Rabu, 15 November 2017

Duta Besar Korea Utara Surati Sekjen PBB, Ini Isinya


Duta Besar Korea Utara Surati Sekjen PBB, Ini Isinya

Tiga kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz (atas), USS Ronald Reagan (tengah) dan USS Theodore Roosevelt (bawah), berlayar bersama gugus tempurnya di perairan internasional di Pasifik Barat, pada 12 November 2017. Courtesy James Griffin/U.S. Navy/Handout via REUTERS





CB, Jakarta -Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Jan Song Nam menulis surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres  yang isinya mengingatkan, latihan tempur 3 kapal induk Amerika Serikat dengan kapal perang Jepang dan Korea Selatan telah meningkatkan kemungkinan terjadi perang nuklir.
"Bahaya yang ditimbulkan oleh latihan tempur Amerika dan sekutunya, jelas-jelas merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," tulis Song Nam dalam suratnya seperti yang dilansir News.com.au pada 14 November 2017.

Diplomat Korea Utara itu mengatakan, pengiriman armada tempur Amerika Serikat yang dilakukan sejak 2007 membuat perang nuklir lebih mungkin terjadi setelah Washington  seolah-olah siap untuk menyerang.
Pelatihan empat hari di perairan Pasifik barat melibatkan 3 kapal induk, yakni USS Ronald Reagan, USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt  dimulai Sabtu pekan lalu. Kapal-kapal penghancur itu didampingi 7 kapal perang Korea Selatan, termasuk tiga kapal perusak.

Song Nam mengatakan jet tempur Amerika Serikat telah melakukan penerbangan tanpa henti, termasuk pengebom strategis B-52, sementara pembom B-1B dan B-2 terlihat sering berada di wilayah udara Korea Selatan.
Tiga kapal induk Amerika melakukan latihan tempur bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden Donald Trump ke 5 negara Asia selama 12 hari.

Ketegangan meningkat antara Amerika Serikat dan Korea Utara menyusul serangkaian tes senjata oleh Pyongyang dan serangkaian pertengkaran yang semakin mengkkhawatirkan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. 
Korea Utara melakukan uji coba nuklir sudah enam kali dan beberapa kali uji coba peluncuran rudal, termasuk rudal balistik antar benua (ICBM).



Credit  TEMPO.CO


Curhat Situasi Semenanjung Korea Memburuk, Korut Salahkan AS


Curhat Situasi Semenanjung Korea Memburuk, Korut Salahkan AS
Foto/Ilustrasi/Istimewa


NEW YORK - Korea Utara (Korut) mengeluh kepada PBB tentang latihan militer gabungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menggambarkan memburuknya situasi di Semenanjung Korea karena peralatan perang nuklir AS telah dikirim untuk menyerangnya.

"Amerika Serikat telah mengamuk selama latihan perang dengan memperkenalkan peralatan perang nuklir di dan sekitar Semenanjung Korea," kata Duta Besar Korut untuk PBB Ja Song-nam dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Tiga kelompok penyerang kapal induk AS telah terlibat dalam latihan gabungan di Pasifik Barat dalam demonstrasi langka saat Presiden Donald Trump mengunjungi Asia. Terakhir kali tiga kelompok penyerang kapal AS bermanuver bersama di Pasifik Barat berada di tahun 2007.

Korsel mengatakan bahwa latihan gabungan tersebut, yang akan selesai pada hari Selasa, merupakan tanggapan atas provokasi nuklir dan rudal Korut. Seoul juga menyebut bahwa manuver tersebut dilakukan untuk menunjukkan perkembangan provokasi Pyongyang dapat dihadapi dengan kekuatan yang luar biasa.

Namun, Song-nam mengatakan bahwa Washington harus dipersalahkan atas meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. Ia juga menuduh Dewan Keamanan PBB telah mengabaikan latihan perang nuklir AS yang berusaha keras membawa bencana besar kepada umat manusia.

Song-nam pun meminta Guterres untuk menarik perhatian 15 anggota DK PBB berdasarkan Pasal 99 Piagam PBB yang jarang digunakan.

"Bahaya yang ditimbulkan oleh latihan perang nuklir AS, yang jelas-jelas merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," seru Song-nam seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/11/2017).

Ketegangan meningkat antara AS dan Korut menyusul serangkaian tes senjata oleh Pyongyang serta serangkaian pertikaian yang semakin membuncah antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un.

Trump mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Minggu bahwa Kim telah menghina dia dengan memanggilnya "tua" dan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menyebut pemimpin Korut tersebut dengan panggilan "pendek dan gemuk".

AS telah mengatakan bahwa semua opsi, termasuk militer, berada di atas meja untuk menangani Korut, walaupun pilihannya adalah untuk solusi diplomatik.

Dewan Keamanan PBB sendiri dengan suara bulat telah meningkatkan sanksi terhadap Korut atas program rudal nuklir dan balistik sejak tahun 2006. 





Credit  sindonews.com




Presiden Korsel: Nuklir Korut Terlalu Kuat untuk Dihancurkan


Presiden Korsel: Nuklir Korut Terlalu Kuat untuk Dihancurkan
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara kini sudah berkembang pesat hingga terlalu kuat untuk dihancurkan. (Yonhap via Reuters)



Jakarta, CB -- Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara kini sudah berkembang pesat hingga terlalu kuat untuk dihancurkan.

"Jika nantinya perundingan isu nuklir Korut dimulai, saya rasa akan sulit untuk benar-benar menghancurkan kemampuan nuklir mereka karena senjata nuklir dan rudal mereka sudah berada pada titik sangat berkembang," ujar Moon, Selasa (14/11).

Moon mengatakan, jika memang nantinya ada perundingan dengan Korut, semua pihak harus menyusun strategi dengan sangat seksama agar Pyongyang mau benar-benar melakukan denuklirisasi.


"Jika demikian, program nuklir Korut harus dihentikan dan negosiasi harus terus dilakukan agar benar-benar ada denuklirisasi," ucap Moon.


Korut sendiri sebelumnya sudah menyatakan bahwa mereka tidak menolak perundingan, tapi mereka menekankan "tidak akan pernah menaruh isu yang berkaitan dengan kepentingan pemimpin tertinggi Korut dan keamanan warganya di meja perundingan."

Selama ini, pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, mengklaim bahwa negaranya mengembangkan senjata nuklir untuk melindungi diri dari provokasi dan rencana invasi AS terhadap Pyongyang.

Meski sudah mengerahkan 28.500 tentara di Korsel, AS selalu membantah bahwa mereka melakukan provokasi dan berniat untuk menginvasi Korut.

Namun, Korut tetap menganggap AS ingin mengobarkan perang, terutama setelah mereka mengerahkan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Korsel.


China sebagai sekutu terdekat Korut juga menentang pengerahan THAAD ini. Selain dianggap dapat lebih menyulut amarah Korut, China menyebut bahwa radar THAAD dapat mencapai wilayah mereka.

Meski demikian, belakangan China juga mulai menekan Korut, terutama setelah Pyongyang menguji coba bom hidrogen.

Korut semakin geram hingga terus melontarkan ancaman. Saling lontar ancaman antara pejabat Korut dan Presiden AS, Donald Trump, pun tak terhindarkan.

Di hadapan sidang Majelis Umum PBB, Trump bahkan mengatakan akan "benar-benar menghancurkan Korut" jika terus mengancam AS.




Credit  cnnindonesia.com






Korut: Latihan Gabungan AS-Korsel Picu Perang Nuklir


Korut: Latihan Gabungan AS-Korsel Picu Perang Nuklir Peringatan Korut itu muncul menanggapi operasi latihan bersama USS Ronald Reagan, USS Nimitz, USS Theodore Roosevelt, dan tujuh kapal perang Korsel selama empat hari terakhir di Semenanjung Korea. (Courtesy Aaron B. Hicks/U.S. Navy/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Korea Utara memperingatkan Amerika Serikat bahwa pengerahan tiga kapal induk di Pasifik dalam rangka latihan bersama Angkatan Laut Korea Selatan memperburuk ketegangan di kawasan dan dapat memicu perang nuklir.

"Pengerahan tiga kapal induk yang pertama sejak 2007 ini membuat perang nuklir sulit dirediksi sebab peralatan perang nuklir AS telah berada dalam posisi menyerang," tutur Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ja Song Nam, dalam suratnya kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres, Selasa (14/11).

Peringatan Korut itu muncul menanggapi operasi latihan bersama USS Ronald Reagan, USS Nimitz, USS Theodore Roosevelt, dan tujuh kapal perang Korsel selama empat hari terakhir di Semenanjung Korea. Pengerahan tiga kapal perang ini dilakukan bersamaan dengan tur Presiden Donald Trump ke Asia sejak awal pekan lalu.


Ja mengatakan, dalam latihan itu AS turut menerbangkan jet pengembom strategis B-52, B-1B, dan B-2 di langit Korsel yang berbatasan langsung dengan negaranya.


Dalam suratnya, Ja menganggap latihan perang nuklir itu menjadikan situasi kawasan mencapai "titik terburuk yang pernah terjadi di Semenanjung Korea."

"Latihan perang nuklir skala besar dan pemberontakan tersebut membuat kami menyimpulkan bahwa pilihan yang kami ambil [untuk terus mengembangkan rudal dan nuklir] adalah benar. Dan kami harus menempuh jalan ini sampai titik akhir," tulis Ja seperti dikutip AFP.


Dia juga menuding DK PBB "menutup mata" terkait latihan perang nuklir yang dilakukan AS tersebut. Ja menganggap, pengabaian ini "membawa bencana besar kepada umat manusia."

Ketegangan AS dan Korut membuat situasi di Semenanjung Korea memanas. Sejak Pyongyang meluncurkan uji coba nuklir keenamnya pada awal September lalu, rezim Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump terus saling melontarkan ancaman perang.

Sejak itu, AS juga mendesak DK PBB untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras agar Korut menghentikan ambisi pengembangan senjata nuklirnya.




Credit  cnnindonesia.com




Tiga Kekuatan Laut Sekutu Mengepung Korea Utara


Tiga Kekuatan Laut Sekutu Mengepung Korea Utara (4--4)
Korea Selatan kemudian mengembangkan dan membangun KDX-II, yang memiliki panjang 150 m, dan lebar 17,4 m. KDX-II dapat melaju hingga kecepatan 29 knots (54 km/jam). Desain lambung kapal perusak KDX-II merupakan pengembangan sea-keeping hull, lisensi dari IABG, Jerman. Desain lambung menggabungkan teknologi siluman untuk mengurangi penampang inframerah dan radar. Kapal ini memiliki daya tahan tinggi dan dapat melindungi kru dari serangan biokimia. naval.com.br




CB, Jakarta - Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang memulai latihan gabungan perang laut bersejarah untuk mengantisipasi ancaman rudal balistik dan bom nuklir Korea Utara. Ini pertama kalinya ketiga negara melakukan latihan perang dengan melibatkan tiga kapal induk AS sekaligus.
Ketiga kapal induk itu adalah USS Ronald Reagan, USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt. Ketiga kapal induk ini mampu membawa sekitar 200 pesawat termasuk pesawat tempur F-18, F-22 dan F-35, yang merupakan pesawat jet tempur terbaru dan menjadi andalan dengan kemampuan untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal atau di landasan sempit.

