Kamis, 13 April 2017

Alasan Rini Copot Arif Wibowo dari Garuda Sebelum Masa Jabatan Habis


 Alasan Rini Copot Arif Wibowo dari Garuda Sebelum Masa Jabatan Habis

  Arif Wibowo (Foto: Ari Saputra)


Tangerang - PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA) punya direktur utama (dirut) baru. Pahala N. Mansury diangkat jadi dirut menggantikan Arif Wibowo.

Arif belum lama menjabat sebagai dirut Garuda, baru pada Desember 2014 diangkat menggantikan Emirsyah Satar yang mengundurkan diri.

Lalu apa alasan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mencopot Arif di masa jabatannya yang singkat itu?

Menurut Komisaris Utama Garuda, Jusman Syafii Djamal, saat ini Garuda mengalami dua tantangan. Pertama, yang sifatnya operasional, dan kedua, yang sifatnya struktural dalam arti finansial.

"Karena armadanya tumbuh besar, di situ ada bebas cost. Jadi saya kira, Ibu Rini mengambil latar belakang orang yang finansial. Karena secara operasional itu baik Garuda," ujarnya di sela-sela RUPS yang digelar di kantor Garuda, Tangerang, Rabu (12/4/2017).

Jusman mengatakan, Arif sudah bekerja dengan baik membangun kinerja operasional Garuda. Namun saat ini dibutuhkan dibutuhkan strategi finansial yang berbeda.

"Beliau (Arif Wibowo) mungkin dilihat Ibu Rini membangun image operasional mungkin baik, tapi kendala finansial mungkin memerlukan strategi yang berbeda. Saya melihatnya begitu," tambahnya.


Credit  finance.detik.com


Dicopot dari Dirut Garuda, Arif: Saya Siap Terima Penugasan Berikutnya

 

Dicopot dari Dirut Garuda, Arif: Saya Siap Terima Penugasan Berikutnya 
Arif Wibowo (Foto: Ari Saputra)


Tangerang - Ini hari terakhir Arif Wibowo menjabat sebagai direktur utama (dirut) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Pahala Mansury untuk menggantikan Arif.

Arif yang sudah berkarir di Garuda selama 27 tahun itu mengaku siap menerima penugasan berikutnya dari pemerintah.

"Kita ini kan semangat pejuang saja, saya itu sudah 27 tahun 2 bulan 11 hari. Saya kira ini menjadi pelajaran yang berharga buat saya. Saya siap menerima penugasan lebih lanjut. Dan saya ucapkan selamat kepada tim baru yang akan bertugas dan memperkokoh Garuda ke depan. Kalau penempatan lebih lanjut saya belum tahu," kata Arif usai RUPS di kantor Garuda, Tangerang, Rabu (12/4/2017).

"Pada kesempatan yang sangat baik ini kita menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena ini amanat dari Kementerian BUMN untuk memimpin Garuda. Saya juga tentu memberikan terima kasih kepada Menteri BUMN (Rini Soemarno) yang telah menunjuk saya untuk memimpin Garuda selama dua tahun ini," tambah Arif.


Menurutnya, saat ini tahapan di mana Garuda berkembang lebih besar lagi setelah mendapat pemimpin baru. Masih banyak ekspansi yang bisa dilakukan perusahaan pelat merah tersebut.

"Ini adalah tahapan Garuda akan menjadi besar, dan tentu ini sangat harus dilakukan untuk lebih baik ke depan. Kepada seluruh direksi, karyawan, dan media, saya ucapkan terima kasih. Karena dua tahun pimpin Garuda ini merupakan suatu yang besar," katanya.

Arif menambahkan, pencapaian Garuda sekarang sudah sangat tinggi setelah menjadi pemain global. Hal ini bisa menjadi modal Garuda untuk semakin melebarkan sayapnya di internasional.

"Saya optimistis dengan hal-hal yang telah diputuskan. Di mana ini salah satu value yang baru, mudah-mudahan bisa menjadi fondasi ke depan. Dengan tim yang baru pada sore hari ini akan menjadikan Garuda semakin kuat dan lebih terbang mengangkasa di udara," ujarnya.


Credit  finance.detik.com





Ini Dua Jenis Kapal Siluman Anti Radar Buatan Indonesia


 Ini Dua Jenis Kapal Siluman Anti Radar Buatan Indonesia Foto: Dok. PT PAL Indonesia



Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) mengadopsi teknologi stealth dalam pembuatan kapalnya. Dengan teknologi ini, kapal perang tidak akan terdeteksi oleh radar milik musuh.

Sedikitnya ada dua jenis kapal buatan PT PAL Indonesia yang mengadopsi teknologi stealth. Kedua jenis kapal tersebut, adalah kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).

"Kita ini kan PKR kemudian KCR itu semua didesain dari sisi bentuk, getarannya, kebisingannya. Itu tidak bisa terdeteksi oleh radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Kapal PKRKapal PKR Foto: Dok. PT PAL Indonesia


Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan di negara lain di dunia.

"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," tutur Elly.

Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL.

"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly.

Kapal KCR
Kapal KCR Foto: Dok. PT PAL Indonesia



Credit  finance.detik.com

Mengenal Kapal Siluman Buatan Indonesia



Mengenal Kapal Siluman Buatan Indonesia Foto: Dok. PT PAL Indonesia


Jakarta - PT PAL Indonesia (Persero) dikenal sebagai salah satu BUMN galangan kapal yang cukup produktif membangun kapal. BUMN yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur ini, telah memproduksi kapal baik untuk dalam negeri maupun luar negeri.

Beberapa kapal yang diproduksi oleh PT PAL Indonesia juga mengadopsi teknologi stealth. Dengan menggunakan teknologi ini, kapal tidak akan terdeteksi oleh radar musuh.

"Stealth artinya siluman, artinya kapal itu enggak boleh tertangkap radar," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Agar kapal tidak terdeteksi radar musuh, lanjut Elly, pembangunan kapal harus memperhatikan sejumlah ketentuan. Misalnya, memiliki getaran yang kecil, suara kapal yang tidak terlalu berisik, hingga desain kapal yang perlu didesain dalam bentuk tertentu.

"Nah supaya enggak tertangkap radar, getaran harus kecil. Terus kemudian vibrasi kecil gitu kemudian suaranya juga tidak terdengar, bentuknya juga harus dibentuk sedemikian rupa supaya radar itu enggak bisa menangkap," tutur Elly.

"Puluhan kilometer kalau di laut enggak terdeteksi," tambah Elly.

Salah satunya adalah kapal perang 'perusak' kedua jenis Guided Missile Frigate/Perusak Kawal Rudal (PKR). Satu unit kapal PKR sudah dikirim ke TNI AL beberapa waktu lalu. Kemudian untuk pesanan kapal kedua akan dikirim pada Oktober 2017 mendatang.

Kapal PKR
Kapal PKR Foto: Dok. PT PAL Indonesia


"Ini sudah terjadi di kapal-kapal PKR ini dan kapal kita sudah kita sedemikian. Supaya sekecil mungkin katakan kalau radar menangkap itu, hanya dikiranya kapal kecil bukan kapal perang," ujar Elly.


Credit  finance.detik.com

Mengintip Kecanggihan Kapal Siluman Buatan Indonesia

 

Mengintip Kecanggihan Kapal Siluman Buatan Indonesia Foto: Dok. PT PAL Indonesia


Jakarta - Sejak 2013 lalu, PT PAL Indonesia (Persero) memulai produksi kapal menggunakan teknologi stealth. Teknologi ini membuat kapal perang tidak terdeteksi oleh radar musuh dari kejauhan.

BUMN galangan kapal yang berpusat di Surabaya ini sedikitnya sudah membangun dua jenis kapal perang yang mengadopsi teknologi stealth, yaitu kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Cepat Rudal (KCR).

"Tentunya yang Indonesia baru dua ini. Kapal jenis ini negara besar sudah punya," jelas Sekretaris Perusahaan PT PAL, Elly Dwiratmanto, saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Kapal PKR memiliki panjang 105 meter dengan lebar 14 meter. Kapal ini bisa melesat dengan kecepatan 28 knots. Saat beroperasi, PKR bisa membawa 122 kru kapal hingga 20 hari.

Kapal ini memiliki keunggulan utama yaitu tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam. Kapal ini umumnya digunakan untuk menjaga kedaulatan laut hingga bantuan kemanusiaan.

Selanjutnya adalah KCR. Kapal ini memiliki panjang 60 meter dengan lebar 8 meter. Kapal ini mampu melesat hingga 28 knots dengan jarak maksimum 2.400 Nmiles.

Selain itu, kapal ini juga mampu mengangkut 55 penumpang dengan masa jelajah hingga 5 hari. Kapal ini dilengkapi dengan 1 unit senjata utama kaliber 57 mm, senjata kaliber 20 mm, dan 2 buah rudal. Sama seperti PKR, KCR juga tidak terdeteksi radar oleh kapal perang maupun kapal selam.

Saat ini, untuk kapal PKR sudah digunakan oleh TNI Angkatan Laut untuk menjaga kedaulatan Indonesia. Kapal jenis ini juga banyak digunakan dan diproduksi di negara lain di dunia.

Sedangkan untuk kapal KCR, PT PAL masih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sampai saat ini, tercatat ada 3 unit kapal KCR yang sudah dibangun PT PAL dan satu unit lagi dalam tahap pembangunan.

"KCR yang sudah kita serahkan kan tiga, itu 2015 akhir. Sekarang masih bangun lagi satu untuk TNI semua," ujar Elly.




