Selasa, 06 Juni 2017

Pesawat daur ulang pertama SpaceX tiba di stasiun antariksa



Pesawat daur ulang pertama SpaceX tiba di stasiun antariksa
SpaceX Dragon beberapa detik sebelum ditangkap tangan robotik Canadarm2 di Stasiun Antariksa Internasional. (NASA TV)


Miami (CB) - Pesawat daur ulang pertama SpaceX tiba di Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station/ISS) pada Senin (5/6), dua hari setelah kapsul kargo tanpa awak Dragon meluncur menumpang roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida.

Gambar-gambar yang disiarkan langsung televisi NASA menunjukkan pesawat antariksa itu mendekati pos orbit terdepan tersebut, kemudian ditangkap oleh tangan robotik ISS pada pukul 09.52 (1352 GMT) menurut warta kantor berita AFP.

"Penangkapan selesai," kata astronaut NASA Peggy Whitson, yang mengoperasikan tangan robotik itu dari dalam ISS.

Pesawat antariksa tersebut membawa hampir 2.700 kilogram materi riset sains, suplai untuk kru dan perangkat keras.

Sebelumnya pesawat itu terbang dalam misi suplai ulang keempat SpaceX pada 2014. Kedatangannya kembali di stasiun antariksa menjadikan pesawat itu sebagai pesawat luar angkasa Amerika Serikat pertama yang kembali ke stasiun antariksa sejak program pesawat luar angkasa Amerika berakhir tahun 2011.

Misi terkini merupakan bagian dari perjalanan kargo pasokan ke-11 SpaceX ke ISS di bawag kontrak senilai 1,6 miliar dolar AS dengan Badan Aeronautika dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA).

"Kami punya generasi baru kendaraan sekarang, dipimpin oleh mitra komersial seperti SpaceX, yang membangun infrastruktur yang akan membawa kita menuju masa depan eksplorasi," kata astronaut NASA Jack Fisher saat berbicara dengan kendali misi di Houston.

"Sekarang sebaiknya kami kembali bekerja. Ada banyak barang yang harus kami bongkar," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
 
SpaceX sekarang sedang mengerjakan versi kapsul Dragon yang akan membawa kru ke stasiun antariksa.

Perusahaan berbasis di California yang dipimpin oleh Elon Musk itu juga secara secara reguler mengembalikan tahap pertama roket Falcon 9 miliknya ke Bumi sebagai bagian dari upaya meningkatkan penggunaan kembali pesawat dan menurunkan ongkos penerbangan luar angkasa.



Credit  antaranews.com








Duterte Tawarkan Rp 2,6 Miliar untuk ‘Kepala’ Pemimpin Abu Sayyaf


Duterte Tawarkan Rp 2,6 Miliar untuk ‘Kepala’ Pemimpin Abu Sayyaf  
Militer pemerintah Filipina melakukan razia, memeriksa sejumlah kendaraan yang melintas di pusat kota Pantar, Lanao del Norte, Filipina, 24 Mei 2017. Salah satu anggota militan ISIS yang menduduki Marawi, terdapat seorang pemimpin pemberontak Abu Sayyaf bernama Isnilon Hapilon. REUTERS


TEMPO.CO, Manila — Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan hadiah uang 10 juta peso atau Rp 2,6 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap Emir ISIS Asia Tenggara sekaligus pemimpin Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon, di Marawi.

Seperti dilansir The Inquirer, Senin, 5 Juni 2017, Duterte juga menawarkan hadiah uang masing-masing 5 juta peso atau Rp 1,3 miliar untuk dua bersaudara pemimpin kelompok Maute, Abdullah dan Omar.



Tawaran Duterte ini diungkapkan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Ano. Jenderal Ano mengatakan tawaran Duterte itu disampaikan saat dia mengunjungi komando pusat di Cebu, Ahad malam lalu.

“Militer Filipina menyambut baik tawaran Presiden Duterte. Kami harap tawaran ini akan berbuah penangkapan Isnilon Hapilon dan kakak-adik Maute," kata Ano.

Isnilon Hapilon merupakan salah satu buronan paling dicari FBI dengan hadiah mencapai US$ 5 juta atau sekitar Rp 66 miliar karena menculik 12 warga Filipina dan tiga warga Amerika Serikat pada 2001.

Hapilon dikabarkan pindah ke Lanao del Sur dari basisnya di Basilan tahun lalu untuk mendirikan basis baru ISIS di Filipina.



Hapilon dilaporkan turut mendukung upaya kelompok Maute untuk merebut Kota Marawi di Pulau Mindanao dari pemerintah Filipina.

Jumlah korban tewas perang di Marawi selama dua pekan terakhir telah mencapai 178 orang termasuk 120 korban jiwa di pihak teroris, 36 tentara pemerintah dan 20 warga sipil. Mereka dilaporkan tertembak oleh penembak jitu saat dalam perjalanan menuju tempat aman.

Presiden Duterte sebelumnya juga mengultimatum militer agar memberangus kelompok Maute di Marawi dalam tiga hari.




Credit  tempo.co




Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat



Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. REUTERS/Mike Blake

Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. REUTERS/Mike Blake


Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. Kapal Induk USS Nimitz membawa 7.500 awak. REUTERS/Mike Blake

Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. REUTERS/Mike Blake


Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. Kapal iniduk ini diawaki 7.500 orang. REUTERS/Mike Blake


Amerika Serikat Kirim Kapal Induk USS Nimitz ke Pasifik Barat
Kapal induk Amerika Serikat USS Nimitz bersama Carrier Strike Group 11 berangkat dari San Diego untuk penempatan enam bulan di Pasifik Barat, 6 Juni 2017. REUTERS/Mike Blake












Credit  tempo.co







Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway



Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Asap mengepul dari kapal induk USS Yorktown dan semburan api meriam anti serangan udara memenuhi langit setelah tiga bom yang dijatuhkan pesawat tempur Jepang menghantam kapal itu dalam Pertempuran Midway di dekat Kepulauan Midway, 3-6 Juni 1942. National Archives, Washington, D.C.


Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Dek kapal induk USS Yorktown setelah terkena tiga bom yang dijatuhkan pesawat tempur Jepang dalam Perang Midway, 4 Juni. 2rd Class William G. Roy—U.S. Navy/NARA


Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Kapal induk USS Yorktown setelah diserang oleh pesawat pembom Jepang dan torpedo dalam Pertempuran Midway selama Perang Dunia II, Juni 1942. U.S. Navy via AP

Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Pesawat tempur Torpedo Squadron Six bersiap terbang dari kapal induk USS Enterprise dalam Pertempuran Midway di Samudra Pasifik, Juni 1942. United States Navy via AP


Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Kapal penjelajah Jepang, Mikuma hancur akibat diserang pesawat tempur Amerika Serikat dalam Pertempuran Midway, pada 3-6 Juni 1942. alternathistory.com

Mengenang 75 Tahun Pertempuran Midway
Awak kapal induk Yorktown berusaha memadamkan kebakaran setelah dihantam bom-bom yang dijatuhkan pesawat tempur Jepang dalam Pertempuran Midway, Juni 1942. US Navy/AP










Credit tempo.co









Saudi Cs dan Qatar Perang Diplomatik, Israel Senang


Saudi Cs dan Qatar Perang Diplomatik, Israel Senang
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman puji negara-negara Koalisi Arab putuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Foto/Times of Israel/Yonatan Sindel


DOHA - Perang diplomatik yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar dengan Arab Saudi dan negara-negara koalisi Arab lainnya membuat Israel senang. Israel memuji tindakan negara-negara Koalisi Arab tersebut.