 
Sedangkan kapal perang Ise dari Jepang merupakan kapal perang yang pernah terlibat dalam penyerangan pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour, Hawaii. Nama Pearl Harbour kembali muncul baru-baru ini setelah Trump menyambangi kawasan ini untuk melakukan tabur bunga sebelum mendarat di Tokyo, Jepang, pada 5 Nopember 2017 lalu.

"Jepang memiliki tiga kapal perang pengangkut helikopter penghancur yaitu Hyuga, Ise dan Izumo, yang berukuran paling besar," begitu dilansir situs National Interest, yang kerap menulis mengenai teknologi pertahanan dan kebijakan luar negeri global dalam sebuah artikel Oktober lalu.
Tiga kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz (atas), USS Ronald Reagan (tengah) dan USS Theodore Roosevelt (bawah), berlayar bersama gugus tempurnya di perairan internasional di Pasifik Barat, pada 12 November 2017. Courtesy James Griffin/U.S. Navy/Handout via REUTERS
Kapal perang Ise ini memiliki panjang sekitar 200 meter dan kecepatan 43 kilometer per jam dan mampu menjangkau wilayah sejauh sekitar 18 ribu kilometer. Kapal perang ini dilengkapi berbagai jenis senjata seperti guns dan misil dan torpedo untuk melakukan perang secara penuh.
Kapal perang Ise 'dikawal' dua kapal penghancur atau destroyer warship yaitu kapal penghancur Inazuma serta Makinami. Makinami berarti ombak yang bergulung. Kapal ini memiliki panjang sekitar 120 meter dengan kecepatan sekitar 65 kilometer per jam.
Kapal penghancur Makinami memiliki senjata andalan senapan ganda sebanyak tiga set, dan satu set superfiring. Ini dirancang untuk menghalau dan menghancurkan serangan udara musuh.
Terkait latihan ini, Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak merilis nama-nama kapal perang dan kapal penghancur yang berpartisipasi.
Namun, Korea Selatan diketahui memiliki tiga kapal penghancur KDX-III Aegis dengan kapabilitas 7600 ton. "Kami memiliki kesiapan tempur untuk merespon serangan balik jika musuh berani memprovokasi," kata Laksamana Um Hyun-seong seperti dikutip Newsweek pada pertengahan Oktober lalu.
Kehebatan kapal penghancur ini adalah sistem navigasi dan pertahanan, yang terintegrasi dengan satelit. Ini membut kapal ini memiiki kemampuan untuk meluncurkan rudal terpandu dengan akurasi serangan yang tinggi. Kapal ini buatan Hyundai Heavy Industrie, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering.
"KDX-III merupakan kapal penghancur terbesar yang terintegrasi dengan sistem persenjataan Aegis," seperti tertulis di situs Naval Technology. Kapal ini memiliki 300 kru, dengan panjang 165 meter dan lebar 21 meter.
Dengan sistem persenjataan ini, KDX-III mampu meladeni perang sesama kapal laut, serangan antikapal selam dan serangan udara jet tempur musuh.
Korea Selatan juga bakal menambah kekuatan tempur angkatan laut dengan membuat kapal penghancur KDDX Aegis berbobot 6000 ton dan kapal penghancur KDX-III berbobot 7600 ton, yang bakal kelar pada pertengahan 2020.
Sedangkan kerja sama Korea Selatan dan AS juga mencakup penempatan sekitar 30 ribu pasukan di Semenanjung Korea. Korea Selatan bakal membentuk tim baru untuk membahas pembagian biaya untuk kegiatan ini, yang diperkirakan bakal naik 50 persen.
Pada tahun lalu, Seoul menanggung biaya sekitar Rp12 triliun per tahun untuk membiayai urusan seperti kontraktor, konstruksi, pengadaan barang militer, dan perawatan serta penyimpanan amunisi. Presiden Jaringan Pertahanan Korea (Korea Defense Network), Shin In-kyun, mengatakan ada indikasi AS meminta pemerintah Korea Selatan menambah biaya yang ditanggung. "Bisa naik hingga 50 persen atau lebih," kata dia terkait biaya untuk persiapan menghadapi ancaman Korea Utara.




Credit  TEMPO.CO









AS Geber Latihan Perang Bareng Jepang dan Korea Selatan


 AS Geber Latihan Perang Bareng Jepang dan Korea Selatan (3--4)
Tiga kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz, USS Ronald Reagan, dan USS Theodore Roosevelt, bersama gugus tempurnya mengikuti latihan bersama antara Amerika dan Korea Selatan di perairan Jepang, pada 12 November 2017. Latihan ini disebut sebagai peringatan terhadap Korea Utara. South Korea Defense Ministry via AP



CBTokyo -- Tiga kapal induk militer Amerika Serikat menggeber latihan gabungan bersejarah bersama dengan kapal perang Jepang dan Korea di laut di sekitar Semenanjung Korea, Laut Jepang dan Laut Cina Timur.
Ketiga kapal induk ini adalah USS Ronald Reagan, USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt. Korea Selatan meluncurkan tujuh kapal perang andalannya termasuk tiga kapal perusak.

 
Kapal-kapal ini bergabung dengan tiga kapal induk AS tadi, yang telah beroperasi selama beberapa waktu terakhir di kawasan ini. Ini masih ditambah dengan 11 kapal perang AS berukuran lebih kecil, yang dilengkapi sistem pertahanan Aegis. Dua kapal perang Korea Selatan juga mengadopsi sistem pertahanan Aegis.

 
Aegis merupakan sistem pertahanan antirudal untuk mencegat serangan rudal jarak pendek dan menengah. Sistem ini biasanya terpasang di kapal perang dan dipadukan dengan sistem radar canggih AN/SPY-1 untuk mendeteksi pergerakan rudal musuh.
Jika ada rudal musuh yang terdeteksi, kapten kapal bisa memerintahkan anak buahnya untuk menembakkan Standard Missile 3 dan Standar Missile 2 Extende Range. Kelemahan sistem ini adalah kapal belum mampu mencegat serangan rudal balistik meskipun kemampuan untuk ini terbuka dikembangkan di masa depan.
Sedangkan Jepang mengirimkan satu dari dua kapal perang terbesar miliknya, yang dilengkapi kemampuan mengangkut banyak helikopter. Kapal ini dikawal oleh dua kapal perang pendamping. Ketiganya adalah kapal perang Ise, dan kapal penghancur Inazuma serta Makinami.
Media Reuters mencatat ini merupakan latihan perang terbesar dalam satu dekade terakhir yang melibatkan tiga kapal induk sekaligus. "Unjuk kekuatan ini dilakukan bersamaan dengan kehadiran Presiden Donald Trump di ajang pertemuan para pemimpin regional pada forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), yang sedang berlangsung di Vietnam sejak Jumat kemarin.
Di APEC, Trump sempat berpidato dan memuji pertumbuhan ekonomi dan pembangunan lembaga demokrasi di negara-negara di Asia Pasifik seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Malaysia dan Cina, yang menurutnya cemerlang dan berhasil mengurangi angka kemiskinan. Dia juga mengingatkan kawasan Asia Pasifik ini agar tidak tersandera oleh ambisi diktator.
"Masa depan wilayah ini dan masyarakatnya tidak boleh tersandera oleh fantasi aneh seorang diktator yang ingin menaklukkan lewat kekerasan dan pemerasan menggunakan senjata nuklir," kata Trump dalam pidato yang mengkritik rezim Korea Utara pimpinan Kim Jong Un. Korea Utara dianggap berbahaya karena mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik, yang mampu menyerang kawasan AS bahkan Eropa.
Latihan gabungan yang dimulai pada Sabtu, 11 Nopember 2017 dan digelar selama empat hari ini langsung dilakukan seusai kunjungan maraton Presiden AS, Donald Trump, ke Jepang, Korea Selatan dan Cina, yang dimulai pada 5 Nopember dan berakhir pada 10 Nopember lalu.
Latihan ini juga dinilai sebagai bentuk kesiapan militer tiga negara yaitu AS, Korea Selatan dan Jepang untuk menghadapi ancaman Korea Utara, yang menjadi tema utama Trump dalam tur Asia selama 12 hari di lima negara, yang akan berakhir di Filipina. "Latihan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan menangkal ambisi senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara," begitu pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan seperti dilansir AFP dan dikutip Yahoo News




Credit  TEMPO.CO








Donald Trump Dukung Korea Selatan Kembangkan Rudal Besar


Donald Trump Dukung Korea Selatan Kembangkan Rudal Besar (2--4)
Revisi jangkauan dan muatan rudal ini disetujui Amerika Serikat, setelah Korea Utara beberapa kali melakukan peluncuran rudal. Korea Selatan sukses meluncurkan Hyunmoo 2C, pada 6 April 2017. Dengan jangkauan 800 km, Hyunmoo 2C dapat menghancurkan target di seluruh Korea Utara. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS



CB, Jakarta - Kunjungan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjadi kabar gembira bagi pengembangan rudal besar Korea Selatan. Trump tiba ke Korea Selatan dari kunjungan tiga hari di Jepang untuk membahas ancaman Korea Utara.
Kepada Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, dalam jumpa pers bersama Selasa, 7 Nopember 2017, Trump mengatakan,"Amerika Serikat siap mempertahankan dirinya dan sekutunya menggunakan berbagai macam kemampuan militer yang diperlukan."

 
Menanggapi ini, Moon mengatakan pembicaraan keduanya mengenai ancaman serangan nuklir Korea Utara berlangsung seru. Dia mengaku setuju dengan penambahan pasukan militer AS di negara itu. "Kedua negara harus mempertahankan sikap yang kuat terhadap ancaman Korea Utara."



