kelompok Bellingcat yang bermarkas di Inggris bahwa para perwira intelijen Rusia terlibat dalam serangan terhadap pesawat MH17.
"Perlu disebutkan bahwa semua spekulasi dari apa yang disebut sebagai 'simpatisan' didasarkan pada kepalsuan lama dengan imitasi dari penyadapan radio tentan percakapan antara orang yang tidak dikenal, yang diedarkan oleh Dinas Keamanan Ukraina pada 18 Juli 2014 (sehari setelah bencana)," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Adapun para perwira yang disebutkan dalam laporan Bellingcat, mereka telah lama diberhentikan dari dinas militer. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki informasi tentang kegiatan mereka di luar angkatan bersenjata," imbuh pernyataan itu, yang dilansir Sputnik.
Pada hari Kamis, JIT yang dipimpin Belanda menyimpulkan rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 diluncurkan oleh sistem Buk milik Angkatan Bersenjata Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok, bahwa penyelidikan JIT terhadap jatuhnya pesawat MH17 benar-benar mengabaikan data penting yang disediakan oleh pihak Rusia.
Kecelakaan pesawat Malaysia Airlines tersebut menewaskan 298 orang di dalamnya, termasuk 12 penumpang asal Indonesia. Selain dari Indonesia, mayoritas penumpang dan awak berasal dari Belanda, Malaysia dan Australia.
Credit sindonews.com
Jatuhnya MH17, Belanda dan Australia Minta Tanggung Jawab Rusia
CB, Jakarta -
Pemerintah Belanda dan Australia menuding Rusia sebagai pihak yang harus
bertanggung jawab atas musibah jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014 lalu. Musibah ini menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat.
Tudingan Belanda dan Australia itu mencuat sehari setelah tim investigasi internasional menyimpulkan rudal telah ditembakkan ke pesawat penerbangan MH17 dari sebuah kamp militer Rusia di kota Kursk. Penembakan terjadi ketika kelompok separatis pro-Rusia memerangi pasukan militer Ukraina di kawasan Kursk, Rusia.

Rekontruksi dari puing-puing pesawat Malaysia Arilines MH17 saat dipresentasikan laporan terakhir kecelakaan pada Juli 2014 di Gilze Rijen, Belanda, 14 Oktober 2015. Para investigator internasional menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 telah ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia. REUTERS/Michael Kooren
Malaysia Airlines MH17 merupakan pesawat jenis Boeing 777, yang melayani penerbangan Amsterdam - Kuala Lumpur. Tubuh pesawat hancur di angkasa dan pecahannya jatuh di area yang dikuasai oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
"Dua negara meminta pertanggung jawaban Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Dua negara akan memasukkan berkas ke sebuah hakim atau organisasi internasional," demikian keterangan pemerintah Belanda, Jumat, 25 Mei 2018, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pihaknya dan pemerintah Belanda sudah menginformasikan Rusia bahwa kedua negara menuntut pertanggung jawaban Rusia di bawah hukum internasional karena telah menjatuhkan pesawat MH17.
Menanggapi hal ini, Moskow mengatakan Belanda tidak memiliki bukti-bukti bahwa Rusia secara langsung sebagai pihak yang menembak pesawat MH17. Rusia pun menuding Belanda sedang mempromosikan 'agenda' mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya telah meminta kepada Menteri Luar Negeri Belanda agar memberikan fakta-fakta atas klaim mereka, namun nyatanya Belanda tidak memberikan hal itu. Lavrov pun memastikan pihaknya siap bekerja sama menangani kasus jatuhnya pesawat MH17 ini.
Tudingan Belanda dan Australia itu mencuat sehari setelah tim investigasi internasional menyimpulkan rudal telah ditembakkan ke pesawat penerbangan MH17 dari sebuah kamp militer Rusia di kota Kursk. Penembakan terjadi ketika kelompok separatis pro-Rusia memerangi pasukan militer Ukraina di kawasan Kursk, Rusia.

