Senin, 23 Februari 2015

Amankan Gembong Bali Nine, TNI AU Siagakan 3 Sukhoi




Amankan Gembong Bali Nine, TNI AU Siagakan 3 Sukhoi



Denpasar (CB) - TNI AU mengirim tiga pesawat tempur Sukhoi dari Lanud Hasanudin, Makassar ke Lanud Ngurah Rai, Bali. Sebuah pesawat Hercules juga ikut didatangkan untuk kebutuhan pengamanan dan mengangkut kru pesawat Sukhoi.

Danlanud Ngurah Rai, Kolonel Sugiarto PW, menjelaskan ketiga pesawat tempur Sukhoi yang tiba Minggu pagi (22/2) atas instruksi dari pucuk pimpinan tertinggi di TNI.

"Ini instruksi pimpinan, untuk pengamanan wilayah. Tidak hanya menyangkut persoalan pengamanan dua terpidana mati Bali Nine," kata Kolonel Sugiarto.

Dirinya belum berani memastikan bahwa tiga pesawat tempur jenis TS ini didatangkan khusus untuk pengawasan perbatasan terkait akan diberangkatkannya Andrew Chan dan Myuran. Namun dia juga tidak menampik kalau pengamanan terpidana mati dua warga Australia ini mendapat perhatian khusus.

"Ini tidak serta merta khusus untuk pengawalan atau menjaga dua terpidana asing yang akan dieksekusi hukuman mati. Tetapi lebih fokus pada pengawasan perbatasan wilayah Indonesia di Bali," jelasnya.

Sebelumnya sudah beberapa kali Panglima TNI Jenderal Moeldoko menegaskan TNI mendukung penuh langkah pemerintah Indonesia soal hukuman mati. TNI sudah menyiapkan kekuatan mengantisipasi jika ada negara asing macam-macam.


Credit Beritajatim.com

TNI Jadikan Poso Lokasi Pelatihan


TNI Jadikan Poso Lokasi Pelatihan
istimewa
JAKARTA (CB) - Panglima TNI Jenderal Moeldoko berencana menjadikan wilayah Poso sebagai area pelatihan bagi para prajurit. Langkah tersebut untuk mencegah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah tersebut dijadikan lokasi persembunyian teroris.

Menurut Panglima, saat ini aparat kepolisian tengah melakukan operasi penangkapan terhadap kelompok teroris Poso. Untuk membantu operasi tersebut, TNI sudah mengerahkan prajuritnya untuk membantu operasi intelijen dan penindakan. Bila operasi tersebut selesai, selanjutnya lokasi itu akan dijadikan lokasi pelatihan bagi personel TNI.

”Di Poso ada sedikit hal-hal yang perlu diselesaikan oleh rekan kepolisian. Kebetulan kita akan melaksanakan pelatihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), untuk itu Poso kita gunakan sebagai daerah pelatihan bersama,” katanya di Mabes TNI, Jakarta Timur, kemarin. Mantan Pangdam III Siliwangi itu menjelaskan, dari pelatihan itu akan diketahui apakah lokasi tersebut cukup layak untuk dijadikan tempat berlatih berikutnya.

”Kalau dianggap sebagai sasaran basah (oleh teroris), maka lanjut dengan kegiatan pelatihan selanjutnya. Alasannya kenapa di daerah tersebut, sebab Poso selama ini dikembangkan oleh aliran keras yang merasa Poso nyaman,” ujarnya. Saat disinggung apakah aliran keras tersebut terkait dengan gerakan radikal berdasarkan keagamaan seperti ISIS, Panglima tidak membantahnya.

”Iya, bisa menuju ke sana,” katanya. Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya menambahkan, dalam operasi gabungan yang dilakukan bersama kepolisian, TNI hanya membantu memberikan data- data intelijen. Termasuk data dari Badan Intelijen Strategis (BAIS). ”Intelijen kita selama ini sudah bergerak, ditambah BAIS. Sekarang polisi sedang lakukan operasi di sana untuk menyelesaikan masalah,” katanya.

Mengenai pembentukan pasukan elite gabungan, Fuad mengaku TNI memang sudah menyiapkannya sehingga kalau pemerintah menghendaki sewaktu- waktu mereka tinggal masuk. ”Kalau tidak selesai mungkin pemerintah akan mengambil langkah-langkah berikutnya melibatkan TNI dan sudah disiapkan semuanya, kita menunggu payung hukumnya saja. Perintah turun, ya kita langsung jalan,” ujarnya.