AS memiliki hubungan militer yang dekat dengan Korea Selatan. Ini terlihat dengan adanya pangkalan militer Camp Humphreys, yang menaungi sebagian dari sekitar 30 ribu pasukan AS di negeri ginseng itu.
Sejauh ini AS telah memasang beberapa sistem antirudal THAAD di perbatasan Korea Selatan dan Utara. THAAD merupakan singkatan dari Terminal High-Altitude Area Defence, yang diklaim sebagai sistem pencegat serangan rudal terbaik dunia.
Mirip seperti rudal Standard Missile 3 (SM-3) Block 2A, yang diperuntukkan bagi kapal perang Jepang dan AS, rudal THAAD ini menyasar rudal balistik musuh dengan menggunakan sistem pelacak inframerah. Begitu terkunci, maka rudal THAAD akan menabrak rudal musuh menggunakan kekuatan kinetis atau gerakan melesatnya hingga hancur.
Pertimbangan sistem ini dibuat adalah untuk meminimalkan ledakan akibat meledaknya hulu ledak dari rudal musuh saat ditabrak THAAD. Ini diharapkan bisa mencegah meledaknya hulu ledak nuklir jika rudal THAAD berhasil mengenai sasarannya, seperti rudal Hwasong-14 milik Korea Utara yang bisa dipasangi hulu ledak nuklir.
Ilustrasi Rudal balistik Hwasong 14. KCNA
Rudal ini memiliki berat sekitar satu ton dengan panjang sekitar enam meter. Rudal ini mampu melesat sejauh sekitar 200 kilometer dengan kecepatan 8,24 mach atau delapan kali kecepatan suara.
Satu paket baterai THAAD memiliki enam peluncur rudal dan dipasangkan pada sebuah truk besar untuk memudahkan mobilisasi. Ada stok 48 rudal, radar AN/TPY-2 dan fasilitas komunikasi untuk setiap sistem THAAD.
Sistem ini dikembangkan Lockheed Martin, perusahaan militer swasta AS yang juga membuat pesawat tempur F-35 siluman.
Ide pembuatannya berdasarkan peristiwa perang Teluk pada 1991 ketika pasukan Irak membombardir pasukan sekutu pimpinan AS dengan rudal Scud. Saat itu AS menjatuhkan sejumlah rudal Scud Irak menggunakan rudal patriot, yang melesat dilengkapi dengan hulu ledak.
Lockheed juga mengembangkan THAAD ini menggunakan masukan dari BAE System, yang merupakan perusahaan militer asal Inggris.
Militer AS dan Korea Selatan bersepakat untuk memasang tambahan empat sistem dari sebelumnya hanya dua sistem THAAD di sebuah lapangan golf di utara Provinsi Gyeongsang. Namun penduduk lokal memprotes ini karena mereka merasa khawatir daerah tempat tinggal mereka akan menjadi sasaran serangan balik dari militer Korea Utara.
Pemerintah Cina juga menyatakan protes keras dengan bertambahnya sistem rudal THAAD yang digelar. Ini karena sistem radar canggih yang terpasang dan terintegrasi dengan sistem rudal ini mampu memonitor pergerakan militer di wilayah sangat luas hingga sampai ke dalam perbatasan wilayah Cina.
Militer Korea Selatan sebenarnya sedang mengembangkan sistem rudal darat ke udara untuk jarak panjang. Namun perkembangan ancaman Korea Utara membuat negara ini mengadopsi sistem THAAD besutan Lockheed Martin, yang telah siap digunakan.
Dalam pertemuan dengan Presiden Trump, Presiden Moon juga berhasil mendapat dukungan untuk mengembangkan hulu ledak rudal melebihi 800 kilogram, yang sebelumnya menjadi batasan. Dengan dibukanya batasan ini, Korea Selatan berencana membuat rudal dengan berat hingga dua ton, yang dirancang untuk menyerang pusat-pusat militer dan pemerintahan Korea Utara jika perang terbuka terjadi.
Militer Korea Selatan memang sedang menggarap rudal Hyunmoo IV, yang dijuluki rudal Frankenmissile. Ini merupakan rudal darat ke darat, yang dirancang untuk menghancurkan posisi arteleri pasukan Korea Utara massal. Ini karena rudal ini cukup canggih sehingga memiliki akurasi serangan yang tinggi termasuk dalam menyasar basis-basis rudal balistik Korea Utara.




Credit  TEMPO.CO







Hadapi Korea Utara, Jepang Beli F-35 dan Standar Missile


Hadapi Korea Utara, Jepang Beli F-35 dan Standar Missile (1-4)
Media terkenal CNN, edisi 17 September 2016, menulis bahwa Angkatan Udara Amerika Serika menarik atau mengrounded 10 pesawat tempur siluman F-35 Joint Strike, sebulan setelah dinyatakan "siap tempur". Matt Cardy/Getty Images



CB, Tokyo - Nama pesawat tempur jet F-35 buatan Lockheed Martin muncul dalam jumpa pers bersama Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Jepang, Shinzo Abe, yang membahas ancaman Korea Utara di Tokyo pada Senin, 6 Nopember 2017. Mesin perang canggih lainnya yang juga disebut adalah rudal Standard Missile 3 milik AS.
Saat itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sedang memberikan keyakinan keamanan kepada PMJepang, Shinzo Abe, pada hari kedua kunjungannya di Tokyo, pada Senin, 6 Nopember 2017. Menurutnya, AS akan membantu meningkatkan kemampuan militer negeri Sakura itu.

 
"Dia akan menembak jatuh semua rudal (Korea Utara) dari langit ketika dia menyelesaikan pembelian banyak peralatan militer dari AS," kata Trump dalam jumpa pers bersama Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Abe menanggapi dengan mengatakan,"Jika diperlukan kami akan melakukannya. Tapi dengan begitu, AS dan Jepang akan mengkoordinasikan tindakannya secara ketat."

Jepang merupakan sekutu terdekat AS di Asia. Ini menjelaskan mengapa Trump memilih Jepang sebagai negara pertama dalam kunjungan 12 hari ke lima negara Asia, yang dimulai sejak Ahad, 5 Nopember 2017 di Tokyo, Jepang.
Uniknya, Trump menyempatkan diri mengunjungi Pearl Harbour di Hawaii, yang pernah menjadi target serangan militer Jepang pada Perang Dunia II. Rombongan di pesawat Air Force One Trump lalu mendarat di pangkalan udara milik angkatan udara AS di Yoko Air Base, di pinggiran Tokyo, pada Ahad pagi, 5 Nopember 2017.
Kedua pemimpin tidak menyebutkan berapa besar anggaran yang diperlukan untuk keperluan kerja sama pertahanan ini. Namun, Abe memberikan indikasi senjata apa saja yang diperlukan untuk menangkal serangan rudal balistik Korea Utara.

Presiden AS, Donald Trump dan PM Jepang, Shinzo Abe menunjukkan topi bertuliskan "Donald and Shinzo, Make Alliance Even Greater" yang telah mereka tandatangani di Kasumigaseki Country Club, Kawagoe, Jepang, 5 November 2017. AP Photo/Andrew Harnik
Menurut Abe, Jepang akan membeli pesawat tempur F-35, dan rudal Standard Missile 3 (SM-3) Block 2A yang bakal dipasang di kapal perang dengan sistem pertahanan Aegis besutan AS. Rudal ini bisa mencegat serangan rudal musuh diketinggian hingga 500 km atau di ruang nyaris hampa udara.
"Kualitas dan kuantitas sistem pertahanan harus ditingkatkan dan kami akan beli lebih banyak dari AS," kata Abe dalam kesempatan itu.
Pesawat jet tempur F-35 merupakan jet tempur generasi ke lima buatan perusahaan militer AS, Lockheed Martin, yang proses pembuatan dari desain hingga produk memakan waktu relatif lama yaitu 17 tahun.
Pesawat ini memiliki kemampuan terbang dan mendarat secara vertikal. Jet ini juga antiradar alias memiliki fitur siluman atau stealth sehingga bisa menyelusup memasuki wilayah musuh tanpa terdeteksi lalu melakukan penyerangan. "Pesawat ini didesain untuk meladeni semua jenis pertempuran termasuk serangan elektronik," begitu tulis situ F35.com.
Jet ini mampu meladeni pertempuran udara ke udara, udara ke darat, mengumpulkan informasi, hingga pemantauan rahasia. Fitur Advanced Electronic Warfare memungkinkan pesawat ini untuk melacak posisi musuh berdasarkan posisi radar dan peralatan elektronik lalu membuatnya macet sehingga tidak bisa digunakan musuh.
Sebagai jaminan, Pentagon sendiri telah memesan pesawat ini sebanyak 66 buah untuk bisa dioperasikan pada 2017. Pada tahun sebelumnya, Pentagon telah menerima sebanyak 46 pesawat. Satu unit pesawat harganya mencapai sekitar $95 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun. Harga ini bakal turun di masa depan menjadi sekitar US$80 atau sekitar Rp1 triliun.
Sedangkan rudal Standard Missile 3 (SM-3) Block 2A merupakan senjata andalan kapal perang dengan sistem pertahanan Aegis. Rudal ini memiliki kemampuan yang disebut oleh Trump yaitu untuk menjatuhkan rudal musuh. Ini merupakan rudal besutan perusahaan militer AS, Raytheon, dan Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang.
Rudal ini menjadi andalan angkatan laut AS untuk mencegat serangan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Cara kerjanya, menurut situs Raytheon, rudal ini akan menabrak rudal target dengan kekuatan daya dorongnya dan bukannya mengguakann hulu ledak. "Ini seperti menembak peluru dengan peluru," begitu tertulis di situs Raytheon.
Kekuatan daya dorongnya, seperti tertulis di situs Rahtheon, adalah setara kekuatan truk berbobot 10 ton yang melesat hingga 600 mil per jam atau sekitar 900 km per jam.
Dengan tambahan persenjataan modern ini, maka keheranan Trump bisa segera hilang mengenai sikap Jepang selama ini yang cenderung membiarkan rudal balistik Korea Utara beberapa kali terbang melintasi Pulau Hokkaido. "Jepang kan bangsa jawara Samurai, mengapa membiarkan rudal itu (Hwasong 14) terbang melintasi wilayahnya dan tidak menembak jatuh?" begitu Trump pernah bertanya dalam percakapan dengan petinggi Jepang. 





Credit  TEMPO.CO




Suu Kyi dan Myanmar Ditekan di KTT ASEAN


Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat menghadiri pembukaan KTT ASEAN ke-31 di Manila, Filipina, Senin (13/11).
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi saat menghadiri pembukaan KTT ASEAN ke-31 di Manila, Filipina, Senin (13/11).



CB, MANILA – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-31 ASEAN jadi ajang bagi berbagai pihak guna mendorong Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi mengakhiri krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Pimpinan negara-negara ASEAN dan Asia Pasifik yang menghadiri KTT itu bersamaan mengeluarkan pernyataan terkait krisis di Rakhine, kemarin.