Tujuh negara, yakni Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman dan Libya secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Alasannya, Doha dituding mendukung terorisme, ikut campur urusan dalam negeri Bahrain, dan mengacaukan kawasan di tengah konflik sektarian yang mendalam.

Pujian Israel untuk Saudi dan negara-negara Koalisi Arab itu disampaikan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman.

Setelah hubungan diplomatik diputus, Qatar juga didepak dari Koalisi Arab yang melakukan agresi di Yaman untuk memerangi kelompok Houthi. Koalisi Arab resmi melarang pasukan Qatar bergabung dengan pasukan mereka. Negara-negara koalisi Arab juga memberikan batas waktu beberapa hari bagi warga Qatar untuk meninggalkan negara mereka.

“Krisis ini bukan karena Israel, bukan karena orang Yahudi, bukan karena Zionisme,” ucap Lieberman. ”Tapi karena ketakutan akan terorisme,” lanjut Lieberman kepada pleno Knesset (parlemen Israel), seperti dikutip dari Times of Israel, Selasa (6/6/2017).

”Tidak ada keraguan bahwa ini membuka banyak kemungkinan untuk berkolaborasi dalam perang melawan teror,” lanjut Lieberman yang menegaskan komentarnya sebagai tanggapan resmi pemerintah Israel.

Israel selama ini dilaporkan memelihara kerjasama keamanan secara rahasia dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Kerjasama diam-diam untuk melawan Iran yang selama ini mengumbar retorika ancaman untuk melenyapkan negara Yahudi itu.

Qatar sebelumnya telah menyatakan keterbukaannya untuk mempertahankan hubungan dagang dengan Israel dan telah menjadi tuan rumah pejabat Israel. Namun, negara tersebut juga menjadi tuan rumah pejabat tinggi kelompok Hamas, salah satu musuh bebuyutan Israel. Pada hari Minggu lalu, sebuah laporan mengindikasikan bahwa Doha akan meminta beberapa pemimpin Hamas pergi, dengan alasan ”tekanan eksternal”.

Pemerintah Qatar sendiri sudah menyangkal tuduhan negara-negara koalisi Arab bahwa Doha mendukung terorisme. Qatar merasa menjadi korban kampanye kebohongan dan rekayasa.

”Kampanye hasutan didasarkan pada kebohongan yang telah mencapai tingkat rekayasa yang lengkap,” kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan, kemarin.

Sebagai anggota Dewan Kerjasama Teluk, kata kementerian itu, Qatar berkomitmen terhadap piagam Dewan Kerjasama Teluk yang berisi penghormatan terhadap kedaulatan negara-negara lain dan tidak ikut campur dalam urusan mereka. 





Credit  sindonews.com








Hacker Pemantik Perang Diplomatik Saudi Cs dengan Qatar


Hacker Pemantik Perang Diplomatik Saudi Cs dengan Qatar
Pernyataan Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar soal peretasan kantor berita QNA oleh hacker. Ulah hacker ini ikut andil dalam penyebab perang diplomatik Qatar dan negara-negara Arab. Foto/Twitter@QatarEmbassyUK


DOHA - Arab Saudi bersama negara-negara Arab dan Afrika; Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman dan Libya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena Doha dianggap mendukung terorisme. Namun, perang diplomatik yang meluas awalnya tak lepas dari ulah hacker.

Hacker tersebut meretas situs kantor berita pemerintah Qatar, QNA (Qatar News Agency). Kantor berita itu tiba-tiba menerbitkan pernyataan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani yang berisi komentar negatif tentang Arab Saudi. Emir Qatar menegaskan, kantor berita itu diretas hacker dan berita yang muncul adalah berita palsu atau fake news.

Tapi, Saudi dan para sekutu Arab-nya terlanjur marah. Sebagian dari mereka membalas dengan melarang media ternama Qatar, Al Jazeera. Alasannya, media itu dianggap melakukan hasutan di kawasan Timur Tengah.

 

Meski demikian, ulah hacker dan media tetap bukan satu-satunya penyebab eskalasi ketegangan antara Qatar dan para tetangga Arab-nya.

Qatar telah lama mendapat kritik atas dugaan dukungannya terhadap kelompok Islamis, seperti Ikhwanul Muslimin yang telah dilarang oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir. Pemerintah Mesir bahkan menyatakan Ikhanul Muslimin sebagai organisasi teroris.

Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan pada Senin, juga menuduh Qatar bekerja sama dengan milisi yang didukung Iran di wilayah Qiyan timur yang didominasi warga Syiah, dan juga di wilayah Bahrain. Namun, Qatar telah menyangkal tuduhan itu.

Tak hanya itu, Qatar juga sudah lama dituduh mendanai kelompok ekstremis oleh negara-negara tetangganya dan para pejabat Barat. Doha lagi-lagi menyangkalnya.

Namun, Qatar tetap menjadi pelindung keuangan utama Jalur Gaza, Palestina, yang dikuasai Hamas. Negara kaya itu telah menjadi rumah bagi pejabat Hamas yang diasingkan, Khaled Mashaal, sejak tahun 2012.

Tuduhan Saudi bahwa Qatar mendukung terorisme bukan tuduhan biasa. Sebab, kelompok yang diklaim didukung Qatar termasuk ISIS dan al-Qaeda.

“(Dukungan) Qatar mencakup beberapa kelompok teroris dan (pengobar konflik) sektarian yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas di wilayah ini, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS (Islamic State) dan al-Qaeda, dan mempromosikan pesan dan skema kelompok ini melalui media mereka terus-menerus,” bunyi pernyataan pemerintah Saudi melalui kantor berita SPA (Saudi Press Agency), terkait alasan pemutusan hubungan diplomatik.

Riyadh juga mendesak semua negara dan perusahaan-perusahaan Arab  untuk memutuskan hubungan dengan Qatar. Desakan Saudi ini disambut Mesir dan negara-negara Arab yang tergabung dalam Koalisi Arab penggempur kelompok Houthi di Yaman.

Saudi dan negara-negara Arab memberikan waktu beberapa hari bagi warga Qatar untuk meninggalkan wilayah negara-negara tersebut. Maskapai penerbangan internasional dari negara-negara Arab juga dilarang terbang ke Doha. 