Menurut Fuad, sejauh ini kondisi Poso masih biasa dan bagi TNI intensitasnya tidak terlalu besar. Apabila intensitasnya sudah meningkat dan membahayakan kedaulatan negara, TNI akan turun untuk mengatasinya. ”Tugas aparat teritorial melakukan pengamanan dan pengembangan. TNI sudah mendata daerah-daerah rawan. Ada banyak sekali, tinggal intensitasnya seperti apa,” katanya.


Credit  SINDOnews

Militer Turki Masuk ke Suriah, Mengevakuasi Tentara


Militer Turki Masuk ke Suriah, Mengevakuasi Tentara Turki enggan berperan aktif dalam serangan udara koalisi karena tak ingin serangan itu menguntungkan rezim Assad. (Reuters/Umit Bektas)
 
 
Jakarta, CB -- Militer Turki melancarkan operasi tengah malam ke Suriah untuk mengevakuasi tentara Turki yang menjaga makam Suleyman Shah, kakek dari pendiri Kekaisaran Ottoman.

Menurut pejabat Turki kepada Reuters pada Minggu (22/2), misi tersebut berhasil diselesaikan, pasukan dibawa kembali ke Turki, namun satu tentara tewas dalam kecelakaan selama operasi.

Pemerintah Turki mengatakan akhir tahun lalu bahwa militan ISIS bergerak maju ke makam yang dijaga oleh beberapa lusin tentara Turki tersebut.

Makam itu dijadikan teritori Turki di bawah perjanjian yang ditandatangani dengan Perancis pada 1921, ketika Perancis memerintah Suriah. Turki menganggap wilayah itu sebagai wilayah kedaulatannya dan telah berjanji untuk mempertahankannya dari serangan oleh pemberontak.

Turki seprtinya menunjukkan keengganan untuk berperan aktif dalam serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS terhadap ISIS, terutama karena tak mau penggempuran terhadap ISIS nanti akan menguntungkan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

ISIS dan kelompok-kelompok Islam lainnya banyak yang melawan penafsiran yang menganggap penghormatan makam adalah sama dengan menyembah berhala, dan karena itu menghancurkan beberapa makam dan masjid di Suriah.

Credit  CNN Indonesia

Ke Tanjung Lesung, Presiden Jokowi Akan Resmikan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata


Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Presiden Joko Widodo, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi saat meninjau Kali Tunjungan, Jakarta Utara, Rabu (18/2/2015).




BANTEN, CB - Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2014). Dalam kunjungannya, Presiden akan meresmikan beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung Provinsi Banten.

Berdasarkan jadwal yang diterima, Presiden Joko Widodo dijadwalkan berangkat dari Bogor dengan menggunakan helikopter pada pukul 09.00 WIB dan langsung menuju lokasi peresmian di kawasan Wisata Tanjung Lesung Kecamatan Panimbang, Pandeglang.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Presiden akan meresmikan tanda dimulainya operasional KEK Tanjung Lesung dan menyaksikan penandatanganan MoU antara JABABEKA-BWJ dengan para investor.

KEK Pariwisata Tanjung Lesung yang dibangun di kawasan wisata pantai ini menjadi Desain Induk Pariwisata Kota Air tahun 2020 seperti di Venesia Italia. Kawasan Tanjung Lesung merupakan objek wisata andalan Provinsi Banten, selain objek wisata lainnya seperti Pantai Carita.

Kawasan ini memiliki "culture heritage" karena lokasinya berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Gunung Anak Krakatau, dan Pulau Umang.

KEK Pariwisata itu akan dibangun pada areal seluas 1.300 hektare, di dalamnya akan dibangun berbagai sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan termasuk hotel dengan berbagai kelas, sekolah menengah kejuruan pariwisata, dan sarana pendukung lainnya.




Credit  KOMPAS.com

Paket Tur Obama, Menelusuri Jejak Presiden AS di Jakarta



KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam peserta Paket Tur Obama sedang mengambil gambar patung Obama di SD Besuki, Menteng, Jakarta, Kamis (19/2/2015).



