Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Desember 2014

Indonesia-Vietnam jajaki kerjasama pariwisata


Indonesia-Vietnam jajaki kerjasama pariwisata
Indonesia-Vietnam jajaki kerjasama pariwisata - ilustrasi. (ANTARANEWS/Ardika)
Kalau kita lihat bahwa jumlah wisatawan Indonesia ke Vietnam pada 2013 sekitar 40.000 dan tren itu masih terus meningkat...
Hanoi, Vietnam (CB) - Indonesia dan Vietnam mengadakan seminar untuk mempromosikan kerjasama di sektor pariwisata guna meningkatkan jumlah wisatawan di kedua negara.

"Vietnam dan Indonesia memiliki hubungan baik di segala sektor termasuk pariwisata, kami telah memiliki perjanjian bilateral yang sudah ditandatangani, dan mendapatkan komitmen untuk meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata," ujar Kepala Kerjasama Internasional dari Kementerian Pariwisata Vietnam Dinh Ngec Duc dalam seminar kerjasama pariwisata Vietnam Indonesia di Hanoi, Rabu (3/11).

Saat ini, pihak Kementerian Pariwisata Vietnam juga sedang banyak berfokus pada pasar di Indonesia bekerjasama dengan kementerian pariwisata di Indonesia untuk meningkatkan jumlah wisatawan, tambah Dinh Ngec Duc.

Sementara itu, menurut staf dari Kedutaan Besar RI untuk Vietnam di Hanoi, Ingan Malem berdasarkan data bahwa tren wisatawan Indonesia yang mengunjungi Vietnam meningkat setiap tahunnya.

"Kalau kita lihat bahwa jumlah wisatawan Indonesia ke Vietnam pada 2013 sekitar 40.000 dan tren itu masih terus meningkat pada tahun ini, kita juga berharap akan terus meningkat tahun depan, begitu juga wisatawan asal Vietnam ke Indonesia juga mengalami peningkatan," ujar Ingan.

Menurut Ingan, peningkatan jumlah wisatawan itu didukung oleh meningkatnya pengetahuan kedua masyarakat atas potensi pariwisata di masing-masing negara.

Vietnam sendiri menawarkan banyak situs-situs pariwisata historis serta kebudayaan dan kuliner untuk wisatawan mancanegara.

"Dalam seminar ini dibahas mengenai rintangan dan potensi dari masing-masing negara dan bagaimana langkah untuk meningkatkan kinerja di bidang pariwisata," tambah Ingan.

Menurut salah satu operator pariwisata Indonesia Tedjo Iskandar, wisata di Vietnam makin banyak dilirik wisatawan Indonesia karena harga yang relatif murah.

"Namun, hal itu masih terkendala oleh belum adanya penerbangan langsung Jakarta-Hanoi yang menjadi destinasi favorit wisatawan Indonesia," tambah Tedjo.

Diharapkan dalam waktu dekat pihak maskapai Vietnam Airlines dapat mengadakan penerbangan langsung untuk mengakomodasi para wisatawan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan gairah di sektor tersebut.


Credit ANTARA News

Rabu, 03 Desember 2014

Pemerintah Diminta Atur Regulasi Wisata Gunung Padang

Pemerintah Diminta Atur Regulasi Wisata Gunung Padang  
Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) dan Wakil Gubernur Dedy Mizwar (kiri) menyapu halaman situs megalitikum di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (20/11). Menteri Pariwisata Arief Yahya akan memasukan Gunung Padang kedalam program Great Jakarta. (AntaraFoto/Zabur Karur)
 
Jakarta, CB -- Para arkeolog meminta pemerintah untuk menetapkan regulasi serta manajemen khusus sebelum menetapkan Situs Gunung Padang ke dalam kawasan wisata Great Jakarta pada awal Januari 2015.

Pasalnya, target pemerintah mendatangkan satu juta pengunjung ke areal situs dinilai arkeolog justru bisa berpotensi merusak kawasan situs jika tidak diatur.

“Saya setuju, tetapi harus diperhatikan dulu mampukah Situs Gunung Padang menerima dampak dari Great Jakarta,” kata Lutfi Yondri selaku arkeolog dari Balai Arkeologi Bandung ditemui usai Seminar Arkeologi Situs Gunung Padang di Universita Indonesia, Selasa (2/12).