Credit  sindonews.com








Beijing Marah Dikritik Menhan AS soal Laut China Selatan



Beijing Marah Dikritik Menhan AS soal Laut China Selatan 
China menentang secara tegas kritikan Menhan AS James Mattis soal militerisasi Beijing di LCS yang dianggapnya melanggar hukum internasional. (Foto: AFP PHOTO/STR)


Jakarta, CB -- China merasa geram dan menentang tegas kritikan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis soal "militerisasi" Beijing di Laut China Selatan dalam konferensi keamanan regional Asia di Singapura pada Sabtu pekan lalu.

Dalam pertemuan itu, Mattis menganggap kegiatan konstruksi China di LCS telah mengabaikan hukum internasional dan menghina kepentingan negara lain di kawasan.


"China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas kepulauan dan perairan di dekatnya," tutur Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, pada Senin (5/6), merujuk pada Kepulauan Spratly yang diklaim Beijing di LCS.

Hua menilai, pernyataan Mattis "tidak bertanggung jawab. Hua juga menuduh AS, sebagai negara lain di luar kawasan LCS, telah melontarkan komentar yang keliru dengan motif tersembunyi.

Adu mulut soal sengketa di LCS terus muncul antara China dan AS meski Beijing dan negara ASEAN telah menyepakati kerangka kode etik atau Code of Conduct (CoC) di LCS pada pertengahan Mei lalu, setelah 15 tahun bernegosiasi.

CoC dibentuk sebagai pedoman perilaku setiap negara di perairan yang memiliki nilai perdagangan mencapai US$5 triliun per tahun, atau sepertiga dari total perdagangan global ini.

Sejak 90 persen wilayah LCS diklaim oleh Beijing, LCS menjadi salah satu kawasan yang sangat rentan akan konflik. Klaim China itu tumpang tindih dengan pengakuan sejumlah negara lain di Asia Tenggara, seperti Filipina, Brunei, dan Malaysia.

Meski Pengadilan Arbitrase Tetap (PCA) pada tahun lalu menetapkan klaim Beijing terhadap LCS tidak sah, China berkeras membangun sejumlah pulau buatan dan memasang sejumlah instalasi militer di kawasan itu, terutama di Kepulauan Spratly.

China bahkan dilaporkan telah membangun sejumlah instalasi seperti landasan pacu, pelontar rudal, dan sejumlah radar yang dapat digunakan angkatan militernya di kepulauan tersebut.

Sejak konflik LCS mencuat, Washington berulang kali menyatakan keprihatinannya terhadap kawasan, menganggap reklamasi China di perairan itu mengancam kebebasan navigasi internasional.

"China menghormati dan melindungi kebebasan bernavigasi dan penerbangan semua negara di perairan itu. Namun, kami pasti menentang langkah militer negara lain di LCS dengan dalih kebebasan bernavigasi yang bisa mengancam kedaulatan serta keamanan China," ucap Hua seperti dikutip AFP.




Credit  cnnindonesia.com






PM Australia Sebut Penyekapan di Melbourne Aksi Terorisme


PM Australia Sebut Penyekapan di Melbourne Aksi Terorisme 
Turnbull mengatakan, negaranya harus meningkatkan kesiagaan, apalagi pelaku serangan ini sebenarnya sudah dikenal karena pernah ditahan dan baru saja dibebaskan dengan jaminan. (AFP Photo/Peter Parks)


Jakarta, CB -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, menyebut penyanderaan di Melbourne yang melukai tiga polisi pada Senin (5/6) merupakan aksi terorisme.

"Ini merupakan serangan teroris dan ini menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan, jangan pernah takut, selalu melawan aksi terorisme Islamis," ujar Turnbull sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (6/6).

Kepolisian memang sudah menembak mati sang pelaku, Yacqub Khayre, setelah terlibat dalam baku tembak saat aparat mengepung apartemen di Melbourne, di mana pria itu menyekap seorang perempuan.

Namun, Turnbull mengatakan, negaranya tetap harus meningkatkan kesiagaan, apalagi pelaku serangan ini sebenarnya sudah dikenal karena pernah ditahan dan baru saja dibebaskan dengan jaminan.

Polisi mengonfirmasi, Khayre pernah terlibat dalam upaya penyerangan di markas tentara di Sydney pada 2009 lalu.

Meskipun demikian, kini kepolisian masih menyelidiki motif penyekapan ini, termasuk pernyataan ISIS yang mengklaim sebagai dalang di balik aksi tersebut.
 
Australia sendiri sudah dalam kondisi siaga sejak Desember 2014 lalu, setelah seorang pria bersenjata menyandera pengunjung di sebuah kafe di Sydney selama 17 jam dan membunuh salah satu korban.

Setelah itu, kepolisian mengklaim sudah menggagalkan sejumlah rencana teror, termasuk upaya pengeboman di Melbourne pada Hari Natal lalu. 



Credit  CNN Indonesia


Tragedi Penembakan di Australia, Tiga Polisi Terluka

 
Tragedi Penembakan di Australia, Tiga Polisi Terluka
ilustrasi penembakan (Thinkstock/Smitt)


Jakarta, CB -- Kepolisian Australia menembak mati pria bersenjata di Melbourne, Australia pada Senin (5/6). Pria bersenjata tersebut menyandera seorang perempuan sebelum menembak tiga orang petugas polisi. Petugas polisi tersebut ditembak di sebuah gedung apartemen di kawasan pinggiran rumah pantai mewah, Brighton.

Keterangan polisi menyebutkan bahwa pria bersenjata tersebut ditemukan tewas akibat luka tembak.

Mengutip Reuters, wakil komisaris polisi negara bagian Victoria Andrew Crisp menyebutkan, seorang perempuan menghubungi dinas layanan darurat dan mengungkapkan bahwa dia disandera. Polisi pun datang ke aparetmen dan mencoba bernegosiasi dengan pria bersenjata tersebut.


Hanya saja negosiasi gagal. Pria tersebut keluar dan mulai menembaki polisi. Dia melukai tiga petugas sebelum akhirnya ditembak mati.

Perempuan yang disandera tersebut berhasil diselamatkan. Dia menambahkan bahwa nyawa petugas polisi yang terkena tembak juga bisa diselamatkan.

"Terorisme adalah salah satu jalur penyelidikan," kata Crisp.


Dia mengungkapkan bahwa polisi anti-terorisme dan kriminal sedang melakukan penyelidikan.

Sebagai bagian dari penyelidikan, polisi juga menyelidiki adanya kontak panggilan ke sebuah stasiun televisi yang mengatakan bahwa insiden tersebut terkait dengan ISIS.

Hanya saja, sampai saat ini polisi belum berhasil mengidentifikasi stasiun televisi yang diklaim mendapat kontak telepon. Selain itu, polisi juga belum berhasil melakukan identifikasi terhadap pria bersenjata.