TEMPAT utama dari rangkaian paket tur Obama adalah kunjungan ke SD Negeri Menteng 01 yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Saat tinggal di Jakarta, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, sempat bersekolah di sini selama sekitar hampir 2 tahun.   
Agen Perjalanan Wahana adalah salah satu agen perjalanan yang menyediakan paket tur Obama kepada para turis di Jakarta. "Ide itu sebenarnya ada sejak Obama terpilih sebagai presiden. Kan waktu kecilnya di sini kenapa kita tidak buat paket kunjungan ke sekolah Obama. Ternyata sambutan dari tamu cukup bagus," ujar Ketut Sutarjana, manajer Agen Perjalanan Wahana, Kamis (19/2/2015).
Kompas.com berkesempatan mengikuti tur Obama bersama para turis kapal pesiar MS Rotterdam yang sedang bersandar di Jakarta.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam, peserta Paket Tur Obama menelusuri lorong kelas SD Besuki di Menteng, tempat Presiden AS Barack Obama bersekolah selama 2 tahun.
Sayang, saat mengikuti tur ini, Jakarta sedang diguyur hujan lebat dan hari libur Imlek. Padahal jika hari sekolah, para turis berkesempatan bercengkrama dengan para murid. Bahkan para murid-murid dengan senang mengajak para turis berkeliling sekolah.
Kadang sebaliknya, para turis diajak ke dalam kelas dan diminta berbicara depan anak-anak. Ketut mengatakan, ”Anak-anak sekolahnya malah ikut berpartisipasi mengantar para tamu. Mereka jadi sambil praktik belajar bahasa Inggris juga”.

Namun masuk ke sekolah ini tetap harus ada izin dari pihak sekolah. "Kami sudah berhubungan baik dengan pihak sekolah dan selalu bekerja sama dengan baik," kata Ketut.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Foto dan tanda tangan asli Presiden AS Barack Obama di dalam ruang kelas SD Besuki Menteng, Jakarta.
Di halaman sekolah terdapat patung Obama saat kecil. Masuk ke dalam gedung ada semacam ruang berkumpul yang didindingnya terdapat gambar dan foto Obama. Di tengah gedung sekolah ada lapangan olahraga yang biasanya ramai saat jam istirahat sekolah. Di pojoknya berdiri mushala yang cukup besar dengan kubah di atasnya.
Paling menarik adalah para turis diperbolehkan masuk ke dalam kelas tempat Obama belajar dulu. Ruangannya tidak terlalu besar namun nyaman dan rapi. Sekolah ini memberikan kesan kuat bahwa mereka menghargai kreativitas para muridnya.
Di dalam ruang kelas terdapat foto Obama dengan tanda tangan asli yang sengaja diberikan untuk SDN 01 Menteng atau biasa disebut Sekolah Besuki. Di bagian dinding juga ada 2 foto Obama yang dipasang.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Suasana kelas tempat Presiden AS Barack Obama sempat menuntut ilmu di SD Besuki Menteng, Jakarta.
Maria, pemandu wisata yang biasa memandu turis di tur Obama, menunjukkan kepada para turis tempat duduk yang diduduki Obama saat sekolah di sini. Tepatnya di bagian samping kanan kelas dan sedikit bagian belakang. Para turis pun tertarik mencoba berdiri dan duduk di bagian ini.
Inggrid, salah seorang turis asal Amerika Serikat mengaku senang mengikuti tur Obama. "Selain mengenal lebih dekat Jakarta, tempat ini yang paling menarik bagi saya," katanya.

Menurut Ketut, para turis yang tertarik dan mengikuti tur Obama ini bukan hanya asal turis Amerika Serikat saja. Orang-orang dari berbagai negara yang merupakan penggemar berat atau pengagum Presiden Amerika Serikat itu juga banyak. “Kalau asal Amerika kebanyakan biasanya pendukungnya Partai Demokrat,” ucap Ketut.
KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Turis kapal pesiar MS Rotterdam peserta Paket Tur Obama mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Selain ke sekolah, tempat penting lainnya yang masuk dalam daftar tempat yang dikunjungi adalah Masjid Istiqlal. Dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menyempatkan diri mengunjungi Masjid Istiqlal.

Para turis kapal pesiar itu diperbolehkan masuk ke masjid terbesar se-Asia Tenggara ini namun tidak boleh ke bagian utama. Para turis dapat menikmati kemegahan masjid dari lantai 2.
Bagi turis yang memakai pakaian yang dianggap kurang sopan atau kurang memadai, pihak manajemen Masjid Istiqlal menyediakan baju panjang yang bisa dipinjam untuk keliling masjid.

KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Kapal pesiar MS Rotterdam tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/2/2015).
Jenice, turis asal Kanada mengaku sangat terkesan dengan Masjid Istiqlal. "Saya sangat menikmati lantunan azan-nya. Saya beruntung. Ini saat yang penting bagi saya," katanya.




Credit Kompas.coms

'Masak Hubungan RI-Brasil Rusak Gara-gara Gembong Narkoba'

RI langsung menarik pulang Duta Besar RI untuk Brasil.

'Masak Hubungan RI-Brasil Rusak Gara-gara Gembong Narkoba'
Presiden Brazil Dilma Rousseff (REUTERS/Joedson Alves)
 
 
CB - Pengamat Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, menilai sikap yang ditunjukkan Presiden Brasil, Dilma Rousseff, yang menolak surat kepercayaan Duta Besar RI, Toto Riyanto merupakan sikap berlebihan.