Menurut Lutfi, Situs Gunung Padang dibangun masyarakat masa lalu dengan struktur yang sederhana. Berbeda dengan Candi Borobudur atau Monumen Nasional yang dibangun dengan struktur terencana dan kuat serta mampu menampung orang banyak setiap waktu.
Pilihan Redaksi

“Situs Gunung Padang dibuat dengan struktur sederhana. Batu disusun kemudian dikasih batu pengunci supaya tak goyah. Kalau didatangi orang dan diinjak terus menerus rasanya tak mampu,” ujar Lutfi.

Kekhawatiran Lutfi itu didasarkan pada target pemerintah untuk mendatangkan satu juta pengunjung ke Situs Gunung Padang dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah.

Untuk itu, Lutfi mengatakan perlu dibuat zonasi dan regulasi kunjungan ke Situs Gunung Padang.

“Pengunjung harus kita urai ke mana dulu mereka. Zona pengembang bisa digunakan untuk mengurai kunjungan,” kata dia.

Areal zonasi pengunjung tersebut, katanya, tidak hanya difokuskan pada Situs Gunung Padang namun bisa diurai ke lingkungan pemukiman, perkebunan teh serta industri rumahan di masyarakat.

Namun, Lutfi berpendapat saat ini Situs Gunung Padang belum siap menerima kunjungan sebanyak itu akibat ketiadaan prasaran dan sarana.

“Sebelum jadi kawasan wisata, potensi daerah harus digali dulu terutama regulasinya,” ujar dia.

Hal tersebut dinilai penting, katanya, melihat pengalaman beberapa tahun terakhir di mana membludaknya kunjungan masyarakat diikuti dengan kerusakan pada bebatuan Situs.

“Batu itu ada yang dicoret-coret, diduduki, didorong, diinjak sehingga merubah susunan,” kata dia. “Kalau letaknya berubah atau hilang bisa membuat rancu penelitian berikutnya.”


Credit CNN Indonesia

Selasa, 02 Desember 2014

Situs Gunung Padang Resmi Dijadikan Destinasi Wisata




Kawasan situs megalit Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.
Kawasan situs megalit Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. (sumber: Beritasatu.com/Danung Arifin)


Depok (CB) - Pada 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud) telah menetapkan Situs Gunung Padang sebagai situs cagar budaya dan memiliki peringkat nasional.
Sebagai aset budaya bangsa, diharapkan situs ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya, serta untuk kesejahteraan masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang 11/2010 tentang Cagar Budaya.
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, sebagai salah satu institusi di bidang kebudayaan menyelenggarakan Seminar Sehari Arkeologi tentang situs Gunung Padang. Seminar ini digelar dalam rangka Dies Natalis ke-74 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia.
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya Kementerian Pariwisata HM Ahman Sya mengatakan, pihaknya sudah meminta izin kepada Pemprov Jawa Barat untuk memasukkan Situs Gunung Padang ke dalam destinasi wisata Great Jakarta.
"Situs Gunung Padang memiliiki magnet yang luar biasa. Jika dalam satu tahun ada tiga juta wisatawan datang ke Jakarta, maka sekitar satu juta orang dapat dialokasikan untuk datang ke Situs Gunung Padang. Ini akan sangat baik untuk memberdayakan warga masyarakat di sekitar lokasi situs," ujar Ahman Sya dalam pemaparan seminar di Auditorium IX, Gedung FIB UI, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (2/12).
Diungkap Ahman, masih dibutuhkan perbaikan sarana transportasi di lokasi Situs Gunung Padang. Demikian pula dengan kondisi fisik akses jalan. "Ini perlu komprehensif. Kemarin kami juga sudah bertemu Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, yang juga memberikan dukungan kepada kami untuk memberdayakan Situs Gunung Padang," tutur Ahman.
Sementara itu, Bagyo Prasetyo dari Pusat Arkeologi Nasional, Kemdikbud mengatakan, Situs Gunung Padang adalah peninggalan megalitikum. "Megalitikum ada di seluruh Indonesia kecuali di Australia," ujar Bagyo.
Situs Gunung Padang telah dicatat oleh NJ Krom sejak 1914. Penelitian mulai dilakukan oleh berbagai instansi sejak 1979, misalnya oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Balai Arkeologi Bandung.
Pada 1998, pemerintah telah menetapkan situs ini sebagai benda cagar budaya. Status tersebut menunjukkan bahwa situs ini penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan pada umumnya.
Lutfi Yondri, dari Balai Arkeologi Bandung mengatakan bahwa Situs Gunung Padang adalah punden berundak. Berbagai penelitian yang dilakukan, dikerjakan dengan hati-hati dan terjamin keamanan serta keselamatan situs tanpa merusak situs tersebut.