Credit  CNN Indonesia


JK: Peredaran Senjata Bebas Persulit Damai di Marawi


JK: Peredaran Senjata Bebas Persulit Damai di Marawi JK menyebut maraknya peredaran senjata di masyarakat Filipina membuat damai sulit dicapai. (REUTERS/Romeo Ranoco)


Jakarta, CB -- Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengaku prihatin dengan operasi militer yang saat ini tengah terjadi di Filipina, khususnya di Marawi City. Menurut Jusuf Kalla peredaran senjata yang terlampau bebas menjadi salah satu alasan kenapa wilayah Filipina rawan peperangan.

Jusuf Kalla mengaku pernah berbincang dengan jenderal angkatan bersenjata di Filipina dan mendapat fakta bahwa ada sekitar satu juta senjata yang beredar di masyarakat.

Dengan kondisi seperti itu, khususnya banyaknya peredaran senjata, Jusuf Kalla pun pesimistis gencatan senjata bisa dilakukan.


"Saya tanya ke jenderalnya dan ada sejuta senjata [bebas beredar] di sana. Kalau begitu bagaimana caranya mau gencatan senjata," kata Jusuf Kalla di Jepang, seperti dikutip dari video yang dikirim oleh tim media Wapres, Senin (5/6).

Jusuf Kalla menjelaskan pemerintah pun akan kesulitan memberikan imbauan gencatan senjata selama peredarannya di publik masih sebanyak itu.

Seharusnya sejak dulu pemerintah Filipina bisa membatasi peredaran senjata demi mengantisipasi kejadian seperti sekarang.

Selain masalah peredaran senjata, banyaknya faksi-faksi di Filipina disebut Jusuf Kalla mempengaruhi atmosfer di sana. Kalla menyebut setidaknya ada empat faksi yang sekarang aktif di Filipina, mulai MNLF, MILF, Abu Sayyaf, hingga faksi berpaham komunis.


"Jadi selesai satu, satunya lagi tak selesai, itu terjadi sejak dulu," kata dia.

Melihat fakta-fakta tersebut, pria nomor dua di Indonesia itu beranggapan bahwa masalah di Filipina memang sudah menjadi sebuah sejarah yang panjang.

Adapun kehadiran Presiden Rodrigo Duterte dianggap Jusuf Kalla bisa menjadi angin segar untuk penyelesaian konflik di Filipina tersebut. Dia hanya meminta agar Duterte bisa konsisten jika ingin masalah di Filipina bisa selesai dengan baik.

"Duterte terlihat tegas, jadi kami harap yang penting dia konsisten karena kesulitannya ada di masyarakat," katanya.






Credit  CNN Indonesia




Duterte: Saya Ingin Seluruh Teroris Mati


Duterte: Saya Ingin Seluruh Teroris Mati
Presiden Filipina tak segan mengebom Marawi guna membunuh teroris di sana yang telah menyebabkan ratusan warga dan militernya yang tewas dalam bentrokan. (Foto: AFP Photo/Ted Aljibe)


Jakarta, CB -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menginginkan seluruh teroris di Marawi, Mindanao, mati dan menolak damai dengan kelompok militan Maute yang tengah berseteru dengan pasukannya di bagian selatan negara itu dan telah memakan ratusan korban jiwa termasuk warga sipil dan tentara.

Duterte mengatakan, dirinya bahkan telah memerintahkan para pasukan militer untuk menembak mati musuh-musuhnya itu.

"Saya tidak akan berbicara pada kalian. Apa pun yang pemimpin kelompok militan itu katakan, saya tak peduli. Saya telah memerintahkan [militer] untuk membawa [potongan] kepala para militan brengsek itu," kata Duterte dalam sebuah pidato di markas angkatan udara Machtan-benito, Cebu, Senin (5/6).

Bentrokan di Marawi pecah setelah ratusan pemberontak Maute mengamuk sejak akhir Mei lalu, menyusul gagalnya operasi penangkapan pemimpin Abu Sayyaf Isnilon Hapilon.



Presiden Filipina Rodrigo Duterte pun menetapkan darurat militer di sekitar wilayah Pulau Mindanao. Pertempuran selama hampir dua pekan ini setidaknya telah menewaskan 178 orang termasuk 38 warga sipil.

Per tanggal 2 Juni, tim darurat Pulau Mindanao melaporkan telah ada sekitar 221 ribu warga sipil yang mengungsi keluar dari Marawi. Sekitar 51 ribu orang berada di pusat evakuasi sementara 163 ribu lainnya tinggal dengan sanak keluarga di luar wilayah bermayoritaskan umat Muslim itu.

Duterte berjanji bahwa bentrokan ini akan berakhir dalam beberapa hari ke depan. Dia bahkan mengklaim bisa mengakhiri pertikaian di Marawi hanya dalam beberapa jam menggunakan bom.

Namun, dia tak melakukan itu karena khawatir pengeboman hanya akan menambah jumlah warga sipil yang menjadi korban.

"Saya bisa mengakhiri perang ini dalam 24 jam. Yang harus saya lakukan hanya tinggal mengebom seluruh tempat itu," kata Duterte seperti dilansir The Inquirer.

Serangan udara terhadap teroris terus digempurkan pemerintah pada Minggu (4/6) di Marawi, meskipun gencatan senjata sempat diberlakukan selama empat jam untuk mengevakuasi warga sipil yang terjebak di tengah konflik.

Evakuasi yang dilakukan pemerintah dengan bantuan lima anggota pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF) itu akhirnya hanya berhasil mengeluarkan sedikitnya 100 orang dari sekitar 2.000 warga sipil yang masih terjebak di Marawi.

"Kami hanya dapat mengevakuasi 134 anak, pria, wanita, orang tua, dan warga yang sakit," ucap Asisten Penasihat Presiden untuk urusan Proses Perdamaian Dickson Hermoso.



Juru bicara komite manajemen krisis provinsi Zia Alonto Adiong, mengatakan pada AFP bahwa tim penyelamat hanya memiliki akses pada dearah tertentu yang dikuasai militan dan melarang mereka masuk ke pusat kota.

“Kami merasa kecewa dan dikhianati. Kita berbicara soal nyawa orang di sini!” kata Adiong. “Masih ada 2000 orang yang butuh pertolongan segera setelah 13 hari tanpa makanan.”

Seorang lansia bahkan dilaporkan tewas saat tim penyelamat tengah berupaya mengevakuasi sekelompok warga sipil keluar zona konflik. Lansia itu tewas di tangan penembak jitu di Baranggay Banggolo, wilayah yang dikuasai militan Maute.

Tidak berapa lama, bentrokan kembali pecah. Tim evakuasi dilaporkan mendengar baku tembak dan ledakan yang membuat para penyelamat harus mundur ke zona aman dan menghambat proses evakuasi.




Credit  CNN Indonesia






Bentrokan Kembali Pecah, Evakuasi Warga di Marawi Gagal



Bentrokan Kembali Pecah, Evakuasi Warga di Marawi Gagal 
Upaya penyelamatan warga sipil di Marawi gagal karena bentrokan kembali terjadi. (REUTERS/Romeo Ranoco)


Jakarta, CB -- Upaya membebaskan sekitar 2000 warga sipil yang terjebak dalam bentrokan antara militan Maute dan militer Filipina, gagal, karena baku tembak kembali pecah, Minggu (4/6).

