Selasa, 18 September 2018

4 Agenda Utama Moon Jae-in Selama Kunjungan ke Korea Utara


Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat acara penyambutan kenegaraan di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, setelah bertemu dengan Kim Jong Un dua kali di desa perbatasan Panmunjom. KBS/via REUTERS TV
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, bersama dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat acara penyambutan kenegaraan di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Moon Jae-in ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, setelah bertemu dengan Kim Jong Un dua kali di desa perbatasan Panmunjom. KBS/via REUTERS TV

CB, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyambut Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dengan pelukan ketika rombongan tiba di Pyongyang untuk pertemuan ketiga kedua pemimpin.
Pertemuan ketiga pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan akan menjadi pembuka pertemuan lain, terutama pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump, yang diusulkan Kim untuk mengisyaratkan komitmen tentang denuklirisasi.

Dilansir dari Reuters, 18 September 2018, Donald Trump telah meminta Moon Jae-in untuk menjadi negosiator utama antara dirinya dan Kim Jong Un, setelah Trump membatalkan lawatan menteri luar negeri Mike Pompeo ke Pyongyang bulan lalu. Berikut agenda kunjungan perdana Moon Jae-in ke Pyongyang.

1. Denuklirisasi Korea Utara

Seorang tentara Korea Utara sedang menjelaskan kepada para jurnalis proses penghancuran situs uji coba nuklir Punggye-ri di Gunung Mantap, Kamis, 24 Mei 2018. Yonhap via Korea Herald
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, sebelum menuju Pyongyang mengatakan bahwa ia akan mendorong perdamaian permanen dan untuk dialog yang lebih baik antara Korea Utara dan Amerika Serikat, selama pertemuan dengan Kim Jong Un.

Pertemuan ini membahas agenda utama untuk menghapus program nuklir Korea Utara dan mengharapkan komitmen Kim Jong Un untuk menindaklanjuti proses denuklirisasi.
"Saya bertujuan untuk melakukan banyak pembicaraan dari 'hati ke hati' dengan Kim Jong Un," kata Moon, dikutip dari Financial Express.
"Yang ingin saya capai adalah perdamaian. Yang saya maksud adalah perdamaian permanen yang tidak terguncang oleh politik internasional," tegas Moon.
Untuk mencapai perdamaian itu, Moon Jae-in akan fokus untuk mengurangi kebuntuan militer selama puluhan tahun antara Korea dan mempromosikan dialog Korea Utara-AS tentang masalah denuklirisasi selama pertemuan.


2. Mengakhiri Perang Korea

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meresmikan sebuah Prasasti di desa genting Panmunjom di dalam zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, Korea Selatan, 27 April 2018. Prasasti bertulsikan, `Menanam perdamaian dan kesejahteraan`, ini diletakkan di dekat pohon pinus yang ditanam oleh Kim Jong Un dan Moon Jae-In. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
Selain denuklirisasi yang menjadi agenda prioritas, Moon Jae-in juga membuat proposal bersama untuk mengakhiri Perang Korea.
Perang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, meninggalkan pasukan PBB yang dipimpin AS termasuk Korea Selatan secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.
Namun para pejabat AS tetap tidak antusias untuk mengakhiri perang tanpa tindakan substansial terhadap denuklirisasi Korea Utara.
Korea Selatan menaruh harapan besar pada pernyataan Kim Jong Un awal bulan ini bahwa ia ingin mencapai denuklirisasi selama masa jabatan pertama Donald Trump yang akan berakhir pada 2021.

Amerika Serikat ingin melihat tindakan nyata denuklirisasi Korea Utara sebelum menyetujui mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
"Jika dialog Korea Utara-AS dimulai kembali setelah kunjungan ini, itu akan memiliki banyak arti tersendiri," kata Moon sebelum berangkat, seperti dilaporkan Channel News Asia.
Moon Jae-in sendiri merupakan keturunan dari keluarga yang terpisah akibat perang Korea.
Dijadwakjan pada Rabu 19 September, Moon Jae-in dan Kim Jon Un berencana mengadakan pembicaraan yang akan menyepakati pernyataan bersama dan pakta militer terpisah yang dirancang untuk meredakan ketegangan dan mencegah bentrokan bersenjata.

3. Menuju Unifikasi Korea

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan istrinya, Ri Sol Ju, menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan istrinya, Kim Jung-sook, saat tiba di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. Kunjungan Moon ke Korea Utara akan berlangsung selama tiga hari, yang juga membawa rombongan bintang K-pop, pelaku bisnis, termasuk pimpinan Samsung Jay Y Lee. KBS/via REUTERS TV
Sebelum lawatan Moon Jae-in ke Pyongyang, Korea Utara dan Korea Selatan membuka kantor penghubung pertama mereka di dekat perbatasan utama mereka pada Jumat 14 September, dalam upaya untuk memfasilitasi komunikasi yang lebih baik.
Pembukaan kantor komunikasi di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong, adalah langkah terbaru dalam serangkaian proses rekonsiliasi yang dilakukan dua Korea tahun ini. Kantor komunikasi ini merupakan kantor penghubung pertama sejak kedua negara pecah pada akhir Perang Dunia II pada 1945.

Kedua tetangga sebelumnya menggunakan saluran komunikasi telepon dan faks untuk bertukar pesan, yang sering dihentikan ketika ketegangan meningkat karena program senjata nuklir Utara.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon mengatakan selama upacara pembukaan bahwa kantor baru akan menjadi "pelopor kemakmuran bersama antar-Korea".

"Kantor penghubung bersama inter-Korea merupakan saluran komunikasi 24 jam dalam era perdamaian," kata Menteri Unifikasi Korea Selatan, Cho Myoung-gyon dalam pidatonya yang dikutip dari kantor berita Yonhap.
"Mulai dari hari ini, Selatan dan Korea Utara dapat berkonsultasi secara langsung 24 jam sehari dan 365 hari setahun mengenai isu-isu yang berhubungan untuk meningkatkan hubungan inter-Korea, perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea," kata Myoung-gyon seperti dilansir dari Newsweek.
Kantor pusat penghubung bersama ini, juga telah memulihkan jalur komunikasi militer. Bahkan presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengatakan dirinya sedang fokus untuk proses unifikasi Korea Utara dan Korea Selatan dengan membangun infrastruktur dan proyek-proyek energi.

4. Memulai Kerjasama Ekonomi Antar-Korea

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in saat tiba di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di Korea Utara, 18 September 2018. KBS/via REUTERS TV
Moon Jae-in tidak sekadar membawa delegasi resminya ke Korea Utara, namun ia bersama puluhan pebisnis perusahaan-perusahaan raksasa Korea Selatan.
Japan Times melaporkan Moon Jae-in membawa para konglomerat pemimpin perusahaan besar seperti SK Group, LG, Hyundai, dan Samsung.
Selain mengadvokasi denuklirisasi, Moon Jae-in juga menginginkan hubungan ekonomi dengan Korea Utara meskipun ada beberapa sanksi masih menjerat Korea Utara.
Rombongan Korea Selatan berjumlah sekitar 200 orang yang terdiri dari pejabat tinggi dari Seoul, termasuk kepala mata-mata, menteri luar negeri dan kepala pertahanan serta tokoh-tokoh terkemuka di bidang ekonomi, agama, budaya dan olahraga.

Para pemimpin bisnis Korea Selatan akan melakukan tur fasilitas industri utama di Korea Utara, seperti dilaporkan The Investor.

Karena sanksi internasional di Utara, konglomerat Korea Selatan menarik operasi mereka di Utara pada 2010, kemudian kompleks industri Kaesong ditutup pada 2016.
Samsung sebelumnya mengoperasikan pabrik televisi, telepon dan tekstil di Pyongyang, dari 1999 hingga 2010. LG juga pernah mengoperasikan pabrik perakitan televisi pada 1996 hingga 2009.
Delegasi bisnis lainnya yang ikut Moon Jae-in, yakni Choi Jeong-woo (ketua Posco), Lee Jae-woong CEO SoCar), Shin Han-yong (ketua Asosiasi Perusahaan Kompleks Industri Kaesong), Oh Young-sik (presiden Korea Railroad Corporation), Ahn Young-bae (presiden Organisasi Pariwisata Korea) Kim Jong-gap (presiden Korea Electric Power Corporation) dan Lee Dong-geol (ketua Bank Pembangunan Korea).
Delegasi bisnis Korea Selatan yang ikut Moon Jae-in dijadwalkan bertemu dengan Ri Yong-nam, wakil menteri untuk ekonomi Korea Utara.


Credit  tempo.co


Ambisi Assad di Idlib, 8 Fakta Kenapa Idlib Diperebutkan


Personel Tentara Pembebasan Suriah bersiap berpatroli di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP
Personel Tentara Pembebasan Suriah bersiap berpatroli di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP

CB, Jakarta - Konflik Suriah telah beralih ke arah wilayah barat laut Idlib, di mana persiapan pemerintah Bashar Al Assad untuk serangan yang didukung Rusia telah memicu tekanan diplomatik Turki agar serangan dibatalkan.
Serangan besar di Idlib, rumah bagi sekitar tiga juta orang, diyakini akan menjadi pertempuran mematikan dan lebih besar daripada pertempuran sebelumnya, yang kini telah menewaskan ratusan ribu orang sejak 2011.

Serangan ke Idlib juga merupakan hambatan terbesar kampanye militer Assad, sebab Turki memiliki pengaruh terhadap milisi di Idlib, di mana pemberontak bersenjata berat dan termasuk jihadis yang memiliki semangat tempur tinggi. Berikut sejumlah fakta yang perlu diketahui tentang Idlib, mengapa Idlib sangat penting bagi rezim Bashar Al Assad, seperti dilansir dari Reuters, 18 September 2018.

1. Siapa yang Menguasai Idlib?

Kelompok Jabhat al-Nusra beroperasi di Idlib, Suriah, dan terafiliasi dengan kelompok al-Qaeda. Keduanya disebut sebagai teroris oleh Rusia dan Amerika Serikat. Syriahr.com
Idlib diduduki oleh berbagai faksi pemberontak. Yang paling kuat adalah Tahrir al-Sham, sebua kelompok-kelompok Islam yang bergabung dan didominasi oleh mantan milisi Front Al Nusra, yang berafiliasi dengan al-Qaeda hingga 2016.

Ada kelompok Islamis dan kelompok lain yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah, yang didukung Turki, dan kini mereka bertemupur dengan panji "Front Nasional untuk Pembebasan".
Idlib juga merupakan surga utama terakhir bagi para jihadis asing yang datang untuk berperang melawan pemerintah Assad yang dipimpin Alawit.
Perkiraan jumlah gerilyawan bervariasi. Utusan PBB untuk Suriah mengatakan ada sekitar 10.000 pejuang Al Nusra. Sumber pemberontak mengatakan jumlah keseluruhan pemberontak mencapai puluhan ribu.