Credit BeritaSatu.Com

Jumat, 28 November 2014

Wilayah Ini Disebut Kembaran Raja Ampat

Kabupaten Kaimana, Papua Barat ditemukan 60 spesies baru.


Gugusan bukit di kepulauan Penemu, Raja Ampat, Papua Barat, dilihat dari kejauhan

CB - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Gono Semiadi, mengatakan bahwa Kabupaten Kaimana di Papua Barat, berpotensi menjadi Raja Ampat kedua untuk wisata baharinya.

"Artinya, dalam konteks Raja Ampat kedua ini, karena berdampingan wilayah lautnya," ungkap Gono di Gedung LIPI, Jakarta, Jumat 28 November 2014.

Pria yang merupakan peneliti mamalia ini menambahkan spot untuk diving di daerah tersebut mempunyai keunikan, seperti ditemukannya beberapa spesies biota laut yang tidak bisa ditemukan ditempat lain.

"Ada 60 spesies baru jenis Echinoderms, di antaranya itu sea stars (bintang laut), sea cucumbers (teripang), brittle stars (bintang ular), dan sea urchins (landak laut)," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengaku meski tutupan terumbu karang di laut Kaimana masih dalam pemulihan. Sebab, banyak terumbu karang yang hancur akibat ledakan bom oleh para nelayan.

"Itu karena aktivitas, ketika sebelum bupati (Kabupaten Kaimana) saat menjabat. Kini, sedang pembenahan," ungkap Gono.

Disampaikannya, Bupati Kabupaten Kaimana tidak ingin wilayahnya menjadi tujuan wisata komersil, melainkan ingin dibuka untuk riset dan green tourism.

"Jangan tourism, tetapi green tourism kata bupati. Kalau ingin merasakan wisata bahari ada di pesisirnya, karena banyak ditemukan penyu yang sedang menetas," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Gono yang ikut dalam Ekspedisi Lengguru mengungkapkan telah menemukan setidaknya 1.400 nomer spesimen, yang mana 50 di antaranya berpotensi merupakan spesies baru.

Namun, potensi penemuan tersebut harus dibuktikan terlebih dahulu dengan menyerahkan kepada para ahli.

"Kalau para ahli tersebut banyak, bisa enam bulan beres. Tapi kalau ahlinya sedikit, paling lama butuh satu tahun untuk konfirmasi penemuan tersebut. Namun, dipastikan 50 spesies merupakan baru dan endemik," jelas Gono.

Credit VIVAnews

Rabu, 26 November 2014

Taman Nasional Komodo

Taman Nasional Komodo berada di antara Pulau Sumbawa dan Pulau Flores di kepulauan Indonesia Timur. Secara administrativ termasuk  dalam Wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional Komodo pada tanggal 6 Maret 1980 dan dinyatakan sebagai Cagar Manusia dan Biosfer pada tahun 1977 sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1991, sebagai Simbol Nasional oleh Presiden RI pada tahun 1992, sebagai Kawasan Perlindungan Laut di tahun 2000 dan juga sebagai salah satu Taman Nasional Model di Indonesia pada tahun 2006.

Taman Nasional Komodo memiliki luas 173.300 ha meliputi wilayah daratan dan lautan dengan lima pulau utama yakni Pulau Komodo, Padar, Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan juga pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan tersebut dinyatakan sebagai taman nasional untuk melindungi komodo yang terancam punah dan habitatnya serta keanekaragaman hayati didalam wilayah tersebut. Taman lautnya dibentuk untuk melindungi biota laut yang sangat beragam yang terdapat disekitar kepulauan tersebut, termasuk yang terkaya di bumi.

Taman Nasional komodo terletak di kawasan  Wallacea Indonesia. Kawasan Wallacea terbentuk dari pertemuan dua benua yang membentuk deretan unik kepulauan bergunung api, dan terdiri atas campuran burung serta hewan dari kedua benua Autralia dan Asia. Terdapat 254 spesies tumbuhan yang berasal dari Asia dan Australia di Taman Nasional Komodo. Selain itu, juga terdapat 58 jenis binatang dan 128 jenis burung. Perpaduan berbagai vegetasi di Taman Nasional Komodo memberikan lingkungan yang baik bagi berbagai jenis binatang dalam kawasan ini.  
Terdapat empat kampung di dalam Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo memiliki satu kampung yakni kampung Komodo; Pulau Rinca memiliki dua kampung yakni Rinca dan Kerora,  dan Pulau Papagarang  memiliki satu kampung yakni kampung Papagaran. Hingga tahun  2010, masyarakat yang tinggal di dalam kawasan berjumlah 4.251 orang dan sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan. Mayoritas masyarakat memeluk agama islam.


