Selasa, 19 Mei 2015

AS Khawatirkan Klaim Tiongkok di Udara Laut Cina Selatan


AS Khawatirkan Klaim Tiongkok di Udara Laut Cina Selatan 
  Angkatan Laut Amerika Serikat mengerahkan kapal USS Fort Worth untuk berpatroli di Laut Cina Selatan dan juga wilayah udaranya. (Mass Communication Specialist 2nd Class Antonio P. Turretto Ramos/US Navy)
 
 
Jakarta, CB -- Ketika angkatan laut AS mengirim kapal perang untuk melakukan patroli pertama ke Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan yang diperebukan dalam satu minggu terakhir, mereka juga mengamati wilayah udara di lokasi tersebut.

Pernyataan di situs AL Amerika menyebut kapal USS Fort Worth, salah satu kapal paling modern yang dimiliki Angkatan Laut AS, mengerahkan satu pesawat pengintai tanpa awak dan helikopter Seahawk untuk berpatroli di udara.

Sementara AL Amerika tidak menyebut kegiatan reklamasi di Kepulauan Spratly yang berlangsung dengan cepat, tindakan ini memperlihatkan kemampuan AS jika Beijing menyatakan wilayah itu sebagai Zona Indentifikasi Pertahanan Udara, ADIZ.

Para pengamat dan sejumlah pejabat militer AS mengatakan langkah itu kemungkinan besar akan dilakukan Tiongkok.

“Bukan akan segera terjadi tetapi jika kita bertaruh, saya memperkirakan mereka pada akhirnya akan mengambil langkah itu. Saya tidak tahu kapan hal itu akan terjadi,” ujar seorang komandan senior AS yang akrab dengan situasi di Asia.

ADIZ tidak diatur secara resmi oleh traktat atau undang-undang, namun digunakan oleh sejumlah negara untuk memperluas kendali ke luar wilayah mereka. ADIZ mewajibkan pesawat sipil dan militer untuk memberitahu identitas mereka, atau akan disergap oleh pesawat militer.

Tiongkok mendapat kecaman dari Amerika dan Jepang ketika pada akhir 2013 menyatakan ADIZ di Laut Cina Timur, di atas kepulauan kosong yang diperebutkan dengan Tokyo.

Fasilitas militer Tiongkok yang sedang dibangun di Karang Fiery Cross di Spratly meliputi landasan pacu sepanjang 3.000 meter dan radar peringatan dini. Seorang komandan militer AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan fasilitas ini akan mulai digunakan pada akhir tahun ini.

Gambar-gambar satelit yang baru-baru diambil menunjukkan proyek reklamasi Karang Subi yang jika disatukan akan membentuk wilayah seukuran satu landasan pacu pesawat.

Keprihatinan AS bahwa Tiongkok kemungkinan akan menerapkan pembatasan di wilayah udara dan laut di Kepulauan Spratly setelah proyek reklamasi tujuh pulau buatan itu selesai menjadi agenda pembicaraan antera Menteri Luar Negeri John Kerry dan para pemimpin Tiongkok di Beijing akhir minggu lalu.

Sulit Diterapkan

Tiongkok, kekuatan dunia baru dari Asia, mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan yang dilintasi oleh kapal laut dengan perdagangan bernilai US$5 triliun per tahun.

Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei juga mengklaim wilayah Laut Cina Selatan.

Tiongkok mengatakan memiliki hak penuh untuk membentuk ADIZ tetapi kondisi yang terjadi di Laut Cina Selatan tidak memungkinkan hal itu.

Para pakar mengatakan karena jarak yang terlalu jauh, akan sulit menerapkan ADIZ sekalipun sudah ada dua landasan pacu di Kepulauan Spratly, dan satu landasan pacu di pulau Woody di kepulauan Paracel yang bisa digunakan oleh jet tempur.

 
Foto yang diambil dari pesawat militer Filipina memperlihatkan kegiatan reklamasi di Kepulauan Spratly oleh Tiongkok. (Reuters/Ritchie B. Tongo/Pool)
Kepulauan Spratly, misalnya, terletak lebih dari 1.100 kilometer dari Tiongkok Ddaratan, sehingga pangkalan militer canggih yang terletak di sepanjang pesisir negara itu terlalu jauh.

“Bahkan dengan reklamasi pulau-pulau baru itu, akan terlalu jauh bagi Tiongkok untuk secara rutin menerapkan zona semacam itu di wilayah selatan,” ujar Richard Bitzinger, pengamat keamanan wilayah dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Singapura.

Militer Jepang dan Amerika serta dua maskapai sipil Jepang, ANA dan Japan Airlines, tidak mengindahkan ADIZ di atas Laut Cina Timur.

Baru-baru ini, seorang pejabat AS mengatakan Pentagon sedang mempertimbangkan mengirim pesawat dan kapal militer untuk menilai kebebasan berlayar di sekitar kepulauan buatan milik Tiongkok tersebut.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok bereaksi dengan mengatakan Beijing “sangat khawatir” dan meminta penjelasan.

Tiongkok kemudian menuduh Filipina bekerjasama dengan Amerika Serikat untuk “membesar-besarkan ancaman Tiongkok” di Spratly.

Komandan militer Filipina yang bertanggung jawab atas wilayah itu mengatakan, Tiongkok sebelumnya mengeluarkan peringatan setidaknya enam kali ke pesawat milik angkatan udara dan angkatan laut Filipina agar meninggalkan Spratly. Peringatan itu ditolak oleh pesawat jet tersebut.

Zhang Baohui, pakar keamanan Tiongkok daratan dari Universitas Lingnan Hong Kong, mengatakan khawatir dengan risiko konfrontasi akibat pameran kekuatan Amerika Serikat.

“Langkah itu tidak hati-hati,” ujarnya merujuk pada rencana terbaru Washington.
 
Amerika Serikat mengerahkan pesawat militer untuk melakukan patroli di Laut Cina Selatan. (Reuters/Mass Communication Specialist 3rd Class Daniel J. Meshel/Handout)
“Langkah ini memiliki dinamika akan terjadi peningkatan ketegangan yang tidak direncanakan,” tambahnya. “Apakah mereka siap menghadapi konsekuensi peningkatan ketegangan itu?”

Di laut, ketegangan itu jelas terlihat.

Pernyataan angkatan laut AS mengenai pengerahan kapal USS Forth Worth, yang bisa mengejar kapal selam, juga mencatat bahwa kapal ini “bertemu dengan beberapa kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat” ketika melakukan patroli.

“Interaksi kami dengan kapal Tiongkok berjalan secara profesional dan (Aturan Pertemuan Tak Terencana di Laut) membantu mengklarifikasi tujuan dan mencegah salah komunikasi,” kata Matt Kawas, komandan Forth Worth, dalam pernyataan tertulis itu.

Credit  CNN Indonesia

Cegah Imigran Rohingya, Indonesia Kirim Kapal Perang

Kapal TNI AL Disiapkan untuk Mencegah Imigran Masuk Indonesia (Foto: Getty Images)
Kapal TNI AL Disiapkan untuk Mencegah Imigran Masuk Indonesia (Foto: Getty Images)
JAKARTA  (CB) - TNI Angkatan Laut (AL) Indonesia berupaya mencegah perahu imigran masuk perairan Indonesia setelah ratusan orang Bangladesh dan kaum Rohingya dari Myanmar mendarat di Aceh.
"Empat kapal perang dan sebuah pesawat berpatroli di pantai Aceh untuk mencegah perahu imigran masuk," kata Kepala Pusat PeneranganTNI Mayor Jenderal Fuad Basya, seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/5/2015).
Pada Minggu 17 Mei 2015, AL menghentikan sebuah perahu memasuki perairan Indonesia. Basya mengatakan, perahu tersebut ditemukan sedang berlayar mengarungi Selat Malaka menuju Malaysia.
Setelah berkomunikasi lewat radio dengan awak perahu, perahu itu bertolak dari Indonesia. Dia yakin perahu tersebut membawa lebih banyak imigran gelap meski dia tidak dapat memastikan jumlahnya.
"Perahu itu sedang menuju perairan Indonesia dari Malaysia dan kami tidak memberikan izin masuk. Kami berpapasan dan kami mencegahnya melintas," ujar Basya.
Muslim Rohingya Terdampar di Laut Aceh
Pekan lalu, AL menghentikan sebuah perahu berisi ratusan imigran yang mencoba memasuki wilayah negara. Pihak AL bersikeras hanya akan menolong perahu yang mengalami kesulitan.
Sebagaimana diketahui, kaum Rohingya mengungsi ke beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand dengan menggunakan perahu. Para imigran gelap juga dikenal sebagai 'orang kapal'. Eksodus besar-besaran tersebut terjadi karena pergolakan yang melanda kampung halaman mereka.