Credit  finance.detik.com




Putin: Aksi AS di Suriah, Ingatkan Invasi AS ke Irak Tahun 2013



Putih: Aksi AS di Suriah, Ingatkan Invasi AS ke Irak Tahun 2013
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, aksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) saat ini di Suriah mengingatkan dia tentang apa yang dilakukan AS di Irak pada tahun 2003 lalu. Foto/Istimewa


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, aksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) saat ini di Suriah mengingatkan dia tentang apa yang dilakukan AS di Irak pada tahun 2003 lalu. Saat itu, AS melakukan invasi ke Irak untuk menjatuhkan rezim Saddam Hussein dengan tudingan kepemilikan senjata nuklir dan kimia.

"Saya sudah mengatakan, serangan udara ini mengingatkan saya akan peristiwa di Irak pada tahun 2003, ketika perwakilan AS di Dewan Keamanan PBB menunjukkan senjata kimia yang diduga ditemukan di Irak," ucap Putin.

"Kampanye militer kemudian diluncurkan di Irak dan mengakibatkan kehancuran negara, dengan pertumbuhan ancaman teroris dan munculnya ISIS di panggung internasional, tidak lebih, tidak kurang," sambungnya, seperti dilansir France24 pada Rabu (12/4).

Alasan AS melakukan serangan di Irak sendiri sejatinya tidak terbukti.  Agen CIA, John Nixon, yang menginterogasi mantan diktator Irak Saddam Hussein mengungkap kekeliruan tuduhan AS soal kepemilikan senjata pemusnah massal. Interogator Saddam itu menyatakan, tuduhan itu memalukan bagi AS.

Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, salah satu perencana serangan ke Irak menyampaikan permohonan maaf atas serangan yang dilancarkan koalisi pimpinan AS di Irak saat itu.

Blair mengaku, dirinya menyesalkan atas perencanaan konflik yang buruk. Ia tidak memikirkan bagaimana nasib Irak selanjutnya, setelah Saddam Hussein berhasil dilengserkan. Blair meminta maaf karena telah mempercayai laporan intelijen yang salah, yang dia gunakan untuk membenarkan serangan ke Irak saat itu. 





Credit  sindonews.com





Presiden Trump Juluki Assad Jagal!



Presiden Trump Juluki Assad Jagal!
Presiden AS Donald Trump (kiri) menjuluki Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai jagal. Foto / REUTERS


WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meledek Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai “jagal” atau pembantai dengan serangan senjata kimia yang diluncurkan pasukan Suriah. Ledekan Trump itu muncull saat konferensi pers dengan Sekjen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg.

Pemerintah Trump sudah berkali-kali menuduh rezim Assad membunuh rakyatnya sendiri. ”Itu jagal. Itu jagal,” kata Trump mengacu pada Assad, pada hari Rabu. ”Jadi saya merasa bahwa kami (AS) harus melakukan sesuatu tentang hal itu,” lanjut Presiden Trump, seperti dilansir CNN, Kamis (13/4/2017).

Penggunaan julukan oleh Trump ini untuk menggambarkan bahwa Presiden Suriah melakukan kejahatan perang dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan selama perang saudara berkepanjangan. Trump, di masa lalu, pernah menyebut Presiden Assad “jahat” dan ”binatang”.

 

Trump membela keputusan serangan rudal-rudal jelajah Tomahawk AS terhadap pangkalan udara Suriah di Shayrat, Homs, yang diklaim sebagai respons atas serangan senjata kimia yang dituduhkan terhadap rezim Suriah. “Saya benar-benar tidak ragu lagi kami melakukan hal yang benar,” ucapnya.

”Anak-anak sekarat, bayi sekarat, ayah memegang anak-anak yang meninggal di lengan mereka, anak-anak tewas,” kata Trump.

”Tidak mungkin ada pemandangan yang lebih buruk, dan itu seharusnya tidak diperbolehkan,” papar Trump yang pernyataannya digemakan Sekjen NATO Jens Stoltenberg. 





Credit  sindonews.com





Jubir Trump Sampaikan Penyesalan Terkait Pernyataan Assad-Hitler


Jubir Trump Sampaikan Penyesalan Terkait Pernyataan Assad-Hitler
Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer menyatakan penyesalan terkait pernyataanya yang membandingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan Adolf Hitler. Foto/Reuters


WASHINGTON - Juru bicara Gedung Putih Sean Spicer menyatakan penyesalan terkait pernyataanya yang membandingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan Adolf Hitler. Spicer memicu kontroversi dengan mengatakan Assad lebih buruk dari Hitler, karena menurutnya Hitler tidak menggunakan senjata kimia.

Spicer mengatakan, dia secara profesional telah melakukan kesalahan yang sangat besar, dan menyebut Presiden AS Donald Trump sangat kecewa dengan hal itu.

"Saya membuat kesalahan. Tidak ada cara lain untuk mengatakan itu. Saya masuk ke topik yang tidak seharusnya dan saya benar-benar menyesal. Saya harap saya bisa menunjukan penyesalan karena melakukan itu dan saya meminta maaf karena telah membuat kekacauan," ucap Spicer, seperti dilansir Reuters pada Rabu (12/4).

Dia kemudian mengatakan, pernyataan itu benar-benar buruk, karena hal itu berpotensi menghacurkan apa yang sudah dicapai AS dalam sepekan terakhir.

"Presiden Donald Trump telah meraih sukses yang cukup luar biasa dalam beberapa pekan terakhir, dan tugas saya harusnya untuk memperkuat pesan prestasi, tapi saya telah mengecewakan Presiden," ucapnya.

Spicer membuat pernyataan itu pada konferensi berita harian, saat diskusi tentang serangan senjata kimia pada 4 April di Suriah yang menewaskan 87 orang. Washington telah menyalahkan serangan itu kepada pemerintah Assad.

Dia sejatinya telah menyatakan permintaan maaf mengenai hal ini. Dalam sebuah wawancara dengan CNN kemarin, dia mengatakan seharusnya tidak membuat perbandingan itu. 



Credit  sindonews.com



Israel Kecam AS Terkait Perbandingan Assad dengan Hitler

Israel Kecam AS Terkait Perbandingan Assad dengan Hitler
Israel melemparkan kecaman keras terhadap Amerika Serikat (AS) akibat pernyataan yang dilontarkan juru bicara Donald Trump, Sean Spicer. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Israel melemparkan kecaman keras terhadap Amerika Serikat (AS) akibat pernyataan yang dilontarkan juru bicara Donald Trump, Sean Spicer. Sebelumnya, Spicer memicu kontroversi dengan mengatakan Bashar al-Assad lebih buruk dari Adolf Hitler, karena Hitler tidak menggunakan senjata kimia.

Menteri Intelijen Israel, Yisrael Katz menyatakan, apa yang disampaikan Spicer adalah sebuah kesalahan besar. Dia kemudian mendesak Spicer untuk meminta maaf, dan bila perlu mundur dari jabatannya saat ini.

“Pernyataan Sean Spicer mengenai Hitler tidak menggunakan senjata kimia adalah sesuatu yang keterlaluan. Kami memiliki kewajiban moral mengenai pertimbangan kebijakan. Kita harus menuntut ia meminta maaf, atau mengundurkan diri,” ucap Katz seperi dilansir Harerz pada Rabu (12/4).

Spincer membuat pernyataan itu pada konferensi berita harian, saat diskusi tentang serangan senjata kimia pada 4 April di Suriah yang menewaskan 87 orang. Washington telah menyalahkan serangan itu kepada pemerintah Assad.

Spicer sendiri sejatinya telah menyatakan permintaan maaf mengenai hal ini. Dalam sebuah wawancara dengan CNN kemarin, dia mengatakan seharusnya tidak membuat perbandingan itu.

"Ini adalah sebuah kesalahan. Saya seharusnya tidak melakukan itu dan saya tidak akan melakukannya lagi. Itu tidak pantas dan tidak sensitif," ucapnya. 






Credit  sindonews.com









Profesor AS: Tuduhan Gedung Putih soal Serangan Kimia Suriah Hoax



Profesor AS: Tuduhan Gedung Putih soal Serangan Kimia Suriah Hoax
Aya dan Ahmed, dua bayi kembar terbunuh oleh serangan senjata kimia di Khan Sheikun, Idlib, Suriah. Tuduhan AS bahwa rezim Suriah pelaku serangan senjata kimia dianggap hoax. Foto / Istimewa


WASHINGTON - Sebuah laporan singkat dideklasifikasi dari intelijen Gedung Putih tidak bisa membuktikan adanya serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun, Idlib, yang dituduhkan terhadap pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Seorang profesor Amerika Serikat (AS) yang mempelajari laporan itu menyatakan bahwa tuduhan serangan senjata kimia oleh rezim Suriah palsu atau hoax.

Profesor yang mempelajari laporan intelijen AS itu adalah Theodore Postol dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Profesor ini pada 2013 juga menentang klaim serangan kimia di Suriah.

Intelijen AS merilis laporan singkatnya pada hari Selasa lalu. Meski tak ada pernyataan bukti rezim Suriah melakukan serangan senjata kimia, tapi pemerintah Presiden Donald Trump tetap menuduh pasukan Assad menjatuhkan bom gas sarin terhadap warga sipil di Khan Sheikhoun, yang dikuasai pemberontak Suriah.

“Laporan berisi tidak ada bukti sama sekali bahwa serangan ini adalah hasil dari mesiu yang dijatuhkan dari pesawat terbang,” tulis Postol, yang mengkaji laporan 14 halaman yang diberikan kepada Russia Today.
”Saya percaya itu dapat ditunjukkan, tanpa diragukan lagi, bahwa dokumen itu tidak menyediakan bukti apapun bahwa pemerintah AS memiliki pengetahuan yang konkret bahwa pemerintah Suriah adalah sumber dari serangan kimia di Khan Sheikhun,” lanjut Postol.

”Saya hanya punya beberapa jam untuk segera meninjau laporan intelijen Gedung Putih. Tapi secara teliti cepat menunjukkan tanpa banyak analisis bahwa laporan ini tidak menjadi benar,” tulis Postol, yang dilansir Kamis (13/4/2017).