Rekontruksi dari puing-puing pesawat Malaysia Arilines MH17 saat dipresentasikan laporan terakhir kecelakaan pada Juli 2014 di Gilze Rijen, Belanda, 14 Oktober 2015. Para investigator internasional menyimpulkan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 telah ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia. REUTERS/Michael Kooren
Malaysia Airlines MH17 merupakan pesawat jenis Boeing 777, yang melayani penerbangan Amsterdam - Kuala Lumpur. Tubuh pesawat hancur di angkasa dan pecahannya jatuh di area yang dikuasai oleh kelompok pemberontak pro-Rusia.
"Dua negara meminta pertanggung jawaban Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines. Dua negara akan memasukkan berkas ke sebuah hakim atau organisasi internasional," demikian keterangan pemerintah Belanda, Jumat, 25 Mei 2018, seperti dikutip dari aljazeera.com.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan pihaknya dan pemerintah Belanda sudah menginformasikan Rusia bahwa kedua negara menuntut pertanggung jawaban Rusia di bawah hukum internasional karena telah menjatuhkan pesawat MH17.
Menanggapi hal ini, Moskow mengatakan Belanda tidak memiliki bukti-bukti bahwa Rusia secara langsung sebagai pihak yang menembak pesawat MH17. Rusia pun menuding Belanda sedang mempromosikan 'agenda' mereka.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan pihaknya telah meminta kepada Menteri Luar Negeri Belanda agar memberikan fakta-fakta atas klaim mereka, namun nyatanya Belanda tidak memberikan hal itu. Lavrov pun memastikan pihaknya siap bekerja sama menangani kasus jatuhnya pesawat MH17 ini.
Credit tempo.co
Prancis Ungkap 2 Eks Intel-nya Bekerja untuk Cina
CB, Paris - Otoritas Prancis menahan dua dari tiga eks agen intelijennya yang ternyata selama ini bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Kementerian
Pertahanan Prancis pada Kamis, 24 Mei 2018, menuduh dua mantan agen
intelijen menyerahkan informasi rahasia kepada "kekuatan asing".
"Dua pejabat Direktorat Jenderal untuk Keamanan Eksternal (DGSE) yang kini sudah pensiun, dan istri salah satu dari mereka, dituntut karena tindakan-tindakan gratifikasi ekstrim," kata Florence Parly, menteri Pertahanan Prancis, seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip CNews television, Jumat, 25 Mei 2018.
Media SCM melansir kedua eks agen DGSE itu ditahan sejak 22 Desember
2017 namun tidak ada rincian tentang lamanya waktu atau sifat informasi
yang dicuri. DGSE adalah lembaga intelijen untuk luar negeri Prancis,
yang mirip dengan MI6 Inggris atau CIA Amerika Serikat.
Program televisi Quotidien dan harian Le Monde melaporkan empat orang diduga direkrut pihak berwenang Cina untuk memata-matai lembaga intelijen asing Prancis. Salah satu agen ditempatkan di Beijing.
Sumber pengadilan mengatakan dua dari tiga tersangka sedang dituntut karena memberikan informasi kepada kekuatan asing dan merongrong kepentingan dasar negara dan mengorbankan kerahasiaan pertahanan nasional.
"Salah satu dari mereka juga dituduh melakukan provokasi langsung terhadap kejahatan pengkhianatan," tambah sumber itu.
Orang ketiga yang diyakini sebagai istri salah satu agen dituduh menyembunyikan kejahatan pengkhianatan itu. Dia ditempatkan di bawah kendali yudisial Prancis, yang berarti harus tunduk pada syarat tertentu sambil menunggu persidangan.
"Dua pejabat Direktorat Jenderal untuk Keamanan Eksternal (DGSE) yang kini sudah pensiun, dan istri salah satu dari mereka, dituntut karena tindakan-tindakan gratifikasi ekstrim," kata Florence Parly, menteri Pertahanan Prancis, seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip CNews television, Jumat, 25 Mei 2018.
Program televisi Quotidien dan harian Le Monde melaporkan empat orang diduga direkrut pihak berwenang Cina untuk memata-matai lembaga intelijen asing Prancis. Salah satu agen ditempatkan di Beijing.