Daya tarik utama Taman Nasional Komodo yaitu adanya reptil raksasa purba biawak komodo (Varanus komodoensis), tetapi keaslian dan kekhasan alamnya, khususnya panorama savana dan panorama bawah laut, merupakan daya tarik pendukung yang potensial. Wisata bahari misalnya, memancing, snorkeling, diving, kano, bersampan. Sedangkan di daratan, potensi wisata alam yang bisa dilakukan adalah pengamatan satwa, hiking, dan camping. Mengunjungi Taman Nasional Komodo dan menikmati pemandangan alam yang sangat menawan merupakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.

Beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi :

1. Loh Liang di Pulau Komodo

Dermaga Loh Liang

Arrival hall di Loh Liang
Guest house di Loh Liang

Loh Liang merupakan pintu masuk dan daerah wisata utama di Pulau Komodo. Aktivitas yang dapat dilakukan di Loh Liang antara lain pengamatan satwa komodo, rusa, babi hutan, pengamatan burung, pendakian (Loh Liang - Gunung Ara), penjelajahan (Loh Liang - Loh Sebita), Photo hunting, video shooting, Menyelam dan snorkeling di Pantai Merah (Pink beach).
  

Pantai Merah
 
 
 Hydnophora di perairan Pantai Merah

Montastrea di perairan Pantai Merah

Giant clam di perairan Pantai Merah

Pantai Merah merupakan pantai dangkal yang indah dengan terumbu karang yang menawan. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh turis yang berkunjung adalah snorkeling, diving dan mandi matahari.

Loh Sebita merupakan daerah mangrove dan aktivitas yang cukup menarik untuk dilakukan adalah pengamatan burung serta treking.

Kupu-kupu di Loh Sebita



Anggrek Dendrobium di Loh Sebita


Anggrek Vanda limbata di Loh Sebita
 
Di Loh Liang terdapat fasilitas yang tersedia bagi pengunjung yakni pondok wisata, pusat informasi, cafetaria, dermaga, shelter dan jalan setapak.

2. Loh Buaya di Pulau Rinca
Loh Buaya merupakan pusat kunjungan wisatawan di Pulau Rinca. Pengunjung dapat menyaksikan hutan bakau, padang savana serta satwa liar misalnya komodo, rusa timor, kerbau liar, monyet ekor panjang, kuda liar serta berbagai jenis burung.
Aktifitas yang ditawarkan kepada pengunjung di Loh Buaya antara lain pengamatan satwa liar, penjelajahan (Loh Buaya - Wae Waso, Loh Buaya - Golo Kode), photo hunting, video shooting, pengamatan kalong di Pulau Kalong (depan Kampung Rinca) dan pengamatan batu balok di kampung Rinca.
Fasilitas yang tersedia di Loh Buaya antara lain pondok wisata, cafetaria, shelter dan jalan setapak.

Pintu gerbang Loh Buaya

 
 Front office di Loh Buaya
 
Savanna di Loh Buaya
Di Pulau Kalong, aktivitas yang dapat dilakukan antara lain pengamatan koloni kelelawar dalam jumlah yang cukup besar. Pengamatan paling menarik dilakukan pada saat sore hari dimana kelelawar mulai keluar untuk mencari makan.
Dari puncak bukit yang dikenal dengan Golo Kode, pengunjung dapat menyaksikan panorama dan bentang alam yang cukup fantastik karena keterwakilan berbagai tipe ekosistem dapat disaksikan dari tempat ini.


Panorama dari Golo Kode

3. Pulau Padar
Padar adalah Pulau kecil yang terletak diantara pulau Komodo dan Rinca. Pulau Padar memiliki pantai yang sangat indah dan tempat yang sangat baik untuk menyelam dan snorkling

Pantai merah padar
 
Pantai Padar timur


Panorama Padar selatan

Terdapat 42 dive site di dalam kawasan TN. Komodo yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara untuk menyelam dan snorkeling, yakni :
 


Potensi Flora

Ekosistem TN. Komodo dipengaruhi oleh iklim yang dihasilkan dari musim kemarau panjang, suhu udara tinggi dan curah hujan rendah. Disamping itu TN. Komodo terletak dalam zonasi transisi antara flora dan fauna Asia dan Australia. Ekosistem perairannya dipengaruhi oleh dampak El-Nino/La Nina, yang berakibat memanasnya lapisan air laut di sekitarnya dan sering terjadi arus laut yang kuat. Berikut adalah tipe-tipe vegetasi yang terdapat di Taman Nasional Komodo.