Credit  Okezone

Ungkap Kelemahan Keamanan Trident, Perwira AL diburu Polisi

HMS Vanguard kapal selam nuklir ber rudal balistik kelas Trident. (Foto : Reuters)
HMS Vanguard kapal selam nuklir ber rudal balistik kelas Trident. (Foto : Reuters)
LONDON   (CB) - Seorang perwira angkatan laut Kerajaan Inggris (Royal Navy) menjadi buruan kepolisian dan Royal Navy setelah menerbitkan sebuah berkas yang memuat dugaan kelemahan keamanan yang ada di kapal selam nuklir Trident milik Inggris.
Perwira bernama William McNeilly itu menyatakan bahwa kapal selam kebanggaan Ingris itu adalah sebuah ‘bencana yang menunggu untuk terjadi.’ Dia menyebutkan sebanyak 30 kelemahan dalam keamanan yang ada pada Trident.
Dalam 19 halaman dokumen tersebut, McNeilly menyebutkan beberapa masalah yang terjadi di Trident dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh teroris dan pihak lainnya untuk menyusup. Dia mengatakan bahwa kekurangan tenaga pekerja di kapal selam nuklir itu membuat Trident rentan untuk disusupi, selain pengawasan dan standar keamanan terutama di ruang kontrol yang sistem kode pinnya telah rusak dan barang bawaan tidak diperiksa.
“Lebih sulit untuk masuk ke sebuah klub malam daripada ke ruang kontrol, dengan kode pin yang rusak dan penjaga yang tidak memeriksa orang yang masuk. Hanya dibutuhkan seseorang yang membawa bom ke dalam (Trident) untuk melakukan serangan teroris terburuk yang pernah dilihat Inggris dan dunia,” tulis McNeilly seperti dikutip Guardian, Senin (18/5/2015).
Dia juga menyatakan kekecewaannya terhadap rantai komando yang tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki hal tersebut. Pihak Kementerian Pertahanan Inggris menolak mengakui kebenaran berkas McNeilly dan menganggap isinya mengandung pandangan pribadi dan bersifat subjektif.
Dalam laporannya, pria berusia 25 tahun itu melampirkan foto paspor dan identitas Royal Navy-nya. Dia mengaku menyebarkan berkasnya untuk menimbulkan kesadaran dan menghilangkan pandangan adanya sebuah sistem sempurna yang diyakini oleh banyak orang diterapkan di Trident.
Pembaharuan kapal selam nuklir Trident, menjadi salah satu agenda dari Partai Konservatif yang dipimpin oleh Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam pemilihan umum lalu. Rencana ini mendapat tentangan dari partai lawannya, terutama Partai Buruh dan Scottish National Party (SNP) yang mendesak Trident untuk dihancurkan.



Credit  Okezone



Rusia Tak Akui Tentaranya di Ukraina

Tentara Ukraina. (Foto : Reuters)
Tentara Ukraina. (Foto : Reuters)
KIEV   (CB)Dua orang tentara Rusia yang tertangkap di Ukraina Timur telah dipindahkan ke Ibu kota Kiev untuk diperiksa dan di pamerkan kepada media. Pihak Ukraina akan menggunakan kedua orang itu untuk membuktikan klaim mereka mengenai keberadaan personel militer Rusia di Ukraina.
Kedua tentara itu ditangkap dalam keadaan terluka di Kota Shchastia. Luhansk, Ukraina. Salah satu dari tentara yang tertangkap mengaku bernama Sersan Alexander Alexandrov dari Pasukan Khusus Rusia. Meski begitu, Pihak Rusia melalui juru bicaranya Dmitry Peskov tetap menolak mengakui keberadaan personel militernya di Ukraina.
“Kami telah katakan berulang kali tidak ada pasukan Rusia di Donbass (Ukraina Timur),” kata Peskov seperti dikutip CBS, Senin (18/5/2015).
Sedangkan pihak pemberontak Pro-Rusia di Luhansk menyatakan bahwa kedua orang yang tertangkap sebenarnya hanyalah dua orang petugas kepolisian dari Luhansk yang menjadi tawanan di Shchastia.
Kepala Badan Keamanan Ukraina Valentyn Nalyvaichenko mengisyaratkan Pemerintah Ukraina tidak akan mengajukan pertukaran tawanan dengan warga Ukraina yang ditahan oleh pemberontak atau Pemerintah Rusia. “Mereka akan menghadapi tuduhan kriminal,”katanya.
Ditangkapnya personel militer Rusia ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada musim panas tahun lalu beberapa tentara Rusia tertangkap di wilayah Ukraina. Namun reaksi Presiden Rusia Vladimir Putin saat itu hanyalah menyatakan bahwa mereka tersesat.


Credit  Okezone


PBB: Indonesia Abaikan Seruan Bantu Kapal Migran Rohingya



 
AFP PHOTO / CHAIDEER MAHYUDDIN Imigran Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh, tidur di Gedung Olahraga Lhoksukon, Aceh Utara, 12 Mei 2015. Sebanyak 582 imigran Rohingya ditemukan selamat di perahu yang terdampar di Aceh Utara.


CB - PBB mengatakan Indonesia, Thailand dan Malaysia masih tetap menolak seruan untuk mengizinkan ribuan migran yang terdampar di laut mendarat di wilayah mereka. Juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Bangkok, Vivian Tan, mengatakan waktunya sekarang hampir habis.
Ribuan migran, yang terdiri dari pengungsi etnik Rohingya dari Myanmar dan pendatang dari Bangladesh, diperkirakan terdampar di tengah laut setelah kapal-kapal yang mereka tumpangi ditinggalkan jaringan penyelundup manusia.
Kelompok penyelundup dilaporkan meninggalkan pengungsi dan migran karena pihak berwenang Thailand memburu jaringan penyelundup.
Menurut Vivian Tan, tidak ada migran yang mendarat lagi sejak Jumat lalu (15/05) ketika ratusan orang diselamatkan oleh nelayan-nelayan di Aceh.
"Ini pertanda buruk karena tidak ada perkembangan selama akhir pekan. Kami semula berharap akan ada lebih banyak kapal yang ditemukan, dan lebih banyak orang diselamatkan dan diizinkan mendarat. Malangnya, hal itu tampaknya tidak terjadi," jelasnya Senin (18/05).
Kebijakan Indonesia
TNI mengukuhkan telah melarang nelayan yang beroperasi di wilayah Aceh untuk menjemput dan membawa migran ke wilayah Indonesia, kecuali kapal yang ditumpangi para imigran tenggelam.
Sementara itu Menteri Pertahanan Thailand, Jenderal Pravit Wongsuwan, memperingatkan kepada kapal-kapal migran untuk tidak memasuki wilayah negara itu tanpa izin.
"Bagi kapal-kapal di luar perairan Thailand, kami peringatkan kepada mereka untuk tidak masuk ke wilayah Thailand. Bila mereka masuk, mereka masuk ke negara kami secara gelap," kata Wongsuwan.
"Bila mereka nekat, mereka akan segera ditahan," katanya.


Credit  KOMPAS.com






Studi: Orang Melayu, Petani Pertama di Dunia

Mereka bertani dan beternak di daratan yang kini tenggelam: Sunda

Studi: Orang Melayu, Petani Pertama di Dunia
[Close]Ads bySelectionLinks
Petani di areal sawah di Jawa Timur (ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
[Close]Ads bySelectionLinks
  CB - Penelitian Arkeolog Malaysia menyebutkan orang Melayu merupakan petani pertama. Orang Melayu, kata peneliti, lebih dahulu menjalankan praktik tani dengan budidaya padi dan beternak wilayah di Benua Sunda (Sundaland) pada masa lalu.

Presiden Institut Arkeologi Malaysia (IAAM), Dato Nik Hassan Shuhaimi Nik Abdul Rahman menyebutkan orang Melayu sudah bertani padi dan memelihara ternak pada 10 ribu sampai 14 ribu tahun lalu.

Dikutip Phys.org, Senin 18 Mei 2015, hal itu terungkap dalam seminar Asal-usul Orang Melayu dan kerajaan di Asia Tenggara yang diselenggarakan pertengahan bulan lalu.

Nik Hassan mengatakan ras Melayu yang dikenal Malay-Polyenesians itu mendirikan kerakaan yang polanya meminjam dari budaya India.

Seiring perluasan kerajaan, maka wilayah kerajaan ras Melayu kemudian muncul di Funan, Chanpa, Langkasuka, Sriwijaya, Majapahit dan Malaka.

Ditambahkan Nik Hassan, peradaban Melayu berkontribusi bagi peradaban dunia pada umumnya. Peradaban ini memberikan pengaruh pada kehidupan sosial budaya, bahasa, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi militer sampai hubungan antarbangsa.

Penelitian yang dijalani arkeolog tersebut juga menemukan bahwa orang Melayu berasal dari Benua Sunda. Wilayah semenanjung cekung besar yang membentuk Laut Jawa, Malaka, Selat Sunda dan pulau di sekitarnya.

Dia menambahkan pada masa lalu akibat naiknya permukaan laut menyebabkan pulau-pulau di Benua Sunda menyusut. Maka para pengembara laut saat itu terpaksa menjelajahi setiap sudut Melayu.

Dalam seminar itu, peneliti sejarah dan penulis studi, Zaharah Sulaiman mengatakan ras Melayu berasal dari nenek moyang Aborigin Orang Asli yang berakar dari Benua Sunda. Nenek moyang ras Melayu itu muncul dari 60 ribu tahun lalu.

Pendapat Zaharah itu dibuktikan dari hasil studi DNA yang dilakukan pada Orang Asli dan sisa-sisa manusia prasejarah.

Pada gilirannya orang Melayu menyebar ke berbagai wilayah melalui migrasi dan akhirnya membentuk suku Proto melayu dan masyarakat adat di Asia Tenggara.




Credit  VIVA.co.id

Duta Besar RI untuk Pakistan Meninggal Dunia

Burhan Muhammad meninggal usai dirawat delapan hari di Singapura.