Padahal sebelumnya otoritas setempat menyebutkan pada pemerintah dan pihak militan menyetujui adanya genjatan senjata selama empat jam, guna mengevakuasi warga sipil.

Namun, kesepakatan tersebut gagal karena kurangnya komunikasi antara pemerintah dan pihak militer.


Juru bicara komite manajemen krisis provinsi Zia Alonto Adiong mengatakan pada AFP, tim penyelamat hanya memiliki akses pada dearah tertentu yang dikuasai militan dan melarang mereka masuk ke pusat kota.

Imbasnya, hanya sekitar 170 orang warga yang berhasil diselamatkan dan ribuan lainnya masih terjebak.

“Kami merasa kecewa dan dikhianati. Kita berbicara soal nyawa orang di sini!” kata Adiong. “Masih ada 2000 orang yang butuh pertolongan segera setelah 13 hari tanpa makanan.”

Tidak berapa lama setelah warga dievakuasi, bentrokan kembali pecah. Mereka mendengar baku tembak dan ledakan yang membuat para penyelamat harus mundur ke zona aman.


“Militer tidak mengijinkan tim penyelamat masuk ke daerah berisiko tinggi guna menghindari bahaya dan hal lain yang bisa membuat situasi semakin rumit,” ujar Juru Bicara Presiden Filipina, Ernesto Abella, dalam sebuah pernyataan.

Sementara dari 170 warga yang berhasil diselamatkan, Adiong menyebut kebanyakan diantara mereka berjenis kelamin pria dan dalam kondisi sehat.

Sebelumnya, dari 200 orang yang diselamatkan pada Sabtu, 14 diantaranya harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.

“Anak-anak kebanyakan menderita diare dan malnutrisi,” tambah Adiong.

Bentrokan di Marawi yang telah berlansung selama dua minggu itu telah menelan 178 nyawa, termasuk warga sipil dan pasukan keamanan.




Credit  CNN Indonesia






Krisis diplomatik Qatar membuat AS kelimpungan



Krisis diplomatik Qatar membuat AS kelimpungan
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saudmemberikan Collar of Abdulaziz Al Saud Medal kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Riyadh, Sabtu (20/5/2017). (REUTERS/Jonathan Ernst)


Washington (CB) - Amerika Serikat akan diam-diam menjernihkan kekeruhan hubungan antara Arab Saudi dengan Qatar, kata para pejabat dan mantan pejabat AS, Selasa, seraya menyebut Qatar terlalu penting bagi kepentingan militer dan diplomatik AS sehingga tak pantas dikucilkan.

AS telah dibutakan oleh keputusan Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar yang serempak dilakukan juga oleh Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab.

Saat mengumumkan keputusan memutuskan hubungan diplomatik itu, Saudi menuduh Qatar memberikan dukungan kepada Iran yang adalah musuh regional Saudi.  Saudi juga menuduh Qatar mendukung militan-militan islamis.

Washington punya banyak alasan untuk ingin mempromosikan sikap saling hormat di kawasan itu. Qatar menjadi tempat beradanya pangkalan udara terbesar AS di Timur Tengah di Al Udeid. Dari sinilah, serangan-serangan udara AS dilancarkan terhadap ISIS yang menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah. Presiden AS Donald Trump sendiri meletakkan penghancuran ISIS pada prioritas tertinggi pemerintahannya.

Lain hal, kesediaan Qatar menerima organisasi-organisasi seperti Hamas yang disebut AS kelompok teroris dan Taliban yang sedang diperangi AS di Afghanistan selama 15 tahun, justru membuat AS bisa menjalin kontak informal dengan kelompok-kelompok penentang AS itu saat diperlukan nanti.

"Jelas ada manfaatnya," kata seorang pejabat AS yang meminta namanya tidak disebutkan. "Harus ada tempat bagi kita untuk bertemu dengan Taliban. Hamas harus punya tempat untuk berbicara ketika mereka terus menerus diasingkan."

Para pejabat dan mantan pejabat AS itu mengaku tidak bisa mengidentifikasi apa yang memicu Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab serempat memutuskan hubungan dengan Qatar. Keputusan keempat negara ini malah akan diikuti oleh Yaman, Libya dan Maladewa.

Para pejabat AS ini menilai Saudi merasa disemangati oleh sambutan hangat dari Trump sewaktu sang presiden AS mengunjungi Riyadh bulan lalu sembari mengusung pandangan yang anti-Iran.

"Kecurigaan saya adalah negara-negara itu terpicu oleh apa yang Trump katakan pada kunjungannya itu dan negara-negara itu merasa mendapatkan semacam sokongan," kata seorang mantan pejabat AS.

Seorang pejabat senior AS berkata kepada Reuters bahwa AS tidak mendapat sinyal apa pun dari Saudi atau UEA di Riyadh bahwa pemutusan hubungan itu akan terjadi. Gedung Putih kemarin menegaskan tekad untuk mencegah meluasnya ketengangan di Arab Teluk itu.

Di Riyadh beberapa waktu lalu, Trump menyampaikan seruan menghentak dunia Arab dan para pemimpin dunia Islam untuk mengusir para teroris, selain terang-terangan menyebut Iran  sumber utama dana dan pendukung kelompok-kelompok militan.

Rekonsiliasi
Para pejabat AS dari berbagai badan kebijakan menekanan hasrat merea untuk mempromosikan rekonsiliasi Arab cs dan Qatar yang adalah negara berpenduduk 2,5 juta orang yang kaya cadangan gas alam.

"Kami tidak ingin melihat ada semacam perpecahan permanen dan saya kira kami memang tak menginginkannya," kata sang pejabat senior pada pemerintahan Donald Trump yang menolak menyebutkan namanya itu. Dia menambahkan AS akan mengirimkan utusan jika negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) bertemu guna mendiskusikan perpecahan dengan Qatar.

GCC beranggotakan enam negara Arab yang kaya raya, yakni Arab Saudi, Kuwait, UEA, Qatar, Bahrain dan Oman.

"Sudah menjadi rahasia umum bahwa prilaku Qatar sangat mengkhawatirkan tidak saja bagi negara-negara tetangganya di Teluk, tetapi juga bagi AS," kata pejabat senior pemerintahan Trump itu. "Kami ingin membawa mereka ke arah yang benar."

Marcelle Wahba, mantan duta besar AS untuk UEA dan presiden lembaga think tank Arab Gulf States Institute in Washington, menyatakan bahwa AS punya pengaruh tetapi akan menggunakan pengaruh itu secara diam-diam.

"AS siap mengambil tanggung jawab. Bagaimana kami melakukannya? Saya kira hal itu akan dilakukan diam-diam dan dengan bermain di belakang layar," kata dia seperti dikutip Reuters. "Saya meragukan kami akan diam saja hingga krisis itu menjadi lebih serius."