1. Padang Rumput dan Hutan Savana
 

Foto Savana di Loh Buaya Pulau Rinca

Terdapat padang rumput dan hutan savana yang luasnya mencapai kurang lebih 70% dari luas TN. Komodo.Tumbuh berbagai jenis rumput diantaranya ; Setaria adhaerens, Chloris barbata, Heteropogon contortus, Themeda gigantea dan Themeda gradiosa yang diselingi oleh pohon lontar (Borassus flobellifer) yang merupakan tumbuhan khas.

2. Hutan Tropis Musim (dibawah 500 m dpl)

Foto vegetasi hutan tropis musim
Sekitar 25% dari luas kawasan Komodo meruapakan vegetasi hutan tropis musim dengan jenis tumbuhan, antara lain : kesambi (Schleichera oleosa), asem (Tamarindus indica), kepuh (Sterculia foetida), dan beberapa jenis tumbuhan lainnya.

3. Hutan di atas 500 m dpl
pada ketinggian di atas 500 m dpl. Di puncak-puncak bukit, vegetasinya antara lain; Collophyllum spectobile, Colona kostermansiana, Glycosmis pentaphylla, Ficus urupaceae, Mischarpus sundaicus, Podocarpus netrifolia, Teminalia zollingeri, Uvaria ruva, rotan (Callamus sp.), bambu (Bambusa sp.), dan pada tempat yang cukup teduh biasanya ditemukan lumut yang hidup menempel di bebatuan.
 
Potensi Fauna
 
Jenis-jenis fauna yang ada di Taman Nasional Komodo antara lain:
1. Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo adalah kadar terbesar di dunia dengan panjang bisa mencapai 3.08 meter  dan berat lebih dari  198 pounds (90 kilogram).

Komodo di Loh Liang

Komodo hidup di beberapa pulau kecil di bagian tenggara Indonesia. Di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, komodo hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Gilimotang dan Nusa Kode. Komodo tidak ditemukan di tempat lain lagi di atas bumi ini.
Saat ini, terdapat 4.647 ekor komodo di dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Diantaranya 2.065 ekor terdapat di Pulau Komodo, 2.355 ekor di Pulau Rinca, 131 ekor di Pulau Gili Motang dan 95 ekor di Pulau Nusa Kode. Sedangkan di Pulau Padar komodo tidak ditemukan lagi. Komodo dapat ditemukan hampir di semua tempat di Komodo, Rinca, Gili Motang dan Nusa Kode. Mereka dapat ditemukan di hutan hujan, dalam savanna dan di pantai.
  

 
Anakan komodo

Komodo adalah binatang pemakan daging atau karnivora. Komodo yang masih muda memangsa serangga, cicak dan burung sebagai makanannya. Komodo muda ini sampai berumur dua tahun menghabiskan sebagian besar waktu mereka di pohon untuk melindungi diri dari serangan komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti babi hutan. Komodo dewasa  memangsa rusa, babi hutan, kuda, dan kerbau air. Komodo juga memakan bangkai binatang. 


Komodo di Loh Buaya
Komodo menggunakan lidahnya untuk mencium bau dan dapat mencium bau hingga jarak 5 km. air liur komodo mengandung banyak bakteri mematikan. Terdapat lebih dari 60 jenis bakteri yang terdapat di dalam air liur komodo dan paling tidak salah satu diantaranya dapat menyebabkan keracunan pada darah. Mangsa yang digigit dapat mati dalam waktu sehari sampai beberapa minggu akibat keracunan dalam darahnya.
Musim kawin komodo terjadi pada bulan Juli - Agustus. Komodo betina dapat menghasilkan telur lebih dari 30 butir setiap sarang dan akan menetas 5 - 6 bulan kemudian. 

2. Mamalia
 
Foto rusa di Loh Liang, Pulau Komodo

Antara lain, rusa (Cervus timorensis), anjing hutan (Cuon alpinus), babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kuda liar (Equus caballus) dan kerbau liar (Bubalus bubalis), musang (Paradoxurus hermaphroditus), tikus besar Rinca (Ratus ritjanus), dan kalong buah (Cynopterus brachyotis dan Pteropsis sp.)

3. Burung

Burung Pelatuk




Tercatat terdapat 111 jenis burung, antara lain ; burung gosong (Megapodius reinwardt), kakatua jambul kuning (Cacatua sulphurea), perkutut (Geopelia streptriata), tekukur (Streptopelia chinensis), pergam hijau (Ducula aenea), Philemon buceroides, burung raja udang (Halcyon chloris), dan burung kacamata laut (Zosterops chloris).