2. Mengapa Assad Berambisi Kuasai Idlib?

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kunjungannya ke Laut Hitam, Sochi, Rusia, 17 Mei 2018.[Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS]
Bashar Al Assad ingin merebut setiap jengkal tanah Suriah, yang secara militer sudah berada di atas angin.
Menghancurkan pemberontak Idlib akan membawanya lebih dekat ke kemenangan total, membantu mengamankan Aleppo dari serangan dan membuka jalan ke wilayah pesisir dan Damaskus.
Untuk Rusia, yang telah mendukung Assad sejak 2015, pejuang asing di Idlib menjadi perhatian besarnya.
Presiden Vladimir Putin mengatakan setidaknya 9.000 orang dari bekas Uni Soviet telah pergi ke Suriah untuk bertempur di bawah bendera ISIS atau kelompok ekstremis lainnya. Merebut Idlib akan mengamankan pangkalan udara Rusia di provinsi Latakia dari serangan pesawat drone.

3. Kenapa Idlib Penting Bagi Oposisi?

Personel Tentara Pembebasan Suriah keluar dari markas bawah tanah dengan membawa senjata di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP


Bersama dengan wilayah yang berdampingan di utara Aleppo, Idlib menjadi kantung terakhir bagi oposisi di Suriah.
Para aktivis pemberontak dan aktivis anti-Assad telah mundur ke Idlib setelah sebelumnya menyerahkan bekas wilayah mereka ke pasukan Assad. Di luar barat laut, oposisi Assad tidak punya tempat lain untuk pergi selain diasingkan.
Setengah dari tiga juta orang di Idlib mengungsi dari bagian lain Suriah. AS telah menggambarkannya sebagai tempat pembuangan bagi orang-orang dari tempat lain di negara tersebut.

4. Kenapa Situasi di Idlib Rumit?

Hudhayfa al-Shaha memakaikan topeng gas yang terbuat dari gelas plastik, arang, dan kapas pada anak-anak di Idlib, Suriah, 3 September 2018. REUTERS/Khalil Ashawi
Turki keberatan karena sudah menampung 3,5 juta pengungsi Suriah dan ingin mencegah masuk pengungsi lain ke wilayanya.
Turki, yang memiliki kekuatan militer terbesar kedua NATO, baru-baru ini memperkuat 12 pos militer yang dibentuk di Idlib berdasarkan perjanjian dengan Rusia dan Iran. Pasukan Assad jarang bertempur atau terlibat konflik senjata dengan tentara negara lain dalam perang Suriah.


Pemberontak mengatakan Turki baru-baru ini meningkatkan pasokan senjata untuk pemberontak di Idlib. Sebaliknya, negara asing yang memusuhi Assad tidak melakukan apa pun untuk menghalangi kampanye militer untuk merebut wilayah barat daya dekat Yordania dan Israel.
Jumlah dan kekuatan pemberontak di Idlib terlihat dari mahalnya operasi militer yang dilancarkan Assad. Gerilyawan diduga memiliki rudal anti-tank dan anti-pesawat.
Tidak seperti banyak daerah lain yang direbut oleh Assad, wilayah barat laut ini tidak melemah karena tidak dikepung pemerintah selama bertahun-tahun.

5. Pandangan Iran Terkait Idlib
Iran menyampaikan kekhawatiran tentang resiko bencana kemanusiaan dan berusaha untuk mencegahnya.

Para diplomat Barat mengatakan Rusia dan Iran, yang menyediakan sumber daya militer bagi Assad, menduga tidak memiliki pandangan yang sama terkait bencana kemanusiaan.
"Iran mengatakan mereka tidak ingin tergesa-gesa dalam masalah ini, yang bertentangan dengan keinginan Rusia. Jadi kami melihat beberapa perbedaan, yang hingga kini belum kita saksikan karena mereka cukup erat," kata seorang diplomat Eropa.
"Ini sangat penting terutama karena rezim sangat ingin maju terus, tetapi kita akan melihat berapa lama serangan ini ditunda."
Para diplomat Barat memperingatkan bahwa tidak jelas apakah Garda Revolusi Iran, yang telah menjalankan misi perang Iran di Suriah, memiliki pendapat lain dengan pemerintah Iran terkait serangan di Idlib.

6. Apa Kata Negara Barat terkait Serangan Idlib?
Negara Barat tidak secara langsung mendukung pemberontak Idlib, namun mereka menentang serangan pemerintah Assad ke Idlib.
Amerika Serikat mengatakan ada bukti pasukan pemerintah sedang mempersiapkan senjata kimia menjelang serangan.

Gedung Putih telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya akan menanggapi dengan cepat dan penuh perhatian jika pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia di Idlib. Damaskus menyangkal memiliki atau menggunakan senjata kimia.
Duta Besar Inggris mengatakan para jenderal Suriah akan dimintai pertanggungjawaban oleh komunitas internasional untuk serangan besar yang menyebabkan korban sipil massal.
Status Idlib sebagai tempat berlindung bagi militan yang terkait dengan Al Qaeda juga menjadi perhatian bagi Amerika Serikat, yang sebelumnya telah meningkatkan serangan pesawat drone di wilayah Idlib.


7. Dampak Pengaruh Turki di Idlib Bagi Assad

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan selama konferensi pers menyusul pembicaraan mereka di Sochi, Rusia 17 September 2018. [Alexander Zemlianichenko / Pool via REUTERS]




Erdogan telah menyerukan operasi kontraterorisme internasional di Idlib, di mana pemberontak yang dianggap moderat oleh Turki akan ambil bagian. Rusia menyebut gerilyawan di sana seperti sebuah "bisul bernanah" yang harus dimusnahkan.
Setiap kesepakatan yang memberikan sebagian atau seluruh Idlib di bawah kendali Turki akan menjadi ancaman bagi Assad.
"Saya tidak melihat solusi yang praktis. Pihak Suriah sangat tidak sabar," kata seorang diplomat.


8. Jika Assad Rebut Idlib, Apa Perang Berakhir?

Pejuang Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) berlari saat melintasi sebuah jalan ketika bertempur dengan militan ISIS di Raqqa, Suriah, 3 Juli 2017. REUTERS/ Goran Tomasevic/File Photo
Perang di Idlib tidak akan mengakhiri perang Suriah karena banyak wilayah akan tetap di luar jangkauan Assad. Di luar Idlib, para pemberontak masih bisa menemukan tempat perlindungan di utara Aleppo. Kelompok anti-Assad juga memiliki basis di daerah di perbatasan Irak, beroperasi di samping koalisi pimpinan AS.

Sebagian besar Suriah utara dan timur tetap di luar kendalinya. Wilayah ini, kaya minyak, air dan lahan pertanian, dikuasai oleh pejuang yang didominasi Kurdi yang didukung oleh pasukan AS. Namun Kurdi tidak bermusuhan dengan Bashar Al Assad dan mereka menginginkan otonomi di Suriah, yang ditolak oleh Assad dan perang diragukan surut meskipun Idlib direbut rezim Assad.



Credit  tempo.co


AS: Suriah Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rusia


AS: Suriah Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rusia
Ilustrasi jet Rusia. (Alex Beltyukov/russianplanes.net)


Jakarta, CB -- Pasukan Suriah tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat patroli Rusia dengan 14 personel di dalamnya pada Senin (17/9).

Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada CNN bahwa insiden itu terjadi ketika Israel sedang menembakkan rudal ke Latakia, pangkalan udara tempat pasukan Rusia bermarkas.

"Dalam upaya untuk menyerang balik Israel, Suriah melancarkan tembakan anti-pesawat yang ekstensif, dan pesawat Rusia itu yang terkena," ujar pejabat anonim tersebut.


Pejabat AS mengetahui insiden itu karena pasukan Suriah menyerukan pencarian darurat dan melakukan panggilan radio pada frekuensi internasional.


Menurut pejabat tersebut, pesawat itu bahkan ditembak menggunakan sistem anti-pesawat yang dijual oleh Rusia ke Suriah beberapa tahun lalu.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa rudal itu tidak ditembakkan oleh militer AS. Namun, mereka menolak mengungkap pihak di balik insiden tersebut.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Israel juga menolak untuk memberikan komentar atas laporan ini.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengelurkan pengumuman pencarian darurat pesawat tempur Il-20 Rusia yang hilang pukul 23.00 waktu setempat di atas Laut Mediterania ketika akan kembali ke pangkalan udara Hmeimim.


Daerah pertahanan udara di barat Suriah memang kerap dilalui rudal dan sistem radar sehingga sering terjadi insiden.

Pada Februari lalu, dua orang awak F-16 Israel melontarkan diri dari pesawat ketika sebuah rudal meledak di dekat mereka, membuat pesawat rusak.

Seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan kepada CNN, bahwa mereka telah menyerang Suriah sebanyak 200 kali dalam 18 bulan terakhir untuk mencegah penyebaran senjata-senjata Iran di wilayah tersebut.




Credit  cnnindonesia.com





Kapal Selam Jepang Bersiap Latihan Militer di Laut China Selatan


Kapal Selam Jepang Bersiap Latihan Militer di Laut China Selatan
Kapal selam Jepang bersiap untuk melakukan latihan militer di Laut China Selatan. Foto/REUTERS/Japan Maritime Self-Defense Force

TOKYO - Sebuah kapal selam Jepang untuk pertama kalinya akan bergabung dalam latihan angkatan laut di Laut China Selatan, kawasan yang jadi sengketa antara China dan beberapa negara Asia lainnya. Kementerian Pertahanan Jepang pada Senin (17/9/2018) mengonfirmasi persiapan manuver militer tersebut.

Menurut kementerian itu, kapal selam Kuroshio akan ambil bagian dalam latihan militer pada hari Kamis mendatang dengan beberapa kapal militer Jepang lainnya, termasuk kapal induk Kaga, yang melakukan tur dua bulan ke Asia Tenggara dan Samudra Hindia.

Latihan, yang melibatkan kapal selam penghindar deteksi, dilakukan jauh dari pangkalan di pulau buatan China. Pangkalan itu untuk mendukung klaim Beijing di laut strategis tersebut.

Manuver militer Jepang itu berpotensi membuat marah China karena kapal selam mewakili ancaman potensial yang lebih besar daripada kapal permukaan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mempertanyakan tujuan latihan militer Jepang di kawasan sengketa."China mendesak negara eksternal yang relevan untuk menghormati upaya yang dilakukan oleh negara-negara regional guna  menyelesaikan masalah Laut China Selatan lewat pembicaraan," katanya.

"Bertindaklah dengan hati-hati dan jangan melakukan tindakan apa pun yang dapat merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," lanjut Geng Shuang seperti dikutip Reuters.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.

Kapal-kapal Angkatan Laut China dan stasiun-stasiun pemantauan di pulau-pulau buatannya secara rutin menentang kehadiran pesawat dan kapal asing di kawasan itu.