Menurut dia, penolakan itu jelas akan berdampak langsung pada hubungan Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Brasil. Buktinya, RI langsung menarik pulang Duta Besar RI untuk Brasil, Toto Riyanto ke Jakarta.

"Cuma pertanyaannya, apakah Brasil mau rusak hubungan dengan Indonesia, gara-gara warganya jadi gembong narkoba? Masak hubungan ini rusak gara-gara gembong narkoba, ini nggak masuk akal," kata Hikmahanto kepada VIVA.co.id, Minggu malam, 22 Februari 2015.

Hikmahanto menyarankan, sebaiknya Pemerintah RI tidak perlu menanggapi terlalu keras sikap Rousseff. RI, lanjut dia, tetap fokus dan konsisten memerangi narkoba, dengan segera mengeksekusi mati para gembong narkoba.

"Yang dilakukan Menlu cukup untuk konsultasi, sampaikan nota protes diplomatik. Yang perlu dilakukan adalah eksekusi segera, jangan ditunda," ujarnya.

Bagi Hikmahanto, sikap yang ditujukkan Rousseff seolah-olah menganggap Indonesia adalah musuh Brasil. Padahal, dalam situasi ini Indonesia tidak salah, karena menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia.


Guru Besar Hukum Internasional UI ini menyayangkan perlakuan Rousseff kepada Dubes RI untuk Brasil.

"Nggak usah kita balas, karena kita tidak memusuhi negara itu. Kita anggap saja Dilma (Rousseff) menyampaikan sesuatu di luar kendali dia. Kita pahami saja," paparnya.

Seperti yang diketahui, Rouseff menolak surat kepercayaan dari pemerintah Indonesia terkait dengan eksekusi mati yang menimpa warganya pada pertengahan bulan lalu. Hal itu disampaikan Rousseff melalui Menteri Luar Negeri Brasil.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmantha Christiawan Nasir, mengatakan, perlakuan ini membuat pemerintah menarik Toto dari Brazil.
Menurut dia, Toto akan berada di Jakarta sampai ada kepastian tanggal dari pemerintah Brazil untuk menerima surat kepercayaan dari Indonesia.


Credit  VIVA.co.id

Lecehkan Dubes RI, Presiden Brasil Dituntut Minta Maaf


Hubungan Indonesia-Brazil tengah "menghangat".

Lecehkan Dubes RI, Presiden Brasil Dituntut Minta Maaf
Presiden Brasil Dilma Rousseff (REUTERS/Mike Segar )
 
CB - Hubungan Indonesia-Brazil tengah "menghangat". Kondisi ini dipicu oleh penolakan Presiden Brasil, Dilma Rousseff, terhadap surat kepercayaan Dubes RI untuk Brasil, Toto Riyanto. Presiden Rousseff pun dituntut untuk meminta maaf kepada Indonesia akibat sikapnya tersebut.

"Harusnya Dilma (Dilma Rouseff) menyampaikan maaf," kata Guru Besar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana, ketika dihubungi VIVA.co.id, Minggu malam, 22 Februari 2015.

Selanjutnya, tambah dia, orang nomor satu di Negeri Samba itu diminta menerima surat kepercayaan Dubes RI untuk Brazil, Toto Riyanto, dari pemerintah Indonesia.

Kendati demikian, Hikmahanto menilai, permintaan maaf Rouseff tidak serta-merta menghalangi niat pemerintah untuk tetap mengeksekusi terpidana mati gembong narkoba.
Meskipun Rouseff meminta maaf, pemerintah diminta untuk tetap menjalankan hukuman mati kepada terpidana mati gembong narkoba. "Permintaan maaf Dilma, bukan berarti eksekusi mati tidak dilakukan," kata dia.



Brasil Rugi

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia itu, jika situasi ini tidak segera disikapi, Brasil akan dirugikan. "Menurut saya, Brasil lebih banyak rugi, mungkin dari sisi perdagangan," ujar Hikmahanto.
Kerugian yang akan dialami Brasil antara lain, adalah bahwa Indonesia selama ini membeli alutista dari Brasil. Bila ini berlanjut, besar kemungkinan, Pemerintah RI akan mengevaluasi pembelian alutsista dari Brasil.
Bahkan, Komisi I DPR sudah melontarkan wacana akan mengkaji ulang alutsista yang dibeli dari Brasil, bila negeri Samba itu tetap berulah.
"Kalau kayak gitu, ya, silakan saja kalau tidak ada permintaan maaf dari Dilma," tegas Hikmahanto.



