CB, Paris – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam aksi unjuk rasa di ibu kota Paris, Prancis, pada Sabtu, 24 November 2018, yang berlangsung ricuh.
Unjuk rasa ini digelar sekitar 5000 orang untuk memprotes kebijakan kenaikan pajak bahan bakar minyak, yang membuat harga solar dan bensin naik.
“Terima kasih kepada semua petugas keamanan untuk keberanian dan sikap profesionalismenya. Sikap memalukan ditunjukkan kepada orang-orang yang dengan suka rela menyerang warga negara lain dan wartawan. Sikap memalukan ditunjukkan orang-orang yang mencoba mengintimidasi para pejabat yang dipilih secara demokratis,” kata Macron lewat cuitan di akun Twitter pada Sabtu, 24 November 2018 waktu setempat. “Tidak ada tempat untuk kekerasan di Republik ini.”
Para pengunjuk rasa menyalakan api dan membakar barikade. Ini membuat polisi membubarkan massa menggunakan gas air mata dan kanon air. 130 orang telah ditangkap pada Sabtu. 42 orang ditahan di Paris.
Seorang panitia menyebut aksi ini sebagai ‘perang sipil’. “Tujuan dari aksi ini adalah menyatukan semua orang di Paris. Saya merasa kecewa karena tujuannya tidak seperti ini,” kata Thierry Paul Valette seperti dilansir CNN.
Valette menyalahkan kerusuhan yang terjadi kepada sekelompok kecil orang dari gerakan kiri dan kanan ekstrim.
Demonstran yang mengenakan rompi kuning membakar ban bekas saat memprotes atas kenaikan harga bahan bakar minyak dengan memblokir akses ke depot bahan bakar di Fos-sur-Mer, Prancis, 19 November 2018. Dikabarkan bahwan unjuk rasa tersebut berlangsung di 2000 titik dari ibu kota Paris hingga kota-kota lain. REUTERS/Jean-Paul Pelissier
Seperti dilansir Reuters, Pemerintah Prancis bakal bertemu dengan para pedagang ritel, dan perusahaan asuransi untuk mengetahui dampak dari protes nasional terhadap kenaikan biaya bahan bakar minyak.
“Besok saya bersama perwakilan dari kementerian Ekonomi akan bertemu dengan para pedagang ritel, para pengrajin, kamar dagang, dan serikat pegawai terbesar Medef untuk mengetahui situasi ekonomi, dampak pada penjualan dan ekonomi kita dan konsekuensi yang harus kita ketahui,” kata Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, seperti dilansir Reuters, Ahad, 25 November 2018 waktu setempat.
Sejumlah pengunjuk rasa bentrok dengan petugas saat berdemonstrasi menolak kebijakan pajak bbm, yang diluncurkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada akhir 2017. Para pengunjuk rasa, yang mengenakan jaket garis kuning menyala, memblokade jalan raya di seluruh Prancis sejak 17 November 2018.
Mereka
juga membakar barikade dan mengerahkan konvoi truk yang bergerak lamban
di jalan-jalan. Konvoi ini memblokade akses ke sejumlah pusat
perbelanjaan dan pabrik-pabrik di Prancis.
Unjuk rasa ini digelar sekitar 5000 orang untuk memprotes kebijakan kenaikan pajak bahan bakar minyak, yang membuat harga solar dan bensin naik.
“Terima kasih kepada semua petugas keamanan untuk keberanian dan sikap profesionalismenya. Sikap memalukan ditunjukkan kepada orang-orang yang dengan suka rela menyerang warga negara lain dan wartawan. Sikap memalukan ditunjukkan orang-orang yang mencoba mengintimidasi para pejabat yang dipilih secara demokratis,” kata Macron lewat cuitan di akun Twitter pada Sabtu, 24 November 2018 waktu setempat. “Tidak ada tempat untuk kekerasan di Republik ini.”
Para pengunjuk rasa menyalakan api dan membakar barikade. Ini membuat polisi membubarkan massa menggunakan gas air mata dan kanon air. 130 orang telah ditangkap pada Sabtu. 42 orang ditahan di Paris.
Seorang panitia menyebut aksi ini sebagai ‘perang sipil’. “Tujuan dari aksi ini adalah menyatukan semua orang di Paris. Saya merasa kecewa karena tujuannya tidak seperti ini,” kata Thierry Paul Valette seperti dilansir CNN.
Demonstran yang mengenakan rompi kuning membakar ban bekas saat memprotes atas kenaikan harga bahan bakar minyak dengan memblokir akses ke depot bahan bakar di Fos-sur-Mer, Prancis, 19 November 2018. Dikabarkan bahwan unjuk rasa tersebut berlangsung di 2000 titik dari ibu kota Paris hingga kota-kota lain. REUTERS/Jean-Paul Pelissier
Seperti dilansir Reuters, Pemerintah Prancis bakal bertemu dengan para pedagang ritel, dan perusahaan asuransi untuk mengetahui dampak dari protes nasional terhadap kenaikan biaya bahan bakar minyak.
“Besok saya bersama perwakilan dari kementerian Ekonomi akan bertemu dengan para pedagang ritel, para pengrajin, kamar dagang, dan serikat pegawai terbesar Medef untuk mengetahui situasi ekonomi, dampak pada penjualan dan ekonomi kita dan konsekuensi yang harus kita ketahui,” kata Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire, seperti dilansir Reuters, Ahad, 25 November 2018 waktu setempat.
Sejumlah pengunjuk rasa bentrok dengan petugas saat berdemonstrasi menolak kebijakan pajak bbm, yang diluncurkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada akhir 2017. Para pengunjuk rasa, yang mengenakan jaket garis kuning menyala, memblokade jalan raya di seluruh Prancis sejak 17 November 2018.
Credit tempo.co