Sumber pengadilan mengatakan dua dari tiga tersangka sedang dituntut karena memberikan informasi kepada kekuatan asing dan merongrong kepentingan dasar negara dan mengorbankan kerahasiaan pertahanan nasional.
"Salah satu dari mereka juga dituduh melakukan provokasi langsung terhadap kejahatan pengkhianatan," tambah sumber itu.
Orang ketiga yang diyakini sebagai istri salah satu agen dituduh menyembunyikan kejahatan pengkhianatan itu. Dia ditempatkan di bawah kendali yudisial Prancis, yang berarti harus tunduk pada syarat tertentu sambil menunggu persidangan.
Credit tempo.co
Peneliti Prancis Sebut Cina Mempunyai 18 Lembaga Intelijen
CB, Paris - Pemerintah Cina memiliki 18 lembaga intelijen yang mempekerjakan 7.000 pegawai. Mereka mengelola sekitar 50 ribu agen intelijen yang disebut chen diyu atau ikan yang berenang di air dalam.
Menurut peneliti Prancis, Phillippe Marvalin, sejumlah negara Barat menjadi sasaran utama. "Amerika Serikat merupakan target utama mereka. Di Eropa, mereka aktif di Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman," kata Marvalin, yang baru saja meluncurkan buku berjudul Dictionary of Intelligence pada Maret 2018, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 25 Mei 2018.
Beijing telah lama dicurigai melakukan berbagai macam kegiatan mata-mata komersial untuk mengambil kekayaan intelektual berharga. Namun operasi intelijen Cina diperkirakan telah melebar seiring ekspansi kepentingan globalnya.
"Mereka mencoba mempelajari apa yang akan dilakukan negara-negara lain dalam hal politik, diplomasi, dan lainnya sambil melanjutkan perburuan mereka mencari informasi ekonomi," ucap Alain Chouet, bekas kepala intelijen dan keamanan di DGSE.
Seorang bekas kepala intelijen Prancis yang berbicara secara anonim menuturkan Beijing mengirim banyak agen ke berbagai industri di Prancis. Ini termasuk mengirim mahasiswa yang berpenampilan menarik untuk berkuliah di universitas di Prancis yang dapat digunakan untuk menjebak target.
"Anda bertemu dengan seseorang di sini atau di sana. Ini bentuk infiltrasi senyap, tidak dramatis. Berbeda dengan film," tutur sumber tersebut.
Francois-Yves Damon, sejarawan dan spesialis Cina serta konsultan di DGSE, mengaku pernah memergoki seorang mahasiswa Cina di sekolah elite ENA. Sekolah ini memproduksi pegawai negeri sipil top di Prancis. Siswa tadi sedang memfotokopi sejumlah besar dokumen.
"Apa pun yang bisa dia peroleh," kata Damon, seperti dilansir Channel News Asia. "Mengetahui kapasitas lembaga intelijen Cina serta melihat dua bekas agen tertangkap dan dipenjara tidak membuat saya terkejut."
Saat ditanya soal penangkapan agen di Prancis ini, pejabat Kementerian Luar Negeri Cina mengaku tidak tahu soal ini.
Seperti diberitakan SCMP, otoritas Prancis baru saja mengumumkan penangkapan dua bekas agen DGSE, yang menangani kegiatan mata-mata di luar negeri. Kedua agen diduga bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Mengenai aktivitas mata-mata Cina di Australia, negara itu baru saja melakukan reformasi legislasi soal mata-mata dan gangguan asing tahun lalu. Legislasi ini menyorot Beijing sebagai fokus utama.
Menurut peneliti Prancis, Phillippe Marvalin, sejumlah negara Barat menjadi sasaran utama. "Amerika Serikat merupakan target utama mereka. Di Eropa, mereka aktif di Prancis, Inggris, Belanda, dan Jerman," kata Marvalin, yang baru saja meluncurkan buku berjudul Dictionary of Intelligence pada Maret 2018, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, 25 Mei 2018.
Beijing telah lama dicurigai melakukan berbagai macam kegiatan mata-mata komersial untuk mengambil kekayaan intelektual berharga. Namun operasi intelijen Cina diperkirakan telah melebar seiring ekspansi kepentingan globalnya.