Credit   VIVA.co.id


Ini Respon Warga Australia Terkait Hastag #KoinuntukAustralia


Ini Respon Warga Australia Terkait Hastag KoinuntukAustralia
Gerakan koun untuk Australia terus menjamur di seantero negeri, sebagai respon atas pernyataan Abbott. Foto Twitter
JAKARTA   (CB) - Hastag #KoinuntukAustralia menjadi topik pembicaraan hangat di dunia maya dalam beberapa hari terakhir. Gerakan ini muncul setelah Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott mengungkit-ungkit masalah bantuan tsunai Aceh dan menghubungkannya dengan eksekusi mati duo Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

Dalam pernyataannya, Abbott meminta pemerintah Indonesia untuk membalas budi kebaikan Australia saat membantu Indonesia ketika tengah dilanda bencana tsunami. Sebagai bentuk balas budi, Abbott meminta pemerintah Indonesia untuk membatalkan eksekusi mati terhadap Chan dan Sukumaran.

Di media sosial, gerakan ini ternyata bergema hingga seluruh dunia, termasuk di dalamnya Australia. Respon yang cukup mengejutkan muncul dari komentar warga Australia, dimana banyak dari mereka menilai apa yang diucapkan oleh Abbott bukanlah suara warga Australia.

"Abbott wasn't PM when tsunami hit. Any comments by him are his personal opinion. He does not speak for Australia. #KoinuntukAustralia," tulis akun @SimmojustSimmo. Tulisan Simmo ini bermakna "Abbot bukanlah PM (Australia) saat tsunami menerjang. Semua komentar yang ia kemukakan adalah opini pribadi. Dia tidak berbicara untuk Australia."

Nada sejenis juga diutarakan pemilik akun @JustJen64, dimana dirinya meminta Indonesia untuk tidak mendengarkan celotehan Abbott. "#KoinuntukAustralia Dear Indonesian people please ignore our ignoramus of a Prime Minister. HE doesn't represent the good people in Australia," tulisnya yang bermakna "Untuk warga Indonesia tolong indahkan pernyataan bebal dari Perdana Menteri (Australia). Dia tidak mewakiliki warga Australia."

Sementara itu, pemilik akun @alisoncroggon menegaskan bantuan yang diberikan warga Australia pada saat tsunami adalah bantuan yang tulus. Menurutnya, hanya para politisi yang mengungkit-ngungkit bantuan itu, sedangkan warga Australia tidak ada satupun yang mengungkit hal itu.

Sebelumnya, Abbott sendiri sempat mengklarifikasi, bahwa dirinya tidak bermaksud pamrih. Abbott berkelit, pernyataan yang dia keluarkan semata-mata untuk menggambarkan kedekatan Indonesia dan Australia.



Credit  SINDOnews

"Coin for Australia" serukan peduli harga diri RI


Aksi pengumpulan koin untuk Australia sebagai aksi pernyataan PM Australia yang mengaitkan dana negerinya untuk tsunami Aceh dengan upaya pembebasan dua warganya dari hukuman mati dalam kasus narkoba di Indonesia. (Twitter: #KoinUntukAustralia)
Sejumlah bantuan uang dari Australi ketika tsunami tidak akan bisa membeli harga diri bangsa Indonesia."
Jakarta (CB) - Gerakan mengumpulkan koin bagi Australia (Coin for Australia) dari Koalisi Pro-Indonesia menyerukan masyarakat lebih peduli harga diri bangsa Indonesia, terkait PM Australia Tony Abbot yang mengaitkan dana tsunami untuk membebaskan dua warganya dari hukuman mati dalam kasus narkoba.

"Jangan mau harga diri kita ditawar oleh Tony Abbot," ujar koordinator aksi Andi Sinulingga di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu.

Dalam aksi turun ke jalan di hari bebas kendaraan (car free day) tersebut, ia menjelaskan bahwa koin-koin tersebut digunakan untuk membayar atas komentar Abbot yang menyinggung bangsa Indonesia, khususnya terkait tragedi tsunami Aceh yang mendapat dana dari Australia.

"Sejumlah bantuan uang dari Australi ketika tsunami tidak akan bisa membeli harga diri bangsa Indonesia," kata Andi.

Ia juga menginginkan hukuman mati kepada warga Australia yang terbukti bersalah terkait kasus narkoba tetap dilaksanakan.

Perdana Menteri (PM) Abbot berulang kali meminta pembatalan eksekusi mati bagi dua warganya‎, Andrew Chan dan ‎Myuran Sukumaran, yang terbukti membawa narkoba dan divonis hukuman mati. Abbot pun mengungkit pemberian bantuan Australia kepada Indonesia saat terjadi tsunami Aceh 2004.