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladmir Putin, juga meragukan tuduhan AS terhadap sekutunya itu. Putin menilai rezim Suriah dirancang untuk dituduh melakukan serangan senjata kimia sehingga Washington merasa berhak meluncurkan serangan rudal-rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara Suriah di Shayrat, Homs.

Meski demikian, Menteri Pertahanan AS James Mattis kepada wartawan di Pentagon pada hari Selasa tetap yakin, rezim Assad sebagai pelaku serangan senjata kimia yang menurut laporan telah membunuh hingga 80 orang, termasuk bocah-bocah tak bersalah.

”Hal ini sangat jelas ada yang merencanakan serangan ini, yang berwenang yang melakukan serangan ini sendiri,” kata Mattis mengacu pada rezim Suriah.






Credit  sindonews.com



Korut Ancam Lakukan Serangan Nuklir


 Korut Ancam Lakukan Serangan Nuklir



SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) memperingatkan siap melancarkan serangan nuklir ke Amerika Serikat (AS) jika ada indikasi serangan oleh Washington. Ancaman itu muncul saat armada kapal perang AS menuju Samudra Pasifik bagian barat. Armada penyerang itu dipimpin oleh kapal induk bertenaga nuklir Carl Vinson.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat dengan kemungkinan aksi militer oleh AS setelah Washington menyerang Suriah dengan puluhan rudal. Kemungkinan aksi militer itu pun muncul seiring kekhawatiran Korut menggelar tes nuklir keenam. Surat kabar corong pemerintah Korut, Rodong Sinmun, menyatakan negaranya siap merespons semua agresi AS.

”Tentara revolusioner kami yang kuat mengamati setiap gerakan elemen musuh, dengan pandangan nuklir kami fokus pada pangkalan AS tidak hanya di Korea Selatan (Korsel) dan Pasifik, tapi juga di daratan AS,” papar surat kabar itu, dikutip kantor berita Reuters.

Presiden pelaksana Korsel Hwang Kyo-ahn juga memperingatkan provokasi lebih lanjut oleh Korut tersebut. Korsel juga telah memerintahkan militer meningkatkan pengawasan dan terus berkomunikasi dengan AS.

”Ada kemungkinan Korut mungkin meningkatkan provokasi seperti tes nuklir seiring berbagai peringatan termasuk adanya pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat Korut,” papar Hwang, yang menjadi pelaksana presiden Korsel sejak Park Geun-hye dicopot dari posisinya sebagai presiden karena terlibat skandal korupsi.

Korut menggelar pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat kemarin. Pertemuan yang digelar dua kali setahun itu biasanya untuk menyepakati berbagai tujuan kebijakan nasional. Meski demikian, para pejabat Korsel berupaya meredam kekhawatiran publik di media sosial tentang kemungkinan perang dengan Korut.

”Kami ingin berhati-hati sehingga tidak menutup mata pada perkembangan kondisi keamanan di semenanjung Korea,” ungkap Juru Bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korsel Moon Sang-kyun. Sabtu (15/4) mendatang merupakan peringatan ulang tahun Pendiri Korut Kim Ilsung yang ke-105.

Kim Il-sung juga kakek Pemimpin Korut Kim Jong-un. Parade militer akan digelar di ibu kota Korut, Pyongyang, untuk memperingati hari ulang tahun tersebut. Korut juga sering memperingati hari-hari penting itu dengan menggelar tes nuklir atau rudal meski melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa (DK PBB). Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mengirim ucapan selamat pada Korut dalam hari peringatan tersebut.

”Dua negara yang bersahabat merayakan ulang tahun ini dan pada saat yang sama, melakukan perang melawan ambisi liar kekuatan besar yang memiliki kebijakan dominasi dan ekspansionis,” ungkap ucapan Assad untuk Korut.

Kantor berita KCNA melaporkan, armada kapal perang AS menunjukkan upaya invasi telah mencapai tahap serius. ”Kami tak pernah mengemis untuk perdamaian tapi kami akan memberikan perlawanan terhebat melawan para provokator untuk membela diri kami dengan kekuatan senjata dan tetap di jalan yang kami pilih sendiri,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut. Korut dan Korsel secara teknis masih berperang karena konflik 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata, bukan traktat perdamaian.

Pyongyang secara rutin mengancam menghancurkan Korsel dan aliansi utamanya, AS. Sementara itu, para delegasi dari penjuru Korut telah tiba di Pyongyang menjelang pertemuan Majelis Tertinggi Rakyat. Mereka mengunjungi patung para mendiang pemimpin Korut Kim Il-sung dan putranya Kim Jong-il. Korut muncul sebagai salah satu masalah terbesar kebijakan luar negeri Presiden AS Donald Trump. Pyongyang telah menggelar lima tes nuklir, dua tes nuklir dilakukan tahun lalu.

Korut juga mengembangkan rudal dengan hulu ledak nuklir yang dapat mencapai wilayah AS. Pyongyang menyatakan memiliki semua opsi, termasuk serangan militer. Meski demikian, para pejabat AS menjelaskan aksi nonmiliter tampaknya menjadi pilihan utama jika harus bertindak.

Kemlu Rusia juga menyatakan kekhawatirannya tentang banyak aspek kebijakan luar negeri AS, terutama terkait Korut. ”Kami benar-benar khawatir dengan apa yang dipikirkan Washington pada Korut setelah mereka mengungkapkan kemungkinan skenario militer sepihak,” papar pernyataan Kemlu Rusia. 





Credit  sindonews.com





Wartawan asing di Korut diminta bersiap untuk peristiwa "besar"



Wartawan asing di Korut diminta bersiap untuk peristiwa
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Istana Matahari Kumsusan untuk memberikan penghormatan kepada mantan pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il pada tahun baru dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh KCNA di Pyongyang, Minggu (1/1/2017). (KCNA/via Reuters)


Seoul (CB) - Para wartawan asing yang sedang mengunjungi Korea Utara telah diminta bersiap-siap untuk menghadapi sebuah peristiwa "besar dan penting" pada Kamis.

Tidak ada petunjuk bahwa peringatan berkaitan langsung dengan ketegangan di kawasan menyangkut program senjata nuklir yang dimiliki negara terkucil itu, tulis  Reuters.

Sekitar 200 wartawan asing sedang berada di Pyongyang pada saat Korea Utara akan memperingati tahun ke-105 hari kelahiran presiden pendiri bangsa, Kim Il Sung pada 15 April.

Hari kelahiran Kim Il Sung merupakan hari nasional terbesar di Korut, yang disebut dengan "Hari Matahari".

Tidak ada pejabat yang memberikan keterangan rinci hal yang dimaksud dengan peristiwa itu serta waktu peristiwa akan terjadi. 

Pengumuman pada tahun-tahun sebelumnya berkaitan dengan peristiwa yang relatif biasa.

Pada 2016, misalnya, para wartawan asing harus menjalani pemeriksaan selama berjam-jam oleh para pejabat Korea Utara menjelang suatu peristiwa, yang kemudian ternyata adalah konser musik pop untuk memperingati puncak kongres Partai Buruh yang berkuasa.

Ketegangan sedang meningkat dengan kelompok tempur Angkatan Laut Amerika Serikat bergerak menuju Pasifik barat.

Pergerakan itu merupakan unjuk kekuatan sementara Korea Utara memperingatkan pihaknya bisa melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat jika AS menunjukkan tanda-tanda menyerang.

Presiden China Xi Jinping, ketika melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden AS Donald Trump, mendesak pihak-pihak terkait untuk mencari penyelesaian damai bagi masalah Korut.

Pada April 2012, Korut mencoba meluncurkan roket jarak jauh menjelang peringatan ke-100 tahun Hari Matahari. Media pemerintah kemudian membenarkan bahwa peluncuran itu mengalami kegagalan.

Pada Rabu, sejumlah pejabat Korea Utara mengatakan kepada para wartawan di Pyongyang, yang diundang untuk memperingati hari nasional negara itu, bahwa jadwal mereka telah dibatalkan. Sebagai gantinya, mereka bertemu pada Kamis pagi untuk bersiap-siap bagi sebuah "acara besar dan penting".

Kunjungan oleh wartawan asing ke Korut adalah peristiwa langka dan diatur sangat ketat. Petugas keamanan terutama akan melakukan pemeriksaan secara ketat pada acara-acara yang dihadiri oleh pemimpin Korut Kim Jong Un.

Korea Utara kerap memanfaatkan kunjungan seperti itu untuk memamerkan proyek-proyek pembangunan baru. Dalam beberapa pekan belakangan, para pekerja sedang menyelesaikan beberapa sentuhan pada jalanan menuju gedung pencakar langit "Ryomyong" di Pyongyang pusat. 



Credit  antaranews.com






Demo Ricuh, Polisi Tembak Mahasiswa di Venezuela



Demo Ricuh, Polisi Tembak Mahasiswa di Venezuela Demonstrasi di Venezuela memakan korban, dua mahasiswa tewas karena ditembak polisi. (REUTERS/Christian Veron)


Jakarta, CB -- Seorang mahasiswa berusia 19 tahun ditembak polisi saat terjadi bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanaan dalam aksi protes terhadap Presiden Nicolas Maduro.

Demonstrasi tersebut dilakukan warga demi melengserkan Maduro menyusul krisik politik dan ekonomi di Venezuela.

Melansir AFP, polisi menembak Daniel Queliz di bagian leher. Akibat tembakan itu, Queliz meregang nyawa sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit.

Sebelumnya, mahasiswa berusia 19 tahun lainnya, Jairo Ortiz, juga tewas di tangan polisi, minggu lalu. Dia ditembak di bagian dada oleh polisi saat bentrok pecah di Caracas. Polisi dinyatakan bersalah atas penembakan tersebut.


Sekretaris Jenderal Organization of American States, Luis Almagro, mengecam kedua insiden tersebut, Selasa (11/4).