Salah satu tekanan datang dari Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres yang ia sampaikan saat bertemu Suu Kyi di Manila, Selasa (14/11) pagi. Keresahan terkait Rakhine juga disampaikan Antonio Guterres di hadapan para pemimpin negara anggota ASEAN dalam pidatonya pada Senin (13/11) malam.

“Saya tak bisa menyembunyikan kekhawatiran mendalam terkait pergerakan dramatis ratusan ribu orang dari Myanmar ke Bangladesh,” kata Guterres. Suu Kyi yang duduk tak jauh dari Guterres tampak menghindari kontak mata dan kebanyakan menatap layar yang menampilkan sekjen PBB.

Sebelumnya, PBB mengungkap kasus kekerasan hingga pemerkosaan menimpa pengungsi Muslim Rohingya di Rakhine. Hal tersebut dilakukan anggota tentara Myanmar sejak operasi militer pada 25 Agustus lalu. Fakta tersebut didapatkan PBB seusai mengunjungi pengungsian Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh.

PBB mendapati wanita Muslim Rohingya secara sistematis menjadi target oleh militer Myanmar. Guna menghindari kekerasan di kampung halaman belakangan ini, sekira 600 ribu Muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Dewan HAM PBB menyimpulkan, yang terjadi di Rakhine sejenis pembersihan etnis.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte juga menjanjikan akan menyoroti kekerasan terhadap etnis Rohingya menyusul pertemuan mereka pada Senin (13/11). “Kedua kepala negara mendorong disalurkannya bantuan kemanusiaan untuk komunitas-komunitas terdampak,” bunyi keterangan resmi kantor kepresidenan Filipina.

Trump dan Duterte juga mengapresiasi keinginan Pemerintah Myanmar mengakhiri konflik, memulihkan akses media, dan menjamin repatriasi para pengungsi. Seruan itu disampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ke Nay Pi Taw untuk membahas krisis Rohingya.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di hadapan para pimpinan ASEAN tak ketinggalan mendesak Myanmar menjalankan rekomendasi Komisi Penasihat Negara Bagian Rakhine yang dipimpin mantan sekjen PBB Kofi Annan. Dalam pidato pada Selasa (14/11), ia mendorong solusi yang adil dan berkelanjutan terkait krisis di Rakhine.

Sedangkan Pemerintah Filipina sebagai tuan rumah mengungkapkan, delegasi negara-negara ASEAN telah menyatakan keprihatinan mendalam terhadap krisis Rakhine. “ASEAN telah menyatakan keprihatinannya kepada orang-orang Rohingya,” ujar juru bicara Presiden Filipina Harry Roque pada konferensi pers di sela-sela KTT ASEAN, Selasa (14/11).

Ia mengungkapkan, ada dua pimpinan ASEAN yang mendorong isu Rohingya di KTT ke-31 ASEAN. Kendati demikian, Roque tak bersedia mengungkapkan kedua pimpinan tersebut.

Terlepas dari tekanan yang disampaikan berbagai negara ASEAN tersebut, belum ada kejelasan soal dicantumkannya kata “Rohingya” terkait krisis di Rakhine dalam komunike pamungkas KTT. Dalam naskah awal komunike, nama etnis yang dipersekusi di Rakhine itu tak muncul.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, Suu Kyi telah memberikan tanggapannya terkait harapan Presiden Joko Widodo terkait krisis di Rakhine. “Termasuk di antaranya mengenai kesiapan Myanmar melaksanakan repatriasi pengungsi Rakhine segera setelah MoU dengan Pemerintah Bangladesh ditandatangani,” kata Retno di Manila seperti dilansir dari laman setkab.go.id, Selasa (14/11).

Selain itu, Myanmar mengklaim, implementasi inisiatif Kofi Anan sudah mulai berjalan dan dijalankan oleh Komite Khusus yang diketuai oleh Kementerian Sosial Myanmar. Suu Kyi juga menyampaikan apresiasi kepada negara-negara anggota ASEAN yang sudah memberikan bantuan kemanusiaan ke Rakhine.

Menlu RI mengungkapkan, ia juga ditemui secara mendadak oleh Menlu AS Rex Tillerson di sela-sela KTT ASEAN, kemarin. “Beliau akan segera berkunjung ke Nay Pyi Taw, Myanmar, besok. Jadi ke sini untuk bertukar informasi mengenai kondisi sekarang ini di Myanmar,” kata Retno, kemarin. 






Credit  republika.co.id




Beda dengan ASEAN, Kanada terang-terangan soal Rohingya


Beda dengan ASEAN, Kanada terang-terangan soal Rohingya

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kanan) bertemu dengan Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi di kantor Trudeau di Parliament Hill, Ottawa, Ontario, Kanada, Rabu (7/6/2017).




Manila (CB) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengangkat masalah pengungsi Rohingya dan pembunuhan ekstrajudisial (tanpa lewat peradilan) terhadap tersangka penjahat narkotika di Filipina, pada KTT pemimpin ASEAN dan Barat. Padahal dua isu ini sangat peka bagi ASEAN.

Sampai sensitifnya, Presiden AS Donald Trump sama sekali tidak menyinggung kampanye antinarkotika yang berdarah di Filipina saat bertemu dan berbicara dengan Presiden Rodrigo Duterte.

Sebaliknya, Trudeau, dalam pertemuan bilateral dengan Duterte di Manila, mengaku membahas masalah HAM, penegakan hukum dan khususnya pembunuhan ekstrajudisial yang disebutnya memperihatinkan Kanada.

"Presiden (Duterte) menerima komentar saya," kata Trudeau dalam jumpa pers seperti dikutip Reuters.

Trudeau juga bertemu dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan dalam pertemuan ini dia mengangkat masalah pengungsi Rohingya.

"Masalah ini telah menjadi keprihatinan besar Kanada dan banyak sekali negara di seluruh dunia," kata Trudeau.

Sekitar 600.000 warga Rohingya terpaksa mengungsi di berbagai kamp di Bangladesh sejak militer Myanmar melancarkan operasi pembersihan besar-besaran sebagai balasan atas serangan militan Rohingya pada 25 Agustus.

Derita yang dialami Rohingya telah membuat dunia marah, sampai-sampai muncul seruan agar Hadiah Nobel Perdamaian kepada Suu Kyi pada 1991, dicabut.

Tetapi, kecuali Malaysia yang paling keras bersuara soal Rohingga, ASEAN relatif membisu atas isu Rohingya karena ingin mempertahankan prinsip tidak mengintervensi masalah dalam negeri masing-masing anggota ASEAN.



Credit  antaranews.com






Soal Rohingya, Lembaga HAM Tolak Kesimpulan Militer Myanmar


Anak laki-laki Rohingya Nabi Hussain yang menyelamatkan diri dari tentara Myanmar dengan berenang dengan jeriken.
Anak laki-laki Rohingya Nabi Hussain yang menyelamatkan diri dari tentara Myanmar dengan berenang dengan jeriken.



CB, LONDON -- Lembaga hak asasi manusia (HAM), Amnesty International, menolak hasil penyelidikan internal oleh militer Myanmar untuk menguak penyebab krisis Rohingya di Rakhine. Amnesty International mendesak agar Myanmar memberi akses kepada tim pencari fakta PBB untuk menyelidiki permasalahan tersebut.

Direktur Regional Amnesty International untuk Asia Tenggara dan Pasifik James Gomez mengatakan, banyak indikasi militer Myanmar bertanggung jawab atas krisis yang terjadi di Rakhine hingga memaksa Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

"Ada banyak bukti bahwa militer telah membunuh dan memerkosa orang-orang Rohingya serta membakar desa-desa mereka," ujarnya, Senin (13/11).

Setelah merekam banyak cerita horor (dari pengungsi Rohingya) dan menggunakan citra satelit untuk melacak kehancuran yang berkembang, Amnesty bisa mencapai satu kesimpulan bahwa serangan ini sama dengan kejahatan kemanusiaan.

Oleh sebab itu, Amnesty International menolak penyelidikan internal yang dilakukan militer Myanmar di negara bagian Rakhine. Menurut Gomes, hal tersebut berpotensi mengaburkan, bahkan menghilangkan bukti keterlibatan militer dalam kekerasan di daerah-daerah terkait.

"Sekali lagi militer Myanmar mencoba menyapu pelanggaran serius terhadap Rohingya ke bawah karpet," ujarnya.

Gomez berpendapat, tak ada cara lain untuk mendapatkan data dan informasi yang independen mengenai krisis di Rakhine selain melalui penyelidikan yang independen pula. Hal ini dapat dilakukan bila Myanmar memberi akses penuh bagi utusan dan tim pencari fakta PBB ke Rakhine.

Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB meminta agar Myanmar tak lagi mengerahkan kekuatan militer ke negara bagian Rakhine. Hal ini dimaksudkan guna memulihkan pemerintahan sipil dan menerapkan peraturan hukum dan untuk segera melakukan tindakan serta komitmen mereka menghormati hak asasi manusia.

Selain itu, Dewan Keamanan PBB meminta Myanmar untuk bersedia bekerja sama dengan semua badan, mekanisme, serta instrumen PBB yang relevan. Permintaan ini berkaitan dengan penolakan Myanmar untuk menerima utusan PBB yang hendak menyelidiki dugaan pelanggaran HAM oleh aparat militernya terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine.

Sejak kekerasan di Rakhine terjadi pada Agustus lalu, lebih dari 600 ribu Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh. Hingga saat ini, mereka hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan dari dunia internasional untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari.

Sebelumnya, militer Myanmar merilis hasil penyelidikan internal. Militer Myanmar membebaskan diri dari segala tuduhan menyangkut krisis Rohingya. Dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Faceboo dan dikutip //BBC//, militer mengaku telah mewawancarai ribuan penduduk desa untuk mendukung bantahannya.

Menurut militer Myanmar, penduduk desa sepakat bahwa pasukan keamanan tidak menembak pada penduduk desa yang tidak bersalah, tidak melakukan kasus kekerasan seksual dan pemerkosaan terhadap perempuan, serta tidak menangkap, memukul, dan membunuh penduduk desa.

Penduduk yang diwawancarai miiter juga mengatakan pasukan keamanan Myanmar tidak mencuri harta benda penduduk desa, tidak membakar masjid, tidak mengusir penduduk desa, dan tidak membakar rumah. Laporan tersebut juga mengatakan komunitas Rohingya bertanggung jawab atas rumah yang terbakar dan ratusan ribu orang yang melarikan diri karena mereka diinstruksikan.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID







"Bukti" AS Bantu ISIS yang Diungkap Rusia Diduga dari Video Game


Bukti AS Bantu ISIS yang Diungkap Rusia Diduga dari Video Game
Foto yang diklaim Rusia sebagai bukti tak terbantahkan AS membantu ISIS di Irak diduga berasal dari adegan di videoa game. Foto/The Guardian


MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia pernah mengungkap “bukti tak terbantahkan” bahwa Amerika Serikat (AS) membantu ISIS di Suriah. Namun, kelompok penyidik online Rusia menduga foto-foto yang diklaim sebagai bukti itu berasal dari screenshot layar video game.