"Jangan lupa beberapa waktu lalu ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia mengirimkan bantuan satu miliar dolar. Kami juga mengirimkan pasukan untuk bantuan kemanusiaan," kata Abbott.

Komentar Abbot langsung mendapat reaksi dari Pemerintah RI maupun berbagai elemen masyarakat. Aksi koin bagi Australia juga dilakukan oleh masyarakat di Aceh.


Credit   ANTARA News

Korban tsunami siap kembalikan Rp13 triliun bantuan Australia


Korban tsunami siap kembalikan Rp13 triliun bantuan Australia
ilustrasi Koin Untuk Australia Sejumlah pegiat menggelar aksi "Koin Untuk Australia" di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (22/2). Aksi tersebut dilakukan sebagai protes keras pernyataan Perdana Menteri Tony Abbot atas pernyataannya yang mengungkit-ungkit bantuan Australia dalam bencana tsunami Aceh tahun 2004, saat memprotes hukuman mati dua pengedar narkoba kelas kakap Bali Nine Andrew Chan and Myuran Sukumaran. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka, tapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima, rakyat Aceh bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan,"
Banda Aceh (CB) - Masyarakat korban tsunami di Kabupaten Aceh Barat menyatakan siap mengembalikan bantuan Australia untuk Aceh senilai Rp13 triliun untuk rehab rekon pascatsunami 26 Desember 2004, karena merasa sakit hati terhadap pernyataan Perdana Menteri Tonny Abbott yang mengungkit bantuan tersebut.

Koordinator Gerakan Pejuang Rumah Tsunami (GPRS) Aceh Barat Edi Candra di Meulaboh, Minggu mengatakan untuk mengembalikan bantuan Negara Kangguru tersebut masyarakat melakukan pengalangan dana serta lelang batu giok Aceh, berharap pemerintah mendukung aksi mereka itu.

"Berapalah cuma Rp13 triliun bantuan mereka, tapi sakit hati masyarakat korban tsunami atas pernyataan PM Australia ini tidak dapat kita terima, rakyat Aceh bahkan Indonesia kami yakin tidak pernah meminta bantuan dari mereka, itu dana kemanusiaan," katanya.

Korban tsunami di Aceh Barat yang merasa kesal atas pernyataan PM Australia Tonny Abbott yang mengaitkan toleransi eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati WNA Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, meminta pernyataan tersebut dicabut dan meminta maaf kepada rakyat Aceh.

Selain melakukan aksi lelang batu giok, belasan masyarakat korban tsunami di Aceh Barat, Minggu (22/2) siang membuat aksi mengali dua lubang kubur di Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan sebagai bentuk dukungan terhadap eksekusi mati terpidana mati WNA Australia.

"Kami meminta terpidana mati ini segera dieksekusi dan mayatnya dikubur di Aceh Barat untuk mengobati rasa sakit hati rakyat Aceh atas pernyataan petinggi Australia itu," tegasnya.

Mengaitkan kontribusi Pemerintah Australia membantu pembangunan sedikit infrastruktur di provinsi ujung barat Indonesia itu pascatsunami, tidak seimbang apabila dua terpidana mati Australia harus dibatalkan ataupun dikurangi hukuman.

Bantuan yang diberikan tidak seimbang dengan kerusakan negara Indonesia akibat perbuatan mereka sebagai gembong narkotika, karena itu pantas apabila segera dieksekusi mati mendapat dukungan rakyat Indonesia.

Terlebih lagi Gubernur Aceh Zaini Abdullah ikut mengecam pernyataan PM Australia Tonny Abbott, karena mengaitkan bantuan untuk Aceh dengan persoalan penegakan hukum di Indonesia merupakan sikap yang tidak etis.

"Kami dukung eksekusi hukuman mati untuk WNA manapun yang jelas-jelas menghancurkan rakyat Indonesia dengan narkoba, persoalan mereka beri bantuan biar kami galang dana untuk mengantikannya," katanya menambahkan.


Credit  ANTARA News

Jumat, 20 Februari 2015

Jaksa Agung Minta Australia Berhenti Tekan Indonesia


Jaksa Agung HM Prasetyo. Foto: Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari
Jaksa Agung HM Prasetyo. Foto: Metrotvnews.com/Lukman Diah Sari


CB, Jakarta: Tanggapan Australia terhadap rencana hukuman mati dua warganya di Indonesia dianggap mengarah ke tekanan. Bahkan, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengungkit bantuan negerinya untuk Indonesia saat bencana tsunami melanda Aceh 2004 lalu.