“Kami tidak bisa menerima rezim yang mengorbankan nyawa penduduknya sendiri untuk mempertahankan kekuasaan,” ujar Almagro dalam rekaman video yang disebarkan melalui Twitter.

Komunitas yang dipimpin Almagro juga menyebut Maduro sebagai ‘diktator’.

Adapun, sebanyak 40 orang dituntut melakukan ‘aksi kekerasan’ dalam demonstrasi yang berlangsung Senin (10/4).

Maduro, di sisi lain, terus berusaha mempertahankan kekuasaannya kendati aksi protes terus bergulir. Warga berunjuk rasa akibat tingkat inflasi yang tinggi dan krisis kebutuhan pokok.


Protes yang berlangsung awal pekan ini, merupakan yang kelima dalam satu bulan terakhir.

Sementara, kerusuhan yang terjadi Senin lalu merupakan yang terbesar selama aksi protes terjadi. Polisi di Caracas menembakkan gas air mata dan meriam air guna memukul mundur peserta aksi yang melempari petugas dengan batu. Para pemimpin aksi mengancam akan terus melakukan unjuk rasa hingga Maduro mundur.

Mereka menyebut aksi unjuk rasa nasional selanjutnya akan berlangsung 19 April mendatang.

Para demonstran menuntut referendum untuk menggulingkan Maduro dari kursi presiden.

"Semua kekerasan ini meletus karena mereka tidak akan membiarkan masyarakat mengekspresikan keinginan mereka melalui pemilu," kata pemimpin kelompok oposisi, Julio Borges.

Dia juga menyampaikan petisi ke markas Garda Nasional agar polisi bisa menghentikan represi terhadap publik.

Di sisi lain, Selasa (11/4) warga yang kesal melempari Maduro dengan batu dan telur saat menghadiri parade militer.




Credit  cnnindonesia.com



Putin: Hubungan AS-Rusia Semakin Buruk di Tangan Trump


 Putin: Hubungan AS-Rusia Semakin Buruk di Tangan Trump
  Putin menyebut hubungan AS-Rusia semakin buruk di bawah kepimpinan Trump. (Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin)


Jakarta, CB -- Presiden Vladimir Putin mengatakan, hubungan Rusia dan Amerika Serikat nampaknya telah memburuk di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, menyusul ketegangan Washington dan Moskow mengenai serangan AS ke Suriah dan dugaan penggunaan senjata kimia oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

"Saya menganggap tingkat kepercayaan AS-Rusia, khususnya pada sisi militer, tidaklah membaik, justru memburuk," tutur Putin dalam wawancara di sebuah televisi di Moskow, Rabu (12/4).

Komentar ini diutarakan Putin bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ke Moskow untuk bertemu Menlu Rusia Sergei Lavrov.


Washington dan Moskow sedang berupaya mencari kejelasan dari masing-masing pemerintahan, khususnya setelah insiden senjata kimia di Suriah terjadi pada Selasa pekan lalu.

Di tangan Trump, hubungan Moskow dan Washington sebelumnya diprediksi akan membaik. Namun, yang terjadi kebalikannya, Rusia-AS kian bersitegang menyusul serangan unilateral AS ke Suriah yang dianggap Assad sebagai tindakan bodoh dan tidak bertanggung jawab.

AS menyalahkan Assad, sekutu dekat Rusia, dalam serangan kimia yang menewaskan sedikitnya 80 orang di salah satu wilayah kekuasaan pemberontak di Kota Khan Sheikhun itu. Sebagai respons, Washington meluncurkan puluhan rudal Tomahawk ke pangkalan militer Suriah di Homs.


Sejak itu, perang mulut antar Kremlin dan Gedung Putih terus terjadi. Putin geram dan menolak tuduhan bahwa Assad bertanggung jawab atas insiden gas beracun terparah sejak 2013 silam ini.

Putin bahkan menganggap, aksi militer AS di Suriah itu telah melanggar hukum internasional.

Dalam kunjungan ke Moskow hari ini, Tillerson akan meminta Rusia menghentikan dukungannya untuk Assad dan Iran, serta memindahkan loyalitas pada Barat dan Arab, untuk mencari solusi politik yang lebih baik bagi Suriah.

Tillerson adalah menteri kabinet pertama yang mengunjungi Moskow sejak Donald Trump menjabat.

Tujuan awal lawatan mantan bos ExxonMobil ini adalah menjalin kerjasama antiteroris dengan Moskow. Namun, saat ini hubungan kedua negara justu tengah merenggang, menyusul serbuan mendadak AS ke Suriah, yang merupakan sekutu dekat Rusia.

Sementara itu, Kremlin menganggap wacana penggulingan Assad yang terus digaungkan negara Barat selama ini merupakan "solusi yang tidak masuk akal".



Credit  cnnindonesia.com




Rusia Veto Resolusi PBB soal Serangan Kimia di Suriah



Rusia Veto Resolusi PBB soal Serangan Kimia di Suriah 
  Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, mengatakan bahwa negaranya menolak usulan resolusi tersebut karena hanya berdasarkan pada tuduhan, tanpa bukti penyelidikan independen. (Reuters/Stephanie Keith)


Jakarta, CB -- Rusia memveto draf resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengecam serangan gas mematikan di Suriah dan meminta Presiden Bashar al-Assad bekerja sama dalam penyelidikan insiden tersebut.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Vladimir Safronkov, mengatakan bahwa negaranya menolak usulan resolusi tersebut karena hanya berdasarkan pada tuduhan, tanpa bukti penyelidikan independen.


"Saya terkejut melihat hasil seperti ini. Belum ada satu pun pihak yang mengunjungi lokasi kejadian. Bagaimana kalian tahu tentang itu?" ujar Safronkov, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (12/4).

Sejak serangan di daerah kekuasaan pemberontak di Kota Khan Sheikhun itu terjadi pada 4 April lalu, memang belum ada hasil penyelidikan yang diumumkan.

Namun menurut Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Halley, resolusi ini justru akan membersihkan nama Assad jika memang benar sang presiden bukan merupakan dalang di balik serangan yang menewaskan 87 orang tersebut.

"Jika rezim tidak bersalah, seperti yang diklaim Rusia, informasi yang diminta dalam resolusi ini justru akan membersihkan namanya," ucap Halley.

Selama ini, Rusia sebagai sekutu Assad mengklaim, serangan udara Suriah saat itu sebenarnya menghantam salah satu gudang teroris yang ternyata menyimpan senjata kimia.

Pemerintah Suriah pun selama ini menampik tudingan sejumlah negara Barat yang mengatakan bahwa pasukan Assad sengaja menggunakan senjata kimia.

Hingga kini, Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) masih menyelidiki serangan tersebut. Jika terbukti ada penggunaan senjata kimia, OPCW yang bekerja di bawah PBB kemudian akan mencari pelakunya.

Dalam penyelidikan sebelumnya, OPCW sudah pernah membuktikan bahwa pasukan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas tiga serangan gas klorin pada 2014 dan 2015.




Credit  cnnindonesia.com




Rabu, 12 April 2017

China Bakal Bangun Lapangan Terbang Pertama di Antartika

 China Bakal Bangun Lapangan Terbang Pertama di Antartika
China bakal membangun lapangan terbang pertama di Antartika dekat dengan stasiun Zhongshan. Foto/Istimewa


BEIJING - China akan memulai pembangunan lapangan terbang pertama di Antartika pada akhir tahun. Negara Tirai Bambu itu telah menyelesaikan misi survei dan telah mengambil sebuah situs dekat dengan stasiun Zhongshan untuk memulai konstruksi tahun ini.

Kapal pemecah es Xue Long telah kembali ke pangkalan pada Selasa lalu. Kapal ini membawa 256 kru ekspedisi Antartika ke-33 yang untuk melakukan perjalanan lintang selatan Bumi pada awal November.

"Pada awalnya lapangan terbang akan hanya memiliki satu landasan pacu, sehingga pembangunan akan mudah, kita hanya perlu untuk meratakan area yang dipilih dan mempertahankannya," tutur Deputi Direktur Polar Research Institute of China, Sun Bo

"Untuk pesawat terbang perlu dilengkapi dengan sepasang landasan pacu sehingga mereka dapat mendarat," imbuhnya seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (12/4/2017).

Sun Bo menambahkan konstruksi akan dimulai pada ekspedisi ke-34 dan menekankan bahwa lapangan udara direncanakan akan sangat membantu eksplorasi Arktik China. Landasan awal nantinya akan diikuti oleh sejumlah lapangan terbang lainnya yang akan menjadi landai dan akan mengakomodasi pesawat yang lebih besar.

Cina saat ini memiliki empat stasiun penelitian di Antartika, tetapi tidak memiliki landasan udara untuk memasok mereka dari udara. Keputusan untuk membangun lapangan terbang itu diambil pada tahun 2014 dan ekspedisi 31 mulai melakukan survei untuk menemukan situs yang tepat dengan menggunakan drone. 




Credit  sindonews.com






Jepang Ingin Gabung Armada Kapal Perang AS


Jepang Ingin Gabung Armada Kapal Perang AS
Jepang ingin mengirimkan sejumlah kapal perusak ke kelompok kapal perang Carl Vinson saat memasuki Laut China Timur. Foto/Istimewa


TOKYO - Angkatan Laut Jepang berencana melakukan latihan bersama dengan kelompok kapal perang Carl Vinson Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Saat ini, kelompok kapal perang Carl Vinson tengah menuju Semenanjung Korea untuk unjuk kekuatan militer yang bertujuan menghalangi rezim Korea Utara (Korut) melakukan tes rudal lanjutan.

"Jepang ingin mengirimkan beberapa kapal perusak saat Carl Vinson memasuki Laut Cina Timur," kata sumber-sumber di Jepang seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/4/2017).

Salah seorang sumber yang berbicara kepada Reuters memiliki pengetahuan langsung tentang rencana tersebut, sementara yang lain telah diberitahu tentang latihan tersebut. Para pejabat Maritim Angkatan Bela Diri Jepang (MSDF) tidak segera merespon saat dimintai komentarnya.

