Kamis, 21 Februari 2019

Dewan HAM PBB Khawatirkan Merebaknya Kekerasan pada Muslim di India


Dewan HAM PBB Khawatirkan Merebaknya Kekerasan pada Muslim di India
Kepala Dewan HAM PBB, Michelle Bachelet menyatakan kekhawatiran bahwa serangan Kashmir dapat digunakan untuk menargetkan masyarakat Kashmir dan Muslim di India. Foto/Istimewa

JENEWA - Kepala Dewan HAM PBB, Michelle Bachelet menyatakan kekhawatiran bahwa serangan bom bunuh diri yang terjadi di Kashmir beberapa waktu lalu dapat digunakan untuk menargetkan masyarakat Kashmir dan Muslim di India.

"Saya prihatin dengan laporan dari India bahwa beberapa elemen menggunakan serangan Pulwama sebagai pembenaran untuk ancaman dan potensi aksi kekerasan yang menargetkan masyarakat Kashmir dan Muslim," kata Bachelet, merujuk lokasi serangan bom bunuh diri yang menewaskan 44 polisi paramiliter India.

Terkait dengan serangan bom bunuh diri, Bachelet menyatakan mengecam keras serangan itu dan menuntut pihak berwenang untuk dapat segera menemukan dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.

"Kami mengakui tindakan yang diambil oleh otoritas India untuk mengatasi insiden ini dan kami berharap bahwa pemerintah akan terus mengambil langkah-langkah untuk melindungi orang dari segala bentuk kerusakan yang mungkin diarahkan pada mereka karena etnisitas atau identitas mereka," katanya.

"Kami berharap meningkatnya ketegangan antara dua tetangga (India dan Pakistan) yang memiliki senjata nuklir tidak akan menambah ketidakamanan di kawasan ini," tambahnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (20/2).

Seperti diketahui, India menuding intelijen Pakistan turut memilik andil dalam serangan yang dilancarkan olehJaish-e Mohammad itu. Alasannya,Jaish-e Mohammadsebuah kelompok militan yang berbasis di Pakistan dan menginginkan negara bagian India Jammu dan Kashmir menjadi bagian dari Pakistan.Islamabad sendiri telah membantah terlibat dalam serangan itu dan bahkanPerdana Menteri Pakistan, Imran Khan telah mengatakan, Pakistan siap membantu India menyelidiki serangan paling mematikan di Kashmir dalam beberapa dasawarsa itu. 




Credit sindonews.com