Rabu, 23 Maret 2016

Marjinalisasi dan Rasisme, Pemicu Radikalisme di Belgia


Marjinalisasi dan Rasisme, Pemicu Radikalisme di Belgia  
Diskriminasi, marjinalisasi dan perlakuan buruk aparat memicu kebencian warga Muslim Belgia, membuka keran radikalisasi yang memicu serangan terorisme. (Carl Court/Getty Images)
 
Jakarta, CB -- Serangan terorisme di Belgia sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu. Pasalnya, ratusan warga Belgia menjadi radikal dan berangkat untuk bergabung dengan kelompok militan di Suriah, termasuk ISIS.

ISIS mengklaim berada di balik serangan di bandara dan stasiun kereta Brussels, yang menewaskan 34 orang dan melukai 230 lainnya, Selasa pekan ini.

Tercatat ada 500 warga Belgia yang pergi ke Suriah, terbanyak per kapita di seluruh Eropa. Sebanyak 100 di antaranya disebut telah kembali ke Belgia, memicu ancaman keamanan nasional.

Salah satunya adalah Abdelhamid Abaaoud, yang menjadi dalang serangan di Paris, November tahun lalu, menewaskan 130 orang.

Abaaoud merekrut banyak orang di Brussels, terutama di Molenbeek, daerah mayoritas Muslim di Belgia. Dari Brussels, warga bisa berkendara dengan mobil ke kota-kota besar di Eropa, seperti Paris, Amsterdam, Cologne, Strasbourg, Frankfurt atau Berlin.

Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku pengeboman Paris yang masih hidup juga ditangkap di Molenbeek. Di distrik ini, radikalisasi tumbuh subur, salah satunya karena dimotori oleh kelompok penyebar propaganda ekstrem Sharia4Belgium. Molenbeek dihuni oleh 90 ribu orang, sekitar 80 persen penduduknya adalah Muslim.

Sebanyak 44 orang dari kelompok Sharia4Belgium diadili dalam pengadilan terbesar di Belgia. Mereka divonis antara tiga hingga 12 tahun atas kasus terorisme. Namun sebagian besar divonis secara in absentia karena mereka tengah berada di Suriah.

Lantas mengapa Islam dengan pemahaman radikal berkembang pesar di Molenbeek, terutama di kalangan pemuda?

CNN menelusuri distrik itu beberapa pekan terakhir dan menemukan fakta bahwa marjinalisasi dan diskriminasi terhadap Muslim di Moleenbek setidaknya menyumbang besar bagi radikalisme Belgia.

Ali, bukan nama sebenarnya, salah satu warga Moleenbek mengatakan dua saudaranya yang menjadi anggota Sharia4Belgium telah berangkat ke Suriah, salah satu terbunuh di medan perang.

Menurut Ali, diskriminasi dan kurangnya kesempatan kerja untuk warga keturunan Timur Tengah di Belgia menjadi alat propaganda kelompok radikal yang berhasil merekrut banyak pemuda.

"Belgia menolak anak-anak dan pemuda, mereka mengatakan 'mereka semua orang asing, kenapa harus diberi pekerjaan?'," kata Ali.

Paradigma ini tumbuh lama di Belgia, padahal banyak imigran Timur Tengah telah tinggal selama beberapa generasi di negara itu. Kebanyakan pemuda di Molenbeek adalah generasi kedua atau ketiga.

"Mereka menanamkan kebencian, dan mereka mengatakan kami tidak berguna. Jadi ketika pemuda melihat apa yang terjadi [di Suriah], mereka berpikir 'Oke, ayo ke sana dan jadi berguna'," lanjut Ali.

Geraldine Henneghien, seorang ibu asal Molenbeek yang putranya pergi ke Suriah mengatakan aparat tidak peduli kepada mereka.

Henneghien mengaku sempat melapor polisi saat tahu putranya, Anis, akan ke Suriah, namun diacuhkan. Polisi, kata dia, mengatakan putranya itu bukan anak di bawah umur sehingga bebas pergi kemana saja.

Anis saat itu berusia 18 tahun. Diduga dia terbunuh di Suriah.

"Pesan dari aparat adalah: 'Oke, kau pergi dan jangan kembali'. Mereka tidak membantu kami mendapatkan kembali anak-anak kami, mereka meninggalkan mereka di sana," kata Henneghien.

Hal ini diamini Ali, yang mengatakan "mereka ingin menyingkirkan para pemuda dengan membiarkan mereka pergi."

Selain itu, tindakan aparat yang sewenang-wenang telah memicu kebencian terhadap penegak hukum, kian memantik radikalisme di Belgia.