Keputusan Qatar mendukung para islamis bermula dari keputusan ayahanda penguasa Qatar sekarang guna mengakhiri tradisi deteren otomatis dengan Saudi yang merupakan kekuatan dominan di Arab Teluk, selain untuk memperluas sebanyak mungkin sekutu.

Sejak lama Qatar menempatkan dirinya sebagai mediator dan power broker untuk banyak sengketa di Timur Tengah. Tetapi Mesir dan negara-negara Arab Teluk tidak suka atas dukungan Qatar terhadap para islamis, khususnya Ikhwanul Muslimin yang mereka anggap musuh politik.

"Kita bekerjasama dengan semua mitra kita dalam menemukan cara untuk merukunkan kembali kesatuan GCC demi mendukung keamanan kawasan," kata seorang pejabat AS lainnya, karena kesatuan ini sangat penting bagi kelanjutan perang melawan terorisme dan ideologi ekstrimis.



Credit  antaranews.com









Turki serukan perundingan atas sengketa Qatar-Negara Arab



Turki serukan perundingan atas sengketa Qatar-Negara Arab
ilustrasi: Peta sejumlah negara kawasan Jazirah Arab. (Repro: World Atlas)


Ankara (CB) - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Senin menyatakan merasa sedih atas keretakan hubungan Qatar dengan negara-negara lain Arab, dan menyerukan perundingan untuk menyelesaikannya.

"Kami melihat ketenangan di kawasan Teluk sebagai kesatuan dan kesetiakawanan kami," kata Cavusoglu dalam jumpa pers.

"Tentu saja, negara memiliki beberapa masalah, tapi pembicaraan harus dilakukan dalam setiap keadaan agar masalah dapat diselesaikan secara damai. Kami sedih melihat gambaran saat ini dan akan memberikan dukungan apa pun untuk pemulihannya," kata Cavusoglu.

Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin, dengan menuduhnya mendukung "terorisme" dan membuka keretakan terburuk dalam bertahun-tahun di antara beberapa negara terkuat di dunia Arab tersebut.

Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan kesetiakawanan kawasan diperlukan lebih daripada sebelumnya dalam masa ketidakpastian dan kemelut mendalam di berbagai negara di kawasan tersebut.

"Turki siap melakukan apa pun dibutuhkan untuk menemukan penyelesaian dalam waktu singkat atas ketidaksepakatan di antara negara persaudaraan tersebut," katanya dalam pernyataan, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com








Krisis diplomatik Qatar meluber ke bisnis, pengusaha Mesir diminta tarik investasi



Krisis diplomatik Qatar meluber ke bisnis, pengusaha Mesir diminta tarik investasi
Peta sejumlah negara kawasan Jazirah Arab. (Repro: World Atlas)


Kairo (CB) - Miliarder Mesir Naguib Sawiris menyeru para pengusaha Mesir menarik investasinya dari Qatar dan menghentikan semua kesepakatan bisnis dengan negara Arab Teluk itu.

Pernyataan salah seorang terkaya di Mesir ini disampaikan oleh juru bicaranya kepada Reuters, beberapa jam setelah Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain serempak memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Keempat negara menuduh Qatar telah menjadi pendukung terorisme dan mendestabilisasi kawasan Timur Tengah.

Sementara itu Qatar Airways menyampaikan pengumuman pada laman resminya hari ini bahwa maskapai itu telah menunda semua penerbangannya ke Arab Saudi.

Krisis diplomatik ini telah membuka bagian terburuk dari perpecahan beberapa tahun belakangan ini di antara negara-negara paling kuat di dunia Arab ini, demikian Reuters.



Credit antaranews.com



Mesir tangguhkan hubungan penerbangan dengan Qatar


Mesir tangguhkan hubungan penerbangan dengan Qatar
Peta negara-negara di Jazirah Arab dan Timur Tengah. (Repro: World Atlas)


Kairo (CB) - Mesir mengatakan mereka akan menangguhkan hubungan penerbangan dengan Qatar mulai Selasa (6/6), setelah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Mesir dan sejumlah negara Arab lainnya, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Yaman mengaitkan negara kaya di Teluk Arab itu mendukung terorisme Ikhwanul Muslimin maupun Iran.

Keputusan untuk "menghentikan semua penerbangan antara Mesir dan Qatar" akan diberlakukan mulai pukul 0400 GMT (11.00 WIB) pada Selasa dan akan berlanjut "sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Kementerian Penerbangan.

Pernyataan itu, yang dikeluarkan pada Senin, juga menyebut bahwa pesawat Qatar tidak akan bisa melintas ke jalur udara Mesir atau mendarat di teritorialnya.

Enam maskapai penerbangan dari UEA dan Arab Saudi menangguhkan penerbangan dari dan ke Qatar.

EgyptAir menyusul langkah tersebut, mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa "penangguhan penerbangan yang menghubungkan Kairo dengan Doha, mulai Selasa, sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian AFP.



Credit antaranews.com










Qatar minta warganya tinggalkan Uni Emirat Arab dalam 14 hari



Qatar minta warganya tinggalkan Uni Emirat Arab dalam 14 hari
Bendera Qatar. (Flickr/Juanedc)


Dubai (CB) - Qatar pada Senin meminta warga negaranya untuk meninggalkan Uni Emirat Arab dalam 14 hari untuk mematuhi keputusan Abu Dhabi yang memutus hubungan diplomatik dengan Doha, demikian pernyataan Kedutaan Qatar di Abu Dhabi.

"Warga Qatar harus meninggalkan Uni Emirat Arab dalam 14 hari, sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Emirat," tulis kedutaan dalam akun Twitter resminya, yang dikutip Reuters.

Mereka yang tidak bisa pulang ke Doha secara langsung harus terbang melewati Kuwait atau Oman.

Sebelumnya pada Senin, sejumlah negara Teluk seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir memutus hubungan dengan Qatar karena alasan terorisme.

Negara-negara tersebut menuding Qatar telah sengaja mendukung kelompok-kelompok radikal--yang beberapa di antaranya berafiliasi langsung dengan Iran--dan menyiarkan ideologi mereka di stasiun televisi Al Jazeera.

"Qatar mendukung sejumlah kelompok teroris dan sektarian yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas di kawasan, termasuk di antaranya Ikhwanul Muslimin, ISIS, dan Al Qaeda. Negara tersebut juga mempromosikan ideologi kelompok-kelompok ini melalui media mereka," tulis kantor berita Arab Saudi, SPA.

Negara-negara Teluk menuding Qatar mendukung kelompok militan yang berafiliasi dengan Iran di wilayah Qatif dan Bahrain.

Qatar sendiri membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa pihaknya tengah menghadapi kampanye terselubung yang bertujuan untuk melemahkannya.