Duta Besar RI untuk Pakistan Meninggal Dunia
Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan Raheel Sharif (kanan) menghibur kerabat dari seorang diplomat yang terluka dalam kecelakaan helikopter, di Islamabad, Sabtu (9/5/2015). (REUTERS/Faisal Mahmood)
 
  CB - Usai dirawat selama delapan hari di Singapore General Hospital (SGH), Singapura, Duta Besar RI untuk Pakistan, Burhan Muhammad, dilaporkan meninggal dunia pada dini hari tadi. Kondisi kesehatan mantan Deputi Kepala Badan Intelijen Negara untuk urusan luar negeri itu diketahui telah menurun sejak Senin kemarin.

Informasi duka ini disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi, melalui pesan pendek kepada VIVA.co.id sekitar pukul 01.30 WIB pada Selasa dini hari, 19 Mei 2015.

"Innalilahi wa innallilahi rojiun, telah berpulang ke pangkuan Allah, Dubes Burhan Muhammad di Singapura pukul 00.50 pada tanggal 19 Mei 2015," tulis mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda itu.

Retno berharap semoga arwah almarhum mendapat tempat yang baik di sisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dalam menerima berita duka tersebut. Jenazah rencananya akan diterbangkan dari "Negeri Singa" lalu disemayamkan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat.

Ini menjadi pukulan kedua bagi keluarga, karena sebelumnya istri Burhan, Hery Listyawati, juga tak dapat diselamatkan ketika menjadi korban jatuhnya helikopter di Pakistan pada 8 Mei lalu. Jasad Lilis --sapaan akrab Hery Listyawati-- telah dimakamkan di Yogyakarta pada Kamis pekan lalu.

Kondisi Burhan kian memburuk usai dilakukan operasi perdana di Singapura. Kendati selamat, Burhan menderita luka bakar yang parah. 60 persen tubuhnya mengalami luka bakar lantaran menjadi korban jatuhnya helikopter Mi-17 di wilayah Gilgit, Pakistan.

Pemerintah RI memboyong Burhan ke SGH karena di sana terdapat fasilitas perawatan untuk luka bakar yang terkenal di kawasan Asia Pasifik. 

Burhan diketahui mulai bertugas sebagai Dubes di Pakistan pada November 2012 lalu.



Credit  VIVA.co.id




Senin, 18 Mei 2015

Politikus Amerika Serikat Akui Perang Irak Kesalahan Besar


Politikus Amerika Serikat Akui Perang Irak Kesalahan Besar
Net
Saat patung Saddam Husein dijatuhkan, menyusul kejatuhan pemerintahnya.
 
CB, AMERIKA - Politikus Amerika Serikat akhirnya mencapai kesepakatan tidak menyenangkan, bahwa perang Irak selama ini adalah kesalahan.

Presiden Amerika ketika itu George W. Bush membela keputusannya berperang pada 2003. Tapi politikus terkenal Partai Republik dan Partai Demokrat berharap presiden mendatang mengatakan seandainya tahu bakal seperti sekarang, Amerika tak akan menginvasi Irak.
Bahkan adik George W. Bush, Jeb Bush, yang mungkin akan mencalonkan diri menjadi presiden dari Partai Republik, mengatakan ia tidak akan maju perang karena ternyata Saddam Hussein tidak memiliki senjata pemusnah massal.

Hillary Rodham Clinton, yang mencalonkan diri menjadi kandidat presiden dari Partai Demokrat, memilih perang semasa menjadi senator. Kini ia mengatakan itu adalah keputusan salah.
Politisi yang mencalonkan diri menjadi presiden jarang mendahului opini publik. Jajak pendapat menunjukkan, kebanyakan orang Amerika kini menilai perang Irak adalah kegagalan.

Credit  TRIBUNNEWS.COM


Pesawat Angkatan Laut AS Jatuh di Hawaii, 1 Tewas dan 21 Cedera


Pesawat Angkatan Laut AS Jatuh di Hawaii, 1 Tewas dan 21 Cedera
Buzz Feed
Asap mengepul saat pesawat jatuh. 
 

CB - Sebuah pesawat terjatuh saat gagal melakukan pendaratan di Hawaii, Amerika Serikat, pada Minggu (17/05/2015) kemarin, sekitar pukul 11 siang waktu setempat.
Kejadian ini menewaskan seorang tentara angkatan laut Amerika dan 21 penumpang kapal lainnya mengalami cedera.
Pesawat MV-22 Osprey itu dikatakan BuzzFeed News mengangkut 22 tentara.
Para tentara yang selamat dari kejadian dan terluka parah langsung dibawa ke rumah sakit setempat.
Detail selanjutnya mengenai korban cedera itu belum diketahui.
Seorang saksi mata, Ken Quinata, mengaku dirinya sempat melihat kejadian itu.

Menurutnya, pendaratan pesawat itu dinilai tidak biasa, sebab pesawatnya terlalu dekat. Tiba-tiba saja, pesawatnya jatuh dan terbakar.
"Apinya menyambar hingga ketinggian 20 kaki dan banyak orang berlarian untuk mencoba melakukan pertolongan sebisanya," terangnya kepada KHON2.
Ia pun melihat ada beberapa tenaga medis yang langsung beraksi dan menarik para korban.
Sebagian orang lainnya melakukan praktek CPR (nafas buatan) pada beberapa tentara dari pesawat jatuh tersebut.
The Associated Press melaporkan setelah kejadian tersebut, regu pemadam kebakaran Honolulu langsung ke lokasi peristiwa, yang bertempat di dekat pangkalan udara Bellows Air Force Base di Waimanalo, Oahu.
Sementara, untuk mengangkut para korban selamat, sebuah bis kota digunakan dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat agar 21 korban tersebut mendapatkan penanganan dan pemeriksaan lebih lanjut.
Berdasarkan pengakuan pihak angkatan laut Amerika, pada saat itu Osprey memang sedang digunakan oleh sebuah unit ekspedisi angkatan laut untuk pelatihan pasukan di area pelatihan Marine Corps Training Area.


"Para tentara sedang melakukan pelatihan rutin saat itu," demikian pernyataan dari Korps Marinir kepada media. Pernyataan resmi tersebut juga menyebutkan bahwa penyebab dari kecelakaan ini masih menjadi bahan investigasi.
Menurut Kapten Alex Lim, Osprey merupakan pesawat yang terpercaya dan digunakan dalam pelatihan prosedur lepas landas dan mendarat di laut.
Sebelumnya, pesawat tersebut bahkan digunakan dalam misi penyelamatan di Nepal dan Filipina.


Credit  TRIBUNNEWS.COM


Singapura Kutuk Tindakan Militer Iran Tembaki Kapal Tanker

Kapal perang militer Iran (Foto: AP)
Kapal perang militer Iran (Foto: AP)
SINGAPURA  (CB) – Pemerintah Singapura dilaporkan geram atas tindakan kapal Angkatan Laut Iran yang menembaki kapal tanker Singapura, Alpine Eternity. Hal itu disampaikan melalui Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA).
Pihak MPA dikabarkan telah mendesak Pemerintah Iran untuk mengusut tuntas insiden penembakan yang dilakukan Angkatan Lautnya di peraian internasional.
“Dengan hormat, kami melaporkan adanya insiden penembakan terhadap kapal tanker kami, Alpine Eternity, yang berlokasi di wilayah peraian internasional, bukan wilayah peraian negara tertentu. Pemerintah Singapura mengutuk keras insiden tersebut,” demikian pernyataan MPA, seperti dikutip Al Arabiya, Senin (18/5/2015).
“Penembakan oleh kapal Angkatan Laut (AL) Iran merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Kebebasan navigasi dan arus bebas perdagangan sangat penting untuk Singapura. Kami ingin Pemerintah Iran mengusut tuntas kasus ini,” lanjut pernyataan tersebut.
Sebagaimana diberitakan, Angkatan Laut Iran dilaporkan telah mencegat dan menembaki kapal tanker berbendera Singapura (Alpine Eternity) di wilayah perairan internasional, lebih tepatnya dekat wilayah peraian Uni Emirat Arab (UEA).
Pemilik kapal Alpine Eternity, South Maritime Pte. Ltd, menyatakan pihak AL Iran semula melepaskan tembakan peringatan. Namun, mereka langsung mengarahkan senjata ke kapal setelah menolak untuk berhenti.
Kapal tersebut kemudian melarikan diri ke perairan UEA yang dijaga ketat patroli pantai wilayah tersebut.



Credit  Okezone

Waspada Iran, Saudi Rencanakan Beli Nuklir dari Pakistan

Presiden AS dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bi Nayef dalam pertemuan di Camp David, AS. (Foto : Reuters)
Presiden AS dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bi Nayef dalam pertemuan di Camp David, AS.