Ali mengatakan, keluarganya kini seperti kriminal setelah saudaranya pergi ke Suriah.

Suatu kali, polisi menggeledah rumahnya. Saat itu istri, anak-anak dan ibunya telah tertidur. Ali mengaku tidak tahu apa yang terjadi, namun moncong-moncong senapan sudah berada di dekat wajahnya.

"Mengapa harus gunakan kekerasan? Mereka tidak menemukan apa-apa, tidak ada senjata, tidak ada peledak. Tapi mereka datang ke rumah kami seakan kami bersenjata dari kepala hingga kaki. Hal ini menanamkan kebencian di hati kami," kata Ali.

Hal yang sama dialami Yassine Boubout, warga Molenbeek. Dia dikira teroris dan ditodong senjata oleh polisi saat hendak membeli makan siang.

"Saya bertanya 'Apa yang terjadi? Singkirkan senjata dari wajah saya?'. Senjata itu siap tembak, pengamannya telah dibuka, dan jarinya ada di pelatuk. Satu gerakan saja, saya yakin akan ditembak. Saya takut mati," kata Boubout.

Dia berlutut selama sekitar 20 menit sebelum dijebloskan ke penjara selama tiga jam sebelum dibebaskan tanpa penjelasan apa pun.

Menteri Dalam Negeri Jan Jambon mengakui bahwa kebanyakan warga Muslim Belgia tidak merasa "ada di rumah" di negara mereka sendiri. Para pemuda Muslim, lanjut Jambon, merasa terasingkan sehingga membuka keran radikalisasi di Belgia.

"Kita berbicara soal generasi ketiga dan keempat [imigran] di Belgia, para pemuda ini lahir di Belgia, bahkan ayah dan ibu juga lahir di Belgia, dan mereka masih memiliki pesan itu [keterasingan]. Ini tidak normal. Di AS, generasi kedua adalah presiden. Di sini, generasi keempat adalah tentara ISIS," ujar Jambon.


Credit  CNN Indonesia


Begini Cara Pemerintah Atasi Masalah Dwell Time Tanjung Priok

Begini Cara Pemerintah Atasi Masalah Dwell Time Tanjung Priok  
Foto: agung pambudhy
 
Jakarta -Berbagai cara ditempuh untuk menekan dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok. Mulai dari menghidupkan kembali jalur kereta ke Pelabuhan Tanjung Priok hingga mengoptimalkan pelabuhan pendukung di Provinsi Banten.

Rencananya, kereta Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah diuji coba akan beroperasi penuh akhir bulan ini.

"Pertengahan Februari percobaan pertama, akhir Maret diharapkan mulai jalan sehingga dwell time turun signifikan bisa tiga hari atau bahkan kurang dari tiga hari," ujar Tenaga Ahli Bidang Energi Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Abdulrachim, saat Forum Group Discussion mengenai dwelling time dan kepariwisataan, Jakarta, Rabu (23/03/2016).

Selain itu, 3 pelabuhan di Banten akan disiapkan sebagai pendukung Tanjung Priok. Ketiga pelabuhan itu, adalah Merak Mas, Cigading dan Ciwandan.

Andurrahim mengatakan, ketiga tersebut selama ini belum beroperasi maksimal karena hanya digunakan untuk bongkar muat curah.

"Dua hari yang lalu Pak Agung (Deputi II bidang Sumber Daya) meninjau Merak Mas. Pelabuhan ini bagus semua, Merak Mas, Cigading, Ciwandan. Kita masih teliti lagi apakah ketiganya dipakai atau satu atau dua. Kalau ketiganya harus ada tiga bea cukai. Ketiganya pelabuhan besar yang under capacity, ada yang 15% penggunaannya," terang Abdulrachim.

Pelabuhan pendukung tersebut akan siap beroperasi dalam jangka waktu tiga atau empat bulan mendatang. Infrastruktur pelabuhan juga perlu ditambah guna memaksimalkan operasional pelabuhan tersebut.

"Tiga atau empat bulan lah tidak terlalu lama, karena fisiknya sendiri sudah siap. Bea Cukai, crane mungkin nambah dua crane yang tidak terlalu susah," jelas Abdulrachim.

Selain menghidupkan jalur kereta api dan optimalisasi pelabuhan pendukung, upaya menekan dwell time dilakukan melalui revisi terhadap beberapa Peraturan Menteri dan Peraturan Pemerintah.