"Mereka mencoba mempelajari apa yang akan dilakukan negara-negara lain dalam hal politik, diplomasi, dan lainnya sambil melanjutkan perburuan mereka mencari informasi ekonomi," ucap Alain Chouet, bekas kepala intelijen dan keamanan di DGSE.
Seorang bekas kepala intelijen Prancis yang berbicara secara anonim menuturkan Beijing mengirim banyak agen ke berbagai industri di Prancis. Ini termasuk mengirim mahasiswa yang berpenampilan menarik untuk berkuliah di universitas di Prancis yang dapat digunakan untuk menjebak target.
"Anda bertemu dengan seseorang di sini atau di sana. Ini bentuk infiltrasi senyap, tidak dramatis. Berbeda dengan film," tutur sumber tersebut.
Francois-Yves Damon, sejarawan dan spesialis Cina serta konsultan di DGSE, mengaku pernah memergoki seorang mahasiswa Cina di sekolah elite ENA. Sekolah ini memproduksi pegawai negeri sipil top di Prancis. Siswa tadi sedang memfotokopi sejumlah besar dokumen.
"Apa pun yang bisa dia peroleh," kata Damon, seperti dilansir Channel News Asia. "Mengetahui kapasitas lembaga intelijen Cina serta melihat dua bekas agen tertangkap dan dipenjara tidak membuat saya terkejut."
Saat ditanya soal penangkapan agen di Prancis ini, pejabat Kementerian Luar Negeri Cina mengaku tidak tahu soal ini.
Seperti diberitakan SCMP, otoritas Prancis baru saja mengumumkan penangkapan dua bekas agen DGSE, yang menangani kegiatan mata-mata di luar negeri. Kedua agen diduga bekerja untuk kepentingan pemerintah Cina.
Mengenai aktivitas mata-mata Cina di Australia, negara itu baru saja melakukan reformasi legislasi soal mata-mata dan gangguan asing tahun lalu. Legislasi ini menyorot Beijing sebagai fokus utama.
Credit tempo.co
Jumat, 25 Mei 2018
Harta Karun Senilai Rp 241 T Tersimpan 3 Abad di Kapal Karam
CB, Jakarta - Penemuan harta karun dari
dalam kapal Spanyol yang dijuluki "cawan suci kapal karam" telah
diungkap ke publik dan ditaksir bernilai US$ 17 miliar lebih atau Rp 241
triliun. Kapal galleon spanyol bernama San Jose yang mengangkut emas,
perak dan zamrud, ditenggelamkan angkatan laut Inggris 300 tahun lalu
atau 3 abad lamanya.
Total barang berharga yang diangkut San Jose saat ini diperkirakan bernilai US$ 17 miliar, seperti yang dilaporkan Associated Press, 23 Mei 2018. Lokasi penemuan bangkai kapal San Jose tetap dirahasiakan oleh pemerintah Kolombia dan lembaga yang ikut dalam misi pencarian, namun diketahui kapal ditemukan di laut Karibia lepas pantai Kolombia.
Kapal galleon dengan tiga tiang utama dan 62 meriam karam pada 8 Juni 1708, dengan 600 orang beserta harta karun berupa emas, perak, dan permata dalam pertempuran dengan kapal perang Inggris saat pecah perang di Spanyol.

Kapal galleon Spanyol yang mengangkut emas dan karam 300 tahun silam ditemukkan tiga tahun lalu dengan bantuan kapal selam tanpa awak. Institusi yang menemukan puing kapal mengungkap rincian penemuan untuk pertama kali.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) lembaga asal Massachusetts, Amerika Serikat, yang ikut eksplorasi kapal karam mengerahkan kapal selam tanpa awak, Remus 6000, robot selam yang sama untuk menemukan puing pesawat Air France 447 pada 2011 yang jatuh di perairan Brasil pada 2009.
Remus 6000 melakukan penyelaman bawah air sedalam 600 meter menggunakan sonar untuk menemukan San Jose pada November 2015. Remus 6000 turun ke bangkai kapal untuk mengambil beberapa foto, termasuk beberapa gambar khas ukiran lumba-lumba meriam San Jose. Namun lembaga-lembaga yang terlibat dalam penemuan harta karun ini baru pertama kalinya merilis temuan ke publik.

Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah meriam dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Selama berabad-abad lokasinya dikenal sebagai "cawan suci kapal karam," dan telah lama dianggap sebagai salah satu misteri maritim terbesar dalam sejarah.
"Kami telah menahan ini karena menghormati pemerintah Kolombia," kata Rob Munier, Wakil Ppresiden WHOI untuk fasilitas dan operasi kelautan seperti dilansir dari News.com.au, 23 Mei 2018.

Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah keramik dan barang lain dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Penemuan harta karun ini menjadi rebutan dan saling klaim antara beberapa negara serta perusahaan swasta. Beberapa minggu yang lalu, UNESCO, meminta Kolombia untuk tidak secara komersial mengeksploitasi bangkai kapal, yang lokasi tepatnya tetap dirahasiakan.
Kapal San Jose bermeriam 62 buah dengan 600 awak ditenggelamkan armada Inggris di lepas pantai Kolombia, Cartagena, pada 1708 dalam 90 menit pertempuran sengit dengan angkatan laut Inggris.
Kapal San Jose adalah salah satu kapal dari armada yang membawa permata, logam mulia, dan 11 juta koin emas dan perak dari koloni Spanyol Selatan Amerika. Kapal San Jose membawa barang berharga untuk membantu Raja Philip V Spanyol mendanai perang melawan Inggris.
Total barang berharga yang diangkut San Jose saat ini diperkirakan bernilai US$ 17 miliar, seperti yang dilaporkan Associated Press, 23 Mei 2018. Lokasi penemuan bangkai kapal San Jose tetap dirahasiakan oleh pemerintah Kolombia dan lembaga yang ikut dalam misi pencarian, namun diketahui kapal ditemukan di laut Karibia lepas pantai Kolombia.
Kapal galleon dengan tiga tiang utama dan 62 meriam karam pada 8 Juni 1708, dengan 600 orang beserta harta karun berupa emas, perak, dan permata dalam pertempuran dengan kapal perang Inggris saat pecah perang di Spanyol.

Kapal galleon Spanyol yang mengangkut emas dan karam 300 tahun silam ditemukkan tiga tahun lalu dengan bantuan kapal selam tanpa awak. Institusi yang menemukan puing kapal mengungkap rincian penemuan untuk pertama kali.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) lembaga asal Massachusetts, Amerika Serikat, yang ikut eksplorasi kapal karam mengerahkan kapal selam tanpa awak, Remus 6000, robot selam yang sama untuk menemukan puing pesawat Air France 447 pada 2011 yang jatuh di perairan Brasil pada 2009.
Remus 6000 melakukan penyelaman bawah air sedalam 600 meter menggunakan sonar untuk menemukan San Jose pada November 2015. Remus 6000 turun ke bangkai kapal untuk mengambil beberapa foto, termasuk beberapa gambar khas ukiran lumba-lumba meriam San Jose. Namun lembaga-lembaga yang terlibat dalam penemuan harta karun ini baru pertama kalinya merilis temuan ke publik.

Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah meriam dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Selama berabad-abad lokasinya dikenal sebagai "cawan suci kapal karam," dan telah lama dianggap sebagai salah satu misteri maritim terbesar dalam sejarah.
"Kami telah menahan ini karena menghormati pemerintah Kolombia," kata Rob Munier, Wakil Ppresiden WHOI untuk fasilitas dan operasi kelautan seperti dilansir dari News.com.au, 23 Mei 2018.

Foto yang diambil pada November 2015, dirilis pada 21 mei 2018 oleh Woods Hole Oceanographic Institution menunjukkan sejumlah keramik dan barang lain dari kapal galleon Spanyol berusia 300 tahun, San Jose, yang karam di dasar laut Karibia di pesisir Kolombia. Rincian soal penemuan ini diungkapkan pada Senin 21 Mei atas izin lembaga yang ikut dalam misi pencarian termasuk pemerintah Kolombia. Para ahli meyakini harta karun kapal bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.[Woods Hole Oceanographic Institution via AP]
Penemuan harta karun ini menjadi rebutan dan saling klaim antara beberapa negara serta perusahaan swasta. Beberapa minggu yang lalu, UNESCO, meminta Kolombia untuk tidak secara komersial mengeksploitasi bangkai kapal, yang lokasi tepatnya tetap dirahasiakan.