Kelompok penyidik online bernama Conflict Intelligence Team ini meneliti foto-foto yang dipamerkan di akun media sosial kementerian tersebut. Hasilnya, adegan dalam sejumlah foto itu diduga kuat tangkapan layar dari adegan AC-130 Gunship Simulator.

Video game itu biasanya dimainkan di ponsel. Jika hasil penyelidikan itu benar, maka akan membuat malu Kementerian Pertahanan Rusia.

Foto-foto itu yang diklaim Moskow sebagai “bukti tak terbantahkan” itu diunggah di akun resmi media sosial Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa pagi. Dalam keterangan fotonya, disebutkan bahwa AS memberikan “penutup” udara untuk sebuah konvoi ISIS dengan tujuan memanfaatkan para militan ISIS untuk kepentingan AS lebih lanjut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, AS tidak hanya menolak untuk melakukan operasi gabungan untuk menyerang kelompok ISIS agar meninggalkan wilayah Abu Kamal, Suriah, namun juga mengizinkan mereka untuk berkumpul kembali di wilayah yang dikuasai koalisi Suriah.

Rusia menyatakan, AS secara aktif mengganggu serangan udara Rusia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan bagi para militan ISIS.

”AS benar-benar penutup unit tempur ISIS untuk memulihkan kemampuan tempur mereka, memindahkan, dan menggunakannya untuk mempromosikan kepentingan Amerika di Timur Tengah,” tuding Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip The Guardian, Kamis (15/11/2017).

Menurut Conflict Intelligence Team yang memeriksa klaim militer Rusia, mengatakan bahwa empat dari lima foto yang lainnya diduga diambil dari rekaman tahun 2016 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Irak, yang menggambarkan pemboman udara di Irak.

Ketika asal-usul foto yang meragukan itu diselidiki, Kementerian Pertahanan Rusia menghapusnya dari posting-an di Twitter dan Facebbok. Namun, versi cache dari posting tersebut masih tersedia.

Setelah pengguna internet menunjukkan ketidaksesuaian bukti, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan rekaman tersebut telah diberikan kepada Putin oleh Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia.

Kementerian pertahanan mengatakan kepada media Rusia pada Selasa malam bahwa pihaknya telah ”melakukan pemeriksaan terhadap pegawai sipil yang secara keliru menambahkan foto-foto pernyataan menteri.” 





Credit  sindonews.com





Siaga Tinggi, Israel Sebar Baterai Anti Roket Iron Dome


Siaga Tinggi, Israel Sebar Baterai Anti Roket Iron Dome
Israel sebar baterai sistem anti roket Iron Dome di sejumlah lokasi strategis. Foto/Ilustrasi/Istimewa


TEL AVIV - Tentara Israel telah menyebarkan baterai anti roket dari sistem pertahanan udara Iron Dome di tempat-tempat penting di negara itu. Itu dilakukan untuk mencegah pembalasan oleh kelompok pejuang Islam Palestina.

Berita Channel 2, mengutip pejabat tinggi militer, mengatakan bahwa tentara mengerahkan peluncur di seluruh negeri, terutama di Israel tengah dan memperketat keamanan di perbatasan Gaza. Tindakan keamanan itu diambil setelah kelompok Jihad Islam mengancam untuk membalas pembunuhan terhadap 10 pejuang kelompok itu ketika Israel menghancurkan sebuah terowongan pada tanggal 31 Oktober lalu. Dua pejuang kelompok perlawanan Palestina Hamas juga terbunuh dalam kejadian tersebut.

Pada hari Senin, Israel juga menangkap seorang pemimpin Jihad Islam di Tepi Barat yang diduduki menyusul ancaman tersebut seperti dilansir dari Middle East Monitor, Selasa (14/11/2017).

Belum ada pernyataan resmi dari tentara Israel mengenai masalah ini.

Pada bulan Oktober, Hamas dan Fatah - dua faksi politik utama Palestina - menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi penting di Kairo yang bertujuan untuk mengakhiri 10 tahun pembagian wilayah yang pahit.

Jika dipertahankan, kesepakatan tersebut akan memungkinkan pemerintah Palestina pimpinan Fatah di Ramallah untuk mengambil tanggung jawab politik dan administratif atas Jalur Gaza. 




Credit  sindonews.com







Ribuan warga Yaman protes blokade koalisi Arab Saudi


Ribuan warga Yaman protes blokade koalisi Arab Saudi
Arsip Foto. Warga membawa jasad seorang pria yang mereka temukan di lokasi serangan udara di kota Saada, barat laut Yaman, Rabu (1/11/2017).




Sanaa (CB) - Tua dan muda, pegawai dan aktivis, warga Yaman dari seluruh lapisan turun ke jalanan pada Senin (13/11) untuk memprotes blokade koalisi pimpinan Arab Saudi yang membuat ribuan orang kesulitan bertahan hidup.

"Pengepungan ini menindas, dan seluruh dunia tidur!" teriak orang-orang saat ribuan warga berkumpul di luar kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di ibu kota Sanaa yang dikuasai pemberontak.

Dengan wajah dilukisi warna bendera Yaman, atau mengenakan pakaian tradisional, para demonstran berjalan bersama guna menuntut penghentian blokade di pelabuhan, bandara dan penyeberangan negara tersebut, yang mulai diberlakukan pekan lalu oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi yang memerangi pemberontak Houthi di negara itu.

Seorang perempuan muda wajahnya dicat setengah hitam, setengah putih -- kerudung berbunga berwarna merahnya melengkapi warna bendera nasional Yaman.

Seorang pria tua memasukkan potret pemimpin pemberontak Syiah Abdulmalik al-Houthi ke dalam ikat kepalanya.

Arab Saudi dan sekutunya menyatakan pengetatan pembatasan terhadap Yaman merupakan respons langsung terhadap serangan rudal terhadap Riyadh awal bulan ini, yang diklaim oleh pasukan Houthi yang didukung Iran.

PBB bulan lalu memasukkan koalisi Arab Saudi ke dalam daftar hitam karena membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.

Perang Yaman telah menewaskan ribuan orang dan membawa negeri miskin itu ke ambang kelaparan, sementara koalisi terus bertempur bersama pemerintah untuk memerangi Houthi dan sekutu mereka, orang kuat Ali Abdullah Saleh.

Saleh al-Samad, kepala dewan politik Houthi, menuntut koalisi mengakhiri blokadenya terhadap Yaman, tempat kedua pihak yang berkonflik dituduh mengabaikan keselamatan warga sipil.

"Pilihan tepat bagi rezim Saudi dan sekutunya adalah menghentikan perang, mengakhiri blokade dan terlibat dalam dialog langsung," kata Samad dalam unjuk rasa.

"Melanjutkan agresi dan blokade akan memaksa kami untuk... melukai negara-negara itu untuk mempertahankan rakyat kami."

Koalisi menyatakan sudah membuka kembali pelabuhan Aden dan perbatasan darat, kedua dikendalikan oleh sekutunya dalam pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi.

Namun pelabuhan Laut Merah, Hodeida, yang dikuasai pemberontak masih ditutup. Pelabuhan itu penting bagi upaya bantuan PBB.

Arab Saudi dan sekutunya berperang di Yaman sejak Maret 2015.

PBB sekarang memasukkan Yaman sebagai krisis kemanusiaan nomor satu di dunia, dengan 17 juta orang membutuhkan makanan, tujuh juta di antaranya berisiko kelaparan.

Kepala Bantuan PBB Mark Lowcock pekan lalu mengingatkan bahwa kecuali blokade dicabut, Yaman akan menghadapi "kelaparan terbesar yang pernah dunia saksikan dalam puluhan tahun, dengan jutaan korban", demikian menurut siaran AFP.





Credit  antaranews.com




Serangan Udara Saudi Lumpuhkan Bandara di Yaman


Bandara internasional Yaman.
Bandara internasional Yaman.


CB, ADEN -- Serangan udara oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi membuat  bandara di ibukota yang dikuasai Houthi, Sanaa, lumpuh. Bandara tersebut tidak bisa beroperasi pada hari Selasa, (14/11).
Ini membahayakan pengiriman bantuan ke Yaman yang berada di ambang batas bencana kelaparan seperti dilaporkan kantor berita SABA. Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi gerakan Houthi Yaman mengatakan, pihaknya telah menutup semua wilayah udara, darat dan pelabuhan di Yaman untuk membendung aliran senjata ke Houthi dari Iran.

Serangan udara Saudi menghancurkan stasiun navigasi radio untuk pesawat terbang. Lalu lintas udara di bandara Sanaa saat ini terbatas pada penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya.
Penguasa Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara, termasuk Sanaa dan bandara internasionalnya. Sementara koalisi pimpinan Saudi mendominasi wilayah udara. Pembukaan kembali wilayah udara akan membutuhkan kesepakatan antara kedua belah pihak, yang saling menyalahkan atas terjadinya bencana kemanusiaan di Yaman.
Petugas bantuan PBB di Yaman meminta koalisi pimpinan Saudi pada hari Selasa untuk membuka semua pelabuhan laut Yaman segera. Ia mengatakan, aksi ini berisiko menghancurkan perang melawan kolera dan bencana kelaparan dengan kondisi tujuh juta orang telah berada dalam kondisi kelaparan.
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Jamie McGoldrick mengatakan, jutaan jiwa beresiko mengalami bencana kelaparan akibat blokade tersebut. Hingga saat ini koalisi pimpinan Saudi tidak  bersedia untuk dimintai komentar.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Hariri akan Kembali ke Lebanon dalam Dua Hari


Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.
Poster mantan perdana menteri Lebanon Saad Al-Hariri.


