CB, Jakarta - Cina akan menentang penjualan senjata oleh Amerika Serikat ke Taiwan. Pernyataan itu disampaikan Beijing setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menyetujui izin marketing
yang dibutuhkan manufaktur-manufaktur Amerika untuk menjual teknologi
ke Taiwan sehingga memungkinkan Taiwan membangun kapal-kapal selam.
“Militer Cina memiliki kemampuan dan kebulatan tekad untuk mengalahkan seluruh upaya yang ingin memecah-belah negara kami. Kami akan mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan agar secara tegas bisa mempertahankan kedaulatan nasional,” kata Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Wu Qian, Selasa, 10 April 2018.
Pengunjuk rasa memprotes pertemuan antara Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Taipei, Taiwan, 7 November 2015. Pertemuan bersejarah antara Presiden Ma Ying-jeou dan Presiden Xi Jinping berlangsung di Singapura. REUTERS/Pichi Chuang
Dikutip dari Reuters
pada Selasa, 10 April 2018, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan
telah mengkonfirmasikan bahwa Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat
sudah setuju memberikan izin yang diperlukan untuk menjual teknologi ke
Taiwan supaya wilayah otonomi Cina itu bisa membangun sendiri kapal
selamnya.
Kementerian Pertahanan Cina menuntut Amerika Serikat agar menghentikan segala bentuk hubungan antara Amerika Serikat dengan Taiwan, termasuk segala bentuk penjualan senjata ke Taiwan. Atas permintaan Beijing tersebut, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menolak berkomentar.
Taiwan adalah salah satu masalah paling sensitif bagi Cina. Pulau itu di klaim oleh Beijing sebagai teritorial suci milik Cina. Beijing tak pernah meninggalkan kekuatan militernya untuk membuat Taiwan berada dalam kendalinya. Sikap ini disebut Beijing sebagai cara untuk membuat sebuah provinsi patuh.
“Militer Cina memiliki kemampuan dan kebulatan tekad untuk mengalahkan seluruh upaya yang ingin memecah-belah negara kami. Kami akan mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan agar secara tegas bisa mempertahankan kedaulatan nasional,” kata Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Wu Qian, Selasa, 10 April 2018.
Pengunjuk rasa memprotes pertemuan antara Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Taipei, Taiwan, 7 November 2015. Pertemuan bersejarah antara Presiden Ma Ying-jeou dan Presiden Xi Jinping berlangsung di Singapura. REUTERS/Pichi Chuang
Kementerian Pertahanan Cina menuntut Amerika Serikat agar menghentikan segala bentuk hubungan antara Amerika Serikat dengan Taiwan, termasuk segala bentuk penjualan senjata ke Taiwan. Atas permintaan Beijing tersebut, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menolak berkomentar.
Taiwan adalah salah satu masalah paling sensitif bagi Cina. Pulau itu di klaim oleh Beijing sebagai teritorial suci milik Cina. Beijing tak pernah meninggalkan kekuatan militernya untuk membuat Taiwan berada dalam kendalinya. Sikap ini disebut Beijing sebagai cara untuk membuat sebuah provinsi patuh.
Credit tempo.co