China bersikeras niatnya di Laut China Selatan adalah untuk tujuan damai, tetapi sikapnya yang lebih tegas telah menimbulkan kekhawatiran tentang konfrontasi di kawasan itu.

Amerika Serikat, yang tidak memiliki klaim, juga rutin mengirim kapal perang ke kawasan Laut China Selatan. Washington berdalih bahwa patroli kapal perangnya untuk menjamin kebebasan bernavigasi di kawasan internasional. 




Credit  sindonews.com



Rusia: Ukraina Penembak Jatuh Malaysia Airlines MH17 dengan Rudal Buk


Rusia: Ukraina Penembak Jatuh Malaysia Airlines MH17 dengan Rudal Buk
Bangkai pesawat Malaysia Airlines MH17 setelah direkonstruksi. Pesawat itu ditembak jatuh dengan rudal saat terbang di atas wilayah Donetsk, Ukraina timur pada Juli 2014. Foto/REUTERS

MOSKOW - Pemerintah Rusia pada Senin (17/9/2018) mengklaim Ukraina yang menembak jatuh pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014. Pesawat itu dijatuhkan dengan rudal Buk, di mana 298 orang di dalam pesawat tewas, termasuk 12 penumpang asal Indonesia.

Dalam konferensi pers, militer Rusia mengatakan misil Buk dibangun di sebuah pabrik dekat Moskow selama Perang Dingin dan dikirim ke Ukraina pada 1986 yang ketika itu masih menjadi bagian dari Republik Soviet.

Selama ini tim penyelidik internasional menyimpulkan Rusia sebagai pihak yang disalahkan dalam tragedi penembakan pesawat sipil di wilayah udara Donetsk, Ukraina timur.

Para penyelidik yang dipimpin Belanda mengklaim rudal Buk buatan dan milik militer Rusia.

Militer Rusia, dalam konferensi pers, memberikan rekaman audio yang diklaim sebagai bukti bahwa Ukraina terlibat dalam tragedi penerbangan tersebut. Mereka mengklaim nomor seri ditemukan di fragmen rudal yang menunjukkan misil itu dibangun pada tahun 1986 dan itu dimiliki oleh Ukraina.

"Gambar-gambar traktor, trailer, dan (misil) Buk disusun ke bagian gambar yang sesuai dari jalan motor selama produksi video ini. Banyak tanda-tanda pemalsuan rekaman video juga terungkap dalam sebuah episode yang menunjukkan pergerakan (misil) Buk di Lugansk," kata militer Rusia, seperti dikutip Sputnik.

"Pada tanggal 24 Mei 2018, briefing diadakan oleh perwakilan dari Tim Investigasi Gabungan, di mana serpihan mesin dan nosel rudal sistem rudal Buk telah ditunjukkan. Menurut para peneliti, pesawat MH17 Malaysia Boeing jatuh pada 17 Juli 2014. Pada saat yang sama, perhatian tertarik pada jumlah komponen ini dari rudal 9M38, yang dapat Anda lihat pada slide," kata Kepala Direktorat Rudal dan Artileri Utama Militer Rusia, Letnan Jenderal Nikolai Parshin.

Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa Ukraina dapat menghancurkan dokumentasi untuk rudal yang menjatuhkan pesawat MH17 dengan tujuan untuk menyembunyikan kebenaran.

"Saya ingin memberitahu Anda siapa penerima dan yang menggunakan roket ini. Jadi rudal pada 29 Desember 1986, dikirim dengan kereta api ke unit militer 20152. Sudah diketahui bahwa rudal itu diterima oleh unit militer," ujar Parshin mengacu pada unit militer Ukraina yang saat itu masih menjadi bagian dari Soviet.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia misil Buk berulang kali digunakan militer Ukraina dalam apa yang Kiev sebut sebagai operasi anti-teroris di Donetsk dan Lugansk.

Tim Investigasi Gabungan Internasional belum berkomentar atas klaim Rusia. Pemerintah Ukraina dan Malaysia juga belum berkomentar. 





Credit  sindonews.com




Pesawat MH370 Terlacak di Google Earth, Pencarian akan Dilakukan



Puing pesawat MH370 yang ditemukan oleh Ian Wilson di hutan Kamboja [Daily Express]
Puing pesawat MH370 yang ditemukan oleh Ian Wilson di hutan Kamboja [Daily Express]

CB, Jakarta - Pencarian puing pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370, yang diklaim telah ditemukan dengan aplikasi peta Google Earth oleh detektif bidang teknologi asal Inggris, Ian Wilson, akan dilakukan ke hutan Kamboja, pada Oktober mendatang.
Dilansir dari Sputniknews, 17 September 2018, Wilson yakin akan temuannya, bahwa pesawat MH370 jatuh di daerah pegunungan barat ibukota Kamboja, Phnom Penh yang telah bekerjasama dengan perusahaan penyewa helikopter Kamboja untuk menerbangkannya ke lokasi.
Wilson menjelaskan perusahaan helikopter kamboja yang telah memiliki keahlian memasuki medan yang benar-benar sulit akan bekerjasama mencari tujuan dengan koordinat yang ada.
"Perusahaan benar-benar dapat membawa saya ke lokasi tersebut dengan harga US$ 4.000 atau Rp 59 juta," kata wilson.

Puing pesawat MH370 yang ditemukan oleh Ian Wilson di hutan Kamboja [www.dailystar.co.uk]
Kepala perusahaan helikopter Kamboja, mengatakan dengan keadaan hutan hujan tropis yang lebat dan belum terjamah oleh manusia sehingga Wilson nantinya akan ada pemandu berpengalaman untuk memulai pencariannya.
"Kita akan menerbangkannya sekitar tiga mil jauhnya (4,8 kilometer) dari titik koordinat yang ditentukan. Kita bisa menurunkan atau mendarat di mana saja, tetapi resiko tersesat akan berkemungkinan jika berada di hutan dan pohon-pohon yang tinggi," dikutip dari Sputniknews.
Awal pekan ini, kelompok pakar penerbangan telah melakukan pencarian udara di daerah yang diduga puing pesawat berada, tetapi para ahli tersebut tidak menemukan tanda-tanda adanya keberadaan pesawat MH370.

Ian Wilson [fonow.com]


Detekif Swasta, Andre Milne, mengatakan bahwa misi yang dilakukan merupakan hal yang tidak berguna, karena fakta para ahli tidak melakukannya dengan berjalan kaki. Sebab pada masa lalunya, Milne pernah menyelidiki lokasi kecelakaan pesawat terbang dan helikopter di kawasan hutan tropis.

"Terbang di atas hutan rimba yang dalam, untuk mencari pesawat yang telah berada di tanah selama lebih dari empat tahun, hampir tidak berguna, karena vegetasi hutan hujan tropis yang lebat, sehingga tidak mungkin untuk melihat dari udara," ujarnya.Malaysia Airlines penerbangan MH 370 dengan 239 penumpang dan awak pesawat hilang dari radar, tak lama setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada, 8 Maret 2014. Sejauh ini, hanya beberapa puing yang telah ditemukan dalam pencarian pesawat MH370.




Credit  tempo.co




PBB: Israel Langgar Hukum Internasional di Palestina



Orang-orang Palestina berkumpul di depan sebuah buldoser Israel ketika mereka memprotes rencana Israel menghancurkan desa Badui Palestina, Khan al-Ahmar, di Tepi Barat, 14 September 2018. REUTERS/Mussa Qawasma
Orang-orang Palestina berkumpul di depan sebuah buldoser Israel ketika mereka memprotes rencana Israel menghancurkan desa Badui Palestina, Khan al-Ahmar, di Tepi Barat, 14 September 2018. REUTERS/Mussa Qawasma

CB, Jakarta - Utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan pada Ahad 16 September 2018, pembongkaran rumah warga Badui Palestina di Desa Khan al-Ahmar adalah sebuah pelanggaran hukum internasional.
"Saya menaruh perhatian terhadap sikap otoritas Israel yang membongkar Desa Khan Al-Ahmar/Abu Al-Helu," ucapnya melalui sebuah pernyataan yang dikirimkan ke Middle East Monitor.

Seorang pria Palestina berteriak kepada pasukan Israel saat mereka memprotes rencana Israel menghancurkan desa Badui Palestina, Khan al-Ahmar, di Tepi Barat, 14 September 2018. Warga Palestina menganggap penggusuran ini sebagai bagian dari rencana Israel 


menciptakan permukiman yang bakal memisahkan Yerusalem Timur dari Tepi Barat. REUTERS/Mussa Qawasma





Mladenov juga mengatakan, "Saya mendesak otoritas Israel tidak melanjutkan pembongkaran desa dan menghentikan relokasi warga Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat."
Pejabat PBB ini menegaskan, "Apa yang dilakukan Israel jelas melanggar hukum internasional dan dapat merusak berdirinya negara Palestina yang ingin hidup berdampingan."
Seorang pria Palestina berdebat dengan pasukan Israel saat mereka memprotes rencana Israel menghancurkan desa Badui Palestina, Khan al-Ahmar, di Tepi Barat, 14 September 2018. Tentara Israel tiba sebelum matahari terbit pada Kamis, 13 September, dan menghancurkan gubuk-gubuk yang dibangun para demonstran, tapi tak menyentuh tempat berkemah penduduk Bedouin. REUTERS/Mussa Qawasma



Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengancam akan menyeret Israel ke Pengadilan Internasional jika melanjutkan pembongkaran Desa Khan Al-Ahmar.

Sebagaimana diberitakan oleh situs I24 International, Abbas membahas masalah pembongkaran Desa Al-Ahmar oleh Israel dengan sejumlah petinggi PLO pada Sabtu, 15 September 2018. "Pertemuan itu mendiskusikan mengenai rencana Palestina mengajukan Israel ke Pengadilan Internasional."




Credit  tempo.co



4 Jet Tempur Israel Serang Suriah, Pesawat Rusia Hilang Kontak


4 Jet Tempur Israel Serang Suriah, Pesawat Rusia Hilang Kontak
Ledakan terjadi di wilayah Latakia, Suriah, saat empat jet tempur F-16 Israel meluncurkan serangan pada Senin (17/9/2018) malam. Foto/Kevork Almassian/Twitter

DAMASKUS - Sebuah pesawat militer Il-20 Rusia hilang dari pantauan radar saat terjadi serangan oleh empat jet tempur Israel di Provinsi Latakia, Rabu malam. Pesawat yang hilang kontak itu membawa 14 awak di dalamnya.

"Pada tanggal 17 September, sekitar pukul 23.00 malam waktu Moskow (20.00 GMT), komunikasi dengan awak pesawat Il-20 Rusia hilang ketika melintasi Laut Tengah, sekitar 35 kilometer dari pantai Suriah, saat jalan pulang ke Pangkalan Udara Khmeimim," kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir Sputnik, Kamis (18/9/2018).