CB, BEIRUT -- Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri yang mengundurkan diri dari jabatannya pada 4 November lalu mengatakan, saat ini dia baik-baik saja dan akan kembali ke Lebanon dalam dua hari ke depan.
Menulis di Twitter, Hariri meminta Lebanon tetap tenang. Dia mengatakan keluarganya akan tinggal di Arab Saudi dan menyebut Saudi sebagai negara mereka, Selasa, (14/11).
Pengunduran diri Hariri saat di Arab Saudi membuat Lebanon terjerumus dalam krisis politik. Pejabat tinggi Pemerintah Lebanon dan politikus senior yang dekat dengan Hariri percaya Saudi memaksanya berhenti dan telah menahannya dari keinginannya sejak saat itu.
Hariri ketakutan akan pembunuhan dirinya dan menuduh Iran dan Hizbullah Lebanon menaburkan perselisihan di dunia Arab saat pidato pengunduran dirinya. Hariri memberikan sambutan publik pertamanya pada Ahad.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, dia yakin Saudi membatasi kebebasan Hariri. Ia juga menolak pengunduran dirinya sampai dia kembali dari Saudi. Krisis politik mendorong Lebanon ke garis depan persaingan antara Saudi dan Iran dimainkan di medan perang dari Suriah ke Yaman.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Presiden Lebanon sambut rencana kepulangan Hariri


 Presiden Lebanon sambut rencana kepulangan Hariri
Presiden Lebanon Michel Aoun (REUTERS/Mohamed Azakir/File Photo)



Beirut (CB) - Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan pada Senin (13/11) dia senang mendengar Saad Hariri akan segera kembali ke Beirut dari Arab Saudi.

Hariri mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri dalam pidato yang disiarkan di televisi lebih dari sepekan lalu dari Riyadh dan ia masih berada di sana, memicu desas-desus bahwa dia dijadikan tahanan rumah secara de facto.

Namun, Hariri berjanji dalam wawancara TV pada Minggu malam bahwa dia akan pulang dalam beberapa hari -- kabar yang disambut baik oleh Aoun.

"Saya senang dengan pengumuman Perdana Menteri Hariri bahwa dia akan segera pulang ke Lebanon," cuit Aoun di Twitter.

"Saya menantikan kepulangan ini untuk membahas masalah pengunduran diri dengan perdana menteri, alasan di balik itu dan situasi, isu dan masalah yang perlu diatasi," imbuhnya dalam pernyataan melalui surat elektronik, sebagaimana dilaporkan AFP.

Aoun mengatakan pada Minggu bahwa gerakan Hariri tampaknya dibatasi dan meminta agar Riyadh menjelaskan mengapa dia belum kembali ke Beirut.

Dalam wawancara pada Minggu dengan stasiun TV partainya Future TV, Hariri mengatakan dia bebas bepergian dan akan kembali ke Lebanon dalam "dua atau tiga hari" ke depan.




Credit  antaranews.com


Uni Eropa Minta PM Hariri Kembali ke Lebanon


Uni Eropa Minta PM Hariri Kembali ke Lebanon
Wanita Lebanon memegang poster yang mendukung Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri untuk kembali dari Arab Saudi di Beirut, Lebanon, 12 November 2017. AP

CB, Brussel -- Uni Eropa meminta Saad al-Hariri agar segera kembali ke Lebanon dan mendesak semua kekuatan pollitik termasuk Arab Saudi untuk fokus pada urusan domestik Lebanon.
Pengunduran diri Hariri, yang dilakukan lewat siaran televisi dari Riyadh, membuat persaingan antara kelompok Iran yang berbasis Syiah dan Arab Saudi yang berbasis Sunni mengemuka belakangan ini.

 
"Kami meminta semua kekuatan politik untuk fokus pada urusan domestik Lebanon dan apa yang bisa mereka berikan untuk kepentingan warga negara. PM Hariri agar segera kembali ke negaranya dan menjalankan pemerintahan persatuan untuk fokus pada pencapaian domestik," kata Federica Mogherini kepada media, Senin, 13 Nopember 2017.

Federica mengatakan Uni Eropa berharap agar tidak ada intevensi terhadap campur tangan nasional. Ini agar tidak ada kepentingan yang masuk ke dalam konflik regional di Lebanon. Federica mengatakan ini seusai mengikuti pertemuan para menteri luar negeri 28 negara-negara Uni Eropa di Brussel, Belgia.
Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Yves Le Drian, mengaku merasa khawatir terhadap situasi di Lebanon saat ini. "Kami mengkhawatirkan stabilitas, dan integritas di wilayah ini," kata Le Drian. Le Drian mendukung upaya semua pihak menciptakan kebebasan bergerak untuk semua tokoh-tokoh publik.
Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel, juga meminta Hariri segera kembali ke Lebanon. Sedangkan politikus Luxembourg, Jean Asselborn, mengatakan gangguan stabilitas bisa menimbulkan gangguan di Timur Tengah. "Krisis penyanderaan, jika itu yang terjadi dengan Perdana Menteri Lebanon di Saudi Arabia, bisa menjadi kabar kurang baik di daerah ini,"



Credit  TEMPO.CO















Kerahkan Tank ke Ibu Kota, Jenderal Zimbabwe Dituduh Kudeta


Kerahkan Tank ke Ibu Kota, Jenderal Zimbabwe Dituduh Kudeta Jurnalis Reuters melaporkan, kendaraan lapis baja mulai bergerak dari barak militer menuju pusat Harare, sehari setelah kepala tentara Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, mengancam akan melakukan intervensi untuk mengakhiri ketegangan (Reuters/Philimon Bulawayo)


Jakarta, CB -- Partai berkuasa Zimbabwe, ZANU-PF, menuding pemimpin tentara negara itu melakukan upaya kudeta seiring dengan pengerahan tank dan pasukan ke ibu kota di Harare pada Selasa (14/11).

Jurnalis Reuters melaporkan, kendaraan lapis baja mulai bergerak dari barak militer menuju pusat Harare, sehari setelah kepala tentara Zimbabwe, Jenderal Constantino Chiwenga, mengancam akan melakukan intervensi untuk mengakhiri ketegangan setelah Presiden Robert Mugabe memecat wakilnya.

Menjelang tengah malam, para tentara dengan agresif memerintahkan para pengendara mobil di pusat ibu kota itu untuk menyingkir.


"Jangan mencoba melakukan hal yang lucu. Pergi saja!" teriak salah satu tentara kepada reporter Reuters.


Pengerahan pasukan ke pusat ibu kota ini menguatkan dugaan upaya kudeta, meski Mugabe sendiri hingga kini belum lengser.

Duta Besar Zimbabwe untuk Afrika Selatan, Isaac Moyo, pun membantah kabar upaya kudeta itu dengan berkata, "Tak ada apa-apa. Itu hanya tuduhan di media sosial."

Namun, ketegangan kian menjadi setelah tentara mengambil alih markas kantor penyiaran negara, ZBC, pada Rabu (15/11) dini hari.

Kabar mengenai mengenai kudeta pun semakin kuat. Spekulasi ini berawal dari pernyataan Chiwenga yang mengatakan bahwa dia akan mengintervensi untuk mengakhiri kericuhan akibat pemecatan Wakil Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, pada 6 November lalu atas tuduhan tidak loyal.


Sejumlah pengamat mengatakan, wakil presiden Zimbabwe dipecat karena dijagokan menggantikan Mugabe yang kini sudah berusia 93 tahun, tapi bertekad berkuasa seumur hidup.

Jika menilik sejarah Zimbabwe dari masa perjuangan kemerdekaan, banyak pihak bingung mendengar kabar keretakan hubungan antara Mugabe dan Mnangagwa.

Sejak masa perjuangan, Mnangagwa dikenal sebagai anak didik Mugabe yang setia menemani sang pemimpin selama lima dekade di penjara, perang gerilya, hingga akhirnya duduk di istana.

Mnangagwa pun tetap mendukung Mugabe meski para pengikutnya di partai ZANU-PF ingin melengserkan sang presiden.

Dengan pemecatan ini, popularitas Mugabe di mata publik kian turun, padahal ia akan mengikuti pemilihan umum pada tahun depan dengan lawan yang cukup kuat, Morgan Tsvangirai.




Credit  cnnindonesia.com

Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan


Presiden Zimbabwe Diduga Akan Dikudeta, Tank-tank Dikerahkan
Tank-tank militer Zimbabwe dikerahkan ke Harare Selasa (14/11/2017) dan memicu kekhawatiran bahwa Presiden Robert Mugabe akan dikudeta oleh militer. Foto/REUTERS


HARARE - Tank-tank militer dikerahkan ke Ibu Kota Zimbabwe, Harare, pada Selasa (14/11/2017) setelah panglima militer setempat mengeluarkan ancaman kepada Presiden Robert Mugabe. Pengerahan kendaraan tempur memicu dugaan bahwa Mugabe akan dikudeta.

Krisis politik di negara di Afrika ini sedang memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Tindakan presiden itu tidak bisa diterima panglima militer setempat Jenderal Constantine Chiwenga.

Panglima Chiwenga, mengatakan bahwa dia akan melakukan intervensi karena tindakan menuduh Mugabe telah menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis. Ancaman ini memicu sayap pemuda partai yang berkuasa—Zanu PF—secara terbuka menuduh kepala militer tersebut menggerogoti konstitusi.

Para saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa mereka melihat setidaknya empat tank tempur menuju Harare pada hari Selasa. Dua tank diparkir di samping jalan utama dari Harare ke Chinhoyi.

Para tentara di lokasi kejadian menolak untuk berbicara dengan media.

Mnangagwa secara luas didukung oleh tentara dan pernah dipandang sebagai calon penerus presiden.

Pemecatannya sebagai wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden pada konferensi khusus partai yang berkuasa, Zanu PF, pada bulan Desember.

Panglima Chiwenga mengatakan, ketidakstabilan di tubuh partai yang berkuasa telah menyebabkan tekanan. Dia menuduh partai tersebut mengusir para pejabat senior yang berpartisipasi dalam perang tahun 1970-an, yakni perang melawan minoritas kulit putih yang memerintah Rhodesia, negara yang akhirnya menjadi Zimbabwe.

Para pejabat senior yang disingkirkan telah dituduh merencanakan ”kontra revolusioner” untuk menghancurkan partai tersebut.

Ibu negara Grace Mugabe merupakan pemimpin kelompok pejabat partai yang dikenal sebagai Generasi 40 atau G40—kelompok yang didominasi pejabat berusia 40 dan 50-an tahun. Kelompok itu dilaporkan dalam seminggu terakhir telah menyusun daftar puluhan pejabat tinggi partai yang ingin mereka usir dari partai atau pun diskors.

”Proses pembersihan di ZANU PF yang sejauh ini menargetkan sebagian besar anggota yang terkait dengan sejarah pembebasan kita adalah penyebab serius keprihatinan kami di pasukan pertahanan,” kata Chiwenga, dalam sebuah konferensi pers. 

”Kita harus mengingatkan orang-orang di balik kecurangan saat ini bahwa ketika menyangkut masalah yang melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu untuk masuk. Pembersihan saat ini jelas-jelas menargetkan anggota partai dengan latar belakang (tokoh) pembebasan harus segera berhenti,” ujarnya.

