Proyek jadi showroom untuk pasar di kawasan Asia dan Timur Tengah.
Ilustrasi PT Inka (Adib Ahsani/VIVA.co.id)
Direktur Utama LPEI, Ngalim Sawega, mengatakan, langkah ini
merupakan mandat khusus dari pemerintah untuk menyediakan fasilitas
pembiayaan atas program ekspor gerbong kereta penumpang ke Bangladesh,
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.1156/KMK.08/2015.
"Indonesia Eximbank memberikan pembiayaan modal kerja kepada PT
INKA untuk jangka waktu sampai 31 Desember 2016. Ini merupakan realisasi
tindak lanjut dari penandatanganan pemberian persetujuan prinsip di
Gresik beberapa waktu yang lalu," kata Ngalim dalam siaran pers yang
diterima VIVA.co.id, Rabu 10 Desember 2016.
Ngalim menjelaskan, pemilihan Bangladesh sebagai negara tujuan
ekspor INKA didasari karena pemerintah Bangladesh memiliki proyek
pembangunan perkeretaapian yang berkelanjutan. Apalagi, dengan jumlah
populasi yang tinggi, kebutuhan moda transportasi massal akan semakin
dibutuhkan.
"Proyek ekspor gerbong penumpang kereta api ke Bangladesh memiliki nilai strategis bagi PT INKA. Proyek ini juga menjadi showroom
yang efektif untuk memasuki pasar negara Asia Tengah seperti Pakistan,
Srilanka, Asia Tenggara, dan Timur Tengah lainnya," kata dia.
Ngalim melanjutkan, dampak multiplier keekonomian tidak
hanya kepada PT INKA sendiri, melainkan kepada industri besar lainnya di
dalam negeri yang ikut memasok kebutuhan untuk industri kereta api.
Mulai dari industri baja, sampai dengan komponen lainnya yang menyangkut
dengan industri terkait.
"Proyek ini juga menjadi strategis karena didukung oleh industri
kecil menengah, dan beberapa Badan Usaha Milik Negara seperti PT
Krakatau Steel, PT Barata, PT Pindad, dan PT LEN," tutur Ngalim.
Sekadar informasi, pembiayaan ekspor ini menggunakan skema
penugasan khusus ekspor atau NIA, dengan alokasi dana untuk proyek
tersebut mencapai Rp300 miliar dalam jangka waktu penugasan sampai
dengan 31 Desember 2016 mendatang.
Credit VIVA.co.id