Belum jelas nasib pesawat militer Rusia yang hilang kontak tersebut. Menurut kementerian itu, empat jet tempur F-16 Israel terlibat dalam serangan rudal di Latakia.

Radar Rusia juga mencatat adanya peluncuran rudal dari kapal frigat Prancis di Laut Mediterania pada 17 September 2018 malam. Baik militer Israel maupun Prancis belum berkomentar atas laporan tersebut.

Latakia merupakan wilayah di mana Pangkalan Udara Khemimim Rusia beroperasi. Sistem pertahanan udara Suriah diaktifkan selama serangan rudal jet-jet tempur Israel semalam.

Tujuh orang dilaporkan terluka dalam serangan itu. Menurut kantor berita negara Suriah, SANA, serangan itu menargetkan markas Agensi Industri Teknis di Latakia, yang dimiliki oleh militer Suriah. Ledakan kuat terdengar di kota itu saat serangan terjadi.

Menurut sumber militer Suriah, serangan itu juga menargetkan pembangkit listrik dan pabrik aluminium.

Serangan itu dimulai sekitar pukul 22.00 malam waktu setempat. Foto-foto yang menyebar di media sosial menunjukkan misil-misil melesat wilayah udara Latakia pada malam hari disertai beberapa ledakan keras.

Sistem pertahanan udara juga dilaporkan aktif di Provinsi Homs dan Tartous, tempat Rusia mempertahankan pangkalan angkatan laut.

Media Suriah melaporkan bahwa sejumlah rudal telah ditembak jatuh. Laporan lain dari beberapa media lokal menyatakan serangan rudal diluncurkan dari drone.

Beberapa laporan tersebut menuduh Israel sebagai pelaku serangan. Namun, belum ada konfirmasi independen mengenai hal itu. Kemungkinan lain serangan pesawat tak berawak berasal dari para jihadis di Idlib. 







Credit  sindonews.com





Rusia dan Turki Setujui Zona Demiliterisasi di Idlib Suriah


Rusia dan Turki Setujui Zona Demiliterisasi di Idlib Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Rusia dan Turki telah bersepakat menciptakan zona demiliterisasi di sekitar Idlib, Suriah. Kesepakatan ini ditujukan untuk mencegah serangan militer di provinsi yang dikuasai para pemberontak.

"Kami telah memutuskan untuk membuat zona demiliterisasi sekitar 15 hingga 20 kilometer jauh di sepanjang garis kontak antara oposisi bersenjata dan pasukan rezim pada 15 Oktober tahun ini," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dikutip dari AFP, Senin (17/9).

Putin telah berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selama lebih dari empat jam. Menurut Putin, kesepakatan ini perlu diikuti dengan penarikan semua kombatan radikal dari Idlib termasuk Front Al-Nusra. 



Kedua pemimpin itu juga setuju menarik persenjataan berat dari zona demiliterisasi, termasuk tank, beberapa sistem roket peluncuran, dan peluncur roket milik semua kelompok bersenjata.


"Pengendalian di zona demiliterisasi akan diatur bersama dengan kelompok patroli dari kontingen Turki dan kontingen polisi militer Rusia," katanya.

Putin menambahkan pada akhir tahun, rute transportasi antara Latakia dan Aleppo serta Latakia dan Hama harus dipulihkan.

Erdogan mengatakan tindakan itu akan "mencegah krisis kemanusiaan."


Rusia dan Turki Setujui Zona Demiliterisasi di Idlib Suriah
Tentara Turki Menuju Idlib. (Anadolu/Cem Genco)
Kantor berita Rusia melaporkan, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan perjanjian antara Putin dan Erdogan dengan demikian tidak ada lagi tindakan militer yang akan diambil di Idlib.


Pasukan yang didukung Rusia dari rezim Suriah telah berkumpul di sekitar provinsi Idlib dalam beberapa pekan terakhir.

Hal itu memicu kekhawatiran akan serangan udara dan darat yang akan segera terjadi untuk merebut kembali benteng oposisi besar terakhir.

Sebelumnya, militer Turki mengirim pasukan tambahan dalam jumlah terbesar ke Idlib. Hal itu untuk mencegah serangan pasukan Presiden Bashar al-Assad yang dibantu Rusia.

Pasukan ini dikirim menuju titik observasi Turki di Idlib bernama Jisr al-Shugur pada Minggu (16/9).




Credit  cnnindonesia.com


Kapal-kapal Perang NATO Bergerak Lebih Dekat ke Suriah


Kapal-kapal Perang NATO Bergerak Lebih Dekat ke Suriah
Kapal-kapal perang NATO dilaporkan bergerak mendekati pantai Suriah di Laut Mediterania. Foto/REUTERS/Antonio Parrinello

IDLIB - NATO sedang menumpuk kekuatan angkatan lautnya di Mediterania Timur di saat Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis bersiap untuk melakukan serangan terbaru terhadap Suriah. Rezim Suriah akan diserang karena dicurigai akan melakukan serangan senjata kimia di Provinsi Idlib.

Kapal perang dari Standing Maritime Group 2 NATO sedang berpatroli di perairan Mediterania Timur dan bergerak lebih dekat ke pantai Suriah. Situs-situs Barat yang memantau aktivitas angkatan laut NATO di Laut Mediterania mengonfirmasi pergerakan kapal-kapal perang tersebut.

Armada NATO yang berlayar di lepas pantai Suriah dilaporkan terdiri dari fregat Belanda; De Ruyter, fregat Kanada; Ville de Quebec, dan kapal penjelajah Yunani; Elli. Menurut laporan Sputnik, Senin (17/9/2018), informasi itu telah dikonfirmasi oleh kapten kapal fregat Belanda di microblog-nya.

Menurut laporan sebelumnya, kapal selam AS kelas Los Angeles; USS Newport News, yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk, telah memasuki Laut Mediterania untuk bergabung dengan gugus tugas Angkatan Laut AS yang terdiri dari dua kapal selam nuklir dengan rudal jelajah dan dua kapal kelas Arleigh Burke; USS Carney dan USS Ross.

Baru-baru ini, militer Rusia mengatakan bahwa para militan sedang mempersiapkan untuk menggunakan senjata kimia di Idlib yang kemudian dituduhkan kepada rezim Suriah dengan tujuan dijadikan alasan bagi AS dan sekutunya untuk menggempur rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad.

AS, Inggris, dan Prancis pernah melakukan serangan udara besar-besaran dan terkoordinasi di Suriah pada bulan April 2018. Serangan kala itu atas tuduhan bahwa rezim Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma seperti dilaporkan kelompok relawan White Helmets. 





Credit  sindonews.com




AS Peringatkan Rusia Tak Ikut Campur Referendum Makedonia


AS Peringatkan Rusia Tak Ikut Campur Referendum Makedonia
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis menuding Rusia berusaha memengaruhi hasil referendum di Makedonia terkait perubahan nama negara itu. (AFP Photo/Roslan Ramlan)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis menuding Rusia berusaha memengaruhi hasil referendum di Makedonia terkait perubahan nama negara itu. Ia memperingatkan Rusia agar tidak mencampuri referendum di Makedonia.

Perubahan nama itu akan membuka jalan bagi Makedonia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.

Ketika melakukan pembicaraan di Skopje dengan pemimpin Makedonia, Mattis mengatakan AS berupaya memperluas kerja sama bidang keamanan dunia maya dengan negara kecil di Balkan tersebut. 




Makedonia pada 30 September mendatang akan melangsungkan pemungutan suara soal kesepakatan yang dicapai pada Juni lalu dengan negara tetangganya, Yunani.

Hasil referendum itu akan mengubah nama negara tersebut menjadi Republik Makedonia Utara.

Pemerintah Yunani bersikeras bahwa perubahan itu perlu dilakukan sebagai imbalan bagi langkah Yunani mencabut penentangannya terhadap Skopje untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.

"Kami tidak ingin melihat Rusia melakukan (di Makedonia) apa yang telah mereka coba di begitu banyak negara," kata Mattis kepada wartawan yang mengikuti kunjungannya ke Skopje, seperti dikutip Reuters, Senin (17/9).


Pernyataan Mattis itu tampaknya mengacu pada kekhawatiran Washington soal kemungkinan Rusia ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 dan pemilihan-pemilihan lainnya.

"Tidak ada keraguan bahwa mereka sudah mengirim uang dan juga melancarkan gerakan lebih luas untuk memengaruhi," kata Mattis.


AS Peringatkan Rusia Tak Ikut Campur Referendum Makedonia
Protes warga di Skopje, Republik Makedonia. (REUTERS/Ognen Teofilovski)
Ia menambahkan tidak ada kejelasan soal seberapa efektif upaya yang telah dijalankan Moskow.

Rusia telah membantah tuduhan ikut campur tangan. Mereka menentang keras rencana Makedonia untuk bergabung dengan NATO.

Duta besar Rusia di Skopje mengatakan negara itu bisa menjadi "target sah" jika hubungan antara Rusia dan NATO terus memburuk.

Pada Juli, Yunani mengusir dua diplomat Rusia dan melarang dua orang lain masuk ke negaranya. Tindakan itu diambil karena mereka dianggap berusaha menyuap para pejabat serta memicu demonstrasi untuk menggagalkan kesepakatan dengan Makedonia.

Rusia membantah tuduhan Athena itu dan melakukan tindakan balasan berupa pengusiran terhadap sejumlah diplomat Yunani.




Credit  cnnindonesia.com





Abbas: Israel dan AS Rusak Upaya Perdamaian


Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: VOA

Pembangunan rumah ilegal Israel berlangsung masif.



CB, RAMALLAH –- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, Israel dan Amerika Serikat telah melawan upaya penciptaan perdamaian. Menurut Abbas, kebijakan Israel, dengan dukungan dari AS, justru membuat usaha perdamaian mandek.

“Pembunuhan, perluasan permukiman, penghancuran, dan pencabutan penduduk Palestina tidak akan membawa perdamaian atau keamanan,” kata Abbas dalam sebuah pertemuan dengan mantan anggota parlemen sayap kiri Israel pada Ahad (16/9), seperti dilaporkan kantor berita Palestina WAFA.

“Kebijakan (Israel) ini dan keputusan AS yang bias bertentangan dengan resolusi internasional dan merusak peluang membuat perdamaian berdasarkan solusi dua negara sepanjang perbatasan 1967,” kata Abbas menambahkan.



Sejak 1967, Israel telah membangun lebih dari 230 permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pada September 2016, Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi yang mengecam permukiman Israel dan menyebutnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.
Namun resolusi Dewan Keamanan PBB tak menghentikan Israel dalam memperluas permukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki. Pada Agustus lalu, misalnya, Israel mengumumkan akan membangun 2.100 rumah di Tepi Barat.