Kemunculan kekuatan angkatan laut AS-Jepang di dekat China bisa memicu reaksi dari Beijing. China dan Tokyo terlibat sengketa wilayah terkait pulau tak berpenghuni di dekat Taiwan, kawasan Laut China Timur.

Unjuk kekuatan angkatan laut oleh Tokyo datang sebagai keprihatinan yang tumbuh di Jepang selama perkembangan program rudal balistik Korut. Selain itu, aksi muncul setelah ancaman Presiden AS Donald Trump melakukan tindakan sepihak untuk memecahkan masalah Korea Utara.

Trump, yang telah mendesak Cina untuk berbuat lebih banyak untuk mengendalikan sekutu dan tetangganya yang miskin, kata di Twitter bahwa Korea Utara "mencari masalah" dan Amerika Serikat akan "memecahkan masalah" dengan atau tanpa bantuan Beijing.

Kelompok kapal perang Carl Vinson, yang membatalkan rencana kunjungan ke Australia, berlayar dari Singapura. Kapal induk kelas Nimitz seberat 100 ribu ton itu didukung oleh dua reaktor nuklir dan mengangkut hampir 100 pesawat tempur.

Sementara Angkatan Laut Jepang merupakan yang terbesar kedua di Asia setelah China. Sebagian besar terdiri dari kapal perusak, namun mampun membawa empat helikopter besar.

Ketegangan telah meningkat tajam di Semenanjung Korea di tengah kekhawatiran bahwa Korut akan segera melakukan uji coba nuklir keenam. Sebelumnya, Korut telah menembakan rudal Scud berbahan bakar cair pada bulan ini dalam serangkaian tes terbaru yang menampilkan kemampuan rezim Pyongyang melakukan serangan. Pyongyang juga menggunakan roket berbahan bakar padat dan kendaraan peluncur yang sulit dideteksi. 




Credit  sindonews.com






Sampaikan Ultimatum ke Rusia, Moskow Cela Menlu AS

Sampaikan Ultimatum ke Rusia, Moskow Cela Menlu AS
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson. Foto/Istimewa


MOSKOW - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia memberikan tanggapan atas kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, ke Rusia. Kemlu Rusia mengatakan adalah hal yang tidak berguna mencoba berbicara dengan Moskow dalam kondisi membawa ultimatum.

"Bagi saya, setiap orang sudah mengerti bahwa tidak ada gunanya untuk melakukan perjalan ke Rusia dengan ultimatum. Itu hanya kontraproduktif," kata juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, seperti dikutip dari Sputniknews, Rabu (12/4/2017).

Terkait komentar Tillerson di Italia yang mendesak Moskow untuk meninggalkan dukungan untuk pemerintah Suriah dan label presiden sebagai mitra yang tidak bisa diandalkan, Zakharova mengatakan: "Saya biasanya tidak melihatnya sebagai ultimatum."

Menlu yang juga Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson, melakukan kunjungan ke Rusia. Kunjungan Tillerson itu untuk membawa pesan dari kekuatan dunia ke Moskow yang mengecam dukungan Rusia untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Tillerson sebelumnya telah bertemu dengan menteri luar negeri dari kelompok negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) dan sekutu Timur Tengah di Italia. Mereka mendukung seruan bersama untuk Rusia agar meninggalkan Assad.

"Hal ini jelas bagi kami masa pemerintahan keluarga Assad akan segera berakhir. Kami berharap bahwa pemerintah Rusia menyimpulkan bahwa mereka telah bersekutu dengan pasangan tidak dapat diandalkan di Bashar al-Assad," kata Tillerson. 


Credit  sindonews.com



G-7 Ancam Rusia: Setop Dukung Assad atau Dihajar Sanksi

G-7 Ancam Rusia: Setop Dukung Assad atau Dihajar Sanksi
Para warga Khan Sheikhoun, Idlib, Suriah, yang terpapar senjata kimia. Negara-negara G-7 ancam Rusia dengan sanksi jika terus dukung rezim Suriah. Foto / REUTERS


LONDON - Inggris dan negara-negara lain yang tergabung dalam kelompok G-7 mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia jika terus mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Inggris dan negara-negara Barat lainnya menuduh rezim Suriah sebagai pelaku serangan senjata kimia yang renggut puluhan orang di Khan Sheikhoun, Idlib.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson telah bekerja bersama mitra-mitranya di G-7 untuk menyusun proposal yang menuntut penarikan pasukan Rusia dari Suriah. Proposal itu juga menekan Moskow untuk mengakhiri dukungannya kepada Assad.

Jika Rusia bersedia memenuhi tuntutan G-7, sebagai imbalannya, Moskow bisa bergabung kembali dengan kelompok negara-negara industri di dunia itu yang sebelumnya bernama G-8.

Rusia didepak dari G-8 setelah menganeksasi Crimea dari Ukraina pada tahun 2014. Ancaman kelompok G-7 terhadap Moskow itu dilaporkan surat kabar Times.

Tekanan terhadap Moskow mulai dirancang dalam pertemuan negara-negara industri tersebut yang berlangsung di Italia pada Senin (10/4/2017). Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson ikut bergabung dalam kelompok yang mengancam Rusia.

“Sudah terlihat minggu ini bahwa (Menlu) Tillerson dan (Presiden Donald) Trump telah mengatakan tidak ada masa depan bagi Assad, satu helai apa yang bisa keluar dari G7 adalah bahwa kita mengatakan Assad harus lengser,” kata seorang sumber di Kementerian Luar Negeri Inggris seperti dikutip Telegraph.

Tillerson yang hendak berkunjung ke Moskow sempat menyatakan sikapnya atas posisi Rusia yang selalu pasang badan untuk rezim Assad.

”Saya berharap Rusia berpikir hati-hati tentang melanjutkan aliansi dengan Bashar al-Assad karena setiap kali salah satu dari serangan-serangan mengerikan (Assad) akan menyeret Rusia lebih dekat untuk bertanggung jawab,” katanya kepada ABC, semalam. 



Credit  sindonews.com



Bawa Pesan Dunia Barat, Menlu AS Sambangi Rusia

Bawa Pesan Dunia Barat, Menlu AS Sambangi Rusia
Menlu AS, Rex Tillerson, melakukan kunjungan ke Rusia di tengah ketegangan terkait serangan Washington ke Suriah. Foto/Reuters


MOSKOW - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, melakukan kunjungan ke Rusia. Kunjungan Sekretaris Negara AS itu untuk membawa pesan dari kekuatan dunia ke Moskow yang mengecam dukungan Rusia untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Tillerson dijadwalkan akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, Rabu. Kremlin mengatakan Tillerson tidak memiliki jadwal pertemuan dengan Putin dalam perjalanan ini, meskipun beberapa media Rusia melaporkan pertemuan tersebut dapat terjadi seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/4/2017).

Tillerson sebelumnya telah bertemu dengan menteri luar negeri dari kelompok negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) dan sekutu Timur Tengah di Italia. Mereka mendukung seruan bersama untuk Rusia agar meninggalkan Assad.



"Hal ini jelas bagi kami masa pemerintahan keluarga Assad akan segera berakhir. Kami berharap bahwa pemerintah Rusia menyimpulkan bahwa mereka telah bersekutu dengan pasangan tidak dapat diandalkan di Bashar al-Assad," kata Tillerson.

Ia mengatakan Rusia telah gagal dalam perannya sebagai sponsor kesepakatan dari 2013 di mana Assad berjanji untuk menyerahkan senjata kimia.

Rusia mengatakan bahan kimia yang menewaskan warga sipil pekan lalu milik pemberontak, bukan pemerintah Assad, dan menuduh Amerika Serikat dari agresi ilegal di dalih palsu.

Negara-negara Barat telah menyerukan Assad untuk lengser sejak 2011, masa-masa awal perang saudara yang telah menewaskan 400 ribu orang. Konflik di Suriah juga menciptakan krisis pengungsi terburuk di dunia.

Posisi Assad di medan perang menjadi jauh lebih kuat setelah Rusia bergabung dengan perang untuk mendukungnya di tahun 2015. AS dan sekutunya sedang melakukan serangan udara di Suriah terhadap ISIS, tapi sampai minggu lalu Washington telah menghindari menargetkan pasukan pemerintah Assad langsung.

Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan bahwa kebijakan militer AS di Suriah tidak berubah dan tetap fokus untuk mengalahkan ISIS.



Credit  sindonews.com






Mahasiswi Indonesia diminta buka hijab di bandara Italia



Jakarta (CB) - Seorang mahasiswi asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Inggris Raya, menceritakan pengalamannya ketika melewati pemeriksaan di bandara Roma Ciampino, Italia.

Aghnia Adzkia, mahasiswi University of London ini bercerita melalui Facebook dan Instagram, bahwa ia diminta petugas bandara untuk melepas hijabnya.

Ia pun bertanya mengapa ia harus melepas hijabnya, petugas menjawab demi keamanan. Ia juga diminta untuk menjalani pemeriksaan di toilet dengan petugas perempuan.

"Saya berargumen dengan petugas perempuan tentang undang-undang dan ia menunjukkan surat dalam bahasa Italia, yang tidak saya pahami. Bukannya menerjemahkan surat, ia bersikeras memeriksa saya di toilet," tulis Aghnia dalam bahasa Inggris.

Petugas juga menolak permintaannya untuk menghubungi salah seorang teman untuk dimintai tolong menerjemahkan tulisan tersebut.

Aghnia, yang pernah menjadi jurnalis CNN Indonesia, pun memutuskan tidak jadi ikut penerbangan ke London karena merasa sudah terlambat.

Belakangan, ia menjelaskan sudah melewati metal detector dan tidak terdapat kejanggalan sebelum akhirnya diminta ke ruang pemeriksaan.

