Freeport berkomitmen tetap akan bangun smelter di Indonesia.
(Raden Jihad Akbar / VIVA.co.id)
Vice President Legal PT Freeport Indonesia, Clementino Lamury,
menegaskan Freeport tetap melanjutkan komitmen untuk membangun smelter
di Gresik, Jawa Timur. Ia menilai Gresik lebih ideal dibanding Papua,
karena Gresik bisa menampung hasil turunan dari pemurnian yang bisa
dimanfaatkan lagi untuk industri lain.
"Tantangan bagi kami melakukan pembangunan smelter di Papua adalah
karena smelter itu adalah suatu industri yang memerlukan adanya risiko
bahan samping yang cukup berbahaya kalau tidak ditampung, seperti asam
sulfat. Saat ini lokasi yang paling ideal untuk kami melakukan
pembangunan adalah di Jawa Timur, dan kami akan lanjutkan," ujar
Clementino di Komisi VII DPR RI, Selasa Malam, 9 Februari 2016.
Selain itu, Ia menyampaikan bahwa telah ada perjanjian sewa yang
telah dijalin dengan PT Petrokimia Gresik untuk penggunaan lahan guna
pembangunan pabrik pemurnian itu.
"Kami ada perjanjian sewa tanah dengan Petrokimia Gresik. Lahan
yang akan digunakan sekitar 80 hektare, 20 hektare sudah berupa solid land, sisa 60 hektare sudah selesai awalnya dan ini akan dalam tahap reklamasi," kata Clementino.
Lebih lanjut Clementino menambahkan, pihaknya tetap berkomitmen
untuk melakukan pembangunan smelter di Indonesia. Investasi yang
disiapkan sebesar US$2,3 miliar untuk pembangunan smelter di dalam
negeri.
"Sebagaimana komitmen kami, bahwa kami harus melakukan pembangunan
smelter di dalam negeri dengan investasi kami yang sebesar US$2,3 miliar
dan sudah kami realisasikan US$168 juta itu akan kami bangun di
Kabupaten Gresik, Yang perlu kami lakukan adalah bagaimana kita sekarang
mengakselerasi proses ini supaya memenuhi peraturan," kata Clemen.
Credit VIVA.co.id