4. Reptil
 
Ular Viper (Kakabotek) di punggung Komodo
Terdapat 34 jenis Reptil. Disamping reptil Komodo, jenis reptil lainnya, antara lain; ular kobra (Naja naja), ular russel (Viperia russeli), ular pohon hijau (Trimeresurus albolabris), ular sanca (Python sp.), ular laut (Laticauda colubrina), kadal (Scinidae, Dibamidae, dan Varanidae), tokek (Gekko sp.), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
Green Tree Viper di Loh Liang Pulau Komodo  
 
Cryptoblepharus boutonii


Keanekaragaman Hayati Perairan dan Lahan Basah

Potensi Flora  
  
Hutan Mangrove
Terdapat di teluk yang terlindungi dari hempasan gelombang. Jenis vegetasinya, antara lain; Rhizophora sp., Rhizophora mucronata, dan Lumnitzera racemosa merupakan jenis vegetasi yang dominan. Namun secara umum terdapat pula api-api (Avicennia marina), Bruguiera sp., Capparis seplaria, Ceriops tagal, dan Sonneratia alba. Komunitas mangrove di TN. Komodo merupakan penghalang/benteng fisik alami terhadap erosi tanah dan akarnya menjadi tempat pembiakan, berpijah, dan daerah perlindungan bagi ikan, kepiting, udang, dan moluska.
 
Hutan Mangrove
  
  
Thespesia populnea di Loh Liang Pulau Komodo 

Potensi Sumberdaya Perikanan 
Terumbu Karang  
Terumbu karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah di dunia. Berbagai bentuk dan warna karang keras dan karang lunak sangat menarik untuk dilihat. Terdapat lebih dari 1000 jenis ikan, 260 jenis karang dan 70 jenis bunga karang (sponge) dan banyak invertebrata lain yang dapat dijumpai di banyak teCorampat di Taman Nasional Komodo. Acropora spp, Favites sp, Leptoria sp, Fungia sp, Sarcophyton sp dan Xenia sp adalah jenis karang yang umum dijumpai.
Selain itu dapat dijumpai juga berbagai jenis spesies gorgonians, sea fan, sea pens, anemones dengan clown fish, star fishes, christmas tree worms, kima (Tridacna sp), lobster, nudibranchs, dll. Berbagai ikan karang hidup di sini, diantaranya Chaetodon spp, Amychiprion spp, 8 jenis kereapu dan Napoleon (Chelinus undulatus). Selain itu perairan Taman Nasional Komodo merupakan jalur migrasi 5 jenis paus, 10 jenis lumba lumba dan duyung (Dugong Dugon).
 
Berbagai jenis karang dan ikan


Credit  komodo park

Senin, 24 November 2014

Menyusuri Majapahit dengan Panduan Peta National Geographic Indonesia

Kota Metropolitan itu telah sirna. Namun, kita masih bisa melancongi kembali zaman kejayaannya tanpa tersesat oleh mitos dan waktu.