RIYADH  (CB) - Perjanjian mengenai program nuklir Iran yang sedang berjalan menimbulkan keresahan bagi Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi dikabarkan berencana untuk membeli senjata nuklir dari sekutunya, Pakistan.
“Kami tidak bisa diam saja sementara Iran diizinkan untuk meningkatkan kapabilitasnya dengan riset (nuklir) nya,” demikian ujar petinggi Arab tersebut kepada New York Times, Senin (18 /5/2015).
Pernyataan ini dipertegas dengan ucapan dari kepala dinas intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki bin Faisal. Dia mengatakan apa pun yang dimiliki oleh Iran, maka Arab Saudi akan memilikinya juga.
Dinas intelijen Amerika Serikat (CIA) telah berasumsi bahwa Arab Saudi akan menjalakan rencananya untuk memperoleh senjata nuklir. Namun mereka masih mencari tahu apakah Pakistan telah menyuplai negara teluk itu dengan senjata dan teknologi nuklir atau belum.
“Kami tahu barang-barang ini (nuklir) tersedia bagi mereka. Kita harus berasumsi bahwa Saudi telajh memutuskan untuk memiliki senjata nuklir,” kata seorang pejabat intelijen AS, yang tidak disebutkan namanya, seperti yang dikutip IBTimes, Senin (18/5/2015).
Pakistan dan Arab Saudi memiliki hubungan yang erat. Penolakan Pakistan untuk berpartisipasi dalam koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk menyerang Yaman diyakini tidak terlalu mempengaruhi hubungan kedua negara. Hubungan ini akan mempermudah Arab Saudi untuk mendapat teknologi dan senjata nuklir jika mereka mau.



Credit   Okezone

Ukraina Tangkap Dua Tentara Rusia


Tentara Ukraina. (Foto: Reuters)
Tentara Ukraina. (Foto: Reuters)
SHCHASTYA  (CB) – Militer Ukraina berhasil menangkap dua tentara milik Rusia di wilayah timur. Kedua pasukan tersebut ditangkap di Kota Shchastya.
 Serangan Separatis, 14 Prajurit Ukraina Tewas
Sebuah video memperlihatkan salah satu tentara yang ditangkap mengatakan dia merupakan seorang berpangkat sersan di Kota Togliatti, Rusia. Rusia berkali-kali membantah mengirimkan pasukan untuk membantu pemberontak.
Sebagaimana diberitakan BBC, Senin (18/5/2015), tentara yang tertangkap itu mengatakan sejumlah pasukan nasional Rusia juga dikirimkan untuk bertarung dengan Ukraina di wilayah timur Luhansk dan Donetsk.
 Ukraina Siap Tarik Pasukan
Pertempuran antara Ukraina dengan pemberontak pro-Rusia itu sudah menewaskan 6.000 warga. Perang itu sudah berlangsung sejak April 2014 ketika kelompok pemberontak itu menguasai Luhansk dan Donestk.
Hal ini terjadi satu bulan setelah Rusia merebut Semenanjung Krimea. Juru Bicara Militer Ukraina, Andriy Lisenko mengatakan, kedua tentara itu tertangkap di wilayah Shchastya, Luhansk, oleh relawan batalion Aydar.


Credit  Okezone

FBI Selidiki Hacker yang Mengklaim Kendalikan Pesawat


FBI Selidiki Hacker yang Mengklaim Kendalikan Pesawat Ilustrasi (Thinkstock/scyther5)
 
Jakarta, CB -- Hacker asal Amerika Serikat mengklaim telah mengendalikan pesawat saat ia berada di dalamnya. FBI langsung mengusut pristiwa tersebut.

Chris Roberts membuat heboh netizen dengan berbagai cuitannya di Twitter soal pembajakan pesawat. Pria ini mengklaim bisa masuk ke sistem pesawat, lalu mengendalikan beberapa fungsinya, termasuk arah dan kecepatan pesawat.

Pengakuan Roberts langsung ditelusuri FBI. Mereka menginterogasi pria AS tersebut dengan sejumlah pertanyaan.

"Ia mengaku telah membuat pesawat naik secara tiba-tiba dan bergerak ke samping saat berada di dalam penerbangan," kata salah satu agen khusus FBI, Mark Hurley.

"Ia juga mengaku menggunakan software khusus untuk membajak atau meretas sistem pesawat," katanya lagi, seperti dikutip dari Scotsman, Senin (18/5).


Sebelumnya Roberts menuliskan sederet kicauan soal bagaimana ia meretas pesawat yang tengah ia tumpangi. Pertama ia masuk melalui sebuah kotak elektronik yang ada di bawah bangku penumpang.

Pria ini hanya butuh kabel, latop dan password sistem pesawat yang belum pernah diubah. Menurut FBI, Roberts sudah melakukan aksi ini dibelasan pesawat sejak 2011 lalu.

"Lima tahun terakhir saya terobsesi dengan keamanan pesawat, dan situasi sekarang ini memaksa saya untuk lebih banyak berbicara," kata Roberts.

Hingga saat ini kasus Roberts masih terus diselidiki kebenarannya oleh FBI.


Credit  CNN Indonesia

Hacker Klaim Bisa Kendalikan Pesawat


Hacker Klaim Bisa Kendalikan Pesawat Ilustrasi dalam pesawat (CNN Indonesia/Safir Makki)
 
Jakarta, CB -- Chris Roberts seorang hacker yang juga ahli keamanan siber asal Amerika Serikat baru-baru ini diintrogasi oleh agen intelejen AS (FBI). Sebabnya dia mengklaim bisa meretas sistem pesawat United Airlines.

Pengakuan yang dicuitkan di Twitter tersebut membuat heboh karena dia menemukan celah keamanan di sistem Inflight Entertaiment System (IFE) di pesawat United Airlines jenis Boeing 737 757 dan Airbus A320.


IFE sendiri memang biasa digunakan untuk maskapai penerbangan untuk memutar segala jenis hiburan di atas pesawat yang digunakan oleh penumpang.

Seperti dikutip dari The Verge, Chris Roberts pada Bulan April sempat dilarang melakukan penerbangan menggunakan United Airlines karena mentweet lelucon tentang mengeksploitasi kerentanan kontrol penerbangan saat pesawat mengudara.

Roberts sebelumnya telah bertemu dengan FBI pada bulan Februari untuk membahas kerentanan di IFE. Dia mengklaim mendapatkan akses fisik ke sistem tersebut yang biasanya dipasangkan di bawah kursi pesawat.

Setelah berhasil masuk, dia bisa mengakses sistem lain, termasuk Thrust Management Computer yang mengendalikan mesin pesawat dari jarak jauh.

Soal kemampuan setelah meretas masuk ada dua perbedaan tersendiri. Disebutkan bahwa dia berhasil melakukan perintah seperti mengontrol mesin untuk menyampingkan posisi pesawat. Sementara FBI mengatakan Chris tak sampai melakukan hal tersebut.

Apapun yang dikatakan atau dilakukan oleh Roberts, sudah sepatutnya semua maskapai waspada terhadap sistem di dalam tubuh pesawat tersebut.


 Credit  CNN Indonesia





Tahapan Menuju Roket Pengorbit Satelit, Lapan Berhasil Luncurkan RX-450



 
Peluncuran RX-450

LAPAN berhasil meluncurkan roket RX-450. Peluncuran berlangsung di Balai Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk, Jawa Barat, Rabu (13/5). RX 450 merupakan roket sonda yang mempunyai diameter 450 mm yang dapat digunakan untuk mengukur parameter atmosfer.

Roket ini direncanakan mampu mencapai ketinggian dan jangkauan maksimum berturut-turut sebesar 44 km dan 129 km jika ditembakkan pada sudut elevasi 70 derajat. Roket RX 450 merupakan bagian dari roket bertingkat yang akan digunakan sebagai Roket Pengorbit Satelit (RPS). Uji terbang roket ini merupakan bagian dari tahapan dalam penguasaan roket RPS yang direncanakan dapat membawa muatan 50 kg ke orbit rendah.

Pada uji terbang roket RX 450 tersebut motor roket dapat berfungsi dengan baik untuk membawa terbang roket. Beberapa hal masih harus terus dilakukan untuk memperoleh hasil terbang yang maksimal.

Setelah peluncuran RX-450, Lapan berencana untuk menuju peluncuran berikutnya yaitu RX-550 dan roket berdiameter yang lebih besar. Hasil peluncuran tersebut menjadikan motivasi bagi Lapan untuk lebih maju dalam peningkatan dan pengembangan teknologi antariksa khususnya roket.

Peluncuran disaksikan oleh Kepala Lapan Prof. Thomas Djamaluddin, Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Dr. Rika Andiarti beserta pejabat struktural dan para peneliti Lapan, perwakilan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta PT Pindad.


Credit  Lapan.go.id


Pentagon: Ramadi Jatuh ke Tangan ISIS, AS 'Bergerak'

Pentagon: Ramadi Jatuh ke Tangan ISIS, AS 'Bergerak'
Kondisi kota Ramadi saat terjadi baku tembak antara pasukan khusus Irak dengan pasukan Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) di kota Ramadi, Irak, 19 Juni 2014. REUTERS

CB, Washington - Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kian kuat dalam pertempuran di Ramadi. Terkait hal ini, Pentagon pada hari Minggu menegaskan bahwa jika sampai kota di Irak barat ini jatuh, koalisi pimpinan AS akan bergerak mendukung pasukan Irak untuk mengambil kembali wilayah itu.

Sebelumnya, ISIS menyatakan akan segera menguasai Ramadi. Jika hal ini terjadi, maka akan menandai kekalahan besar bagi pemerintah Bagdad.

"Ramadi telah diperebutkan sejak musim panas lalu. ISIS sekarang berada di atas angin," kata juru bicara Pentagon, Elissa Smith. Dia mengatakan kehilangan wilayah itu tidak akan berarti aksi militer Irak atas ISIS akan berubah.

"Koalisi harus mendukung pasukan Irak untuk mengambil kembali wilayah itu," kata Smith. Ia menyatakan AS akan membantu dengan serangan udara dan pemberian nasihat terkait strategi perang.