Pengumuman itu segera menuai kecaman dan penentangan dari Palestina. Saat ini terdapat lebih dari 700 ribu pemukim Yahudi yang tinggal di 196 permukiman di Tepi Barat.

Masifnya pembangunan permukiman Yahudi ilegal di wilayah Palestina yang diduduki dinilai sebagai hambatan utama perundingan perdamaian kedua negara. Perundingan tersebut telah terhenti sejak 2014 lalu.

Prospek perdamaian berdasarkan solusi dua negara kian menciut ketika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Pengakuan itu tidak hanya dikutuk Palestina, tapi juga negara-negara Arab dan Muslim. Keputusan AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dianggap telah melanggar berbagai kesepakatan dan resolusi internasional.

Pengakuan itu pun kian menyulitkan proses negosiasi antara Israel dan Palestina. Sebab Palestina telah mendambakan Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara masa depan mereka.





Credit  republika.co.id



Visa Kepala PLO Dicabut, Ashrawi: AS Peras Palestina


Israel-Palestina-Amerika
Israel-Palestina-Amerika
AS dinilai secara sengaja mengincar Zomlot dan keluarganya.



CB, RAMALLAH -- Anggota Komite Eksekutif Palestina Hanan Ashrawi mengecam keputusan Amerika Serikat (AS) mencabut izin tinggal atau visa Kepala Delegasi PLO untuk AS Husam Zomlot. Menurutnya hal itu merupakan upaya terbaru AS untuk menekan Palestina.

Ashrawi mengatakan, langkah AS untuk menutup kantor PLO di Washington tampaknya belum cukup untuk menekan negaranya. "AS telah mengambil upaya-upayanya untuk menekan dan memeras warga Palestina ke tingkat yang baru,” ujarnya, dikutip laman kantor berita Palestina WAFA, Ahad (16/9).

Menurut Ashrawi, AS secara sengaja mengincar Zomlot dan keluarganya. Ia menilai keputusan AS mencabut izin tinggal bagi Zomlot merupakan tindakan balas dendam terhadap Palestina dan kepemimpinannya.



“Bahkan sampai menimbulkan kesulitan bagi anak-anak dan keluarga mereka yang tidak bersalah,” ucapnya. “Langkah yang tidak beralasan ini (pencabutan izin tinggal Zomlot) bertentangan dengan semua protokol diplomatik dan merupakan eskalasi tidak manusiawi dari pemerintahan (Donald) Trump untuk bertahan dalam kebijakan tekanan dan pemerasan,” ujar Ashrawi.


Ia mengatakan, langkah terbaru AS itu kian memperburuk prospek perdamaian. “Alih-alih bekerja untuk perdamaian sejati, pemerintahan AS menghancurkan peluang perdamaian dan merusak kredibilitas dan posisinya sendiri di semua tingkatan,” katanya.

Pada Senin pekan lalu AS memutuskan menutup kantor perwakilan PLO di Washington. Langkah itu dilakukan karena AS khawatir Palestina mendorong Mahkamah Pidana Internasional (ICC) melakukan penyelidikan terhadap Israel. Di sisi lain, penutupan kantor PLO juga diduga sebagai upaya AS untuk menarik kembali Palestina ke perundingan damai dengan Israel. 

Para staf PLO di Washington telah diperintahkan untuk menghentikan semua kegiatan dan menutup rekening bank mereka. Otoritas AS memberi tenggat waktu hingga 13 Oktober untuk para staf PLO mengosongkan kantornya.

Upaya AS untuk menarik kembali Palestina ke perundingan damai tidak hanya dilakukan dengan menutup kantor perwakilan PLO di Washington. AS juga memutuskan menghentikan pendanaan terhadap Kantor PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Keputusan AS menghentikan pendanaan terhadap UNRWA akan secara langsung mengancam eksistensi lembaga tersebut. Sebab AS merupakan negara penyandang dana terbesar untuk UNRWA, dengan kontribusi rata-rata mencapai 300 juta dolar AS per tahun.

Pada Desember tahun lalu, AS telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Langkah itu membuat Palestina menarik diri dari perundingan perdamaian dengan Israel yang dimediasi AS. Palestina menilai AS tak lagi menjadi mediator yang netral karena terbukti membela kepentingan politik Israel.




Credit  republika.co.id




Deplu AS cabut visa keluarga Duta Besar Palestina


Deplu AS cabut visa keluarga Duta Besar Palestina
Pengunjuk rasa pro-Palestina mengibarkan bendera Palestina (REUTERS/Osman Orsal)



Washington (CB) - Amerika Serikat mencabut visa untuk keluarga duta besar Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), kata utusan itu pada Minggu dalam perkembangan terkini hubungan memburuk pemerintah Trump dengan kepemimpinan Palestina.

Duta Besar Husam Zomlot, kepala Perutusan Umum PLO untuk Amerika Serikat, menyatakan keluarganya, termasuk dua anak kecilnya, meninggalkan Amerika Serikat sesudah diberi tahu bahwa visa mereka berakhir ketika kantor diplomatik itu ditutup pada bulan depan. Visa itu pada awalnya akan berakhir pada 2020.

Pemerintahan Trump pada Senin lalu menyatakan kantor PLO di Washington itu akan tutup. Departemen Luar Negeri tidak menjawab permintaan untuk tanggapan.

Hanan Ashrawi, anggota komite eksekutif PLO, mengkritik pemerintah Trump dengan tuduhan mendendam.

"Seakan pengumuman bahwa AS akan menutup kantor kami di Washington, DC tidak cukup, balas dendam pemerintah Trump itu adalah kedengkian," kata pernyataan Ashrawi.

"Amerika Serikat berusaha menekan dan memeras Palestina ke tingkat baru," katanya sebagaimana dikutip Reuters.

Zomlot dalam wawancara menyatakan dua dari karyawan kedutaannya pada pekan lalu bertemu dengan petugas Departemen Luar Negeri, yang meminta pertemuan itu.

"Departemen Luar Negeri memberi tahu rekan kami, sebagai bagian dari pembicaraan tentang penutupan tersebut, bahwa visa istri dan anak-anak saya bergantung pada perutusan PLO dan dengan demikian tidak berlaku sesudah kantor itu tutup dan jika ingin tinggal, mereka harus mengubah kedudukan imigrasi mereka," kata Zomlot.

Ia menambahkan, "Itu bertentangan dengan norma diplomatik. Anak-anak, pasangan dan keluarga tidak ada hubungannya dengan sengketa politik."

Pada bulan lalu, Amerika Serikat menghentikan semua pendanaan untuk badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang membantu pengungsi Palestina.

Kepemimpinan Palestina membuat marah Gedung Putih dengan memboikot upaya perdamaian sejak Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaannya ke sana, yang membalikkan kebijakan berdasawarsa Amerika Serikat.

Kedudukan Yerusalem -rumah bagi tempat suci agama Islam, Yahudi dan Kristen- adalah salah satu rintangan terbesar untuk perjanjian perdamaian Israel dengan Palestina.

Palestina mendaku Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara merdeka, yang mereka perjuangkan. Israel menyatakan Yerusalem adalah ibu kotanya, yang abadi dan tidak terpisahkan.

Menantu dan penasehat utama Trump, Jared Kushner, memimpin upaya membuat rencana perdamaian untuk perundingan Israel dengan Palestina guna mengakhiri perang beberapa dasawarsa. Belum ada keputusan tentang kapan prakarsa itu diluncurkan.



Credit  antaranews.com





Panglima tentara Pakistan ke Beijing seusai ketegangan "Jalan Sutra"


Panglima tentara Pakistan ke Beijing seusai ketegangan "Jalan Sutra"
Bendera China (ANTARA FOTO/Eka Nickmatulhuda)




Islamabad (CB) - Panglima tentara Pakistan Qamar Javed Bajwa memulai kunjungan tiga hari ke China pada Minggu, kata tentara Pakistan, beberapa hari sesudah seorang Menteri Pakistan menimbulkan kegelisahan tentang pembangunan Jalan Sutra China di negara Asia Selatan itu.

Bajwa adalah tokoh tertinggi Pakistan yang mengunjungi sekutu setia China sejak pemerintah baru Perdana Menteri Imran Khan berkuasa pada Agustus dan perjalanannya dilakukan sepekan sesudah diplomat puncak China mengunjungi Islamabad.

Pakistan memperdalam hubungan dengan China dalam beberapa tahun belakangan saat hubungan dengan Amerika Serikat memudar.

Di Beijing, Bajwa diharapkan memuluskan kegelisahan China akibat tanggapan Menteri Perdagangan Pakistan, Abdul Razak Dawood, yang menyarankan penangguhan setahun pembangunan di Jalur Ekonomi China-Pakistan (CPEC).

CPEC adalah proyek bagian Pakistan dari Prakarsa Sabuk dan Jalan China, yang termasuk menciptakan kembali jalur perdagangan Jalan Sutra.

Bajwa, Kepala Staf Angkatan Darat (COAS), secara teratur mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia karena pengaruh besar angkatan bersenjata Pakistan di negara bersenjata nuklir itu, tempat tentara mengendalikan keamanan dan mendikte keputusan-keputusan utama kebijakan luar negeri.

"Dalam kunjungan itu, COAS akan berhubungan dengan berbagai pemimpin China, termasuk timpalannya," kata juru bicara militer, Mayor Jenderal Asif Ghafoir, di Twitter pada Minggu yang dikutip oleh Reuters.

Beijing berjanji menanam modal sekitar 60 miliar dolar Amerika Serikat di Pakistan untuk prasarana Sabuk dan Jalan.

Dawood, dalam wawancara dengan "Financial Times", juga menyatakan kontrak CPEC dirundingkan secara tidak adil pemerintahan sebelumnya dan terlalu menguntungkan China.

Kemudian, ia menyatakan tanggapan itu diambil di luar konteks, tapi tidak membantah kebenarannya.

Tanggapan tajam itu diterbitkan tak lama setelah diplomat puncak China, Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi, mengunjungi Pakistan dan kedua pihak menegaskan manfaat timbal balik pembangunan yang didanai Beijing tersebut.

Pada Kamis, pemerintah Pakistan menyatakan menginginkan CPEC mencakup lebih banyak kegiatan dengan berpusat pada pembangunan sosial ekonomi, yang akan lebih selaras dengan rencana merakyat pemerintahan baru pimpinan Khan.




Credit  antaranews.com



Polisi Afghanistan Tuntut Tentara Lakukan Tugas Lawan Taliban

Polisi Afghanistan Tuntut Tentara Lakukan Tugas Lawan Taliban
Polisi Afghansitan menuntut persamaan gaji dan perlengkapan karena selama ini mereka ditugaskan bertempur langsung dengan Taliban yang merupakan tugas tentara. (Reuters/Mohammad Ismail)



Jakarta, CB -- Polisi Afghanistan yang tidak dipersenjatai dengan baik dan dibayar murah biasanya berada di garis depan melawan militan Taliban dan bulan lalu, sebanyak 90 polisi tewas ketika mempertahankan kota Ghazni yang strategis dari gempuran Taliban.

