Senin, 26 November 2018

Imigran Frustasi dan Nekat Menerobos, AS Tutup Perbatasan


Imigran Frustasi dan Nekat Menerobos, AS Tutup Perbatasan
Ilustrasi bentrokan imigran di perbatasan Meksiko. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)

Jakarta, CB -- Lembaga Bea Cukai dan Penjaga Perbatasan Amerika Serikat memutuskan menutup seluruh ruas jalan kendaraan dan jalur pejalan kaki untuk pelintas batas, di pos mereka di San Ysidro, San Diego, California, yang berbatasan dengan Meksiko pada Minggu (25/11) waktu setempat.

Penyebabnya adalah ratusan pendatang dari Amerika Tengah mencoba merangsek ke Negeri Abang Sam melalui Kota Tijuana, Meksiko lantaran bosan menunggu kepastian kapan mereka boleh melintas.

Penutupan perbatasan AS dilakukan 3 hari selepas Presiden Donald Trump menebar ancaman akan bertindak keras terhadap para imigran yang nekat menerobos. Padahal, perlintasan di San Ysidro adalah salah satu yang tersibuk.


Sebagaimana dilansir AFP, Senin (26/11), Menteri Dalam Negeri Meksiko Alfonso Navarette menuding sejumlah imigran nekat akan melintas ke Amerika Serikat secara ilegal. Sebab, mereka sudah menunggu sekian lama untuk penerbitan izin yang tak kunjung diterima. Alhasil, Meksiko juga mengerahkan pasukan untuk menjaga ketertiban di perbatasan.


"Kami akan bertindak dan memulangkan mereka," kata Navarette.

Sekitar 500 imigran dari negara Amerika Tengah sempat berunjuk rasa sebelum nekat melintasi perbatasan dari Meksiko ke AS. Mereka sempat berhasil menerobos pagar perbatasan di Meksiko, tetapi kemudian dipaksa mundur karena penjaga perbatasan AS menembakkan gas air mata.

Wali Kota Tijuana, Juan Manuel Gastélum hanya berharap gejolak di perbatasan kedua negara segera berakhir. Sebab, sejumlah penduduk di kotanya bakal kesulitan jika penutupan perbatasan menjadi berkepanjangan. Sebab, sebagian dari mereka kerap bolak-balik ke AS untuk berbisnis hingga menempuh pendidikan.


Maraknya gelombang pendatang dari Amerika Selatan dan Tengah ke AS disebabkan oleh kekerasan dan krisis ekonomi serta kemiskinan yang membelit mereka. Ketimbang membantu, hal itu malah membuat Presiden Trump bersikap keras dengan mengetatkan penjagaan perbatasan dengan mengirim pasukan dan memasang halang rintang berupa kawat berduri.

Kebijakan 'America First' yang selalu didengungkan Trump membuat pemerintahannya dan imigrasinya tidak ramah terhadap pendatang. Beberapa waktu lalu dia juga melarang sejumlah warga dari negara tertentu bercorak Islam datang ke AS. Sebagian penduduknya menentang cara berpikir Trump yang dianggap egois dan tidak menunjukkan kasih sayang kepada sesama menusia.





Credit  cnnindonesia.com