Ini adalah pertama kalinya militer Zimbabwe secara langsung mengkritik pertikaian di tubuh Zanu PF dan menandai perpecahan antara Mugabe dengan sebuah institusi yang menjadi pilar utama kekuasaannya.

Jeffrey Smith, analis dan direktur eksekutif Vanguard Africa, mengatakan kepada IBTimes UK bahwa kudeta tidak mungkin terjadi untuk saat ini.

”Kejadian di Zimbabwe hari ini tentu saja mengkhawatirkan, sebuah kudeta militer kemungkinan tidak akan segera terjadi. Gerakan pasukan tersebut merupakan serangan publik terhadap celah panjang yang meluas di dalam partai penguasa, Zanu PF,” katanya.

”Tampaknya ini adalah demonstrasi publik yang dimaksudkan untuk mencapai dua hal utama, pertama, mengingatkan dengan tegas, siapa yang memiliki kekuatan sejati di negara ini. Dan kedua, hal tersebut menempatkan mereka pada pemberitahuan yang mendukung pengangkatan politik Grace Mugabe dan potensi duduk di kepresidenan, bahwa hasil seperti itu tidak akan ditoleransi oleh militer dan pasukan keamanan.”

Namun, analis keamanan David Otto, percaya bahwa sebuah kudeta kemungkinan terjadi karena negara tersebut mengalami kesulitan ekonomi.



Credit  sindonews.com


Rumor Kudeta Merebak, Panglima Militer Zimbabwe Dicap Pengkhianat


Rumor Kudeta Merebak, Panglima Militer Zimbabwe Dicap Pengkhianat
Tank-tank militer Zimbabwe dikerahkan ke Harare Selasa (14/11/2017) dan memicu kekhawatiran bahwa Presiden Robert Mugabe akan dikudeta oleh militer. Foto/REUTERS


HARARE - Rumor bahwa Presiden Zimbabwe akan dikudeta militer telah merebak setelah panglima militer negara itu mengancam melakukan intervensi untuk mengatasi krisis politik. Ancaman itu membuat petinggi militer tersebut dituding melakukan pengkhianatan.

Rumor akan adanya kudeta juga diperkuat dengan pengerahan tank-tank lapis baja dan tentara di jalan-jalan Ibu Kota Zimbabwe, Harare, sejak Selasa kemarin.

Panglima militer negara tersebut, Jenderal Constantino Chiwenga menentang Presiden Mugabe karena memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, pekan lalu. Kubu Mugabe juga menyingkirkan banyak politisi dari Partai Zanu PF, partai berkuasa pendukung presiden berusia 92 tahun itu.

Partai Zanu PF menyatakan, komentar dan tindakan Jenderal Chiwenga telah mengganggu perdamaian nasional,”Dan menghasut pemberontakan,” bunyi pernyataan partai tersebut, seperti dikutip BBC, Rabu (15/11/2017).



Partai berkuasa itu bersumpah tidak akan pernah menyerah pada ancaman militer dan menegaskan kembali keunggulan politik atas senjata. Pernyataan itu ditandatangani oleh SK Moyo, Sekretaris Informasi Partai.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak semua pihak di Zimbabwe untuk menyelesaikan perselisihan politik dengan tenang dan damai. Washington mengaku terus memantau situasi di negara Afrika itu dengan ketat.

Duta Besar Zimbabwe untuk Afrika Selatan, Isaac Moyo, mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah menolak pembicaraan mengenai kemungkinan kudeta. Rumor kudeta, kata dia, hanya klaim media sosial.


Credit  sindonews.com

Tentara Zimbabwe Rebut Lembaga Penyiaran Negara di Tengah Rumor Kudeta


Tentara Zimbabwe Rebut Lembaga Penyiaran Negara di Tengah Rumor Kudeta
Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, 93, yang dirumorkan akan dikudeta panglima militer negara tersebut. Foto/REUTERS


HARARE - Tentara Zimbabwe mengambil alih markas besar lembaga penyiaran negara, ZBC, pada Rabu (15/11/2017) dini hari. Aksi tentara ini terjadi di tengah merebaknya rumor bahwa Presiden Robert Mugabe, 93, akan dikudeta.

Staf ZBC dan seorang pekerja kelompok hak asasi manusia, seperti dikutip Reuters, mengonfirmasi perebutan lembaga penyiaran negara tersebut.

Rumor akan adanya kudeta telah diperkuat dengan pengerahan tank-tank lapis baja dan tentara di jalan-jalan Ibu Kota Zimbabwe, Harare, sejak Selasa kemarin.

Panglima militer negara tersebut, Jenderal Constantino Chiwenga, menentang Presiden Mugabe karena memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa, pekan lalu. Kubu Mugabe juga menyingkirkan banyak politisi dari Partai Zanu PF, partai berkuasa pendukung presiden berusia lanjut tersebut.

Partai Zanu PF menyatakan, komentar dan tindakan Jenderal Chiwenga telah mengganggu perdamaian nasional,”Dan menghasut pemberontakan,” bunyi pernyataan partai tersebut, seperti dikutip BBC.

Partai berkuasa itu bersumpah tidak akan pernah menyerah pada ancaman militer dan menegaskan kembali keunggulan politik atas senjata. Pernyataan itu ditandatangani oleh SK Moyo, Sekretaris Informasi Partai.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak semua pihak di Zimbabwe untuk menyelesaikan perselisihan politik dengan tenang dan damai. Washington mengaku terus memantau situasi di negara Afrika itu dengan ketat. 


Credit  sindonews.com


Selasa, 14 November 2017

Saudi Bangun Kota Baru Rp136 Triliun


Saudi Bangun Kota Baru Rp136 Triliun
Saudi Bangun Kota Baru Rp136 Triliun. (Reuters).


RIYADH - Selama lebih dari 50 tahun, Arab Saudi mengandalkan minyak untuk menopang perekonomiannya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir negara kerajaan itu berupaya mencari cara baru untuk meninggalkan ketergantungan pada minyak dan menciptakan lapangan kerja.

Pemerintah Saudi berambisi mengubah ratusan mil persegi wilayah gurun di negeri itu menjadi kota-kota baru. Salah satu pembangunan yang sedang dilakukan adalah konstruksi Pusat Keuangan Raja Abdullah atau disingkat King Abdullah Financial District (KAFD).

Total biaya yang digunakan untuk proyek tersebut mencapai USD10 miliar (Rp136 triliun). Hingga saat ini, sekitar USD8 miliar telah dibelanjakan dalam pembangunan proyek prestisus itu.

Didesain oleh perusahaan arsitektur Henning Larsen, proyek seluas 1,6 juta meter persegi itu akan diisi dengan lebih 60 apartemen, kantor, dan menara ritel, beberapa sekolah dan garasi parkir, klinik medis, gedung-gedung publik dan tiga hotel. Saat pembangunan selesai, kota baru itu dapat menampung 50.000 penduduk.

Pada proyek itu, para insinyur perancangnya mendesain jembatan-jembatan pendingin bertenaga surya untuk mengatasi panasnya gurun. Jembatan canggih yang disebut skywalk itu akan menghubungkan 30 gedung di distrik tersebut.  “Di KAFD juga dibangun monorail,” ungkap pernyataan firma arsitektur Henning Larsen, dikutip Business Insider.

Konstruksi KAFD telah dimulai sejak 2006 dan 70%-nya  telah selesai. Pemerintah kerajaan memang tidak menetapkan batas waktu untuk penyelesaian proyek ini.

KAFD dirancang sebagai pusat bisnis yang akan menarik perusahaan firma dan keuangan, perbankan sreta otoritas pasar modal dan bursa saham yang saat ini berpusat di Riyadh. Distrik yang disebut Crystal Towers dalam kota baru itu akan dibuka musim panas ini. Satu skywalk menghubungkan dua gedung di distrik itu.

Meski demikian, terjadi sejumlah penundaan konstruksi dan masalah pendanaan. Pemerintah bertujuan membuka tahap pertama untuk 15 kantor, perumahan dan menara komersial pada akhir tahun ini.

Kantor berita Reuters melaporkan, kota itu mengalami masalah dalam menarik para penghuni. Sedangkan menurut Bloomberg, pemerintah Saudi berharap menarik perbankan dengan insentif ekonomi, termasuk diskon pajak yang dapat diperpanjang hingga satu dekade atau lebih.

Pemerintah Saudi juga pernah menyatakan pada tahun lalu bahwa mereka akan menawarkan pengecualian visa untuk warga asing yang bekerja di KAFD. Beberapa aturan sosial yang ketat di Saudi, termasuk kewajiban wanita mengenakan pakaian tertutup, juga akan dilonggarkan.

Meski demikian, otoritas Saudi belum mengonfirmasi regulasi tersebut sehingga akan menyulitkan dalam menarik orang dan bisnis untuk berada di sana. Beberapa calon penghuni dan investor juga kurang optimistis bahwa kota itu akan sukses. 

“Potensinya luar biasa. Di dalamnya hebat. Tapi ini tidak akan selesai. Pembuatan keputusan sangat lamban pada proyek itu dan orang tidak memiliki uang tunai,” kata seorang ekspatriat di Dubai kepada Reuters.

April lalu, Direktur Proyek KAFD Salman Albaiz menjelaskan, sekitar seperlima dari total proyek 1,6 juta meter persegi telah selesai dibangun. “Fase pertama akan segera dibuka, jika semua berjalan baik. Ini akan menjadi soft opening untuk distrik itu,” katanya.

Dia menjelaskan, fase pertama masih menunggu persetujuan pemerintah sebelum pembukaan.  Menurutnya, masih ada hambatan birokrasi dan prosedur pemerintah dalam pembuatan keputusan tersebut.

Albaiz menjelaskan, kota baru itu akan menyerupai Dubai International Financial Centre yang menarik banyak perusahaan asing dengan regulasi khusus. Secara teori, bisnis yang mendaftar di KAFD dapat mengeluarkan visa langsung dan mendapat izin dari otoritas terkait.

Saat ini Samba Financial Group Arab Saudi dan konsultan internasional PwC telah berkomitmen menjadi salah satu tenant di kota itu. Meski demikian, otoritas belum menyelesaikan aturan untuk zona khusus sehingga sulit menarik lebih banyak perusahaan.

“Fase pertama KAFD dapat memberi pendapatan tahunan sebesar 240 juta riyal. Jumlah tersebut akan terus meningkat hingga 3,5 miliar riyal saat seluruh proyek itu selesai,” kata Albaiz.

Pembukaan KAFD akan menjadi tonggak sejarah bagi program reformasi ekonomi yang dicanangkan tahun lalu oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Kehadiran kota itu dapat mengubah bagaimana bisnis diatur di Saudi.