Jumlah korban ini menggarisbawahi kelemahan kronis penjaga keamanan Taliban yang akan terus diuji di medan tempur.

Pertempuran selama empat hari di Ghazni ini menggarisbawahi masalah seperti kebencian terhadap anggota militer, yang terus meningkat sementara kelompok perlawanan terus meningkatkan tekanan untuk mengganggu pemilu legislatif Afghanistan bulan depan.


Puluhan polisi tewas sejak pertempuran di Ghazni setelah Taliban menyerang kota-kota di Afghanistan utara seperti Sar-e-Pul, Baghlan dan Samangan di provinsi Kunduz. Sementara 15 polisi tewas dalam satu pertempuran minggu lalu.



"Kami berjuang untuk negara kami tetapi kami tidak mendapatkan kesejahtaraan dan kehormatan seperti yang dinikmati oleh tentara," kata polisi Ghazni Mohammad Zaman. Pernyataan ini menggambarkan kebencian mendalam yang menghalangi koordinasi di antara pasukan keamanan.
Polisi Afghanistan Tuntut Tentara Lakukan Tugas Lawan Taliban
Polisi Afghanistan mengeluhkan perberdaan kesejahteraan, perlangkapan dan perlatihan dengan tentara meski polisi yang sering kali dikerahkan di garis depan melawan Taliban. (Reuters/Omar Sobhani)
"Banyak korban tewas di kubu polisi tetapi pemerintah tidak memperhatikan kami. Kami bahkan belum menerima gaji," katanya.

Meski secara umum polisi Afghanistan dibayar lebih rendah dengan perlengkapan lebih minim dibanding tentara, polisi dikerahkan di garis depan untuk melawan kelompok perlawanan. Mereka berjaga-jaga di pos pemeriksaan yang menjadi sasaran serangan.

Satu laporan dari Pentagon yang diterbitkan Maret lalu, jumlah polisi Afghanistan adalah 129.156 orang dari total 313.728 pasukan keamanan. Angka ini 11% di bawah kebutuhan sebanyak 352 ribu orang.


Satu rencana yang dicanangkan tahun lalu, Polisi Perbatasan Afghanistan dan Polisi Ketertiban masyarakat Nasional dialihkan ke kementerian pertahanan. Langkah ini bertujuan membebaskan unit polisi untuk lebih bsia melakukan tugas-tugas penegakan hukum.

Namun, langkah itu berjalan dengan lambat. Pentagon melaporkan "belum adap perubahanbesar" dalam peran polisi setelah langkah pengalihan ini.

Laporan kementerian dalam negeri Afghanistan yang dibuat setelah Taliban sempat menguasai Ghazni bulan lalu menemukan bahwa selama lebih dari 28 jam polisi bertempur sendiri sebelum akhirnya angkatan bersenjata melakukan operasi kontra-perlawanan.

"Polisi Nasional Afghanistan bergerak cepat namun mereka kalah karena tidak dilatih untuk melawan Taliban. Sejumlah polisi ketahukan dan melarikan diri ke desa sekitar," tulis laporan itu.

Penilaian Ulang

Sementara Talingan menguasai wilayah pedesaan dan terus melakukan serangan ke kota-kota, peran polisi akan bertambah karena Taliban diperkirakan akan meningkatkan serangan dalam upaya mengganggu pemilihan parlemen Oktober mendatang.

Sekitar 50 ribu polisi saat ini tengah mengikuti pelatihan melindungi ribuan TPS di berbagai wilayah terpencil Afghanistan, namun jumlah korban tewas yang tinggi membuat moral polisi turun.



"Tugas angkatan bersenjata memerangi Taliban dan kami (polisi) punya tugas sendiri, tetapi kami berjuang menyelamatkan Ghazni, kami melakukan tugas angkatan bersenjata," kata Ahmad Khan, juru bicara kepolisian Ghazni.

"Kami ingin mengetahui alasan keterlambatan angkatan bersenjata ketika kami diserang dari berbagai sisi. Kami terpaksa bertemper sendiri dan menjalankan tugas badan lain."

Negara donor asing, seperti Amerika Serikat, yang akan mengalokasikan dana sebesar US$766 juta untuk Polisi Nasional Afghanistan sudah meminta reformasi yang meliputi kenaikan gaji, mengganti pimpinan yang korup dan menghilangkan nama polisi "hantu" yang ada dalam daftar pegawai.

Pengalaman di Ghazni dan keluhan dari kepolisian mendorong pemerintah mengeluarkan janji untuk melakukan reformasi dan juga memberi persenjataan baru untuk mengganti AK-47 dan mobil Humvee tua yang sekarang dipakai oleh polisi.

"Polisi tidak lagi menjaga pos pemeriksaan, kami akan mengerahkan tentara di pos-pos pemeriksaan penting dalam 30 hari," ujar seorang pejabat senior kementerian dalam negeri.

Polisi Afghanistan Tuntut Tentara Lakukan Tugas Lawan Taliban
Pertempuran di Ghazni, Afghanistan, menyebakan puluhan polisi tewas dan tentara dikerahkan sangat terlambat. (Reuters/Mustafa Andaleb)
"Gaji mereka juga akan dinaikkan dalam anggaran pertahanan dan keamanan yang baru," tambahnya.

Akan tetapi, rencana itu belum disetujui oleh Penasihan Keamanan Nasional Hamdullah Mohib yang ditunjuk bulan lalu setelah pendahulunya Hanif Atmar mengundurkan diri karena berbeda pendapat dengan Presiden Ashraf Ghani terkait pengepungan kota Ghazni.




Credit  cnnindonesia.com




Jenderal Filipina Dihukum 20 tahun karena Culik Aktivis


Jenderal Filipina Dihukum 20 tahun karena Culik Aktivis
Filipina memerangi perlawanan kelompok komunis selama 49 tahun dan merupakan salah satu konlik terlama di Asia. (AFP/Noel Celis)



Jakarta, CB -- Seorang pensiunan jenderal Filipina dijatuhi hukuman penjara 20 tahun karena terbukti bersalah terlibat dalam penculikan dua pegiat yang dituduh terlihat kelompok perlawanan komunis pada 2006.

Jovito Palparan, atau dikenal dengan nama "Penjagal" di kalangan kelompok sayap kiri karena taktik brutal terhadap gerilyawan komunis, dinyatakan bersalah menculik oleh pengadilan provinsi Bulacan.

Palparan dan tiga mantan perwira dituduh menculik dua mahasiswa pada 2006 karena diduga terlibat dengan kelompok-kelompok komunis. Nasib kedua mahasiswi ini masih belum diketahui hingga kini.


Pengadilan memutuskan keterangan saksi bahwa kedua mahasiswa itu terlihat di satu kamp militer sedang disiksa merupakan kesaksian yang "kredibel". Salah seorang saksi mengatakan bahwa kedua mahasiswi itu mengaku diperkosa.



Kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Palparan menjadi dalang pembunuhan anggota sayap kiri ketika dia menjadi perwira tertinggi yang menangani perang melawan gerilyawan komunis di wilayah pedesaan Filipina. Saat itu Filpina diperintah oleh Presiden Gloria Arroyo.

"Dia memiliki pandangan sama dengan anak buahnya untuk mengusir musuh negara...yang mereka pandang pantas dihilangkan dari muka bumi dengan segala cara," bunyi putusan pengadilan yang dibacakan Senin (17/9).

Palparan menyangkal dakwaan itu dan menyebut hakim "bodoh" ketika keputusan tersebut dibacakan.

Satu komisi pemerintah yan gmenyelidiki pembunuhan politik mengatakan pada 2007 bahwa Palparan menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan "musuh negara".

Dia bersembunyi pada 2011 setelah didakwa kasus pembunuhan kedua mahasiswi itu namun berhasil ditangkap pada 2014.



Militer Filpina dituduh melakukan pembunuhan lawan-lawan politik di luar jalur hukum.

Pemberontakan kubu komunis di Filipina sudah berlangsung 49 tahun dan merupakan salah satu pemberontakan paling lama di Asia. Pemerintah negara itu menyebutkan 30 ribu warga tewas akibat konflik dengan pemberontak komunis.


Jenderal Filipina Dihukum 20 tahun karena Culik Aktivis
Jenderal Palparan dinyatakan bersalah menculik dua mahasiswa yang diduga terkait dengan kelompok komunis dan nasih keduanya hingga kini tidak diketahui. (AFP/Noel Celis) 
Human Rights Watch mengatakan keputusan pengadilan terhadap Palparan merupakan "pukulan keras" terhadap "budaya mengampuni" negara itu yang menyebabkan tokoh-tokoh bisa melakukan kejahatan tanpa takut dihukum.

Christina Palabay, sekjen kelompok HAM Karapatan, mengatakan hukuman itu menjadi peringatan bagi tentara terkait dengan kebijakan Presiden Rodrigo Duterte dalam memerangi narkoba yang telah menewaskan ribuan orang.



"Keputusan ini mengirim pesan kuat bagi tentara bahwa mereka tidak bisa bertindak semena-mena. Jadi dengan Duterte melaksanakan strategi Palparan 2.0, saya khawatir dia akan mengampuni (Palparan)," kata Palabay,

Namun, juru bicara Duterte mengatakan pemerintah menghormati keputusan hakim itu dan ingin keadilan bagi korban.




Credit  cnnindonesia.com



Pemimpin Korsel dan Korut Bertemu Kembali Bahas Denuklirisasi


Pemimpin Korsel dan Korut Bertemu Kembali Bahas Denuklirisasi
Presiden Korsel Moon Jae-in dan pemimpin Korut Kim Jong Un berupaya membuat terobosan dalam pembicaraan nuklir. (AFP TV)


Jakarta, CB -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan kembali melakukan pertemuan ketiga kalinya dengan pemimpin Korea utara Kim Jong Un pada Selasa (18/9). Mereka bakal membahas denuklirisasi.

Kedua pemimpin itu berupaya membuat terobosan dalam pembicaraan nuklir yang mulai goyah antara Pyongyang dan Washington.

Pertemuan puncak antar-Korea itu akan menjadi uji coba bagi pertemuan berikutnya, yang baru-baru ini diusulkan Kim kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. 



Pertemuan pemimpin dua Korea itu akan memberikan tanda apakah Kim serius soal penghapusan senjata nuklir.

Kim membuat komitmen terkait denuklirisasi pada pertemuan pertamanya dengan Trump Juni lalu. Menurut para pembantu Moon, Trump telah meminta Moon menjadi "ketua juru runding" antara dirinya dan Kim.

Permintaan itu muncul setelah Trump membatalkan kunjungan menteri luar negeri AS ke Pyongyang, bulan lalu.