"Kampanye ini hanya didasarkan pada kebohongan yang telah mencapai level kesengajaan yang dibuat-buat," kata kementerian luar negeri Qatar.

Sementara itu, Iran menilai Amerika Serikat turut terlibat dalam perselisihan ini.

"Apa yang terjadi hari ini adalah hasil awal tari pedang (politik pecah belah--red)," kata Hamid Aboutalebi, wakil kepala staf presiden Iran, Hassan Rouhani, yang merujuk pada kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Arab Saudi baru-baru ini.

Dalam kunjungan itu, Trump dan sejumlah pejabat Amerika Serikat sempat berpartisipasi dalam tari pedang tradisional. Dia mendesak agar negara-negara Muslim bersatu melawan ekstrimisme dan menuding Iran sebagai sumber utama pendanaan bagi kelompok radikal.




Credit  antaranews.com







Alasan Saudi cs putus hubungan dengan Qatar, dan apa bantahan Qatar



Alasan Saudi cs putus hubungan dengan Qatar, dan apa bantahan Qatar
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (tengah) melambaikan tangan sebelum menaiki pesawat untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam, Sabtu (4/3/2017). (ANTARA /Muhammad Adimaja)


Dubai (CB) - Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, Senin ini. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme.

Ketiga negara Arab Teluk dan Mesir sudah lama gusar atas dukungan Qatar kepada para islamis, khususnya Ikhwanul Muslimin yang dianggap keempat negara sebagai musuh politik yang berbahaya.

Langkah mereka telah membuka bagian terburuk dari perpecahan beberapa tahun belakangan ini di antara negara-negara paling kuat di dunia Arab yang banyak di antaranya merupakan anggota OPEC.

Yaman dan pemerintah Libya akan mengikuti jejak keempat negara Arab dalam memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Saudi, UEA dan Bahrain memberi batas waktu dua minggu kepada warga negara Qatar untuk meninggalkan ketiga negara Arab itu.  Bukan hanya itu, Qatar juga dikeluarkan dari koalisi pimpinan Saudi dalam perang di Yaman.

Saudi menuding Qatar membekingi kelompok-kelompok militan yang sebagian lainnya didukung Iran. Qatar juga dituduh menyiarkan ideologi mereka ke dunia Arab lewat stasiun televisi al-Jazeera.

"Qatar merangkul kelompok-kelompok teroris dan sektarian yang punya tujuan mengganggu stabilitas kawasan, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS dan Alqaeda, serta mempromosikan pesan dan skema-skema kelompok-kelompok ini lewat media mereka secara terus menerus," kata kantor berita Saudi SPA.

Saudi menuduh Qatar menyokong para militan dukungan Iran di Provinsi Qatif dan Bahrain yang kebanyakan penduduknya Syiah.

Qatar tentu saja membantah tuduhan telah mencampur urusan rumah tangga negara lain.

"Kampanye hasutan ini didasarkan kepada kebohongan yang sudah mencapai tingkat fabrikasi sempurna," kata kementerian luar negeri Qatar dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dikutip Reuters.





Credit  antaranews.com








Senin, 05 Juni 2017

Buktikan Teori Konspirasi, NASA Ciptakan Awan Berwarna


Tapi misi ditunda karena ada kendala cuaca.
Buktikan Teori Konspirasi, NASA Ciptakan Awan Berwarna

Ilustrasi awan berwarna (www.pixabay.com/cindyeyler)


CB – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berencana menciptakan awan hijau biru dan merah buatan di langit. Sayangnya rencana itu tertunda lagi lantaran terdapat gangguan pada awan di langit sebagai titik percobaan proyek tersebut. Agar misi ini lancar, ilmuwan mensyaratkan kondisi langit harus bersih dari gangguan.
Dikutip dari Gizmodo, Senin 5 Juni 2017, ambisi NASA menciptakan awan hijau biru dan merah buatan itu merupakan cara badan AS untuk menjelaskan pendukung teori konspirasi soal jejak di langit yang dihasilkan oleh pesawat terbang (chemtrail). Pendukung teori itu ada yang meyakini penyebaran chemtrail adalah program rahasia badan negara.
Rencananya, untuk menciptakan awan berwarna buatan itu, NASA akan meluncurkan roket riset Terrier-Improved Malemute two stage yang akan membawa puluhan kaleng kecil berisi partikel, untuk ditebarkan di langit setelah lima menit peluncuran.
Skenarionya, di langit kaleng kecil yang berisi barium, strontium dan oksida cupric itu akan menghasilkan awan berwarna buatan yang tajam. Setelah bertebaran di langit, maka ilmuwan NASA di darat akan melacak gerakan partikel itu untuk mengumpulkan data dalam memahami dinamika di ionosfer.
Dalam momen itu, NASA akan mengamati secara visual dengan menggunakan instrumen kamera di Wallops Flight Facility di Virginia dan Duck, North Carolina.
Awan berwarna buatan itu diprediksi bisa dilihat oleh penduduk di Pantai Timur AS mulai dari New York sampai North Carolina.

NASA menjelaskan, kaleng kecil berisi partikel itu tak akan membahayakan manusia di daratan, sebab partikel akan ditumpahkan pada ketinggian 100 mil di atas daratan.
Penundaan pembuatan awan berwarna buatan itu merupakan yang kesekian kalinya. Rencana terakhir, NASA akan membuat awan buatan pada rentang antara 31 Mei sampai 6 Juni.

Setelah ditunda akhir pekan lalu, ada kabar misi akan dijalankan pada 11 Juni. Nantinya saat peluncuran pembuatan awan berwarna buatan akan disiarkan langsung.



Credit  VIVA.co.id














Rudal Hipersonik Zircon Bikin Pertahanan Barat Keok



Rudal ini mampu terbang delapan kali kecepatan suara.
Rudal Hipersonik Zircon Bikin Pertahanan Barat Keok

Ilustrasi kapal fregat Rusia menembakkan rudal. (GlobalSecurity.org)


CB – Rusia mengatakan telah melakukan tes rudal hipersonik yang menurut para ahli militer bisa membuat pertahanan Barat “usang”. Rudal bernama Zircon ini telah diuji coba dan berhasil.
Hal ini lebih cepat setahun dari yang dijadwalkan. Zircon dapat diluncurkan dari platform peluncuran universal 3C14 yang juga digunakan untuk rudal Onyx dan Calibre.
Rudal tersebut hampir tidak mungkin dicegat karena mampu terbang hingga delapan kali kecepatan suara. Zircon diharapkan akan dipasang pada kapal penjelajah nuklir Peter The Great dan Admiral Nakhimov.
Analis Pertahanan Tim Ripley mengatakan bahwa rudal hipersonik Rusia akan menempuh jarak 7.400 kilometer per jam dan menggambarkannya sebagai lompatan kuantum dalam teknologi.
"Rudal ini sangat berpotensi membuat pertahanan antipesawat Barat seperti tidak berguna. Barat tidak akan mampu mempersiapkan sistem pertahanannya untuk membalas serangan Zircon," katanya, seperti dikutip Mirror, Senin, 5 Juni 2017.
Teknologi antikapal ini mampu menempuh jarak tempuh 250 kilometer (155 mil) hanya dalam 2,5 menit. Kecepatannya diyakini membuat Zircon begitu cepat sehingga tahan terhadap serangan balasan dengan teknologi konvensional.
Senjata atau pesawat ini dikategorikan masuk kelas hipersonik jika mampu mencapai kecepatan 5 Mach atau lebih. Mereka sangat sulit untuk dicegat karena kecepatan luar biasa dan kemampuan manuvernya.
Teknologi hipersonik, diyakini Ripley dan beberapa ahli militer, sebagai game changer di peperangan masa depan. Sejatinya, Zircon direncanakan untuk diuji coba antara 2018 dan 2020.