Ia akhirnya memilih pulang ke London dengan penerbangan sore dari bandara Fiumicino dan juga diminta melepas hijabnya.

Bersamaan dengan tulisan itu, ia juga menyertakan video pendek pengalamannya di bandara.

Dalam kolom komentar di Instagram, Aghnia menyatakan sudah melaporkan kejadian ini ke KBRI di Roma, Italia.




Credit  antaranews.com




Uni Eropa perpanjang sanksi terhadap Iran


 Uni Eropa perpanjang sanksi terhadap Iran

Bendera Uni Eropa. (Pixabay/Pontzi)


Brussel (CB) - Uni Eropa memperpanjang setahun sanksi yang dikenakan terhadap Iran terkait pelanggaran hak asasi manusia di negara itu pada Selasa (11/4), di tengah ketegangan sehubungan dengan dukungan Teheran bagi Presiden Suriah Bashar al Assad.

Sanksi tersebut meliputi pembekuan aset 82 individu dan satu entitas, plus larangan ekspor perlengkapan "yang mungkin bisa digunakan untuk melakukan tindakan represif di dalam negeri dan peralatan untuk memantau telekomunikasi."

Nama-nama mereka yang kena sanksi akan diumumkan pada Rabu di Jurnal Resmi Uni Eropa menurut pernyataan itu.

Negara-negara anggota Dewan Eropa menyatakan memutuskan memperpanjang sanksi sebagai respons terhadap "pelanggaran hak asasi manusia serius di Iran."

Sanksi tersebut pertama kali diberlakukan pada 2011 menyusul operasi penindakan selama pemilu 2009 dan aksi unjuk rasa yang dipicu oleh Arab Spring (revolusi dunia Arab) yang melahirkan harapan bagi reformasi di Iran.

Sanksi tersebut tidak berkaitan dengan program nuklir Iran, demikian menurut warta kantor berita AFP.



Credit  antaranews.com




Presiden Belarusia kutuk serangan militer AS terhadap Suriah


 Presiden Belarusia kutuk serangan militer AS terhadap Suriah

Pemandangan menunjukkan bus-bus yang terbakar ketika sedang dalam perjalanan untuk mengevakuasi orang sakit dan terluka dari desa-desa Suriah yang terkepung, al-Foua dan Kefraya, setelah mereka diserang dan dibakar, di provinsi Idlib, Suriah, dalam foto yang disediakan oleh SANA, Minggu (18/12/2016). (SANA/Handout via REUTERS/cfo/16)


Minsk, Belarusia (CB) - Presiden Belarusia Alexander Lukshenko mengutuk serangan rudal AS ke Suriah, kata layanan pers kepresidenan pada Selasa (11/4).

"Ketika saya mendengar mengenai itu, saya sangat menyesalkan. Untuk menangani masalah dalam negeri melalui kebijakan luar negeri yang agresif bukan cara yang benar," kata Lukashenko, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Rabu pagi.

"Amerika sendirian atau bahkan bersama sekutu NATO terdekatnya tak bisa mengambil-alih atau memerintah seluruh dunia. Orang mesti mengawasi nafsunya dan menangani tempat kepentingannya sangat kuat. Dan mereka berdusta terutama di Amerika Utara," katanya.

Amerika Serikat pada Jumat (7/4) menembakkan peluru kendali dari dua kapal perusaknya di Laut Tengah ke satu pangkalan udara, yang dikatakan Presiden AS Donald Trump sebagai tempat serangan senjata kimia maut dilancarkan pada Selasa.

Washington mengatakan pemerintah Suriah adalah pihak yang melakukan serangan gas beracun tersebut di kota Khan Sheikhoun di provinsi Idlib yang dikuasai para pemberontak. Serangan menewaskan sedikitnya 70 orang, yang sebagian besar di antaranya adalah warga sipil, termasuk anak-anak.

Komando Angkatan Darat Suriah telah membantah bertanggung jawab atas serangan.

Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Minggu (9/4) mengatakan serangan rudal AS terhadap satu pangkalan udara Suriah adalah kesalahan strategis.

"Tindakan Amerika ada kesalahan strategis, sebab mereka mengulangi kesalahan para pendahulu mereka," kata jejaring Ali Khamenei, yang mengutip pernyataannya.

Karena Eropa sekarang menghadapi ancaman pelaku teror, maka AS juga takkan jauh dari ancaman tersebut, tambah Pemimpin Spiritual Iran itu.

Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem pada Kamis mengatakan serangan udara Suriah belum lama ini ke kota kecil yang dikuasai gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah mengenai gudang gerilyawan yang berisi bahan kimia. Tapi Al-Moallem membantah Angkatan Udara Suriah menggunakan gas beracun selama serangan itu.




Credit  antaranews.com





Pertempuran sengit berkecamuk di Suriah




Pertempuran sengit berkecamuk di Suriah
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) melaporkan pemberontak anti-pemerintah menembak jatuh sebuah pesawat perang Suriah di utara kota Aleppo, Sabtu (3/12/2016), dan menewaskan dua pilot. Pesawat itu jatuh di dekat Bandara Internasional Aleppo. (Xinhua.net)


Damaskus, Suriah (CB) - Pertempuran sengit berkecamuk pada Selasa (11/4) antara prajurit militer Suriah dan gerilyawan di Provinsi Daraa di bagian selatan negeri itu, di tengah keterangan bahwa gerilyawan mendapat bantuan besar melalui perbatasan Jordania.

Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan Angkatan Udara Suriah melancarkan 40 serangan udara pada Selasa terhadap gerilyawan, yang berusaha menyerbu dan merebut Daerah Manshiyeh.

Jika gerilyawan berhasil merebut daerah tersebut, itu mengancam kejatuhan Kota Daraa ke tangan gerilyawan.

Kelompok pengawas yang berpusat di London, Inggris, tersebut mengatakan 16 perwira dan prajurit Suriah tewas sehari sebelumnya, selama pertempuran di Daraa, demikian laporan Xinhua, Rabu pagi.

Observatorium tersebut menambahkan di antara kelompok gerilyawan ada Front bagi Pembebasan Levant --yang sebelumnya dikenal dengan nama Front An-Nusra, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaida.

Sementara itu, satu sumber militer mengatakan kepada Xinhua bahwa pertempuran berkecamuk di Daraa setelah gerilyawan menerima dukungan besar logistik melalui perbatasan Jordania, termasuk senjata berat dan kendaraan.

Ratusan petempur gerilyawan, serta tank dan kendaraan sampai kepada gerilyawan di Daraa, kata sumber tersebut --yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Gerilyawan belum lama ini meningkatkan serangan mereka di Daraa untuk merebut Permukiman Manshiyeh, yang meliputi tiga bukit yang menjorok ke sebagian besar permukiman di Daraa.

Ada kekhawatiran bahwa jika Manshiyeh jatuh ke tangan gerilyawan, seluruh kota Daraa akan jatuh juga.

Abdul-Aziz Farez, seorang ahli politik, mengatakan Jordania mendukung gerilyawan di Daraa karena dua alasan utama: yang pertama ialah air, sebab Daraa berisi dua sumber air.

Yang kedua, ia menambahkan, ialah ukuran geografis dan lokasinya di dekat perbatasan Jordania, yang akan memungkinkan Jordania, dengan bantuan gerilyawan, membuat Daraa jadi zona penyangga.






Credit  antaranews.com





Selasa, 11 April 2017

Intai Kim Jong-un, Jet-jet Tempur AS Sibuk di Langit Korea

 Intai Kim Jong-un, Jet-jet Tempur AS Sibuk di Langit Korea
Angkatan Udara Amerika Serikat mengintai aktivitas rezim Kim Jong-un di Korea Utara dengan pesawat jet tempur dan pesawat mata-mata. Foto / Fox News


SEOUL - Sejumlah pesawat jet tempur Amerika Serikat (AS) termasuk F-16 sibuk di langit kawasan Semenanjung Korea untuk memata-matai aktivitas militer Korea Utara (Korut) dan diktator Kim Jong-un. Angkatan Udara AS mengklaim manuver itu sebagai latihan, namun siap mengeksekusi perintah untuk meluncurkan serangan pre-emptive.

”Ini terus, kita pada sense yang tinggi,” kata pejabat Angkatan Udara AS, Kolonel James Brotree. ”Selalu ada sesuatu yang terjadi, sehingga kami harus selalu memastikan bahwa kami melakukan hal yang benar,” ujarnya.

Pesawat-pesawat tempur AS itu melesat dari pangkalan udara Osan, sebelah selatan Seoul, Korea Selatan. Semua operasi dijalankan dari pusat operasi udara yang diawaki oleh Angkatan Udara AS dan Korea Selatan.

Osan adalah pangkalan untuk pesawat mata-mata canggih U-2. Pesawat ini juga telah berkeliaran di langit kawasan Semenanjung Korea. Rata-rata setiap harinya ada dua pesawat untuk misi pengintaian yang berlangsung sekitar 10 jam.

Dengan mengandalkan pengintaian pesawat-pesawat jet tempur dan pesawat mata-mata itu, AS dan Korea Selatan bisa mendapatkan gambar aktivitas konvensional dan non-konvensional dari rezim Pyongyang.

”Ini bisa menjadi waktu yang sangat menegangkan, tapi itu adala jenis apa yang kita lakukan di sini,” kata komandan skuadron U-2,  Letnan Kolonel Todd Larsen. ”Kami melakukan misi kami sehari-hari, tetapi kami selalu menjaga kesiapan,” ujarnya, seperti dilansir dari Fox News, Selasa (11/4/2017).

Aksi mata-mata Angkatan Udara AS ini akan menyediakan dukungan udara untuk pasukan darat dengan rudal yang diikatkan ke sayap dan hidung kerucut “senapan” yang sangat kejam.