"Saya ingin melakukan dialog yang jujur dengan Ketua Kim soal bagaimana menemukan titik kontak antara tuntutan-tuntutan untuk denuklirisasi serta tuntutan Korea Utara agar hubungan penuh permusuhan dihentikan dan keamanan dijamin," kata Moon dalam acara jumpa pers, Senin (17/9) dikutip Reuters.


Presiden Korsel dan Korut Bertemu Bahas Penghapusan Nuklir
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (Video CNN Indonesia)
Kepala Staf Presiden Im Jong-seok mengatakan Moon akan terbang ke ibu kota Korea Utara, Pyongyang, dan dijadwalkan mendarat pada pukul 10.00 waktu setempat.

Moon akan disambut oleh Kim sebelum upacara penyambutan resmi dilangsungkan.

Kedua pemimpin akan duduk bersama untuk melakukan pembicaraan resmi setelah makan siang. Pertemuan itu akan dilanjutkan dengan penampilan musik dan jamuan makan malam.


Para pemimpin perusahaan yang ikut dalam rombongan, termasuk Wakil Pemimpin Samsung Electronics Jay Y. Lee dan para kepala SK Group serta LG Geroup, akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Korea Utara Ri Ryong Nam, yang mengurusi masalah perekonomian.

Pada Rabu, Moon dan Kim diperkirakan akan menyampaikan suatu pernyataan bersama dan perjanjian militer terpisah dirancang untuk meredakan ketegangan hubungan serta mencegah perselisihan.

Moon akan kembali ke tanah air pada Kamis pagi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Korea Utara mengkritik pemerintah AS yang mendesak agar sanksi teradap Pyongyang dilanjutkan.

Menlu Ri Yong Ho mengatakan pemerintahnya tetap berkomitmen untuk menerapkan kesepakatan bersama AS secara bertanggung jawab dan dengan niat baik.





Credit  cnnindonesia.com


AS Tuduh Rusia 'Curangi' Sanksi Korea Utara


AS Tuduh Rusia Curangi Sanksi Korea Utara
Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menuding Rusia bertindak curang terhadap sanksi Korut yang dijatuhkan oleh Washington. Foto/Reuters

NEW YORK - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Nikki Haley, menuduh Rusia melakukan kecurangan atas sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Haley mengklaim Washington memiliki bukti pelanggaran Rusia yang konsisten dan luas.

Pertikaian antara AS dan Rusia mengenai Korut secara terbuka menunjukkan keretakan dalam kesatuan Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara. DK PBB sebelumnya dengan suara bulat telah meningkatkan sanksi sejak 2006 dalam upaya untuk menghentikan pendanaan bagi program rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

Haley mengatakan kepada DK PBB bahwa Rusia membantu Korut secara ilegal mendapatkan bahan bakar melalui cara memindahkannya di laut, telah menolak mengusir seorang warga Korut yang masuk dalam blacklist dewan tahun lalu dan telah mendorong perubahan pada laporan independen PBB tentang pelanggaran sanksi untuk menutupi pelanggaran oleh orang Rusia.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, Moskow tidak menekan para penulis laporan PBB dan menyalahkan Haley karena meningkatkan ketegangan. Ia juga menunjukkan bahwa laporan itu telah memutuskan bahwa transfer kapal-ke-kapal khusus bahan bakar oleh kapal Rusia, dikutip oleh Haley, bukan pelanggaran.

Haley mengatakan Washington telah melacak sekitar 148 kasus tahun ini dari kapal tanker minyak yang mengirim bahan bakar ke Korut. Bahan bakar itu diperoleh melalui pengiriman kapal ke kapal di laut yang melanggar batas atas sanksi AS. Ia tidak mengatakan berapa banyak transfer yang kemungkinan telah menerima bantuan dari Rusia.

"Rusia harus menghentikan pelanggarannya terhadap sanksi Korea Utara. Itu harus mengakhiri upaya bersama untuk menutupi bukti pelanggaran sanksi," katanya.

"Pelanggarannya tidak satu kali. Mereka sistematis," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (18/9/2018).

Rusia dan China telah menyarankan Dewan Keamanan membahas pengurangan sanksi setelah Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu pada bulan Juni lalu dan Kim berjanji untuk bekerja menuju denuklirisasi.

Haley mengatakan bahwa sementara pembicaraan yang sulit dan sensitif antara AS dengan Korut sedang berlangsung, itu adalah saat yang salah untuk memulai pelonggaran sanksi terhadap Pyongyang.

"Tidak mungkin untuk mencapai kesepakatan jika Anda tidak menawarkan apa pun sebagai imbalan atas permintaan Anda," kata Nebenzia, menunjukkan bahwa langkah membangun kepercayaan dapat dilakukan untuk Korut dan Korsel menandatangani perjanjian damai.

Duta Besar China, Ma Zhaoxu mengatakan Beijing menerapkan sanksi terhadap Korut dan memperingatkan bahwa menghadapi Pyongyang akan menjadi jalan buntu. Dia menyerukan kemajuan dalam negosiasi dan mendesak Dewan Keamanan untuk tetap bersatu dalam masalah ini.

"Berusaha memaksa tidak akan membawa konsekuensi yang buruk," kata Ma kepada dewan. 


Sementara kepala urusan politik Rosemary DiCarlo mengatakan kepada dewan bahwa sementara ada beberapa perkembangan positif baru-baru ini, masih ada tanda-tanda Korut mempertahankan dan mengembangkan senjata nuklir dan program rudal balistik.






Credit  sindonews.com


Negosiasi Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan AS



Negosiasi Denuklirisasi Buntu, Korut Salahkan AS
Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump. Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut) menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kebuntuan dalam negisiasi denuklirisasi. Tudingan ini muncul jelah pertemuan puncak ketiga kedua pemimpin Korea di Pyongyang.

Surat kabar Rodong Sinmun mengatakan bahwa banyak media asing melaporkan AS adalah alasan utama kebuntuan dalam negosiasi antara Pyongyang dan Washingtona. Rodong Sinmun adalah surat kabar remi Partai Buruh yang berkuasa di Korut.

Dalam tulisannya, Rodong Sinmun mengatakan bahwa selama KTT AS-Korut yang bersejarah di Singapura pada Juli lalu, Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mendeklarasikan secara resmi akhir dari Perang Korea sesegera mungkin. Namun alih-alih mengumumkan hal itu, AS malah secara sepihak membuat tuntutan denuklirisasi Korut seperti dikutip dari laman KBS, Selasa (18/9/2018).

Surat kabar tersebut mengkritik Washington karena mengambil sikap yang keterlaluan di mana AS dapat membahas isu-isu lain hanya setelah denuklirisasi Korut yang lengkap, dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.

Rodong Sinmun mengatakan bahwa Korut telah dengan setia menunjukkan komitmennya untuk melaksanakan deklarasi bersama pada bulan Juni, merujuk pada pemulangan jasad tentara AS yang tewas dalam Perang Korea. 




Credit  sindonews.com




AS Bentuk Koalisi Lacak Kapal Asing Pengirim BBM ke Korut



AS Bentuk Koalisi Lacak Kapal Asing Pengirim BBM ke Korut
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dilaporkan membentuk sebuah koalisi untuk melacak kapal-kapal asing yang mengirimkan bahan bakar (BBM) ke Korea Utara (Korut). Sebuah kapal Angkatan Laut AS bakal menjadi tuan rumah bagi personel militer dari negara yang disebut Lima Mata ditambah Jepang dan Korea Selatan (Korsel).

Koalisi ini mencakup AS, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Negara-negara itu adalah mitra Amerika dalam aliansi berbagi data intelijen Lima Mata, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ).

Ini adalah upaya pertama yang dipimpin AS untuk melacak pengiriman bahan bakar ke Korut, seperti disitir Russia Today, Minggu (16/9/2018).

Negara-negara koalisi akan menyumbangkan kapal perang dan pesawat pengintai militer untuk melacak lalu lintas maritim di daerah tersebut. USS Blue Ridge, kapal komando Armada 7 Angkatan Laut AS yang ditempatkan di Yokosuka, Jepang, akan menampung lebih dari 50 personil multinasional.

Selain itu, Pusat Koordinasi Penegakan telah dibuat di 'Blue Ridge' untuk operasi pemantauan manusia. WSJ menyatakan pusat koordinasi ini berperan sebagai jembatan untuk memastikan lebih banyak komunikasi antara kapal-kapal sekutu dan kapal lainnya.

Namun, WSJ menyatakan langkah itu tidak bebas dari kemunduran. Jepang dan Korsel enggan berbagi data intelijen satu sama lain, sementara Seoul memiliki perselisihan dengan Washington. Juga, Komando Indo-Pasifik AS, badan yang bertanggung jawab atas upaya koalisi, memiliki sedikit pengalaman dalam menjalankan operasi multinasional.

Dewan Keamanan PBB pada mulanya memberlakukan sanksi terhadap Korut sebagai tanggapan atas uji coba nuklir pertamanya pada 2006. Setelah itu, rezim sanksi semakin menjadi semakin keras setelah uji coba nuklir Pyongyang dan keberhasilan lebih lanjut dalam program rudal balistiknya. 






Credit  sindonews.com











Senin, 17 September 2018

Inggris Luncurkan Satelit Pelacak Pengiriman Ilegal


Satelit (Ilustrasi).
Satelit (Ilustrasi).
Foto: space.com

Pesawat ruang angkasa ini mampu membedakan objek di tanah.


CB, LONDON – Inggris meluncurkan satelit untuk melacak berbagai aktivitas pengiriman barang ilegal di jalur laut. Satelit tersebut diberi nama NovaSAR yang memiliki kemampuan untuk mengambil gambar dari permukaan bumi pada setiap jenis cuaca baik di siang dan malam hari.

NovaSAR diproduksi oleh Surrey Satellite Technology Limited (SSTL), sebuah perusahaan pembuat satelit yang berbasi di Guildford, Inggris. NovaSAR direncanakan diterbangkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Pulai Sriharikota, India.

Dilansir dari BBC, Senin (17/9), Kepala Teknologi SSTL Luis Gomes mengatakan, satelit tersebut memang secara khusus dirancang untuk bisa memantau setiap pengiriman barang di bumi. Ia memiliki perangkat optik dengan resolusi tinggi. Luis melanjutkan, bentuk satelit ini pun cukup unik, yakni seperti alat parutan keju.

“Pesawat ruang angkasa ini akan mampu membedakan objek di tanah hingga sekecil 87 sentimeter (cm),” kata dia.

Instrumen radar milik NovaSAR dikembangkan oleh Airbus untuk SSTL. Misi pembuatan NovaSAR juga menggabungkan komponen yang murah namun menghasilkan kualitas satelit pemantau yang maksimal. Satelit ini, kata Luis, dilengkapi dengan perangkat yang dapat menangkap sinyal radio Automatic Identification System (AIS).

