Mobil beroda dua, C-1, yang diciptakan Lit Motors. (Dok. Lit Motors)
Penemuan di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi tak pernah habis. Dengan berbagai
keterbatasan, ternyata selalu ada ilmuwan yang berhasil menciptakan alat
atau teknologi yang bermanfaat bagi banyak orang.
Uniknya,
penemuan itu terjadi tanpa dukungan laboratorium riset yang besar,
disertai desain yang bagus, pendanaan dari kantung sendiri, purwarupa
pun diciptakan sendiri atau dari perusahaannya sendiri.
Berikut ini lima penemuan menarik dari 10 penemuan hebat tahun ini yang mendapat penghargaan dari Popular Science:
Mobil terbang (CNN Indonesia/Reuters/AeroMobil)
1. Mobil Terbang dari Slovakia
Mobil ini ditemukan oleh Stefan Klein dan
Juraj Vaculik dari perusahaan AeroMobil. Klein mengawali desain konsep
mobilnya begitu rezim komunis Cekoslovakia runtuh pada 1989. Dia membagi
konsepnya kepada Vaculik pada 2010 dan akhirnya mendirikan AeroMobil.
Konsepnya
berbeda dengan kebanyakan orang yang mencoba membuat mobil terbang.
Mobil buatan AeroMobil bukanlah mobil yang dapat terbang, melainkan
pesawat yang bisa dikemudikan seperti mobil.
Maka mobil ini
didesain dengan tubuh yang ringan, sayap yang bisa dilipat sehingga tak
perlu kecepatan yang tinggi dan landasan yang jauh untuk mengudara, dan
desain yang efisien.
Tubuhnya terbuat dari material ringan, termasuk bodi dari campuran
karbon melapisi rangka baja. Mesinnya memakai Rotax 912 empat silinder
bertenaga 100 tenaga kuda dengan bahan bakar bensin, sehingga bisa
mengisi bahan bakar di pompa bensin yang ada.
Avionic dari Garmin dilengkapi dengan
autopilot untuk mengontrol
pitch and roll. Dalam keadaan darurat, kendaraan akan melepaskan parasut.
Pada
Oktober tahun lalu Klein memperlihatkan purwarupa keempat, AeroMobil
3.0 di Nitra, Slovakia. Mobil pesawat ini mampu terbang setinggi 800
kaki, memutar dalam radius 12 mil dan mendarat di landasan yang sama.
Sejak
waktu itu, AeroMobil sudah menyelesaikan lebih dari 40 uji coba
terbang. AeroMobil kini sedang mengusahakan sertifikasi layak terbang
dari Federasi Penerbangan Ultra-Ringan Slovakia untuk kemudian mencoba
mendapatkan izin uji coba terbang di Uni Eropa.
Ilustrasi vaksinasi (Thinkstock/Surabky)
2. Vaksin Tanpa Suntik
Penemuan dari Katarzyna “Kasia” Sawicka ini
berupa semacam koyo yang mengandung vaksin yang bisa diberikan kepada
pasien tanpa rasa sakit dan bisa disimpan lebih lama, serta lebih ramah
lingkungan.
“Teknologi ini mengubah cara pemberian vaksin, khususnya pada saat terjadi pandemik,” kata Sawicka.
Koyo
bernama ImmunoMatrix ini bisa bertahan tanpa perlu disimpan di lemari
pendingin selama 10 pekan. Jauh lebih lama ketimbang solusi vaksin yang
ada saat ini.
Masalahnya adalah kulit tak bisa menyerap molekul
besar dengan mudah. Untuk menjawab tantangan ini, mahasiswa dari Stony
Brook University ini memanfaatkan material penyerap air yang dinamai
poly-vinylpyrrolidone.
Polimer yang dipakai pada
hairspray
ini dapat menyerap air dari kulit. Ketika kelembaban kulit kembali,
bagian terluar kulit mengembang sehingga bisa menerima molekul yang
besar untuk masuk.
Selama beberapa tahun Sawicka menyempurnakan
proses yang mengkombinasikan polimer itu dengan solusi vaksin. Saat
diujicobakan kepada tikur dan kulit manusia buatan, koyo itu mengirimkan
molekul vaksin yang ukurannya 250 kali lebih lebar ketimbang yang biasa
diserap oleh kulit.
Mesin printer Braille buatan anak 13 tahun. (Dok. Banerjee/Wikipedia)
3. Printer Braille untuk Tuna Netra
Versi pertama Braigo, yang dibangun dari
balok-balok robotika Lego, dipakai untuk menghasilkan huruf Braille di
kertas. Penemunya, Shubham Banerjee kemudian menjual desain dan software
Braigo 1.0 itu secara online seharga US$ 355.
Mesin cetak
Braille murah ini bermula dari sebuah surat yang berisi tentang donasi
kepada tuna netra. Shubham Banerjee, yang waktu itu baru berusia 12
tahun, bertanya kepada orang tuanya bagaimana cara orang buta membaca.