Uji coba ini juga sebagai persiapan di kala hubungan Barat dan Rusia berada pada titik paling rendah sejak Perang Dingin. Hal tersebut akumulasi dari krisis di Ukraina, perang di Suriah, serta dugaan campur tangan dalam politik Barat, terutama pemilihan presiden AS tahun lalu.




Credit  VIVA.co.id





Abdul Kalam, Negarawan Muslim Bergelar Bapak Nuklir India


Ia juga menjabat Presiden India selama 2002-2007.
Abdul Kalam, Negarawan Muslim Bergelar Bapak Nuklir India

APJ Abdul Kalam. (Reuters/Jayanta Shaw/Files)


CB – Avul Pakir Jainulabdeen (APJ) Abdul Kalam. Tanpa dia, India bukanlah apa-apa. Peran Kalam lah yang membuat India disegani dunia dengan kekuatan nuklirnya.
Kalam telah memimpin tim ilmuwan yang mengembangkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Ia juga dianggap pahlawan nasional karena membantu pengujian nuklir pada 1998 yang semakin mempertegas status India sebagai negara bersenjata nuklir.
Akibatnya, India diganjar sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat. Menurut situs NYTimes, karena dedikasinya yang tinggi, Kalam digelari Bapak Nuklir India.
Negeri Bollywood ini masuk ke dalam jajaran sembilan negara pemilik senjata nuklir. Delapan negara lainnya adalah Rusia, Amerika Serikat, Perancis, China, Inggris, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Kalam lahir pada 15 Oktober 1931 di Tamil Nadu sebagai seorang Muslim yang berasal dari keluarga India Selatan yang sederhana.
Ayahnya bekerja sebagai penyewa kapal untuk para nelayan yang bekerja di selat antara India dan Sri Lanka. Sejak kecil dirinya telah menyukai studi aeronautika.
‘Kalam Chacha’
Setelah lulus dari Fakultas Teknik Penerbangan, Madras Institute of Technology, Kalam menghabiskan empat dekade sebagai ilmuwan di Organisasi Pengembangan dan Riset Pertahanan (DRDO) dan Organisasi Riset Luar Angkasa India (ISRO).
Ia kemudian diganjar Bharat Ratna, penghargaan sipil tertinggi India, pada 1997 atas kontribusinya di bidang penelitian ilmiah dan modernisasi teknologi pertahanan.
Tak hanya itu, selain sebagai ilmuwan, Kalam pernah menjabat sebagai Presiden India periode 2002-2007. Ia menjadi presiden ketiga yang memeluk Islam setelah Zakir Hussein dan Fakhruddin Ali Ahmed.
Ada kata motivasi Kalam yang terngiang di telinga rakyat India sampai sekarang. "Kita harus berpikir dan bertindak seperti satu miliar orang, tidak seperti satu juta orang. Mimpi, mimpi, mimpi!" ungkapnya, menegaskan.
Maka tak heran, rakyat India, terutama kaum mudanya, sangat menghormati dan mengaguminya, hingga dipanggil "Kalam Chacha" (Paman Kalam), sebuah panggilan sayang yang sebelumnya hanya diberikan untuk Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India pertama.
Pada 27 Juli 2015, Kalam wafat di usia ke-83 tahun. Awalnya, ia pingsan saat ceramah di satu lembaga manajemen di Shillong. Ia kemudian secepatnya dibawa ke rumah sakit.

Namun setelah diperiksa para dokter spesialis, Kalam dinyatakan sudah meninggal dunia sebelum sampai rumah sakit, karena jantungnya berhenti berdenyut secara tiba-tiba.




Credit  VIVA.co.id






Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern dari Dunia Islam


Nama Ibnu Sina adalah salah satu figur yang terkenal.

Sementara buku kedua The Canon of Medicine yaitu ‘Meteria Medica’, buku ketiga berjudul Penyakit Dari kaki sampai Kepala, buku keempat membahas penyakit bukan pada organ tertentu (demam dan patolog sistemik) dan buku kelima mengulas obat senyawa. Buku kedua dan kelima masing-masing membahas ringkasan 760 obat sederhana dan senyawa patologi dokter Yunani, Galen.
Kitab al Qanun fi at Tibb atau The Canon of Medicine
Dikutip dari Muslimheritage, dalam The Canon of Medicine juga membahas klasifikasi penyakit ginjal secara sistemik dan laporan penyakit kandung kemih. Ibnu Sina termasuk yang pertama menunjukkan fakta bahwa hematuria (darah di urin) menjadi penyebab di luar sistem saluran kemih.
Ibnu Sina termasuk dokter yang mengingatkan agar tak melakukan kateterisasi saat terjadi pembengkakan. Sebab skema ini meningkatkan pembengkakan dan nyeri. Untuk skema kateterisasi (penyisipan tabung ramping ke tubuh) yang lebih aman, Ibnu Sina mendesain kateter dengan bulat dan banyak lubang dari kulit hewan laut dan hewan tertentu.
Kitab The Canon of Medicine
Dalam praktik pengobatannya, Britannica menuliskan, Ibnu Sina mempraktikkan metode yang jalankan oleh dokter kuno populer Yunani, Hipokrates. Dalam teknik pengobatan kelainan tulang belakang dan teknik reduksi, Ibnu Sina melibatkan penggunaan tekanan dan daya tarik untuk meluruskan atau memperbaiki kelainan tulang dan sendi. Teknik ini tak dipakai lagi sampai pada 1896 oleh dokter bedah Prancis, Jean-Francois Calot. Ibnu Sina menyempurnakan teknik ini dengan anggur sebagai pembalut luka.
Kitab al Qanun fi at Tibb atau The Canon of Medicine
Teknik pengobatan Ibnu Sina dianggap sejarawan medis, Micahel McVaugh berkontribusi dalam memunculkan pendekatan medik berbais bukti ilmiah. McVaugh mengakui konsep Ibnu Sina dalam pengobatan berbasis bukti ilmiah memungkinkan pengujian dan konfirmasi pengobatan berdasar 'skema alam yang rasional'.
Ilustrasi pengobatan Ibnu Sina



Credit  viva.co.id