Menyusuri Majapahit dengan Panduan Peta National Geographic Indonesia 

Di pelataran Gapura Wringin Lawang, Hasan Djafar memberikan penjelasan tentang sebaran situs Majapahit di Trowulan dengan menggunakan peraga poster dan peta "Kota Agung yang Sirna" dari National Geographic Indonesia. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
“Memang ada dua teori,” ujar Hasan Djafar, seorang arkeolog, epigraf, dan ahli sejarah kuno Indonesia. “Teori lama, candi adalah makam.” Kemudian dia melanjutkan, “Teori baru, candi adalah monumen untuk mengenang raja.”
Mang Hasan—demikian sapaan akrabnya—meskipun telah berusia 74 tahun, selalu menampakkan semangat yang meluap-luap tatkala memberikan penjelasan.
Siang itu, dia melakukan observasi bersama Gelar Nusantara yang tengah melakukan pelancongan budaya ke Trowulan, Mojokerto. Mereka  berjalan ke sebuah repihan bangunan masa Kerajaan Majapahit. Warga menjulukinya Gapura Wringin Lawang karena pernah ada pohon beringin besar di samping gapura yang disusun oleh batu bata merah itu.
Poster sisi seni Poster sisi seni "Kota Agung yang Sirna", sisipan National Geographic Indonesia edisi September 2012. Lembaran ini menampilkan aspek keruangan dan tata kota Majapahit, hingga rekonstruksi bentuk rumah dari temuan arkeologi. (National Geographic Indonesia)
Di bawah naungan bayang-bayang keteduhan pohon, Mang Hasan memaparkan tentang bentuk gapura pada zaman Majapahit, sekitar abad ke-14 hingga awal abad ke-15.
“Gapura itu bukan candi,” ujar Mang Hasan. “Tetapi ada tempat lain di Trowulan ini yang menyebut gapura dengan sebutan candi.”  Ungkapan candi untuk menyebut gapura ini merupakan salah kaprah, demikian hematnya. “Bahkan hampir seluruh peninggalan berupa struktur bangunan di sini disebut candi. Ini hanyalah kesalahan dalam penyebutan.”
Gapura merupakan bangunan penanda pintu gerbang ke sebuah kawasan kompleks bangunan. Di Majapahit terdapat dua macam gapura. Gapura terbuka seperti Wringin Lawang, tanpa atap, hanya bangunan kembar itu disebut gapura bentar, Mang Hasan berkata. Jenis gapura lain lagi adalah bangunan kembar dengan atap yang disebut gapura paduraksa. “Dulu di kiri kanannya adalah tembok,” ujar Mang Hasan, “sebab gapura merupakan pintu gerbang.”
Poster Poster sisi peta "Tanah Leluhur Para Raja Jawa", sisipan National Geographic Indonesia edisi September 2012. Lembaran ini menampilkan peta geografi dan jaringan kanal Majapahit yang berkait dengan Gunung Penanggungan, dan gambaran kehidupan di tepian kanal metropolitan Majapahit berdasar temuan arkeolog dan catatan semasa. (National Geographic Indonesia)
Kemudian dia berjalan di bawah terik mentari menuju Gapura Wringin Lawang.
“Nah, ini dari petanya Nat Geo,” ujarnya seraya membuka lipatan poster dua sisi Kota Agung yang Sirna dan yang merupakan sisipan National Geographic Indonesia edisi September 2012.
Lembaran itu kerap dibawa Mang Hasan selama observasi ke situs-situs repihan Majapahit pada siang itu. Setelah dibentangkan, Mang Hasan menunjuk sebuah kawasan yang dikelilingi oleh jaringan kanal,“ Paling tidak pusat kotanya di sini." Kemudian alat penunjuknya bergeser ke pinggiran, "Dan di sinilah Gapura Wringin Lawang.”
Hasan Djafar tengah menerangkan ... 
Hasan Djafar tengah menerangkan tentang kondisi Gapura Wringin Lawang kepada peserta Cultural Trip dari Gelar Nusantara. (Mahandis Y. Thamrin/NGI)
Sebuah gapura akan mengantarkan siapa saja ketika memasuki kompleks bangunan. Di lembaran sisi seni, Mang Hasan menunjukkan hasil rekonstruksi rumah zaman Majapahit yang repihannya masih bisa dijumpai di Pusat Informasi Majapahit, Museum Trowulan. “Di kompleks tertentu ada tembok kelilingnya lagi.”
“Halaman di tata seperti ini,” ujarnya sembari menunjuk kembali ilustrasi pelataran rumah zaman Majapahit yang disusun atas batu-batu kali yang dipadukan dengan batu bata. “Ini bukan rekonstruksi, tetapi kita menggali dan menjumpainya sudah dalam keadaan seperti ini.”
Poster National Geographic memerikan sisi seni dan sisi peta. Dalam sisi seni, digambarkan keruangan Metropolitan Majapahit dari aspek bentang alam, kompleks permukiman hingga rumah warganya. Sementara, sisi peta menunjukkan lokasi wilayah kekuasaan Majapahit dan suasana kehidupan di sudut tepian kanal kotanya.
Siang itu Mang Hasan memandu ke beberapa situs penting tinggalan metropolitan kuno yang dibangun dengan teknologi dan tata kelola pengairan modern. Situs ini merupakan satu-satunya kota kuno yang ditemukan di Indonesia. “Inilah Kota Majapahit!”

Credit  National Geographic Indonesia

5 Surga Bawah Laut Indonesia yang Masyhur di Dunia

 
Surga bawah laut Raja Ampat (Getty Images/moodboard)
Dengan habitat terumbu karang warni-warni dan berbagai spesies ikan cantik, Indonesia memiliki beberapa surga bawah laut terbaik di dunia. Keindahan bawah laut Indonesia pun makin masyhur di mata wisawatan mancanegara.

CB - Dirangkum CNN Indonesia, berikut lima surga bawah laut Indonesia yang telah diakui dunia:

1. Raja Ampat

Keindahan bawah laut Raja Ampat tak perlu diragukan lagi. Pencinta wisata bawah laut dari seluruh dunia datang ke Raja Ampat untuk menikmati kerajaan bawah laut yang mengagumkan.