Kapal San Jose bermeriam 62 buah dengan 600 awak ditenggelamkan armada Inggris di lepas pantai Kolombia, Cartagena, pada 1708 dalam 90 menit pertempuran sengit dengan angkatan laut Inggris.
Kapal San Jose adalah salah satu kapal dari armada yang membawa permata, logam mulia, dan 11 juta koin emas dan perak dari koloni Spanyol Selatan Amerika. Kapal San Jose membawa barang berharga untuk membantu Raja Philip V Spanyol mendanai perang melawan Inggris.
Credit tempo.co
Amerika Serikat Diminta Israel Akui Dataran Tinggi Golan Miliknya
CB, Jakarta - Pemerintah Israel
menekan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk segera mengakui
kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, sebuah area pegunungan
strategis seluas 1.200 Kilometer di perbatasan Israel dan Suriah.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Rabu, 23 Mei 2018, Menteri Bidang Intelejen Israel, Israel Kartz menyatakan pengakuan Amerika Serikat terhadap status Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kartz menekankan isu status Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki oleh Israel selama 51 tahun ini akan terus dijadikan agenda utama dalam dialog bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat.
Ketika ditanya alasan pentingnya pengakuan Amerika Serikat terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel, Kartz mengemukakan bahwa hal tersebut diperlukan guna mencegah pengaruh dan agresi Iran di kawasan Timur Tengah.
“Ini waktu yang paling tepat untuk melakukan kebijakan ini. Respon
paling pahit yang dapat diberikan kepada Iran adalah dengan diakuinya
secara resmi status Dataran Tinggi Golan menjadi milik Israel oleh
pemerintah Amerika Serikat baik melalui pernyataan presiden maupun
undang-undang soal masalah ini,” kata Kartz, terkait upaya tekanan
Israel kepada Amerika Serikat.
Dalam wawancara itu, Kartz juga menyatakan apabila ada pihak yang ingin menghancurkan Israel maka merekalah sesungguhnya yang akan menuai kehancuran itu sendiri.
Sikap Kartz ini didukung oleh politisi Israel, Yoav Kisch yang langsung menulis surat kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, David Friedmann. Isi surat tersebut juga meminta Amerika Serikat segera mengakui status Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
Meski terus didesak untuk memberikan pengakuan resmi mengenai status Dataran Tinggi Golan, Amerika Serikat justru belum mengambil sikap tegas atas isu ini.
Gedung Putih menyatakan selama ini mereka sudh sepakat dengan Israel dalam banyak isu penting. Akan tetapi, khusus mengenai pernyataan Kartz tersebut, mereka menolak memberikan tanggapan dan konfirmasi lebih lanjut.

Warga Israel mengibarkan bendera Israel di luar gerbang Damaskus di Yerusalem, Minggu 13 Mei 2018. Israel memperingati ulang tahun ke-51 pendudukan di Yerusalem Timur dalam perang 1967.[AP]
Kawasan Dataran Tinggi Golan pernah menjadi milik Suriah sebelum jatuh ke dalam pendudukan tentara Israel setelah Perang Arab-Israel pada 1967. Suriah sempat mencoba merebut wilayah ini dari Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1973, namun gagal karena terjadi gencatan senjata.
Seiring waktu berjalan, pemukiman warga Israel dibangun di kawasan ini pada 1981. Tindakan Israel tersebut hingga kini tidak mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Saat ini, Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, mendapat jaminan dari sekutunya, Iran bahwa wilayah Dataran Tinggi Golan akan kembali menjadi milik mereka.