Untuk itu Jaksa Agung HM Prasetyo meminta Australia untuk berhenti menekan Indonesia. Menurutnya, Indonesia tak pernah menekan negara lain.

"Kita enggak pernah menekan orang lain. Mereka (Australia -red) juga kita harap jangan menekan kita," kata Prasetyo di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Dia menegaskan, eksekusi terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, dua warga Australia penyelundup narkotika pasti akan tetap dilaksanakan. Pihaknya, kata dia, hanya menunda dalam beberapa minggu.

Penundaan dilakukan dengan pertimbangan persiapan dan kesiapan dari berbagai pihak. Eksekutor, lanjutnya ingin memberikan kesempatan bagi terpidana mati untuk bertemu keluarga selagi persiapan teknis berlangsung.

"Eksekusi mati kan bukan hal sederhana dan bukan hal menyenangkan, tapi harus kita laksananakan," tuturnya

"Ini melibatkan banyak pihak, kita harus berkoordinasi dengan kepolisian, kanwil agama, tempat isolasi, rohaniawan, masalah keamanan juga. Begitu semuanya sudah oke, kita lakukan," lanjut Prasetyo.

Diketahui, Kejagung akan mengeksekusi 11 terpidana mati yang permohonan grasinya ditolak Presiden Joko Widodo. Mereka yang akan dihukum mati adalah terpidana kasus narkoba dan pembunuhan.




Credit  Metrotvnews.com

Australia Tidak Tulus Berikan Bantuan


Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang akan dieksekusi mati (Foto: AFP)
Myuran Sukumaran dan Andrew Chan yang akan dieksekusi mati (Foto: AFP)



CB, Canberra: Pengamat Hubungan Internasional, Hikmahanto Juwana, menilai Australia tidak tulus memberikan bantuan Indonesia, usai tsunami melanda Aceh 2004 lalu.
Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) itu, pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott, yang mengaitkan bantuan Australia kepada Indonesia pasca Tsunami di Aceh untuk pembatalan pelaksanaan hukuman mati atas dua warganya patut disesalkan. Andrew Chan dan Myuran Sukumaran tengah menunggu eksekusi mati yang belum diketahui waktu pelaksanaannya.
"Tony Abbott memberi persepsi yang salah terhadap bantuan yang diberikan oleh Australia. Australia seolah tidak tulus dan ikhlas dalam menyampaikan bantuan," ujar Hikmahanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (20/2/2015). 
Hikhamahanto menilai adanya anggapan bahwa bantuan tersebut diberikan seolah untuk menciptakan ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Kini di saat ada kepentingan Australia, ketergantungan itu yang digunakan.
"Ini akan menguatkan opini dari publik Indonesia bahwa bantuan dari luar negeri sudah dapat dipastikan terselip kepentingan. Tidak ada makan siang yang gratis," ucapnya.
Tetapi Hikmahanto menambahkan bahwa Tony Abbott bukan lah PM Australia atau pengambil kebijakan ketika Australia memberi bantuan ke Indonesia pascatsunami. Kemungkinan saat itu pemberian bantuan ke Indonesia dilakukan secara tulus. 
"Namun sekarang telah disalahmanfaatkan oleh Abbott seolah bantuan tersebut dapat ditukar dengan pembatalan pelaksanaan hukuman mati," tutur Hikmahanto.
Dalam pernyataan Abbott ketika Australia memberi bantuan pasca tsunami ada warga Australia yang meninggal seolah ingin ada barter nyawa.
Tidak seharusnya nyawa warga Australia yang memberi bantuan di Aceh dibarter dengan nyawa dua warga Australia yang akan menjalani hukuman mati karena melakukan kejahatan yang serius di Indonesia.


Credit  Metrotvnews.com

Pengebom Kedubes Jepang di Jakarta Keluar Penjara Amerika Masuk Penjara Jepang


Pengebom Kedubes Jepang di Jakarta Keluar Penjara Amerika Masuk Penjara Jepang
 Tsutomu Shirosaki (67) pelaku pengeboman Kedubes Jepang di Jakarta.

CB, TOKYO - Pelaku pengeboman kedutaan besar Jepang di Jakarta, Tsutomu Shirosaki (67), tanggal 14 Mei 1986 lalu, akan dilepaskan dan tiba di Tokyo, Jumat (20/2/2015) sore setelah dilepaskan dari penjara di Amerika Serikat tanggal 16 Januari lalu. Namun tetap dijaga ketat dalam kurungan hingga kini dan kemarin berangkat dari Amerika menuju Jepang. Diperkirakan sore sekitar pukul 15.00 tiba di Tokyo kemudian segera disidangkan dan dimasukkan ke penjara di Jepang.