”Kami pergi ke ruang udara yang sama yang kita akan lewati ke dalam situasi perang hanya 30 mil ke utara dari area kami,” kata pejabat Angkatan Udara AS lainnya, Mayor Jordan Hrupeckm menjelaskan tentang latihan tempurnya. ”Kami akan ada dalam posisi membela Korea Selatan.”

Tak satu pun dari petugas Angkatan Udara AS yang berbicara bahwa mereka akan dihubungi untuk mengeksekusi serangan pre-emptive yang sudah masuk dalam opsi militer pemerintah Presiden Donald Trump. Tapi, mereka menyatakan siap mengeksekusi perintah untuk meluncurkan serangan jika diprovokasi oleh Korut. 




Credit  sindonews.com






Ketika Rezim Nuklir Korut Tantang Perang Amerika


 Ketika Rezim Nuklir Korut Tantang Perang Amerika
Kapal induk bertenaga nuklir AS, USS Carl Vinson, yang dikerahkan ke Semenanjung Korea di dekat perairan Korea Utara. Pyongyang menyatakan siap perang sebagai respons manuver AS. Foto / news.com.au


JAKARTA - Hari ini (11/4/2017), rezim Kim Jong-un penguasa Korea Utara (Korut) mengumbar nyali untuk perang melawan Amerika Serikat (AS). Dengan bekal senjata nuklir, “rezim nakal” di Asia ini menjanjikan “pukulan paling kejam” jika negeri Donald Trump berani menyerang wilayah Pyongyang walau hanya sejengkal.

Retorika perang Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)—nama resmi Korut—terus diumbar dan hari ini menjadi retorika terkeras, setelah AS mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson dan armada tempurnya ke dekat perairan Korut di Semenajung Korea.

 

Kementerian Luar Negeri Korut mengutuk pengerahan kapal induk tersebut. ”Ini untuk membuktikan bahwa AS bergerak sembrono untuk menyerang DPRK dan telah mencapai tahap serius,” kata kementerian itu, sebagaimana dilansir kantor berita negara Korut, KCNA.

”DPRK siap untuk bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan oleh AS,” lanjut kementerian itu sebagai penegasan bahwa rezim Kim Jong-un sudah siap untuk perang.

”Kami akan membuat AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang akan diemban oleh tindakan keterlaluan,” imbuh kementerian itu. ”Kami akan mengambil penetralan terberat terhadap provokator untuk membela diri dengan kekuatan yang kuat dari senjata.”
nuklir, korut, perang, amerikaFoto / REUTERS

 

Sebelum retorika berani Korut ini muncul, Presiden Trump sudah memerintahkan penasihat militernya untuk menyiapkan opsi rencana serangan terhadap rezim Pyongyang. Tujuan rencana serangan AS untuk melucuti senjata nuklir Korut yang jadi ancaman bagi warga AS dan sekutu-sekutu Washington.

Penasihat militer Trump, Letnan Jenderal H.R. McMaster, secara resmi mengonfirmasi perintah Trump itu dalam wawancaranya dengan Fox News. “Ini bijaksana untuk melakukannya, bukan?,” ujarnya .

”Presiden sebelumnya dan Presiden Trump sepakat bahwa ini tidak dapat diterima, bahwa apa yang harus terjadi adalah denuklirisasi Semenanjung (Korea),” ujar McMaster.

”Presiden telah meminta (kami) harus siap untuk memberikan berbagai macam pilihan untuk menghapus ancaman (nuklir) itu,” katanya.

 

Retorika perang ini turut diramaikan dengan laporan China yang disebut telah mengerahkan sekitar 150.000 tentara dan unit medis ke dekat perbatasan Korut. Beijing tidak mengonfirmasi laporan itu. Namun, pengerahan ratusan ribu tentara China ini diduga untuk mengantisipasi para pengungsi Korut yang akan melarikan diri jika setiap saat AS meluncurkan serangan pendahuluan atau dikenal sebagai serangan pre-emptive.

Dampak mengerikan lainnya, jika perang itu nantinya menyeret negara-negara nuklir lain seperti China dan Rusia. Korea Selatan dan Jepang sudah dipastikan bergabung dengan AS sebagai sekutu mereka.

”(Negara-negara) ini memiliki militer yang paling kuat di dunia tanpa dipertanyakan,” ujar Blaxland.



Dari segi kekuatan personel, AS memiliki personel militer aktif 1,4 juta jiwa dan tentara cadangan 1,1 juta jiwa. Bandingkan dengan Korut yang memiliki 700.000 tentara aktif, namun diduga memiliki pasukan cadangan hingga 4,5 juta jiwa.

Prof Blaxland mengatakan Korea Utara juga telah mengumpulkan sekitar 20.000 roket dan rudal di dekat perbatasan Korea Selatan.

”Korut telah mengumpulkan artileri dan rudal yang berdekatan dengan zona demiliterisasi, dekat Seoul, yang menempatkan dalam kisaran populasi seukuran Australia, itu cukup menakutkan,” ujarnya.

Pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan, sambung dia, mungkin bisa menembak jatuh sejumlah besar rudal. Tapi, tidak sedikit kemungkinan rudal Korut yang akan lolos.

”Tidak peduli seberapa baik teknologi Anda, jika (rudal) mereka menghantam tanah, akan ada korban massal,” katanya memperingatkan dampak yang mengerikan.

”Masalahnya adalah kuantitas, hanya (korban) massal belaka,” katanya. ”(Apalagi) jika Anda tidak khawatir tentang berapa banyak orang mati dalam proses ini, di mana Kim Jong-un tidak (peduli).”

Seberapa hebat kekuatan militer Korut dan AS jika perang benar-benar pecah. Berikut komparasinya yang dirangkum SINDOnews dari Global Firepower.

Amerika SerikatTentara Aktif: 1,4 juta personel.
Tentara Cadangan:1,1 juta personel.
Total Pesawat: 13.444 unit.
Kapal Perang Perusak: 62 unit.
Anggaran Pertahanan Tahunan: USD581.000.000.000.
Artileri Derek:1.299 unit.
Stok bom nuklir: 7.000 unit.

Korea UtaraTentara Aktif: 700.000 personel.
Tentara Cadangan: 4,5 juta.
Total Pesawat: 944 unit.
Kapal Perang Perusak:- (tak diketahui).
Anggaran Pertahanan Tahunan: USD7.500.000.000
Artileri Derek: 4.500 unit.
Stok bom nuklir: 10 unit.




Credit  sindonews.com



Trump Perintahkan Penasihat Militer Siapkan Serangan ke Korut

 Trump Perintahkan Penasihat Militer Siapkan Serangan ke Korut
Presiden Donald Trump (kanan) memerintahkan penasihat militernya, Letnan Jenderal H.R. McMaster, untuk siapkan rencana serangan terhadap Korea Utara. Foto / REUTERS
 

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan penasihat militernya untuk menyiapkan daftar opsi rencana untuk menyerang Korea Utara (Korut) dengan target program nuklirnya. Salah satu penasihat militer Trump, Letnan Jenderal H.R. McMaster, mengonfirmasi perintah itu.

Salah satu opsi yang kemungkinan diambil militer AS adalah mengombinasikan aksi penggerebekan pasukan khusus dan serangan rudal pre-emptive.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam operasi militer yang dipimpin Amerika untuk menghantam pemimpin Pyongyang Kim Jong-Un adalah jaringan terowongan yang rumit di bawah ibu kota Pyongyang.

Para perencana perang AS dilaporkan mengalami kesulitan memetakan kompleks bawah tanah rezim Korut. Mereka percaya ada ratusan situs artileri dan pesawat di bawah tanah.

Berbicara kepada Fox News, McMaster mengatakan; “Ini bijaksana untuk melakukannya, bukan?”.

”Presiden sebelumnya dan Presiden Trump sepakat bahwa ini tidak dapat diterima, bahwa apa yang harus terjadi adalah denuklirisasi semenanjung (Korea),” ujar McMaster.

”Presiden telah meminta (kami) harus siap untuk memberikan berbagai macam pilihan untuk menghapus ancaman (nuklir) itu,” katanya, yang dilansir Selasa (11/4/2017).

Laporan ini muncul setelah militer AS meluncurkan rudal-rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad pekan lalu. Penargetan militer rezim Assad oleh AS ini merupakan yang pertama kali sepanjang konflik Suriah. 



Credit  sindonews.com






Didekati Kapal Induk AS, Korut Nyatakan Siap Perang


 Didekati Kapal Induk AS, Korut Nyatakan Siap Perang
Kapal induk bertenaga nuklir AS, USS Carl Vinson, yang dikerahkan ke Semenanjung Korea di dekat perairan Korea Utara. Pyongyang menyatakan siap perang sebagai respons manuver AS. Foto / REUTERS
 

PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) menyatakan diri siap perang setelah kapal induk Amerika Serikat (AS) USS Carl Vinson dan armada tempurnya dikerahkan ke dekat perairan Korut di Semenanjung Korea. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Presiden Donald Trump, memerintahkan penasihat militernya untuk mempersiapkan opsi rencana serangan terhadap Korut.

Kementerian Luar Negeri Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)—nama resmi Korut—mengutuk manuver Angkatan Laut AS. ”Ini untuk membuktikan bahwa AS bergerak sembrono untuk menyerang DPRK dan telah mencapai tahap serius,” kata kementerian itu yang dilansir kantor berita negara Korut, KCNA, Selasa (11/4/2017).

”DPRK siap untuk bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan oleh AS,” lanjut kementerian itu.

”Kami akan membuat AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang akan diemban oleh tindakan keterlaluan,” imbuh kementerian itu.

 

Korut juga menyatakan siap untuk merespons aksi AS yang mereka sebut “provokator” dengan senjata yang kuat.

”Kami akan mengambil penetralan terberat terhadap provokator untuk membela diri dengan kekuatan yang kuat dari senjata,” sambung kementerian itu.