Dilaporkan Guardian, pertempuran di Ramadi berlangsung sengit beberapa hari ini. Pasukan militer Irak dikabarkan melarikan diri setelah serangan terbaru ISIS. Pasukan juga meninggalkan senjata dan puluhan kendaraan militer dari ibu kota Provinsi Anbar.

Jatuhnya kota, yang terletak di sebelah barat Bagdad, datang hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Irak menyerukan pertahanan di wilayah itu harus diperkuat. Muhammad Haimour, juru bicara gubernur Provinsi Anbar, mengatakan pada hari Minggu malam itu Ramadi telah diambil oleh pejuang ISIS. Mereka juga mengambil komando operasional militer. "Kita ini telah benar-benar dikuasai," kata Haimour.


 Credit  TEMPO.CO





Pengamat: PBB Ompong Sikapi Hukuman Mati Bomber Boston

Giliran hukuman mati diberlakukan di Indonesia, PBB mengecam.

Pengamat: PBB Ompong Sikapi Hukuman Mati Bomber Boston
esiden Joko Widodo menyambut kedatangan Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk melakukan pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEAN ke-25 di Myanmar, Kamis (13/11).  (ANTARA/Widodo S. Jusuf)

CB - Pengamat hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mempertanyakan respons PBB terhadap vonis mati yang dijatuhkan kepada pelaku pengeboman marathon Boston, Dzhokhar Tsarnaev. Remaja berusia 21 tahun itu dijatuhi hukuman mati dalam persidangan hari Jumat pekan lalu.

Melalui keterangan tertulisnya yang diterima VIVA.co.id pada Senin, 18 Mei 2015, guru besar Hukum Internasional UI itu menanti bagaimana reaksi yang akan ditunjukkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dalam menyikapi vonis mati yang dijatuhkan oleh pengadilan federal Massachusetts, Amerika Serikat.

"Apakah Ban berani mengeluarkan kritik dan ceramahnya kepada AS sama ketika Indonesia akan melaksanakan hukuman mati atas Andrew Chan dan Myuran Sukumaran? Ataukah Ban Ki-moon akan diam seribu bahasa dengan alasan yang menjatuhi hukuman mati itu adalah negara besar?," tanya pengajar fakultas hukum itu.

Dia melanjutkan atau karena Dzhokhar pelaku teror dan berasal dari Kyrgyztan yang mayoritas beragama Islam, lalu PBB ompong dalam menyatakan sikap. Sehingga, seolah-olah hukuman mati pantas dijatuhkan kepada pelaku teror.

"Jawaban ini semua terpulang pada Sekjen PBB. Tetapi, bila Sekjen PBB diam dan tak memberi komentar maka benar, saat Indonesia melaksanakan hukuman mati Sekjen PBB lebih berpikah kepada negara-negara tertentu," tambah Hikmahanto.

Dia menyatakan, ini menjadi pelajaran bagi siapa pun penyelenggara di bidang urusan luar negeri agar tidak sekali-kali gentar dengan kritikan dan tekanan dari luar negeri termasuk PBB.

Stasiun berita CNN pada Sabtu pekan lalu melaporkan hukuman mati yang dijatuhkan oleh juri pengadilan dianggap telah melalui persidangan yang adil dan berimbang. Juri mengambil keputusan tersebut setelah melalui proses perundingan selama 14 jam dalam tiga hari.

Juri juga menilai Dzhokhar tidak menunjukkan rasa penyesalan sama sekali usai melakukan aksi teror pada 15 April 2013 lalu. Namun, hakim belum membacakan vonis hukuman mati di pengadilan.



Credit  VIVA.co.id




Juri Jatuhkan Hukuman Mati untuk Bomber Boston


Juri Jatuhkan Hukuman Mati untuk Bomber Boston
Dzhokhar Tsarnaev (21 tahun), pelaku pengeboman Boston. (REUTERS/FBI/Handout )
 
  CB - Juri federal pada Jumat kemarin akhirnya menjatuhkan hukuman mati bagi pelaku bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev. Keputusan itu diambil usai dilakukan perundingan selama 14 jam.

Stasiun berita CNN, Sabtu, 16 Mei 2015 melansir pernyataan juri yang menilai Dzhokhar  tidak menunjukkan rasa penyesalannya sama sekali usai melakukan aksi teror pada 15 April 2013 lalu yang telah menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 orang. Ketika juri membacakan keputusan mereka, remaja berusia 21 tahun itu tidak menunjukkan reaksi apa pun.

Kepalanya hanya tertunduk dan tangan yang dilipat di bagian bawah. Sementara, beberapa korban yang selamat dan kerabat mereka kerap menyeka air matanya ketika mendengar keputusan juri di ruang sidang.

Bagi Jaksa Agung, Carmen Ortiz, hukuman mati yang dijatuhkan bagi Dzhokhar telah melalui persidangan yang adil dan berimbang. Keputusan ini juga sekaligus menandakan kali pertama usai peristiwa 11 September 2001, Jaksa Penuntut Umum Federal memenangkan hukuman mati dalam kasus terorisme.

"Bahkan ketika mengingat kembali peristiwa horor atau tragedi itu, kami tidak terintimidasi oleh perbuatan teror atau paham radikal," kata Ortiz.

Dia mengatakan, aksi pengeboman bukan bagian dari tindakan beragama. Kendati pelaku mengklaim mewakili Islam. Menurutnya, ini merupakan sebuah tindak kejahatan politik yang dilakukan oleh dua orang dewasa yang mengadopsi paham kebencian.

"Ini waktunya untuk membalikkan halaman di bab ini," kata Ortiz.

Sementara, Wali Kota Boston, Martin Walsh, dalam sebuah pernyataan mengucapkan terima kasih kepada para juri.

"Saya berharap vonis ini bisa memberikan sedikit akhir bagi korban selamat, keluarga dan semua orang yang terkena imbas dari tindak kekerasan dan peristiwa tragis dalam perlombaan marathon Boston tahun 2013 lalu. Kami akan mengenang selamanya dan menghormati mereka yang meninggal dan terkena imbas dari peristiwa itu," ujar Walsh.

Keputusan itu juga disambut baik oleh korban luka yang ikut menghadiri sidang pada Jumat kemarin. Salah satunya adalah Sydney Corcoran.

"Ibu saya dan saya berpikir kini dia akan pergi dan kami dapat melanjutkan hidup. Keadilan. Dalam bahasa mereka sendiri, 'mata diganti dengan mata'," tulis Corcoran di akun Twitternya.

Namun, tidak semua keluarga korban setuju dengan vonis hukuman mati dari juri. Orangtua bocah delapan tahun, Bill dan Denise Richard justru berharap Dzhokhar tidak dihukum mati. Dalam sebuah artikel yang ditulis di harian Boston Globe bulan lalu, keduanya meminta pemerintah agar tidak menjatuhkan hukuman mati karena tidak akan menutup derita mereka kehilangan Richard.

Negara bagian Massachusetts memang sudah mengakhiri hukuman mati sejak tahun 1984 lalu. Tetapi, Dzhokhar didakwa dengan dakwaan pengadilan federal sehingga memungkinkan untuk dieksekusi.

Kemungkinan besar Dzhokhar akan dikirim ke penjara di Terre Haute, Indiana. Tetapi, hal itu belum bisa diputuskan hingga hakim secara resmi menjatuhkan vonis di pengadilan. Hingga saat ini belum ada tanggal penjatuhan vonis yang ditetapkan.




Credit  VIVA.co.id


Vietnam Tolak Larangan Tangkap Ikan di Laut Cina Selatan


Vietnam Tolak Larangan Tangkap Ikan di Laut Cina Selatan  
Anggota Pasukan Penjaga Pantai Vietnam bertugas mengawasi wilayah negara itu di Laut Cina Selatan. (Reuters/Martin Petty)
 
 
Hanoi, CB -- Vietnam menentang keras larangan pengambilan ikan sementara yang diterapkan Tiongkok di sebagian area Teluk Tonkin, wilayah laut yang dimiliki oleh kedua negara.

Langkah Tiongkok ini diambil ketika kedua negara berupaya memperbaiki hubungan setelah terjadi pertikaian bilateral pada Mei tahun lalu, ketika Tiongkok mengerahkan anjungan minyak lepas pantai di wilayah perairan yang diklaim milik Vietnam.

Insiden ini menyebabkan konfrontasi antara kapal laut kedua negara, dan juga protes anti-Tiongkok yang diwarnai dengan kekerasan di Vietnam.


Kementerian luar negeri Vietnam mengunggah pernyatan di situsnya bahwa larangan seluruh kegiatan penangkapan ikan antara 16 Mei dan 1 Agustus itu melanggar hukum internasional, hak-hak kedaulatan dan yurisdiksi Vietnam.

Kantor berita resmi Tiongkok Xinhua mengatakan, Tiongkok menerapkan larangan penangkapan ikan tahunan sejak 1999 “untuk mempromosikan perkembangan berkesinambungan bagi industri perikanan di Laut Cina Selatan, dan melindungi kepentingan mendasar para nelayan”.

Pihak berwenang Tiongkok mengancam akan menghukum pelaku pelanggaran aturan ini dengan denda, pencabutan ijin, penyitaan kapal dan kemungkinan dakwaan pidana.

Tiongkok dan Vietnam sama-sama mengklaim memiliki sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan dan sejumlah pulau terpencil dan batu karang.

