Foto: Dok. Regio Aviasi Industri
Jakarta - PT Regio Aviasi Industri (RAI) membuka peluang bagi masyarakat untuk memberikan sumbangsih dalam pengembangan pesawat R80. Caranya dengan patungan menyalurkan dana berapapun lewat kitabisa.com.
Antusias masyarakat untuk membantu pengembangan pesawat yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) cukup besar. Hingga hari ini, Rabu (11/10/2017) tercatat dana
crowdfunding R80 sudah mencapai Rp 1,98 miliar.
Komisaris PT RAI, Ilham Habibie mengaku terkesan dengan catatan tersebut. Menurutnya hal itu membuktikan bahwa masyarakat mendukung atas pengembangan pesawat R80.
"
Crowdfunding kan donasi, cepat sekali. Buat kami
crowdfunding lebih untuk menunjukkan kepada siapa pun bahwasanya rakyat mendukung," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Dia menjelaskan bahwa
crowdfunding tersebut sebenarnya bukan untuk memenuhi kebutuhan dana pengembangan R80. Sebab kebutuhan dananya terlampau besar yakni hingga mencapai US$ 1,5 miliar atau setara Rp 20 triliun (kurs Rp 13.400). Aksi patungan tersebut hanya untuk membuktikan kepada DPR bahwa rakyat mendukung hal itu.
"Tidak akan mungkin bisa mengumpulkan US$ 1 miliar dengan
crowdfunding. Di Amerika Serikat (AS) mungkin bisa puluhan juta dolar tapi lebih US$ 100 juta belum pernah ada," tambahnya.
Sementara untuk kebutuhan dana US$ 1,5 miliar tersebut, anak dari Mantan Presiden RI B.J Habibie itu mengatakan pihaknya akan mencari investor. Namun bukan layaknya investor biasa yang hanya menempatkan dana saja, investor di bidang produksi pesawat harus ikut mengembangkannya.
"Kalau investasi di pesawat enggak kaya di story line. Jadi caranya pertama perusahaan lain yang juga di bidang itu dan dia yang mau kerjasama. Oh saya mau bagian itu, buntutnya, oke boleh kita buat desainnya harus buat merincikan desainnya. Jadi investor ambil bagian," terangnya.
Dengan begitu, kata Ilham, maka investor akan ikut menanggung risiko dan
sharing pendapatan nantinya. Konsep ini juga berbeda dengan kontraktor yang hanya menjalankan proyek tanpa menanggung risikonya.
Ilham mengaku saat ini pihaknya sudah berdiskusi dengan beberapa perusahaan produsen pesawat asing yang tertarik untuk bergabung. Setidaknya ada 3 perusahaan yang tertarik, sayangnya dia belum bisa menyebutkan nama perusahaan tersebut.
"Ada 3 perusahaan asing, kalau Indonesia enggak ada yang membuat pesawat. Selain PT DI (Dirgantara Indonesia), beda. Kalau PT DI menurut saya sebaiknya menjadi partner, di pihak kita sama-sama perusahaan Indonesia," tukasnya.
Dia menargetkan proses pencarian partner tersebut akan rampung pada tahun depan. Sementara untuk uji terbang dan sertifikasi ditargetkan bisa dilakukan pada sekitar 2021-2022.
Sekadar informasi, melalui website https://kitabisa.com/pesawatr80, RAI melakukan penggalangan dana (crowdfunding/patungan publik) mulai dari Rp 100.000, imbalannya foto donatur akan ditampilkan di badan Pesawat R80.
Credit
finance.detik.com