Anggota Tentara Merah (Red Army) dari Partai Komunis Jepang ini pernah membajak pesawat Japan Airlines (JAL) tahun 1977. Pihak kepolisian Jepang, kementerian keamanan publik (kepolisian) Jepang, akan menahannya segera sekembalinya ke Jepang dengan tuduhan percobaan pembakaran gedung kedutaan Amerika dan Jepang di tahun 1986.

Sasaran lain juga kedutaan besar Kanada sehingga mobil di sana terbakar.
Shirosaki pada bulan Maret 1971 sempat ditangkap karena perampokan bank kantor pos dan dipenjara selama 10 tahun karena perampokan dan tindak pidana menciderai orang lain.
Lalu kasus Dhaka muncul tahun 1977 dimana Red Army dengan sandera beberapa orang meminta ditukar dengan Shirosaki
agar dibebaskan. Lalu Shirosaki dilepaskan atas sepengetahuan mantan PM Takeo Fukuda saat itu.
Shirosaki ditahan di Nepal pada bulan September 1996, lalu Februari 1998, Shirosaki dipenjara di Amerika setelah menanggapi putusan penjara 30 tahun atas percobaan pembunuhan, kejahatan serta penembakan kedutaan Amerika Serikat
di Jakarta. Pengadilan distrik federal di Washington memutuskan hal tersebut. Shirosaki akan dibebaskan pada
tanggal 16 Januari 2015.


Credit  TRIBUNNEWS.COM

Amerika Serikat Dikabarkan Merasa 'Dipermainkan' Israel

  CB, Washington DC - Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan merasa 'dipermainkan' oleh Pemerintah Israel. Pihak Gedung Putih menuding Israel telah mengaburkan posisi negara adidaya tersebut dalam pembicaraan nuklir dengan Iran dengan membocorkan dokumen-dokumen secara selektif yang memicu ketegangan menjelang kunjungan kontroversial perdana menteri Israel ke AS.

"Kami melihat ada pembocoran bagian-bagian informasi tertentu yang dicomot sana sini dan berlanjut hingga kini. Hal ini kemudian dimanfaatkan dalam konteks mengaburkan posisi Amerika Serikat dalam negosiasi (dengan Iran) itu," ungkap Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest, seperti dimuat Reuters, Kamis (19/2/2015).

"Kami pastikan bahwa beberapa hal yang disebutkan Israel dalam mengarakterisasi posisi negosiasi kami adalah tidak benar," imbuh dia.

Perkataan Earnest itu merujuk pada laporan New York Times yang menuliskan bahwa para pejabat Israel menyebut AS telah membatasi mereka dalam pembicaran nuklir Iran. Dilaporkan juga bahwa  seorang pejabat Uni Eropa mengaku diperingatkan oleh AS untuk berhati-hati dan menjaga informasi yang diterima agar tidak bocor.

Pernyataan dari Gedung Putih itu disampaikan menjelang pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait Iran di depan sidang pleno Kongres AS atas undangan Ketua House of Representatives (setara DPR) asal Republik John Boehner. Pidato tersebut akan disampaikan pada 3 Maret mendatang.

Undangan Boehner ini telah membuat tegang hubungan AS dan Israel lantaran Netanyahu -- yang ingin menghukum Iran -- berusaha bekerja sama dengan kubu Republik AS untuk menunjukkan sikap yang menentang Presiden Barack Obama asal Demokrat menyangkut Iran.

Manuver ini juga disebut-sebut berkaitan dengan upaya mendongkrak suara Netanyahu menjelang Pemilu di Israel yang akan berlangsung pada 17 Maret mendatang.

Obama yang disebut tak begitu baik hubungannya dengan Netanyahu sebelumnya telah menolak bertemu dengan PM Israel itu lantaran konstitusi AS melarang seorang presiden bertemu dengan para pemimpin dunia yang sedang menghadapi Pemilu.

Sementara, Boehner mengundang Netanyahu bulan lalu tanpa berkonsultasi dengan Gedung Putih. Kubu Demokrat menyebut manuver ini telah menghina Obama.

Saat ditanya terkait kecaman dari Gedung Putih, juru bicara Kedutaan Besar Israel di Washington, Aaron Sagui, menolak berkomentar.

AS bersama 5 negara besar lainnya, Rusia, China, Prancis, Jerman, dan Inggris, saat ini tengah berusaha keras bernegosiasi dengan Iran untuk menghentikan program nuklir. Pemerintah Negeri Paman Sam mencurigai Iran tengah mengembangkan senjata nuklir. Namun pihak Iran membantahnya.

Credit   Liputan6.com