Kehadiran KAFD merupakan salah satu dari visi Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk melakukan reformasi ekonomi di Saudi agar tidak lagi tergantung pada minyak. Berbagai visi itu diterjemahkan dalam berbagai proyek baru di Saudi yang kini sedang dibangun.




Credit  sindonews.com



Ini 2 Sosok Utama Pemburu Koruptor Arab Saudi




Ini 2 Sosok Utama Pemburu Koruptor Arab Saudi
Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. independent.co.uk

CB, Jakarta -Dalam memberangus mega korupsi di Arab Saudi, dua sosok ini menjadi pemeran utama. Keduanya bekerja sama untuk memburu dan menangkapi para tersangka yang 19 di antaranya pangeran dan anggota keluarga kerajaan, sedikitnya 50 pengusaha termasuk pangeran Alwaleed bin Talal yang dijuluki taipan Saudi, mantan ketua pengadilan Khaled Al-Tuwaijri, raja media Saudi Waleed Al-Ibrahim dan
Siapa dua sosok ini?
1.Muhammad bin Salman, putra Mahkota Kerajaan Saudi.

Mohammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud. independent.co.uk
MBS, begitu sang putra mahkota disapa, bergerak cepat memburu setiap tersangka koruptor begitu dia menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru saja dibentuk.
Raja Saudi, Salman, memerintahkan pembentukan badan anti korupsi sebagai bagian dari agenda reformasi aktif yang bertujuan mengatasi hambatan masalah yang tersembunyi di dalam tubuh Kerajaan dalam beberapa dekade, seperti dikutip dari CNN, 4 November lalu.
Komisi Anti Korupsi yang dipimpin MBS, berwenang melakukan investigasi, menangkap dan mengeluarkan larangan bepergian hingga membekukan aset hasil korupsi.
Putra mahkota berusia 32 tahun ini menjadi sosok penting dalam politik Saudi sebagai pemain utama kunci di belakang raja dan reformis Saudi.
MBS yang dalam 2-3 tahun trakhir diremehkan kemampuannya sebagai putra mahkota, sekarang tidak hanya mampu menunjukkan konsolidasi kekuatasannya, namun juga membangun struktur pemerintahan dan ekonomi Saudi.

2. Jaksa Agung Saudi, Sheikh Saud Al Mojeb.

Sheikh Saud Al Mojeb, jaksa agung Saudi. suchtv.pk
Jaksa Agung Sheikh Saud Al Mojeb menjelaskan selama tiga lembaganya telah melakukan investigasi terhadap kasus korupsi sistematis di Kerajaan.
Hasil dari 3 tahun menyelidiki kasus korupsi, kata Al Mojeb, menemukan angka fantastis uang yang dikorupsi oleh para tersangka, yakni sekitar US$ 100 miliar atau setara dengan Rp 1.351,3 triliun.
"Berdasarkan hasil penyelidikan selama 3 tahun terakhir, diperkirakan sedikitnya US$ 100 miliar telah disalahgunakan melalui korupsi yang sistematis dan penggelapan dalam beberapa dekade," kata Al Mojeb seperti dikutip dari CNN, 9 November.
Al Mojeb bekerja sama dengan Komisi Anti Korupsi yang dipimpin putra mahkota.
Ia menegaskan, apa yang terjadi sekarang baru langkah permulaan dari proses membongkar akar korupsi di manapun terjadi.
Pihak Kejaksaan Arab Saudi  sedang mempersiapkan dakwaan kepada ratusan tersangka korupsi untuk diserahkan kepada pengadilan. Mereka akan diadili secara terbuka atas perintah Kerajaan.







Credit  TEMPO.CO





Erdogan Sindir AS dan Rusia Terkait Suriah


Erdogan Sindir AS dan Rusia Terkait Suriah
Erdogan mengaku bingung dengan sikap negara-negara yang menyebut tidak melihat adanya solusi militer di Suriah, tapi mengerahkan pasukan ke sana. Foto/Reuters


ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan melemparkan sindiran terhadap Rusia dan Amerika Serikat (AS) mengenai Suriah. Erdogan mengaku bingung dengan sikap negara yang menyebut tidak melihat adanya solusi militer di Suriah, tapi mengerahkan pasukan ke sana.

Erdogan, yang berbicara jelang terbang ke Rusia menyatakan, bagi negara-negara yang tidak melihat adanya solusi militer di Suriah, harusnya segera menarik semua pasukan mereka di sana.

"Saya mengalami kesulitan untuk memahami komentar-komentar ini. Jika solusi militer tidak ada, maka mereka yang mengatakan ini harus menarik pasukan mereka keluar," kata Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Senin (13/11).

Dia mengatakan akan membahas masalah ini dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan dengan Putin, dia juga akan membahas mengenai solusi politik di Suriah, langkah bersama dengan Rusia di wilayah Suriah dan rincian kesepakatan pembelian sistem pertahanan S-400.

Seperti diketahui, kemarin Kremlin menuturkan, Putin dan Presiden AS Donald Trump telah sepakat bahwa tidak ada solusi militer untuk perang di Suriah.

Menurut Kremlin, keduanya bertemu dan berbicara di sela-sela pertemuan puncak APEC di Vietnam, setelah beberapa hari mengalami ketidakpastian mengenai apakah pertemuan akan berlangsung.

"Kedua Presiden setuju, bahwa konflik di Suriah tidak dapat diselesaikan melalui jalur militer. Keduanya juga mengkonfirmasi tekad mereka untuk mengalahkan ISIS. Kedua presiden mengkonfirmasi komitmen mereka terhadap kedaulatan, kemerdekaan, kesatuan, integritas teritorial dan sifat sekuler Suriah, dan mendesak pihak yang berperang untuk berpartisipasi dalam perundingan perdamaian yang dipimpin PBB di Jenewa," ucap Kremlin. 




Credit  sindonews.com






Diintai 3 Kapal Induk AS, Korut Siapkan Latihan Perang Musim Dingin


Diintai 3 Kapal Induk AS, Korut Siapkan Latihan Perang Musim Dingin
Tiga kapal induk Amerika Serikat (AS), USS Ronald Reagan, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz, yang menjalani latihan perang langka di Pasifik Barat. Foto/REUTERS



SEOUL - Personel militer Korea Utara (Korut) dilaporkan bersiap untuk latihan perang musim dingin saat tiga kapal induk Amerika Serikat (AS) mengintai di dekat Semenanjung Korea. Persiapan manuver Pyongyang itu dipaparkan pejabat Korea Selatan (Korsel) yang menerima informasi aktivitas militer rezim Kim Jong-un.

Latihan perang musim dingin Pyongyang diperkirakan akan dimulai pada bulan Desember dan kemungkinan akan berlanjut sampai bulan April. Militer Korea Selatan juga terus mencermati semua perkembangan di wilayah tersebut.

Seoul juga menempatkan tentaranya dalam kondisi siaga tempur untuk mengatasi segala bentuk provokasi dari Korea Utara.

“Saat ini, pasukan Korea Utara melakukan latihan lapangan biasa, namun militer kita tetap menjaga kesiapan penuh terhadap kemungkinan provokasi Korea Utara,” kata seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip kantor berita Yonhap, Senin (13/11/2017).

Tiga kapal induk AS—USS Ronald Reagan, USS Theodore Roosevelt dan USS Nimitz—sedang menggelar latihan perang langka di wilayah Pasifik barat dari tanggal 11 hingga 14 November mendatang. Tujuh kapal perang Korea Selatan ikut bergabung dalam latihan tersebut.

”Beberapa operasi kelompok tempur kapal induk sangat kompleks, dan latihan di Pasifik Barat ini merupakan bukti kuat kemampuan unik Armada Pasifik AS dan komitmen kuatnya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan yang berkelanjutan,” kata Laksamana Scott Swift, komandan Armada Pasifik AS.

Ketegangan antara AS dan Korea Utara telah meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir, di mana kedua negara terang-terangan saling ancam dengan kekuatan militer.

Trump, yang masih menjalani tur panjang di Asia pernah memperingatkan Korut terkait bahaya dari tiga kapal induk Pentagon yang tidak jauh dari perairan negara komunis itu. ”Kami mengirim tiga kapal induk terbesar di dunia (ke Semenanjung Korea) dan kapal selam nuklir juga diposisikan,” kata Trump saat lawatan di Korea Selatan beberapa hari lalu. 





Credit  sindonews.com





Satuan Antiteror Terlatih Siaga di Perbatasan Cina-Vietnam


Pasukan antiteror
Pasukan antiteror


CB, BEIJING -- Satuan khusus antiteror disiagakan di sepanjang wilayah perbatasan Cina-Vietnam untuk melindungi warga Chongzuo, Provinsi Guangxi Zhuang.

Satuan tugas yang dibentuk pada Februari untuk pertama kali ditempatkan di wilayah itu beranggotakan 11 prajurit dan seorang komandan. Mereka merupakan personel terpilih setelah melalui beberapa tahap seleksi yang diikuti 1.300 anggota resimen di Cina.

Chongzuo terbentang seluas 533 kilometer yang berbatasan dengan Vietnam. Wilayah itu rawan ancaman terorisme sebagaimana laman resmi pemerintah Chongzuo, Senin (13/11). Beberapa pegaris keras dari Provinsi Xinjiang yang berupaya menuju Afghanistan dan Turki menjadikan Chongzuo sebagai tempat transit karena sangat mendukung untuk perjalanan menuju Vietnam.

Laman pemerintah Chongzuo menyebutkan para pegaris keras yang gagal melarikan diri itu sangat mungkin melakukan tindakan terorisme di Chongzuo. Oleh sebab itu, untuk menangkal aktivitas mereka, anggota satuan khusus dilengkapi dengan peralatan baru dan canggih, seperti senjata laser dan inframerah yang bisa dioperasikan pada malam hari.

Dalam delapan bulan terakhir, satuan khusus tersebut telah menindak 970 orang asing yang melanggar wilayah perbatasan dan menyita empat pucuk senjata serta 30 butir peluru. Satuan itu juga berhasil menangkap lima teroris dan menyita 20 kilogram heroin serta 5 kilogram bubuk kristal, demikian laporan Global Times.

Komandan Satuan Khusus Antiteror, Liu Qiangqiang, mengatakan personelnya dua kali sehari wajib lari jarak jauh lima kilometer bersenjatakan lengkap selama 20 menit, 50 kali angkat beban dalam semenit, menembak lima butir telur dari jarak 25 meter selama 10 detik.

Tidak seorang pun personelnya yang melewatkan latihan tersebut, demikian pernyataan komandan. Oleh sebab itu, mereka mampu bertarung sengit dengan para teroris di sepanjang wilayah perbatasan.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID