JAKARTA (CB) - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Marsetio, mengungkapkan insiden terbakarnya kapal cepat rudal KRI Klewang milik TNI AL di Banyuwangi pada 31 Agustus 2012 merupakan tanggung jawab galangan kapal.
Padahal, kapal jenis trimaran itu baru diperkenalkan dan belum selesai sepenuhnya.
"Itu belum masuk ke kami, masih proses pembuatan," ujarnya saat mendampingi Panglima TNI Moeldoko dalam jumpa pers, Selasa (23/12/2014).
Karena itu, pihaknya meminta pihak perusahaan untuk membuat ulang kapal tersebut.
"Ya kan masih ada asuransinya," sambung mantan Panglima Armada Barat (Pangarmabar) itu.
Bahkan saat ini, kapal pesanan TNI tersebut sudah hampir selesai dan segera dipakai untuk operasi pengamanan laut.
TNI memesan kapal tersebut dari PT Lundin Industrty Invest yang berbasis di Banyuwangi, Jawa Timur.
Rencananya, kapal seharga Rp144 miliar itu bakal dilengkapi dengan kemampuan antiradar serta anti-infra merah. Dalam pembuatan desain kapal siluman tersebut, TNI bekerja sama dengan Swedia serta melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PAL, dan PT Pindad.
Padahal, kapal jenis trimaran itu baru diperkenalkan dan belum selesai sepenuhnya.
"Itu belum masuk ke kami, masih proses pembuatan," ujarnya saat mendampingi Panglima TNI Moeldoko dalam jumpa pers, Selasa (23/12/2014).
Karena itu, pihaknya meminta pihak perusahaan untuk membuat ulang kapal tersebut.
"Ya kan masih ada asuransinya," sambung mantan Panglima Armada Barat (Pangarmabar) itu.
Bahkan saat ini, kapal pesanan TNI tersebut sudah hampir selesai dan segera dipakai untuk operasi pengamanan laut.
TNI memesan kapal tersebut dari PT Lundin Industrty Invest yang berbasis di Banyuwangi, Jawa Timur.
Rencananya, kapal seharga Rp144 miliar itu bakal dilengkapi dengan kemampuan antiradar serta anti-infra merah. Dalam pembuatan desain kapal siluman tersebut, TNI bekerja sama dengan Swedia serta melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PAL, dan PT Pindad.
Credit OkeZone