Mereka
menyarankan Banerjee mencari informasi itu di Google. Hasilnya sampai
kepada mesin cetak Braille yang harganya mencapai US$ 1.800. Banerjee
kemudian ingin membuat mesin cetak yang lebih murah dengan memanfaatkan
mainan favoritnya: Lego.
Purwarupa Braigo yang pertama selesai
pada Februari 2014. Tapi banyak keterbatasannya. “Saya suka Lego, tapi
saya harus membuat sesuatu yang bisa dijual di pasar,” katanya.
Pada
musim panas 2014 Banerjee mendirikan Braigo Labs dengan bantuan orang
tuanya. Pada musim gugur dia merilis Braigo 2.0 di Intel Developer Forum
dan Intel Capital menawarkannya bantuan dana untuk riset.
Banerjee,
yang kini berusia 13 tahun, akhirnya bisa membuat mesin printer dengan
komponen hasil fabrikasi sendiri dan ditenagai oleh
chip Intel Edison.
Printer
ini ringan dan portabel. Versi yang siap dijual akan tersedia pada
akhir 2015 seharga US$ 500, menjadikannya printer Braille termurah.
Dengan WiFi dan Bluetooh,
chip-nya bisa terhubung ke
web
di mana pengguna bisa mengetikkan huruf standar. Braigo kemudian
mencetak huruf itu ke dalam huruf Braille secara cepat. Dokumen 160
halaman diubah hanya dalam waktu 35 detik.
Mobil roda dua ciptaan Daniel Kim dari Lit Motors. (Dok. Lit Motors)
4. Mobil Roda Dua yang Seimbang Sendiri
Mobil beroda seperti sepeda motor ini
diciptakan oleh Daniel Kim yang mendirikan perusahaan Lit Motors.
Alih-alih seperti sepeda motor yang harus diseimbangkan oleh
pengendaranya, mobil ini bisa seimbang sendiri.
Mobil listrik C-1 itu memakai rangka baja dan tubuh komposit. Rahasianya bisa berdiri tegak terletak pada dua
gyro yang berputar di sebuah kompartemen di bawah jok pengendara.
Gyro
yang biasa dipakai untuk mempertahankan posisi satelit di ruang angkasa
ini menghasilkan tenaga putaran (torsi) untuk mempertahankan kendaraan
tegak, tak peduli apa yang dilakukan pengendara dan mempertahankan sudut
kemiringan yang benar ketika kendaraan berbelok.
Gyro berputar secepat 5.000 sampai 12.000 rotasi per menit. Sebuah
gimbal (Semacam dudukan) bersudut tunggal dipasang untuk memegang
gyro, yang bisa miring ke depan atau ke belakang. Ketika miring ke depan,
gyro menghasilkan torsi yang mendorong C-1 ke kiri. Ketika ke belakang,
gyro membuat miring ke kanan.
Modul pengontrol stabilitas C-1 yang terkomputerisasi itu mengubah kemiringan
gimbal
untuk mempertahankan keseimbangan C-1. Mobil ini juga memakai baterai
berkapasitas 10,4 kilowatt per jam, yang bisa membawa mobil itu sejauh
150-200 mil sekali isi.
Tak mudah bagi Kim mendirikan perusahaan dan penemuannya ini. Pada 2004 Kim, yang dua kali
drop out dari kuliah, menjalankan bisnis modifikasi mobil. Suatu ketika sasis Land Rover yang amat berat nyaris menimpanya.
Peristiwa
itu membangkitkan kesadaran baru bahwa satu orang sebetulnya tak butuh
mobil seberat dan sebesar itu. Maka lahirlah ide membuat kendaraan yang
ringan dan lebih kecil.
Kuali pintar (Dok. Pantelligent.com)
5. Kuali yang Mengajarkan Cara Memasak
Ketimbang repot belajar memasak, Humberto
Evans dan Mike Robbins mendesain kuali yang cerdas yang dinamakan
Pantelligent. Mereka menciptakan kuali pintar itu dengan bantuan dua
teman dari MIT, Kyle Moss dan Yuan Wei.
Kuali itu mengukur temperatur melalui sensor panas dan mengirimkan data itu via Bluetooth di pegangannya. Lantas sebuah aplikasi
smartphone menggunakan informasi ini untuk memutuskan kapan saatnya memasukkan bumbu lainnya dan memberitahu penggunanya.
“Untuk memasak makanan enak seperti yang dilakukan
chef,
Anda harus punya intuisi tentang seberapa lama waktu memasaknya dan
temperatur yang benar,” kata Evans. “Kami mengambil semua pengetahuan
itu dan memaketkannya ke dalam aplikasi.”
Pengguna bisa mencoba resep yang sudah
preinstal,
seperti ayam adobo atau telur goreng. Bisa juga memilih mode bebas
untuk mendapatkan pembacaan temperatur yang tepat. Kalau suka, pemasak
bisa merekam dan berbagi resepnya sendiri.
Credit
CNN Indonesia