Kondisi ini telah memunculkan banyak kekhawatiran jika Amerika Serikat pada akhirnya akan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Sebelumnya, Amerika Serikat setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 2017 lalu.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Rabu, 23 Mei 2018, Menteri Bidang Intelejen Israel, Israel Kartz menyatakan pengakuan Amerika Serikat terhadap status Dataran Tinggi Golan sebagai milik Israel hanya tinggal menunggu waktu saja.
Kartz menekankan isu status Dataran Tinggi Golan, yang telah diduduki oleh Israel selama 51 tahun ini akan terus dijadikan agenda utama dalam dialog bilateral dengan pemerintah Amerika Serikat.
Ketika ditanya alasan pentingnya pengakuan Amerika Serikat terhadap Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari wilayah Israel, Kartz mengemukakan bahwa hal tersebut diperlukan guna mencegah pengaruh dan agresi Iran di kawasan Timur Tengah.
Dalam wawancara itu, Kartz juga menyatakan apabila ada pihak yang ingin menghancurkan Israel maka merekalah sesungguhnya yang akan menuai kehancuran itu sendiri.
Sikap Kartz ini didukung oleh politisi Israel, Yoav Kisch yang langsung menulis surat kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, David Friedmann. Isi surat tersebut juga meminta Amerika Serikat segera mengakui status Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel.
Meski terus didesak untuk memberikan pengakuan resmi mengenai status Dataran Tinggi Golan, Amerika Serikat justru belum mengambil sikap tegas atas isu ini.
Gedung Putih menyatakan selama ini mereka sudh sepakat dengan Israel dalam banyak isu penting. Akan tetapi, khusus mengenai pernyataan Kartz tersebut, mereka menolak memberikan tanggapan dan konfirmasi lebih lanjut.

Warga Israel mengibarkan bendera Israel di luar gerbang Damaskus di Yerusalem, Minggu 13 Mei 2018. Israel memperingati ulang tahun ke-51 pendudukan di Yerusalem Timur dalam perang 1967.[AP]
Kawasan Dataran Tinggi Golan pernah menjadi milik Suriah sebelum jatuh ke dalam pendudukan tentara Israel setelah Perang Arab-Israel pada 1967. Suriah sempat mencoba merebut wilayah ini dari Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1973, namun gagal karena terjadi gencatan senjata.
Seiring waktu berjalan, pemukiman warga Israel dibangun di kawasan ini pada 1981. Tindakan Israel tersebut hingga kini tidak mendapat pengakuan dari dunia internasional.
Saat ini, Suriah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al-Assad, mendapat jaminan dari sekutunya, Iran bahwa wilayah Dataran Tinggi Golan akan kembali menjadi milik mereka.
Kondisi ini telah memunculkan banyak kekhawatiran jika Amerika Serikat pada akhirnya akan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Sebelumnya, Amerika Serikat setelah mereka mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada 2017 lalu.
Credit tempo.co
Menteri Turki: Israel Tersangka jika Erdogan Dibunuh
ANKARA
- Menteri Energi Turki Berat Albayrak mengatakan publik Ankara secara
alami akan melihat Israel sebagai tersangka utama jika Presiden Tayyip
Erdogan jadi target pembunuhan. Komentar itu sebagai respons laporan
media Amerika Serikat (AS) yang menyebut kudeta sedang direncanakan di
Turki dengan menjadikan Erdogan sebagai target utama.
"Sebuah laporan berita diterbitkan di websitu Amerika yang mengatakan Israel akan mengirim pembunuh dan melakukan serangan terhadap presiden. Saya katakan ini, publik sedang membicarakan hal ini. Jika presiden sedikit dirugikan, Israel akan menjadi tersangka secara alami," kata Albayrak, yang dilansir Daily Sabah, Kamis (24/5/2018).
Laporan tentang Erdogan dijadikan target pembunuhan itu awalnya dilaporkan Veterans Today. "Kudeta sedang dalam perencanaan untuk dimulai dengan pembunuhan Erdogan. Israel sedang merencanakannya; kita mendapatkannya dari mana-mana, terutama kontak kita di Angkatan Darat Turki," bunyi laporan yang ditulis oleh Gordon Duff dan diterbitkan pada 15 Mei 2018 lalu.