Ketegangan kedua negara meningkat pada 2012 dan 2014 setelah Beijing menahan sejumlah nelayan Vietnam karena mencari ikan di perairan yang diperebutkan. Kedua negara sama-sama menuduh masing-masing pihak melakukan intimidasi dan aksi menabrak kapal dengan sengaja.

Harian China Daily melaporkan bahwa pada Minggu (17/5), Menteri Pertahanan Tiongkok Chang Wanquan mengatakan kepada mitranya dari Vietnam Phung Quang Thanh bahwa kedua negara memiliki “kebijakan dan kemampuan untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah kelautan”.

Pertemuan pertama kedua menteri pertahanan ini diadakan di provinsi Yunnan, Tiongkok.

Beijing mengklaim lebih dari 90 persen wilayah Laut Cina Selatan yang berpotensi kaya akan energi, berdasarkan peta resmi wilayah yang memperlihatkan garis cakupan wilayah Tiongkok yang mencapai hingga wilayah Asia Tenggara.

Negera itu baru-baru ini mempercepat kegiatan membangun satu pulau di deretan karang dangkal di wilayah yang diperebutkan.

Filipina, Malaysia, Taiwan dan Brunei juga memiliki klaim atas wilayah Laut Cina Selatan.



Credit  CNN Indonesia



Gencatan Senjata Berakhir, Serangan Udara Yaman Dilanjutkan


Gencatan Senjata Berakhir, Serangan Udara Yaman Dilanjutkan 
  Saksi mata di lapangan mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menndengar ledakan di distrik Khor Maksar. (Ilustrasi/Reuters/Khaled Abdullah)
 
 
Jakarta, CB -- Koalisi negara Arab pimpinan Arab Saudi melanjutkan kembali serangan udara di Yaman setelah perjanjian gencatan senjata selama lima hari sejak Selasa berakhir pada Minggu (17/5) malam.

Saksi mata di lapangan mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menndengar ledakan di distrik Khor Maksar.

Pada Minggu malam, juru bicara militer Yaman yang bersekutu dengan pemberontak al-Houthi mengatakan bahwa ia menyambut usulan perpanjangan waktu gencatanb senjata dari perwakilan PBB agar memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke negara itu.


Gencatan senjata diberlakukan di Yaman untuk memungkinkan masuknya bantuan makanan, bahan bakar, serta obat-obatan yang diperlukan oleh jutaan warga Yaman yang terjebak konflik sejak koalisi Arab menyerang Yaman guna menyingkirkan Houthi.

“Kami menyambut seruan perwakilan Yaman untuk PBB…. terkait perpanjangan gencatan senjata dan kebutuhan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga,” kata Brigjen Sharaf Luqman kepada kantor berita Yaman yang kini dikuasai oleh Houthi, SABA.

Meski begitu, selama gencatan senjata, pertempuran sporadis tetap terjadi, 15 orang dilaporkan tewas pada tengah malam Sabtu menjelang Minggu di koa Taiz dan Dhalea.

Di sisi lain, Arab Saudi mengatakan bahwa perpanjangan gencatan senjata tergantung pada Houthi dan sekutunya, mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.

Saudi menuduh Houthi melanggar gencatan senjata namun mereka menahan diri agar bantuan bisa tetap masuk.
 
Bantuan kemanusiaan dibutuhkan oleh jutaan warga Yaman yang terjebak konflik sejak serangan udara pimpinan Saudi dimulai akhir Maret lalu. (Reuters/Mohamed al-Sayaghi)

Wakil Presiden Yaman Khaled Bahah, yang kini juga berada di Riyadh bersama Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, mengatakan bahwa ia ingin memperpanjang gencatan senjata namun semuanya bergantung pada situasi di lapangan.

“Gencatan senjata perlu diperpanjang, tidak hanya beberapa hari, namun itu tergantung pada situasi di lapangan…. Namun harapan dari kami pemerintah, bahwa kita perlu memperpanjang (gencatan senjata),” kata Bahah.

Bantuan disalurkan

Pada Jumat, badan kesehatan PBB, WHO, mengatakan lebih dari 20 ton persediaan medis telah dikirim dari Dubai ke Djibouti ke Yaman.

Sebuah perusahaan kargo di Yaman mengatakan bahwa tujuh kapal berisi bahan bakar, gandum dan makanan lain berlabuh di pelabuhan Hudaydah dan al-Mukalla pada Jumat.

Pada Minggu, sebuah kapal dengan lebih dari 30 ribu paket makanan dikirim dari Uni Emirat Arab di pelabuhan al-Buraiqa, dekat dengan kilang minyak di selatan Aden.




Credit  CNN Indonesia


Polisi Israel Bentrok dengan Warga Palestina di Yerusalem


Polisi Israel Bentrok dengan Warga Palestina di Yerusalem  
Polisi memperkirakan lebih dari 30 ribu warga Israel berbaris melalui wilayah yang sebagian besar dihuni umat Muslim di Yerusalem hingga ke wilayah Tembok Ratapan, atau Western Wall. (Reuters/Baz Ratner)
 
Jakarta, CB -- Bentrok tak terhindarkan terjadi antara polisi Israel dengan puluhan warga Palestina yang melemparkan batu ke arah warga Israel yang tengah melakukan pawai pada Hari Yerusalem, atau Jerusalem Day, memperingati penguasaan Israel atas Yerusalem Timur sejak 1967 di Kota Tua Yerusalem, Minggu (18/5).

Dilaporkan Reuters, pihak kepolisian menyatakan dua petugas terluka akibat lemparan batu saat melindungi ribuan massa Yahudi. Sebanyak enam warga Palestina ditangkap akibat insiden ini.

Dalam siaran televisi Reuters terlihat sejumlah polisi bersenjatakan tongkat menyeret kaki dan tangan beberapa warga Palestina untuk menarik mereka dari lokasi kejadian yang berada di luar gerbang Damaskus menuju Kota Tua  yang ramai.

Polisi memperkirakan lebih dari 30 ribu warga Israel berbaris melalui wilayah yang sebagian besar dihuni umat Muslim di Yerusalem hingga ke wilayah Tembok Ratapan, atau yang dikenal juga dengan Western Wall, yang merupakan sisa dari bangunan kuil yang dihancurkan bangsa Roma kuno.

Polisi menyarankan pedagang Muslim untuk menutup toko mereka selama pawai Hari Yerusalem, yang merayakan berhasil direbutnya Yerusalem Timur dari Yordania.

Israel kemudian menganeksasi Yerusalem Barat dan menjadikan wilayah ini sebagai bagian dari ibu kota mereka, meskipun langkah ini dikecam publik internasional.

Perebutan Yerusalem Timur sebenarnya terjadi pada bulan Juni 1967, namun peringatannya dirayakan pada bulan Mei karena Israel menandai peristiwa tersebut menurut kalender bulan Yahudi.


Pawai berakhir di Temple Mount, atau yang dikenal juga dengan Al-Haram asy-Syarif, yang berlokasi di sebelah Tembok Ratapan. Al-Haram asy-Syarif berisi Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah atau Dome of the Rock.

Warga ultranasionalis Israel meminta hak beribadah di wilayah tersebut, yang menyebabkan peningkatan ketegangan dengan warga Palestina.

Kota Tua Yerusalem juga merupakan rumah bagi sejumlah situs besar keagamaan umat Kristen seperti Gereja Makam Suci, tempat Yesus disalibkan, dikuburkan dan dibangkitkan.

Warga Palestina, yang berjumlah lebih dari 30 persen dari keseluruhan populasi kota ini, tengah berupaya mendapatkan pengakuan internasional atas Negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Palestina juga ingin agar Jerusalem Timur menjadi ibu kota negara mereka.

Pawai warga Israel diselenggarakan setelah Mahkamah Agung menolak permohonan sejumlah kelompok pemerhati hak sipil Israel untuk melarang pawai itu melewati sebagian besar wilayah yang dihuni warga Palestina untuk menghindari kekerasan.

Hakim menyatakan pengamanan polisi akan melindungi jalannya pawai di wilayah tersebut.



Credit  CNN Indonesia


Roket Luar Angkasa Rusia Terbakar Setelah Diluncurkan


Roket Luar Angkasa Rusia Terbakar Setelah Diluncurkan 
 
Almaty, CB -- Roket jenis Proton-M Rusia yang membawa satu satelit komunikasi milik Meksiko gagal berfungsi dan terbakar di atas Siberia beberapa menit setelah diluncurkan dari kosmodrome Baikonur, Kazakhstan.

Media Rusia mengutip para pejabat luar angkasa negara itu yang mengatakan bahwa bagian ketiga roket yang membawa satelik komunikasi MexSat-1, mengalami masalah sekitar 500 detik setelah diluncurkan dari Baikonur.

Badan antariksa Rusia Roscosmos mengatakan dalam pernyataan tertulis bahwa satelit, pendorong dan bagian ketiga roket kemudian terbakar di atmosfir.

Jim Kramer, wakil presiden Jasa Peluncuran Internasional, ILS, yang meluncurkan roket itu, mengatakan indikasi awal menunjukkan bahwa piranti keras dari roket itu kembali masuk ke atmosfir burmi di Siberia timur jauh, tetapi sebagian besar kemungkinan sudah hancur.

Dia mengatakan seluruh peluncuran roket pembawa jenis ini sekarang ditunda sementara penyelidikan dilakukan oleh pemerintah Rusia.

Menteri Komunikasi dan Transportasi Meksiko Gerardo Ruiz Esparza mengatakan satelit itu diasuransikan dan pemerintah akan mendapatkan uang ganti rugi secara penuh.