Kapal induk USS Carl Vinson yang membawa sekitar 60 jet tempur dan ribuan personel di dek-nya semula dijadwalkan untuk melakukan kunjungan sebuah pelabuhan di Australia. Tapi, kapal induk dan armada tempurnya—termasuk dua kapal perang—dialihkan ke perairan Korut pada Sabtu pekan lalu setelah situasi di Semenanjung Korea memanas.

 

Sebelumnya, salah satu penasihat militer Presiden Trump, Letnan Jenderal H.R. McMaster, mengonfirmasi perintah untuk menyiapkan opsi rencana serangan terhadap Korut. Salah satu opsi yang kemungkinan diambil militer AS adalah mengombinasikan aksi penggerebekan pasukan khusus dan serangan rudal pre-emptive.

Namun, salah satu masalah yang dihadapi dalam operasi militer yang dipimpin Amerika untuk menghantam pemimpin Pyongyang Kim Jong-Un adalah jaringan terowongan yang rumit di bawah Ibu Kota Pyongyang.

Para perencana perang AS dilaporkan mengalami kesulitan memetakan kompleks bawah tanah rezim Korut. Mereka percaya ada ratusan situs artileri dan pesawat di bawah tanah.

Berbicara kepada Fox News, McMaster mengatakan; “Ini bijaksana untuk melakukannya, bukan?”. 


”Presiden sebelumnya dan Presiden Trump sepakat bahwa ini tidak dapat diterima, bahwa apa yang harus terjadi adalah denuklirisasi semenanjung (Korea),” ujar McMaster.

”Presiden telah meminta (kami) harus siap untuk memberikan berbagai macam pilihan untuk menghapus ancaman (nuklir) itu,” katanya.



Credit  sindonews.com





Akhir Tahun, AS Kirim F-16 dan Apache ke Indonesia


 Akhir Tahun, AS Kirim F-16 dan Apache ke Indonesia
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R. Donovan menuturkan, pihaknya akan mengirimkan puluhan jet tempur F-16 dan Apache ke Indonesia. Foto/Istimewa
 

JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph R. Donovan menuturkan, pihaknya akan mengirimkan puluhan jet tempur F-16 ke Indonesia. Ini adalah pengiriman gelombang terakhir hibah pesawat itu dari AS untuk Indonesia.

Donovan, yang berbicara saat menyampaikan kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah mengatakan, Indonesia juga kemungkinan akan menerima helikopter Apache di waktu yang sama saat menerima F-16.

"Kami akan mengirim gelombang terakhir F-16 ke Indonesia pada akhir tahun. Indonesia juga akan mendapatkan helikopter Apache pada akhir tahun. Helikopter Apache adalah helikopter paling canggih yang ada di dunia saat ini," ucap Donovan pada Selasa (11/4).

Pesawat tempur yang dihibahkan ini sudah diperbaharui dari Blok 25 menjadi Blok 52 yang kemampuannya setara dengan pesawat baru. Lima dari dua 24 F-16 yang akan diterima Indonesia sudah datang pada akhir Maret lalu di Pangkalan TNI Angkatan Udara Iswahjudi, Jawa Timur.

Dia kemudian mengatakan, militer Indonesia dan AS akan menggelar latihan perang bersama dengan menggunakan Apache pada akhir tahun ini. Latihan bersama ini disebut dengan "Garuda Shield".

"Militer akan berlatih bersama tahun ini untuk operasi apache sebagai bagian dari "Garuda Shield". Semakin banyak kerjasama militer dan pelatihan yang melibatkan kedua pihak, maka kita makin siap kerja sama sebagai mitra untuk bantu negara lain saat alami bencana alam atau menjaga keamanan dan kestabilan kawasan," ungkapnya. 




Credit  sindonews.com





Tank Buatan Bandung Mejeng di Turki Bulan Depan




Tank Buatan Bandung Mejeng di Turki Bulan Depan Foto: Ardan Adhi Chandra


Jakarta - PT Pindad (Persero) tengah merampungkan pembuatan medium tank hasil kerja sama dengan perusahaan asal Turki, FNSS. Medium tank yang dibuat di Bandung, Jawa Barat ini rencananya akan dipamerkan di pameran alat sistem pertahanan di Turki Mei 2017 mendatang.

Pembuatan medium tank ini melibatkan dua negara sekaligus, yaitu Pindad dari Indonesia dan FNSS dari Turki. Kedua perusahaan sama-sama mengembangkan medium tank ini atau yang disebut dengan project development.

"Pindad kerja sama dengan mitra strategis dari Turki FNSS direncanakan pada Mei ini pada saat kegiatan pameran pertahanan di Turki akan memperlihatkan bentuk utuh dari medium tank yang selama ini dikerjakan oleh kedua negara," jelas Direktur Bisnis Produk Hankam PT Pindad Widjajanto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Medium tank ini mampu menembus kecepatan hingga 70 kilometer (km) per jam dengan daya jelajah hingga 600 km. Medium tank ini akan dilengkapi dengan meriam dengan kaliber 105 mm yang diadopsi dari Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense dari Belgia.

Tank Buatan Bandung <i>Mejeng</i> di Turki Bulan DepanFoto: Ardan Adhi Chandra

"Medium tank menggunakan sistem senjata 105 mm yang merupakan hasil kerja sama putra-putri Pindad dengan Cockerill Belgium," tutur Widjajanto.

Selain itu, medium tank ini juga rencananya akan diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) 5 Oktober mendatang.


Medium tank yang bermesin diesel ini memiliki berat 30-40 ton. Kemudian untuk dimensi panjangnya adalah 7 meter, lebar 3,2 meter, dan tinggi 2,7 meter.

"Di Indonesia kala enggak salah ingat itu pada saat ulang tahun TNI 5 Oktober," ujar Widjajanto.

Tank Buatan Bandung <i>Mejeng</i> di Turki Bulan DepanFoto: Ardan Adhi Chandra




Credit  finance.detik.com





Negara Timur Tengah dan Afrika Kepincut Senjata dan Amunisi Buatan Pindad


 Negara Timur Tengah dan Afrika Kepincut Senjata dan Amunisi Buatan Pindad Foto: Eduardo Simorangkir


Jakarta - PT Pindad (Persero) mengaku banyak permintaan dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika untuk memenuhi kebutuhan senjata mereka. Ketertarikan negara-negara Timur Tengah dan Afrika antara lain pada senapan serbu jenis SS2, pistol G2, juga amunisinya.

"Pindad menerima beberapa pernyataan minat dari negara-negara di Timur Tengah dan Afrika yang tertarik untuk menindaklanjuti pembicaraan tentang pembelian senapan serbu seri SS2, pistol G2, beserta amunisinya," jelas Direktur Bisnis Produk Hankam PT Pindad Widjajanto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Widjajanto menambahkan, dalam pengembangan pasar-pasar baru, Pindad juga mendapatkan dukungan dari pemerintah. Dalam pembiayaan ekspor, Pindad bisa mendapatkan kredit ekspor dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank).

"Untuk di negara-negara Afrika kita juga mendukung kegiatan dari pemerintah kredit ekspor sebagai dukungan pemerintahan Jokowi-JK pada industri pertahanan," ujar Widjajanto.

Saat ini, Pindad tengah mengikuti proses tender agar bisa menjadi produsen senjata ke Timur Tengah dan Afrika. "Sedang proses tender," tambahnya.

Selain itu, Pindad juga tengah mengirimkan pesanan amunisi kaliber kecil ke beberapa negara di Asia Tenggara. Pesanan tersebut merupakan pesanan limpahan dari 2016, baik pesanan baru 2017.

"Pindad juga tengah mengirimkan amunisi kaliber kecil ke beberapa customer regular di ASEAN, baik merupakan carry over, atau baru 2017," tutup Widjajanto.



Credit  finance.detik.com


Ini Senapan Made in Bandung yang Diminati Timur Tengah dan Afrika


Jakarta - PT Pindad (Persero) mengaku ada ketertarikan dari beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika untuk memesan senapan serbu jenis SS2, pistol G2, hingga amunisi.

Perusahaan pelat merah yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat, ini memang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam memproduksi senjata api hingga kendaraan perang sekalipun.

Melihat dari website resmi Pindad, senapan serbu SS2 buatan Pindad terbagi ke dalam 8 jenis, mulai dari SS2-V5 KAL. 5.56 MM, SS2-V4 HB KAL. 5.56 MM, SS2-V1 KAL. 5.56 MM, SS2-V2 KAL. 5.56 MM, SS2-V4 KAL. 5.56 MM, SS2-V1 HB KAL. 5.56 MM, SS2-V2 HB KAL. 5.56 MM, dan SS2-V5 A1 KAL. 5.56 MM.

Direktur Bisnis Produk Hankam PT Pindad Widjajanto mengaku banyak permintaan dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika untuk memenuhi kebutuhan senjata mereka.

"Pindad menerima beberapa pernyataan minat dari negara-negara di Timur Tengah dan Afrika yang tertarik untuk menindaklanjuti pembicaraan tentang pembelian senapan serbu seri SS2, pistol G2, beserta amunisinya," kata Widjajanto saat dihubungi detikFinance, Jumat (7/4/2017).

Senapan serbu versi baru ini mulai diluncurkan sejak tahun 2006. Senapan serbu SS2 ini memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan pendahulunya SS1.

Senapan ini bekerja dengan sistem kerja gas, dengan tembakan yang dipilih serta pengumpanan magasin. Perbedaannya adalah hentakan yang kecil saat penembakan berkat adanya karet buffer di bagian belakang.

Salah satu jenis senapan SS2 mampu menembak amunisi hingga 600 meter ke arah lawan, yaitu SS2-V4 Kal. 5.56 mm.

Sedangkan untuk pistol G2 ada dua jenis, antara lain G2 ELITE Kal. 9 mm dan G2 COMBAT Kal. 9 mm, yang masing-masing memiliki jarak tembak maksimal mencapai 25 meter.



Credit  finance.detik.com