Laporan kontroversial itu muncul menjelang kunjungan Erdogan ke Bosnia-Herzegovina. Intelijen Turki juga telah menerima pemberitahuan tentang kemungkinan plot terhadap Erdogan, yang direncanakan akan dilakukan selama kunjungannya ke Bosnia.
Erdoğan menanggapi laporan tentang plot itu, yang dilaporkan telah digagalkan. Dia mengatakan bahwa pemberitahuan telah mencapai Organisasi Intelijen Nasional (MİT) dari berbagai belahan dunia dan berbagai organisasi intelijen.
"Setelah ini, MİT melakukan kerja intensif dan mewawancarai lawan bicaranya. Mereka membuat tim kami waspada. Saya memberi tahu wakil dari MİT untuk 'pergi ke depan satu hari sebelumnya'. Dia pergi sehari yang lalu, kami mengambil tindakan pencegahan," kara Erdogan.
ErdoÄŸan mengatakan bahwa dia tidak menerima pemberitahuan seperti itu untuk pertama kalinya baik di dalam maupun di luar negeri.
Artikel Veterans Today juga menambahkan; "AS sekarang percaya bahwa mereka tidak dapat menyerang Iran tanpa membunuh Erdogan, dan bahwa Putin tanpa Erdogan di sisinya, akan mundur untuk mendukung Assad atau menawarkan penjualan senjata lebih lanjut ke Iran."
Hubungan antara Turki dan Israel sangat tidak menyenangkan setelah keputusan AS untuk merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Setelah relokasi berlangsung pada 14 Mei, Turki mengusir duta besar Israel di Ankara dan konsul Istanbul.
"Sebuah laporan berita diterbitkan di websitu Amerika yang mengatakan Israel akan mengirim pembunuh dan melakukan serangan terhadap presiden. Saya katakan ini, publik sedang membicarakan hal ini. Jika presiden sedikit dirugikan, Israel akan menjadi tersangka secara alami," kata Albayrak, yang dilansir Daily Sabah, Kamis (24/5/2018).
Laporan tentang Erdogan dijadikan target pembunuhan itu awalnya dilaporkan Veterans Today. "Kudeta sedang dalam perencanaan untuk dimulai dengan pembunuhan Erdogan. Israel sedang merencanakannya; kita mendapatkannya dari mana-mana, terutama kontak kita di Angkatan Darat Turki," bunyi laporan yang ditulis oleh Gordon Duff dan diterbitkan pada 15 Mei 2018 lalu.
Laporan kontroversial itu muncul menjelang kunjungan Erdogan ke Bosnia-Herzegovina. Intelijen Turki juga telah menerima pemberitahuan tentang kemungkinan plot terhadap Erdogan, yang direncanakan akan dilakukan selama kunjungannya ke Bosnia.
Erdoğan menanggapi laporan tentang plot itu, yang dilaporkan telah digagalkan. Dia mengatakan bahwa pemberitahuan telah mencapai Organisasi Intelijen Nasional (MİT) dari berbagai belahan dunia dan berbagai organisasi intelijen.
"Setelah ini, MİT melakukan kerja intensif dan mewawancarai lawan bicaranya. Mereka membuat tim kami waspada. Saya memberi tahu wakil dari MİT untuk 'pergi ke depan satu hari sebelumnya'. Dia pergi sehari yang lalu, kami mengambil tindakan pencegahan," kara Erdogan.
ErdoÄŸan mengatakan bahwa dia tidak menerima pemberitahuan seperti itu untuk pertama kalinya baik di dalam maupun di luar negeri.
Artikel Veterans Today juga menambahkan; "AS sekarang percaya bahwa mereka tidak dapat menyerang Iran tanpa membunuh Erdogan, dan bahwa Putin tanpa Erdogan di sisinya, akan mundur untuk mendukung Assad atau menawarkan penjualan senjata lebih lanjut ke Iran."
Hubungan antara Turki dan Israel sangat tidak menyenangkan setelah keputusan AS untuk merelokasi kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Setelah relokasi berlangsung pada 14 Mei, Turki mengusir duta besar Israel di Ankara dan konsul Istanbul.
Credit sindonews.com
Langganan:
Komentar (Atom)