Satelit kedua milik Meksiko akan diluncurkan pada Oktober dari Tanjung Canaveral, Florida, dengan mempergunakan jasa Layanan Peluncuran Komersial Lockheed Martin.

Penyebab kecelakaan yang terjadi pada ketinggian 161 kilometer ini belum diketahui.

Roket jenis Proton milik Rusia, yang sebelumnya dikenal dengan nama UR-500, pertama kali melakukan uji coba penerbangan pada pertengahan 1960.

Roket ini pada awalnya dirancang sebagai rudal balistik antar benua untuk membawa kepala nuklir ke wilayah Amerika Serikat yang merupakan musuh Uni Soviet saat Perang Dingin. Namun, roket ini tidak pernah dimanfaatkan sebagai senjta nuklir.

Citra Tercoreng

Industri luar angkasa Rusia, yang merintis eksplorasi luang angkasa dengan peluncuran satelit pertama dan membawa manusia pertama ke luar angkasa, dibayangi oleh sejumlah insiden yang mencoreng reputasinya.

Pada akhir April, Rusia terpaksa menterlantarkan misi bernilai US$51 juta untuk mengirim pasok ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS, setelah pesawat kargo tak berawak Progress M-27M yang membawa hampir tiga ton pasokan, tidak bisa berlabuh di ISS karena berbagai masalah.

Pada Juli 2013, satu roket pendorong Protes yang membawa tiga satelit navigasi bernilai US$200 juta jatuh sesaat setelah diluncurkan dari kosmodrome Baikonur.

Hanya beberapa jam sebelum kejatuhan Proton pada Sabtu (16/5) ini, kapal luar angkasa Progress M-26 yang berlabuh di ISS, gagal menyalakan mesinnya.

Namun, media Rusia melaporkan awak tidak dalam bahaya.



Credit  CNN Indonesia


Ukraina Akan Bangun Dinding Raksasa Penghalau Tank Rusia


Saat ini pembatas wilayah Ukraina-Rusia hanya pagar berkawat duri (Foto: AP)
Saat ini pembatas wilayah Ukraina-Rusia hanya pagar berkawat duri (Foto: AP)
KIEV   (CB) – Pemerintah Ukraina berencana menambah anggaran untuk proyek pembangunan dinding raksasa pembatas wilayah Ukraina-Rusia. Presiden Ukraina Petro Poroshenko telah setuju membiayai proyek yang dijuluki Great Wall itu senilai 4 triliun hryvnia atau setara Rp2,6 triliun.
Nantinya proyek tersebut menciptakan dinding pembatas sepanjang lebih dari 2.000 kilometer di wilayah perbatasan Ukraina-Rusia. Dinding pembatas itu akan dilengkapi fasilitas antitank yang disembunyikan di dalam parit untuk menghalau tank-tank Rusia jika hendak melewati perbatasan.
Seperti dilansir Sputnik, Jumat (15/5/2015), dinding tersebut juga akan dilengkapi menara pengawas yang sangat tinggi, pos pengamatan, alarm, dan berbagai fasilitas persenjataan.
Proyek pembuatan dinding pembatas wilayah perbatasan Ukraina-Rusia diprediksi selesai dalam tiga tahun ke depan. Saat ini wilayah perbatasan Ukraina-Rusia hanya berupa pagar tinggi yang dilengkapi kawat berduri. Pemerintah Ukraina merasa pagar itu tidak cukup untuk menghalau ancaman Rusia.
Pembuatan proyek Great Wall tentu saja berkaitan dengan konflik berkepanjangan yang terjadi di Ukraina Timur.
Konflik berkepanjangan di Ukraina Timur telah menimbulkan korban jiwa lebih dari 6.000 orang dalam kurun satu tahun. Fakta itu dikemukakan oleh pihak Komisi Tinggi PBB untuk HAM.
Sejak April 2014, setidaknya sebanyak 6.116 orang dari kalangan militer dan warga sipil telah terbunuh akibat konflik antara kelompok separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.
Konflik di Ukraina Timur pecah setelah dua Kota Donetsk dan Luganks yang berada di wilayah Donbass menggelar referendum untuk memisahkan diri.
Setelah referendum, mereka mengumumkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari Pemerintah Ukraina. Namun, Ukraina tidak terima dan menuduh Rusia ikut mendukung kelompok separatis di Ukraina Timur. Sejak saat itulah perang antara kelompok separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina mulai terjadi.



Credit  Okezone

Dihujat Dunia Internasional, Malaysia & Bangladesh Bahas Rohingnya


Imigran Rohingnya (Foto:Reuters)
Imigran Rohingnya (Foto:Reuters)
KUALA LUMPUR  (CB) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Anifah Aman akan bertemu dengan Menlu Bangladesh A H Mahmood Ali hari ini untuk membahas nasib imigran Rohingnya.
“Isu mengenai Rohingnya adalah topik utama saya dalam pembicaraan dengan Menlu Bangladesh,” ujar Menlu Anifah Aman, seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (17/5/2015).
 Muslim Rohingya Terdampar di Laut Aceh
Malaysia dan Bangladesh mendapatkan kritikan dari dunia internasional, hal ini disebabkan kedua negara menolak untuk menerima pengungsi etnis Rohingnya yang melarikan diri dari Myanmar.
Hal ini menyebabkan ribuan imigran Rohingnya terombang-ambing di tengah lautan, sedangkan ratusan lainnya berhasil berlabuh di Indonesia.
Badan PBB untuk masalah pengungsi (UNHCR) meminta negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menerima imigran Rohingnya.
Malaysia, Thailand, dan Bangladesh pernah menolak kedatangan imigran Rohingnya masuk ke negaranya. Akibatnya, para pengungsi kini mulai beralih ke Indonesia karena sebagian dari pengungsi Rohingnya telah tiba di Aceh, Indonesia.
Namun, Pemerintah Indonesia belum menentukan sikap terkait masa depan imigran Rohingnya. Indonesia merupakan negara yang tidak menandatangani perjanjian internasional mengenai para pencari suaka.
Pemerintah Indonesia menolong imigran Rohingnya lebih disebabkan oleh masalah kemanusiaan, bukan bersifat politik.


 Credit   Okezone

Bahas Imigran Rohingnya, Malaysia-Indonesia Duduk Satu Meja

Imigran Rohingnya (Foto:Reuters)
Imigran Rohingnya (Foto:Reuters)
KUALA LUMPUR  (CB) – Malaysia mulai kewalahan menangani para imigran Rohingnya dari Myanmar. Kini Negeri Jiran tersebut akan meminta bantuan Indonesia untuk menyelesaikan masalah imigran Rohingnya.
Seperti dilansir News 24, Senin (18/5/2015), Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Anifah Aman dijadwalkan bertemu dengan Menlu Indonesia, Retno Marsudi pada Senin 18 Mei di Kota Kinabalu, Malaysia.
Namun, Pemerintah Malaysia masih enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai agenda yang akan dibahas oleh kedua Menlu tersebut.
Malaysia mendapatkan kritikan dari dunia internasional, hal ini disebabkan mereka menolak untuk menerima pengungsi etnis Rohingnya yang melarikan diri dari Myanmar.
Hal ini menyebabkan ribuan imigran Rohingnya terombang-ambing di tengah lautan, sedangkan ratusan lainnya berhasil berlabuh di Indonesia.
Namun, Pemerintah Indonesia belum menentukan sikap terkait masa depan imigran Rohingnya. Indonesia merupakan negara yang tidak menandatangani perjanjian internasional mengenai para pencari suaka.


Credit  Okezone



Myanmar Tolak Undangan Pembahasan Rohingnya

Imigran Rohingya (Foto: Reuters)
Imigran Rohingya (Foto: Reuters)
YANGON  (CB) - Myanmar tidak akan menghadiri pertemuan pembahasan imigran gelap asal Bangladesh dan warga Rohingya dari Myanmar yang diselenggarakan Thailand pada 29 Mei 2015. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Kantor Kepresidenan Myanmar, Zaw Htay, selaku Juru Bicara Presiden Myanmar Thein Seide.
Dalam pernyataannya, Htay bahkan menuding Thailand menginisiasi pertemuan tersebut untuk mengalihkan perhatian. "Kami tidak akan datang. Kami tidak akan menerima jika mereka (Thailand) mengundang hanya untuk meringankan persoalan yang mereka hadapi," ujarnya, seperti dikutip Asia News Network, Sabtu (16/5/2015).
Htay menegaskan, penyebab krisis imigran Rohingya adalah bertambahnya jumlah perdagangan manusia. Mengenai makam puluhan imigran Rohingya di ujung selatan Thailand, Htay mengatakan makam tersebut menunjukkan ketidakmampuan Thailand untuk mencegah terjadinya perdagangan manusia dan lemahnya hukum di sana.
Myanmar sendiri tidak menganggap penyelundupan imigran Rohingya sebagai masalah negara. Pasalnya, mereka tidak pernah mengakui Rohingya sebagai kelompok etnis meski telah tinggal lama di Myanmar.
Pertemuan regional pada akhir Mei mengundang 15 negara Laut Hindia. Amerika Serikat juga akan mengirim delegasi untuk menghadiri pertemuan tersebut. Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha mengusulkan pertemuan tersebut pasca-penemuan puluhan makam warga Rohingya di Songhkla, Thailand.
Muslim Rohingya Terdampar di Laut Aceh
Menanggapi penolakan dari Myanmar, PM Prayut mengatakan Myanmar punya hak untuk tidak menghadiri pertemuan dengan para imigran Rohingya. "Thailand tidak dapat memaksa negara-negara menghadiri pertemuan regional di Bangkok bulan ini untuk membahas bagaimana menyelesaikan krisis imigran Bangladesh dan Rohingya. Setiap negara punya kedaulatannya sendiri," kata dia.
Lebih lagi Prayut menjelaskan, hal yang menjadi kendala adalah cara pandang Myanmar terhadap Rohingya. "Isu kewarganegaraan Rohingya adalah masalah Myanmar. Kita jangan ikut campur dan harus menghormatinya," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, dalam sepekan terakhir, sebanyak 2.000 imigran Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh terdampar di Pantai Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Sementara, sebanyak 6.000 orang lainnya diperkirakan masih telantar di tengah lautan. Pemerintah Thailand dan Malaysia menolak kedatangan mereka dan melepaskan kembali perahu-perahu mereka ke lautan.


