WASHINGTON
- FBI terungkap telah membayar orang USD900.000 atau sekitar Rp12
miliar untuk membajak iPhone milik tersangka teroris yang melakukan
serangan di San Bernardino tahun 2015. Nominal uang yang dikeluarkan FBI
itu diungkap Senator Amerika Serikat (AS) Dianne Feinstein.
Pada Desember 2015, tersangka teroris Syed Rizwan Farook dan istrinya melakukan penembakan massal yang menewaskan 14 orang. Pasangan itu kemudian melarikan diri dan tewas dalam baku tembak dengan polisi. iPhone Farook ditemukan di lokasi baku tembak dan FBI berkepentingan membukanya setelah ISIS mengklaim tersangka adalah anggotanya.
Namun, FBI tak mampu membuka iPhone tersebut setelah produsennya, Apple, menolak permintaan pengadilan untuk membantu FBI memberikan kata kunci untuk membukanya. Apple berpegang teguh untuk melindungi privasi pelanggannya.
Direktur FBI James Comey pada tahun lalu sejatinya telah mengisyaratkan soal langkah FBI yang membayar pihak ketiga untuk membajak ponsel pintar tersangka teroris tersebut. Tapi, Comey bungkam soal nominalnya.
”Saya sangat terpukul saat (serangan) San Bernardino terjadi dan Anda membuat tawaran untuk mengizinkan perangkat itu dibuka, dan kemudian FBI harus mengeluarkan USD900.000 untuk membukanya,” kata Senator Feinstein saat sidang Komite Senat hari Minggu.
“Dan setelah saya mengetahui beberapa alasannya, ada alasan bagus untuk masuk ke perangkat itu,” lanjut senator itu, yang dikutip AP, Senin (8/5/2017).
Sebuah foto yang diterbitkan untuk Senator Feinstein juga menunjukkan bahwa FBI membayar USD900.000 untuk memecahkan kata kunci iPhone milik tersangka teroris di San Bernardino.
Pemerintah Federal AS membayar uang itu untuk jalan pintas dalam perseteruannya dengan Apple Inc, yang menolak perintah hakim agung agar membantu Departemen Kehakiman membuka ponsel Syed Rizwan Farook.
FBI melalui seorang juru bicara tetap menolak berkomentar atas bocoran informasi dari senator Feinstein. FBI menganggap jumlah nominal uang itu sebagai informasi rahasia. FBI juga melindungi identitas vendor yang dibayar untuk membajak iPhone Farook.
Laporan awal menyebutkan perusahaan Israel, Cellebrite, disebut sebagai pihak ketiga yang membantu FBI untuk membajak iPhone Farook. Tapi, Washington Post melaporkan bahwa FBI telah membayar "hacker profesional" bukan Cellbrite.
Pada Desember 2015, tersangka teroris Syed Rizwan Farook dan istrinya melakukan penembakan massal yang menewaskan 14 orang. Pasangan itu kemudian melarikan diri dan tewas dalam baku tembak dengan polisi. iPhone Farook ditemukan di lokasi baku tembak dan FBI berkepentingan membukanya setelah ISIS mengklaim tersangka adalah anggotanya.
Namun, FBI tak mampu membuka iPhone tersebut setelah produsennya, Apple, menolak permintaan pengadilan untuk membantu FBI memberikan kata kunci untuk membukanya. Apple berpegang teguh untuk melindungi privasi pelanggannya.
Direktur FBI James Comey pada tahun lalu sejatinya telah mengisyaratkan soal langkah FBI yang membayar pihak ketiga untuk membajak ponsel pintar tersangka teroris tersebut. Tapi, Comey bungkam soal nominalnya.
”Saya sangat terpukul saat (serangan) San Bernardino terjadi dan Anda membuat tawaran untuk mengizinkan perangkat itu dibuka, dan kemudian FBI harus mengeluarkan USD900.000 untuk membukanya,” kata Senator Feinstein saat sidang Komite Senat hari Minggu.
“Dan setelah saya mengetahui beberapa alasannya, ada alasan bagus untuk masuk ke perangkat itu,” lanjut senator itu, yang dikutip AP, Senin (8/5/2017).
Sebuah foto yang diterbitkan untuk Senator Feinstein juga menunjukkan bahwa FBI membayar USD900.000 untuk memecahkan kata kunci iPhone milik tersangka teroris di San Bernardino.
Pemerintah Federal AS membayar uang itu untuk jalan pintas dalam perseteruannya dengan Apple Inc, yang menolak perintah hakim agung agar membantu Departemen Kehakiman membuka ponsel Syed Rizwan Farook.
FBI melalui seorang juru bicara tetap menolak berkomentar atas bocoran informasi dari senator Feinstein. FBI menganggap jumlah nominal uang itu sebagai informasi rahasia. FBI juga melindungi identitas vendor yang dibayar untuk membajak iPhone Farook.
Laporan awal menyebutkan perusahaan Israel, Cellebrite, disebut sebagai pihak ketiga yang membantu FBI untuk membajak iPhone Farook. Tapi, Washington Post melaporkan bahwa FBI telah membayar "hacker profesional" bukan Cellbrite.
Credit sindonews.com