Ia juga menuntut warga Papua mendapat saham dan duduk sebagai pimpinan
(VIVA.co.id/Nila Chrisna)
Dijelaskannya, pembangunan smelter di Papua sangat masuk akal, karena sumber mineral tembaga yang dieksploitasi juga berasal dari perut bumi Papua, bukan di Jawa Timur.
"Tidak ada alasan lagi bagi Freeport untuk membangun smelter di Gresik. Apakah Gunung Grasberg (lokasi penambangan Freeport) itu berada di Surabaya?" kata Eltinus saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Kementerian ESDM dengan komisi VII, Selasa 9 Februari 2016.
Ia menegaskan, bahwa dirinya dan masyarakat Papua menginginkan pembangunan smelter PT Freepot Indonesia ditempatkan di daerahnya, tepatnya di Pomako, Kabupaten Mimika, Papua.
"Kalau mau bangun di Gresik, tidak mau saya. Saya tidak mau lagi bicara dengan orang pencuri itu (Freeport). Dia harus bangun di Papua," kata Eltinus.
Eltinus mengungkapkan, jika Pemerintah Mimika sudah melakukan cek lokasi untuk pembangunan smelter di Papua.
"Di Pomako itu ada tiga ribu hektare lahan yang kami siapkan. Kita sudah cek lokasi untuk itu. Jadi, tidak ada lagi yang dibangun di Gresik sana, lebih baik bangun di Mimika," ujarnya
Selain menuntut pembangunan smelter di Papua, Eltinus juga menyampaikan beberapa poin yang menjadi tuntutan masyarakat dan pemerintah daerah Papua, jika Freeport ingin mendapat perpanjangan operasi kegiatan.
"Pertama, kami menuntut saham, saham harus dimiliki oleh masyarakat Papua dalam bentuk 'Golden Share'. Selain itu, kami menginginkan pimpinan Freeport, yang saat ini masih kosong setelah mundurnya Maroef Syamsuddin, adalah putra Papua asli," katanya.
Credit VIVA.co.id