Oleh karena itu, peran NovaSAR sangat kuat dalam memantau berbagai pengiriman barang via jalur laut yang dibawa oleh kapal-kapal besar. Perangkat pendeteksi AIS adalah untuk mengetahui posisi bahwa kapal-kapal besar wajib melaporkan posisi dan jalur pelayaran menurut hukum internasional.

Sering kali, kapal pembawa barang mengutak-atik atau menonaktifkan laporan. Hal semacam ini sangat sering terlibat dalam kegiatan penyelundupan atau penangkapan ikan ilegal. Luis mengatakan, jika kapal-kapal seperti itu muncul dalam foto-foto NovaSAR, mereka akan dilaporkan kepada pihak berwenang.

"Adalah penting untuk dapat memantau wilayah laut yang luas. Sebab ini sesuatu yang tidak kita lakukan saat ini. Kita semua melihat dengan kecelakaan pesawat Malaysia di Samudera Hindia, kesulitan yang ada dalam pemantauan area yang luas. Kita dapat melakukan hal semacam itu dengan radar dan NovaSAR bagus untuk itu,” jelasnya.




Credit  republika.co.id





Software Bermasalah, AS Tunda Serangkaian Tes Jet Tempur F-35


Software Bermasalah, AS Tunda Serangkaian Tes Jet Tempur F-35
Pesawat F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) produksi Lockheed Martin Amerika Serikat. Foto/CC BY-SA 2.0/mashleymorgan/F-35 Lightning II


WASHINGTON - Sistem software (perangkat lunak) pada pesawat F-35 Lightning II Joint Strike Fighter (JSF) Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) masih bermasalah. Hal itu membuat serangkaian tes yang dirancang untuk memastikan pesawat dapat melakukan berbagai misi yang relevan selama operasional mengalami penundaan.

Serangkaian tes yang ditunda itu adalah Uji Operasional Awal dan Evaluasi (IOT&E). Masalah itu terungkap dari memo internal yang ditandatangani oleh Robert Behler, Direktur IOT&E Departemen Pertahanan AS tertanggal 24 Agustus 2018.

Memo itu juga diperoleh Project on Government Oversight (POGO) atau Proyek Pengawasan Pemerintahan yang dipublikasikan 12 September 2018.

Behler mengatakan pada 24 Agustus bahwa dia menunda IOT&E sampai program F-35 memperbarui versi perangkat lunak operasi pesawat, file misi-data, Autonomic Logistics Information System (ALIS), dan perangkat lunak Air-to-Air Range Infrastructure (AARI).

Dan Grazier, fellow militer POGO, mengatakan kepada Janes.com bahwa penundaan ini signifikan karena akan menunda momen saat program F-35 dapat memulai produksi penuh (FRP) secara legal.

Versi berikutnya dari perangkat lunak operasi F-35, yang dikenal sebagai 30R02 dan dijadwalkan akan diturunkan dalam dua bulan ke depan, akan memungkinkan pesawat untuk melakukan beberapa misi tempur utama, termasuk serangan strategis, pengadangan udara, serangan balik, dan serangan elektronik.

Behler menambahkan, program ini menggunakan versi perangkat lunak AARI yang sama di seluruh IOT&E resmi.

Perangkat lunak F-35 yang saat ini digunakan, yang dikenal sebagai 30R00, memiliki kekurangan dengan AARI yang dibahas dalam perangkat lunak follow-up 30R02. AARI, katanya, harus berfungsi secara memadai untuk memastikan hasil tes akurat, dapat dimengerti, dan dapat dipertahankan.

"Mengubah versi perangkat lunak AARI di tengah-tengah IOT&E berpotensi mengakibatkan inkonsistensi dalam pengumpulan data dan memengaruhi validitas dan kecukupan tes dan evaluasi," kata Behler, yang dilansir Sabtu (15/9/2018).

Grazier mengatakan AARI adalah sistem pada rentang uji yang mensimulasikan tembakan rudal musuh. Menurutnya, untuk konsisten dengan tujuan pengujian, perangkat lunak yang sama harus digunakan untuk mengendalikan variabel selama proses pengujian. Jika tidak, penguji tidak akan dapat mengevaluasi F-35 dengan benar karena akan memiliki variabel yang berbeda yang terlibat. 





Credit  sindonews.com

Pengadilan Mesir Perintahkan Penangkapan Anak-anak Mubarak




Pengadilan Mesir Perintahkan Penangkapan Anak-anak Mubarak
Alaa dan Gamal Mubarak. Foto/Istimewa


KAIRO - Sebuah pengadilan pidana Mesir memerintahkan penangkapan dua putra mantan presiden Hosni Mubarak atas tuduhan manipulasi pasar saham. Demikian laporan kantor berita MENA.

Alaa dan Gamal Mubarak, dengan tujuh orang lainnya, dituduh melanggar pasar saham dan aturan bank sentral untuk membuat keuntungan yang melanggar hukum melalui penjualan saham Al Watany Bank of Egypt.

Namun mereka menyangkal melakukan kesalahan apa pun.

"Tiga orang lainnya termasuk Yasser El Mallawany dan Hassan Heikal, anggota dan mantan dewan saat ini masing-masing di bank investasi Mesir EFG-Hermes, juga ditangkap," kata sumber peradilan seperti dikutip dari Reuters, Minggu (16/9/2018).

Semua orang yang dituduh dalam kasus ini, yang dimulai pada tahun 2012, telah dibebaskan dengan jaminan dan dilarang bepergian.

Putra tertua Mubarak, Alaa, adalah seorang pengusaha. Sedangkan Gamal, mantan bankir, secara luas dipandang sedang dipersiapkan untuk pekerjaan penting untuk Mesir sampai Mubarak digulingkan pada Februari 2011.

Kedua kakak beradik ini telah bebas sejak 2015. Sesi sidang berikutnya pengadilan ditetapkan pada 20 Oktober. 





Credit  sindonews.com



Milisi Abu Sayyaf Bebaskan 3 WNI yang Diculik Januari 2018


3 WNI korban penculikan milisi Abu Sayyaf di Filipina dibebaskan pada hari Jumat, 14 September 2018. [aAP]
3 WNI korban penculikan milisi Abu Sayyaf di Filipina dibebaskan pada hari Jumat, 14 September 2018. [aAP]

CB, Jakarta - Milisi Muslim Abu Sayyaf membebaskan 3 WNI yang diculik dan ditawan pada pertengahan Januari 2018. Ketiganya dibebaskan pada hari Jumat, 14 September di kota Indanan, provinsi Sulu, Filipina.
Pembebasan ketiga WNI itu dilaporkan secara resmi oleh kepolisian Filipina pada hari Minggu, 16 September, sebagaimana dilansir dari AP.

Ketiga WNI yang dibebaskan dengan bantuan Front Pembebasan Nasional Moro, bernama Hamdan Salim, Subandi Sattuh, dan Sudarlan Samansung. Mereka kemudian diserahkan ke KBRI di kota Zamboanga.
Informasi dari anggota polisi di Konsulat Jenderal RI di Tawau, Malaysia Timur dua hari setelah peristiwa penculikan terjadi menjelaskan, ketiga WNI diculik ketika berlayar menggunakan kapal di perairan Lahat Datu, Malaysia Timur pada Rabu 18 Januari 2017.
Ketiga WNI itu asal Sulawesi Selatan dan dua di antaranya memiliki hubungan kekerabatan. Sudarlan merupakan keponakan Hamdan.

Di bawah todongan senjata, milisi Abu Sayyaf membawa mereka dengan kapal ke dalam hutan di Sulu, provinsi di wilayah selatan Filipina.Seorang aparat keamanan mengungkapkan, komandan Abu Sayyaf, Marjan Sahidjuan, yang memimpin penculikan dan kemudian membebaskan tiga WNI itu meminta uang tebusan.
Namun juru bicara militer wilayah pembebasan 3 WNI, Letnan Kolonel Gerry Besana mengatakan, pihaknya tidak mengetahui adanya pembayaran uang tebusan. Para penculik justru menghadapi tekanan untuk melepaskan tawanan mereka.

Beberapa hari sebelum 3 WNI dibebaskan, penculikan terhadap 2 WNI kembali terjadi pada Selasa lalu, menurut laporan polisi Filipina. Kedua WNI itu nakhoda kapal ikan berbendera Malaysia. Mereka diculik saat berlayar di perairan Semporna Islands di Sabah, Malaysia.
Penculiknya disebut milisi bersenjata M-16 dan membawa 2 WNI itu menuju selatan Filipina. Militer Filipina masih berusaha mencari tahu laporan penculikan WNI.




Credit  tempo.co



Wali Kota London usulkan referendum Brexit kedua

Wali Kota London usulkan referendum Brexit kedua
Ilustrasi: pemilih memasukkan kertas suara pada kotak suara saat referendum menentukan keanggotaan Inggris Raya di Uni Eropa. (wikisabah.com)


"Ini berarti bahwa pemungutan suara umum dilakukan terhadap kesepakatan Brexit ..."



London (CB) - Wali Kota London Sadiq Khan mengusulkan agar pemungutan kembali suara rakyat dilakukan atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Inggris dijadwalkan berpisah dari Uni Eropa, yang disebut dengan Brexit, pada 29 Maret tahun depan.

Namun sementara rencana-rencana Brexit Perdana Menteri Theresa May masih belum diterima, sejumlah anggota parlemen, serikat kerja serta pemimpin perusahaan semakin menekankan agar rakyat diberi kesempatan untuk menentukan kesepakatan apa pun yang dibuat dengan Uni Eropa.

May telah berulang kali menepis kemungkinan mengadakan referendum kedua, setelah referendum pertama diadakan dua tahun lalu yang memutuskan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa.

Ia mengatakan parlemenlah yang akan melakukan pemungutan suara untuk memutuskan apakah akan menerima kesepakatan akhir.

Pendapat Khan yang mendukung referendum kedua itu akan memberikan lebih banyak tekanan kepada pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn untuk juga mendukung ide referendum kedua.

Khan adalah salah satu pemimpin senior Partai Buruh.

Partai oposisi Inggris itu dijadwalkan akan memulai konferensinya selama empat hari dalam satu pekan mendatang.

Khan, yang menulis di surat kabar Observer hari Minggu, menyalahkan cara pemerintah menangani perundingan.

Ia juga mengatakan ancaman terhadap standar hidup, perekomian, dan lapangan kerja terlalu besar jika rakyat tidak diberi kesempatan untuk menentukan.

"Ini berarti bahwa pemungutan suara umum dilakukan terhadap kesepakatan Brexit apa pun yang diperoleh pemerintah, atau memutuskan 'tidak sepakat' jika tidak aman, demikian juga dengan pilihan untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa," tulisnya di koran tersebut seperti dikutip dari Reuters




Credit  antaranews.com