Raja Ampat atau 'Empat Raja' adalah nama yang diberikan untuk pulau-pulau indah di Papua. Empat pulau utama yang dimaksud itu adalah Waigeo, Salawati, Batanta, Misool, yang merupakan penghasil lukisan batu kuno.

Kepulauan Raja Ampat tidak hanya kaya oleh terumbu karang, daerah yang terletak di Provinsi Papua Barat tersebut memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang terbesar di dunia.

Wilayah pulau-pulau di Raja Ampat sangatlah luas, mencakup 4,6 juta hektar tanah dan laut. Di sinilah rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan, serta 700 jenis moluska.

Kekayaan biota ini telah menjadikan Raja Ampat sebagai perpustakaan hidup dari koleksi terumbu karang dan biota laut paling beragam di dunia. Bahkan, menurut laporan The Nature Conservancy dan Conservation International, ada sekitar 75 persen spesies laut dunia tinggal di pulau yang menakjubkan ini.



2. Bunaken
2. Bunaken
Bunaken berada di Teluk Manado dengan luas 8,08 km², terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Bunaken merupakan bagian dari pemerintahan kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Taman laut di sekitar Bunaken merupakan bagian dari Taman Nasional yang juga termasuk laut sekitar pulau Manado Tua yaitu Siladen dan Mantehage.

Menyelam di Perairan Laut Bunaken akan memanjakan mata wisatawan. Ada 13 jenis terumbu karang di taman laut ini yang didominasi oleh bebatuan laut. Pemandangan yang paling menarik adalah terumbu karang terjal vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50 meter.

Terdapat 91 jenis ikan yang ada di Taman Laut Bunaken, di antaranya merupakan ikan kuda gusimi lokal (Hippocampus), koi putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (spilotocepsep hinephelus dan hypselosoma Pseudanthias), nila gasi (Scolopsis bilineatus), dan lain-lain.

Penyelam juga bisa menemukan moluska seperti kima raksasa (Tridacna gigas), ikan kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus (Nautilus pompillius), dan tunikates atau askidian.

3. Taman Nasional Komodo
3. Taman Nasional Komodo
Begitu mendengar nama Taman Nasional Komodo, yang langsung terlintas di pikiran tentu saja sang naga langka, komodo. Namun selain komodo yang mengagumkan dan Pulau Pink nan cantik, Taman Nasional Komodo juga terkenal dengan keindahan bawah lautnya.

Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan. Dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata, para penyelam mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia dengan pemandangan bawah laut yang memukau.

Penyelam bisa menemukan 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove, dan rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan ikan pari.

4. Kepulauan Derawan
4. Kepulauan Derawan
Kehidupan bawah laut di Kepulauan Derawan sungguh luar biasa. Di surga bawah laut ini penyelam dapat bertemu kura-kura raksasa, lumba-lumba, ikan pari, duyung, barakuda, serta ubur-ubur stingless.

Ikan hiu Derawan merupakan salah satu keragaman hayati yang berharga. Dengan kekayaan bawah lautnya, maka tidak mengherankan bila Derawan dikenal sebagai salah satu tujuan wisata menyelam terbaik di dunia.

Berada tak jauh dari daratan Kabupaten Berau di Kalimantan Timur, kepulauan Derawan terdiri dari 31 pulau dan yang paling terkenal di antaranya adalah Pulau Derawan, Maratua, Sangalaki, dan Kakaban. Di sini bersarang kura-kura hijau langka dan juga penyu sisik.

Anda dapat menyaksikan setiap hari penyu bertelur di pasir atau berenang ke laut bersama kura-kura. Seluruh wilayah konservasi laut ini luasnya tidak kurang dari 1,27 juta hektar.
5. Pulau Banda
5. Pulau Banda
Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata, Kepulauan Banda merupakan salah satu tujuan wisata Indonesia yang paling populer bagi para penyelam. Baik penyelam ahli maupun pemula. Semua dapat menyelam dari laguna dangkal di antara Bandaneira dan Gunung Api hingga ke dinding vertikal di Pulau Hatta.

Ketika menjelajahi permukaan bawah laut Kepulauan Banda, penyelam akan disapa hiu, kura-kura besar, ikan napoleon wrasse, ikan kerapu raksasa, tuna, sinar mobula, cepluk redtooth, berbagai spesies ikan paus, lumba-lumba pemintal, dan kerabat dekat lobster besar, hingga ikan karang yang jinak atau ikan endemik lepu Ambon.

Credit CNNINDONESIA