"Di Kementerian Perdagangan ada 18 Peraturan Menteri yang direvisi, Kementerian Perindustrian revisi 1 PP dan 19 Peraturan Menteri. Bea Cukai 3 Peraturan Menteri dicabut dan 2 diubah. Demikian langkah-langkah yang sudah dilakukan," tutup Abdulrachim.



Credit  detikfinance




Timor Leste Sebut Australia Duduki Wilayah Laut Timor Secara Ilegal

Ribuan rakyat Timor Leste menyerbu kantor Kedubes Australia di Dili.
Ribuan rakyat Timor Leste menyerbu kantor Kedubes Australia di Dili.
 
CB, DILI -- Ribuan demonstran masih bertahan di luar kantor Kedutaan Besar Australia di Dili, Timor Leste, Rabu (23/2). Mereka menuding pemerintah Australia 'secara ilegal merampas' batas wilayah tepi laut Timor Leste.

Ribuan rakyat Timor Leste itu menyerukan akan Australia menegosiasikan batas laut permanen di Laut Timor. Demonstran mengatakan hubungan baik antara rakyat Timor Leste dan Australia telah terlukan karena kebijakan Canberra yang secara ilegal menduduki wilayah Laut Timor. Mereka menyebut Australia mengambil sumber daya dari negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia.

Seperti dinukil dari abc.net.au, Rabu (23/3), dalam sebuah pernyataan, para demonstran mengklaim Timor Leste telah kehilangan 6,6 miliar dolar AS dari sektor minyak dan gas. Uang miliaran dolar AS itu hilang dibawa Australia.

Dalam aksinya, rakyat Timor leste menuntut agar Australia yang menolak bernegosiasi di laut permanen dalam batas minyak dan gas yang kaya Timor Laut.

Timor Leste sendiri menolak untuk melakukan negosiasi ulang maritime batas atas minyak dan gas cadangan. Kedua negara telah terkunci dalam perselisihan atas batas maritim, yang disetujui pada 1972 antara Australia dan Indonesia sebelum Timor Leste merdeka.

Dampak perjanjian itu membuat minyak dan cadangan gas di Laut Timor dimonopoli Australia. Sekarang ada tidak perjanjian permanen tentang batas maritim.

Mantan perdana menteri Timor Leste, Xanana Gusmao mengatakan rakyat Timor harus 'berdiri teguh melawan Australia' dan datang bersama-sama untuk menuntut Canberra melakukan negosiasi dengan Dili pada batas-batas maritim, menurut hukum internasional.

Demonstrasi itu diikuti kelompok masyarakat sipil, mahasiswa dan veteran perjuangan Timor Leste untuk kemerdekaan. Ini diselenggarakan untuk menandai ulang tahun dari keputusan Australia untuk menarik diri dari yurisdiksi batas maritim Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).

"Sebagai besar dan kuat negara di wilayah tersebut, Australia tidak seharusnya menggunakan kekuatannya untuk terus mencuri masa depan dari Laut Timor," kata Juvinal Dias, saat berorasi yang berasal dari Gerakan Melawan Pendudukan dari Laut Timor.

"Australia harus datang ke meja makan dengan niat baik untuk bernegosiasi dengan Timor-Leste," sambungnya.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Jokowi Putuskan Blok Masela Dibangun di Darat



Presiden Joko Widodo
Kalbar, HanTer - Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan jika proyek Blok Masela akan dibangun di darat. Hal itu diputuskan berdasarkan pertimbangan dan masukan serta saran yang diberikan.

"Ini proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi dari perhitungan dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat," kata Presiden saat memberi keterangan pers di Bandara Internasional Supadio, Kalbar, Rabu (23/3/2016).

Jokowi menjelaskan pertimbangan mengapa proyek Blok Masela dibangun di Darat. "Pertama yakni bahwa pemerintah ingin ekonomi daerah dan ekonomi nasional terimbas dari pembangunan Blok Masela," ujarnya.

Yang kedua, pembangunan wilayah atau regional development yang diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek besar Masela.

Jokowi pun mengatakan, keputusan ini nantinya akan langsung ditindaklanjuti oleh Menteri ESDM dan SKK Migas.

"Keputusan ini akan ditindaklanjuti oleh Menteri ESDM dan SKK Migas," katanya.



Credit  harianterbit.com

Blok Masela Dibangun di Darat, Sudirman Said: Proyeknya Akan Kita Tunda


Menteri ESDM Sudirman Said
Kalbar, HanTer - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, mengatakan, keputusan yang sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo terkait proyek Blok Masela akan kepada invensto untuk dilakukan pengkajian ulang.

