Selasa, 09 Mei 2017

Temukan Memorabilia Nazi, Jerman Geledah Barak Militer


Temukan Memorabilia Nazi, Jerman Geledah Barak Militer 
Menhan Ursula Von der Leyen mengatakan, ekstremisme sayap kanan harus dibasmi dari badan militer Jerman. (REUTERS/Hannibal Hanschke)


Jakarta, CB -- Kepala angkatan bersenjata Jerman meminta pemeriksaan semua barak tentara menyusul penemuan memorabilia militer era Nazi di sebuah asrama militer oleh tim penyidik, menguatkan skandal ekstremisme sayap kanan di kalangan tentara negara itu.

Memorabilia ditemukan di barak Donaueschingen, barat daya Jerman, dalam sebuah investigasi menyusul penemuan serupa di garnisun seorang perwira militer yang dicurigai merencanakan serangan rasial.

Sejak itu, Inspektur Jenderal Volker Wieker memerintahkan penyelidikan yang lebih luas di seluruh barak militer.


"Inspektur Jenderal telah menginstruksikan seluruh properti untuk diperiksa, guna meninjau apakah peraturan untuk meninggalkan warisan Wehrmacht dan Sosialisme Nasional benar-benar dipatuhi," tutur juru bicara Kementerian Pertahanan, Senin (8/5).

Laporan awal memaparkan, inspeksi di seluruh barak militer dijadwalkan mulai berlangsung pada Selasa besok dan berakhir 16 mei mendatang.

Menhan Ursula Von der Leyen mengatakan, ekstremisme sayap kanan harus dibasmi dari badan militer Jerman.

"Kami sedang melatih orang-orang dengan senjata. Ada standar yang lebih tinggi lagi bagi kami. Tindakan seperti ini tidak bisa ditawar lagi," katanya.


Berdasarkan konstitusi Jerman, menyimpan apalagi menunjukan barang-barang Nazi di tempat publik seperti lambang swastika bisa dikenai hukuman.

Pada pekan lalu, Von der Leyen juga mengatakan, tidak akan mentolelir pemujaan Wehrmacht--pasukan bersenjata Nazi yang dibentuk oleh Adolf Hitler--di kalangan militer Jerman saat ini, Bundeswehr.

Meskipun begitu, Von der Leyen, mendapat kririkan dari kalangan militer setelah menyebut penangkapan tentara yang diduga merencanakan serangan rasis sebagai tanda "lemahnya kepemimpinan" pasukan bersenjata negaranya, seperti dilansir The Independent.




Credit  CNN Indonesia