Credit  Okezone



China-AS Ribut soal Wilayah yang Disengketakan

Menlu AS John Kerry. (Foto: Reuters)
Menlu AS John Kerry. (Foto: Reuters)
BEIJING  (CB) – Amerika Serikat (AS) dan China ribut soal konflik di Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri China Wang Yi pun bertekad mempertahankan wilayah yang diklaim mereka itu sekuat mungkin.
Menlu Wang sama sekali tidak menuruti permintaan Menlu AS John Kerry yang meminta Pemerintah China mengurangi ketegangan di Laut China Selatan.
"Berkenaan dengan pembangunan di Kepulauan Nansha dan terumbu karang, wilayah ini masih berada di kedaulatan kami,” ungkap Wang kepada wartawan, seperti diberitakan Reuters, Sabtu (16/5/2015).
Wang mengeluarkan komentar itu setelah bertemu Kerry. China dan Filipina saling berebut sebuah wilayah di Laut China Selatan. Negeri Tirai Bambu menegaskan akan berusaha mengamankan apa yang menjadi hak mereka.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa China bertekad menjaga kedaulatan dan integritas territorial dengan keras seperti batu. Ini adalah permintaan masyarakat terhadap pemerintah dan hak sah kami,” lanjutnya.


Credit  Okezone


AS Minta China Kurangi Ketegangan di Laut China Selatan

Menlu AS John Kerry dan Menlu China Wang Yi. (Foto: Reuters)
Menlu AS John Kerry dan Menlu China Wang Yi. (Foto: Reuters)
BEIJING  (CB) – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry bertemu Menlu China Wang Yi untuk membahas konflik di Laut China Selatan. Kerry meminta kepada China untuk mengurangi ketegangan di sana.
“Saya meminta kepada China melalui Menlu Wang untuk ikut bergabung membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan prospek mengenai mencari solusi yang tepat,” ungkap Kerry, seperti diberitakan Reuters, Sabtu (16/5/2015).
Dia mengatakan, Menlu Wang sudah sepakat wilayah itu membutuhkan diplomasi yang pintar untuk menyelesaikan code of conduct antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan China.
Gambar satelit terbaru menunjukkan bahwa sejak Maret 2014, China telah melakukan pekerjaan reklamasi di tujuh lokasi di Kepulauan Spratly dan membangun pangkalan udara militer berukuran besar. Filipina, salah satu sekutu AS, meminta segera melakukan tindakan.
Namun, Pemerintah China menolak keterlibatan AS. Bahkan, Negeri Tirai Bambu –julukan China– menuding AS coba memanfaatkan situasi tersebut dengan mendorong negara-negara lain menciptakan perilaku yang berbahaya.
Pemerintah China menegaskan, satu-satunya cara untuk mengurangi ketegangan dengan melakukan pembicaraan bilateral.



Credit  Okezone

Turki tembak jatuh pesawat Suriah karena langgar wilayah udara



Ankara (CB) - Turki pada Sabtu (16/5) menembak jatuh pesawat Suriah karena pelanggaran wilayah udara Turki di dekat perbatasan Suriah, demikian laporan siaran media lokal NTV.

Jet tempur Turki menembak pesawat Suriah yang jatuh di Wilayah Suriah di dekat Desa Dursunlu dan Emek di Provinsi Hatay Selatan, Turki, kata NTV dengan mengutip beberapa sumber militer Turki.

Beberapa sumber militer menyatakan militer Turki sedang menyelidiki jenis pesawat Suriah itu, demikian laporan Xinhua, Minggu.

Pada 2013, pesawat tempur Turki menembak jatuh satu helikopter Suriah di wilayah perbatasan antara kedua negara itu setelah helikopter tersebut diduga melanggar wilayah udara Turki.

Pada Juni 2012, pasukan pertahanan udara Suriah menembak jatuh satu jet tempur Turki yang dilaporkan menerobos wilayah perairan Suriah.



Credit  ANTARA News


Turki kutuk Mesir karena jatuhkan hukuman mati atas Moursi


Turki kutuk Mesir karena jatuhkan hukuman mati atas Moursi
Presiden Mesir yang digulingkan Mohamed Moursi melambaikan tangan usai menjalani sidang dari balik terali besi di sebuah pengadilan di pinggiran kota Kairo, Mesir, Selasa (21/4). (REUTERS/Amr Abdallah Dalsh)
 
Istanbul (CB) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (16/5) mengutuk Mesir karena menjatuhkan hukuman mati atas presiden terguling Mohamed Moursi, dan menuduh Barat menutup mata dengan tindakan tersebut.

"Mesir kembali ke Mesir kuno," kata Erdogan di Istanbul, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menambahkan, "Sayangnya, Barat masih menutup mata terhadap kudeta oleh (Presiden Mesir Abdel-Fattah) As-Sisi."

"Barat tidak memperlihatkan sikap terhadap As-Sisi, pelaku kudeta," katanya. Erdogan mengatakan, "Meskipun mereka (Barat) menghapuskan hukuman mati, mereka cuma menyaksikan sebagai penonton terhadap hukuman mati di Mesir ini."

Pada Sabtu pagi, pengadilan Mesir menjatuhi Moursi dengan hukuman mati atas tuntutan penerobosan penjara pada 2011, dan mendakwa dia melarikan diri dari penjara dengan bantuan gerilyawan fanatik dalam dan luar negeri selama kerusuhan pada 25 Januari, yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak pada 2011.

Hubungan antara Turki dan Mesir menjadi tegang sejak Moursi digulingkan oleh militer pada Juli 2013, setelah protes massa terhadap satu-tahun kekuasaannya.

Ankara mengutuk penggunaan kekerasan secara berlebihan terhadap pendukung Ikhwanul Muslimin, kubu kekuatan Moursi dan organisasi politik yang memiliki hubungan erat dengan Partai Pembangunan dan Keadilan, pimpinan Erdogan. Sementara itu Mesir mengutuk Pemerintah Turki karena mencampuri urusan dalam negeri Mesir.



Credit   ANTARA News


Pasukan khusus AS bunuh pemimpin senior ISIS


Pasukan khusus AS bunuh pemimpin senior ISIS
(REUTERS/Joe Skipper)
 
Washington (CB) - Pasukan khusus Amerika Serikat membunuh seorang pemimpin senior Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan menangkap istrinya dalam sebuah penggerebekan di Suriah timur, umum Gedung Putih seperti dikutip AFP, hari ini.

Penyerbuan itu dilakukan atas perintah Presiden AS Barack Obama, kata juru bicara Gedung Putih urusan keamanan nasional, Bernadette Meehan.

"Tadi malam, atas perintah presiden, personel AS keluar dari Irak untuk melancarkan operasi di al-Amr di Suriah timur untuk menanggap pemimpin senior ISIS yang dikenal sebagai Abu Sayyaf dan istrinya Umm Sayyaf," kata sang juru bicara.

"Selama berlangsungnya operasi, Abu Sayyaf tewas ketika dia melawan pasukan AS."

Meehan menambahkan, "Umm Sayyaf telah ditangkap dan saat ini berada di tahanan militer AS di Irak."

"Operasi ini ditujukan untuk membebaskan seorang perempuan muda Yazidi yang menjadi budak pasangan itu. Kami berniat mempertemukan lagi dia dengan keluarganya sesegara mungkin," kata Meehan, yang adalah juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Credit  ANTARA News


Pemimpin senior ISIS tewas di tangan militer AS

Washington (CB) - Pasukan khusus AS menewaskan seorang pemimpin senior kelompok ISIS di Suriah Timur, kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter pada Sabtu (16/5).

Serangan tersebut dilakasanakan atas arahan Presiden AS Barack Obama untuk melancarkan operasi di Suriah Timur guna menangkap seorang pemimpin terkenal ISIS yang dikenal dengan nama Abu Sayyaf dan istrinya Umm Sayyaf, kata Carter di dalam satu pernyataan.

"Abu Sayyaf tewas selama operasi ketika ia berhadapan dengan pasukan AS," kata pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua. Ia menambahkan Umm Sayyaf ditangkap.

Abu Sayyaf diduga oleh militer AS sebagai seorang pemimpin senior ISIS yang terlibat dalam mengawasi operasi gas dan minyak ISIS, sumber utama penghasilan bagi operasi harian ISIS.

Tak ada prajurit AS yang tewas atau cedera selama operasi tersebut, kata pernyataan itu.


Credit  ANTARA News