"Kita menyerahkan sepenuhnya kepada Bapak Presiden untuk keputusan itu. Setelah ini saya akan meneruskan keputusan ini dan menyampaikan kepada investor untuk mengkaji ulang seluruhnya," katanya kata Sudirman saat mendampingi presiden memberi keterangan pers di Bandara Internasional Supadio, Kalbar, Rabu (23/3/2016).

Nantinya, Kementerian BUMN akan menyampaikan kabar keputusan tersebut kepada investor melalui surat resmi dari Menteri ESDM.

Proyek itu kata dia, kemungkinan akan mengalami penundaan karena perlu dilakukannya pengkajian ulang dari semua sisi secara keseluruhan.

"Saya akan minta kepada SKK Migas agar penundaan ini tidak terlalu panjang," katanya.

Ia menegaskan bahwa pada intinya pemerintah ingin agar proyek Blok Masela memberikan manfaat kepada masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan regional.

Presiden memutuskan jika proyek Blok Masela akan dibangun di darat. Hal itu diputuskan berdasarkan pertimbangan dan masukan serta saran yang diberikan.

"Ini proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi dari perhitungan dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung kita putuskan dibangun di darat," kata Presiden saat memberi keterangan pers di Bandara Internasional Supadio, Kalbar, Rabu (23/3/2016).

Jokowi menjelaskan pertimbangan mengapa proyek Blok Masela dibangun di Darat. "Pertama yakni bahwa pemerintah ingin ekonomi daerah dan ekonomi nasional terimbas dari pembangunan Blok Masela," ujarnya.

Yang kedua, pembangunan wilayah atau regional development yang diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek besar Masela.


Credit  Harianterbit.com







Mengenal Rudal Canggih Buatan Tiongkok Incaran Kemhan


Rudal PL-9C SHORAD buatan Tiongkok (foto: ausairpower.net)
Rudal PL-9C SHORAD buatan Tiongkok (foto: ausairpower.net)




Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dikabarkan tengah melirik alutsista canggih berupa rudal PL-9C SHORAD dan kanon twin gun Type 90/35 milimeter (mm) buatan Tiongkok.
Wacana pengadaan sistem pertahanan udara tersebut terintegrasi antara radar AF902 FCS dengan kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Twin 35 mm. Di mana paket integrasi itu juga berisi penawaran rudal SHORAD PL-9C.
Dikutip dari laman indomiliter.com, rudal PL-9C diproduksi oleh Luoyang Electro-Optics Technology, namun didesain oleh Dong Bingyin.
Rudal taktis dengan kemampuan menghamtam target low altitude ini pertama kali diperkenalkan pada ajang Paris Airshow 1989. PL-9C ditawarkan dalam versi towed (tarik) dan self propelled mengunakan rantis/ranpur.
Rudal PL-9C dilengkapi pemandu multi element infra red. Mekanisme detonasi peledakan rudal ini mengandalkan laser proximity fuse. Di mana sumber tenaga rudal berbobot (weight) 115 kilogram (kg) ini menggunakan solif fuel rocket, yang mampu melesat hingga lebih dari Mach 2.
Sedangkan jangkau minimum rudal ini ialah 500 meter dengan jarak maksimum efektif di angka 22–36 ribu meter. Ia memiliki time of flight lebih lama untuk menguber sasaran yang mencoba melarikan diri.

Adapun batas ketinggian luncur rudal PL-9C yaitu 6.500 meter. Rudal ini dilengkapi sistem pendingin dengan liquid nitrogen gas cooler agar kinerjanya maksimal. Dengan pola blast frag, rudal pabrikan negeri Tirai Bambu ini dapat memberi daya rusak maksimal tanpa harus benar-benar mengenai target.
"Penjajakan sistem senjata ini merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan TNI sesuai Rencana Strategis 2015-2019,” sebut Direktur Jenderal Perencanaan Kementerian Pertahanan RI, Marsekal Muda TNI M Syaugi dalam sebuah kunjungan kerja di Tiongkok belum lama ini sebagaimana dikutip dari Antara.
Berikut spesifiksi lengkap Rudal PL-9C SHORAD :
– Berat: 115 kg
– Berat hulu ledak: 11,8 kg
– Panjang: 2,9 meter
– Diameter: 0,157 meter
– Wingspan: 0,65 meter
– Engine: solid fuel rocket
– Ketinggian maksimum: 6.500 meter
– Jarak tembak maksimum: 36.000 meter
– Kecepatan: Mach 2.1
– Sistem pemandu: multi element infra red




Credit  Okezone